Home Blog Page 136

Polemik Stafsus ‘Milenial’ Jokowi hingga Tantangan Debat Terbuka

Dalam kurun waktu seminggu terakhir ini dari 15-21 April 2020, staf khusus (stafsus) milenial Presiden Joko Widodo sedang hangat diperbincangkan di portal media berita daring dan media sosial Twitter, khususnya tindakan dua Stafsus Jokowi yaitu Andi Taufan Garuda Putra yang menggunakan surat berkop Sekretariat Kabinet yang ditujukan kepada para camat terkait permintaan dukungan kepada perusahaan PT Amartha Mikro Fintek yang dipimpinnya, serta  proyek kerjasama dalam program Kartu Prakerja yang melibatkan Ruangguru, perusahaan milik Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Belva Devara.

Polemik inipun memicu reaksi dari berbagai kalangan, baik politisi maupun masyarakat pada umumnya. Salah satu yang juga banyak disorot oleh media yaitu tantangan Ekonom muda INDEF Bhima Yudhistira kepada Adamas Belva Syah Devara untuk melakukan debat terbuka. Netray, menelusuri pemberitaan terkait insiden yang melibatkan stafsus milenial Jokowi serta ajakan debat terbuka ini di portal media berita daring. Seperti apakah tanggapan tokoh-tokoh masyarakat mengenai polemik ini dan tantangan debat tersebut? Berikut pantauan Netray selengkapnya.

Polemik Stafsus Jokowi

Berdasarkan pantauan Netray, dalam kurun waktu 15-21 April 2020 terdapat 496 artikel terkait polemik Staf Khusus Presiden Joko Widodo  dari 70 portal media berita daring. Sebanyak 331 artikel didominasi berita dengan sentimen positif selama kurun waktu pemantauan terkait topik tersebut.

Mayoritas artikel yang dipublikasikan menyoroti ranah Pemerintahan sebanyak 72,38% dari keseluruhan pemberitaan, dan ranah Ekonomi sebanyak 20,36%. Frekuensi pemberitaan cenderung landai sejak 15 hingga 20 April 2020, tetapi melonjak secara signifikan sebanyak kurang lebih 4 kali lipat pada tanggal 21 April 2020.

Sentiment Trend News
Peak Time News

Seperti yang diketahui, Presiden Jokowi memiliki 7 Staf Khusus Milenial dan 4 diantaranya pernah melakukan kesalahan dan telah meminta maaf. Keempat stafsus milenial tersebut yaitu Andi Garuda, Billy Membrasar, Angkie Yudistia, dan Belva Devara. Belakangan, publik dihebohkan dengan tindakan Stafsus Jokowi, Andi Taufan Garuda Putra yang menggunakan surat berkop Sekretariat Kabinet yang ditujukan kepada para camat terkait permintaan dukungan kepada perusahaan PT Amartha Mikro Fintek yang dipimpinnya. Dalam surat tersebut, Andi memperkenalkan dirinya kepada semua camat di Indonesia selaku Staf Khusus Presiden. Surat tersebut dikecam oleh sebagian warganet sebab menurut mereka tindakan itu melibatkan perusahaan pribadi dan tidak pantas. Andi Garuda diketahui telah menarik dan meminta maaf terkait hal tersebut.

Alan Christian Singkali, Direktur Pendidikan Institute for Action Against Corruption (IAAC), mengapresiasi permohonan maaf Andi Taufan. Namun, ia menyatakan meskipun Andi Taufan mengaku tidak berniat menggunakan APBN/APBD, pengumpulan dana publik (donasi) dengan instruksi kepada camat dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hukum tindak pidana korupsi (Tipikor). Ia pun menilai ada konflik kepentingan dan penyalahgunaan wewenang (abuse of power) dalam surat itu. Maka dari itu proses evaluasi harus tetap berjalan sesuai mekanisme yang berlaku bagi pejabat publik.

Oleh sebab itu, Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Stafsus Jokowi) disarankan melepas jabatan pribadi di perusahaan-perusahaan yang dipimpin mereka. Alasannya, jabatan ini rentan konflik kepentingan dengan status mereka sebagai stafsus. Kemudian, naiknya insiden tersebut pun memicu desakan dari warganet agar Stafsus Andi mundur dari jabatannya. Tak hanya warganet, Peneliti ICW, Egi Primayogha meminta Presiden Jokowi untuk memecat stafsus yang telah melakukan penyimpangan atau menggunakan jabatannya sebagai untuk kepentingan pribadi dan kelompok yang bersangkutan. 

Tokoh masyarakat seperti Lestantya R. Baskoro, wartawan senior, dosen Etika dan Investigasi Reporting Jurusan Jurnalistik Fakultas Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo, Jakarta berpendapat bahwa publik bisa menduga Andi sengaja menggunakan surat berkop Sekretariat Kabinet justru karena ia paham surat dengan simbol Burung Garuda – lambang negara- ini efektif “menekan” para birokrat di bawah. Yang ia luput sadari – justru sebagai generasi milenial yang melek digital – surat tak lazim semacam itu pasti segera viral ke mana-mana. Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie juga berpendapat kasus ini ada indikasi korupsi juga dengan mencari keuntungan di balik wabah virus corona.

Terkait proyek kerjasama dalam program Kartu Prakerja yang melibatkan Ruangguru, perusahaan milik Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Belva Devara, Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno mengaku prihatin sebab ia menilai saat ini masyarakat butuh kepercayaan terhadap pemerintah dalam penanganan wabah virus Covid-19. Oleh karena itu, Sandiaga berpesan kepada stafsus milenial untuk menyampaikan informasi secara transparan sehingga tak ada kecurigaan terkait konflik kepentingan dalam program pemerintah.

Tantangan Debat Terbuka

Tantangan Debat Terbuka

Nama Ekonom Muda INDEF Bhima Yudhistira mencuat serta mulai banyak disebutkan di media berita daring sejak tanggal 19 April 2020, dan memuncak pada tanggal 21 April 2020. Ada 126 artikel yang secara khusus menyebutkan tokoh Ekonom Muda INDEF Bhima Yudhistira dari total keseluruhan 496 artikel yang membahas mengenai polemik stafsus milenial ini.

Mencuatnya nama Ekonom Bhima Yudhistira dipicu oleh tantangan debat terbuka kepada Stafsus Milenial Presiden Belva Devara yang diajukannya melalui unggahan Instagram miliknya pada Minggu, 19 April 2020. Debat terbuka ini sengaja diajukan oleh Bhima guna membahas Kartu Prakerja dan beberapa permasalahan vital Indonesia lainnya, dengan tujuan untuk memahami gagasan milenial dalam berkontribusi untuk perekonomian negara. Bhima mengkritik konflik kepentingan di tubuh para asisten langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu. Padahal, menurutnya publik telah memiliki ekspektasi dan harapan yang sangat tinggi terhadap mereka. Namun, adanya konflik kepentingan yang mereka lakukan merusak ekspektasi itu.

Terkait ajakan debat terbukanya ini, Bhima mengaku sudah berupaya melakukan komunikasi dengan CEO Ruangguru Adamas Belva. Namun hingga pemberitaan tersebut diturunkan belum ada jawaban dari yang bersangkutan. Bhima menegaskan, ajakan debat terbuka ini merupakan inisiatif pribadinya sebagai seorang ekonom tanpa membawa lembaga yang selama ini menaunginya, INDEF.

Pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta (Unas), Saiful Anam mengaku mendukung debat tersebut, sebab itu merupakan kesempatan bagi stafsus milenial untuk menunjukkan kepantasan sebagai stafsus presiden dan publik pun paham kemampuan stafsus milenial dalam memecahkan masalah. Menurutnya, jika Belva Devara tidak menanggapi undangan dari Bhima Yudhistira tersebut, maka publik akan memberi penilaian buruk pada kualitas CEO Ruangguru itu dan para Staf Khusus Milenial Jokowi yang lain. Sementara jika tantangan diterima, maka publik bisa mendapat tontonan menarik dan berkualitas dari kalangan milenial.

Ahli filsafat, Rocky Gerung juga mendukung langkah Bhima Yudhistira mengajak debat Adamas Belva Syah Devara lantaran penunjukan Ruang Guru sebagai aplikator Program Kartu Prakerja seperti telah membuka tabir adanya dugaan penyalahgunaan wewenang dan conflict of interest di lingkaran Presiden Joko Widodo. Menurutnya, bukan hanya Belva Devara yang harus diajak debat, melainkan semua lingkaran pemerintah, sebab dia menduga kasus Belva seperti sebaran virus corona yang tidak terlihat tapi berbahaya.

Mundurnya Belva Devara

Pada tanggal 21 April 2020, pemberitaan mengenai kasus konflik kepentingan dan abuse of power yang dilakukan oleh stafsus milenial Jokowi memuncak ketika CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara mengumumkan pengunduran diri dari posisinya sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo. Dia mengaku keputusannya ini karena tidak mau membuat polemik berkepanjangan terkait program Kartu Prakerja dan Ruangguru. Keputusan ini pun sudah disetujui oleh Kepala Negara.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan Jokowi memahami alasan pengunduran diri yang disampaikan Belva. Sejak awal, Jokowi ingin anak muda berkontribusi untuk kemajuan Indonesia  dengan gagasan-gagasan inovatif, kreatif sekaligus memberikan ruang belajar bagi anak-anak muda terkait tata kelola pemerintahan.

