Home Blog Page 91

Menangkap Laju Pasar Modal Lewat Perkembangan Aplikasi Reksa Dana

0

Perkembangan teknologi digital membuka jalan lebar bagi jasa investasi reksa dana yang tercatat sudah ada di Indonesia sejak empat dekade yang lalu. Sebagian besar perusahaan sekuritas dan penyedia jasa investasi saat ini memiliki sistem investasi yang dapat diakses secara online. Bahkan tak sedikit pula yang memiliki aplikasi seluler.

Menurut data dari lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saat ini terdapat 74 sistem investasi reksa dana online yang ditawarkan ke publik. Sedangkan 56 sistem diantaranya memiliki aplikasi seluler yang dapat diunduh baik dari Google Play maupun website perusahaan. Publik dalam negeri dapat secara mudah menumbuhkembangkan modal mereka.

Laporan kali ini akan membahas seberapa besar pertumbuhan investasi reksa dana di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Bagaimana pasar modal yang dulunya dianggap hanya untuk kalangan berduit, sekarang bisa dijangkau oleh orang umum melalui online.

Hanya saja sebelum menginjak pada pembahasan ini, perlu dilihat kembali bagaimana potongan sejarah kehadiran jasa investasi reksa dana di Indonesia.

Investasi dengan skema reksa dana memang sudah ada di Indonesia sejak tahun 70-an, akan tetapi secara online baru dicetuskan pertama kali pada tahun 2015 oleh PT Bareksa Portal Investasi. Bareksa mendapat izin resmi dari OJK pada 8 Februari 2016. Tak butuh waktu lama hingga popularitas aplikasi seluler di kalangan penyedia jasa investasi menanjak dengan pesat.

Popularitas tersebut sangat mempengaruhi kondisi pasar modal dalam negeri, khususnya dari sisi investasi reksa dana. Salah satu indikator yang bisa dimanfaatkan untuk membaca perkembangan ini adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB).

NAB adalah nilai yang menggambarkan total kekayaan yang dikelola manajer reksa dana setiap harinya. OJK memiliki data seberapa besar angka NAB di Indonesia secara kumulatif sejak tahun 2013.

Data OJK menunjukkan setiap tahun nilai investasi yang dikelola oleh manajer investasi selalu meningkat. Di awal tahun 2013 hingga akhir tahun 2016, dana masyarakat yang dikelola manajer investasi reksa dana hanya berkisar Rp200–300 triliun. Memasuki pertengahan 2017, jumlah yang dikelola sudah berada di atas Rp 400 triliun, atau dua kali lipat dari posisi awal.

Sejak itu angka investasi masyarakat tidak pernah turun di bawah angka Rp 400 triliun. Meskipun tidak selamanya mengalami peningkatan secara linier. Seperti saat wabah Covid-19 mulai melanda Indonesia dan dunia, nilai investasi masyarakat melandai.

Tercatat angka NAB sempat mencapai Rp 558 triliun pada bulan Oktober 2019, akan tetapi hanya berselang empat bulan kemudian nilai ini anjlok cukup drastis. Pada bulan Maret 2020 saat Covid-19 merebak, data dari OJK menunjukan bahwa manajer reksa dana hanya mengelola modal dari masyarakat sebesar Rp 471 triliun saja.

Setelah satu tahun kinerja NAB kembali menunjukan grafik yang membaik. Masyarakat kembali mempercayakan modal mereka pada lembaga pengelola investasi meskipun pandemi Covid-19 masih berlangsung. Sejak Desember 2020, nilai investasi masyarakat telah kembali di angka Rp 570 triliun. Hanya saja belum menunjukan kemajuan yang positif pada periode selanjutnya, yakni di tahun 2021, yang justru menunjukkan stagnasi.

Top Aplikasi Reksa Dana

Selama 5 bulan, antara Agustus hingga Desember 2021, data OJK menunjukkan sejumlah manajer investasi penyumbang NAB terbanyak. Apabila sumbangan tersebut diakumulasikan hasilnya seperti di bawah ini.

Jika ditelusuri lebih jauh, dari kelima manajer reksa dana tertinggi ini dua diantaranya tidak mengelola modal secara online. Yakni PT Schroder Investment Management Indonesia dan PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen. Sedangkan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia memiliki aplikasi bernama Klikmami, PT Sinarmas Asset Management membuat aplikasi untuk publik bertajuk Siminvest, dan PT Mandiri Manajemen Investasi mengelola 2 aplikasi reksa dana online bernama Moinves dan Koinworks.

Aplikasi Koinworks sendiri sudah diunduh dan diinstal sebanyak lebih dari satu juta kali dari Google Play Store sedangkan Moinves baru diinstal lebih dari 10 ribu kali. Sedangkan SimInvest telah diinstal lebih dari 100 ribu kali. Sedangkan Klikmami tidak memiliki aplikasi seluler dan hanya bisa diakses melalui layar browser.

Gambar1. Aplikasi investasi di Google Play Store (sumber: Google Play Store)

Akan tetapi data statistik yang ditampilkan di Google Play Store untuk bidang aplikasi investasi reksa dana menunjukkan bahwa aplikasi Bibit, Ajaib, Pluang, hingga Bareksa mengantongi pelanggan terbanyak. Manajemen investasi Bibit, yang dikembangkan oleh PT Bibit Tumbuh Bersama, telah diunduh oleh lebih dari 5 juta kali. Sedangkan aplikasi Ajaib mendapat lebih dari 1 juta unduhan. Bareksa dan Pluang diunduh oleh lebih dari 500 ribu pengguna.

Review Apliksi Investasi Bertebaran di YouTube

Pemantauan Netray Media Monitoring di laman YouTube terkait topik aplikasi investasi menghasilkan sejumlah data yang menarik. Pemantauan tersebut menggunakan kata kunci “aplikasi investasi” dan dilakukan selama periode 1 Oktober 2021 hingga 20 Januari 2022. Simak sejumlah temuan Netray di bawah ini.

Gambar 2. Statistik Youtube dengan kata kunci aplikasi investasi (sumber: Dashboard Netray)

Netray menemukan bahwa 141 video yang mengandung kata kunci diunggah selama periode pemantauan. Video-video tersebut sudah ditonton sebanyak 104 ribu kali dan mendapat komentar sebanyak 175 kali. 65 komentar adalah komentar positif sedangkan 68 lainnya merupakan komentar bersentimen negatif.

Beberapa video terpantau secara khusus membahas sejumlah aplikasi investasi seperti Bibit, Ajaib, dan Pluang. Video yang membahas aplikasi investasi Bibit menjadi video yang paling banyak ditonton dengan 7,7 ribu kali penayangan. Disusul dengan video yang membahas aplikasi Pluang dengan penayangan sebanyak 1,1 ribu kali.

Video Aplikasi Ivestasi (sumber: Dashboard Netray)

Investor Reksa Dana: Dari Pelajar hingga Ibu Rumah Tangga

Hingga akhir Desember 2021, total pemilik Single Investor Identification (SID) atau nomor identitas tunggal investor saham, reksa dana, dan obligasi di dalam negeri telah mencapai angka 5.749.030. Sebanyak 3.545.452 merupakan investor laki-laki sedangkan 2.203.578 lainnya merupakan investor perempuan.

Sebanyak 42,12% dari keseluruhan pemilik SID berprofesi sebagai pegawai swasta. Status pelajar tidak mengurangi minat mereka untuk berinvestasi sehingga dapat menyumbang 20%. Bahkan menyaingi profesi pengusaha yang hanya di angka 13,83%. Yang menarik di sini adalah 4,06% pemilik SID mengaku berprofesi sebagai ibu rumah tangga serta 0,31% berasal dari jajaran kepolisian.

Dari kategori usia, data menunjukan bahwa rentang usia 21–30 tahun menjadi peminat investasi reksa dana paling tinggi, yakni mencapai angka 49,38% atau hampir separuh populasi. Karena kepemilikan modal sebagian besar dimiliki oleh usia produktif, maka urutan kedua dan ketiga adalah rentang usia 31–40 tahun dan 41–50 tahun. Dengan persentase 23,56% dan 12,04%. Kelompok masyarakat di bawah usia 20 tahun hanya menyumbang 4,88% saja.

Dengan pemaparan data di atas, peluang aplikasi investasi untuk terus berkembang di masa depan tentu saja masih terbuka sangat lebar. Keberadaan aplikasi investasi yang baru muncul 6 hingga 7 tahun terakhir memiliki potensi berkembang dan semakin memudahkan penggunanya seiring dengan perkembangan teknologi.

Sementara jika dilihat dari potensi investor, berdasarkan data pemilik SID juga masih berada di angka 1 digit (dalam juta) apabila dibanding dengan penduduk Indonesia yang mencapai 3 digit. Usia muda menjadi kalangan yang paling potensial, maka pengenalan produk investasi sejak dini bukan tidak mungkin akan makin meningkatkan pertumbuhan investasi di masa mendatang.

Editor: Irwan Syambudi

Arus Sentimen Negatif untuk Haruna dalam Aksi Tagar #HarunaOut

Anggota Executive Committee Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Haruna Soemitro jadi bulan-bulanan warganet Twitter usai memberikan pernyataan kontroversial soal kondisi sepak bola Tanah Air dan mengkritik pelatih baru Timnas Sepak Bola Indonesia Shin-Tae-Yong. Tak hanya tuai sambutan sentimen negatif, warganet juga menyuarakan aksi tagar #HarunaOut dan mengecam pernyataan yang dinilai kontroversial tersebut.

