Home Blog Page 95

Seri Lapsus: Proyeksi Industri Kecantikan di Masa Mendatang

0

Industri kecantikan merupakan industri yang harus terus berinovasi untuk menghadapi tantangan zaman. Perkembangan industri ini pun dipengaruhi oleh berbagai faktor pendukung, mulai dari kebutuhan pasar hingga kondisi lingkungan yang turut menentukan arah produksi. Untuk melihat perkembangan tersebut Netray telah mengupasnya dalam seri Lapsus yang dapat diakses melalui https://medium.com/@netrayID.

Terdapat banyak faktor pendukung dalam produksi industri kecantikan. Beberapa diantaranya seperti, meningkatnya pengetahuan masyarakat akan kebutuhan tubuh dan kulit mereka secara spesifik juga turut mempengaruhi berbagai produksi industri kecantikan. Keamanan dan kehalalan produk turut menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk yang akan mereka gunakan. Tak hanya itu, kesadaran akan perayaan segala jenis warna kulit dan bentuk tubuh turut berkontribusi cukup besar dalam menentukan arah produksi.

Dewasa ini tren industri kecantikan bergerak menghapus berbagai mitos dan standar kecantikan. Hal ini menjadi tren yang cukup keras digaungkan oleh berbagai brand, baik internasional maupun lokal. Kini masyarakat telah bergerak menghapus stigma terkait berbagai mitos kecantikan dengan slogan semua perempuan itu cantik dan tak melulu harus putih sehingga berbagai brand kini turut memfasilitasi dengan berbagai varian produk mereka. Terlebih, kini berbagai produk perawatan juga hadir dengan melampaui gender. Baik wanita maupun pria kini memiliki kesadaran untuk merawat tubuh mereka.

Berbagai faktor di atas tentu memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah produksi berbagai brand yang bergerak di bidang ini. Untuk itu, setiap produsen kecantikan perlu membaca keinginan pasar serta mengamati seberapa besar insight maupun review dari berbagai produk mereka.

Pembahasan

Pada seri Lapsus kali ini Netray mencoba mengamati dan menganalisis arah pasar industri kecantikan di masa mendatang melalui tren yang berkembang saat ini. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber dan review produk kecantikan. Kemudian, data tersebut diolah dan dianalisis untuk mengamati kebutuhan dan harapan dari pengguna untuk memenuhi tren pasar dan memenuhi kebutuhan konsumen di masa mendatang.

Untuk dapat membedah arah produksi dan mengamati peluang industri kecantikan di masa mendatang, pertama kita harus mengetahui permasalahan yang paling banyak dialami oleh pengguna. Berikut data yang diolah Netray melalui platform Sociolla.

Gambar 1. Permasalahan Kulit yang Dominan Dialami Pengguna Sociolla

Melalui ulasan dari para pengguna Sociolla, Netray mengklasifikasikan sepuluh permasalahan kulit yang menjadi persoalan dan kebutuhan konsumen. Mulai dari komedo, kulit kombinasi hingga kulit kering menjadi salah satu dari sepuluh permasalahan utama. Hal ini tentu dapat menjadi peluang dari para produsen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan menawarkan jawaban dari permasalahan yang mereka alami.

Selain permasalahan kulit tersebut, untuk dapat melihat peluang di masa mendatang Netray mengamati brand yang paling banyak diulas oleh para penggunanya. Sehingga dapat diketahui brand apa saja yang tengah digemari pada periode ini. Hasilnya tampak pada infografik berikut.

Gambar 2. Brand yang Paling Banyak Diulas dalam Laman Sociolla

Melalui penelusuran Netray pada Sociolla tampak NPure, Cosrx, Azarine, dan lain sebagainya menjadi brand yang paling banyak diulas. Pada periode ini N’pure berhasil menempati urutan teratas kategori produk yang paling banyak diulas dalam laman Sociolla. Sebagai brand berbahan dasar natural N’pure dinilai cukup berhasil dalam menghadirkan tren produk green beauty di pasar Tanah Air.

Dari Male Grooming hingga Industri Produk Syari

Sebelumnya, Netray sempat membahas produk halal dalam industri kecantikan dan juga tren male grooming yang termasuk dalam salah satu seri lapsus Netray. Selain male grooming tren pasar syari juga turut mewarnai industri pasar kecantikan tanah air. Kedua tren ini turut mewarnai industri kecantikan di Tanah Air dan menjadi peluang serta tantangan pasar yang bersaing secara ketat untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Gambar 3. Produk Perawatan Pria dalam Pembahasan News

Tak hanya perempuan, kini tren kecantikan juga turut digemari oleh kaum adam. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya produk perawatan yang mulai bermunculan dan ramai dipasaran. Tren ini seolah mengabarkan bahwa beauty bukan lagi persoalan gender. Lalu apakah yang menjadi persoalan bagi kaum adam secara general?

Gambar 4. Permasalahan Kulit Pria di Laman Sociolla

Melalui analisis Netray tampak beberapa permasalahan kulit yang menjadi persoalan kaum adam. Untuk mengatasi hal tersebut mereka juga turut menggunakan berbagai produk perawatan kulit. Netray menemukan beberapa produk yang mencoba menjawab tantangan dan kebutuhan pasar dari persoalan ini.

Gambar 5. Produk yang Paling Banyak Dibeli Oleh Pria di Sociolla

Berbeda dengan kaum hawa yang menggunakan produk yang lebih variatif kaum adam ternyata lebih fokus pada produk perawatan yang bersifat basic atau mendasar. Sebagaimana tampak pada grafik di atas beberapa produk yang menjadi sasaran pengguna kategori pria di Sociolla, seperti produk sunscreen, micellar water, pelembab, dan serum. Meski demikian, di masa mendatang tren ini tentunya akan semakin berkembang seiring dengan semakin variatifnya kebutuhan pasar.

Hal ini tampak melalui munculnya berbagai brand yang fokus menyediakan produk kebutuhan para pria seperti PT Paragon dengan Kahf dan MS Glow varian khusus pria. Melalui berbagai platform e-commerce brand tersebut memasarkan produk mereka. Pertumbuhan ini pun dapat diamati melalui data berikut.

Gambar 6. Profile Kahf dalam Laman Shopee

Melalui official shop nya pada laman Shopee Mall brand Kahf memasarkan setidaknya 58 produk dengan rating penilaian dengan kategori memuaskan. Selain itu, akunnya juga memiliki pengikut yang terbilang cukup ramai bahkan dengan tenggat waktu bergabung baru sejak 14 bulan lalu. Hal ini menunjukan brand perawatan pria ini tumbuh subur di Tanah Air. Lalu salah satu contoh lainnya dapat diamati melalui gambar berikut.

Gambar 7. Profile MS Glow For Men dalam Laman Shopee

Selain Kahf, salah satu produk perawatan yang cukup populer di Tanah Air yaitu MS Glow yang juga secara khusus merilis produk perawatan untuk pria. Melalui official shop nya di laman Shopee Mall, MS Glow For Men memasarkan 25 produknya dengan rating penilaian mencapai 4.8 dari 1.1 ribu ulasan. Bila diamati MS Glow For Men telah lebih bergabung dengan Shopee Mall dibanding dengan Kahf. Meski demikian, Kahf memiliki jumlah pengikut yang lebih banyak dibanding dengan MS Glow yang menggunakan artis-artis ternama sebagai BA dari brand mereka.

Pertumbuhan yang diamati melalui dua sampel brand di atas menunjukan tumbuhnya tren male grooming pada masyarakat Indonesia. Bukan tidak mungkin kesadaran akan pentingnya produk perawatan untuk pria di masa mendatang akan menjadi tren yang semakin digandrungi. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi produsen sekaligus peluang untuk menyediakan produk yang mudah digunakan dan memiliki formula yang baik untuk menjawab persoalan kulit yang dialami pria.

Selain tren male grooming, tren pasar syari juga turut mewarnai industri kecantikan di Tanah Air. Sebelumnya, Netray sempat mengulas tren ini dengan hasil yang dapat diamati melalui artikel Netray yang berjudul “Seri Lapsus: Diversifikasi Pasar untuk Produk Kosmetik Halal Melalui penelusuran Netray Indonesia”.

Melalui hasil penelusuran Netray setidaknya Indonesia memiliki 15 brand lokal populer yang telah tersertifikasi halal oleh LPPOM MUI. Demografi masyarakat yang didominasi beragama Islam juga membuat tren ini ramai digandrungi oleh para konsumen.

Tak hanya itu, label halal pada produk juga dianggap mampu menjamin keamanan produk. Hasilnya, tak sedikit para konsumen yang menjadikan produk dengan label halal menjadi kriteria sebelum melakukan transaksi. Itulah sebabnya tren ini juga dinilai memiliki prospek perkembangan yang baik di masa mendatang.

Mengamati Peluang Melalui Kategori Produk yang Paling Banyak Dicari

Untuk dapat mengamati peluang di masa mendatang kita juga perlu mengetahui bagaimana tren di saat ini. Dengan memahami tren industri pasar saat ini kita dapat mengetahui laju dan arah kebutuhan pasar di masa mendatang. Untuk mengetahui kategori tersebut, Netray menelusuri kategori produk yang paling banyak dicari melalui platform Sociolla. Hasilnya dapat diamati melalui infografik berikut.

Gambar 8. Top Kategori Produk di Sociolla

Melalui infografik di atas tampak sepuluh kategori produk yang paling banyak diburu oleh pengguna Sociolla. Kategori teratas ditempati oleh produk sheet mask dan sunscreen. Keduanya menjadi produk yang paling banyak diburu oleh pengguna platform Sociolla. Sedangkan secara general dari sepuluh kategori tersebut masuk dalam kategori produk perawatan wajah dan rambut yang memiliki peluang cukup baik dalam industri kecantikan.

Melihat Review Pengguna Sebagai Peluang di Masa Mendatang

Selain melalui tren yang tengah digandrungi, prospek industri kecantikan juga dapat diamati melalui impresi dari para penggunanya. Dalam hal ini, ulasan atau review produk menjadi sangat penting untuk diketahui. Ulasan dari para pengguna tersebut dapat menjadi evaluasi dari berbagai brand untuk berbenah. Tidak hanya itu, melalui ulasan tersebut kita juga dapat mengamati kebutuhan pasar yang menjadi tantangan bagi perusahaan.

Gambar 8. Entity Cloud Review

Sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk biasanya setiap konsumen memiliki beberapa pertimbangan. Pertimbangan tersebut dapat meliputi, harga, kemasan, tekstur, dan efektivitas. Hal ini dapat dikategorikan melalui review yang tampak pada Entity Cloud Review di atas. Harga affordable, gak terlalu mahal, tidak lengket di kulit, flawless, love the packaging, komedo hilang, dan lain sebagainya menjadi beberapa ulasan produk yang mendominasi laman Shopee.

Selain keempat pertimbangan tersebut, keamanan kandungan produk yang berkaitan dengan BPOM juga menjadi salah satu faktor pendukung dalam menentukan pilihan konsumen. Dengan demikian, pertimbangan tersebut tentunya menjadi tantangan bagi perusahaan yang bertarung dalam merebut pasar di industri ini.

Tren Pasar Sebagai Tantangan Sekaligus Peluang

Untuk dapat mengetahui proyeksi industri kecantikan di masa mendatang kita dapat mengamati laju pergerakan di masa kini. Mulai dari tren yang tengah digandrungi, kategori produk yang paling banyak digemari, hingga review dari para pengguna menjadi pertimbangan brand dalam memproyeksikan produk mereka yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Lalu seperti apakah garis besar tren di masa mendatang setelah mengamati laju industri kecantikan di masa kini. Berikut ulasan Netray.