Mundurnya Belva Devara sebagai Stafsus Presiden mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Langkah CEO Ruangguru itu dinilai memberikan tradisi politik dan contoh akhlak yang baik. Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengungkapkan langkah Belva tersebut patut diapresiasi sebab menjadi spektrum dan energi baru dalam politik Indonesia, bagaimana anak muda memberikan contoh akhlak yang baik, mundur demi kebaikan yang lebih baik lagi, serta memiliki rasa malu. Dia pun menantang para politisi senior untuk belajar dan merenung dari sikap yang dilakukan Belva untuk mundur secara terhormat jika sudah dianggap tidak mampu, menjadi beban dan seterusnya.

Pengamat Komunikasi Politik Ari Junaedi juga mengungkapkan bahwa pilihan Belva mundur dari Stafsus Jokowi sudah sangat tepat. Mundurnya Belva ikut menyelamatkan citra Jokowi dari tudingan tidak sedap, yakni memanfaatkan posisi kekuasaan untuk kepentingan pribadi.

Perbincangan di Media Sosial

Polemik stafsus milenial Jokowi dan tantangan debat terbuka yang diajukan oleh Bhima Yudhistira pun tak luput dari berbagai komentar warganet di Twitter. Kasus ini mulai banyak mendapat sorotan di Twitter mulai tanggal 20 April 2020 dan melonjak pada tanggal 21 April 2020. Sentimen cuitan pada kurun waktu 15-21 April 2020 didominasi sentimen netral. Namun, jumlah sentimen negatifnya lebih tinggi dari sentimen positifnya. Dapat dilihat pada grafik di bawah, dari 4.013 tweets, 1.088 diantaranya bersentimen negatif, dan 690 bersentimen positif.

Sentiment Trend Twitter
Peak Time Twitter

Pada tanggal 20 April 2020, kosa kata seperti ‘milenial’, ‘stafsus’, dan ‘debat’,menjadi Top Words di channel Twitter. Kemudian, pada tanggal 21 April 2020, kosa kata yang menjadi Top Words di channel Twitter yaitu ‘belva’, ‘devara’, ‘stafsus’, dan ‘mengundurkan’.

Top Words Twitter – 20 April 2020
Top Words Twitter – 21 April 2020

Jumlah cuitan pada tanggal 20 April 2020 naik menyusul pemberitaan di portal media berita daring tentang ajakan debat terbuka Ekonom Muda INDEF Bhima Yudhistira kepada Stafsus Jokowi Belva Devara. Mayoritas warganet mengecam tindakan stafsus milenial tersebut dan mendukung Bhima Yudhistira yang menantang debat terbuka. Ada pula yang mendesak agar Andi Taufan dan Belva Devara mengundurkan diri saja dari jabatannya sebagai stafsus Presiden.

Namun, ada juga beberapa warganet yang memberikan dukungan kepada Belva Devara untuk menjawab tantangan debat tersebut untuk membuktikan integritasnya sebagai Stafsus Presiden Joko Widodo.

Tanggapan Warganet Perihal Pengunduran Diri Belva Devara

Seperti yang telah diberitakan oleh berbagai portal media berita daring, pada tanggal 21 April 2020, Belva Devara mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo. Pada hari yang sama, frekuensi cuitan mengenai topik ini pun melesat hingga hampir 3 kali lipat dari hari sebelumnya. Gambar di bawah ini merupakan surat terbuka pengunduran diri Belva Devara yang diunggah ulang oleh @ravioputra di akun Twitter-nya, dan menjadi salah satu Popular Media yang terpantau oleh Netray. Gambar ini mendapatkan 18,063 favourites dan di-retweeted sebanyak 8.113 kali oleh warganet. Lantas, bagaimanakah tanggapan warganet Twitter mengenai mundurnya Belva Devara?

Berdasarkan hasil pantauan Netray, cuitan warganet terkait topik ini pada 21 April 2020 secara keseluruhan jumlah sentimen negatifnya lebih banyak dibandingkan positif. 

Akan tetapi, jika dilihat dari Social Network Analysis report, akun Twitter Belva Devara @AdamasBelva yang menjadi Top Mentioned User masih banyak menerima mentioned didominasi sentimen netral pada tanggal tersebut.


Hal itu disebabkan, masih banyak warganet yang mengapresiasi pengunduran diri Belva Devara seperti yang dicuitkan oleh akun Twitter @raviopatra, yang menjadi Top Retweeted User terkait topik ini.

Demikian pantauan Netray terkait polemik Staf Khusus Presiden Joko Widodo dari portal media berita daring maupun media sosial Twitter. Mundurnya Adamas Belva Syah Devara sebagai staf khusus (stafsus) ‘milenial’ Presiden Joko Widodo (Jokowi), memang membuat banyak pihak melontarkan komentar pro dan kontra. Beberapa tokoh masyarakat berpendapat pengunduran diri CEO Ruangguru itu sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo belum tentu menghilangkan polemik di tengah masyarakat terkait dengan respons terhadap pemilihan Ruangguru yang ditunjuk sebagai mitra pelaksana Kartu Prakerja.

Akan tetapi, langkah yang diputuskan Belva Devara untuk memilih hengkang dari posisinya sebagai Stafsus Presiden dan fokus menjalankan bisnisnya juga banyak menerima apresiasi dari banyak pihak sebab memberikan contoh bahwa sebagai sosok milenial, sangat penting untuk menjaga integritas dan menghindari konflik kepentingan yang bisa saja muncul saat masuk dalam lingkup pemerintahan.

Pantauan Netray: Review Kartu Prakerja di Media Sosial Twitter

Pandemi Covid-19 telah membawa dampak besar di berbagai sektor kehidupan. Salah satu sektor yang terdampak langsung adalah ekonomi. Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan terpaksa dirumahkan karena sejumlah perusahaan sudah tidak mampu lagi menanggung beban finansial yang terus mencekik. Para pekerja di bidang pariwisata menjadi yang paling terpuruk nasibnya hingga sejauh ini. Ribuan karyawan di-PHK menghiasi media pemberitaan selama bulan April ini. Pemerintah kemudian mencoba menenangkan para buruh dan karyawan yang terdampak dengan menawarkan program Kartu Prakerja. Sejak peluncurannya pada Maret lalu, program Kartu Prakerja terus diperbincangkan warganet. Ada yang merasa mendapat angin segar namun ada pula yang menyoroti ketidakefektifan program tersebut di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

Netray melakukan pantauan pembahasan topik Kartu Prakerja di media sosial Twitter selama kurun waktu 1-20 April 2020. Dari pantauan ini, dapat diketahui bagaimana masyarakat membahas topik tersebut di Twitter. Apakah Kartu Prakerja merupakan solusi yang tepat atau justru kurang efektif di tengah kondisi pandemi saat ini? Berikut pantauan Netray selengkapnya.

Infografik Pembahasan Topik Kartu Prakerja di Twitter

Selama bulan April, topik Kartu Prakerja diperbincangkan sebanyak 42,5 ribu kali oleh 19 ribu akun di Twitter. Topik ini memperoleh impresi sebanyak 1,4 juta dengan potensi jangkauan hingga 172,7 juta akun.

Dari total 42,5 ribu cuitan yang membahas topik Kartu Prakerja, 17,6 ribu di antaranya memuat sentimen negatif. Bahkan, sentimen negatif terlihat mengungguli sentimen positif selama periode 1-20 April 2020. Puncaknya terjadi pada 14-15 April 2020 dengan total 3-3,5 ribu sentimen negatif dari total 8 ribu cuitan terkait topik ini. Apa yang menjadi bahasan warganet sehingga topik ini ramai diperbincangkan pada 14 April dan banjir sentimen negatif? Berikut selengkapnya.

Puncak Pembahasan Topik 14 April; Kartu Prakerja, Belva dan Ruangguru

Topik Kartu Prakerja ramai diperbincangkan pada sore hingga malam hari, kurang lebih sejak pukul 16:00 WIB. Puncaknya terjadi pada pukul 18:00 WIB. Sentimen netral-negatif mengikuti pembahasan topik Kartu Prakerja pada periode tersebut. Berikut kumpulan kosakata yang paling banyak dicuitkan warganet pada 14 April 2020.

Dari kumpulan kosakata tersebut terlihat bahwa warganet banyak membahas topik Kartu Prakerja, mulai dari pelatihan online, peserta, cara mendaftar, hingga membicarakan program pemerintah secara umum. Namun, dalam pembahasan topik ini muncul kata stafsus atau yang merupakan kependakan dari Staf Khusus. Bahkan muncul nama belva dan salah satu aplikasi bimbel online ruangguru di dalam kumpulan kosakata pantauan Netray. Apa kaitannya dengan topik Kartu Prakerja? Berikut penelusuran Netray.