Netray melakukan pemantauan di media sosial Twitter selama sepekan terakhir (13-19 Januari 2022) terkait kata kunci “haruna” dan “hs && sty” serta tagar #HarunaOut untuk melihat gambaran opini yang mengisi sentimen dominan dan isu yang disuarakan dalam tagar tersebut. Hasilnya ialah sebagai berikut.

Gambar 1. Statistik perbincangan topik haruna di Twitter

Netray mendapatkan 17,5 ribu twit terkait kata kunci dari total 11,4 ribu akun Twitter yang turut memperbincangkan topik ini. Muatan sentimen dalam opini warganet didominasi oleh sentimen negatif sebesar 13,8 ribu atau 78.8% dari total perbincangan. Impresi yang diperoleh sebesar 157,8 juta dengan potensi jangkauan hingga 86.8 juta akun. Angka ini cukup besar untuk sebuah isu yang naik dalam waktu beberapa hari saja.

Kontroversi Haruna: Kritik Shin Tae Yong & Singgung Match Fixing

Nama Haruna menjadi perbincangan setelah muncul dalam sebuah podcast bertajuk “Haruna Soemitro Buka-Bukaan Soal Shin Tae Yong dan Pemain Naturalisasi” yang dibagikan oleh kanal Youtube JPNN.com pada 15 Januari 2022. Dalam podcast tersebut Haruna menyebut Shin Tae Yong gagal memberikan prestasi tertinggi bagi Timnas Indonesia. Ia juga menyebut bahwa match fixing tak harus diberantas.

Pernyataannya itu juga kemudian mengundang komentar di kolom komentar pada sejumlah konten Youtube yang membahas soal Haruna. Setidaknya selama sepekan terakhir, kata kunci haruna muncul dalam 144 konten video dari berbagai kanal Youtube. Adapun sentimen pembahasan di kolom komentar didominasi oleh sentimen negatif.

Gambar 2. Statistik topik haruna di Youtube

Terlihat bahwa kata kunci haruna mulai dibahas di kanal Youtube pada 15 Januari 2022. Konten video berupa podcast dialog antara Haruna dan pembawa podcast di kanal JPNN pada tanggal tersebut menjadi konten pertama yang memantik perhatian publik. Sisanya adalah tanggapan dari sejumlah pihak termasuk PSSI dalam menyikapi kericuhan publik terhadap pernyataan Haruna tersebut.

Gambar 3. Konten video Youtube yang paling banyak ditonton

Haruna Bikin Resah & Khawatir Masa Depan Timnas

Sebenarnya kata kunci terkait haruna sudah terlihat sejak 16 Januari, namun jumlahnya tidak banyak. Warganet menyadari isu ini setelah akun @medioclubID membagikan utas membahas pernyataan Haruna Soemitro yang dianggap kontroversial. Dalam twit yang ditulis pada 17 Januari, akun MedioClubID mengaku resah dengan pernyataan Haruna sekaligus khawatir terhadap masa depan timnas dan sepak bola Indonesia.

topik haruna di Twitter: harunaout
Gambar 4. Statistik puncak perbincangan di Twitter

Sebuah utas berisi 12 twit membahas pernyataan Exco PSSI Haruna (Gambar 5) mendapat impresi yang cukup tinggi dari masyarakat Twitter. Tweet ini dibagikan sebanyak 11,4 ribu kali, disukai 19,7 ribu akun, dan mendapat 1,7 ribu komentar. Dari sinilah topik seputar pernyataan Haruna menarik perhatian publik dan menjadi bahan diskusi bersama di Twitter. Terlihat dari gambar 6, yang menunjukkan bahwa akun ini paling banyak berkontribusi dalam perbincangan selain akun fansclub sepak bola lain.

Gambar 5. Thread yang membahas soal Haruna

Gambar 6. Akun Twitter yang banyak membahas Haruna

Dalam utas tersebut, akun MedioClubID juga turut menyuarakan tagar #HarunaOut sehingga selain memantik diskusi warganet ia juga turut berpengaruh dalam mengobarkan aksi tagar tersebut. Namun, jika mengulik ke belakang, akun Pedri Gonzales dan Mazzini merupakan inisiator tagar ini sebelum akhirnya ramai digunakan oleh akun-akun lain hingga mencapai 14,4 ribu tweet.

Gambar 7. Contoh twit tentang Haruna

Gambar 8. Peak time tagar #HarunaOut

Artinya hampir 92% dari perbincangan yang menyebut Haruna menggunakan tagar ini sehingga wajar apabila arah perbincangan didominasi sentimen negatif. Dari kecenderungan warganet menggunakan tagar ini juga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tidak sepakat dengan pernyataan Haruna Soemitro dan memilih memintanya mundur dari PSSI yang disuarakan dalam tagar HarunaOut.

Gambar 9. Twitt sentimen negatif tentang Haruna

Gambar 10. Twitt sentimen negatif tentang Haruna

Akun @bola_abis bahkan turut membagikan tutorial menyingkirkan Haruna mengingat tagar yang dinaikkan warganet tidak dapat secara langsung melengserkan jabatan Haruna Soemitro dari jajaran Exco PSSI. Tidak hanya itu, Netray juga melihat adanya dukungan warganet yang tinggi terhadap pelatih Shin Tae Yong yang dalam hal ini dianggap telah disudutkan oleh Haruna. Tagar #SaveSTY dan #STYStay merekam jejak dukungan tersebut.

Aksi Tagar #HarunaOut #STYStay: Suara Warganet Dukung Shin Tae Yong

Sebagai bentuk dukungan warganet terhadap Shin Tae Yong, tagar #STYStay dan #SaveSTY turut menghiasi jajaran trending Twitter pada 17 Januari 2022. Tagar ini merupakan kelanjutan dari aksi #HarunaOut yang menyuarakan kritik terhadap Haruna sekaligus menuntut mundur Haruna dan mempertahankan Shin Tae Yong.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-41.png
Gambar 11. Twit aksi #HarunaOut dan #SaveSTY

Gambar 12. Twit aksi #HarunaOut dan #SaveSTY

Warganet lebih memilih Haruna Soemitro mundur dari PSSI ketimbang memberhentikan Shin Tae Yong sebagai pelatih Timnas Indonesia. Demikian pantauan Netray terkait keramaian perbincangan soal Haruna selama beberapa waktu terakhir. Simak analisis menarik lainnya di analysis.netray.id.

Editor: Irwan Syambudi

Layanan Paylater yang Paling Banyak Dipakai & Jadi Perbincangan Warganet

Layanan digital kini semakin berkembang pesat, mulai dari dompet digital, fintech peer to peer, hingga layanan paylater. Masyarakat semakin mudah mengakses berbagai layanan finansial digital, termasuk paylater atau layanan bayar nanti yang kini dapat diakses melalui berbagai aplikasi. Lalu aplikasi apa sajakah yang paling sering digunakan oleh masyarakat? dan seperti apa impresi warganet terkait aplikasi tersebut?

Dilansir melalui laman dailysocial.id melakukan suevei DailySocial Fintech Report 2021 yang melibatkan 1.500 responden. Berdasarkan survei tersebut produk e-money atau dompet digital menjadi produk teknologi keuangan yang paling banyak dipakai di Indonesia, yaitu dipakai oleh 53,7% responden.

Melalui hasil survei yang dilakukan oleh dailysocial.id Shopee Paylater menjadi layanan paylater yang paling banyak digunakan selama tahun 2021. Bahkan persentasenya mencapai 78,4%, diikuti oleh Gopay Later dengan persentase sebesar 33,8%. Serta diurutan ketiga ditempati oleh Kredivo dengan persentase sebesar 23,3%.

Selain tiga layanan tersebut, di urutan keempat terdapat layanan paylater milik Akulaku dengan persentase sebesar 20,4% dan Traveloka Paylater sebesar 8,6%.

Tak hanya mengamati berdasarkan hasil survei tersebut Netray juga mengamati impresi warganet terkait topik ini. Netray memantau perbincangan warganet terkait lima aplikasi layanan paylater yang paling banyak digunakan oleh masyarakat selama tahun 2021.

Aplikasi Layanan Paylater Paling Banyak Diperbincangkan Warganet

Netray mengamati perbincangan warganet sejak 20 Desember 2021 sampai dengan 18 Januari 2022. Netray menggunakan lima aplikasi paylater yang paling banyak digunakan berdasarkan survei dailysocial.id sebagai kata kunci. Kelima aplikasi tersebut yaitu, Shopee paylater, Gopay Later, Kredivo, Akulaku, dan Traveloka Paylater.

Melalui kelima kata kunci tersebut Netray justru menemukan Kredivo sebagai aplikasi layanan paylater yang paling banyak diperbincangkan oleh warganet.

Berdasarkan pantauan Netray layanan Kredivo justru menempati urutan teratas layanan paylater yang paling diperbincangkan oleh warganet, diikuti oleh Akulaku, Traveloka Paylater, Shopee Paylater, dan Gopay Later. Seperti apakah perbincangan warganet terkait topik ini?

  1. Kredivo

Kredivo adalah aplikasi kredit digital yang memberikan kemudahan untuk beli sekarang dan bayar nanti. Dengan menggunakan layanan ini Kredivo menawarkan proses pengajuan cepat, bahkan hanya 1 menit sampai 24 jam, bisa cicil tanpa uang muka. Bahkan bunga 0% untuk periode 30 hari pembayaran. Berikut impresi warganet terkait layanan paylater Kredivo.

paylater
Gambar 1. Impresi warganet terkait Kredivo

Melalui beberapa tweets di atas warganet tampak terkesan dengan layanan Kredivo yang dinilai memudahkan warganet dalam proses pembayaran. Selain itu, warganet juga menilai lebih hemat saat menggunakan paylater Kredivo dan bunga yang lebih rendah dibanding dengan aplikasi layanan paylater lainnya.

