Home Blog Page 85

Sentimen Negatif untuk Amerika dalam Perang Ukraina vs Rusia

Amerika Serikat kerap campur tangan dalam sejumlah perang atau konflik antarnegara yang terjadi di sejumlah belahan dunia. Seperti pada konflik di Vietnam (Vietnam Utara dan Vietnam Selatan), Korea (Korea Selatan dan Korea Utara), perang Teluk (Irak dan Kuwait), hingga Rusia dan Ukraina.

Perang Ukraina vs Rusia masih berlangsung hingga saat ini dan terus menjadi sorotan dunia, termasuk warganet Indonesia. Isu perang Ukraina dan Rusia telah bergulir sejak November 2021 sebelum puncaknya terjadi pada 21 Februari 2022 saat Presiden Russia Vladimir Putin memberi pengumuman mengakui kemerdekaan milisi Donbas, Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR).

Hingga pada 24 Februari, Putin tiba-tiba mengumumkan “operasi militer” dan melakukan serangan di sejumlah kota di Ukraina. Barat menyebutnya invasi, AS dan sekutu menyebut Rusia melanggar kedaulatan negara lainnya. Dilansir melalui laman kontan.co.id Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu (16/3/2022) mengumumkan kucuran dana 1 miliar dollar AS (Rp 14,3 triliun) untuk memasok senjata dan drone ke Ukraina.

Sikap Amerika tersebut tak luput dari perhatian warganet Indonesia yang ramai mengomentari persoalan ini. Akibatnya trend sentimen negatif terhadap Amerika pun semakin menguat. Hal ini dapat diamati melalui hasil penelusuran Netray berikut. Tampak pada grafik Peak Time perbincangan warganet terhadap Amerika dan perang tersebut mulai meningkat signifikan sejak operasi militer berlangsung.

Amerika
Gambar 1. Peak Time, periode 01 Feb-31 Mar 2022
Gambar 2. Sentimen Trend, periode 01 Feb-31 Mar 2022

Netray memantau perbincangan ini sejak 01 Februari 2022 sampai dengan 23 Maret 2022. Dengan menggunakan beberapa kata kunci seperti, amerika, amerika && perang, amerika && rusia, dan amerika && ukraina. Hasilnya, dari 64.8 ribu total tweet sebanyak 29 ribu diantaranya bersentimen negatif.

Hal berbeda justru ditemukan sebelum perang Ukraina dan Rusia berlangsung. Dengan menggunakan kata kunci yang sama Netray memantau perbincangan warganet terkait Amerika sejak 01 November 2021 sampai dengan 31 Januari 2022. Hasilnya tampak melalui grafik berikut.

Gambar 3. Peak Time, periode 01 Nov 2022-31 Jan 2022
Gambar 4. Sentimen Trend, periode 01 Nov 2022-31 Jan 2022

Sebelum Rusia menyatakan operasi militer pada 24 Februari 2022 tampak total perbincangan warganet pada periode ini mencapai 19 ribu cuitan dengan didominasi oleh cuitan bersentimen positif. Dengan perbedaan dominasi sentimen tersebut seperti apakah cuitan warganet yang turut menyumbang sentimen negatif terhadap Amerika saat perang Ukraina dan Rusia berlangsung.

Perang Ukraina vs Rusia, Warganet: Amerika Provokator

Gambar 5. Kosa kata populer

Pada Top Words dapat diamati sejumlah kosa kata yang kerap digunakan warganet dalam perbincangan terkait Amerika, seperti invasi, menolak, biden, sekutu, minyak, dan beberapa kosa kata lainnya. Berikut beberapa opini warganet terkait Amerika saat perang Ukraina dan Rusia berlangsung.

Gambar 6. Opini warganet terhadap Amerika

Setelah Rusia melakukan serangan terhadap Ukraina perbincangan terkait Amerika pun turut mencuat. Amerika menjadi negara yang dinilai oleh warganet sebagai provokator dari meningkatnya suhu antar negara tersebut. Selain itu, Amerika juga dianggap mendapatkan keuntungan tertentu dari keadaan ini. Tak heran bila kemudian sentimen negatif terhadap Amerika pun meningkat.

Gambar 7. Opini warganet terhadap Amerika

Selain dianggap sebagai biang kerok dari perang Ukraina dan Rusia, Amerika dinilai selalu terlibat dalam perang yang terjadi di berbagai belahan dunia. Keberadaan Amerika Serikat disebut sebagai bagian dari upaya mempertahankan hegemoninya sebagaisatu-satunya negara adidaya di dunia pasca-perang dingin. Tak hanya itu, keterlibatannya Amerika cenderung terlibat dalam konflik untuk mengambil keuntungan atas ketidakstabilan Ukraina agar tidak sampai jatuh ke tangan Rusia.

Gambar 8. Top Accounts

Pada kategori Top Accounts Netray menemukan beberapa akun pengguna Twitter yang paling populer dalam perbincangan terkait topik ini, seperti @Mentimoen dan @yo2thok. Kedua akun tersebut menjadi salah satu akun yang populer dalam membahas Amerika dan hubungannya dengan Ukraina dan Rusia.

Demikian hasil pantauan Netray, simak informasi terkini lainnya melalui https://analysis.netray.id/ dan analisis mendalam Netray melalui https://medium.com/@netrayID

Editor: Ananditya Paradhi

Ramadhan Menjelang, Kebutuhan Pokok Menjulang, Minyak Goreng Tak Terbilang

Keluhan masyarakat terkait isu kenaikan harga bahan pokok sejak akhir tahun 2021 hingga saat ini masih belum surut. Padahal, momen bulan Ramadhan sudah semakin dekat. Biasanya momen tersebut turut menjadi salah satu pemicu kenaikan harga sejumlah komoditas pokok kebutuhan masyarakat.

Temuan Netray selama 1–20 Maret 2022 menunjukkan tren perbincangan dengan topik kenaikan harga, melalui sejumlah kata seperti harga, naik, dan melambung, ketika memantau kata kunci “harga sembako”, “harga && ramadhan” serta “harga && puasa”.

Netray sengaja tidak melempar kata kunci “harga && naik” untuk mendapatkan hasil monitoring yang lebih netral. Dan nyatanya kata naik masuk di deretan pertama kosakata yang sering ditwitkan ketimbang kata turun yang lebih sedikit. Artinya, sebagian besar masyarakat yang diwakili warganet mengeluh dengan masalah kenaikan harga ini.

Jika dihitung pun, kata berkonotasi negatif lebih banyak variasinya seperti naik, mahal, kenaikan, melambung, merangkak, meroket, hingga langka. Sementara kata yang bernada netral atau positif seperti murah, normal, hingga turun kehadirannya di linimasa terpantau lebih sedikit.

Demikian halnya dengan deretan komplain yang menunjukkan ekspresi kekecewaan dan kesulitan terhadap kenaikan harga masih menjadi bagian dari percakapan warganet jelang momen puasa tiba.

Memantau Gejolak Harga Komoditas Pokok Jelang Ramadhan

Guna mengamati gejolak harga komoditas pokok jelang momen Ramadhan, Netray mengambil sampel rata-rata harga di tiap bulan pada periode Januari s.d Maret 2022. Hasilnya, hampir semua komoditas mengalami kenaikan kecuali beras, gula pasir, dan minyak goreng curah.

Berdasarkan rerata bulanan, harga minyak goreng curah terpantau mengalami penurunan sementara bawang putih, daging ayam, dan telur ayam meningkat meski tidak begitu signifikan. Kenaikan paling signifikan terjadi pada bawang merah, cabai semua varian, hingga daging sapi.

Pada 1 Januari, harga cabai merah besar Rp44 ribu sedangkan pada 17 Maret seharga Rp52 ribu. Cabai rawit, meskipun mengalami kenaikan, harganya masih lebih rendah dibanding harga pada awal tahun. Rawit hijau kini di angka Rp48 ribu sedangkan rawit merah di harga Rp70 ribu.

Bawang merah juga mengalami kenaikan sejak awal Januari 2022. Apabila pada 1 Januari harganya masih Rp28 ribu kini menjadi Rp35 ribu. Demikian pula halnya dengan daging sapi yang kini mencapai Rp134ribu/kilogram untuk sapi kualitas I dan Rp124 ribu/kilogram untuk sapi kualitas II.

Pengaruh Momen Lebaran dan Nataru Terhadap Kenaikan Harga Pangan

Apabila ditarik mundur selama satu tahun ke belakang, kenaikan menjelang momen-momen penting seperti Lebaran dan Nataru memang selalu terjadi. Netray mencoba mengamati laju perkembangan harga pangan selama Maret 2021 hingga Maret 2022 dan mengontraskannya dengan momen lebaran tahun 2021, Nataru 2021/2022, dan Lebaran 2022.

Hasilnya, kenaikan harga pada momen tersebut selalu terjadi hampir di semua komoditas kecuali beras. Namun yang paling signifikan adalah gejolak harga cabai. Cabai semua varian menyentuh harga tertinggi pada Maret-April 2021 atau jelang lebaran 2021, turun pada September (cabai merah), dan Oktober (rawit) kemudian naik lagi pada momen Nataru dan menuju momen Lebaran 2022 ini.

Sebagai contoh, harga rawit merah bisa mencapai Rp92 ribu/kilogram pada momen Lebaran 2021, menurun Rp36 ribu pada November dan naik lagi pada Nataru menjadi Rp70 ribu.

Hal yang menarik adalah kenaikan harga minyak goreng yang terlihat signifikan sejak triwulan IV 2021 hingga saat ini. Apabila harga sejumlah komoditas mencapai puncak pada momen Lebaran tahun 2021, minyak goreng memiliki puncak pada Januari 2022 dengan kenaikan 32–37% dibandingkan harga pada Maret 2021. Inilah mengapa masyarakat begitu resah karena kenaikan ini tidak dilatarbelakangi oleh momen penting seperti kenaikan komoditas pangan yang lain seperti daging, ayam, cabai, hingga kedelai.