Dari penelusuran Netray terkait cuitan populer pada 14 April 2020 dapat diketahui bahwa stafsus yang ramai diperbincangkan dalam kaitannya dengan topik Kartu Prakerja adalah Belva Devara. Belva Devara merupakan pemilik sekaligus CEO Ruang Guru yang dilantik sebagai salah satu staf khusus Presiden pada November 2019 lalu. Keikutsertaan Ruangguru sebagai mitra resmi pemerintah dalam pelatihan online Program Kartu Prakerja dipertanyakan. Akun @RachlanNashidik bahkan berkali-kali mengkritisi program pelatihan online dalam Kartu Prakerja. Ia lebih menginginkan anggara program Kartu Prakerja sebanyak 2o triliun dialihkan untuk bantuan langsung tunai. Terlebih lagi ia juga mempertanyakan masalah anggaran dana pelatihan online sebesar 5,6 triliun yang hanya akan menguntungkan pihak aplikator, termasuk di dalamnya Ruang Guru.

Review Negatif

Seperti dibahas di awal, respon negatif paling banyak menghiasi perbincangan topik Kartu Prakerja di Twitter. Berikut beberapa cuitan populer warganet dengan sentimen negatif untuk topik Kartu Prakerja selama periode 1-20 April 2020.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-128.png

Dari beberapa cuitan populer terkait topik Kartu Prakerja di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar warganet kurang setuju dengan program tersebut. Warganet merasa program pelatihan online yang ditawarkan Kartu Prakerja tidak efektif mengingat pelatihan online yang ditawarkan di Youtube dengan akses gratis saat ini mudah ditemui. Warganet juga menyoroti anggaran yang digelontorkan dalam program Kartu Prakerja sebanyak 2o triliun tersebut sebaiknya disalurkan dalam wujud bantuan tunai kepada warga terampak Covid-19 atau untuk keperluan APD. Selain masalah ketidakefektifan pemanfaatan dana Kartu Prakerja, sentimen negatif topik Kartu Prakerja juga disebabkan oleh adanya isu keterlibatan Belva Devara atas penujukan Ruangguru sebagai aplikator resmi dalam pelatihan online Kartu Prakerja. Selain menginginkan penghapusan program Kartu Prakerja dan pengalihan anggaran dana untuk kepentingan Covid-19, warganet juga meminta pemecatan stafsus yang dinilai korup

Review Positif

Meskipun sentimen negatif untuk topik Kartu Prakerja pada periode 1-20 April lebih banyak daripada sentimen positifnya, Netray mencoba menelusuri bagaimana bentuk respon positif warganet menanggapi Kartu Prakerja selama periode tersebut. Dari total 6 ribu cuitan bersentimen positif, berikut adalah cuitan yang paling banyak mendapat impresi dari warganet lain.

Terlihat bahwa sejumlah warganet masih antusias dan menaruh harapan pada program Kartu Prakerja. Warganet berharap bahwa Pelatihan Ketrampilan, Insentif Uang Saku, dan Sertifikan yang diberikan dalam paket Kartu Prakerja dapat menunjang perekonomian keluarga dan negara pada umumnya. Warganet juga menganggap program Kartu Prakerja sebagai terobosan bagus dan bermanfaat.

Top Inisiator

Berikut top inisiator dalam pembahasan topik Kartu Prakerja selama periode 1-20 April 2020. Sebagian besar merupakan akun media berita online. Media berita Kompas menjadi yang paling banyak membahas topik ini dengan total 138 cuitan selama periode tersebut.

Jaringan Percakapan

Berikut jaringan percakapan pembahasan topik Kartu Prakerja berdasarkan akun yang paling banyak mendapat impresi.

Berikut contoh cuitan dari beberapa akun yang banyak mendapat impresi dari warganet dalam pembahasan terkait topik Kartu Prakerja.

Sementara itu, akun yang paling banyak disebut dalam pembahasan topik ini adalah Presiden RI Joko Widodo.

Berikut beberapa cuitan warganet yang menyebut akun @jokowi.

Sentimen negatif membanjiri akun @jokowi. Sebagian besar warganet mempertanyakan urgensi program Kartu Prakerja dibandingkan dengan bantuan langsung yang dapat dirasakan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Demikian pantauan Netray terkait pembahasan topik Kartu Prakerja di Twitter selama periode 1-20 April. Dari pantaun ini setidaknya dapat diketahui bagaimana masyarakat merespon program tersebut di tengah kondisi pandemi Covid-19. Sentimen negatif menghiasi pembahasan topik ini di Twitter. Sebagian besar warganet menilai program Kartu Prakerja kurang efektif untuk mengatasi persoalan ekonomi yang terpuruk akibat pandemi. Warganet juga menyarankan anggaran yang cukup besar dalam program ini sebaiknya dialihkan untuk bantuan yang dapat dirasakan langsung oleh warga terdampak Covid-19 bukan dalam bentuk program pelatihan online yang sebenarnya bisa didapatkan secara gratis di kanal Youtube atau semacamnya .

Nasib Pariwisata Indonesia di Tengah Pandemi

Sejak Januari 2020 dunia dihebohkan dengan menyebarnya Covid-19 ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Mudahnya virus tersebut menyebar mengakibatkan lumpuhnya aktivitas masyarakat, termasuk sektor pariwisata. Bagaimana pembahasan media pemberitaan dan warganet terkait pariwisata di tengah kondisi pandemi ini. Simak hasil pantauan Netray.

Netray memantau perkembangan pemberitaan terkait topik pariwisata selama 30 hari, sejak tanggal 22 Maret s.d 20 April 2020. Selama periode tersebut ditemukan pemberitaan sebanyak 2,388 artikel terkait topik pariwisata dan mendominasi sebanyak 48,24%.

Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang terdampak parah dari Covid-19. Minimnya jumlah wisasatawan mengakibatkan tutupnya sejumlah hotel dibeberapa wilayah di Indonesia. Bahkan dampak ini telah dirasakan sejak Januari. Akibatnya, pemberhentian tenaga kerja tidak dapat terelakkan, hingga beberapa pemandu wisata harus beralih profesi dan memilih kembali ke kampung halaman.

Terhentinya pemasukan dari UMKM dan sektor pariwisata disejumlah daerah berdampak pada perekonomian. Pemerintah memperkirakan sektor pariwisata akan kembali bangkit pada tahun 2021. Meski hingga saat ini belum diketahui kapan akhir dari penyebaran Covid-19 ini.

Salah satu pemberitaan terkait sektor pariwisata dimuat oleh Detik.com yang melaporkan lebih dari 1.500 jumlah hotel yang tutup di seluruh Indonesia. Angka jumlah kasus Covid-19 yang terus bertambah dan terjadinya lockdown dibeberapa wilayah juga menyebabkan ditundanya 26 penerbangan Garuda dan hal ini juga berdampak pada perusahaan layanan pariwisata yang menerima tingginya permintaan refund tiket.

Berdasarkan pantauan Netray terlihat Joko Widodo, Sri Mulyani Indrawati, dan Wishnutama menjadi Top Initiator pada topik ini. Ketiga tokoh tersebut menjadi Tokoh yang paling banyak disebut disetiap artikel media pemberitaan. Selain itu, Detik juga menjadi Top Portal dengan jumlah artikel terkait pariwisata mencapai 187 artikel.

Perbincangan Warganet Twitter

Selain memantau melalui media pemberitaan online, Netray juga memantau terkait topik pariwisata di Twitter. Dalam periode yang sama Netray menemukan perbincangan terkait topik Pariwisata lebih dari 39ribu cuitan.

Selama sebulan terakhir perbincangan terkait sektor pariwisata terus menjadi sorotan dan perbincangan di media sosial. Pasalnya pemerintah tengah membangun sektor ini sebagai salah satu sumber pemasukan negara. Serta tidak sedikit masyarakat Indonesia yang menggantungkan ekonominya pada sektor ini. Terlihat pada 16 April perbincangan terkait topik ini mencapai 5.168 cuitan.

Untuk dapat mengurangi terjadinya PHK akibat terpukulnya sektor ini pemerintah meminta meminta untuk dapat mengambil langkah mitigasi secepatnya. Mitigasi merupakan tindakan mengurangi dampak bencana. Pemerintah juga mengatakan akan terjadi booming pariwisata pada tahun 2021 dan memprediksi pandemi ini akan berakhir pada akhir tahun ini.

Penyebaran wabah ini menjadi badai untuk perekonomian pada tahun ini. Terlihat melalui pantauan Netray beberapa wilayah dengan warna yang lebih terang menjadi Top Entities Locations, diantarayanya Jakarta Raya, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan yang juga terdampak parah kasus Covid-19. Selain itu, melalui word cloud dapat diamati pergerakan isu dan pembahasan warganet melalui kosa kata yang kerap digunakan dalam cuitannya.

Berdasarkan pantauan Netray beberapa cuitan di atas menjadi cuitan populer topik ini. Sebagian warganet juga mengungkapkan kekesalannya pada pemerintah yang dinilai tidak tegas sejak awal kemunculan wabah ini, dan justru menggenjot pariwisata, khusunya WNA yang berpotensi dapat menyebarkan virus ini. Kekesalan tersebut diungkap oleh beberapa akun, salah satunya akun@rockygerung_rg yang mendapat like 4.834 dan diretweet sebanyak 1740 kali.