2. Akulaku

Kini tanpa menggunakan kartu kredit layanan paylater juga ditawarkan oleh penyedia jasa Akulaku. Akulaku menyediakan layanan yang bernama Akucicil. Akucicil dapat memenuhi kebutuhan belanja pengguna dalam banyak kondisi, pengguna dapat dengan mudah berbelanja tanpa kartu kredit.

Gambar 2. Impresi warganet terkait Akulaku

Tenor yang panjang dan jumlah kredit yang tinggi membuat Akulaku cukup menarik. Selain itu, melalui tweets di atas warganet juga tampak mengandalkan Akulaku dan merasa aman melakukan transaksi dengan menggunakan layanan paylater melalui layanan Akulaku.

3. Traveloka Paylater

Traveloka PayLater merupakan fasilitas keuangan untuk pembayaran online. Fasilitas ini memungkinkan untuk membayar pembelian barang atau jasa dengan menggunakan cicilan online tanpa kartu kredit. Artinya, kita bisa berbelanja online di aplikasi Traveloka tanpa harus melakukan pembayaran saat itu juga.

Gambar 3. Impresi warganet terkait Traveloka Paylater

Aplikasi paylater satu ini cocok bagi kalian yang menyukai aktivitas jalan-jalan. Dengan menggunakan layanan paylater dari Traveloka kita dapat memesan tiket dan membayarnya nanti. Selain itu, saat ini Traveloka Paylater juga bekerja sama dengan berbagai e-commerce yang dapat memudahkan transaksi tanpa harus menggunakan kartu kredit.

4. Shopee Paylater

Layanan Shopee Paylater tentu sudah akrab bagi pengguna aplikasi Shopee. Fitur ini dapat dikatakan mirip seperti kartu kredit yang diciptakan untuk membantu user Shopee yang ingin berbelanja barang tapi belum memiliki dana yang cukup. Shopee Paylater digunakan untuk memberikan pinjaman atau cicilan bagi pengguna Shopee Indonesia.

Gambar 4. Impresi warganet terkait Shopee Paylater

Kemudahan dan jaminan keamanan membuat Shopee Paylater banyak digunakan oleh masyarakat. Selain itu, jumlah limit yang ditawarkan bahkan mencapai puluhan juta. Tak heran bila hasil survei dailysocial.id menunjukkan Shopee Paylater memimpin layanan paylater yang paling banyak digunakan pada tahun 2021. Bahkan menurut warganet Shopee Paylater dapat bermanfaat bagi bisnis yang mereka jalankan.

5. Gopay Later

Paylater Gojek atau Gopaylater adalah salah satu fasilitas paylater dari Gojek yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sama seperti paylater pada umumnya, Gopaylater juga bisa lunasi di akhir bulan sesuai dengan jumlah tagihannya. Lalu seperti apakah impresi dari warganet yang telah menggunakan layanan ini.

Gambar 5. Impresi warganet terkait Gopay Later

Menurut sebagian warganet dengan menggunakan layanan ini transaksi menjadi lebih ringan. Terlebih dengan menggunakan Gopay Later layanan Gojek juga menawarkan berbagai keuntungan lainnya, salah satunya yaitu voucher diskon. Tak heran bila warganet memanfaatkan layanan Gopay Later untuk mendapatkan promo pada transaksi mereka.

  • Infografik Paylater Paling Banyak Diperbincangkan

Simak informasi terkini lainnya melalui https://analysis.netray.id/ atau analisis mendalam Netray melalui https://medium.com/@netrayID

Infografik: Alvito Madista

Editor: Irwan Syambudi

Perkembangan Isu Dugaan Korupsi Gibran Kaesang dari Analisis Peak Time

Sepekan terakhir, nama kedua putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ramai disoroti, baik oleh media massa maupun warganet. Hal ini lantaran isu dugaan korupsi Gibran dan Kaesang yang menarik perhatian publik hingga menimbulkan beragam sentimen dan opini.

Pemantauan Netray selama periode 1-18 Januari 2022 dengan kata kunci “gibran && kaesang” menemukan 830 artikel terkait di media pemberitaan daring dan 15,6 ribu tweet di media sosial Twitter. Isu korupsi kedua putra Jokowi pertama kali naik pada 10 Januari 2022, bermula dari laporan dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bernama Ubedilah Badrun ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Gambar 1. Statistik pemberitaan topik Gibran dan Kaesang periode 1-18 Januari 2022

Mengutip artikel pertama yang ditulis RMOL, laporan tersebut berkaitan dengan dugaan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) relasi bisnis anak presiden dengan grup bisnis yang diduga terlibat pembakaran hutan pada 2015 silam. PT SM selaku perusahaan yang dimaksud ketika itu dituntut oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan senilai Rp 7,9 triliun. Namun, dalam prosesnya MA hanya mengabulkan tuntutan senilai Rp 7 miliar. 

Gambar 2. Pemberitaan media online

Hal itu disinyalir memiliki kaitan dengan Gibran dan Kaesang lantaran terjadi setelah keduanya membuat perusahaan gabungan dengan anak petinggi perusahaan PT SM pada 2019. Suntikan dana penyertaan modal dari perusahaan Ventura senilai Rp 99,3 miliar dan pembelian saham sebesar Rp 92 miliar dalam waktu dekat juga menjadi bahan yang ia ajukan sebagai dasar dugaan. 

Isu Korupsi Putra Jokowi di Media Massa

Sejak diberitakan pada 10 Januari 2021, topik terkait Gibran dan Kaesang di media massa mengalami intensitas yang cukup tinggi. Dari pemantauan Netray selama seminggu terakhir, media banyak mengulik perkembangan laporan dugaan korupsi Gibran dan Kaesang serta menampilkan opini dari berbagai pihak untuk mencoba menanggapi isu tersebut. Berikut gambaran peak time pemberitaan bertopik “gibran && kaesang” pada 1-19 Januari 2022.

Gambar 3. Peak time pemberitaan topik Gibran & Kaesang

Nama dua putra Jokowi mendapat sorotan media yang tinggi sejak 10 Januari 2022. Adapun muatan sentimen yang mendominasi artikel pemberitaan adalah sentimen negatif. Terkait isu apa saja yang naik berkaitan dengan kata kunci kedua anak presiden tersebut dapat dilihat dari hasil analisis hot issue berikut.

isu korupsi gibran kaesang
Gambar 4. Hot issue

Perkembangan isu korupsi yang menyeret nama dua nama anak presiden itu juga menyangkut sejumlah pihak seperti PDIP, hingga Jokowi Mania atau JoMan. Kabar terbaru berdasarkan pemberitaan media massa, pihak JokMan turut melaporkan balik Ubedillah ke Polda Metro Jaya.

Ketua Umum Relawan JoMan Immanuel Ebenezer melaporkan Ubedilah ke Polda Metro Jaya dengan Pasal 317 KUHP. Pengaduan tersebut terdaftar dengan nomor LP/B/239/I/2022/SPKT/Polda Metro Jaya tertanggal 14 Januari 2022.

Gambar 5. Pemberitaan media online

Imanuel atau Noel mengaku membuat laporan tanpa berkoordinasi dengan kedua putra Presiden Jokowi terlebih dahulu. Noel berinisiatif mengambil tindakan tersebut karena sebagai dosen, Ubedilah dianggap membuat laporan tidak berbasis data sehingga dianggap hoaks atau kepalsuan.

Pelapor Dilaporkan Balik ke Polisi

Hal yang sama juga terjadi di media sosial Twitter. Selama seminggu terakhir perbincangan topik Gibran dan Kaesang menarik lebih banyak atensi ketimbang periode seminggu sebelumnya. Lonjakan perbincangan ini didominasi oleh muatan sentimen negatif sebesar 48% dari total perbincangan.

Gambar 6. Peak time perbicagan di Twitter

Perbincangan topik memuncak pada 18 Januari 2022 dengan total 7,1 ribu twit. Berdasarkan pemantauan Netray, ada dua pemantik yang menyebabkan perbincangan topik ini melonjak 2 kali lipat, yaitu soal kontroversi pelaporan balik dari JoMan dan naiknya tagar #UsutTuntasGibranKaesang.

Adanya serangan balik dari JoMan yang melaporkan Ubedilah menciptakan kegaduhan di Twitter. Jika mengamati peak time perbincangan topik pada Gambar 6 di atas terlihat bahwa isu korupsi anak presiden ini tidak begitu banyak menarik atensi pada periode 10-11 Januari. Perbincangan naik pada 12 Januari setelah akun @mazzini_gsp memantik isu ini.

Gambar 7. Twit bersentimen negatif

Gambar 8. Twitt bersentimen negatif

Warganet bergejolak setelah mengetahui informasi bahwa JoMan ganti melaporkan Ubedilah karena dianggap berlebihan sebab baru beberapa hari dilaporkan dan belum ada hasil pengecekan dar KPK. Isu inilah yang memantik muatan emosi negatif dari netizen. Tagar #UsutGibranKaesangHinggaTuntas pun naik untuk mengawal proses peradilan ini pada 18 Januari 2022 sebagai puncak perbincangan.

Simak ulasan selengkapnDemikian analisis Netray, simak ulasan topik terkini lainnya dalam laman analysis.netray.id

Editor: Irwan Syambudi

Dilema Masyarakat Manfaatkan Pinjaman Online

0

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerima puluhan ribu aduan soal aplikasi pinjaman online atau pinjol selama dua tahun terakhir. Dan selama 2021 Satgas Waspada Investasi (SWI) memberhentikan setidaknya 270 aplikasi pinjol atau penyedia layanan peer to peer lending (P2P) ilegal di Indonesia.