1. Natural, Vegan, and Eco Friendly

Meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan tampaknya akan turut mewarnai industri kecantikan di masa mendatang. Dewasa ini, para konsumen yang semakin berwawasan menjadikan hal ini sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan sebuah produk yang akan mereka gunakan. Tren green beauty ditandai dengan produk berbahan natural, organik, kemasan yang dapat di daur ulang, proses produksi yang ramah lingkungan, bahan baku yang tidak mengeksploitasi alam, serta cruelty free.

industri kecantikan beauty and clean
Gambar 10. Green and Clean Beauty Concept

Konsep green beauty dianggap sesuai dengan isu lingkungan yang tengah menjadi fokus perhatian warga dunia. Di Tanah Air tren ini telah muncul dan menjadi perhatian khusus bagi pegiat lingkungan. Beberapa brand populer pun telah mencoba memfasilitasi kebutuhan tren ini, seperti N’pure, Avoskin, The Body Shop, Sensatia Botanical, dan lain sebagainya. Beberapa brand tersebut hadir dengan menawarkan produk yang ramah terhadap lingkungan. Lalu seperti apakah geliat pasar dari brand-brand tersebut bila diamati melalui sampel data Shopee?

Gambar 11. Profil N’Pure dalam Laman Shopee

Berdiri sejak 2017 brand lokal N’Pure berhasil menjadi produk yang paling banyak diulas di Sociolla. Selain melalui Sociolla, Netray mencoba mengamati geliat pasar brand dengan green beauty awareness ini melalui Shopee. Melalui profilnya tampak brand ini baru resmi bergabung dengan Shopee sejak 36 bulan lalu dan berhasil mendapatkan setidaknya 508 ribu pengikut. Dengan menawarkan 52 produknya N’Pure mendapatkan rating yang hampir sempurna. Hal ini membuktikan produk dengan bahan natural dan eco friendly memiliki geliat pasar yang cukup baik di Tanah Air.

Gambar 12. Profil Avoskin dalam Laman Shopee

Bila diamati melalui official shop nya pada platform ecommerce Shopee tampak 73 produk yang ditawarkan oleh brand lokal ini. Dengan jumlah pengikut mencapai 716,6 ribu dengan rating yang hampir sempurna. Bergabung sejak 30 bulan lalu Avoskin juga menjamin produk yang mereka jual dibuat dengan konsep green and clean beauty concept.

Gambar 13. Profil The Body Shop dalam Laman Shopee

Geliat brand lainnya yang juga menyuarakan isu lingkungan salah satunya oleh brand The Body Shop. Melalui official shop nya di laman Shopee tampak jumlah produk yang dipasarkan mencapai 861 dari berbagai kategori. Sedangkan jumlah pengikutnya mencapai 808,7 ribu. Wajar saja The Body Shop telah bergabung dengan Shopee sejak 4 tahun lalu. Menariknya, impresi yang didapat melalui penjualan produknya nyaris sempurna. Hal ini menunjukkan Body Shop berhasil memasarkan produk mereka dengan kampanye sustainable and green beauty.

Untuk mencegah kerusakan alam yang lebih parah di masa mendatang industri kecantikan layak ikut andil untuk menciptakan skema baru dalam industri ini dengan berbagai produk yang eco friendly. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi produsen agar dapat menghasilkan produk yang, natural, clean beauty, cruelty free, dan sustainability.

2. Hybrid and Advanced

Meningkatnya kesadaran akan pentingnya merawat lingkungan menghadirkan tren green beauty yang menjadi peluang sekaligus tantangan bagi industri kecantikan. Kini konsumen di Indonesia juga mulai menyadari pentingnya informasi terkait bahan atau ingredients suatu produk. Dengan demikian konsumen di Indonesia akan memilih produk yang dibuat dengan bahan bermutu dan juga memiliki teknologi terkini.

Kehadiran serum, sheet mask, dan ampoule menjadi wujud dari produk dengan advance technology. Sebagaimana tampak pada hasil analisis Netray yang menunjukkan produk dengan kategori tersebut menjadi salah satu produk yang paling banyak dicari.

Gambar 14. Sheet Mask Sebagai Produk Hybrid dan Advanced

Selain produk dengan teknologi terkini, produk yang memiliki peluang di masa mendatang adalah produk yang berinovasi dengan menggabungkan dua elemen dari kebutuhan konsumen. Seperti halnya tinted moisturizer, serum cushion, serum mascara. Produk dengan jenis tersebut dianggap lebih praktis dan konsumen mendapatkan dua manfaat sekaligus. Dengan demikian. produk-produk dengan advance teknologi dan inovasi hybrid juga dianggap memiliki prospek yang baik bagi pertumbuhan industri kecantikan di masa mendatang.

3. Collaboration

Kolaborasi bisnis pada produk kecantikan kini juga menjadi tren pasar yang banyak meraih atensi. Kolaborasi menghadirkan warna baru bagi masing-masing industri akan inovasi produk yang dihadirkan kepada pasar. Di Tanah Air tren ini mulai muncul dan memiliki respon yang baik, seperti halnya yang dilakukan oleh Dear Me Beauty.

Gambar 15. Eyeshadow Palette Dear Me Beauty x Yupi

Belum lama ini Dear Me Beauty berkolaborasi dengan permen jelly Yupi meluncurkan produk Baby Bears Eyeshadow Palette dan perfect matte lip coat. Dear Me Beauty menjadi salah satu brand lokal yang cukup rajin berkolaborasi untuk menghasilkan warna baru dalam mengemas brandnya.

Gambar 16. Lip Coat Limited Edition Dear Me Beauty x Yupi

Dalam bidang bisnis dan industri tentu kolaborasi bukanlah hal yang baru. Kolaborasi memiliki dampak baik bagi bisnis. Dengan adanya kolaborasi produk akan menghasilkan kebaruan yang menarik. Kebaruan tersebut menjadi hal yang dinantikan oleh para pengguna sehingga model kolaborasi juga menjadi proyeksi industri kecantikan di masa mendatang.

Penutup

Geliat pasar industri kecantikan di Tanah Air memiliki atensi yang cukup baik dalam perkembangannya. Sebagai industri yang terus bergerak produk kecantikan seolah harus terus berinovasi untuk dapat menjawab tantangan zaman. Pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya merawat tubuh juga mampu menciptakan tren kecantikan yang melampaui gender, seperti halnya tren male grooming. Bahkan hal ini diramalkan akan menjadi tren yang cukup berkembang di masa mendatang.

Selain itu, industri syari dengan tren produk halal juga telah lebih dulu hadir dan meramaikan pasar Tanah Air. Hal ini tentunya menjadi salah satu pertimbangan produsen sebagaimana diketahui Indonesia merupakan negara dengan mayoritas beragama Islam. Tak hanya itu, pilihan produk halal juga dianggap konsumen mampu menjamin keamanan bahan pembuatan produk tersebut.

Melalui pengamatan terhadap tren pasar saat ini kita dapat memproyeksikan tantangan industri kecantikan di masa mendatang. Tak hanya dilihat sebagai tantangan hal ini juga dapat menjadi peluang, seperti kehadiran tren green beauty dengan produk natural, vegan, dan eco friendly. Serta berbagai tantangan untuk inovasi dengan produk berteknologi tinggi dan juga tren kolaborasi yang memberikan warna baru dalam industri ini di masa mendatang.

Untuk itu, dengan adanya laporan khusus Netray kali ini diharap mampu menawarkan para brand di Tanah Air untuk memproyeksikan keinginan pasar dengan mewujudkannya dalam produk-produk yang terus berkembang menjawab tantangan zaman.

Demikian hasil analisis Netray, simak hasil analisis lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Kasus Suap Menjadi Bebas Jerat Kurungan Lantaran Meng-influence Hukum

Ujung kasus suap selebgram Rachel Vennya sepertinya bukan menjadi hal yang mengejutkan lagi bagi publik. Hasil sidang perdana Pengadilan Negeri (PN) Kota Tangerang, Jumat (10/12/2021) memutuskan bahwa Rachel Vennya divonis hukuman empat bulan penjara dengan masa percobaan delapan bulan dalam kasus pelanggaran kekarantinaan kesehatan. Hal ini berarti dalam vonis tersebut Rachel Vennya tidak menjalani hukuman penjara. Dengan catatan, yakni selama delapan bulan masa percobaan, dia tidak berbuat tindak pidana. Hal ini lantas kembali menjadi sorotan publik dan media karena kasus suap yang nyata terjadi justru terentas dari jerat dari hukum.

Isu kabur karantina selebgram beranak dua ini mulai disoroti publik sejak tanggal 9 Oktober 2021. Semenjak itu, pemberitaan tentang kasus Rachel Vennya mengalami fluktuatif (gbr. 1) lantaran kebenaran adanya oknum yang terlibat dalam pelolosan wajib karantina tersebut hingga isu permudahan dari jeratan hukum.

gbr. 1
Peak Time Pemberitaan Kasus Rachel Vennya
Sumber Netray

Benar saja, isu mudahnya sosok ‘berduit’ dalam menjalani hukuman tersebut kembali meruak setelah putusan sidang perdana yang dilakukannya pada Jumat pekan lalu. Meski mendapatkan denda hukuman denda Rp 50 juta dengan ketentuan apabila tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan masing-masing selama satu bulan, namun keputusan tersebut dirasa masih belum adil oleh beberapa pihak. Salah satunya ialah Ferdinand Hutahean. Mengutip dari Media Kepri, Ferdinand berpendapat bahwa vonis hukuman terhadap Rachel Vennya dinilai melecehkan rasa keadilan. Sehingga politisi tersebut berharap agar MA dapat melakukan pembinaan dan penyesuaian standar keadilan terhadap para hakim.

artikel topik sidang kasus Rachel Vennya
sumber dashboard Netray

Topik yang melejit di tanggal 10 Desember tersebut sempat menurun di hari berikutnya. Namun, pada tanggal 13 Desember 2021 topik ini kembali memuncak setelah adanya putusan hakim terkait keterlibatan staf DPR bernama Ovelina Pratiwi. Ovelina dinyatakan bersalah dan divonis empat bulan penjara. Namun, sama halnya dengan sang penyuap, Ovelina juga tak menjalani proses penjara tapi hanya hukuman percobaan. Melansir dari iNews.id, dalam nomor perkara 20/Pid.S/2021/PN Tng yang bertanggal register 10 Desember 2021, disebutkan putusan terhadap Ovelina Pratiwi binti Achmad Taufik yakni pidana penjara waktu tertentu (4 bulan), subsider kurungan (1 bulan), dan pidana denda Rp20 juta.

peak time news
topik kasus sidang Rachel Vennya
sumber dashboard Netray
top entitas people
topik kasus sidang Rachel Vennya
sumber dashboard Netray

Selebgram Trending Kanal Twitter

Tak hanya menuai sorotan media, selebgram yang aktif di media Instagram ini tak lepas dari sorotan warganet Twitter. Hasil putusan sidang yang dinilai meringankan Rachel Vennya tersebut turut banyak dikritisi oleh warganet. Bahkan dari periode pemantauan yang dilakukan oleh Media Monitoring Netray, hanya dengan kata kunci nama sang selebgram topik ini mampu menjangkau hingga 115 juta akun dengan total impresi sebanyak 633 juta dari 8,6 ribu tweet.

statistik kanal twitter
topik kasus sidang Rachel Vennya
sumber dashboard Netray
peak time twitter
topik kasus sidang Rachel Vennya
sumber dashboard Netray

Berbagai opini hingga komplain atas putusan sidang banyak dilayangkan warganet sebagai bentuk protes ketidakadilan dari sebuah hukum. Bahkan beberapa umpatan pun dilayangkan warganet sebagai bentuk kritik terhadap putusan tersebut. Kekecewaan warganet dalam menanggapi kasus ini dapat terlihat dari fitur Top Complaints Netray di bawah ini. Tak hanya tweet berbau sarkas yang dilayangkan warganet, sindiran-sindiran juga tak henti di-tweet.