Dalam Media Populer pantauan Netray, terlihat akun @KompasTV memuat pemberitaan terkait upaya pemerintah untuk menggenjot pariwisata dengan mendatangkan turis asing dari China, Korsel dan Jepang. Namun Wisnutama selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut mengataka belum berniat untuk datangkan turis asing. Ditengah pandemi yang tengah berlangsung hal tersebut tentu hanya akan menuai kontra dan pergolakan masyarakat yang tengah berjuang memutus rantai penyebaran Covid-19, bahkan beberapa negara memilih untuk me-lockdown wilayah mereka.

Meski belum diketahui kapan pandemi ini akan berakhir ada baiknya untuk masyarakat tetap optimis dan ikut mendisiplinkan diri. Selain kebijakan pemerintah, kesadaran diri masyarakat juga sangat berperan untuk memutus penyebaran wabah Covid-19 ini.

Pantauan Netray: Prediksi Ekonomi RI dI Tengah Pandemi Covid-19

Memasuki bulan Maret 2020, masyarakat dihebohkan dengan kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia. Penyebaran virus ini ke berbagai wilayah berdampak pada berbagai bidang kehidupan masyarakat. Dampak tersebut tidak hanya di bidang kesehatan, melainkan berimbas pada perekonomian Indonesia.

Netray, menelusuri pemberitaan terkait dampak pandemi Covid-19 pada perekonomian Indonesia yang diutarakan oleh berbagai tokoh di media berita daring. Bagaimanakah pembahasan terkait perekonomian Indonesia di media pemberitaan? Bagaimana tanggapan warganet terkait hal tersebut? Berikut hasil pantauan Netray.

Dampak Ekonomi Akibat Corona

Berdasarkan pantauan Netray, dalam kurun waktu 16 Maret – 14 April 2020 terdapat 5.584 artikel terkait dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 dari 115 portal media berita daring. Sebanyak 4.635 artikel merupakan berita dengan sentimen positif selama periode pantauan topik tersebut.

prediksi ekonomi RI
Sentiment Trend News

Mayoritas artikel yang dipublikasikan menyoroti ranah Pemerintahan sebanyak 47,09% dari keseluruhan pemberitaan, dan ranah Ekonomi sebanyak 35,91%. Sedangkan, puncak jumlah pemberitaan topik tersebut paling banyak muncul pada 31 Maret 2020 dan 14 April 2020.

Peak Time News

Pada 31 Maret 2020, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menandatangani Perppu Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan yang menambah alokasi belanja serta pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar Rp405,1 triliun untuk menangani wabah virus corona (Covid-19).

Jokowi juga mempersiapkan berbagai bantuan untuk masyarakat bawah, salah satunya dengan menggratiskan listrik bagi warga miskin selama 3 bulan untuk menekan dampak dari Covid-19.

Sementara itu pada tanggal 14 April 2020, para pimpinan negara anggota ASEAN membahas dampak pandemi Covid-19 dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang dilaksanakan secara virtual. Dari pertemuan tersebut diberitakan bahwa pada konteks sosial ekonomi, para pimpinan ASEAN memberikan perhatian terhadap UMKM dan kelompok rentan lainnya. 


Salah satu contohnya yaitu pedagang pasar tradisional di Salatiga yang terdampak wabah virus Corona (Covid-19) dikarenakan menurunnya jumlah pengunjung pasar. Selain itu, gelombang PHK juga mulai terjadi di Indonesia, seperti pernyataan Perkumpulan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) yang menyebutkan bahwa 12 hotel di Kota Solo terpaksa tutup dan merumahkan 151 karyawan akibat pandemi ini. 

Beberapa pihak menyatakan bahwa potensi PHK ini tidak hanya menimpa buruh harian lepas tetapi tidak menutup kemungkinan juga pekerja kantoran akan bernasib serupa jika wabah Covid-19 terus berkepanjangan. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun menyebutkan bahwa gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di dunia. Meskipun demikian, pemerintah akan melihat apa yang bisa dilakukan terhadap sektor swasta guna membantu perusahaan agar tidak melakukan PHK. Oleh sebab itu pemerintah harus mempersiapkan strategi yang tepat dalam rangka mengantisipasi banyaknya pekerja yang mengalami PHK terkait pandemi Covid-19 yang telah melanda di Tanah Air.

Mengenai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, ekonomi Indonesia yang terdampak COVID-19 bisa menambah jumlah pengangguran baru di Indonesia. Dia memperkirakan skenario paling buruk ada tambahan 5,3 juta orang pengangguran baru di Indonesia. Tentunya hal ini memberikan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat sebab diprediksikan bahwa akan ada kenaikan kemiskinan sekitar 1,1 juta orang hingga 3,78 juta orang dalam kondisi paling buruk.

Lalu seperti apakah prediksi perekonomian Indonesia di tengah wabah Covid-19 ini?

Prediksi Ekonomi RI

Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mengalami perlambatan. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 2,5%, angka itu turun separuhnya dari tahun 2019 sebesar 5,0%. Selain itu, menurut Asian Development Outlook (ADO) 2020, pandemi Covid-19 bersamaan dengan penurunan harga komoditas dan gejolak pasar keuangan yang berimplikasi buruk bagi perekonomian dunia dan Indonesia tahun ini. Kemudian, Center of Reform on Economics (CORE) juga memprediksikan bahwa perekonomian Indonesia akan mengalami pertumbuhan negatif sebab ada potensi penyebaran Corona di Indonesia berlangsung lebih dari dua kuartal. 

Sementara itu, Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stagnan. Namun, proyeksi bisa berubah apabila wabah virus corona terjadi secara berkepanjangan. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan skenario terberat pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2020 akan berada di posisi 0,3 persen hingga minus 2,6 persen akibat virus corona.

Ia menyebut kuartal kedua 2020 merupakan periode terberat untuk perekonomian Indonesia. Saat ini, pemerintah hanya mampu melakukan mitigasi dengan memberikan stimulus dan kebijakan-kebijakan yang mendukung stabilitas ekonomi dan sistem keuangan dalam negeri. Untuk menahan jatuhnya pertumbuhan ekonomi, Menteri keuangan menuturkan pemerintah akan mengerahkan APBN 2020 pada tiga prioritas, yakni sektor kesehatan, jaring pengaman sosial (social safety net), dan dukungan kepada dunia usaha.

Respon Warganet

Para pakar ekonomi dari berbagai lembaga telah menyatakan bahwa ekonomi Indonesia diprediksi akan mengalami pertumbuhan negatif karena adanya pandemi ini. Penurunan dalam bidang perekonomian ini mempengaruhi nasib karyawan yang dirumahkan oleh berbagai perusahaan di berbagai industri. Gelombang PHK yang sedang marak terjadi di Indonesia saat ini menjadi salah satu dampak Covid-19 yang santer diperbincangkan di sosial media Twitter. Kemudian, dari 25.999 cuitan yang membahas soal PHK ini, hampir 70% yaitu sebanyak 18.012 cuitan di antaranya bersentimen negatif.

Sentiment Trend Twitter

Cuitan pengguna Twitter mengenai isu ini cenderung landai sampai akhir Maret 2020. Namun, mulai April 2020 terjadi kenaikan jumlah cuitan dan melonjak pada tanggal 8 April 2020 dengan total 3.242 cuitan. Jumlah cuitan tersebut mengalami fluktuasi hingga tanggal 14 April 2020, tetapi frekuensinya tetap tinggi.

Peak Time Twitter

Kosa kata seperti ‘karyawan’, ‘pekerja’, ‘corona’, ‘ramayana’ dan ‘dirumahkan’ menjadi Top Words pada tanggal 8 April 2020.


Jumlah cuitan melonjak pada hari itu bersamaan dengan munculnya berita PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk, melakukan PHK terhadap 87 karyawan tetapnya di Ramayana City Plaza Depok yang disebabkan oleh anjloknya penjualan akibat pandemi Covid-19. 

Isu tersebut memantik reaksi warganet yang ikut merasa sedih dan khawatir dengan maraknya gelombang PHK di berbagai sektor industri. Tidak hanya Ramayana yang merumahkan karyawannya, namun sejak 8 April 2020 tercatat lebih dari 1,000 hotel di seluruh Indonesia ditutup karena pandemi ini dan ribuan perusahaan merumahkan karyawannya.

Berbagai seruan dilontarkan oleh warganet Twitter menanggapi isu ini. Salah satunya, tagar #StopPHKdiTengahCorona mulai digaungkan pada tanggal 14 April 2020. Pada tanggal tersebut, sudah ada jutaan pekerja yang terkena PHK. Meluasnya pandemi ini menyebabkan dilema besar untuk masyarakat pada umumnya. Namun dilema ini tidak hanya dirasakan oleh karyawan, melainkan para pengusaha atau pelaku bisnis serta pelaku UMKM. Seperti dicuitkan akun @Nadine_Oliv yang kurang setuju dengan tagar #StopPHKdiTengahCorona. Pasalnya para pelaku UMKM yang terdampak corona juga merasakan bisnis mereka tidak dapat berjalan akibat kondisi pasar yang sepi, sementara itu bahan baku yang mahal menyebabkan hilangnya omzet. 