Aplikasi pinjol digerakkan oleh perusahaan financial technology (fintech). Per 3 Januari 2022 OJK mencatat hanya ada 103 perusahaan fintech yang berizin.

Namun jika dilihat berdasarkan data dalam kurun waktu lima tahun 2016–2020, perusahan fintech mengalami perkembangan pesat. Perkembangan perusahaan fintech tertinggi terjadi pada 2019, dari tahun sebelumnya hanya 88 perusahaan menjadi 164 perusahaan atau naik 46%.

Sebelumnya pada tahun 2016, perusahaan pinjol tumbuh mencapai angka 135 perusahaan dan menurun tajam menjadi hanya 27 perusahaan pada tahun 2017. Hal ini karena diberlakukannya Peraturan OJK Nomor 77/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.

Aturan itu mengatur tentang badan hukum, permodalan, batas maksimum pinjaman, bentuk perjanjian yang digunakan, hingga mengatur peminjam dan pemberi pinjaman dari perorangan sampai badan usaha. Secara tidak langsung aturan tersebut makin membatasi pertumbuhan fintech.

Namun, setelah itu perusahaan fintech tumbuh dengan pesat, yang menandakan bahwa sejumlah perusahaan mampu beradaptasi dengan aturan yang ditetapkan.

Pertumbuhan perusahaan fintech ini juga ditandai dengan makin menjamurnya pinjol dalam beberapa tahun terakhir. Menurunnya pendapatan masyarakat, kebutuhan akan uang dalam waktu yang singkat kemudian menjadikan pinjol sebagai muaranya. Hal itu sejurus dengan hasil riset yang dilakukan SMERU, sebuah lembaga independen yang melakukan penelitian dan kajian kebijakan publik.

Dalam riset SMERU mengenai keuangan rumah tangga 2021 menunjukkan 74% rumah tangga mengalami penurunan pemasukan. Sedangkan 70% tetap bekerja di luar rumah untuk menambah pemasukan, 14% berpindah ke sektor informal, dan 51% tidak mempunyai tabungan kemudian terpaksa menjual atau menggadaikan aset mereka dan meminjam uang.

Sementara berdasarkan data OJK, penyaluran dana pinjol selama satu tahun terakhir yakni November 2020 sampai November 2021 mengalami pertumbuhan. Pada periode yang sama, yakni November 2020 dan November 2021 tercatat terjadi peningkatan penyaluran dana pinjaman online sebesar 50,98%.

Bila diamati melalui grafik jumlah penyaluran dana pinjaman bulanan, sempat meningkat secara signifikan pada Juli 2021, yakni mencapai Rp 15,66 triliun. Pada bulan Juli 2021 bertepatan pula dengan puncak gelombang kedua COVID-19 di Indonesia, yang saat itu sejumlah kebijakan pembatasan sosial ketat diberlakutan merespons situasi darurat.

Pinjol yang Meresahkan Masyarakat

Namun dengan tingginya dana penyaluran pinjol, alih-alih semakin meringankan beban. Masyarakat yang menggunakan jasa pinjol justru banyak mengeluh. Tingginya bunga yang ditetapkan oleh perusahaan pinjol membuat pada peminjam justru merasa kesulitan membayar. Belum lagi mereka harus menghadapi teror yang dibuat oleh perusahaan pinjol untuk menagih tunggakan.

OJK mencatat setidaknya 19.711 aduan masyarakat terkait pinjol legal maupun ilegal yang melakukan pelanggaran. Pengaduan tersebut tercatat dalam rentang waktu 2019–2021. Dilansir melalui laman finansial.bisnis.com sebanyak 47,03 persen dari total kasus atau 9.270 kasus termasuk ke dalam pengaduan berat, sementara sisanya 10.441 termasuk pelanggaran ringan atau sedang.

Tidak hanya itu, OJK juga mencatat bahwa setidaknya ada empat isu aduan berat yang paling banyak dilaporkan, yang notabene dilakukan oleh pelaku pinjol ilegal. Pertama, pencairan dana atau pinjaman tanpa persetujuan pemohon. Kedua, ancaman penyebaran data pribadi. Ketiga, penagihan kepada seluruh kontak HP (milik korban) dengan teror atau intimidasi. Terakhir, penagihan dengan kata kasar dan pelecehan seksual.

Menindaklanjuti berbagai aduan yang meresahkan masyarakat ini, OJK melalui SWI telah memblokir ratusan bahkan ribuan perusahaan fintech sejak tahun 2018.

Dilansir melalui laman databoks.katadata.co.id SWI telah menghentikan aktivitas 3.631 fintech pinjol ilegal sejak 2018. Adapun jumlah platform pinjol ilegal yang disetop pada 2018 sebanyak 404 platform. Angkanya kemudian melonjak 269,5% menjadi 1.493 platform pada 2019.

Pinjol ilegal yang disetop operasionalnya turun 31,3% menjadi 1.026 platform pada 2020. Sementara itu, pada 2021 terdapat 708 platform pinjol ilegal yang diberhentikan beroperasi sejak Januari hingga Oktober 2021.

Dikutip melalui laman katadata.co.id Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyebut oknum pinjol ilegal yang melakukan teror terhadap nasabah akan ditindak menggunakan Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Mahfud juga telah menegaskan bahwa pinjol ilegal tidak sah secara hukum perdata karena tidak memenuhi syarat objektif dan subjektif. Oleh karena itu, pemerintah menganggap semua aktivitas pinjol ilegal batal demi hukum.

Pemberitaan Media: Selain Kategori Keuangan, Pinjol Masuk Kategori Hukum

Selain merangkum data melalui berbagai sumber, Netray juga melakukan pemantauan melalui media pemberitaan online. Netray melakukan pemantauan selama 30 hari, yakni sejak 19 Desember 2021 sampai dengan 17 Januari 2022. Hasilnya tampak melalui gambar 1.

Gambar 1. Pantauan pemberitaan media online

Pada infografik gambar 1 tampak total pemberitaan terkait pinjol mencapai 487 artikel yang berasal dari 86 media pemberitaan online. Dari jumlah artikel tersebut pembahasan terkait topik ini setidaknya melibatkan 6,168 person entities. Sementara pada top categories pembahasan media didominasi oleh artikel berkategori keuangan, hukum, pemerintahan, dan teknologi.

Gambar 2. Portal berita online yang beritakan pinjol

Kemudian pada kategori top portal seperti pada gambar 2, Netray menemukan 10 portal yang paling banyak menerbitkan artikel terkait pinjol. Pada urutan pertama tampak CNN Indonesia yang menerbitkan sebanyak 30 artikel, kemudian Bisnis Indonesia dengan 28 artikel, dan delapan media lainnya.

Bahaya Pinjol yang Terekam dalam Pemberitaan Media

Pinjaman online seolah menjadi solusi yang menggiurkan bagi siapa saja yang tengah mengalami permasalahan keuangan. Namun alih-alih menjadi jalan keluar sebagian orang justru terjebak dalam pusaran pinjol yang membahayakan. Tak tanggung-tanggung bahkan akibat terlilit pinjol seseorang dapat memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Gambar 3. Contoh pemberitaan pinjol sebabkan bunuh diri

Sebagaimana dimuat melalui laman kumparan.com pada Sabtu, 2 Oktober 2021, seorang ibu rumah tangga berinisial WPS (38) di Desa Selomarto, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri nekat bunuh diri karena pinjol.

Selain itu, kasus serupa juga dialami oleh Pemuda di Malang, Jawa Timur. Pemuda berinisial MEM (20) warga Desa Ampeldento, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, ditemukan gantung diri pada Jumat, 22 Oktober 2021 sekitar pukul 17.00 WIB. Diduga ia nekat mengakhiri hidup karena stres terlilit utang pinjol.

Selain maraknya kasus bunuh diri akibat lilitan pinjol, penyalahgunaan data pribadi juga menjadi hal yang sangat riskan. Itulah sebabnya pemerintah menutup 5.429 platform pinjol.

Gambar 4. Pemberitaan penutupan akses pinjol

Melalui laman tempo.co Menteri Komunikasi dan Infomasi (Menkominfo) Johnny G Plate mengakui penyalahgunaan data pribadi di sektor jasa keuangan masih menjadi tantangan. Ia mengatakan, Kominfo akan memastikan pengelolaan data pribadi dari aspek tata kelola, teknologi, dan sumber daya manusia sesuai ketentuan yang berlaku.

Editor: Irwan Syambudi

Viralnya NFT Foto Selfie Ghazali Menciptakan Fenomena Baru

Bisnis Non-Fungible Token (NFT) tengah ramai menjadi diperbicanngan dan berhasil menciptakan fenomena baru. Seorang mahasiswa di Semarang Jawa tengah Sutan Gustaf Al Ghazali viral setelah berhasil menjual swafoto atau selfie di NTF dengan harga tinggi hingga meraup miliaran rupiah.

Ghazali telah menjual sebanyak 933 foto dirinya pada akun OpenSea. Ghazali konsisten melakukan foto selfie sejak tahun 2017 dan baru berani mempromosikan foto dirinya pada akhir 2021 kemarin. Berdasarkan akun koleksi fotonya bernama Ghazali Everyday di OpenSea, dari jumlah keseluruhan foto NFT yang dijual harga terendahnya sekitar Rp17,4 juta. Kemudian intensitas transaksi seluruh 933 foto selfie NFTnya sudah mencapai kisaran Rp141,1 miliar. 