Minyak Goreng Masih Jadi Masalah Meski Pemerintah Telah Menurunkan Sejumlah Kebijakan

Pemicu keresahan masyarakat terkait ketidakstabilan harga minyak goreng disebabkan oleh kebijakan pemerintah. Pemerintah diketahui tidak hanya sekali membuat kebijakan yang mengatur harga minyak goreng. Pada pertengahan Januari tahun ini, melalui Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, pemerintah memberlakukan aturan minyak goreng kemasan satu harga, yakni Rp14 ribu/liter lantaran harga di konsumen melambung tinggi.

Dampak dari kebijakan ini sangat besar sekali justru bukan dari daya beli masyarakat yang meningkat, tetapi malah terjadi kelangkaan stok selama beberapa minggu. Netray telah memantau fenomena tersebut dalam sejumlah laporan yang bisa dibaca di sini dan di sini.

Kebijakan tersebut hanya berusia seumur jagung kala pemerintah mengakhiri aturan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan pada bulan Maret ini. Hal tersebut merupakan bagian dari sikap pemerintah atas laporan kelangkaan minyak goreng kemasan khususnya selama masa subsidi pada Januari hingga awal Maret.

Melalui Surat Edaran No.09 tahun 2022 tentang Relaksasi Penerapan Minyak Goreng Sawit Kemasan Sederhana dan Kemasan Premium, Kementerian Perdagangan akhirnya memutuskan regulasi baru. HET migor curah ditetapkan Rp14 ribu /liter. Sementara minyak goreng kemasan dilepas sesuai nilai keekonomian yang kondisinya tengah melambung di pasaran. Dari laporan warganet Twitter harga minyak goreng kemasan kini menjadi Rp23.900/liter.

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), tren perkembangan harga minyak goreng, baik curah maupun kemasan bermerk mengalami fluktuasi selama periode 1 Januari-21 Maret 2022.

Rata-rata harga minyak goreng kemasan bermerek tingkat 1 di pasar nasional berkisar antara 19 sampai 24 ribuan. Sementara minyak goreng curah di angka 16 sampai 18 ribuan. Artinya, harga minyak tetap berada di atas harga eceran tertinggi senilai 14 ribu, baik jika mengacu kebijakan pertama maupun kedua.

Kebijakan pemerintah untuk menekan harga minyak goreng pada akhir Januari memang terlihat berhasil dengan catatan penurunan sekitar 7 persen. Namun, harganya masih jauh di atas Rp14 ribu. Dan ketika harga kembali merangkak naik, pemerintah justru melepaskan subsidi minyak kemasan ini. Sehingga yang terjadi adalah harga melambung tak terkendali hingga mencapai Rp24 ribu/liter.

Hal yang sama juga terjadi pada minyak goreng curah. Meskipun telah ditetapkan adanya HET Rp14 ribu/liter sejak 16 Maret 2022, harganya masih melambung hingga Rp18.950 ribu/liter. Jadi kebijakan pemerintah yang kedua kali ini belum terlihat keampuhannya guna mencegah laju kenaikan di momen jelang Ramadhan seperti yang terlihat di atas. Tren kurvanya bahkan masih belum terlihat berjalan turun.

Jika menilik data tren harga minyak goreng kemasan di tiap daerah selama 1–17 Maret 2022, lonjakan harga minyak goreng kemasan paling signifikan terjadi di wilayah Sulawesi Tenggara. Rata-rata harga minyak goreng kemasan seminggu terakhir di Sultra mencapai Rp48.000/liter. Nilai ini paling tinggi di antara wilayah lain yang meskipun meningkat masih di bawah harga Rp25.000.

Bahkan, dari temuan Netray di Twitter, warga Kendari melaporkan harga minyak di wilayahnya sempat mencapai Rp70.000/liter atau hampir 2 kali lipat dari harga rata-rata catatan PIHPS yang sudah paling kontras di antara yang lain. Artinya, harga minyak goreng kemasan di pasaran pun bisa jauh lebih tinggi dari catatan.

Tren kenaikan harga sejumlah komoditas pokok sejak awal tahun menjadi penyebab keresahan masyarakat seperti yang tergambar di linimasa Twitter. Padahal saat ini momen Ramadhan sudah menjelang dan jika berkaca pada momen tahun 2021 lalu, harga-harga komoditas pokok menjulang tajam. Dengan kata lain, tren kenaikan yang dipaparkan di atas kemungkinan masih belum seberapa.

Ditambah lagi dengan persoalan minyak goreng yang membuat harganya semakin tak terbilang bahkan tanpa dipengaruhi oleh momen khusus seperti harga kebutuhan pokok yang lain. Sejumlah kebijakan yang dibuat pemerintah belum mampu mematahkan laju harga minyak goreng. Situasi ini bisa kian meresahkan masyarakat ketika momen Ramadhan dan Lebaran sudah semakin dekat.

Diedit oleh Ananditya Paradhi

Sakit Hati Warganet ke Megawati Soal Minyak Goreng, Jadi Amunisi Oposisi

Pernyataan Mantan Presiden sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri soal minyak goreng dianggap tidak berempati dan membuat sakit hati warganet. Pernyataan ketua partai berkuasa pendukung pemerintah ini juga kemudian jadi bahan kritik para oposisi.

Megawati, dalam sebuah webinar yang diselenggarakan Tribunnews pada 17 Maret 2022 lalu mengkritik ibu-ibu yang mengantre minyak goreng akibat harga yang mahal dan langka. Ia mempertanyakan apakah ibu-ibu tiap hari hanya “menggoreng” dan tidak melakukan alternatif cara memasak yang lain.

Pernyataan itu kemudian ramai diperbincangkan. Puncaknya terjadi pada Sabtu 19 Maret 2022, Megawati masuk dalam jajaran trending topic Twitter. Media monitoring Netray kemudian melakukan pemantauan Twitter pada periode 17-22 Maret 2022 menggunakan kata kunci “mega” dan “megawati” untuk melihat apa yang menjadi fokus perbincangan dan siapa saja yang memperbincangkannya.

Hasil pemantauan menunjukkan ada 21.711 twit hingga 22 Maret 2022 pukul 16.00 WIB. Jika dilihat muatan sentimennya, twit negatif lebih dominan dengan total 9.056 twit daripada twit positif yang hanya berjumlah 3.488 twit. Sedangkan sisanya sebanyak 9.167 twit bersentimen netral. Sentimen ini sebagian besar merupakan twit yang membagikan berita soal pernyataan Megawati.

statistik perbincangan topik megawati soal minyak goreng
Gambar 1. Statistik perbincangan Megawati di Twitter

Warganet ke Megawati, Muncul Kata “Goblok” hingga “Jelek”

Sentimen negatif yang berjumlah 9.056 twit mayoritas berisi ungkapan kekesalan dan rasa sakit hati warganet terhadap pernyataan Megawati. Bahkan tak segan warganet menggunakan kata “goblok” secara langsung untuk ditujukan kepada Megawati atau para pendukungnya.

Kata “goblok” cukup banyak digunakan oleh warganet. Analisis Top Complaints menunjukkan kata tersebut berada di urutan kedua dengan total 37 kali disebut, setelah kata “susah” yang disebut sebanyak 156 kali untuk menggambarkan soal minyak goreng.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-13.png

Kata bernada negatif lain yang juga muncul adalah kata “jelek” yang digunakan warganet untuk menilai opini Megawati soal minyak goreng. Demikian pula kata “kecewa” yang menjadi gambaran bagaimana warganet menerima pernyataan Megawati. Berikut contoh penggunaan kata “susah” dan “goblok” ketika membicarakan Megawati.

This image has an empty alt attribute; its file name is Jepretan-Layar-2022-03-22-pukul-14.51.52.png
Gambar 2. Sampel twit Top Komplain
This image has an empty alt attribute; its file name is Jepretan-Layar-2022-03-22-pukul-14.53.43.png

Selain kata-kata negatif yang muncul di Top Complaints, kata-kata yang paling banyak muncul pada analisis Top Words juga turut menyuarakan kritik terhadap Megawati. Di antaranya adalah kata “peka” dan “ngerti”.

Gambar 3. Sampel twit Top Words

Kata “peka” banyak muncul setelah Megawati dalam pernyataannya yang lain memerintahkan kader PDIP harus peka dengan persoalan wong cilik. Padahal menurut warganet, Megawati sendirilah yang tidak peka mengingat pernyataan soal minyak goreng Megawati yang dinilai tak berempati terhadap rakyat kecil.

Sementara itu, kata “ngerti” justru banyak disebut warganet untuk menggambarkan ketidakpahaman Megawati terhadap kondisi rakyat kecil atau wong cilik yang dimaksud. Sebab, menurut warganet, Megawati yang sejak kecil hidup di lingkungan istana memang tidak seharusnya disuruh mengerti kondisi wong cilik.

Pernyataan Megawati Jadi Bahan Bakar Oposisi

Kritik, kekecewaan, dan sakit hati yang tergambar dari banyaknya kata-kata negatif yang muncul seolah menjadi bahan bakar bagi pihak oposisi atau mereka yang berseberangan dengan pemerintah yang sedang berkuasa. Hal itu dapat dilihat berdasarkan hasil analisis akun-akun Twitter yang turut menaikkan isu pernyataan Megawati soal minyak goreng.