top words
topik kasus sidang Rachel Vennya
sumber dashboard Netray
top complaints
topik kasus sidang Rachel Vennya
sumber dashboard Netray

Hal tersebut dapat dilihat dari salah diksi yang terselip dalam kumpulan Top Words di atas yang menujukkan adanya kata sopan. Diksi tersebut menjadi kata favorit warganet dalam melayangkan kritik setelah adanya pemberitaan yang menunjukkan bahwa putusan hakim yang tidak memenjarakan Rachel Vennya ialah lantaran bentuk kesopanan terdakwa pada majelis hakim. Hal ini tentu saja menjadi bulan-bulanan watganet hingga banyak bermunculan meme yang menunjukkan Rachel Vennya sedang bersikap sopan dengan ‘Hakim’ dengan plesetan bahwa hakim tersebut ialah mantan suami Rachel Vennya.

gambar diambil dari tweet @aimrod
tweet topik kasus sidang Rachel Vennya
sumber dashboard Netray
tweet topik kasus sidang Rachel Vennya
sumber dashboard Netray

Tak hanya berhenti di situ, sindiran ‘kesopanan’ Rachel terhadap majelis hukum pun juga menjadi ajang perbandingan warganet dengan kasus yang menimpa seorang nenek. Kasus nenek Asyani sempat mencuri perhatian media dan juga berbagai kalangan pada tahun 2014. Kala itu nenek Asyani didakwa dengan Pasal 12 huruf d juncto Pasal 83 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan dengan ancaman hukuman penjara 5 tahun. Dakwaan ini bermula dari adanya tuduhan pencurian 38 papan kayu jati di lahan Perhutani di Desa Jatibanteng, Situbondo. Atas vonis tersebut, nenek Asyani bahkan sampi bersimpuh di depan majelis hakim agar mendapat keringangan. Potret kasus yang menjerat nenek tersebut pun menjadi ajang kritikan warganet terhadap putusan yang diterima selebgram Rachel Vennya.

gambar diambil dari akun @ghanyath
tweet topik kasus sidang Rachel Vennya
sumber dashboard Netray
tweet topik kasus sidang Rachel Vennya
sumber dashboard Netray

Kasus Suap Melekat di Indonesia

Adanya kejadian tersebut, isu suap hakim semakin mempertebal dunia penegak hukum. Pernyataan terdakwa yang membenarkan telah menyuap beberapa oknum seperti tak mendapat perhatian hukum. Meski diketahui telah memberikan uang, nyatanya Rachel hanya dikenakan Pasal 93 UU RI Nomor 6 Tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP atau Pasal 14 UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit juncto Pasal 56 ayat 1 KUHPidana. Oleh karena itu, buna sapaan akrab Rachel Vennya juga dinilai telah menyuap hakim agar dirinya dapat terlepas dari jeratan hukum.

Kasus suap seperti ini sepertinya bukan hal asing di mata publik. Melansir dari laman Katadata, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tercatat telah menangani 682 kasus penyuapan sejak 2011-2020. Jumlah itu merupakan yang terbanyak dibandingkan jenis perkara korupsi lainnya dalam periode yang sama.

Kasus suap yang sempat menghebohkan publik tak hanya terjadi pada selebgram tersebut, beberapa kasus besar yang mendapat keringanan hukum juga pernah menjadi topik hangat di media massa Indonesia. Salah satu kasus yang hingga kini masih menjadi sorotan ialah kasus yang menjerat jaksa cantik Pinangki. Kejanggalan tersebut jelas terlihat pada putusan sidang banding yang dilaksanakan di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Dalam sidang tersebut hukuman Pinangki disunat menjadi 4 tahun pidana penjara, yang mana sebelumnya di sidang pertama ia dijerat 10 tahun penjara. Pemangkasan ini didasarkan hakim pada alasan, yakni terdakwa sebagai wanita harus mendapat perhatian, perlindungan, dan diperlakukan secara adil. Sontak hal ini sangat kontradiktif dengan ketentuan hukum yang semestinya berlaku bagi terdakwa penerima suap.

artikel topik kasus suap di Indonesia
sumber dashboard Netray

Tak hanya kasus Pinangki, kasus penyuap Pinangki yakni Djoko Tjandra pun hingga kini masih menuai sorotan media massa. Supervisi yang dilakukan oleh KPK dalam kelanjutan penanganan kasus ini dinyatakan telah selesai dan nihil hasil. Oleh karena itu, MAKI lantas melayangkan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Selain sosok Djoko Tjandra, kasus suap yang penuh kontroversi lainnya ialah datang dari mantan menteri sosial Juliari Batubara dan menteri kelautan Edhy Prabowo. Sama halnya dengan terdakwa suap lainnya, kedua tersangka ini juga mendapat hukuman yang dinilai ringan dibandingkan dengan kasus yang dilakukan mereka.

infografik contoh kasus suap di Indonesia
sumber Media Monitoring Netray

Alhasil, nilai kepuasan publik terhadap penegak hukum Indonesia terbilang rendah. Mengutip dari laman Merdeka, menurut lembaga Survei Charta Politika dari survei yang dilakukan pada 12-20 Juli 2021 dengan melibatkan 1.200 responden, 47,3% diantaranya menilai bahwa penegak hukum di Indonesia buruk.

Atas dasar data tersebut patut menjadi PR besar bagi pemerintah untuk membenahi sektor hukum agar kembali memperoleh kepercayaan dari publik. Kasus keringanan hukuman yang selayaknya tak diberikan kepada tersangka menjadi barometer penilaian atas kepuasan tersebut. Skandal korupsi seperti yang terpampang di atas mungkin hanya secuil dari kasus yang terungkap. Sehingga bocornya kasus tersebut seolah-olah memaksa sang terdakwa untuk mendapat ganjaran. Dengan demikian, kasus-kasus peng-influence hukum seharusnya dapat hilang di negara berpayung hukum ini.

Demikian analisis Netray terkait isu kasus suap di Indonesia. Simak isu terkini lainnya hanya di https://analysis.netray.id/

YouTube Kanal Overproud, Bangga Bule Ngomongin Indonesia

0

Merasa bangga secara berlebihan, atau yang kerap disebut dengan overproud, menjadi hal yang cukup sering kita dengar dewasa ini. Fenomena overproud biasanya muncul di linimasa media sosial seperti Twitter hingga platform berbagi video online YouTube. Skenario paling umum adalah saat orang dari mancanegara membuat konten yang mengandung materi tentang Indonesia. Bentuk materi dan konten tersebut bisa sangat beragam.

Apabila dilihat dari sudut pandang psikologi, fenomena overproud adalah bagian dari inferiority complex. Penyebab masalah psikologis ini bisa sangat mengakar dalam sejarah masyarakat Indonesia. Penjajahan dari bangsa Eropa membuat masyarakat Indonesia secara umum merasa lemah dan rendah diri. Terutama ketika berhadapan dengan bangsa lain khususnya bangsa kulit putih yang menjadi ciri umum bangsa Eropa.

Sebagai konsekuensinya masyarakat kerap merasa sangat bangga bahwa apabila bagian dari dirinya, semisal identitas kebangsaan, disebut oleh orang asing. Seakan mereka menemukan eksistensi dirinya yang selama ini ditekan dan dipendam dalam-dalam. Pada titik ini fenomena overproud tumbuh, berkembang dan menyebar di tengah masyarakat pasca kolonial.

Pemantaun Netray atas Konteks Overproud

Netray Media Monitoring memantau perkembangan fenomena ini dari laman YouTube dan Twitter. Kata kunci “overproud” menghasilkan volume perbincangan sebesar 62,9 juta kali interaksi dalam bentuk reply, retweet, dan favorite. Perbincangan tersebut juga secara potensial dapat menjangkau setidaknya 9,3 juta akun Twitter berbahasa Indonesia. Dapat diasumsikan apabila isu “overproud” cukup banyak menarik perhatian publik.

Pembacaan ini mungkin tidak secara utuh menggambarkan bagaimana fenomena ini bekerja di linimasa media sosial. Pasalnya perasaan bangga berlebihan terhadap respon orang asing seringnya diekspresikan dalam berbagai macam bentuk. Yang paling sederhana adalah membanjiri video orang asing yang “menyentil” Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan “view” (penayangan).

overproud

Modus yang jamak dilakukan adalah orang asing tersebut membuat video yang isinya memperlihatkan reaksi mereka atas suatu hal, biasanya video viral, yang berasal dari dalam negeri. Atau video yang menampilkan bule sedang mencicipi makanan khas Indonesia. Konten semacam ini laris manis mendulang spektator dari dalam negeri yang diselimuti rasa overproud.

Selama pemantauan 6 bulan ke belakang, Netray menemukan 64 video yang mengandung kata kunci “reaksi” dan “bule”. Video-video ini mendapatkan total penayangan sebanyak 4,4 juta kali, yang artinya setiap video ditonton rata-rata sebanyak 68.000 kali. Total “likes” yang dihasilkan secara keseluruhan adalah 124,3 ribu, sangat kontras apabila dibandingkan dengan “dislikes” yang hanya mengumpulkan 556 jempol ke bawah.

Demam K-pop Poles Wajah YouTube Indonesia

Popularitas budaya pop asal Korea Selatan, sedikit banyak berimbas ke demografi YouTuber yang dikonsumsi warganet Indonesia. Sejumlah YouTuber berkebangsaan Korea Selatan naik daun dan menemukan audiens di antara jutaan pengakses internet asal Indonesia. Tendensi overproud mengintai di balik riuh rendah konten-konten tentang keindonesiaan.

Beberapa YouTuber yang paling populer antara lain seperti kanal Korea Reomit milik Jang Hansol, SunnydahyeIn milik Sunny Dahye, Hari Jisun, Ujung Oppa, Han Yoo Ra, Rosakis, hingga Bandung Oppa. Pelanggan (subscriber) mereka berada di rentang antara ratusan ribu untuk yang terendah hingga jutaan bagi yang paling populer.

Kasus overproud akhirnya menyeruak dari salah satu YouTuber ini. Yakni saat Sunny Dahye diduga hanya memanfaatkan viewer Indonesia untuk “likes” dan “view” saja. Kasus yang muncul pada pertengahan tahun ini membuat Sunny sempat berhenti dari dunia per-youtube-an secara sementara. Dugaan tersebut hingga saat ini memang tidak terbukti. Akan tetapi sempat mengangkat perbincangan tentang overproud.

Penutup

Fenomena overproud pada dasarnya tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak yang merasa khawatir apabila keluguan pengguna internet di Indonesia pada akhirnya hanya diambil untung orang asing. Tanpa mereka benar-benar peduli dengan budaya dan identitas bangsa ini. Yang rugi pada akhirnya ya kita sendiri. Bangsa ini akan selamanya merasa inferior karena tak mampu membangun mental dan karakternya sendiri.

Menyoal Kasus Pelecehan Seksual Anak yang Kerap Terjadi

Kasus pelecehan seksual anak kembali terungkap dan menyedot keprihatinan publik. Begitu banyak kasus pelecehan seksual yang korbannya ialah anak-anak dibawah umur hingga usia belia dan remaja berseliweran di media. Mirisnya akhir-akhir ini media seolah dihidangkan dengan banyaknya kasus pelecehan yang sebenarnya telah lama terjadi namun baru terungkap sekarang. 

Salah satu kasus yang memilukan adalah kasus pelecehan seksual yang dialami oleh anak usia 6 tahun asal Riau Sumatera yang diperkosa oleh ayah kandungnya sendiri. Kasus ini mulai viral ketika salah satu akun Twitter @nikennnzzzzz membagikan utas berupa info pencarian pelaku beserta kronologi tindakannya. Lalu selang beberapa hari setelah media masih bergulat dengan kasus tersebut, kasus skandal pelecehan yang dilakukan oleh guru ngaji kepada santrinya muncul ke permukaan. Lantas seperti apa keramaian media mengawal perkembangan kasus pelecehan yang sempat tenggelam ini?