Sebenarnya apa itu NFT? NFT adalah bagian dari blockchain ethereum. Sedangkan ethereum adalah cryptocurrency seperti bitcoin ataupun dogecoin. Akan tetapi NFT ini dapat menyimpan informasi tambahan yang membuatnya bekerja secara berbeda. Artinya NFT hanya dapat dibuat satu kali dalam proses blockchain. Hal yang membuatnya unik karena tidak dapat tergantikan oleh NFT lainnya atau limited edition. Oleh sebab itu NFT dapat menjadi alternatif bagi seniman untuk menjual hasil karyanya secara daring. 

Mengutip dari The Verge, karya NFT yang berupa aset digital tersebut dapat berupa karya seni digital, gambar unduhan, GIF, gambar objek fisik, twit, real estate virtual, dan masih banyak lagi. Selain itu NFT juga dapat mengubah karya seni digital dan barang koleksi lainnya menjadi aset unik yang dapat diverifikasi sehingga mudah diperdagangkan dengan memanfaatkan blockchain.

Bagaimana keramaian warganet memperbincangkan seputar topik tersebut di media sosial Twitter? Netray melakukan pemantauan terhadap topik mengenai NTF dalam sepekan. Perbincangan warganet seputar tren NFT didominasi dengan pemberitaan tentang selfie foto ghozali yang terjual miliaran rupiah.  

Gambar 1. Top word topik NFT foto

Berdasarkan top word pada gambar 1, terlihat kata selfie, foto, ghozali, dan jual berukuran paling besar daripada lainnya. Netray melakukan pemantauan terkait viralnya NFT foto selfie Ghazali tersebut dalam periode sepekan yakni 11-17 Januari 2022.

Gambar 2. Statistik perbincangan Twitter

NFT foto selfie Ghazali tersebut mendulang sebanyak 908 twit yang mencapai impresi 12,5 ribu kali. Total perolehan twit positif dan negatif seputar topik tidak terpaut jauh meski jumlah twit negatifnya lebih unggul. 

Gambar 3. Grafik sentimen trend

Grafik perbincangan seputar topik memuncak pada 13 Januari 2021. Dari total twit pada puncak perbincangan sebanyak 340 twit dengan rincian twit sentimen positif sebanyak 91, twit sentimen negatif 95, dan sisanya twit bersentimen netral sebanyak 154. 

Gambar 4. Sampel twit puncak perbincangan

Sebanyak 340 twit dari puncak perbincangan didominasi oleh tiga teratas twit populer. Seperti dilihat dari gambar di atas, twit dari akun portal media daring @CNNIndonesia menjadi twit yang paling banyak mendapat interaksi warganet. Kemudian diikuti oleh twit dari publik figur @solehsolihun yang menuliskan opini berupa ketidakpahaman atas tren NFT dan bingung atas viralnya NFT foto selfie Ghazali yang dibeli banyak orang dengan harga tinggi.  

Kata Warganet: ‘Cringe dengan Fenomena Ikut-Ikutan NFT Foto Selfie Seperti Ghazali’

Munculnya galeri foto selfie Ghazali selama 5 tahun yang laku dengan harga tinggi menginspirasi masyarakat untuk melakukan hal serupa. Selain berfoto selfie seperti yang dilakukan Ghazali, tidak sedikit warganet mulai menjual barang-barang random di NFT dan berharap terjual mahal. 

Seperti opini akun @WisWiz yang menilai bahwa reaksi masyarakat Indonesia asal meniru foto selfie tanpa mempelajari NFT terlebih dahulu. Sayangnya foto selfie yang dilakukan oleh masyarakat dianggap tidak memiliki value dan hanya ingin kaya raya secara instan. Twit kekesalan dari beberapa warganet diatas mewakili masyarakat yang merasa kurang nyaman dengan dampak dari “ghazali effect”. 

Selain mengomentari twit berupa kekesalan, warganet juga memberikan opini bernada positif. Opini positif ini berkaitan dengan perkembangan NFT yang dapat menjadi wadah bagi para seniman untuk menyajikan karyanya secara daring. 

Sejumlah warganet berharap NTF dapat menjadi ruang jual beli karya para seniman dan tidak salah kaprah dengan menjual karya-karya asal-asalan yang tak memiliki nilai. Demikian analisis netray, simak ulasan topik terkini lainnya dalam analysis.netray.id

Editor: Irwan Syambudi

Meski Booster Digratiskan, Sentimen Negatif Soal Vaksin Masih Dominan

Presiden Joko Widodo menetapkan vaksinasi dosis ketiga atau booster gratis pada 11 Januari 2022 lalu. Kabar itu dinilai sebagai kabar baik, namun nyatanya di media sosial sentimen negatif mengenai vaksin masih mendominasi.

Netray melakukan pemantauan di media sosial Twitter menggunakan kata kunci “vaksin” selama periode pemantauan 8-14 Januari 2022. Hasilnya ditemukan lebih dari 124 ribu twit yang mencatut kata kunci tersebut.

Topik soal “vaksin” mengalami puncak perbincangan pada tanggal 11 Januari 2021 dengan total twit hampir menyentuh angka 30 ribu. Hari itu bertepatan dengan momentum pengumuman vaksin booster gratis yang disampaikan oleh Presiden.

Berikut pada Gambar 1 merupakan hasil analisis Netray untuk dapat melihat kata yang sering muncul dalam twit soal vaksin hiingga grafik waktu puncak perbincangan warganet soal topik tersebut.

gambar 2 peak time topik vaksin
sumber dashboard Netray

Kehalalan vaksin masih menjadi topik utama perbincangan warganet tentang program ini. Terlihat dari Top Word di dalam gambar 1, kosakata halal masih muncul di jajaran utama. Vaksin yang digunakan Indonesia selama ini merupakan vaksin yang diproduksi oleh beberapa negara dan ilmuwan non-muslim sehingga kehalalan vaksin selalu menjadi bahan perdebatan publik.

Kendati pemerintah telah menyatakan bahwa bahan atau proses pembuatan tak mengandung unsur haram dan telah dinyatakan aman atau halal bagi umat muslim tetapi hal itu masih memicu perdebatan di media sosial. Sejumlah akun Twitter masih mempertanyakan soal kehalalan vaksin seperti contoh twit pada Gambar 3.

gambar 3 tweet kehalalan topik vaksin
sumber dashboard Netray

Tak hanya tentang kehalalan vaksin, namun kewajiban vaksinasi juga masih menjadi perdebatan publik hingga saat ini. Varian omicron yang justru menyerang orang-orang yang telah vaksin dua kali menjadi ajang kritik warganet tentang keefektifan vaksin. Sehingga publik pun mempertanyakan, ‘mengapa vaksin menjadi kewajiban yang memaksa.’

gambar 4 tweet pemaksaaan topik vaksin
sumber dashboard Netray

Mandatory Vaccine Digemakan Warganet

Mandatory vaccine atau kewajiban vaksin terus menjadi perdebatan publik hingga saat ini. Hal ini disebabkan oleh adanya peraturan mengikat yang mewajibkan vaksinasi bagi penerima vaksin. Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pengadaan dan Pelaksanaan Vaksinasi, Pasal 13A ayat 4 menyebutkan bahwa bagi orang yang telah ditetapkan sebagai penerima vaksin tapi tidak melakukan vaksinasi, dapat dikenai sanksi penundaan atau penghentian bansos, penundaan dan penghentian layanan administrasi pemerintahan, serta denda.

Selanjutnya, dalam Pasal 13B selain dikenakan sanksi seperti yang disebutkan di atas, penolak vaksin akan diberikan hukuman sesuai dengan ketentuan undang-undang tentang wabah dan penyakit menular. Sontak hal ini menimbulkan kegaduhan di tengah publik. Program ini dianggap berlebihan bahkan dinilai tidak mempertimbangkan hak rakyat.

gambar 5 tweet mandatory vaccine
sumber dashboard Netray

Warganet: Kami Sudah Vaksin

Meski masih banyak perdebatan hingga kontra terhadap kebijakan penanggulangan pandemi ini, tak sedikit juga warganet yang menyambut baik program pemerintah tersebut. Dari total tweet yang telah dihimpun oleh Netray, 29 ribu diantaranya ialah tweet yang mengandung sentimen positif. Walaupun jumlah ini tersebut bernillai kecil, namun topik ini memberikan sinyal bahwa program pemerintah ini tak sepenuhnya ditolak oleh masyarakat Indonesia.

gambar 6 total sentimen topik vaksin
sumber dashboard Netray

Tweet bernada positif ditemukan di dalam perbincangan mengenai pengalaman warganet yang telah melakukan vaksin booster. Selain itu, warganet juga menyematkan harapan terkait adanya program vaksinasi booster ini seperti Gambar 1, yakni tentang kemajuan kesehatan di tengah pandemi yang terus melanda Indonesia.

gambar 7 tweet vaksin booster
sumber dashboard Netray

Dominasi sentimen negatif soal vaksin ini jadi salah satu tantangan dalam program vaksinasi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 17 Januari 2022 untuk vaksinasi dosis kedua baru mencapai 57,62% dari total target vaksin 208 juta penduduk. Padahal program vaksinasi sudah berjalan selama satu tahun.

Demikian pantauan Media Monitoring Netray terkait perbincangan warganet terhadap program vaksinasi. Simak ulasan isu terkini lainnya hanya di https://analysis.netray.id/

Editor: Irwan Syambudi

#1hari1oknum Polisi: Mulai dari Kasus Tindak Kekerasan hingga Pemerkosaan

0

Berbagai kasus pelanggaran yang dilakukan oknum anggota Polri memicu sentimen negatif dari pemberitaan media daring maupun media sosial. Opini bernada sindiran dan kritik banyak digaungkan warganet dalam mengawal kinerja instansi kepolisian salah satunya melalui tagar #1hari 1oknum.