Analisis 10 Top Accounts berdasarkan banyaknya penggunaan kata kunci “mega” dan “megawati” didominasi oleh akun-akun yang memiliki kecenderungan opini berseberangan dengan pemerintah atau oposisi. Di urutan pertama adalah akun @ByPawang yang menyebut kata kunci sebanyak 106 kali dalam twitnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is Jepretan-Layar-2022-03-22-pukul-15.53.41.png
This image has an empty alt attribute; its file name is Jepretan-Layar-2022-03-23-pukul-09.09.57.png
Gambar 4. Sampel twit akun @ByPawang

Dari pantauan Netray, akun tersebut  menggunakan narasi dan redaksi yang sama dalam sejumlah twitnya. Ia mengkritik keras pernyataan Megawati dengan banyak menyebut akun tokoh-tokok oposisi seperti @msaid_didu, @fahiraidris, @Fahrihamzah hingga @__Sridiana_3va. Selain itu akun Akun @ByPawang juga menyebut akun-akun media mulai dari @republikaonline hingga @KompasTv. 

Selanjutnya adalah akun @OposisiCerdas yang menyebutkan kata kunci sebanyak 34 kali. Akun tersebut banyak membagikan artikel dari portal mereka sendiri yakni oposisicerdas.com yang mayoritas berisi kritik terhadap pernyataan Megawati.

Lalu ada akun @Toni17250685 yang dalam twitnya memiliki narasi beragam tentang Megawati. Namun dari pantauan Netray, semua twit Toni bersentimen negatif dan bersifat mengkritik. Akun yang baru dibuat kurang dari setahun lalu tepatnya Juni 2021 itu salah satunya menyebut pernyataan Megawati sebagai upaya melindungi Presiden Jokowi.

This image has an empty alt attribute; its file name is Jepretan-Layar-2022-03-23-pukul-09.11.16.png
Gambar 5. Sampel twit akun @geloraco
This image has an empty alt attribute; its file name is Jepretan-Layar-2022-03-23-pukul-09.13.26.png
Gambar 6. Sampel twit akun @Toni17250685

Selain itu ada pula akun @kontenislam_com dan @geloraco yang banyak membagikan artikel dari portal mereka yang berisi kritik terhadap Megawati dan kontrak dengan pemerintah.

Jika ditilik dari Social Network Analysis, akun-akun tersebut mayoritas saling terhubung. Mereka dapat dikategorikan masuk dalam klaster akun-akun yang mengkritik Megawati sekaligus oposisi pemerintah jika dilihat dari twit yang mereka unggah.

This image has an empty alt attribute; its file name is Jepretan-Layar-2022-03-23-pukul-09.11.29.png
Gambar 7. Social Network Analysis akun @OposisiCerdas,
This image has an empty alt attribute; its file name is Jepretan-Layar-2022-03-23-pukul-08.57.17.png
Gambar 8. Social Network Analysis akun @ByPawang

Tampak pada gambar di atas, akun @OposisiCerdas memiliki koneksi dengan akun @Toni17250685. Kedua akun tersebut saling mention atau retweet dengan muatan sentimen negatif. Ini dapat dilihat dari bagaimana garis merah yang merujuk pada sentimen negatif dominan dalam jaringan percakapan keduanya. Begitu pula akun @ByPawang yang memiliki koneksi dengan akun @geloraco.

Demikian analisis Netray, simak analisis lainnya melalui https://analysis.netray.id/ dan analisis mendalam Netray melalui https://medium.com/@netrayID.

Editor: Winda Trilatifah

Reaksi Warganet Lihat Aksi Pawang Hujan di Sirkuit Mandalika

Aksi pawang hujan saat putaran final Moto GP pada Minggu, 20 Maret 2022 ramai menjadi perbincangan warganet bahkan sempat menempati trending topik Twitter. Hujan yang mengguyur deras Mandalika International Street Circuit hingga pukul 15.20 WITA membuat penyelenggara menunda start balap motor paling bergengsi di dunia ini.

Hingga akhirnya tampak seorang perempuan berjalan tanpa alas kaki di sekitar paddock sambil melakukan ritual yang diyakini dapat menghentikan hujan. Ia membawa bejana perunggu kecil, sebuah pemukul, dan seikat dupa. Sesekali ia terlihat memukul bejana tersebut dan meramalkan doa-doa.

Berikut adalah gambaran reaksi publik jagat maya Twitter setelah mengetahui aksi pawang hujan yang diketahui bernama Rara Isti Wulandari tersebut.

pawang hujan
Gambar 1. Statistik perbincangan warganet topik pawang hujan

Dengan menggunakan kata kunci pawang hujan, dukun, mandalika && pawang hujan, dan rara Netray melacak perbincangan warganet terkait topik ini. Adapun periode pantauan Netray dimulai sejak 16 Maret 2022 sampai dengan 22 Maret 2022.

Hasilnya tampak pada infografik (Gambar 1) jumlah perbincangan warganet selama periode tersebut mencapai 87.2 ribu dengan didominasi oleh cuitan bersentimen negatif. Sementara jumlah impresi mencapai 212.2 juta dengan potensi jangkauan sebesar 242.9 juta akun pengguna Twitter.

Gambar 2. Puncak perbincangan warganet
Gambar 3. Sentiment trend

Puncak perbincangan terjadi pada 21 Maret 2022 dengan total tweet mencapai 60.2 ribu. Hal ini menunjukkan topik terkait pawang hujan menjadi perbincangan luas di jagat maya bahkan setelah pelaksanaan Moto GP selesai digelar. Beberapa kosa kata dominan yang digunakan warganet dalam membahas topik ini dapat diamati melalui Top Words berikut.

Gambar 4. Kosa kata populer

Kosa kata populer yang kerap digunakan warganet dalam membahas topik ini antara lain seperti pawang hujan, rara, klenik, budaya, islam, agama, kearifan, dan lain sebagainya. Dari beberapa kosa kata tersebut tersirat pro dan kontra warganet terkait aksi pawang hujan di event internasional tersebut. Kontroversi ini tergambar lebih jelas lagi melalui daftar Top Complaints Netray.

Aksi Pawang Hujan Menuai Pro dan Kontra Warganet

Gambar 5. Keluhan Warganet

Dari seluruh cuitan warganet terkait topik seputar aksi pawang hujan di perhelatan Moto GP Mandalika, kata ‘Gagal’ menjadi kosa kata keluhan yang paling banyak digunakan warganet. Selanjutnya, terdapat kosa kata seperti goblok, anjing, bego, memalukan, dan lainnya.

Warganet merasa agak janggal dengan keterlibatan pawang hujan dalam event balap dunia tersebut. Sebagian besar warganet mengaitkan hal ini dengan hukum agama Islam yang melarang praktik perdukunan. Meski demikian keterlibatan pawang hujan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari bukanlah hal yang asing. Menangkal turunnya hujan pada acara hajatan misalnya dalam kepercayaan sebagian masyarakat adalah hal yang biasa dan bahkan dianggap sebagai budaya.

Gambar 8. Pendapat warganet pawang hujan sebagai budaya

Di tengah perdebatan warganet terkait ritual pawang hujan yang dianggap menyimpang dari ajaran agama dan pawang hujan sebagai budaya, pada cuitan populer tampak beberapa argumen yang menengahi kedua kubu tersebut. Pada cuitan populer tersebut tampak argumen yang mengajak warganet lainnya untuk mengembalikan kepercayaan pada diri masing-masing.

Gambar 9. Tweet populer warganet

Selain menjadi kearifan lokal yang menarik perhatian, aksi pawang hujan dalam ajang tersebut juga dinilai sebagai pertunjukan budaya. Dengan demikian dalam event dunia yang dilaksanakan di Indonesia ini juga memaksa seluruh dunia untuk menyaksikan pertunjukan budaya berupa ritual menangkal hujan. Tak heran bila kemudian hal ini memantik reaksi dari berbagai kalangan internasional.

Gambar 10. Respon akun resmi @MotoGP

Setelah sang pawang menembus hujan, membakar dupa, dan melakukan ritual lainnya, hujan yang semula deras berangsur-angsur mereda dan akhirnya berhenti. Hal ini sontak membuat mata seluruh pihak yang menyaksikan hal tersebut merasa heran, bahkan akun resmi @MotoGP mengunggah beberapa cuitan, seperti “the master” dan “it worked”.

Warganet Geret Sejumlah Profil dalam Perbincangan Pawang Hujan

Aksi Rara sebagai pawang hujan dalam pagelaran event dunia tersebut mampu meraih perhatian dunia meski menjadi pro dan kontra warganet. Hasilnya tampak, nama Rara sebagai pawang hujan muncul menjadi Top People setelah nama Joko Widodo sebagai Presiden RI.

Gambar 11. Top People dan Top Organizations

Pada kategori Top People nama Rara menjadi nama tokoh paling populer selama periode pantauan Netray. Bahkan namanya disebut dalam 3.4 ribu cuitan warganet. Tak hanya itu, aksi pawang hujan dalam event dunia tersebut juga membuat BMKG menjadi organisasi yang paling banyak mendapat sorotan.

Gambar 12. Opini warganet terkait BMKG dan pawang hujan

Dalam perdebatan warganet BMKG dan pawang hujan menjadi dua hal yang bertolak belakang. BMKG menilai pawang hujan sulit dibuktikan secara sains. Hal ini juga yang membuat sebagian warganet sulit mempercayai akan aksi seorang pawang hujan yang mampu memindahkan awan gelap.

Gambar 13. Jaringan percakapan warganet

Ramainya perbincangan warganet melibatkan beberapa akun yang banyak ditandai dalam membahas topik seputar pawang hujan. Beberapa akun tersebut tampak melalui jaringan percakapan warganet yang tampak pada gambar di atas (Gambar 13) seperti halnya akun milik @jokowi, @MotoGP, @TsamaraDKI, dan beberapa akun lainnya.