Jika penyebaran Covid-19 berlangsung lama tentu akan berimbas pada perlambatan ekonomi yang lebih mengkhawatirkan. Seperti halnya prediksi oleh beberapa tokoh terkait kondisi perekonomian di Indonesia.

Berdasarkan Social Network Analysis Report, akun @jokowi selaku presiden RI menjadi akun yang banyak mendapat mentions dari warganet terkait isu ini. Meski didominasi mentions bersentimen negatif, namun terdapat beberapa cuitan bersentimen positif yang ditujukan untuk Jokowi, seperti tanggapan warganet mengenai bantuan pemerintah untuk 6 juta pekerja yang di-PHK.

Social Network Analysis

Demikian pantauan Netray terkait dampak serta prediksi perekonomian Indonesia di tengah pandemi Covid-19 melalui portal media berita daring maupun media sosial Twitter. Pertumbuhan ekonomi negatif diprediksikan oleh pakar ekonomi dari berbagai lembaga, termasuk Menteri Keuangan RI Sri Mulyani. Hal tersebut “didukung” oleh turunnya penghasilan pelaku UMKM dan beberapa perusahaan di berbagai sektor industri. Sehingga berimbas pada merebaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sentimen negatif mendominasi media sosial Twitter terkait topik tersebut. Selama periode 16 Maret – 14 April 2020 mengindikasikan dilema dan kekhawatiran masyarakat terhadap kondisi ekonomi Indonesia apabila penyebaran Covid-19 terus belangsung. Hal tersebut akan menambah gelombang PHK yang menyebabkan banyak masyarakat kehilangan pekerjaan dan penghasilan.

Saat ini, Pemerintah tengah berupaya dan menyiapkan berbagai kebijakan yang mendukung stabilitas ekonomi dan sistem keuangan dalam negeri. Semoga kebijakan tersebut menjadi solusi untuk masyarakat yang rentan dan telah di-PHK. Adanya bantuan langsung tunai, penggratisan tarif listrik, dan bantuan lainnya yang tepat sasaran sangat membantu warga yang terdampak pandemi ini. Meskipun prediksi perekonomian memiliki kabar buruk namun masyarakat diharap tetap optimis dan mendisipkan diri agar penyebaran rantai Covid-19 ini dapat terputus.

Kontroversi Pembahasan Omnibus Law di Tengah Pandemi

Desakan sejumlah kelompok masyarakat sipil agar DPR dan Pemerintah menunda pembahasan Omnibus Law RUU Cipta Kerja di tengah pandemi covid-19 tak menyurutkan langkah DPR untuk tetap melanjutkan pembahasan tersebut. Sejak RUU Omnibus Law Cipta Kerja diserahkan kepada Badan Legislasi pada 2 April lalu, media dan masyarakat semakin ramai menyerukan penundaan hingga penolakan pembahasan Omnibus Law di media.

Netray menelusuri pembahasan Omnibus Law di media pemberitaan online dan media sosial Twitter untuk melihat bagaimana media menyoroti topik tersebut. Lalu, apakah masyarakat sepakat dengan kelanjutan pembahasan Omnibus Law yang kini sudah berada di meja Baleg tersebut? Berikut pantauan Netray selengkapnya.

Topik Omnibus Law di Media

Dari pantuan Netray, total teradapat 483 artikel terkait topik Omnibus Law yang diterbitkan oleh 59 portal media berbeda dalam kurun waktu 1-13 April ini. Media menyoroti topik ini dalam ranah Pemerintahan (82%) dan Ekonomi (8%).

Pembahasan topik Omnibus Law ramai diperbincangkan media pada tanggal 2-3 April 2020 ketika DPR sepakat membawa RUU Omnibus Law Cipta Kerja untuk diserahkan ke Badan Legislasi (Baleg).

Gelombang Penolakan dari Sejumlah Lembaga

Sejumlah partai besar seperti PAN, PDIP, hingga PKS menyerukan penundaan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) krusial oleh DPR RI dan lebih mengutamakan sikap terhadap pandemi corona.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-96.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-103.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-112.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-100.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-118.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-121.png

Meski masa sidang telah dibuka, DPR diharapkan fokus pada penanggulangan wabah covid-19 terlebih dulu. Pasalnya, pembahasannya memerlukan keterlibatan banyak pihak dan rumit. Ada 79 undang-undang yang hendak dikompilasi dengan 11 klaster substansi pembahasan. Sejumlah pihak menilai bahwa pembahasan Omnibus Law di tengah pandemi kurang efektif dan kurang maksimal.

Berbagai lembaga swadaya masyarakat pun terus menyuarakan penundaan pembahasan Rancangan Undang-undang Cipta Kerja yang sejak awal mendapat tentangan dari publik. Gelombang penolakan dari berbagai serikat buruh pun kian menggema.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-110.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-101.png

Sejumlah buruh bahkan mengancam akan melakukan aksi pada akhir April apabila pembahasan omnibus law terus dilanjutkan. Mengingat kondisi yang terjadi saat ini, hal tersebut justru akan mengacaukan kebijakan pemerintah dalam memerangi covid-19. Pembatasan Sosial Berskala Besar yang melarang perkumpulan masa akan menjadi kacau apabila sejumlah buruh benar-benar melakukan aksi menolak pembahasan Omnibus Law.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-105.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-119.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-108.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-116.png

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pun menolak keras sikap DPR RI yang telah menyepakati Omnibus Law RUU Cipta Kerja untuk dibahas di Baleg. Menurutnya, pembahasan RUU tersebut sebaiknya dilakukan setelah pandemi covid-19 berakhir. Presiden KSPI Said Iqbal juga menambahkan bahwa akan ada 50 ribu buruh yang siap turun ke depan gedung DPR RI untuk mendesak pembatalan RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Iqbal menyebut para buruh akan tetap melakukan aksi meski di tengah pandemi covid-19.

Sentimen Negatif Media Untuk Topik Omnibus Law

Sejalan dengan keinginan berbagai pihak untuk melakukan penundaan dan penolakan terhadap pembahasan omnibus law RUU Cipta Kerja, media pun banyak mengangkat topik ini dengan sentimen negatif.

Dari 483 artikel terkait pembahasan topik Omnibus Law di media pemberitaan, 191 di antaranya memuat sentimen negatif. Sementara 30 di antaranya adalah berita bersentimen positif. Dari pantauan Netray, sebagian besar media menyoroti penolakan pembahasan Omnibus Law di lingkup DPR dan turut menyampaikan aspirasi sebagian besar masyarakat terkait sikap DPR dalam hal ini.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-99.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-104.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-111.png

This image has an empty alt attribute; its file name is image-109.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-113.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-107.png

Pembahasan Omnibus Law RUU Cipta Kerja di tengah situasi pandemi saat ini dinilai tidak punya etika. Media menilai DPR justru memanfaatkan situasi dan bersekongkol dengan pihak yang berkepentingan untuk mencuri kesempatan. Berbagai penilaian negatif, seperti menghianati rakyat, menari di atas penderitaan rakyat, hingga mengamputasi aspirasi rakyat pun terus menggema di jagat pemberitaan pada April ini.

Gelombang Penolakan di Twitter

Kontroversi pembahasan Omnibus Law di tengah pandemi juga banyak disuarakan warganet Twitter dalam cuitannya berikut.

Banyak warganet yang meminta DPR untuk fokus membahas penanganan corona ketimbang melanjutkan Omnibus Law yang kontroversial tersebut. Warganet juga kembali membawa opini pemimpin otoriter dan tidak punya empati.

Sikap Baleg DPR RI

Saat ini RUU Omnibus Law Cipta Kerja telah berada di tangan Badan Legisasi (Baleg) DPR RI. Ancaman buruh untuk melakukan aksi terkait penolakan pembahasan Omnibus Law di tengah pandemi melahirkan sejumlah pertimbangan baru. Seperti yang diberitakan Antara berikut, Baleg akan membahas klaster ketenagakerjaan dalam RUU Omnibus Law Cipta Kerja pada bagian paling akhir pembahasan.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-117.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-120.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-115.png

Baleg juga berjanji akan mendengarkan masukan publik dan pembahasan RUU tersebut akan berjalan terbuka serta dilakukan secara hati-hati, cermat, dan mendengarkan masukan masyarakat.

Demikian pantauan Netray terkait pembahasan Omnibus Law di media. Gelombang penolakan terjadi tidak hanya di Twitter melainkan juga di media pemberitaan online. Sentimen negatif yang cukup banyak menghiasi media pemberitaan terkait topik Omnibus Law pada bulan April ini menunjukkan bahwa media pun ikut menyuarakan aspirasi sebagian besar masyarakat dan mengambil sikap untuk menolak pembahasan Omnibus Law di tengah pandemi.