News Media Monitoring (Sumber: Dashboard Netray)

Netray mencoba melakukan pemantauan untuk melihat keramaian media dalam mengawal kasus pelecehan seksual terkhusus pada anak. Dengan memasukan kata kunci berupa anak && pelecehan seksual dan kekerasan seksual pada anak, Netray menjaring sebanyak 455 total pemberitaan dari 71 portal media. Selama dua pekan pemantauan dengan periode 1-12 Desember 2021, topik pelecehan seksual pada anak didominasi berita berkategori hukum sebesar 83 persen. Sedangkan kategori lainnya yakni pendidikan yang menyumbang pemberitaan sebesar 5 persen. Hal ini berkenaan dengan terungkapnya kasus pelecehan seksual yang tengah hangat terjadi di beberapa lembaga pendidikan negeri ini.

Desakan Pengesahan RUU TPKS atas Maraknya Pelecehan Seksual Anak 

Maraknya kasus pelecehan seksual yang menimpa anak-anak mendesak pemerintah untuk segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Mengutip dari Jawa Pos, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga mengajak semua pihak untuk melakukan perlawanan pada segala bentuk kekerasan seksual. Sebanyak 84,4 juta anak dan 133,54 juta perempuan di Indonesia dapat diberikan pelayanan komprehensif dan juga perlindungan. Menurut Menteri Bintang banyaknya kasus kekerasan seksual yang terus menerus terjadi mendorong semua pihak untuk segera mengesahkan RUU TPKS tersebut.

Kabar Terkini Kasus Pelecehan Santri di Bandung oleh Guru Ngajinya

Salah satu kasus yang mencengangkan publik, yakni pelecehan seksual yang dilakukan oleh guru ngaji pada belasan santriwatinya di sebuah pesantren yang terletak di Bandung. Mengutip dari Kumparan, buntut permasalah dari kasus pelecehan tersebut dengan penutupan pesantren tempat pelaku mengajar. Kementerian Agama telah mencabut izin operasional pesantren Manarul Huda Antapani dan Madani Boarding School Cibiru yang merupakan lembaga pendidikan milik Herry Wirawan melakukan pemerkosaan kepada sejumlah santriwati didikannya. Selain itu, Kemenag juga akan bekerja sama dengan KPAI dan LPSK untuk memberikan pendampingan kepada anak-anak yang menjadi korban pelecehan seksual. Apabila merinci banyaknya kasus pelecehan seksual terhadap anak, seberapa banyak kasus-kasus tersebut terungkap di ranah hukum?

Pelecehan Seksual Anak dalam Angka 

Seperti diketahui banyak sekali bertebaran kasus pelecehan seksual yang menimpa anak-anak baik di media pemberitaan maupun media sosial. Sebagian dari kasus tersebut telah masuk di ranah hukum yang nantinya akan ditindaklanjuti oleh pihak yang berwajib. Data statistik sebaran kasus yang dihimpun oleh beberapa lembaga menunjukan persentase kasus pelecehan seksual lumayan tinggi. Seperti halnya gambaran grafik dari Lembaga Bantuan Hukum berikut.

Lembaga Bantuan Hukum menghimpun selama tahun 2021 kasus yang menimpa anak paling banyak didominasi oleh kekerasan seksual. Sebanyak 37 persen kasus anak yang menjadi korban kekerasan seksual dilaporkan oleh LBH selama tahun ini. Kemudian sekitar 30 persen lainnya kasus anak berkonflik hukum. Presentase kasus kekerasan seksual anak di atas merupakan jumlah kasus yang terungkap dan tercatat oleh hukum, namun di balik ini masih banyak kasus yang belum terlaporkan.  

Kasus yang tercatat dan dilaporkan tersebut pun faktanya masih banyak yang tidak terselesaikan. Hukuman untuk pelaku kekerasan seksual pada anak dapat dikatakan masih abu-abu atau kurang begitu jelas. Tipisnya regulasi yang khusus mewadahi terkait kasus kekerasan atau pelecehan seksual menjadi lemahnya hukuman bagi pelaku. Oleh karena itu, menjadi hal wajar apabila banyak pihak mendesak pemerintah untuk segera mengesahkan RUU TPKS.

Besar harapan bahwa pengesahan RUU TPKS ini dapat menjadi jawaban atas ketimpangan hukum untuk kasus kekerasan seksual pada anak. Dilansir dari Databoks, berdasarkan laporan survei International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) menunjukkan mayoritas masalah kekerasan di Indonesia berakhir tanpa kepastian. Sebanyak 57 persen korban kekerasan seksual mengaku tidak ada penyelesaian pada kasus tersebut. Kemudian opsi lain yang menjadi solusi penyelesaian kasus kekerasan seksual sebanyak 39,9 persen yakni dengan membayar sejumlah uang kepada korban. INFID juga menyebutkan bahwa solusi yang selama ini terealisasi tidak menyelesaikan isu kekerasan seksual. Solusi yang dipilih tersebut justru menciptakan trauma fisik, psikis, dan ekonomi bagi korban. 

Tanggapan Warganet untuk Kasus Pelecehan Seksual Anak 

Setelah mengulas topik kekerasan seksual anak pada media pemberitaan, Netray juga melakukan pemantauan pada media sosial Twitter. Bagaimana tanggapan masyarakat yang diwakili oleh warganet Twitter terkait meluasnya kasus kekerasan seksual anak? 

Statistik Pelecehan Seksual Anak (Sumber: Dashboard Netray)

Selama periode 1-12 Desember 2021 topik kekerasan seksual anak menjangkau impresi sebesar 2,6 miliar kali. Dari total tweets sebanyak 55,3 ribu topik ini didominasi dengan perolehan tweet bersentimen negatif. Dilihat dari jumlah jenis kelamin pengguna akun Twitter antara laki-laki dan perempuan memperlihatkan angka yang hampir sebanding. Dapat diartikan bahwa masyarakat peduli tentang kasus berkaitan dengan pelecehan atau kekerasan seksual.

Tentang Pelecehan Seksual di Pesantren 

Warganet terus mengawal berjalannya kasus kekerasan seksual anak, salah satunya yang menimpa santri di sebuah pesantren di Bandung. Kasus ini banyak menjadi perhatian karena disamping jumlah korban yang banyak juga korban-korban tersebut sampai hamil dan melahirkan bayi. Kemudian pelaku meminta bayi-bayi tersebut digunakan untuk mencari bantuan berupa uang.

Contoh Tweet Pelecehan Pesantren di Bandung (Sumber: Dashboard Netray)

Respons bernada heran menyelimuti pikiran warganet tentang pelaku yang notabene guru ngaji. Lembaga pendidikan berupa pesantren yang seharusnya menjadi ladang menimba ilmu dan memperdalam agama malah menjadi tempat yang tidak aman bagi anak-anak perempuan. Seperti tweet dari akun @ekowboy2 yang mengomentari pelaku sebagai iblis yang menjadikan ayat demi memuaskan birahi. 

Anak 6 Tahun Diperkosa Ayah Kandungnya di Riau

Kasus pelecehan seksual yang juga terungkap, yakni tentang seorang ayah kandung yang tega mencabuli anak kandungnya sendiri. Kasus yang terjadi di Riau ini pertama kali viral di Twitter karena ibu korban mencari keberadaan pelaku yang diduga melarikan diri setelah melakukan tindakan keji tersebut.

Tweet Kasus Pelecehan di Riau (Sumber: Twitter)

Melihat unggahan berupa utas dan foto yang dibagikan oleh akun @nikennnzzzzz, kejadian ini berawal saat korban ditinggal bekerja di luar kota oleh Ibu korban. Kemudian ketika pulang ke Riau, korban mengeluhkan sakit pada bagian kemaluannya dan saat itu pula ibu korban memaksa korban untuk menceritakan semuanya. Tweet serta foto pelaku kemudian viral dan warganet menghardik pelaku atas tindakannya yang tidak manusiawi.

Warganet; Susah ya Jadi Perempuan di Indonesia

Selain menanggapi kasus kekerasan seksual di pesantren, warganet juga berpendapat tentang mirisnya menjadi perempuan yang dinilai serba salah. 

Contoh Tweet (Sumber: Dashboard Netray)

Pola pikir yang berkembang selama ini di Indonesia apabila terjadi kekerasan atau pelecehan seksual selalu ditumpu kesalahan pada pihak perempuan. Seperti halnya, sebagai perempuan harus menjaga perilaku, menggunakan pakaian yang tertutup supaya tidak mengundang kejahatan, dan lain-lain. Nyatanya sudah berusaha berpakaian tertutup serta menjaga perilaku pun masih ada celah menjadi korban pelecehan. Hal ini menjadi bukti bahwa terjadinya kekerasan seksual bukan utama kesalahan terletak pada perempuan, tetapi otak dan nafsu laki-laki yang tidak dapat dikendalikan.

Top Akun Populer

Top Akun by Populer (Sumber: Dashboard Netray)

Berdasarkan top akun by populer di atas akun @HELLOHONEBI menempati urutan pertama karena pendapatnya terkait topik banyak menuai impresi dari warganet lain. Tweet-nya yang menyoroti perkara pelecehan seksual yang menimpa anak serta ketimpangan hukum di negara ini dinilai memprihatinkan. Kemudian akun @PLGkulukilir banyak menuliskan beberapa kasus pelecehan seksual yang terjadi di lembaga pendidikan seperti kampus. Salah satunya yang juga tengah ditindaklanjuti ialah kasus mahasiswa UNSRI yang dilecehkan oleh dosennya. Dalam tweet-nya akun @PLGkulukilir juga mengungkap bahwa kasus pelecehan di kampus UNSRI tidak hanya satu kasus, tetapi terdapat dua kasus yang berbeda.

Tweet Top Akun (Sumber: Dashboard Netray)

Penutup

Kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang menimpa anak usia belia ataupun remaja memang menjadi keprihatinan di Indonesia. Ditambah lagi dengan beberapa data yang menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun kasus pelecehan seksual pada anak terus mengalami peningkatan. Hukum yang menaunginya pun dinilai kurang kuat dalam memberi efek jera pada pelaku. Bahkan beberapa survei penelitian memperlihatkan bahwa tidak sedikit kasus pelecehan atau kekerasan seksual tanpa adanya penyelesaian atau berupa pemberian denda atau pembayaran. Pemilihan solusi tersebut malah secara tidak sadar malah menambah trauma bagi korban.

Otak Atik PPKM Menjelang Raya, Warganet: Gak Konsisten, Rasis!

Otak-atik kebijakan penanganan Covid-19 sepertinya bukan menjadi hal yang asing bagi warga Indonesia. Kebijakan berupa pergantian istilah yang berulang kali terjadi pun menuai kontroversi. Lucunya, hal ini bahkan hanya dinilai sebagai perubahan nama yang tak memberikan dampak pada model penanganan. Kebijakan ini sering muncul di saat atau menjelang perayaan hari raya suatu umat. Alasannya tentu saja guna meminimalisir kenaikan kasus pasca perayaan libur panjang. Mobilitas yang cukup tinggi serta kerumunan di saat merayakan hari raya dinilai pemerintah sebagai salah satu pemicu lonjakan kasus Covid-19.

Seperti yang diberitakan di laman satgas Covid-19 milik pemerintah, kenaikan kasus libur panjang yang memberikan angka tinggi ialah pasca hari Raya Idul Fitri dan Natal. Menurut data satgas pasca hari raya umat Islam 2020 terjadi penambahan antara 413 – 559 kasus harian baru atau sebesar 68 – 93%. Selanjutnya, pasca libur panjang Maulid Nabi dan Natal tahun 2020 terjadi penambahan sebanyak 1.157 hingga 5.477 kasus harian, atau sebesar 37-95%. Dan yang terbaru ialah pasca hari Raya Idul Fitri 2021 yang mana varian baru dari Covid-19, yakni varian Delta juga telah masuk ke Indonesia sehingga terjadi kenaikan kasus harian pada rentang 1.972 hingga 46.297 atau 53-1237%.