Selain beberapa akun yang banyak terlibat dalam perbincangan terkait topik pawang hujan tersebut, pada jaringan percakapan di atas juga tampak dominasi garis berwarna merah yang menghubungkan setiap akun. Hal ini menunjukkan perbincangan warganet terkait topik ini memang didominasi oleh cuitan bersentimen negatif.

Pawang hujan memang telah hidup di masyarakat sejak masa lampau dan menjadi tradisi yang masih banyak digunakan oleh masyarakat sejak saat ini. Tak heran bila sebagian masyarakat yang mempercayai menganggap pawang hujan sebagai budaya dan kearifan lokal Indonesia. Meski bagi sebagian masyarakat menolak kepercayaan ini dan menilai hal ini menyalahi aturan agama tertentu, seperti halnya Islam.

Demikian hasil pantauan Netray, simak analisis lainnya melalui https://analysis.netray.id/ dan analisis mendalam Netray melalui https://medium.com/@netrayID .

Editor: Ananditya Paradhi

Peluang Minyak Kelapa Sebagai Alternatif Minyak Goreng Sawit

0

Menghadapi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng sawit, wacana minyak goreng kelapa sebagai alternatif mencuat ke publik. Komoditas kelapa kembali diperhitungkan karena memiliki areal perkebunan seluas 3,38 juta hektar yang mampu menghasilkan 2,7 juta ton kelapa segar pada tahun 2021. Dengan potensi ini tak heran bila Indonesia mampu menjadi negara produsen kelapa terbesar di dunia.

Namun fakta tersebut tak lantas membuat masyarakat otomatis beralih ke minyak kelapa sebagai alternatif ketika terjadi krisis seperti saat ini. Ada sejumlah faktor yang membuat masyarakat tidak lagi menggunakan minyak kelapa sebagai bahan memasak makanan. Meskipun minyak kelapa sendiri sudah jamak digunakan sejak beberapa generasi terdahulu.

Tingkat Konsumsi Minyak Kelapa Domestik

Hasil riset yang diterbitkan oleh Kemenperin menunjukan fakta bahwa jumlah konsumsi minyak kelapa domestik di masa lalu tergolong cukup tinggi. Pada tahun 2006 rata-rata per kapita mengkonsumsi sebesar 0,1 liter per minggu. Konsumsi ini adalah tertinggi di antara konsumsi minyak dan lemak lainnya yang berkisar pada rata-rata 0–0,095 per kapita.

Hingga tahun 2013 pola konsumsi minyak kelapa dan lemak tidak jauh berubah, yakni konsumsi minyak kelapa masih di angka 0,1 liter per minggu sementara konsumsi minyak lainnya juga antara 0–0,01 liter per minggu.

Sementara data terbaru yang dirilis oleh BPS pada tahun 2020 dan 2021 menunjukkan rata-rata konsumsi minyak kelapa tiap kabupaten/kota turun di level 0–0,1 liter per minggu.

Jika dibandingkan dengan konsumsi minyak goreng jenis lainnya, daya konsumsi minyak kelapa secara domestik pada dewasa ini terbilang sangat rendah. Hal tersebut dapat diamati melalui grafik berikut ini.

Minyak goreng sawit masih menjadi primadona di dalam negeri apabila dihadapkan dengan tingkat konsumsi minyak kelapa. Minyak kelapa terdesak oleh minyak sawit yang lebih tinggi produktivitasnya dan lebih murah harganya. Tak heran bila kemudian konsumsi pasar terhadap minyak sawit terus mengalami peningkatan sedangkan jenis minyak goreng lainnya masih belum dapat dilirik sebagai sumber alternatif bagi kebutuhan masyarakat.

Di sisi lain, permintaan kelapa segar untuk konsumsi langsung juga masih terbilang tinggi.Hal ini juga memengaruhi peran kelapa sebagai bahan dasar minyak goreng asal kelapa. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2002–2019, data konsumsi kelapa oleh rumah tangga dalam bentuk kelapa butir adalah rata-rata 5–8 butir/kapita/tahun.

Produk hasil olahan minyak kelapa sebetulnya ada 2 yaitu minyak kelapa dan kethak/bungkil kelapa. Produksi optimum yang dapat dihasilkan oleh kapasitas 2 ton daging kelapa adalah sekitar 30–35% minyak kelapa atau sekitar 600 kg-700 kg minyak kelapa.

Oleh karena itu, dengan menggunakan input sebanyak 2 ton daging kelapa akan diperoleh bungkil kelapa sebanyak 400 kg sampai 500 kg. Produk ini dapat dijual sebagai bahan baku industri pembuatan pakan ternak dengan harga Rp 500 sampai dengan Rp 600 per kg.

Produksi dan Luasan Perkebunan Kelapa di Indonesia

Fakta terkait produksi kelapa nasional memang sudah disinggung di awal tulisan tadi. Hanya saja belum dijelaskan secara lebih detail seberapa besar industri kelapa di Indonesia sehingga bisa menjadi nomor satu di dunia.

Menurut data BPS, Riau merupakan provinsi dengan produksi terbesar untuk kelapa. Adapun sentra utama produksi kelapa di Riau terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir dengan kontribusi produksi sebesar 82,46% dari total produksi kelapa dalam Provinsi Riau.

Selain Riau, Sulawesi Utara juga menjadi salah satu provinsi dengan luasan lahan perkebunan kelapa terluas di Indonesia. Dilansir melalui laman antaranews.co pada Triwulan I 2020 Sulut mampu mengekspor Crude Coconut Oil (minyak kelapa mentah) sebanyak 17. 897 ton ke Belanda dan menghasilkan devisa bagi negara sebesar 13,59 juta dolar AS.

Jumlah produksi minyak kelapa tentu beriringan dengan jumlah produksi kelapa di suatu wilayah. Dalam skala dunia Indonesia mampu menempati urutan teratas produsen kelapa terbesar di dunia. Kemudian selain Indonesia negara mana sajakah yang juga menjadi pesaing pemasok kelapa dunia?

Catatan Kemenperin dalam karya tulis ilmiah tahun 2015 dengan judul Pengembangan Minyak Kelapa mencatat pada tahun 2011, total produksi minyak kelapa Indonesia mencapai 693,8 ribu metrik ton dengan jumlah 395,02 ribu metrik ton diekspor ke luar negeri, sehingga total penawaran domestik adalah 278,82 ribu metrik ton.

Sedangkan berdasarkan data World Atlas, Indonesia pada tahun 2019 mampu menghasilkan 17,13 juta ton kelapa bersaing dengan Filipina dan India. Dengan demikian Indonesia mampu menjadi pemasok kelapa dunia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebutkan apabila ekspor kelapa dari Indonesia mencapai 1,53 juta ton atau US$ 819,26 juta hingga kuartal III-2020.

Indonesia Pilih Ekspor Minyak Kelapa

Pasar ekspor komoditas kelapa memang terlihat lebih menggiurkan alih-alih dimanfaatkan sebagai alternatif minyak goreng. Dari total produksi kelapa yang dihasilkan di Indonesia, sebagian besar diolah menjadi kopra dan produk turunan lainnya.

Kementerian Perdagangan (2017) mencatat perdagangan kelapa dalam wujud minyak kelapa, kelapa segar dalam batok, dan kelapa (termasuk kelapa diparut atau dikeringkan) merupakan produk-produk yang paling banyak diperdagangkan di pasar internasional.

Ditjen. Perkebunan, pada tahun 2019 mencatat ekspor kelapa Indonesia sebesar 1,87 juta ton atau senilai USD 890,8 juta. Ekspor terbesar 21,9% ke Malaysia sebesar 412,8 ribu ton, selanjutnya China sebesar 358,02 ribu ton atau berkontribusi 19,06% dari total volume ekspor kelapa Indonesia.

Adapun tujuan ekspor kelapa Indonesia lainnya yaitu India, Korea Selatan, Bangladesh, AS, Belanda, Thailand dan lainnya. Hingga bulan Februari 2020, ekspor kelapa Indonesia sebesar 333,93 ribu ton atau senilai USD 171,23 juta.

Indonesia merupakan eksportir terbesar kedua untuk produk kopra (minyak kelapa) baik itu yang mentah maupun diolah. Pada tahun 2018 Indonesia mampu mengekspor produk kopra mentah dengan nilai 354 juta USD (setara 4,9 triliun Rupiah). Sementara itu, Indonesia mengekspor produk kopra yang diolah dengan nilai 368 juta USD (setara 5,1 triliun Rupiah).

Mengacu pada data World Bank selama sepuluh tahun terakhir (2005–2014), rata-rata harga kopra dan harga minyak kelapa di pasar dunia cenderung mengalami kenaikan.

Harga kopra meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 13,08% per tahun sedangkan harga minyak kelapa naik 12,96% per tahun. Tahun 2005 harga kopra di pasar dunia sebesar 387 US$/MT dan naik dua kali lipat menjadi 805 US$/MT pada tahun 2014. Harga kopra tertinggi dicapai pada tahun 2011 yaitu 1.097 US$/MT.

Disisi lain, harga minyak kelapa juga mengalami peningkatan dari 617 US$/MT pada tahun 2005 menjadi 1.281 US$/MT pada tahun 2014. Harga minyak kelapa tertinggi dicapai pada tahun 2011 yaitu 1.730 US$/MT.Secara umum perkembangan harga minyak kelapa khususnya setelah tahun 2014 cukup berfluktuasi.

Harga minyak kelapa pernah naik hingga mencapai 1.651 US$/MT pada tahun 2017, namun pada tahun 2018 hingga tahun 2019 harganya mengalami penurunan menjadi 997 US$/MT dan733 US$/MT.