Kasus yang berkaitan dengan instansi kepolisian masih terus muncul dalam pemberitaan media massa dalam beberapa waktu terakhir. Sejumlah oknum polisi disinyalir ikut andil atas terjadinya kasus kekerasan hingga permerkosaan.

Masyarakat kemudian meramaikan kritik terhadap Polri dengan beberapa tagar seperti #1hari1oknum dan #percumalaporpolisi. Di media sosial warganet kerap menggunakan tagar tersebut untuk mengkritik perilaku anggota Polri yang diduga atau sudah terbukti melakukan pelanggaran tindakan pidana dan pelanggaran disiplin Kode Etik Profesi Polri (KEPP).

Dalam pemaparan Rilis Akhir Tahun Polri 2021, pada 31 Desember 2021 Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengakui sepanjang 2021 ada sejumlah kasus pelanggaran yang dilakukan anggotanya cukup menonjol dan viral. Oleh karena itu ia meminta maaf atas penyimpangan ataupun pelanggaran yang dilakukan aggotanya. Kapolri memastikan akan melakukan tindakan tegas pada anggota yang terbukti melakukan tindakan pidana.

Faktanya memang akhir-akhir ini publik sering dihadapkan dengan banyaknya kasus viral yang muncul karena penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan anggota Polri. Dalam pematauan periode 1 Desember 2021 hingga 12 Januari 2022, Netray menghimpun sebanyak 1,179 artikel yang diberitakan oleh media daring.

Gambar 1. Total News, Media, dan Kategori Pemberitaan

Seperti dilihat Gambar 1, dari 87 portal media yang mengangkat isu penyimpangan anggota Polri sebanyak 91% berita didominasi oleh kategori hukum. Kemudian berita dengan kategori pemerintahan sebanyak 4% dan kategori politik hanya 1%.

Gambar 2. Peak Time Pemberitaan Media Daring

Pemberitaan terkait penyimpangan kasus yang melibatkan oknum polisi, didominasi artikel bersentimen negatif. Dari grafik Gambar 2 di atas selama periode pemantauan, terdapat 5 kasus yang paling banyak diulas media. Kasus penyimpangan yang terbukti melibatkan anggota Polri menempati puncak pemberitaan pada 5 Desember dan 13 Desember 2021.

Puncak pemberitaan 5 Desember tentang kasus kematian mahasiswa asal Mojokerto bernama Novia Widyasari yang diduga telah diperkosa hingga hamil oleh kekasihnya yang merupakan polisi bernama Bripda Randy. Viralnya kasus tersebut di media karena Novia yang bunuh diri lantaran dipaksa menggugurkan kandungannya oleh keluarga Bripda Randy. Sontak hal itu mengundang kemarahan publik hingga berujung perundungan bagi tersangka yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan tengah menjalani hukuman.

Kasus kedua dengan puncak pemberitaan terjadi pada 13 Desember adalah kasus penolakan laporan perampokan. Oknum polisi anggota Polsek Pulogadung, Aipda Rudi Panjaitan dicopot dari jabatannya karena menolak laporan perampokan dari seorang wanita berinisial KM. Aksi perampokan yang menimpa korban KM tersebut terekam oleh kamera CCTV di salah satu ruko sekitar lokasi.

Dari beberapa kasus yang telah dipaparkan oleh grafik, terangkum dalam jajaran Top Complaint Gambar 3 berikut. Dari keseluruhan kasus penyimpangan yang melibatkan anggota Polri, selain kasus pelecehan seksual dan perampokan terdapat pula kasus terkait pencurian dan kekerasan.

Gambar 3. Top Complaint Seputar Topik

Artinya selain dua kasus di atas, yakni Novia Widyasari dan penolakan laporan perampokan, media juga memaparkan kasus pelecehan seksual, perampokan, kekerasan atau pencurian yang lain. Tidak sedikit kasus pelecehan seksual, pencurian, atau kasus lain yang melibatkan oknum anggota Polri.

Gambar 4. Contoh Berita Pelecehan Seksual dan Pemerkosaan oleh Oknum Polisi

Dari contoh pemberitaan Gambar 4 di atas, kasus tentang kekerasan seksual seperti pemerkosaan yang dilakukan oleh beberapa oknum polisi banyak berseliweran di media daring. Seperti kasus oknum Polisi yang menghamili istri tahanan, lalu Aipda Roni yang memperkosa dan membunuh dua wanita di Medan, dan kasus lainnya.

Gambar 5. Contoh Berita Kekerasan, Pencurian, dan Pesta Narkoba oleh Oknum Polisi

Di samping kasus pemerkosaan, terdapat pula beberapa oknum yang melakukan pelanggaran KEPP. Seperti kasus tentang kekerasan, pencurian hingga pesta narkoba. Dari sampel berita Gambar 5 di atas, oknum polisi melakukan penganiayaan pada remaja ABG di Jatinegara. Kemudian oknum anggota Polrestabes Medan terciduk hendak melakukan pesta Narkoba. Pemberitaan-pemberitaan tersebut semakin menaikan tagar #1hari1oknum pada media sosial dan menjadi tumpuan kritik untuk jajaran Kepolisian.

#1hari1oknum Label Kritik Warganet di Twitter Kepada Polisi

Menggemanya #percumalaporpolisi dan #1hari1oknum di media sosial Twitter semakin dipenuhi oleh aspirasi publik yang diwakili oleh warganet. Opini bernada sindiran dan kritik terus membanjiri lini masa Twitter setidaknya dalam satu bulan pemantauan.

Gambar 6. Statistik Perbincangan Warganet Twitter

Pada periode 1 Desember 2021–12 Januari 2022 dalam pantauan media sosial Twitter, topik perbincangan seputar pelanggaran yang dilakukan oknum polisi sebanyak 1,376 twit. Pada Gambar 6 mayoritas opini yang dilemparkan warganet merupakan twit bersentimen negatif dengan impresi mencapai 1,5 juta kali.

Gambar 7. Peak Time Perbincangan Warganet Twitter

Berdasarkan grafik peak time hasil pencarian Netray, terdapat dua puncak perbincangan selama satu bulan periode pemantauan. Seperti Gambar 7 di atas puncak perbincangan terjadi pada tanggal 9 Desember 2021 dan 29 Desember 2021. Topik yang meramaikan tanggal 9 Desember bermula dari twit akun @mardiasih yang mengungkapkan sindiran atas penyimpangan yang dilakukan oleh beberapa oknum Polri.

Kemudian puncak perbincangan pada 29 Desember bermula dari akun @fullmoonfolks yang menuliskan twit bernada sindiran untuk oknum anggota Polri. Sindiran tersebut menyangkut tentang kasus pelanggaran yang dilakukan oleh oknum polisi yang dinilai enggan meminta maaf kepada masyarakat. Sebab anggota polisi citranya sebagai pengayom dan pelindung masyarakat, justru yang terjadi akhir-akhir ini membuat resah masyarakat. Sontak opini dari kedua akun tersebut menarik interaksi warganet berupa komentar dan bagikan kembali.

Gambar 8. Contoh Twit Bersentimen Negatif

Twit dari kedua akun tersebut memancing warganet lainnya untuk mengkritisi instansi kepolisian. Ungkapan kekecewaan warganet karena banyak kasus yang tidak direspon atau ditangani baik oleh instansi Polri seperti terlihat dari Gambar 8. Selain itu tidak sedikit pula laporan masyarakat yang menumpuk sebagai berkas dan tidak ditindaklanjuti. Kemarahan warganet semakin memuncak atas munculnya kasus-kasus pelecehan seksual hingga pemerkosaan yang dilakukan oleh oknum polisi.

Kasus penyimpangan yang dilakukan oleh oknum-oknum anggota Polri tersebut membuat masyarakat bertanya-tanya. Keraguan masyarakat atas kinerja para anggota Polri pun menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada Polri yang notabene sebagai pelindung masyarakat.

Gambar 9. Contoh Twit Keraguan Warganet Terhadap Kinerja Polri

Tingkat Kepercayaan Publik Terhadap Polisi

Komentar terkait tingkat kepercayaan dari akun @gintingski seolah menyindir instansi kepolisian yang mewakili seluruh masyarakat. Namun seperti apa tingkatan kepercayaan masyarakat kepada instansi kepolisian?

Melansir dari media Tirto.Id yang melakukan pencarian data sejak Januari hingga Oktober 2021, terdapat 1.694 kasus pelanggaran disiplin, 803 kasus pelanggaran kode etik, dan 147 kasus pelanggaran pidana. Menurut catatan Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri, pelanggaran pidana tahun 2021 mengalami penurunan kasus daripada tahun 2020 sebesar 85,6%. Kemudian kasus pelanggaran disiplin mengalami penurunan sebesar 48,7% dan pelanggaran kode etik sebesar 61,4% dari tahun 2020.

Meskipun mengalami penurunan kasus seperti disebutkan di atas, serta hasil survei yang dilakukan oleh dua lembaga menunjukkan kinerja Polri baik dengan tingkat kepercayaan diatas 50%. Namun berdasarkan analisis media sosial dan kajian opini publik menunjukkan mayoritas warganet memiliki sentimen negatif terhadap Polri.

Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia menyebutkan bahwa persentase ketidakpercayaan masyarakat pada Instansi Polri paling tinggi yakni sebesar 33,7% daripada lembaga penegak hukum lain. Dibandingkan dengan KPK, Pengadilan, dan Kejaksaan yang memiliki persentase tidak percaya sebesar 23,6%, 26,3% dan 26,3%. Tingkat kepercayaan masyarakat pada lembaga Polri juga paling rendah dibandingkan ketiga lembaga seperti KPK, Pengadilan, dan Kejaksaan. Komisi Pemberantasan Korupsi masih memperoleh persentase paling tinggi sebagai lembaga yang dipercayai masyarakat sebesar 76,2%.