Infografik Perubahan Istilah Kebijakan Penangangan
Covid-19 di Indonesia selama Pandemi
Sumber Netray

Berdasarkan hal tersebut, kebijakan pembatasan mobilitas kembali dicanangkan pemerintah dengan menerapkan PPKM level 3. Hal ini disampaikan oleh Menko PMK, Muhadjir Effendy pada Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Antisipasi Potensi Peningkatan Kasus Covid-19 pada Libur Natal-Tahun Baru, Rabu (17/11/2021). Mengutip dari Detik, seluruh wilayah di Indonesia, baik yang sudah berstatus PPKM Level 1 maupun 2, akan disamaratakan menerapkan aturan PPKM Level 3. Kebijakan yang menunggu ketok palu dari Kemendagri ini rencananya akan diterapkan mulai 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022 mendatang.

Artikel Topik Pemberlakuan PPKM Level 3
Sumber Dashboard Netray

Kebijakan tersebut tentu saja merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah klaster baru pasca liburan. Mengingat kasus Covid-19 di Indonesia hingga kini belum memberikan kabar terbaiknya. Bahkan hampir memasuki tahun ketiga, Indonesia masih belum berdamai dengan pandemi ini. Dari data yang disampaikan oleh situs pemerintah, masih terdapat lima ribu lebih jiwa yang terkonfirmasi positif Covid-19 per tanggal 9 Desember 2021. Jawa Tengah yang merupakan provinsi kasus terbanyak ketiga hingga saat ini masih memiliki 1.318 jiwa yang tengah menjalani perawatan dan juga isolasi mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa pandemi di Indonesia memang benar-benar masih menghantui negara ini.

Data Persebaran Kasus Covid-19
Sumber Covid.19.go.id

Lambannya laju penurunan kasus tersebut bahkan menjadikan Indonesia sebagai objek penelitian dunia. Apabila mencari penilaian penanganan pandemi di Indonesia melalui mesin Google, kita akan disuguhkan dua hal yang bersebrangan. Terdapat dua penilaian, yakni terbaik dan juga terburuk. Pada tahun pertama pandemi, Indonesia sempat dinilai sebagai negara tertinggal dalam penanganan Covid-19. Hal tersebut berdasarkan pada riset berjudul Which Economy Emerges First on the Path to Recovery? yang dikeluarkan oleh Morgan Stanley. Riset tersebut menunjukkan bahwa kemampuan institusional Indonesia dalam merespons situasi Covid-19 secara domestik dinilai sangat tidak efektif. Namun, hal ini jauh berbeda 180 derajat ketika pandemi di Indonesia memasuki tahun kedua. Recovery Index yang dirilis Nikkei Asia pada 30 September 2021 menempatkan Indonesia pada urutan pertama di kawasan ASEAN. Selain itu, Our World Data mencatat hingga 11 Oktober 2021 Indonesia berada di peringkat keenam dunia sebagai negara yang paling banyak memberikan vaksin.

Infografik Penilaian Penanganan Covid-19 di Indonesia

Berita terbaik semacam inilah yang kemudian juga menjadi pertimbangan pemerintah untuk membatalkan kebijakan PPKM level 3 saat Nataru. Bak makanan instan, kebijakan yang baru diumumkan pada 17 November 2021 tersebut dibatalkan tepat di tanggal 7 Desember 2021. Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan membatalkan hal ini karena Indonesia dinilai siap menghadapi libur Nataru, terlebih penanganan pandemi menunjukkan hasil yang signifikan. Lebih lanjut Luhut mengatakan bahwa berdasarkan asessmen per 4 Desember, jumlah kabupaten kota yang tersisa di level 3 hanya 9,4 persen atau 12 kabupaten/kota dari total wilayah di Jawa-Bali. Namun, di balik itu ia kembali mengingatkan untuk tetap waspada terhadap wabah ini sebab variasi terbaru, yakni Omicron telah terkonfirmasi di beberapa negara. Sehingga pengetatan syarat perjalanan, terutama bagi penumpang dari luar negeri akan terus dilakukan pemerintah.

Artikel Topik Pembatalan PPKM Level 3
Sumber Dashboard Netray

Perubahan ini mendapatkan respons dari berbagai kalangan. Ada yang menilai hal ini merupakan kebijakan yang tepat karena telah didasarkan pada survey yang ketat sehingga pemerintah berani mengambil kebijakan tersebut. Namun, di sisi lain terdapat beberapa pihak yang menilai hal ini merupakan sebuah kemunduran. Mengutip dari CNN Indonesia, pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah menilai sikap ini tak lain menunjukkan bahwa pemerintah gamang menghadapi Nataru.

Lantas seperti apa tanggapan masyarakat yang diwakili oleh warganet Twitter dalam melihat perubahan kebijakan ini? Apakah hal ini memberikan angin segar atau justru menimbulkan perdebatan di tengah isu-isu miring terkait buruknya penanganan?

Pembatalan PPKM di Mata Warganet

Dari pantauan Media Monitoring Netray, perbincangan Nataru dan PPKM menukik tajam tepat di hari pengumuman pembatalan PPKM level 3. Ribuat tweet digaungkan warganet untuk berbagi opini terkait hal ini. Tweet bersentimen negatif pun mendominasi topik ini. Melalui fitur Top Complaint kita dapat melihat beberapa tweet yang menjadi penyumbang sentimen negatif tersebut. Terlihat pada gbr. 3 beberapa diksi yang terdeteksi sebagai keluhan warganet muncul pada fitur ini. Salah satunya ialah ga konsisten, apa yang ingin disampaikan warganet?

gbr. 1 Peak Time
Topik PPKM dan Nataru
gbr. 2 Peak Time
Topik PPKM dan Nataru
per tanggal 7 Desember 2021
gbr. 3 Jajaran Top Complaints
Topik PPKM dan Nataru

Pembatalan PPKM level 3 menjelang Nataru ini dinilai warganet sebagai sikap rasis pemerintah. Penilaian ini dilayangkan oleh beberapa warganet karena pengetatan mobilitas dari awal pandemi sudah sering dilakukan oleh pemerintah apabila menjelang perayaan hari raya. Bahkan pada hari raya Idul Fitri 2021, pemerintah memberikan aturan ketat berupa larangan mudik dan aturan beribadah. Namun, hal ini berbanding terbalik dengan perayaan Natal di tahun ini. Pemerintah memberi kelonggaran meski beberapa peraturan pembatasan kegiatan tetap diberlakukan. Kejadian ini tentu saja menimbulkan buruk sangka publik terhadap pemerintah. Mengingat kelonggaran tersebut bisa saja menjadi momen penambahan kasus yang kemudian memunculkan klaster baru.

Sumber Dahsboard Netray

Perubahan instan ini semakin memberikan stigma negatif publik terhadap pemerintah. Isu-isu buruknya penanganan hingga adanya permainan bisnis kesehatan semakin mendekati perkiraan publik di balik pembatalan ini. Warganet menilai kelonggaran tersebut sengaja dibuat pemerintah sehingga apabila terjadi kenaikan kasus maka peluang bisnis PCR akan semakin besar.

Sumber Dashboard Netray

Perbedaan kebijakan menjelang hari raya mungkin saja merupakan hal yang sangat sensitif mengingat mayoritas penduduk Indonesia ialah muslim. Banyaknya momen peringatan umat muslim membuat publik agak ketar-ketir menunggu kebijakan yang akan berlaku pada saat tersebut. Warganet pun berharap adanya kelonggaran tersebut tak membuat abai terhadap prokes sehingga tidak menimbulkan lonjakan kasus positif Covid-19. Yang mana lonjakan tersebut tentu saja akan menjadi perhitungan pemerintah dalam menerapkan kebijakan menjelang hari raya umat lainnya.

Sumber Dashboard Netray

Otak-atik kebijakan penangangan Covid-19 ini menimbulkan berbagai polemik terlebih peraturan tersebut diberlakukan menjelang liburan panjang, seperti perayaan hari raya. Pembatalan yang terkesan instan tersebut banyak dinilai publik sebagai bentuk ketidakkonsistenan pemerintah dalam membatasi mobilitas guna meminimalisir lonjakan saat libur panjang. Tak hanya kurang konsisten, kritik rasis pun dilayangkan publik lantaran kelonggaran tersebut terjadi tepat menjelang Natal dan hal ini berbanding terbalik dengan perayaan hari raya umat Islam sebelumnya. Bahkan prasangka buruk publik terhadap pemerintah semakin kuat lantaran hal ini. Dengan demikian, kelonggaran yang diberikan saat momen besar ini patutnya menjadi perhatian besar publik dengan benar-benar menaati prokes yang ada. Selain itu, pemerintah seharusnya juga turut menyiapkan rencana terbaik untuk menghadapi kemungkinan buruk yang bisa saja akan terjadi, seperti adanya kenaikan kasus Covid-19.

Demikian pantauan Media Monitoring Netray terkait topik pembatalan PPKM level 3 menjelang Nataru. Simak isu terkini lainnya hanya di https://analysis.netray.id/

Udara Tanpa Polusi Adalah Hak Warga Negara

0

Udara bersih dan lingkungan yang sehat merupakan hak hidup manusia. Untuk dapat memiliki kualitas hidup yang baik manusia harus mampu menjaga lingkungannya dari kerusakan akibat aktivitas masal dari manusia itu sendiri. Lingkungan perkotaan merupakan lingkungan yang rentan mengalami kerusakan. Aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat tanpa disadari juga memberikan dampak buruk bagi lingkungan, seperti halnya polusi. Polusi yang dihasilkan tersebut dapat merusak kualitas lingkungan di sekitar manusia mencakup udara, air, dan tanah.

Kawasan industri dan perkotaan memiliki resiko lebih rentan terhadap paparan polusi, seperti kawasan Ibu Kota di beberapa wilayah di Indonesia. Tak sampai di situ, dampak dari buruknya ketergantungan bahan bakar fosil membuat kualitas udara juga semakin memburuk hingga sebabkan kematian. Dilansir melalui laman greenpeace.org Delhi menderita sekitar 54.000 kematian yang seharusnya dapat dihindari karena polusi udara PM2.5 pada tahun 2020, atau satu kematian per 500 orang. Jakarta menderita sekitar 13.000 kematian yang dapat dihindari karena polusi udara PM2.5 pada tahun 2020 dan kerugian terkait polusi udara sebesar USD 3,4 miliar, setara dengan 8,2% dari total PDB kota.

kualitas udara
Gambar 1. Ibu Kota Negara Terpolusi 2019, sumber: Lokadata

Tak ubahnya wilayah negara berkembang lainnya, Indonesia juga memiliki ketergantungan yang buruk terhadap bahan bakar fosil. Tak heran bila DKI Jakarta bahkan masuk dalam urutan kelima Ibu Kota terpolusi di dunia pada tahun 2019. Berbeda halnya dengan data pada tahun 2018 yang justru menunjukkan DKI Jakarta masih berada di urutan bawah. Meski tetap saja masuk dalam kategori Ibu Kota terpolusi di dunia.

Gambar 2. Ibu Kota Negara Terpolusi 2018, sumber: Lokadata

Pada tahun 2018 Jakarta menjadi ibu kota negara terpolusi ke-10 di dunia dengan rata-rata konsentrasi polutan PM2.5 setahun adalah 45,3 µg/m³. Sementara itu, polusi udara di Delhi, India lebih dari dua kali lipat dari Jakarta. Berbeda dengan data tahun 2020 yang menunjukkan polutan di Jakarta justru mengalami peningkatan dengan berhasil menduduki posisi ke-5 menjadi Ibu Kota terpolusi di dunia. Hal ini tentu menjadi kabar buruk bagi Indonesia, yang sudah saatnya berbenah menuju energi hijau dan pembangunan yang berkelanjutan.