Dengan nilai jual ekspor yang cukup tinggi, kopra atau minyak kelapa menjadi salah satu produk yang berpotensi untuk diekspor. Laporan Setjen Pertanian mencatat Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Filipina dalam eksportir minyak kelapa.

Meski menempati urutan pertama sebagai negara produsen kelapa di dunia dalam skala ekspor minyak kelapa Indonesia masih kalah dengan Filipina. Selama lima tahun terakhir pangsa ekspor minyak kelapa dunia didominasi oleh Filipina dengan kontribusi sebesar 43,17%.

Sementara Indonesia menduduki urutan kedua dengan kontribusi 31,30% terhadap total volume ekspor minyak kelapa dunia. Urutan berikutnya ditempati oleh Belanda (6,96%), Malaysia (6,58%) dan Amerika Serikat (1,89%). Sedangkan negara lainnya berkontribusi 6,83%terhadap ekspor minyak kelapa dunia.

Dilansir melalui laman ukmindonesia.id selain CCO salah satu produk minyak kelapa yang bernilai tinggi di pasar ekspor adalah Virgin Coconut Oil (VCO) yang beberapa tahun belakangan ini permintaan pasarnya meningkat pesat.

VCO di berbagai supermarket negara-negara Amerika Serikat dan Eropa dipasarkan dengan tag “cold-pressed” dan termasuk produk premium yang populer. Sedangkan di Indonesia VCO masih tidak diapresiasi tinggi oleh pasar. VCO memiliki citra kuat di pasar ekspor, khususnya Amerika Serikat dan Eropa sebagai minyak yang sehat.

Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas, pasar dalam negeri minyak kelapa memang belum mampu menyaingi popularitas minyak sawit di Indonesia. Produktivitas dan harga menjadi salah satu penyebab rendahnya pemanfaatan minyak kelapa sebagai alternatif minyak goreng dalam negeri. Terlebih kelapa dan produk turunannya menjadi salah satu komoditas yang laris di pasar internasional. Sehingga kelapa lebih banyak dimanfaatkan sebagai komoditas ekspor yang dapat menyumbang devisa negara.

Diedit oleh Ananditya Paradhi

Usung Konsep Hybrid dan NFT, Tiket Prambanan Jazz Sold Out

Pegelaran musik jazz berskala internasional, Prambanan Jazz Festival (PJF) akan hadir kembali di tahun ini. Antusiasme warganet Twitter pun pecah ketika line-up PJF 2022 resmi diumumkan oleh akun @PrambananJazz . Apalagi, kini Prambanan Jazz mengusung konsep hybrid dan menawarkan NFT. Meski masih terhitung 4 bulan lagi, tiket konser PJF kini sudah terjual habis.

Media Monitoring Netray melakukan pantauan dengan menggunakan kata kunci prambanan jazz selama periode 1-21 Maret 2022. Hasilnya, Netray menemukan sebanyak 2.078 twit yang membubuhkan kata kunci tersebut dengan dominasi sentimen positif.

Dari ribuan twit ini, 796 di antaranya merupakan twit yang memuat sentimen positif, sedangkan 385 lainnya memuat sentimen positif. Artinya, sambutan positif terhadap Prambanan Jazz memang tinggi. Meski demikian ada juga hal negatif yang mengisi opini warganet ketika membicarakan topik ini.

Gambar 1. Statistik Report Kata Kunci “prambanan jazz”

Konsep Hybrid dan Tiket NFT Prambanan Jazz Jadi Sorotan

Festival musik jazz yang akan diselenggarakan di pelataran Candi Prambanan, Jawa Tengah ini rencananya akan digelar mulai tanggal 1-3 Juli 2022. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya diselenggarakan secara virtual, kali ini PJF 2022 diadakan secara hybrid yakni menggabungkan konsep daring dan luring.

Dengan adanya konsep ini, panitia berharap kapasitas terbatas menonton secara offline tidak mengurangi antusiasme PJF Lovers. Tema Sewindu Merayakan Rindu pun dipilih untuk mewakili perasaan penggemar Prambanan Jazz yang rindu suasana menyaksikan konser secara langsung.

Benar saja, kehadiran konser luring musik jazz ini disambut meriah oleh pencintanya. Banyak warganet yang menyatakan kerinduannya menyaksikan konser tersebut. Bahkan kehadiran konser virtual pun juga masih diminati penggemar PJF yang tak bisa hadir ke Jogja.

This image has an empty alt attribute; its file name is virtual.png
This image has an empty alt attribute; its file name is offline.png

Selain mengusung konsep hybrid, kebaruan lain yang diusung Prambanan Jazz adalah memanfaatkan Non-Fungible Token (NFT) sebagai tiket masuk pertunjukan, yakni sebanyak 1.000 collection item. Kehadiran Prambanan Jazz NFT ini merupakan pioner NFT di dunia festival musik Indonesia.

manfaat nft prambanan jazz
Gambar 2. Prambanan Jazz NFT dan Manfaat yang Didapat

Berdasarkan rilis resmi yang diunggah oleh akun Prambanan Jazz, para pemilik Prambanan Jazz NFT akan mendapatkan manfaat yang terbilang eksklusif. Di antaranya adalah akses untuk menonton Prambanan Jazz seumur hidup, mendapatkan merchandise gratis, bebas antre, meet and greet eksklusif dengan para artis, hingga mendapat posisi VVIP di area konser. Usungan ini pun sontak menyedot perhatian warganet yang bahkan berharap bisa mendapatkan kesempatan emas tersebut.

This image has an empty alt attribute; its file name is nft-3.png
This image has an empty alt attribute; its file name is nft-2.png

Tiket Sold Out Meski Mahal

Menghadirkan musisi kawakan Tanah Air, PJF 2022 telah menyediakan 2.500 tiket. Meski masih H-4 bulan penyelenggaraan, tiket PJF 2022 yang sudah dapat dipesan sejak 3 Maret 2022 lalu dikabarkan telah ludes dibeli oleh penggemarnya, PJF Lovers.

Musisi Tulus yang baru saja mengeluarkan album terbarunya, yakni Manusia merupakan salah satu guest star yang paling ditunggu-tunggu oleh warganet. Terlihat kosakata tulus bertengger dalam jajaran Top Words Netray. Kehadiran Tulus dalam dua hari pagelaran membuat warganet semakin antusias menantikan festival musik ini.

Gambar 3. Daily line-up Prambanan Jazz

Line-up hari kedua yang mempersembahkan penampilan musisi Tulus dan Kunto Aji bahkan sudah mencuri perhatian warganet. Selanjutnya di hari ketiga Tulus kembali dihadirkan bersama dengan musisi legendaris Kahitna sehingga membuat tiket day-3 semakin banyak diserbu dan membuat beberapa warganet kehilangan kesempatan untuk mendapatkan tiket menonton secara offline.

This image has an empty alt attribute; its file name is tulus-2.png
This image has an empty alt attribute; its file name is tulus-2-1.png

Keterbatasan tiket yang disediakan oleh penyelenggara menimbulkan keluhan dari warganet yang selama ini menantikan Prambanan Jazz. Tak sedikit warganet yang mengungkapkan kekesalan bahkan kekecewaannya lantaran kesulitan mendapatkan tiket offline tersebut.

Tidak hanya perihal tiket yang terbatas, harga tiket PJF 2022 juga menjadi sorotan lantaran dinilai mahal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Melansir dari akun Twitter Prambanan Jazz, tiket PJF 2022 dibagi menjadi 3 kelas, yakni Roro Jonggrang Pass dengan harga 750 ribu, Hanoman Pass 500 ribu, dan tiket virtual (online) 50 ribu.

Gambar 4. Perbincangan Topik Prambanan Jazz yang Diisi Sentimen Negatif

Kehadiran Prambanan Jazz 2022 yang mengusung konsep dan penawaran terbaru di tahun ini berhasil menyedot kembali animo pencinta musik jazz tanah air yang telah lama menantikan festival ini. Hadirnya bintang tamu, jajaran musisi besar Indonesia juga menjadi daya tarik festival yang menawarkan tiket NFT ini. Meski masih dalam kondisi pandemi, pagelaran yang diklaim ketat prokes tersebut diharap mampu memuaskan kerinduan para pencintanya.

Simak analisis lainnya melalui https://analysis.netray.id/ dan analisis mendalam Netray melalui https://medium.com/@netrayID

Editor: Winda Trilatifah

Ironi Negeri Bahari; Angka Konsumsi Ikan Rendah Meski Duduki 10 Besar Negara Eksportir Perikanan Dunia

0

Di saat sejumlah sektor memberi berita buruk selama pandemi, sektor perikanan laut Indonesia dikabarkan mengalami kenaikan produksi sebesar 7,6% pada tahun 2020. Selain itu, angka ekspor juga meningkat sebesar 6,6% di tahun yang sama. Ironisnya justru jumlah konsumsi ikan masyarakat Indonesia terbilang sangat rendah apabila dibandingkan dengan negara lain khususnya negara produsen ikan laut dunia.

Menurut laporan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di tahun 2020 volume produksi ikan di Indonesia berada di angka 7.137.110,14 ton. Jumlah ini melonjak 7,6% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mampu memproduksi 6.630.123,48 ton. Dan seperti yang sudah diketahui bahwa pada dua tahun tersebut dunia sedang mengalami pandemi Covid-19.

Kenaikan jumlah produksi tersebut tentu saja mempengaruhi jumlah ekspor ikan di Negeri Bahari ini. Di tahun 2020 di tengah krisis ekspor ikan yang dialami oleh beberapa negara eksportir lainnya, Indonesia justru mengalami kenaikan ekspor sebesar 6,6%. Hal ini berbanding terbalik dengan negara eksportir lainnya seperti Tiongkok turun 7,8%, Norwegia turun 7,5%, Vietnam turun 2,1%, India turun 15,1%, Thailand turun 2,2%, dan Ekuador turun 1,5%.