Namun berbeda jika merujuk data data lembaga survei yang menyebut Polri memiliki tingkat kepercayaan publik yang bagus. Data Dua lembaga survei yakni Indikator dan Populi Center menunjukkan hasil kinerja Polri baik.

Gambar 10. Hasil Lembaga Survei Populi Center

Dari survei Populi Center Gambar 10, instansi Polri menempati urutan pertama sebagai instansi yang memperoleh nilai kepercayaan publik paling tinggi sebesar 75% daripada lembaga penegak lainnya.

Gambar 11. Hasil Lembaga Survei Indikator

Kemudian hasil lembaga survei Indikator menempatkan instansi Polri sebagai lembaga penegak hukum yang membagi tingkat kepercayaan dalam kategori cukup percaya sebesar 64%. Terlihat pada Gambar 11, Instansi Polri menempati urutan ketiga dengan tingkat sangat percaya publik sebesar 16%.

Editor: Irwan Syambudi

Layanan Streaming Film Tumbuh Saat Bioskop Tertatih Diterjang Pandemi

0

Data menunjukkan penurunan jumlah penonton di bioskop jadi momentum pertumbuhan layanan streaming film. Hal itu juga dibarengi dengan peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia, sehingga semakin banyak orang yang dapat menjangkau layanan streaming dan tak harus ke bioskop untuk menonton film.

Sektor industri film di Tanah Air merasakan imbas dari pandemi yang melanda Indonesia sejak awal 2020 lalu. Pemerintah memutuskan untuk menutup bioskop pada 23 Maret 2020. Akibatnya, pada tahun 2020 laju pertumbuhan layar pemutaran film dan bioskop pada 2020 dilaporkan melambat.

Dilansir melalui laman databoks.katadata.co.id pada tahun 2020 jumlah layar hanya naik 1,7% menjadi 2.145 layar dan bioskop bertambah 1,8% menjadi 517 bioskop. Padahal sebelum dilanda pandemi pertumbuhan layar dan bioskop di Indonesia terus menggairahkan. Puncaknya terjadi pada tahun 2018 industri perfilman mampu menambah 17,8% layar dan 19,8% bioskop. Sehingga terdapat 1.824 layar dan 430 bioskop pada tahun tersebut.

Pemerintah membuka kembali bioskop pada akhir Oktober 2020 menyusul penurunan kasus Covid-19. Pembukaan bioskop perlahan telah dimulai di beberapa wilayah dengan level PPKM 3 dan 2. Dibukanya kembali bioskop pun harus mengikuti sejumlah aturan yang berlaku, seperti pembatasan jumlah penonton dan tidak diperbolehkan menjual makanan dan minuman di dalam area bioskop.

Jumlah Penonton Bioskop Anjlok

Data dari filmindonesia.or.id menunjukkan berdasarkan 15 film dengan penonton terbanyak tiap tahunnya, dalam kurun waktu 2019–2021 jumlah penonton bioskop mengalami penurunan tajam.

Pada 2019 jumlah penonton mencapai 29.646.453 sedangkan pada 2020 jumlah penonton bioskop hanya 12.059.127. Perbandingan jumlah tersebut tentu dipengaruhi oleh pandemi yang mulai masuk ke Indonesia 2020. Sementara pada 2021 jumlah penonton di bioskop hanya menyentuh angka 2.457.456.

Artinya dari 2019 ke 2020 mengalami penurunan 60 %, kemudian di tahun berikutnya turun lagi hingga 80 %.

Meski kini bioskop telah dibuka kembali, minat penonton untuk menonton ke bioskop belum kembali pulih. Pelemahan daya beli masyarakat, aturan prokes yang dinilai terlalu ketat, dan perubahan gaya hidup menjadi salah satu faktor yang membuat masyarakat belum kembali ke bioskop. Dilansir melalui laman katadata.co.id sektor ini mengalami kerugian mencapai Rp 2 triliun akibat penutupan bioskop dari jumlah tiket penonton selama tujuh bulan pada tahun 2020.

Pada awal Maret 2021 para pelaku industri perfilman mengirim surat pada Presiden Joko Widodo untuk membantu membangkitkan kembali industri perfilman. Surat tersebut memuat keresahan para insan perfilman yang terkendala akibat penutupan bioskop. Hingga akhirnya bioskop kembali dibuka dan menunjukkan geliatnya pada musim Lebaran 2021.

Sayangnya, tak berlangsung lama pada 03 Juli 2021 PPKM Darurat kembali ditetapkan oleh pemerintah. Akibatnya, penutupan bioskop pun kembali terjadi.

Pemerintah akhirnya kembali membuka bioskop pada 16 September 2021. Ditutup dan dibuka secara berulang-ulang tentu mengakibatkan sejumlah pihak harus mengalami kerugian. Tak hanya pihak bioskop, namun juga insan produksi dalam perfilman Indonesia turut terkena imbasnya.

Kemudian di tengah aturan yang masih terus tak menentu seperti apakah geliat penonton pada tahun ini? Berikut persentase jumlah perolehan penonton pada tahun 2021 berdasarkan tahun edar film.

Berdasarkan data filmindonesia.or.id, film horor Makmum 2 memperoleh jumlah penonton terbanyak pada tahun ini, dengan memperoleh sebanyak 741.392 penonton. Film yang baru saja tayang pada 30 Desember 2021 lalu berhasil mengalah beberapa 14 film lainnya, termasuk film Yuni dan Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas.

Meski demikian jumlah tersebut masih belum sebanding dengan film terlaris pada tahun 2020 yakni film Milea: Suara dari Dilan yang berhasil menembus 3.157.817 penonton. Hal ini pun tentu dipengaruhi oleh berbagai hal termasuk adaptasi kebiasaan baru yang membuat orang-orang kini memilih menyaksikan film dari rumah melalui berbagai platform berbayar.

Platform Streaming Jadi Arus Baru Industri Film

Adanya pandemi membuat seluruh sektor harus mampu beradaptasi dan berinovasi agar mampu bertahan. Dilansir melalui laman kominfo.go.id Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pada masa pandemi Covid-19 industri perfilman terbuka dengan peluang baru yakni berupa layanan streaming berbasis platform digital dengan video on demand (VoD). Pendapatan dari langganan VoD Indonesia bisa mencapai USD 411 juta di tahun 2021 dengan penetrasi pengguna sebesar 16% di tahun 2021 dan diperkirakan akan naik menjadi 20% di tahun 2025.

Gambar 1. pemberitaan media massa

Pertumbuhan layanan streaming berbasis platform digital dengan VoD itu sejalan dengan pertumbuhan pengguna internet. Dilansir melalui laman lipipress.lipi.go.id Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan hingga kuartal II tahun 2020, jumlah pengguna internet Indonesia mencapai 196,7 juta orang atau 73,7% dari total populasi Indonesia, sedangkan menurut BPS, yakni 266, 9 juta jiwa. Kenaikan jumlah pengguna tersebut salah satunya disebabkan infrastruktur internet cepat atau broadband di Indonesia semakin merata dengan adanya Palapa Ring.

Pandemi Covid- 19 juga turut menyebabkan kenaikan penggunaan internet untuk menunjang sejumlah kegiatan yang praktis dilakukan di rumah, baik bekerja, belajar, maupun menikmati hiburan. Di sektor hiburan, data APJII mencatat video daring menjadi akses hiburan terbesar dengan 49,3%, disusul game daring 16,5%, dan musik daring 15,3%.

Platform berbasis VoD telah hadir menggantikan penjualan dan penyewaan DVD/Bluray atau melengkapi siaran TV konvensional. Platform berbasis VoD tersebut pun berkembang dengan berbagai turunannya, salah satunya subscription video on demand (SVoD).

Netray memantau pemberitaan media massa terkait topik ini sejak 1 November 2021 sampai dengan 10 Januari 2022. Dengan menggunakan beberapa kata kunci, yaitu industri film, bioskop && film, bioskop && Indonesia. Hasilnya banyak pemberitaan yang menyebut pertumbuhan termasuk munculnya sejumlah aplikasi streaming film, seperti salah satu pemberitaan pada gambar 2.

Gambar 2. Sampel News

Sejumlah platform penyedia layanan streaming film yang banyak diberitakan antara lain iFlix, Netflix, Vidio, GoPlay, Genflix, CatchPlay, iQIYI, Viu, Mola TV dan Disney+ Hotstar. Kehadiran layanan konten Internet Over the Top (OTT) berbasis aplikasi tersebut tentunya menjadi ranah baru bagi perkembangan perfilman di Tanah Air. Hal ini turut mempengaruhi tingkat kunjungan masyarakat ke bioskop.

Meski belum dapat menggantikan pemasukan dari bioskop, berkembangnya platform berbasis aplikasi dapat menjadi peluang baru bagi perfilman Indonesia. Hal ini pun dibuktikan melalui meningkatnya pendapatan dalam bisnis SVoD di Indonesia yang terus tumbuh. Hingga pada tahun 2020 diperkirakan naik 28,9% menjadi 140 juta dolar AS, dengan jumlah pelanggan naik 26,5% menjadi sekitar 13 juta pengguna.

Sementara itu, dilansir melalui laman kominfo.go.id layanan streaming ini menjadi peluang tambahan bagi industri perfilman karena dapat menjangkau pasar yang lebih luas bahkan hingga pasar global. Ini merupakan peluang besar bagi para sineas Indonesia untuk dapat berkiprah di ruang regional maupun global.