Polusi Udara Indonesia dan Dampaknya Pada Harapan Hidup

Pada September 2021 Air Quality Life Index (AQLI) memuat laporan terkait Polusi Udara Indonesia dan Dampaknya Terhadap Usia Harapan Hidup. Laporan tersebut menyampaikan bahwa rata-rata orang Indonesia diperkirakan dapat kehilangan 2,5 tahun dari usia harapan hidupnya akibat polusi udara saat ini. Alasannya adalah karena kualitas udara tidak memenuhi ambang batas aman sesuai pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk konsentrasi partikel halus (PM2.5). Indeks polusi yang dikembangkan oleh Michael Greenstone dan rekan-rekannya di Energy Policy Institute di University of Chicago (EPIC) tersebut menunjukkan bahwa dampak kesehatan dari polusi partikulat paling besar terjadi di Depok, Bandung, dan Jakarta, di mana konsentrasi polusi partikulat adalah yang tertinggi.

Gambar 3. Indeks Kualitas Udara di Lima Provinsi 2020

Melalui grafik di atas tampak Jakarta bahkan pernah memiliki kualitas udara hingga 159 (tidak sehat) pada 12 April. Selain Jakarta, Jawa Barat memiliki kualitas udara sebesar 82 dan masuk dalam kategori sedang pada 26 April. DKI Jakarta dan kota-kota besar di Provinsi Jawa Barat dan Banten menjadi “titik panas” polusi udara selama dua dekade terakhir. Masyarakat di provinsi ini terus menghirup udara yang empat kali lipat melebihi ambang aman WHO sehingga mengakibatkan penurunan usia harapan hidup tiga tahun. Hal ini tentu berbahaya jika pemerintah tidak membuat regulasi terkait persoalan ini.

Siapa yang Bertanggung Jawab Atas Pencemaran Negara Ibu Kota?

Netray mencoba mengamati sebaran dari pemberitaan terkait isu seputar kualitas udara di Indonesia. Hasilnya tampak melalui gambar berikut.

Gambar 4. Top Locations

Melalui gambar 4 dapat diamati sebaran lokasi yang menjadi fokus pemberitaan terkait isu seputar udara. Gambar tersebut menunjukkan bahwa semakin pekat warna pada gambar maka lokasi tersebut menjadi top lokasi pembahasan media. Untuk dapat memahami lebih jauh maka Netray mencoba memperbesar gambar dengan hasil sebagai berikut.

Gambar 5. Hasil zoom out top locations

Setelah gambar diperbesar maka tingkat kepekatan warna pada setiap lokasi akan semakin tampak jelas. Melalui gambar di atas wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta menjadi wilayah dengan tingkat kepekatan yang paling tajam dibanding dengan wilayah lain pada peta. Hal ini membuktikan bahwa wilayah Ibu kota menjadi wilayah dengan perkembangan isu seputar kualitas udara paling tinggi dan banyak menjadi pembahasan.

Dilansir melalui greenpeace.org Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili Gugatan Warga Negara atas Pencemaran Udara Jakarta akhirnya memutuskan bahwa tujuh pejabat negara yang di antaranya, Presiden RI, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, dan tiga gubernur yaitu Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Gubernur Banten, dan Gubernur Jawa Barat, bertanggung jawab atas terjadinya pencemaran udara di ibu kota selama ini. Majelis Hakim mengabulkan sebagian gugatan setelah persidangan berlangsung lebih dari dua tahun dan mengalami penundaan sidang putusan hingga delapan kali.

Mewakili tim kuasa hukum penggugat, Ayu Eza Tiara menyatakan para penggugat dan tim advokasi yang selama ini mendampingi proses persidangan, mengapresiasi putusan yang dibuat oleh Majelis Hakim dan berpihak pada kepentingan seluruh warga. Ayu menambahkan, dengan adanya putusan ini seharusnya para Tergugat dapat menerima kekalahannya dengan bijaksana dan memilih fokus untuk melakukan upaya-upaya perbaikan kondisi udara daripada melakukan hal yang sia-sia seperti upaya hukum perlawanan banding maupun kasasi.

Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi masyarakat, setidaknya melalui putusan ini masyarakat kembali percaya bahwa hak-hak warga negara dapat diperjuangkan melalui pengadilan. Selain itu, pemerintah juga diminta untuk menempatkan alat pengukur polusi dengan jumlah yang memadai mengacu pada penelitian dari beberapa ahli terkait informasi mengenai kualitas udara secara real time dan upaya mitigasinya, serta menyusun strategi dan rencana aksi pengendalian pencemaran udara.

Bagaimana Pantauan News Netray?

Sebagai media monitoring Netray turut memantau pembahasan media pemberitaan daring terkait topik ini. Guna mengetahui perkembangan pembahasan media terkait topik kualitas udara sejak 01 November 2021 sampai dengan 30 November 2021. Simak hasil analisis Netray sebagai berikut.

Gambar 5. Infografik Monitoring News Netray

Berdasarkan pantauan Netray ditemukan setidaknya 1,677 artikel yang berasal dari 115 total media pemberitaan daring dan melibatkan 22.1 juta entitas. Adapun top kategori pada pembahasan media didominasi oleh topik seputar kesehatan, gaya hidup, otomotif, dan pemerintahan. Menariknya pembagian topik dalam berbagai kategori tersebut tersebar dengan angka yang tidak berbanding jauh pada setiap kategori. Mengapa demikian? Hal ini tentu saja dikarenakan pembahasan terkait kualitas udara beririsan dengan kategori-kategori tersebut. Berikut Netray melampirkan sampel pemberitaan terkini terkait kualitas udara yang menjadi pembahasan media pemberitaan online.

Gambar 6. Sumber: Kompas, 30 November 2021, 15:30

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui setidaknya terdapat lima tantangan dalam melaksanakan komitmen pengembangan industri hijau di Indonesia. Pertama adalah industri hijau membutuhkan R&D yang ekstensif dan dapat diaplikasikan secara multisektoral. Kedua, masih banyaknya industri yang masih menggunakan mesin berteknologi lama, yang cenderung tidak efisien, bahkan menghasilkan limbah atau polusi yang cukup tinggi. Ketiga, shifting ke peralatan atau alat fabrikasi yang hijau dan efisien, serta membutuhkan biaya tinggi. Keempat adalah industri hijau membutuhkan SDM yang highly qualified dan highly experienced. Kelima, masih kurangnya insentif, baik fiskal dan non-fiskal yang mendukung pengembangan industri hijau. Kelima tantangan tersebut setidaknya menjadi tantangan tersendiri untuk pemerintah agar terus berupaya melaksanakan komitmen untuk pembangunan berkelanjutan.

Gambar 7. Sumber: 30 November 2021, 13:23

Rektor UAJY, Prof. Ir. Yoyong Arfiadi, M.Eng., Ph.D., dalam sambutannya mengatakan bahwa Indonesia dan dunia tidak hanya dihadapkan pada pandemi Covid-19. Namun juga dihadapkan pada isu lingkungan yang semakin kompleks dan memerlukan kontribusi dari banyak pihak untuk mengurangi dampaknya. Isu lingkungan seperti polusi, perubahan iklim, limbah, deforestasi, eksploitasi barang tambang, dan lain sebagainya tidak pernah habis dibahas dalam forum-forum para pegiat lingkungan hidup. Hal ini tentu menjadi alarm bagi siapa saja agar menyadari bahwa kita tidak hanya tengah menghadapi pandemi namun juga krisis lingkungan yang dampaknya semakin nyata.

Kedua pemberitaan di atas menjadi sampel topik pembahasan media terkait isu kualitas udara yang kian mengkhawatirkan setiap tahunnya. Menurunnya kualitas udara tidak hanya berdampak buruk bagi kehidupan saat ini namun juga kehidupan generasi masa datang. Bagaimana tidak, buruknya kualitas udara tersebut terbukti dapat menurunkan angka usia harapan hidup sebanyak tiga tahun. Bahkan usia harapan hidup tersebut akan semakin menurun jika tidak ada upaya dari pemerintah untuk melakukan pembenahan. Tak hanya pemerintah, masyarakat juga memiliki peran aktif untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

Demikian hasil analisis Netray, simak hasil analisis lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Seri Lapsus: Diversifikasi Pasar untuk Produk Kosmetik Halal

1

Diversifikasi merupakan strategi pertumbuhan perusahaan dengan memulai bisnis baru di luar produk dan pasar perusahaan sekarang (Kotler dan Amstrong, 2008:71). Dalam industri kecantikan, beberapa perusahaan telah mengeluarkan produk berlabel halal khusus bagi umat muslim sebagai bentuk diversifikasi. Mayoritas masyarakat Indonesia yang merupakan pemeluk agama Islam, dibaca sebagai peluang bagi industri kecantikan untuk mulai mengembangkan produknya. Apa yang membuat industri kecantikan mengembangkan ekspansi produk kosmetik halal? Seperti apa perkembangan brand kosmetik halal di Indonesia? Dan bagaimana respons konsumen terkait produk kosmetik berlabel halal? Netray akan mencoba mengulasnya dalam analisis berikut. 

Sejarah Perkembangan Kosmetik Halal di Indonesia 

Definisi dari produk kosmetik syar’i atau halal adalah kosmetik yang didalamnya terkandung bahan-bahan yang sesuai menurut hukum Islam. Produk tersebut dipastikan tidak mengandung bahan hewan dan alkohol. Di Indonesia, brand Wardah telah memperoleh sertifikasi halal sejak tahun 1999 dan merupakan pioner pertama kosmetik halal. Merek naungan PT. Paragon Technology & Innovation Indonesia ini terus mengembangkan produk kosmetik halalnya hingga berhasil mencuri perhatian pangsa pasar di Indonesia.

Demografi sekali lagi menjadi kunci pembacaan peluang industri kecantikan. Perkembangan industri kecantikan di Indonesia didukung oleh mayoritas penduduk beragama Islam yang berjumlah sekitar 200 juta jiwa. Populasi penduduk muslim di Indonesia yang hampir mencapai angka 87 persen dijawab dengan kehadiran produk kecantikan berbasis syariah Islam. Persaingan dalam industri kosmetik yang menggunakan label halal dinilai lebih aman karena melalui proses pemeriksaan oleh beberapa lembaga berwenang sebelum peluncuran produk kosmetik tersebut di pasaran.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Nasional Indonesia (BPS), Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Yakni sebanyak 236,53 juta jiwa pada tahun 2021, atau 86,88% dari total penduduk Indonesia sehingga menempatkan agama Islam sebagai mayoritas. Oleh karena itu, pengembangan industri kecantikan halal di Indonesia merupakan strategi yang tepat. Sebab penduduk muslim akan cenderung memilih produk kosmetik yang sudah berlabel halal daripada yang tidak berlabel. Industri kecantikan berlabel halal tumbuh subur di Indonesia karena adanya faktor demografi jumlah penduduk muslim yang mendominasi negara ini.

Pengaruh Sertifikasi Halal Terhadap Tumbuh Suburnya Industri Kecantikan

Keberadaan cap halal dalam sebuah produk merupakan kebutuhan utama bagi umat Islam. Sebelum adanya logo halal oleh Majelis Ulama Indonesia, labelisasi halal pada produk pertama kali dikeluarkan di tahun 1976 oleh Kementerian Kesehatan. Hal tersebut diatur dalam Surat Keputusan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 280/Men.Kes/Per/XI/76 mengenai Ketentuan Peredaran dan Penandaan pada Makanan yang Mengandung Bahan Berasal dari Babi. Dalam peraturan tersebut tercantum instruksi agar memuat gambar babi berwarna merah untuk produk yang dinilai tidak halal sehingga peringatan produk haram dapat dikenali pembeli.