Tahun 2020, jumlah ekspor ikan Indonesia bahkan mencapai angka lebih dari 1,2 juta ton. Menurut Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti mengungkapkan bahwa peningkatan peringkat eksportir Indonesia ini merupakan pencapaian yang luar biasa. Hal tersebut tentu saja merupakan hasil kolaborasi intensif antara eksportir, pemerintah dengan seluruh stakeholders yang terlibat.

Dari 1.263 juta ton ekspor ikan di tahun 2020, komoditas ekspor terbanyak yakni udang dengan volume ekspor mencapai 18,9% atau 239.282.016 kg. Komoditas unggulan berikutnya ialah Tuna, Tongkol, Cakalang (TTC) dengan kisaran 195,76 juta kg, rumput laut sebesar 195,57 juta kg, dan Cumi, Sotong, Gurita (CSG) sebesar 140,04 juta kg.

Menurut laporan KKP, nilai ekspor udang pada tahun 2020 mencapai USD 2,04 miliar. Sedangkan pada nilai ekspor komoditas TTC sebesar USD 724 juta, rumput laut sebesar USD 279.6 juta, dan CSG sebesar USD 509,2 juta.

Ironi Negeri Bahari

Statistik volume produksi dan ekspor di atas memberi dasar bahwa Indonesia merupakan salah satu produsen ikan laut utama di dunia. Bahkan ketika produksi menurun di tahun 2019, Indonesia masih menduduki peringkat ketiga sebagai negara penghasil ikan terbesar di dunia menurut data Daily Record.

Indonesia berada di bawah China yang mampu menghasilkan 58,8 juta metrik ton dan India sebesar 9 juta metrik ton dalam satu tahun. Meski hanya memiliki luas perairan sebesar 2,8% dari total luas wilayah, China mampu lebih unggul jauh dalam memproduksi komoditas bidang ini. Teknologi akuakultur yang diterapkan negeri Tirai Bambu menjadi andalah dalam meningkatkan produksi ikan laut.

Namun, dibalik berita-berita baik tersebut, justru terselip ironi yang tak terperi terkait tingkat konsumsi domestik hasil laut Indonesia. Jumlah konsumsi ikan pada masyarakat Indonesia terbilang rendah. Baik secara komparasi antara produksi dan konsumsi dalam negeri maupun dibanding dengan negara lain, terutama dengan negara yang memiliki tradisi maritim yang kuat.

Berdasarkan data KKP pada tahun 2019, Angka Konsumsi Ikan (AKI) nasional sebesar 54,5 kg per kapita. Dari besaran tersebut, 16 dari 34 provinsi memiliki angka konsumsi di bawah rata-rata, dengan angka terendah pada Provinsi D.I Yogyakarta yang hanya sebesar 33.35 kg per kapita.

Sedangkan wilayah dengan konsumsi tertinggi adalah Provinsi Maluku dengan rata-rata perkapita sebesar 72,76 kg. Apabila grafik di atas dicermati lebih dalam lagi, seluruh wilayah di Pulau Jawa berada di bawah rata-rata nasional. Padahal 50% lebih populasi Indonesia terkonsentrasi di pulau ini.

Jadi meskipun Provinsi Maluku hingga Kalimantan Tengah berada di atas rata-rata nasional, tingkat populasi yang masih kalah jauh dari Pulau Jawa memberi gambaran bahwa masyarakat Indonesia secara umum memiliki tingkat konsumsi ikan yang rendah.

Kemiripan wajah juga ditemukan kala mengulik data yang dihimpun oleh worldatlas.com pada tahun 2018. Indonesia tercatat menduduki urutan sembilan sebagai negara dengan konsumsi ikan terbesar di dunia. Posisi ini terasa ironis mengingat terdapat sejumlah negara dengan kapasitas volume produksi di bawah Indonesia tetapi justru bertengger di atas negara kita dalam daftar tersebut.

Apabila dibandingkan dengan jumlah produksi jenis tangkap laut seperti yang dilaporkan oleh KKP, jumlah konsumsi ikan Indonesia di tahun 2018 hanya sebesar 2,02% dari total produksi jenis tangkap laut. AKI nasional di tahun 2018 menurut data KKP hanya sebesar 50,69 kg per kapita dengan jumlah 16 provinsi berada di bawah rata-rata. Mengapa demikian?

Beberapa faktor diklaim sebagai penyebab rendahnya jumlah AKI masyarakat Indonesia. Menurut Dirjen pengolahan dan hasil perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, salah satu penyebab tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia masih dalam kategori rendah adalah minimnya infrastruktur perikanan, seperti pelabuhan, pasar perikanan, dan transportasi untuk distribusi hasil perikanan.

Benarkah demikian? Salah satu provinsi dengan jumlah AKI rendah di tahun 2019, yakni Jawa Tengah memiliki nilai AKI yang hanya sebesar 35,99 per kapita. Namun, di balik ironi ini jumlah produksi ikan jenis tangkap laut di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019 justru menduduki 10 besar dengan jumlah produksi sebesar 270.112,76 ton.

Apabila dilihat dari infrastruktur seperti jumlah pelabuhan dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi yang memiliki jumlah pelabuhan dengan TPI terbanyak di wilayah Jawa, bahkan termasuk dalam urutan kedua nasional setelah Provinsi Aceh.

Berdasarkan laporan BPS tahun 2019, jumlah pelabuhan di provinsi ini mencapai 78 dengan total 76 di antaranya merupakan pelabuhan yang memiliki TPI. Lantas faktor lain seperti apakah yang mempengaruhi daya konsumsi ikan masyarakat, terutama di Jawa Tengah?

Berdasarkan laporan penelitian dari Universitas Diponegoro, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya AKI masyarakat Semarang. Meskipun kota ini merupakan kota strategis dalam pergerakan ekonomi di bidang perikanan karena ditunjang keberadaan pelabuhan Tanjung Mas dan pusat perdagangan ikan, yaitu Pasar Kobong.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang menjadi penyebab rendahnya tingkat konsumsi ikan masyarakat Semarang ialah terkait kendala pembelian dan pengaruh harga. Sebanyak 32% respondens mengalami kesulitan pembelian ikan laut segar lantaran kurangnya pasokan atau tidak meratanya distribusi ikan laut, terutama di wilayah Gunung Pati dan Wijen.

Terkait harga, sebanyak 100% responden setuju untuk beralih ke bahan substitusi, seperti ayam apabila harga ikan laut merangkak naik. Dengan demikian harga ikan di pasaran sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.

Jika ditilik berdasarkan data terbaru dari Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP), harga ikan laut dari kapal cukup bervariasi. Harga termahal yakni pada komoditas cumi-cumi Rp.90.0000/kg dan teri sebagai komoditas termurah dengan harga Rp.11.250/kg.

Rata-rata harga ikan laut yang mencapai di atas 50 ribu rupiah tentu saja menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk membeli bahan pangan ini. Meski dikenal sebagai sumber protein tertinggi, justru dengan harga yang sulit dijangkau terlebih di masa pandemi seperti ini, masyarakat akan beralih pada sumber protein lainnya, seperti daging ayam.

Hal ini sungguh menjadi ironi apabila sebagai negara produsen ikan terbesar ketiga bahkan eksportir ikan terbesar urutan 8, Indonesia masih saja memiliki AKI yang begitu rendah dibanding negara produsen ikan terbesar lainnya. Upaya pemerintah untuk meningkatkan AKI menjadi 62,50 kg/kapita/tahun di tahun 2024 dibarengi dengan gencatan program nasional Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN). Dengan demikian, upaya ini juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas SDM dan untuk menyerap produksi ikan yang dihasilkan nelayan dan pembudidaya lokal sehingga mendukung keberlangsungan usaha perikanan di Indonesia.

Diedit oleh Ananditya Paradhi

Melacak Isu Penundaan Pemilu yang Tak Sepenuhnya Didukung Warganet

Wacana penundaan pemilu 2024 mengemuka setidaknya dalam satu tahun terakhir. Perbincangan meningkat tatkala sejumlah pejabat dan politisi terang-terangangan menyampaikan wacana itu ke publik dengan klaim dukungan dari masyarakat berbasis big data. Namun berdasarkan analisis data Netray, wacana itu tak sepenuhnya meraih dukungan publik.

Netray melakukan pemantauan perbincangan Twitter dan pemberitaan media daring untuk melacak bagaimana isu penundaan pemilu bergulir dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Pemantauan dilakukan rentang waktu satu tahun mulai 16 Maret 2021 sampai 16 Maret 2022 menggunakan kata kunci “ditunda && pemilu, menunda && pemilu, tunda && pemilu, penundaan && pemilu, dan 3 periode”.

Pantaun Twitter menunjukkan ada 113 ribu twit atau cuitan yang menyebut soal penundaan pemilu dalam satu tahun terakhir. Dari jumlah itu sangat dominan twit sentimen negatif yakni sebanyak 67,7 ribu, sedangkan sentimen positif hanya 20 ribu.

Gambar 1. Statistik perbincangan di Twitter soal penundaan pemilu

Sentimen negatif ini muncul dengan menyebut kata-kata yang bernada komplain, mengkritik bahkan olokkan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kata berimpresi negatif yang sering muncul.

Kata “goblok” adalah yang paling sering muncul sebanyak 343 kali. Kata itu memiliki kecenderungan opini penolakan terhadap wacana penundaan pemilu. Kata “goblok” banyak digunakan untuk mengungkapkan opini terhadap subjek yang melontarkan atau terang-terangan mendukung dan melempar wacana penundaan pemilu.