Saat ini, Pemerintah dan Badan Legislasi (Baleg) DPR tengah melakukan rapat kerja pembahasan Omnibus Law RUU Cipta Kerja. Semoga keputusan yang bijak dan berdampak baik bagi sebagian besar masyarakat dapat tercapai.

Monitoring News Netray: Pembatasan Sosial Berskala Besar

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi pilihan kebijakan pemerintah untuk wilayah dengan jumlah kasus Covid-19 yang tinggi. Hingga saat ini Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah menyetujui beberapa wilayah dengan status PSBB diantaranya, DKI Jakarta, Banten, Tangerang Raya, Bogor, Depok, Bekasi, dan Kota Pekan Baru Riau. Bagaimanakah pembahasan terkait kebijakan PSBB di media pemberitaan. Berikut hasil monitoring Netray.

Berdasarkan monitoring Netray ditemukan pemberitaan terkait PSBB sebanyak 9,438 artikel yang dimuat oleh 106 media pemberitaan dengan didominasi topik seputar pemerintahan sebesar 62%.

Pemberitaan terkait PSBB memuncak pada tanggal 10 April 2020. Pada tanggal tersebut ditemukan sebanyak 1,633 pemberitaan. Pada tanggal tersebut bertepatan dengan hari pertama pelaksanaan PSBB di Ibu Kota. Berikut beberapa pemberitaan pada tanggal 10 April 2020.

Pada tanggal tersebut pemberitaan terkait PSBB melaporkan mengenai suasana hari pertama penerapan PSBB yang dilaksanakan, bansos, traffic, dan larangan ojek online untuk mengangkut penumpang selama PSBB dilaksanakan. Larangan tersebut yang kemudian menjadi polemik.

Pemberitaan seputar PSBB berpusat di beberapa wilayah dengan kasus Covid-19 yang tinggi, seperti Jabodetabek yang wilayahnya telah mendapat izin penerapan PSBB. Jawa Barat menjadi salah satu wilayah dengan jumlah kasus Covid-19 yang tinggi. Sementara itu, pelaksaan PSBB di beberapa wilayah di Jabar akan mulai dilaksanakan pada Rabu 15 April 2020.

Saat penerapan PSBB berlangsung ditemukan peraturan yang kemudian menjadi polemik di lapangan, yaitu terkait ambiguitas Permenhub yang memperbolehkan ojek mengangkut penumpang. Hal tersebut tidak selaras dengan Permenkes yang justru melarang Ojek mengangkut penumpang selama PSBB.

Dalam melaksanakan PSBB, Pemprov DKI Jakarta telah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Pergub tersebut memiliki 28 pasal yang mengatur seluruh kegiatan di Ibu Kota, baik kegiatan perekonomian, kegiatan sosial, kegiatan budaya, kegiatan keagamaan, maupun pendidikan.

Melalui pantauan Netray Kompas menjadi Top Media dalam menerbitkan pemberitaan seputar PSBB diikuti dengan sepuluh portal berita lainnya. Selain itu, dalam topik seputar PSBB, Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta menjadi Top Person. Diikuti oleh Joko Widodo selaku Presiden RI, Menkes Terawan Agus Putranto, dan Ridwan Kamil. Keempat Top Person tersebut merupakan nama yang paling banyak disebut dalam topik seputar PSBB.

Terkait penerapan PSBB tidak hanya dibutuhkan kebijakan dan peraturan dari pemerintah, melainkan juga dibutuhkannya kesadaram dari masyarakat untuk disiplin mengikuti serta melaksanakan himbauan dan peraturan tersebut.

Stigma Negatif di Antara Para Pejuang Corona

Hingga Rabu 8 April 2020, jumlah pasien positif corona telah terkonfirmasi sebanyak 2.956 jiwa dengan 240 di antaranya meninggal dunia dan 222 dinyatakan sembuh (melalui pantauan covid19.netray.id). Pertambahan jumlah pasien positif corona yang hampir mencapai angka 3 ribu jiwa menimbulkan kekhawatiran berlebihan di masyarakat. Stigma negatif pun berkembang bebas seiring meningkatnya jumlah pasien positif corona di Indonesia. Sebagian besar masyarakat memberikan stigma negatif tersebut justru kepada orang-orang yang tengah berjuang menghadapi virus corona. Untuk melihat seberapa gencar stigma negatif berkembang di tengah-tengah masyarakat, Netray menelusuri pemberitaan terkait topik ini di media selama seminggu terakhir. Berikut pantauan Netray.

Pemberitaan Terkait Stigma Negatif Pejuang Corona di Masyarakat

Selama seminggu terakhir, setidaknya terdapat 156 artikel dari 50 portal media yang menerbitkan berita terkait stigma negatif sebagian masyarakat terhadap pasien, tenaga medis, hingga jenazah korban covid-19. Dari total tersebut, 47 di antaranya merupakan berita bersentimen negatif, 13 positif dan 96 sisanya bersentimen netral. Berikut grafik pemberitaan terkait stigma negatif masyarakat untuk para pejuang corona di minggu pertama April 2020.

Pemberitaan terkait stigma negatif masyarakat memuncak pada 2 dan 5 April. Begitu pula dengan sentimen negatif tertinggi yang terjadi pada 5 April 2020. Dari penelusuran Netray, pada 5 April banyak media yang memberitakan salah satu keluarga pasien corona yang mengamuk lantaran ingin memandikan jenazah pasien tanpa campur tangan tenaga medis.

Kosakata Populer

Beberapa poin yang kerap dibahas media dalam pemberitaan terkait stigma negatif masyarakat dapat diamati dari kumpulan kosakata yang kerap muncul berikut.

Pasien corona atau covid-19 dan masyarakat menjadi dua subjek yang paling banyak disorot media. Berikut pembahasan selengkapnya.

Pasian Covid-19 dan Orang Terdekat

Dari pantauan Netray untuk pemberitaan di media online diketahui bahwa stigma negatif paling banyak menimpa pasien covid-19 dan orang-orang yang ada di dekatnya, entah mereka positif atau masih berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Seperti yang diberitakan oleh portal Ayo Bandung berikut.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-90.png

Seorang wanita di Jawa Barat yang telah menjalani karantina mandiri di selama 14 hari dikucilkan masyarakat setempat karena masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Penolakan dari warga setempat terhadap pasien ataupun orang-orang terdekat yang terpapar covid-19 juga terjadi di Jakarta, Lampung, dan Yogyakarta. Sepeti diberitakan oleh IDN Times berikut, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang sudah dinyatakan sembuh berikut bingung hendak tinggal di mana karena ditolak oleh pemilik kost.

Begitu pula dengan salah satu warga Lampung berikut. Setelah suaminya dinyatakan positif corona, ia mulai dikucilkan dan mendapat sejumlah teror dari warga sekitar. Karena kesal, perempuan tersebut mengancam akan membakar rumahnya sendiri lantaran ia dilarang keluar, meski untuk membeli kebutuhan mendesak.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-87.png

Sementara di Yogyakarta, satu keluarga bahkan ditolak oleh warga lantaran khawatir dianggap membawa virus corona.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-91.png

Dalam artikel terbitan Harian Jogja tersebut diungkapkan bahwa keluarga mendapat penolakan karena baru saja melakukan perjalanan dari Bandung. Kepulangannya di Bantul membuat khawatir lantaran Bandung termasuk dalam zona merah persebaran virus corona.

Tenaga Medis

Selain menimpa pasien dan orang-orang terdekat yang terpapar covid-19, stigma negatif juga menghampiri para pejuang di garis terdepan; tenaga medis. Banyak dukungan dan apresiasi ditujukan kepada seluruh tenaga medis yang telah berjuang semksimal mungkin memberikan perawatan dan pelayannanya kepada pasien covid-19. Namun, di sisi lain fenomena stigma negatif masyarakat terhadap tenaga medis yang bekerja di rumah sakit atau layanan kesehatan tetap bermunculan.

Dari pantauan Netray, tenaga medis yang mendapat stigma negatif masyarakat cukup banyak. Sebagian besar mereka dikucilkan oleh warga setempat karena dianggap sebagai pembawa virus.

Banyak tenaga medis yang akhirnya kebingungan harus tinggal di mana karena kepulangan mereka selalu menghawatirkan warga setempat. Di Bandung, persoalan ini akhirnya diselesaikan oleh pemerintah setempat dengan memanfaatkan hotel sebagai tempat istirahat para tenaga medis. Selain untuk istirahat, di hotel tersebut para tenaga medis dan dokter juga mendapatkan fasilitas kesehatan seperti senam pagi serta jamu untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar.