Perbincangan Warganet Seputar Industri Film Indonesia

Netray memantau perbincangan warganet terkait topik ini sejak 01 November 2021 sampai dengan 10 Januari 2022. Dengan menggunakan beberapa kata kunci, yaitu industri film, bioskop && film, bioskop && Indonesia. Hasilnya tampak pada gambar 3.

Gambar 3. Statistik perbincangan film  bioskop di Twitter

Perbincangan mengenai industri perfilman di Twitter dalam kurun hampir dua bulan terdapat 6,844 tweets dengan didominasi tweet bersentimen negatif. Adapun jumlah impresi mencapai 3,5 juta dengan potensi jangkauan sebanyak 129,6 juta pengguna akun Twitter. Berikut intensitas laju perbincangan warganet yang terekam melalui grafik Peak Time.

FFI 2021 Jadi Puncak Perbincangan & Jokowi Ikut Komentar

Gambar 4. Peak time

Pada analisis data peak time gambar 4, perbincangan di Twitter terlihat intensitas perbincangan memuncak pada 11 November 2021 bertepatan dengan Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia 2021. Hal ini menjadi perbincangan hangat warganet hingga jumlah tweet pada tanggal tersebut mencapai 1,111 tweets. Bahkan Jokowi melalui akun pribadinya (gambar 5) turut mengunggah impresinya terkait FFI 2021.

Gambar 5. Sampel twit

Sontak cuitan tersebut di retweet hingga 526 kali, disukai oleh 4,379 pengguna Twitter, dan dikomentari sebanyak 163 komentar. Anugerah Piala Citra Festival Film 2021 memang merupakan malam yang dinantikan oleh para sineas Tanah Air. Festival ini menjadi ajang untuk melihat film-film terbaik bangsa yang meraih beragam penghargaan dari berbagai kategori. Tak hanya para insan perfilman antusiasme tersebut juga dapat dirasakan melalui tingginya intensitas tweets dari warganet pada tanggal tersebut.

Intensitas perbincangan terkait topik tersebut juga dapat diamati melalui kemunculan sejumlah kata yang berkaitan dengan FFI 2021 pada kategori Top Words Netray (gambar 6). Seperti kosa kata, Piala, Citra, Jokowi, Pandemi, Bangga, dan lain sebagainya.

Gambar 6. Top words

Intensitas perbincangan terkait topik tersebut juga dapat diamati melalui kemunculan sejumlah kata yang berkaitan dengan FFI 2021 pada kategori Top Words Netray. Seperti kosa kata, Piala, Citra, Jokowi, Pandemi, Bangga, dan lain sebagainya. Selain itu, pada Top Words juga tampak sejumlah judul film yang paling banyak meraih atensi dari warganet, seperti Yuni, Cinta Pertama, Kedua, dan Ketiga, serta Pengabdi Setan 2.

Selama periode pemantauan tampak bahkan film Yuni dicuitkan hingga lebih dari enam ribu tweets. Diikuti oleh film horor Indonesia Pengabdi Setan 2 yang bahkan belum tayang dan film Cinta Pertama, Kedua, dan Ketiga yang dibintangi oleh Putri Marino.

Akankan Layanan Streaming Film Menggantikan Bioskop?

Pandemi telah menciptakan kebiasaan baru, membuat mobilitas orang serba terbatas kemudian beralih ke dunia digital. Segala aktivitas mulai dari belajar hingga bekerja dilakukan secara daring. Tak terkecuali untuk mendapatkan hiburan juga melalui platform digital.

Kondisi itu kemudian menciptakan peluang penyedia layanan hiburan seperti streaming film. Dan data memang membuktikan layanan streaming film mengalami pertumbuhan pesat saat pandemi Covid-19.

Untuk mendapatkan hiburan dan pengalaman menonton film, seseorang tak harus lagi datang ke bioskop. Asal punya akses internet dan membayar layanan streaming film maka seseorang sudah bisa menonton film yang ia mau.

Namun apakah layanan streaming film akan mampu menggantikan bioskop di masa depan meski pandemi telah berakhir?

Editor: Irwan Syambudi

Film Yuni Dalam Pusaran Perbincangan Warganet: Memotret Realita Patriarki

Film berjudul Yuni ramai diperbincangkan di lini masa media sosial Twitter setidaknya dalam dua bulan terakhir. Warganet menilai film ini membawa pesan penting tentang kritik terhadap budaya patriarki.

Film garapan sutradara Kamila Andini itu tayang di bioskop Indonesia mulai 9 Desember 2021 lalu. Tak hanya ditayangkan di bioskop konvensional, Yuni juga sempat ditayangkan dalam Jogja-NETPAC Asian Film Fest (JAFF).

Film yang berhasil mendapatkan setidaknya Rp 4,3 miliar pendapatan kotor hingga akhir penanyangannya itu juga menyabet penghargaan Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2021 untuk Pemeran Utama Perempuan. Sejak saat itu perbincangan warganet soal film ini mulai ramai.

Untuk dapat mengamati perbincangan warganet terkait topik ini Netray melakukan pemantauan sejak 01 November 2021 sampai dengan 10 Januari 2022. Dengan menggunakan kata kunci Yuni Netray menemukan geliat perbincangan warganet di media sosial Twitter.

Yuni
Gambar 1. Infografik film Yuni

Film yang diperankan oleh Arawinda Kirana sebagai Yuni ini menjadi salah satu film yang ramai diperbincangkan oleh warganet. Tampak melalui infografik pada Gambar 1 Total Tweets mencapai 6,206 dengan jumlah sentimen yang hampir setara. Adapun jumlah impresi pada topik ini mencapai 1.9 juta dengan potensi jangkauan sebesar 92 juta.

Gambar 2. Peak Time Film Yuni

Sementara melalui grafik pada Gambar 2 tampak perbincangan terkait film Yuni mengalami peningkatan secara siginifikan pada beberapa waktu lalu. Setelah dilakukan pengamatan hal tersebut berkaitan dengan digelarnya Piala Citra Festival Film Indonesia 2021 pada 10 November 2021 dan impresi awal penanyangan Yuni di bioskop konvensional pada 09 Desember 2021.

Tak tanggung-tanggung pada malam penganugerahan FFI, Arawinda Kirana berhasil meraih penghargaan pemeran utama perempuan terbaik. Selain itu, film ini juga masuk sebagai nominasi dalam berbagai kategori seperti, Penulis Skenario Asli Terbaik, Penata Suara Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik, Penata Efek Visual Terbaik, Penata Busana Terbaik, Penata Rias Terbaik, dan beberapa kategori lainnya.

Potret Menyedihkan Perempuan Indonesia

Banyaknya prestasi yang diraih oleh film ini lantas membuat warganet semakin penasaran. Lalu seperti apakah impresi warganet setelah menyaksikan film Yuni secara langsung?

Gambar 3. Impresi warganet

Film ini dianggap berhasil merekam potret menyedihkan dari perempuan di Indonesia yang tertindas oleh budaya patriarki yang diamini oleh masyarakat. Tak heran beberapa warganet menilai film ini sebagai kritik keras yang perih sekaligus menohok.

Melalui Yuni, Kamila Andini selaku sutradara berhasil mengemas film yang tidak hanya indah namun memuat persoalan yang begitu relevan dengan persoalan di Tanah Air, seperti bobroknya sistem pendidikan, pendidikan seks, pernikahan dini, dan lain sebagainya.

Gambar 4. Impresi warganet

Beragam tanggapan terkait film ini pun semakin ramai setelah ditayangkan di bioskop konvensional. Warganet memberi catatan yang menarik melalui akun pribadinya di media sosial dan mengapresiasi film yang mengangkat isu yang kerap menjadi perbincangan ini. Wacana dapur, sumur, dan kasur menjadi kritik yang disematkan oleh Kamila Andini pada tokoh Yuni dan berhasil ditangkap oleh warganet.

Gambar 5. Media populer Netray @Cinefoxxid

Yuni pun semakin menarik diperbincangkan setelah banyak warganet yang mengulas film ini dengan cukup serius. Hal ini tampak salah satunya melalui akun @Cinefoxxid yang masuk dalam kategori media populer. Melalui akunnya @Cinefoxxid mengulas terkait isu perempuan yang terdapat dalam film Yuni. Mulai dari pernikahan anak, poligami, edukasi seks, kekerasan terhadap perempuan dan isu lainnya berhasil dikemas dalam durasi 122 menit.

Yuni memang menjadi simbol yang ironi, alih-alih berhasil meraih mimpinya di usianya yang masih belia ia justru dihadapkan dengan persoalan pernikahan yang tidak ada dalam benaknya. Sebagai perempuan ia dihadapkan dengan perdebatan antara keinginan dan kenyataan yang memaksanya untuk tetap menjejak pada kenyataan. Ia dipaksa harus menyerah pada mimpinya dan mempercayai mitos-mitos dalam masyarakat patriarki.

Gambar 6. Media Populer @kineklub

Yuni menjadi film yang berhasil masuk dalam jajaran film terlaris Tanah Air tahun 2021 dengan memperoleh 117.160 penonton. Isu yang dikemas secara apik membuat masyarakat tertarik untuk menyaksikan film ini. Setelah menyaksikan Yuni agaknya penonton semakin menyadari bahwa ada banyak Yuni disekitar kita, yakni perempuan-perempuan yang terbelenggu oleh himpitan masyarakat yang mengamini dominasi dan patriarki.

Simak Deep Analysis Netray melalui https://medium.com/@netrayID

Editor: Irwan Syambudi