Selain kata itu ada kata “susah” yang muncul sebanyak 331 kali. Kata ini juga memiliki kecenderungan opini penolakan terhadap wacana penundaan pemilu. “Susah” digunakan untuk mengungkapkan keluhan warganet terhadap situasi pemerintahan Jokowi, sehingga dinilai tak patut periode pemerintahannya diperpanjang.

Kata lain yang juga muncul bernada negatif adalah “amburadul, jelek dan kecewa”. Kata itu juga cenderung digunakan warganet mengungkapkan penolakan terhadap wacana penundaan pemilu.

Gambar 2. Statistik Top Complaints di Twitter soal penundaan pemilu

Gambar 3. Cuitan kata “goblok”

Gambar 4. Cuitan kata “susah”

Kata-kata negatif yang kerap muncul itu juga kecenderungan membawa-bawa nama presiden Jokowi. Sebab dari keseluruhan orang yang paling banyak disebut, nama “Jokowi” berada diurutan paling atas dengan total penyebutan 51.203 kali.

Kemudian puluhan ribu twit yang didominasi sentimen negatif itu berasal dari mana saja? Jika dilihat dari analisis akun berdasarkan jenis kelamin yang dapat teridentifikasi oleh Netray melalui karakteristik nama akun, sekurang-kurangnya ada 33,7 ribu akun yang mencuit soal wacana penundaan pemilu selama setahun. Terdiri dari 28 ribu laki-laki dan 5,7 ribu perempuan.

Gambar 5. Statistik Top Accounts dan Top People di Twitter soal penundaan pemilu

Akun yang paling populer dari segi jumlah cuitan manapun impresi dari warganet berupa like hingga komentar adalah akun yang pro dengan oposisi pemerintah. Tiga akun terpopuler itu di antaranya adalah adalah @democrazymedia, @OposisiCerdas, dan @geloraco. Akun-akun tersebut mencuit artikel-artikel yang kontrak terhadap wacana penundaan pemilu.

“Menolak” Penundaan Pemilu, Banyak Muncul di Media Online

Perputaran isu penundaan pemilu di media online agak beda. Netray mengidentifikasi sentimen positif lebih mendominasi dalam setahun terakhir. Dari total  8.262 pemberitaan yang berasal dari 143 media, sebanyak 4.348 di antaranya bersentimen positif dan 2.179 bersentimen negatif.

Sentimen negatif atau positif yang tergambar pada headline media online, memang tak dapat serta merta diasosiasikan dengan setuju atau tolak penundaan pemilu. Sentimen negatif muncul atau teridentifikasi hanya ketika kata-kata yang memiliki arti dan pemaknaan negatif muncul.

Gambar 6. Daftar kata yang paling banyak muncul di pemberitaan dan sampel pemberitaan

Namun dari analisis pemberitaan selama satu tahun itu dapat diketahui pula kecenderungan antara setuju atau menolak wacana penundaan pemilu. Sebab hasil analisis menunjukkan “setuju” dan “menolak” masuk dalam daftar kata yang cukup banyak muncul dalam pemberitaan.

Hasil analisis Netray menunjukkan kata “menolak” muncul sebanyak 5.237 kali lebih sering muncul dibandingkan kata “setuju” yang hanya muncul 3.722 kali. Artinya terdapat kecenderungan pemberitaan penolakan wacana penundaan pemilu lebih banyak. 

Runutan Wacana Tunda Pemilu

Kapan pemberitaan di media online ataupun perbincangan di Twitter itu terjadi dan apa pemicunya? Jika berdasarkan pemantauan selama satu tahun terakhir baik di Twitter maupun media online memiliki momentum dan pemantik yang sama atau saling terkait.

Pemberitaan awal periode pemantauan yakni pada 16 Maret 2021 isu yang muncul adalah soal Presiden Jokowi yang mengatakan tak berminat menjadi Presiden 3 periode, kemudian disambung pernyataan Menteri Dalam Negeri yang saat rapat di DPR mengatakan bahwa Pemilu 2024 tidak dapat ditunda. Saat itu pemberitaan dan perbincangan di Twitter belum terlalu ramai. 

Gambar 7. Peak Time media daring soal penundaan pemilu

Gambar 8. Peak Time di Twitter soal penundaan pemilu

Intensitas pemberitaan mulai ramai awal Juni 2021 ketika lembaga survei merilis hasil survei bahwa mayoritas masyarakat tak setuju masa jabatan presiden jadi tiga periode. Saat itu pemberitaan mulai ramai, dalam periode itu pemberitaan tertinggi terjadi pada 22 Juni 2021 dengan 118.

Begitu pula dengan perbincangan di Twitter juga meningkat, terjadi pada 20 Juni 2021 terdapat 5.037 ribu cuitan. Akun Twitter Denny Siregar yang dikenal sebagai pendukung Jokowi jadi pusat perbincangan saat ia mencuit  menolak wacana presiden 3 periode.

Berikutnya pada September 2021 wacana itu kembali menyeruak. Namun kembali tenggelam dan mulai melonjak pada akhir Februari 2022 saat Muhaimin Iskandar Ketua Umum PKB mengklaim data yang menyatakan ada lebih dari 100 juta pengguna media sosial dan 60% di antaranya setuju penundaan pemilu. Pemberitaan jadi ramai, begitu pula perbincangan di Twitter yang mempertanyakan klaim itu.

Gambar 9. Pemberitaan klaim awal soal banyak yang setuju pemilu ditunda

Intensitas isunya makin membesar, tatkala Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga membenarkan klaim dari Muhaimin yang disebutkan berasal dari analisis big data. Puncaknya pada 16 Maret 2022 dalam sehari total ada 7.704 cuitan. Sedangkan untuk puncak pemberitaan terjadi pada 1 Maret 2021 dengan total 268 pemberitaan dalam sehari.

Simak analisis lainnya melalui https://analysis.netray.id/ dan analisis mendalam Netray melalui https://medium.com/@netrayID

Editor: Ananditya Paradhi

Logo Halal Baru, Warganet: Jawa Sentris dan Samar

Perubahan logo halal oleh Kementerian Agama (Kemenag) sebagai pengganti logo halal milik Majelis Ulama Indonesia (MUI) memantik polemik. Selain ramai jadi pemberitaan media massa online, logo baru itu menui pro kontra warganet di Twitter. Sebagian menilai logo baru itu tampak samar dan Jawa sentris.

Netray melakukan pemantauan lini masa Twitter selama periode 10-16 Maret 2022 dengan menggunakan kata kunci “halal && logo, perubahan && logo mui“. Hasil pantauan menunjukkan adanya dominasi sentimen negatif. Dari 16 ribu twit yang muncul, 10 ribu twit di antaranya adalah sentimen negatif.

Gambar 1. Grafik Sentimen Trend dan Peak Time isu logo halal

Logo halal itu ditetapkan melalui Surat Keputusan pada 10 Februari 2022, ditandatangani oleh Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag Muhammad Aqil Irham dan berlaku efektif terhitung sejak 1 Maret 2022. Logo itu menyerupai bentuk wayang dan dinilai warganet tulisan halal berbahasa Arab jadi samar.

Hasil analisis Top Words atau kata yang banyak digunakan oleh warganet, kata “wayang” 35 kali muncul atau menjadi yang terbanyak muncu setelah kata kunci “logo” dan “halal”. Warganet menyebut wayang dan memaknainya sebagai budaya “Jawa” (muncul 31 kali) sehingga logo itu dinilai Jawa sentris.

Gambar 2. Analisis Top Words

Selain mengomentari logo yang seperti wayang atau mengarah pada Jawa sentris, warganet juga menyebut bahwa logo halal yang baru seperti tidak ada batasan. Tulisan halal yang identik dengan huruf arab tidak terlihat jelas. Hal ini membuat opini masyarakat berkembang dengan batasan tulisan halal yang tidak jelas dapat memantik batasan menjadi haram. 

Seperti beberapa sampel twit di atas, masyarakat terbiasa dengan logo halal keluaran MUI yang dinilai jelas dan familiar tulisannya. Akun @_Bang_irman menyebutkan bahwa logo halal baru yang dikeluarkan Kemenag terkesan memaksa, karena batasan tulisan halal kurang jelas. Hal ini dapat menimbulkan multitafsir halal dan haramnya suatu produk. 

Selain mengomentari tentang ketidakjelasan tulisan halalnya, sebagian warganet masih memilih desain logo yang lama. Warganet menilai logo sebelumnya terlihat lebih jelas dan elegan dengan perpaduan tulisan Arab dan Indonesia.

Opini warganet ini menggema dengan sentimen positif. Penilaian untuk logo MUI dinilai lebih bagus daripada logo halal baru keluaran Kementerian Agama. Seperti ulasan yang telah sedikit disinggung di atas, opini ungkapan dari akun @HuseinRachman22 menganggap bahwa logo halal MUI lebih aman digunakan karena tulisan lafaz Allah lebih jelas. 

Logo Halal Baru dari Sisi Pemberitaan

Netray juga melakukan pemantauan media massa online dengan menggunakan kata kunci dan periode yang sama. Hasilnya ada 49 pemberitaan dari 26 portal media.

Gambar 5. Isu dan statistik pemberitaan logo halal baru di media online

Dapat dilihat pemberitaan dipantik oleh beberapa isu domina. Apabila dilihat dari kumpulan isu-isu di atas, nama Anwar Abbas menjadi isu sorotan utama. Anwar Abbas memberikan pernyataan bahwa logo halal baru dari Kemenag yang baru tidak mencerminkan lambang MUI dan mengedepankan seni keestetikan. Ungkapan dari Wakil Ketua Umum MUI tersebut lantas menjadi pemicu pro kontra dari publik.