Wabah Virus Corona atau Covid-19 yang sedang menyerang saat ini juga menyebabkan masalah psikologis, tidak hanya masyarakat umum, ODP, PDP dan Pasien Virus Corona, namun juga bagi tenaga medis dan dokter yang saat ini sedang berjuang.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-85.png

Jenazah Korban Covid-19

Stigma negatif pada jenazah korban covid-19 juga banyak terjadi akhir-akhir ini. Penolakan jenazah covid-19 dari masyarakat setempat terus dilaporkan oleh berbagai portal media berita. Bahkan, dalam artikel yang dimuat Bangka Pos, penolakan jenazah covid-19 juga melibatkan tindakan anarkis. Sekumpulan warga di Jawa Tengah tersebut dikabarkan melempari tenaga medis yang sedang membawa jenazah pasien covid-19 dengan batu.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-88.png

Peristiwa menunjukkan lunturnya empati masyarakat terhadap korban virus corona kian hari kian bertambah. Dalam artikel Okezone, penolakan jenazah di beberapa daerah terjadi karena banyaknya informasi yang berkembang di media sosial.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-89.png

Sosiolog dari Universitas Nasional (Unas), Sigit Rochadi mengatakan fenomena tersebut dapat terjadi karena masyarakat seringkali lebih mempercayai informasi dari media sosial ketimbang dari pemerintah. Banyak informasi yang menonjolkan aspek-aspek negatifnya saja, sehingga terjadi kekhawatiran yang berlebihan karena minim informasi dan pengetahuan.

Dari pantauan Netray, penolakan jenazah dan stigma negatif masyarakat terhadap para pejuang corona, baik pasien, keluarga pasien, maupun tenaga medis paling banyak terjadi di wilayah Jawa Tengah.

Perlunya Sosialisasi yang Lebih Massif

Fenomena penolakan jenazah covid -19 dan stigma negatif terhadap pasien, orang-orang terdekat yang diduga terpapar virus covid-19 baik ODP, PDP, maupun keluarga pasien, hingga tenaga medis dari sebagian masyarakat dapat terjadi karena edukasi dan sosialiasi yang sangat minim tentang virus corona pada sebagian orang.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-80.png

DPR RI mendorong Kementerian Kesehatan, pemerintah daerah, dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama tokoh masyarakat agar secara massif mengedukasi masyarakat terkait standard operational procedure (SOP) dan protokol kesehatan pemakaman jenazah pasien yang terinfeksi.

Dalam hal ini, relawan memiliki peran penting dalam menghapus stigma-stigma negatif yang berkembang di masyarakat. Edukasi masyarakat dengan informasi yang benar tentang Covid-19, mulai dari identifikasi Covid-19, cara penularan, hingga cara pencegahannya menjadi penting dalam memutus mata rantai penyebaran stigma negatif di masyarakat. Dengan demikian, kekhawatiran berlebihan dari masyarakat dapat diminimalisir dan empati masyarakat terhadap para pejuang covid-19 dapat dimaksimalkan. Demikian pantauan Netray terkait stigma negatif yang berkembang masyarakat di tengah pandemi corona. Semoga dapat menjadi evaluasi.

Bergerak Bersama: Masyarakat Jogja Usung Tagar #JogjaLawanCorona

Ajakan untuk melawan Covid-19 kini disuarakan dari Jogja. Kota Istimewa ini menyuarakan ajakan untuk bersama-sama melawan Covid-19 dengan mengusung tagar #jogjalawancorona. Salah satu bentuk ajakan tersebut adalah membantu menyediakan APD untuk  tenaga medis sebagai garda terdepan dalam melawan Covid-19. Netray memantau sebaran penggunaan tagar tersebut di media sosial Twitter dan Instagram. Berikut hasil pantauan Netray.

Monitoring Media Sosial Instagram #jogjalawancorona

jogjalawancorona

Melalui pantauan Netray ditemukan sebanyak 465 postingan dengan menggunakan tagar #jogjalawancorona sejak tanggal 28 Maret 2020 s.d 03 April 2020. Selama periode tersebut postingan warganet Instagram di dominasi oleh sentimen positif.

Sejak meluasnya penyebaran Covid-19 ke berbagai wilayah menyebabkan krisisnya APD untuk tenaga medis. Demikian halnya Yogyakarta, itulah sebabnya masyarakat Yogya menyuarakan tagar tersebut agar mengajak masyarakat lain ikut berpartisipasi memberikan donasi membantu tenaga medis.

Puncak penggunaan tagar #jogjalawancorona terjadi pada 31 Maret 2020 ditemukan sebanyak 144 postingan dengan menggunakan tagar tersebut. Sebagian besar postingan berisi mengenai produksi APD dan dapur umum untuk membantu masyarakat pekerja upah harian.

Tagar #jogjalawancorona banyak disuarakan juga oleh para influencer dan publik figur, salah satunya seperti akun @killthedj. Melalui akun pribadinya penggunaan tagar pada salah satu postingannya mendapat like hingga 1,524.

Melalui pantauan Netray akun Popular Post banyak berasal dari akun yang juga memiliki banyak followers, seperti akun @infocegatan_jogja, @wonderfuljogja, @Erixsoekamti yang mendapat like mencapai 9,425. Berikut Related Hashtags terkait #jogjalawancorona

Monitoring Media Sosial Twitter #jogjalawancorona

Selain menggaungkan tagar tersebut di Instagram masyarakat Jogja juga menggaungkan tagar tersebut di Twitter. Dalam periode yang sama jumlah cuitan dengan tagar #jogjalawancorona di Twitter berjumlah lebih sedikit dibanding dengan Instagram dan didominasi oleh sentimen positif.

Perbincangan warganet Twitter terkait penggunaan tagar tersebut memuncak pada tanggal 03 April 2020. Pada tanggal tersebut ditemukan sebanyak 134 cuitan dengan tagar tersebut. Adapun perbincangan warganet yaitu menyuarakan ajakan untuk membantu produksi APD untuk tenaga medis.

Terlihat pada Top Words kata jogjalawancorona, produksi, jahit, bantu dan beberapa kosa kata lainnya menjadi kosa kata populer dalam topik ini. Selain itu, terdapat akun @coconusferaa menjadi Top Initiator dengan sepuluh akun lain yang banyak menyuarakan tagar tersebut.

Dalam cuitan populer pantauan Netray cuitan akun @killthedj kembali menjadi cuitan populer seperti halnya postingan di akun Instagramnya. Cuitan Musisi Rapper asal Jogja tersebut setidaknya mendapat 305 retweet dan menyukai 795.

Saling bahu membahu dalam kegiatan kemanusiaan menjadi solusi baik dalam menghadapi musibah pandemi ini. Hendaknya gerakan kemanusiaan seperti gagasan #jogjalawancorona juga menjadi contoh bagi daerah lain. Semoga penyebaran Covid-19 dapat segera terputus dan dunia kembali pulih seperti sediakala.

Kondisi Nelayan di Tengah Pandemi Corona

Nelayan merupakan salah satu kelompok yang paling rentan dalam menghadapi persebaran Covid-19 di Indonesia. Menurunnya pendapatan karena terputusnya rantai dagang perikanan ikan dari nelayan sebagai produsen kepada masyarakat luas sebagai konsumen berpotensi melumpuhkan kehidupan ekonomi nelayan dan para pelaku perikanan di dalamnya. Bagaimana nasib nelayan Indonesia setelah sebulan lamanya diterpa pandemi? Berikut pantaun Netray terkait topik nelayan di media selama seminggu terakhir.

Topik Nelayan di Media

Dari pantauan Netray terkait topik nelayan di media pemberitaan selama seminggu terakhir ditemukan total 418 artikel dari 78 portal media berita membahas topik ini. Sebagian besar media menyoroti kebijakan pemerintah (46%) dan ekonomi (25%). Sementara pembahasan topik nelayan di Twitter mencapai 2 ribu lebih cuitan dengan total 1,5 ribu lebih akun yang terlibat. Berikut perkembangan jumlah pemberitaan terkait topik nelayan di awal April.

Pemberitaan Topik Terkait Nelayan di Media Berita
Pembahasan Topik Terkait Nelayan di Twitter

Puncak pemberitaan terkait topik nelayan di media pemberitaan terjadi pada 1 April. Dari penelusuran Netray, pemberitaan pada 1 April banyak membahas soal kebijakan relaksasi kredit dari pemerintah terkait cicilan kendaraan yang berlaku bagi pengendara ojek, supir taksi hingga nelayan sebagai upaya meringankan dampak pandemi covid-19. Sementara topik terkait nelayan di Twitter paling banyak dibahas pada 6 April dengan sebagian besar cuitan berisi peringatan hari nelayan nasional. Selain itu, apa saja isu yang dibahas oleh media selama seminggu terakhir. Berikut selengkapnya.

Dampak Pandemi Bagi Nelayan dan Pelaku Perikanan

Dari pantauan Netray, pemberitaan di media selama seminggu terakhir banyak membahas dampak yang dialami nelayan selama pandemi serta beberapa kebijakan pemerintah untuk meringankan beban para nelayan dan pelaku perikanan yang terdampak. Berikut beberapa poin yang dibahas media terkait kondisi ataupun nasib nelayan dalam seminggu terakhir.

Harga Ikan Anjlok, Hasil Tangkapan Tidak Terjual Maksimal

Banyak nelayan yang tidak bisa menjual hasil tangkapannya dengan maksimal karena harga jual ikan mengalami penurunan. Seperti diberitakan oleh Tribun Timur berikut. Harga ikan tuna di TPI Rajawali Makassar mengalami penurunan harga hingga 45 ribu per ekor.