Label Halal Pertama th 1976 (Sumber: Kementerian Kesehatan)

Kemudian pada 12 Agustus 1985, pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Agama No.42/Men.Kes/SKB/VIII/1985 dan Surat Keputusan No. 68 Tahun 1985 tentang Pencantuman Tulisan Halal. Pemberian label halal dapat dilakukan ketika produsen telah melaporkan komposisi bahan serta cara pengolahan produk pada Departemen Kesehatan yang diawasi langsung oleh Departemen Agama. 

Pada 21 Juni 1996 tiga lembaga yakni Departemen Agama, Departemen Kesehatan, dan Majelis Ulama Indonesia melakukan sinkronisasi kebijakan pencantuman logo halal. Setelah dilakukan sertifikasi dan produk dinyatakan bebas dari bahan non-halal maka MUI akan menerbitkan sertifikat halal pada produk tersebut. Sedangkan regulasi pencantuman logo halal merupakan kewenangan dari Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM). 

Pembaruan Logo Halal (Sumber: MUI)

Gambar di atas merupakan logo halal yang telah diperbarui berdasarkan sinkronisasi kebijakan dari ketiga lembaga yang telah disebutkan di atas. Kebijakan pergantian dan pencantuman logo halal disetujui pemerintah dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 69 Tahun 1999 tentang Pemasangan Label Halal yang harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu oleh lembaga yang telah ditetapkan pemerintah. Sementara aturan label kosmetik halal tertuang dalam peraturan BPOM RI Nomor 30 Tahun 2020 tentang Persyaratan Teknis Penandaan Kosmetika. Menurut Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) terdapat beberapa alasan produk kosmetik memerlukan sertifikasi halal. Pertama untuk memenuhi kebutuhan konsumen muslim dan keunggulan kompetitif. Selanjutnya memenuhi peraturan pemerintah yang kritis terkait bahan kosmetik dari segi kehalalannya. 

Brand Kosmetik Lokal yang Sudah Bersertifikasi Halal

Faktor demografi dan sertifikasi halal yang diterapkan di Indonesia mempengaruhi keputusan banyak brand untuk mengedepankan label halal guna meraih kepercayaan konsumen. Berbagai brand mulai dari dalam negeri hingga luar negeri meramaikan industri kosmetik di Indonesia. Banyaknya produk dari berbagai brand memungkinkan pelanggan untuk memilih produk yang paling dibutuhkan. Termasuk produk kosmetik halal keluaran brand lokal Tanah Air. Brand lokal tersebut eksistensinya cukup diperhitungkan di Indonesia sebab kualitas kosmetiknya dinilai tidak kalah dengan brand luar negeri. Berikut beberapa brand lokal yang telah bersertifikasi halal. 

Dilansir dari LPPOM MUI terdapat 15 brand lokal yang telah bersertifikasi halal. Data tersebut belum mencakup semua brand lokal keseluruhan, masih banyak brand lokal pendatang baru yang mulai menampakan diri tetapi belum banyak diketahui oleh pelanggan. Brand di atas adalah beberapa brand yang terkenal dan paling banyak digunakan oleh pelanggan.

Selain brand lokal bersertifikasi halal, terdapat pula beberapa brand kosmetik luar negeri yang juga menarik perhatian masyarakat Indonesia seperti yang telah disinggung sebelumnya. Data dari Sociolla menunjukkan bahwa brand kosmetik dari negara Korea, Amerika Serikat, dan Jepang telah banyak mengeluarkan produk berlabel halal. Brand asal Korea menempati urutan dua setelah Indonesia dengan mendapatkan review pelanggan Indonesia dengan jumlah 72 count atau sekitar 313,04%. Seperti diketahui bahwa telah banyak produk kecantikan dari negara Korea ini yang banyak digandrungi oleh kaum hawa. Kini hadirnya produk kecantikan berlabel halal yang dikembangkan oleh negeri gingseng ini semakin melejitkan nama Korea sebagai penghasil produk kecantikan. Meski minat konsumen beralih ke produk kosmetik Korea, tetapi peluang untuk produk kosmetik lokal juga masih tinggi.

Gambaran Review Pelanggan Kosmetik Halal

Impresi pelanggan terhadap sebuah produk dapat dijadikan tolok ukur bagi perkembangan sebuah produk dan untuk pelanggan lainnya. Komentar yang diberikan pelanggan untuk sebuah produk tertentu dapat berpengaruh untuk pelanggan lainnya. Semakin banyak impresi bagus sebuah produk akan semakin menarik pelanggan lain untuk membelinya. Begitupun sebaliknya, semakin sedikit dan buruk impresi yang diberikan pelanggan terhadap suatu produk maka akan mempengaruhi citra produk itu sendiri. 

tren kosmetik halal
Statistik Tanggapan Warganet untuk Kosmetik Halal (Sumber: Dashboard Netray)

Selama satu bulan pemantauan, tanggapan untuk produk kosmetik halal mendulang sebanyak 206 tweets dengan jangkauan mencapai 33,8 juta kali. Topik pembahasan terkait produk kecantikan banyak diulas oleh akun-akun resmi portal media dan sedikit menarik impresi murni warganet. 

Netray Media Monitoring menjaring sentimen impresi yang diperbincangkan warganet terkait topik tersebut dalam sentimen negatif, positif, dan netral. Dalam statistik perbincangan seputar produk kecantikan halal didominasi tweet bersentimen positif sebanyak 46 persen. Hal tersebut dapat diartikan bahwa hadirnya produk kecantikan halal menuai impresi baik dari masyarakat Indonesia yang diwakili oleh warganet.

Beberapa pendapat dengan sentimen positif dan negatif di atas mewakili contoh pendapat dari warganet lainnya. Produk kosmetik halal bagi sebagian masyarakat dinilai sangat cocok karena menggunakan bahan alami yang telah lolos uji pemeriksaan syarat halal dan bagus untuk kesehatan. Sedangkan pendapat dengan sentimen negatif disebabkan oleh ketimpangan regulasi antara BPOM dan tim sertifikasi halal yang membingungkan warganet.

Penutup 

Perkembangan industri kecantikan berlabel halal di Indonesia dimulai sejak tahun 1999 dengan pioner brand Wardah. Kemudian seiring berjalannya waktu, perusahaan kosmetik lain juga merilis produk kecantikan dengan sertifikasi halal. Mayoritas penduduknya yang muslim melatarbelakangi citra produk halal dinilai memiliki pangsa pasar utama di Indonesia. Merek kosmetik lokal dengan sertifikasi halal pun saat ini sudah banyak beredar di pasaran. Selain merek lokal, brand luar negeri seperti Korea yang tengah naik daun di industri kecantikan dunia pun turut mengembangkan produk kosmetik halal. Masyarakat muslim Indonesia yang juga pecinta Korea menjadi sasaran utama hadirnya produk kosmetik halal tersebut. Dilihat dari salah satu laman website e-commerce terbesar di Indonesia yakni Sociolla, review untuk brand kosmetik Korea pun cukup banyak. Pendapat dengan sentimen positif yang memenuhi hampir 50 persen menggambarkan eksistensi produk kosmetik berlabel halal berhasil mencuri hati konsumen di Indonesia baik produk lokal maupun non lokal.

Seri Lapsus: Menelisik Peluang Segmen Maskulin dari Industri Kecantikan

0

Abstraksi

Penggunaan skincare yang dikonstruksikan sebagai ritual kaum perempuan sepertinya lambat laun telah memudar. Seiring dengan perkembangan zaman, tren perawatan diri pun mulai digandrungi oleh kaum adam, khususnya segmen perawatan kulit. Hingga akhirnya beberapa brand mengeluarkan produk perawatan khusus untuk para lelaki. Lalu seberapa besar peluang industri kecantikan yang terkhusus kaum pria ini? Dan bagaimana strategi pemilik produk kecantikan melihat fenomena ini? Netray akan mencoba menjawabnya dalam analisis berikut ini.

Industri kecantikan kian unjuk gigi di saat gender tidak lagi menjadi halangan. Sesuai dengan perkembangan zaman, pria mulai tak segan menunjukkan bahwa perawatan diri terutama penampilan menjadi hal yang penting. Inilah yang menaikkan angka industri kecantikan di Indonesia. (selengkapnya Seri Lapsus 1)

Tren pria berdandan atau yang disebut juga male grooming mulai muncul pertama kali ketika produk kecantikan pria berupa perawatan rambut, seperti sampo hadir di tengah masyarakat. Bentuk perawatan ini mulai mencuat ketika pria dewasa merasakan penurunan kondisi fisik, yakni dengan ditandai rontoknya rambut. Apabila di awal tren male grooming pria melakukan perawatan seperti menggunakan produk sampo pria, saat ini mulai merambah pada perawatan kulit, seperti penggunaan skincare. Sehingga seiring dengan perkembangan zaman, industri kecantikan kini tidak hanya didominasi oleh para wanita. Akan tetapi, kaum pria pun menunjukkan minat terhadap perawatan kecantikan diri, terutama saat ini ialah kulit.

Fenomena ini tentu saja disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ialah self-image, health care, physical attractiveness, celebrity endorsement, dan social expectation (Cheng, dkk., 2010 & Khan, dkk., 2017 dalam jurnal Psikologi MALE SOCIAL PERCEPTION OF MALE GROOMING BEHAVIOR). Banyak pria yang mulai cenderung memperhatikan penampilan karena ingin terlihat rapi dan percaya diri. Sehingga perawatan diri dengan penggunaan skincare mulai digandrungi. Selain itu, pesatnya perkembangan teknologi juga mempercepat laju informasi sehingga info terkait perawatan diri hingga produknya pun mudah dicari. Salah satu wujudnya ialah pesatnya laju e-commerce. Hal ini memberikan dampak yang signifikan bagi pelaku industri kecantikan, terutama dalam pemasaran. 

Pria dalam Industri Kecantikan

Besarnya minat pria dalam menggunakan produk kecantikan dapat kita lihat dari statistik jumlah akun pengguna di salah satu marketplace. Salah satu marketplace yang menjadi pantauan Netray adalah Sociolla. Dari enam puluh ribu lebih pengguna, sebanyak 12 persen merupakan akun bergender pria. Jumlah yang menggambarkan banyaknya kaum adam yang mulai tertarik merawat diri ini juga turut mendekonstruksi bahwa kecantikan tidak hanya milik wanita.   

Lebih spesifik lagi, di rentang usia 19-24 tahun banyak pengguna pria yang mulai memperhatikan penampilannya. Hal ini terlihat dari data di bawah ini yang menunjukkan pada usia tersebut merupakan rentang usia terbanyak pengguna pria yang memakai produk kecantikan. Dikutip dari laman Kompas, menurut Ahli Bedah Dermatologis dan Kosmetik, Dr. Hooman Khorasani pria di usia 20-an memiliki jumlah hormon testosteron yang tinggi sehingga hal ini dapat memicu jumlah kadar minyak di bawah kulit. Yang tentu saja, ini akan menjadi sebuah permasalah baru, yakni timbulnya jerawat akibat pori-pori yang tersumbat. Sehingga di usia tersebut perawatan untuk pembersih muka perlu diperhatikan oleh pria.

Tak hanya melalui pantauan laman Sociolla, statistik perbincangan kaum pria seputar produk kecantikan juga bisa dilihat dari monitoring yang dilakukan oleh Netray pada kanal Twitter. Dengan menggunakan beberapa kata kunci yang berkaitan, Netray menemukan sebanyak 42 persen pengguna Twitter yang melakukan perbincangan ini merupakan akun yang terdeteksi sebagai pria. Mengambil sampel tweet dari akun pria, permasalahan jerawat dan kulit berminyak menjadi hal yang bahkan mampu membuat pria kurang percaya diri atau insecure.

topik industri kecantikan
sumber dashboard Netray
tweet topik industri kecantikan
sumber dashboard Netray

Permasalahan kulit ini juga dapat ditemukan di laman Sociolla. Dari total akun pereview laman Sociolla, hampir 15 persen pria pemilik akun di laman tersebut memiliki jenis kulit berkomedo. Dari gambar di bawah ini terlihat sepuluh urutan teratas jenis kulit yang dimiliki oleh pria pemilik akun di Sociolla. Jenis kulit berkomedo, kulit kusam, hingga kulit sensitif ternyata juga menjadi permasalahan pria. Permasalah kulit yang awam kita jumpai pada wanita nyatanya juga terindikasi pada pria. Dengan demikian, bagi kaum adam pemerhati penampilan khususnya wajah, produk-produk skincare berdasarkan skin type tentu saja menjadi buruan.