Media daring mengulas pembaruan logo halal ini dalam dua hal utama. Pembahasan pertama yakni terkait komentar masyarakat yang menyebutkan bahwa logo halal baru seperti wayang. Kemudian pembahasan kedua terkait polemik yang muncul di antara dua lembaga pemegang kewenangan logo halal yaitu MUI dan Kementerian Agama. 

Sejumlah pemberitaan memiliki bahsan atau isu yang hampir sama dengan warganet, bakan sejumlah pemberitaan mengutip opini warganet untuk diberitakan.

Selain mengutip komentar warganet, media online juga mengutip Kepala BPJPH yang menyebutkan bahwa bentuk dan corak logo halal yang baru sangat mencerminkan karakter masyarakat Indonesia yang religius, sarat akan makna filosofis.

Logo halal itu disebut mengadopsi nilai ke-Indonesiaan. Bentuk dan corak yang digunakan terinspirasi dari artefak budaya Indonesia terdiri atas dua objek yakni bentuk gunungan dan motif surjan dalam wayang kulit. Bentuk gunungan tersebut tersusun dalam rangkaian huruf Arab membentuk kata halal. 

Simak analisis lainnya melalui https://analysis.netray.id/ dan analisis mendalam Netray melalui https://medium.com/@netrayID

Editor: Irwan Syambudi

Usulan Tempe Jadi Warisan Budaya; Ironi di Tengah Kuasa Impor dan Tren Kenaikan Harga Kedelai

Ketergantungan terhadap impor kedelai menjadi satu dari sekian ironi yang menimpa bangsa Indonesia. Sumber protein masyarakat yang berada di urutan ke-4 ini ternyata harus dipenuhi secara impor dengan jumlah sebesar 92%. Semakin miris tatkala pemerintah malah bersemangat mengajukan tempe sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.

Memang kebutuhan dalam negeri atas tahu-tempe lebih tinggi dari konsumsi protenin lain seperti daging ayam. Tetapi dikala para perajin tempe kewalahan menghadapi harga kedelai yang terus naik hingga 13% apakah sepantasnya kita berbangga diri? Realisasi swasembada kedelai adalah target yang sepantasnya dikejar oleh para pemangku kepentingan.

Kebutuhan Kedelai Nasional

Indonesia merupakan salah satu negara pengimpor kedelai terbesar di dunia. Setiap tahunnya jumlah kedelai yang diangkut ke dalam negeri rata-rata di atas 1 juta ton dari total kebutuhan rata-rata di atas 2 juta ton. Dari total tersebut, sekitar 88% dialokasikan untuk bahan baku pembuatan tempe dan tahu, 10% untuk pangan olahan lain seperti industri tepung dan pati serta sebanyak 2% untuk benih.

Kementerian Pertanian mencatat kebutuhan kedelai nasional pada tahun 2021 mencapai 2,8 juta ton dengan rincian 13,6 ribu ton dikonsumsi langsung, 7 ribu ton dijadikan benih, dan 2,7 juta ton untuk kebutuhan industri mikro kecil.

Artinya, lebih dari 90% kedelai di Indonesia dikonsumsi dan digunakan sebagai bahan pangan dengan rata-rata konsumsi langsung rumah tangga mencapai 0.05 kg/kapita/tahun dan kebutuhan industri mikro kecil 10.21/kg/kapita/tahun.

Produksi Kedelai Lokal Menyusut, Impor Ambil Alih Porsi Hingga 90 persen

Kebutuhan kedelai nasional yang mencapai 2,8 juta ton per tahun tersebut sayangnya tidak bisa diimbangi dengan produksi kedelai dalam negeri. Untuk tahun 2021, petani kedelai nasional hanya menyumbang 211 ribu ton atau berkontribusi sebesar 7 persen untuk kecukupan kebutuhan domestik. Inilah yang memaksa pemerintah terus mengimpor bahan baku tahu tempe hingga saat ini.

Merujuk catatan Badan Pusat Statistik (BPS), impor kedelai dari tahun ke tahun menunjukkan tren kenaikan. Apabila pada 2010 impor mengambil porsi 65 persen dari total kebutuhan domestik, pada tahun 2021 porsi impor melebar mencapai 92 persen. Artinya, produksi dalam negeri terus menyusut signifikan dengan kontribusi pada 2010 sebesar 34 persen, kini kurang dari 10 persen.

Volume impor kedelai pada 2021 mencapai 2,49 juta ton atau naik 0,58% dibandingkan 2020 yang tercatat sebanyak 2,47 juta ton. Amerika Serikat masih konsisten sebagai pemasok utama kedelai impor dengan volume impor 2,15 juta ton. Dengan kata lain, AS menyokong sekitar 87% porsi impor kedelai pada 2021 atau berkontribusi sebesar 76% untuk memenuhi kebutuhan kedelai Indonesia.

Padahal, jika menilik data produksi kedelai selama 3 dekade ke belakang, Indonesia pernah berhasil swasembada kedelai dengan capaian hingga 1,7 juta ton pada tahun 1993. Penyusutan produksi terlihat signifikan terutama sejak tahun 2000 di mana capaian produksi kedelai terus menurun di bawah angka 1 juta ton per tahun dengan penurunan paling tajam pada tahun 2021, yaitu mencapai 200 ribu ton.

Usulan Tempe Jadi Warisan Budaya UNESCO

Memang terdengar ironis kala negara Indonesia tak mampu memproduksi kedelai sendiri akan tetapi menjadi produsen tempe terbesar di dunia serta pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50 persen dari konsumsi kedelai Indonesia dalam bentuk tempe, 40 persen menjadi tahu, dan 10 persen dalam bentuk produk lain, seperti tauco, kecap, dan lain- lain.

Pertumbuhan konsumsi tahu-tempe di Indonesia mengalami tren positif dalam beberapa waktu terakhir. Saat ini, rata-rata konsumsi tempe di Indonesia diperkirakan mencapai 7,6 kg perkapita pertahun. Sementara tahu lebih tinggi mencapai 8,2 kg.

Tahu dan tempe ke dalam masuk dalam Top 5 bahan makanan sumber protein yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia mengalahkan daging ayam.

Tidak heran apabila pemerintah terus bersemangat mengupayakan tempe sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.

Putaran Persoalan; Kenaikan Harga, Mogok Produksi Tempe, Hingga Gangguan Suplai

Wacana tempe jadi warisan budaya tak benda merupakan satu dari sekian isu tentang topik kedelai di media selama setahun terakhir. Sisanya adalah permasalahan harga kedelai yang tak kunjung stabil. Mengamati entitas komplain, Netray menemukan sejumlah permasalahan klasik soal kedelai selama pemantauan 1 Januari 2021 hingga 28 Februari 2022.

Kenaikan harga kedelai, mogok produksi, kelangkaan, kerugian, fluktuasi harga, hingga gangguan suplai menjadi masalah yang paling banyak disuarakan media berkaitan dengan topik kedelai di media pemberitaan.

Upaya positif menaikkan derajat tempe agar lebih diakui dunia kini terasa miris ketika dihadapkan dengan kondisi perajin tempe yang dalam beberapa tahun terakhir dihimpit masalah harga kedelai yang terus melambung. Jika para perajin tempe melakukan aksi mogok dan berencana menaikkan harga, pada akhirnya kembali lagi masyarakat Indonesia, para pecinta tempe akan kelimpungan.

Berdasarkan data harga komoditas pokok yang dibagikan Kemendag di situs SP2KP, harga kedelai impor di pasar nasional pada Maret mencapai Rp13.300. Naik 13% apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021 yang masih di harga Rp11.700.

Lonjakan harga tersebut sebetulnya tidak terjadi begitu saja. Perkembangan harga kedelai nasional mengalami tren kenaikan selama tahun 2021. Bahkan, kurva harga di tahun 2021 melambung jauh meninggalkan tren di tahun 2019 dan 2020 yang masih fluktuatif di bawah harga Rp11.000,-. Demikian halnya dengan yang terjadi di awal tahun 2022 yang sudah mencapai angka Rp13.000.

Sementara itu, mengacu data olahan Kemendag terkait perkembangan harga kedelai dunia berdasarkan data Chicago Board of Trade, tren harga kedelai dunia berjalan fluktuatif di tahun 2021. Sempat naik pada Mei 2021 kemudian merosot hingga Oktober. Menjelang akhir tahun 2021 harga kembali merangkak naik di angka USD 469/ton.

Artinya, penurunan harga kedelai dunia tidak berjalan sejajar dengan tren harga kedelai nasional. Sebab seperti yang terlihat pada grafik Tren Harga Kedelai di atas, kecenderungan harga kedelai nasional terus merangkak naik. Bahkan belum terlihat mencapai puncaknya meski kini tengah sampai di angka Rp13.000 per kilogram kedelai.

Kemendag menambahkan bahwa harga rata-rata kedelai internasional pada Januari 2022 sebesar USD 507/ton. Naik 8.09% dari bulan sebelumnya atau naik sebesar 1.31% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Kenaikan harga tersebut dipicu oleh kondisi kekeringan yang dialami Argentina dan Brazil sebagai salah satu produsen terbesar sehingga mempengaruhi pasokan kedelai dunia. Maka dapat dipastikan bahwa harga kedelai nasional pun masih belum akan turun mengikuti tren kenaikan global.

Sampai kapan Indonesia harus terseok-seok di bawah kuasa importir? Kenapa Indonesia tidak kembali menekuni swasembada kedelai mengingat kedelai adalah bahan pangan penting di Indonesia? Apakah harus menunggu tempe menjadi warisan budaya agar kita bisa sadar pentingnya memproduksi kedelai dalam negeri?

Diedit oleh Ananditya Paradhi