Selain di Makassar, penurunan harga ikan juga menimpa para nelayan di Lingga Kepulauan Riau.

Kesulitan yang dialami nelayan dalam menjual ikan hasil tangkapannya juga banyak dicuitkan oleh warganet di Twitter seperti berikut.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-69.png

This image has an empty alt attribute; its file name is image-66.png

Meskipun hasil ikan melimpah, nelayan di Lamongan tersebut kesulitan menjual hasil tangkapannya. Kisah lain juga diungkapkan oleh @msaid_didu. Dalam cuitannya ia menceritakan nasib nelayan Kronjo yang pendapatannya perhari berkurang sebesar 50% karena harga ikan turun menjadi setengah harga.

Banyak Nelayan Berhenti Melaut

Ratusan nelayan asal Maros memutuskan berhenti melaut karena pabrik ikan tempat mereka menjual ikan di Kalimantan sudah berhenti beroperasi. Diungkapkan Tribun Timur, para nelayan tersebut seharusnya pulang di bulan 5, namun karena penjualan berhenti mereka memutuskan untuk pulang lebih awal.

Nasib menyedihkan juga dialami oleh nelayan di Tanjab Barat. Banyak nelayan yang tidak bisa melaut dan tidak bisa menjual hasil tangkap mereka karena virus corona atau covid-19 padahal mayoritas masyarakat Tanjab Barat rata-rata merupakan nelayan.

Dampak Pembatasan Wilayah Terhadap Logistik Perikanan dan Distribusi Hasil Nelayan

Dari media juga dikabarkan bahwa nelayan mengalami kesulitan mendapatkan logistik perikanan karena dampak pembatasan wilayah. Para pelaku usaha perikanan mengeluh terkendala dalam akses keluar dan masuk wilayah yang mengeluarkan kebijakan pembatasan dan penutupan akses ke wilayahnya masing-masing.

Padahal, Presiden Joko Widodo dalam arahannya meminta daerah untuk mempermudah akses pengiriman logistik untuk menyuplai kebutuhan pangan masyarakat. Pembatasan wilayah juga berdampak pada distribusi ikan nelayan ke luar daerah.

Ikan hasil tangkapan nelayan banyak, namun banyak wilayah yang melakukan penyetopan, seperti Jakarta misalnya.

Upaya Pemerintah

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terus berupaya untuk menstabilkan sektor perikanan di tengah wabah corona saat ini. Beberapa stimulus ekonomi demi menjaga keberlangsungan sektor perikanan di tengah wabah corona terus diusulkan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan meminta akses pengiriman sarana produksi dan logistik di Bidang Kelautan dan Perikanan tidak dibatasi, termasuk wilayah-wilayah yang menjadi zona merah pandemi Covid-19.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, KKP, Slamet Soebjakto berharap akses pengiriman input produksi meliputi pakan ikan, induk/calon induk, benih, bibit rumput laut dan sarana produksi lainnya serta hasil produksi budidaya dan nelayan dipermudah dan tidak dibatasi.

Terkait distribusi hasil perikanan yang tidak maksimal saat ini, KKP juga meminta produksi perikanan diserap BUMN dan Pemerintah.

Dalam cuitannya, Edhy Prabowo juga menyampaikan bahwa pihaknya telah menjajaki kerjasama dengan Kementerian Sosial untuk menyerap hasil perikanan nelayan, pembudidaya, dan pelaku usaha ke dalam program bantuan masyarakat.

Edhy juga mengusulkan agar pajak industri pengolahan ikan dipotong 30% untuk untuk menjaga produktivitas unit pengolahan ikan dalam menyerap produksi nelayan dan pembudidaya.

Menanggapi berbagai keluhan yang ada, pemerintah terus berupaya untuk meringankan beban dari nelayan dan para pelaku perikanan yang terdampak pandemi covid-19. Penurunan harga ikan yang mencapai separuh dari harga awal berimbas pada nasib nelayan yang beberapa di antaranya harus berhenti melaut. Selain itu, Netray mencatat salah satu poin penting dalam pembahasan topik ini di media, yaitu dampak yang harus diterima nelayan terkait pembatasan wilayah yang diterapkan oleh beberapa daerah. Selain berimbas pada kendala logistik, kebijakan tersebut juga berimbas pada distribusi hasil perikanan ke sejumlah daerah yang terpaksa dihentikan. Demikian pantauan Netray terkait topik nelayan di media pada awal April ini. Semoga pemerintah terus memperhatikan nasib nelayan yang terombang-ambing di tengah badai virus corona ini.

 

Alat Pelindung Diri Untuk Tenaga Medis

Sebagai garda terdepan dalam melawan Covid-19 dibutuhkan APD atau Alat Pelindung Diri untuk tenaga medis dalam menjaga keselamatan diri mereka. Semakin bertambahnya jumlah pasien menyebabkan APD semakin terbatas. Tak hanya Pemerintah, masyarakat pun ikut mengulurkan tangan untuk memberikan bantuan agar APD dapat tersedia baik di rumah sakit maupun puskesmas. Sebab mereka yang bertugas menangani pasien Covid-19 akan lebih rentan ikut terinfeksi. Bagaimanakah tanggapan warganet terkait keterbatasan APD untuk tenaga medis?

Netray memantau perkembangan topik terkait krisisnya APD hingga masyarakat tergerak untuk gerakan kemanusiaan tersebut. Pantauan tersebut sejak tanggal 17 Maret 2020 s.d 02 April 2020. Berdasarkan pantauan Netray selama periode tersebut ditemukan 124.1K total cuitan warganet terkait topik krisis APD yang disuarakan sejak kian bertambahnya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia.

Perbincangan warganet terkait terbatasnya APD terus memuncak sejak tanggal 17 Maret 2020. Warganet berharap penanganan Covid-19 menjadi fokus utama pemerintah agar rantai penyebarannya dapat terputus. Selama periode tersebut terlihat beberapa puncak cuitan terkait APD.

Pada tanggal 21 Maret ditemukan sebanyak 31, 278 perbincangan warganet terkait krisis APD. Pada tanggal tersebut warganet membicarakan terkait surat yang dilayangkan IDI dan empat organisasi profesi kesehatan lain meminta terjaminnya Alat Perlindungan Diri (APD) yang sesuai untuk setiap tenaga kesehatan. Bila hal tersebut tidak terpenuhi maka anggota profesi untuk sementara tidak ikut melakukan perawatan penanganan pasien Covid-19 demi melindungi dan menjaga keselamatan. Akan tetapi, beberapa media kedapatan memelintir isi surat tersebut dengan “ancaman mogok tenaga medis”. Adapun yang dimaksud oleh organisasi kesehatan tersebut untuk tidak menangani itu untuk petugas kesehatan dalam kondisi tidak ada APD. Tetapi yang pakai APD tentu saja boleh merawat pasien Covid.

Puncak perbincangan lainnya ditemukan Netray pada tanggal 29 Maret 2020. Pada tanggal tersebut bertepatan dengan viralnya video terkait dua orang yang mengenakan APD lengkap tengah berbelanja di supermarket hingga menjadi perhatian publik. Sontak hal tersebut membuat warganet geram, pasalnya ditengah krisis APD untuk tenaga medis masih ada orang yang mengenakannya untuk kegiatan yang kurang tepat. Perbincangan warganet terkait topik tersebut didominasi bersentimen negatif.

Melalui pantauan Netray terlihat persebaran topik seputar APD tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Perbincangan tersebut paling banyak disuaraka di wilayah Jakarta Selatan, di mana D.I Jakarta menjadi wilayah dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia.

Berbagai kalangan masyarakat ikut bergerak saling membantu menyumbangkan dana untuk pengadaan APD melalui berbagai penyalur, seperti kitabisa.com dan lain sebagainya. Dana yang terkumpul dialokasikan untuk membuat APD yang nantinya akan diberikan kepada tenaga medis dari rumah sakit atau puskesmas yang membutuhkan.

Gaungan saling membantu gerakan kemanusiaan tersebut diinisiasi oleh masyarakat yang langsung bergerak dan mengulurkan tangan. Tidak sedikit dana yang telah terkumpul dan APD yang telah disalurkan. Tidak hanya itu sebagian dana juga digunakan untuk membantu masyarakat yang tidak dapat melaksanakan kerja dari rumah, seperti halnya ojek online yang juga menjadi penerima bantuan.

Berdasarkan pantauan Netray ditemukan akun @jokowi selaku Presiden RI menjadi akun yang paling banyak ditandai oleh warganet. Selain itu ditemukan akun @tirta_hudhi atau dikenal dengan dr. Tirta yang merupakan seorang dokter yang menjadi relawan dalam menghadapi Covid-19. Ia juga menjadi dokter yang menghimbau influencer untuk terlibat aksi kemanusiaan ditengah pandemi ini walau pada akhirnya dirinya kini tengah dirawat dan diisolasi karena positif Covid-19.

Demikian hasil pantauan Netray terkait topik APD untuk tenaga medis. Semoga pandemi ini dapat segera berlalu dan masyarakat dapat beraktivitas seperti sediakala.