Lalu produk apa yang banyak menjadi incaran pengguna Sociolla? Dari data yang terhimpun terdapat sepuluh nama teratas produk yang telah mendapat review dari kaum adam. Dari kesepuluh brand tersebut, merek NPure menjadi yang paling banyak mendapat review dari pengguna kaum pria. Brand asli Indonesia ini telah hadir sejak tahun 2017. Dengan mengusung moto Pure Beauty in Natural Way merek ini ternyata mampu mencuri perhatian kaum adam. Produk kecantikan yang berbahan dasar alami ini dinilai mampu mengatasi berbagai permasalahan kulit. Produk Micellar Water dan Toner yang merupakan alat dasar pembersih wajah juga menjadi incaran pemburu alat kecantikan ini.

Dengan begitu besarnya minat kaum adam dengan produk skincare, lantas seberapa besar peluang yang dimiliki industri kecantikan untuk meraup keuntungan dari tren pria berdandan ini? Lalu, strategi apakah yang digunakan sebuah perusahaan untuk mencuri kesempatan tersebut?

Peluang dan Strategi Pemasaran

Riset dari Orbis Research menunjukkan bahwa produk penjualan kecantikan pria pada 2018–2023 akan tumbuh hingga mencapai 5,23 persen. Atas fenomena ini beberapa brand pun juga berlomba mengeluarkan produk khusus pria yang mana mampu memberikan pangsa pasar tersendiri. Salah satunya ialah Ms Glow yang mengeluarkan produk skincare khusus pria sejak tahun 2019. Perusahaan yang didirikan oleh Shandy Purnamasari dan Maharani Kemala ini pertama kali mengeluarkan produk face and body skincare khusus wanita pada tahun 2016. Seiring berkembangnya zaman yang mana pria juga telah memperhatikan penampilan, MS Glow melihat peluang tersebut dan mengeluarkan produk skincare khusus bagi pria. MS Glow Men telah mengeluarkan sembilan produk perawatan bagi pria, seperti facial wash, serum, dan bright cream

Produk MS Glow for Men
sumber laman https://msglowformenid.com/

Selain mengeluarkan produk yang dinilai memiliki peluang besar ini, perusahaan tersebut juga telah menggelontorkan strategi pemasaran yang terbilang menakjubkan. Bagaimana tidak? Produk yang dikeluarkan MS Glow Men berhasil menggandeng beberapa publik figur Tanah Air, seperti Raffi Ahmad, Atta Halilintar, dan juga Harris Vriza. Banyaknya penggemar dari sosok publik figur menjadi salah strategi MS Glow untuk menggaet konsumennya. Namun, yang lebih menarik, model produk kecantikan yang identik dengan pria tampan, berkulit putih, bahkan berbadan ideal pun kembali didekonstruksi oleh MS Glow dengan menghadirkan sosok Babe Cabita dan juga Marshel Widiyanto. Strategi marketing seperti ini sepertinya digunakan MS Glow untuk membangun kepercayaan konsumen bahwa penggunaan skincare tak hanya dapat digunakan bagi pria yang dinilai ‘good looking’.

sumber instagram
https://www.instagram.com/msglowformen/

Selain produk MS Glow, merek selanjutnya yang mengeluarkan produk kecantikan khusus Pria adalah Kahf. Selain melakukan branding di media sosial layakanya produk lainnya, yang menarik dari produk ini ialah apa yang tersaji di laman resmi miliknya. Dari laman tersebut, selain dapat menemukan profil dan produk yang ditawarkan kita juga disuguhkan beberapa artikel terkait perawatan pria. Pengenalan perawatan inilah yang dilakukan Kahf sebagai salah satu strategi marketing produk mereka. Selain itu, Kahf juga mengusung label halal sebagai strategi marketing di tengah tingginya pertumbuhan industri kosmetik halal.

laman Kahf

Penutup

Fokus kecantikan yang mulanya hanya dikonstruksikan bagi perempuan, kini pun mulai merambah pada kaum pria sesuai dengan perkembangan zaman. Kesadaran akan penampilan yang menjadi branding diri pun semakin diperhatikan oleh kaum pria. Tuntutan inilah yang mendasari alasan pria mulai merawat dirinya dengan melakukan perawatan yang awalnya hanya dikenal dilakukan oleh kaum perempuan. Besarnya peluang minat pria terhadap produk kecantikan ini pun menjadi incaran pelaku industri kecantikan. Berbagai produk kecantikan khusus pria pun mulai bermunculan. Selain itu, segelontor strategi pun mulai dilakukan oleh pelaku industri ini untuk meraup besarnya peluang tren kecantikan di tengah maskulinitas.

Semangat Bersepeda Untuk Memperlambat Kerusakan Alam

0

Jenis kendaraan bebas emisi masih belum terfasilitasi dengan baik di negeri ini. Ya, bersepeda. Menggunakan jenis kendaraan yang bebas emisi seharusnya menjadi pilihan utama dan gaya hidup yang dikampanyekan dengan baik. Bukan tanpa sebab, penggunaan kendaraan jenis ini memiliki dampak yang sangat baik untuk lingkungan. Namun sayangnya penggunaan sepeda saat ini masih belum menjadi gaya hidup sebagian besar masyarakat. Belum lagi pemerintah dinilai masih kurang serius dalam memfasilitasi kendaraan jenis ini.

Semangat untuk memperlambat kerusakan alam ini juga dikampanyekan oleh Greenpeace melalui lamannya dengan judul artikel “Pukul Mundur Krisis Iklim dengan Bersepeda”. Mengutip dari laman tersebut Juru Kampanye Urban Greenpeace Indonesia, Muharram Atha Rasyadi menyampaikan bahwa sepeda masih belum secara eksplisit menjadi bagian dari arus utama dalam upaya global pengurangan emisi dari sektor transportasi pada diskusi melalui Twitter Spaces @GreenpeaceID bertajuk “Transportasi Bebas Emisi harus Difasilitasi” pada Jumat lalu (19/11).

Dilansir melalui laman icel.or.id dalam laporan Inventarisasi Emisi Provinsi DKI Jakarta, Ibu kota setidaknya menyumbang 43% total emisi wilayah. Adapun kontributor terbesar adalah knalpot kendaraan, debu jalan dan industri; untuk emisi CO. Adapun mayoritas pencemar bersumber dari sektor transportasi dari sepeda motor dan bajaj; untuk emisi CO2, mayoritas pencemar bersumber dari sektor transportasi. Hal ini membuktikan bahwa sepeda dapat menjadi kendaraan yang tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan.

Untuk melihat gejolak para pesepeda di Tanah Air Netray menjaring data dari perbincangan mereka terkait topik ini di media sosial Twitter. Bagaimana hasil dari perbincangan tersebut? Bagaimana keresahan para pengguna sepeda selama ini? Simak hasil analisis Netray berikut.

bersepeda
Statistik Topik Bersepeda

Bila diamati melalui grafik di atas tampak perbincangan warganet terkait sepeda mencapai 600 total tweets dengan didominasi oleh tweets bersentimen positif. Adapun total impresi pada topik ini 8,7ribu dan menjangkau lebih dari 62.3 juta pengguna Twitter.

Sementara itu, melalui peak time kita juga dapat mengamati laju perbincangan netizen terkait topik ini sejak 01 November 2021 s.d 30 November 2021. Berdasarkan grafik di atas tampak intensitas kemunculan perbincangan terkait topik bersepeda muncul setiap hari dengan pembahasan yang cukup beragam. Namun kali ini Netray ingin menunjukkan keresahan para pesepeda yang terangkum melalui beberapa tweet berikut.

Keresahan Warganet Saat Bersepeda di Jalan Raya

Bersepeda menjadi salah satu alternatif berkendara dengan tidak memberikan dampak buruk pada lingkungan dan berdampak baik bagi tubuh. Namun sayangnya hal ini masih belum sepenuhnya disadari dan didukung, baik dalam masyarakat maupun pemerintah. Tidak tersedianya ruang bagi para pengguna sepeda membuat hal ini berisiko tinggi. Kecelakaan lalu lintas menjadi salah resiko bagi para pengguna sepeda yang bersamaan dengan pengendara sepeda motor, mobil, dan kendaraan bermotor lainnya. Itulah sebabnya para pengguna sepeda berharap pemerintah dapat menciptakan ruang khusus bagi para pesepeda.

Memperlambat kerusakan alam kini memiliki urgensi yang patut benar-benar dipertimbangkan. Tak hanya masyarakat, pemerintah juga diharap mampu membuat regulasi untuk mendukung hal ini. Dengan melihat persentase penyumbang emisi terbesar berasal dari kendaraan bermotor harusnya pemerintah membuat solusi atas persoalan ini. Memberi fasilitas ruang terhadap para pengguna sepeda menjadi salah satu jalan agar pemerintah turut mendukung gerakan ini. Terlebih, risiko kecelakaan terbukti menjadi salah satu keresahan para pesepeda jika harus bersanding dengan pengguna jalan raya lainnya.

Simak hasil analisis Netray lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Fenomena “Cuddle” di Jagat Twitter, Kebutuhan Afeksi dan Praktik Jasa Ilegal

Agar tetap waras dalam menjalani kehidupan, manusia harus memenuhi kebutuhan afeksi. Cara yang cukup umum untuk memenuhi kebutuhan ini adalah dengan mendapatkan perhatian, kepedulian, dan kasih sayang dari orang yang memiliki hubungan dekat. Apabila selama ini afeksi kerap diasosiasikan dengan relasi antara orang tua dan anak, sejatinya kebutuhan afeksi dapat ditemukan di semua lapisan umur.

Kebutuhan afeksi lantas diterjemahkan dalam fenomena “cuddle”, atau pelukan intim yang baru-baru ini meramaikan perbincangan warganet Twitter Indonesia. Tak sedikit pula yang menginginkan “cuddle” di tengah kondisi cuaca musim penghujan. Bahkan muncul juga perbincangan tentang jasa penyaluran kebutuhan afeksi yang disebut dengan istilah “cuddle care”. Jasa ini menyewakan pelukan intim sebagai layanan bagi konsumennya. Agar tidak salah paham, jasa cuddle care ini tentu saja ilegal dan dilakukan secara tertutup.

Lonjakan Kata Kunci “Cuddle” dalam Perbincangan Warganet

Dari pemantauan linimasa Twitter yang dilakukan Netray Media Monitoring, ditemukan bahwa kata kunci “cuddle” menghasilkan 6.482 tweet sejak awal bulan November 2021. Kuantitas perbincangan tiba-tiba melonjak tinggi pada tanggal 16 November 2021. Apabila dibandingkan dengan hari sebelumnya, terpantau pada tanggal tersebut tweet sebanyak 813 tweet atau melonjak sebanyak 845 %.

Garis Besar Perbincangan Topik Cuddle

Secara garis besar, ragam respon warganet atas subjek perbincangan ini antara lain seperti “pengen cuddle”, “cari teman cuddle”, “cuddle enak saat dingin hujan”, hingga “penasaran rasanya cuddle”. Masyarakat dunia maya, karena sejumlah faktor, sudah cukup terbuka dengan perbincangan semacam ini.

Total Impresi dan User 

Total tweet dengan kata kunci selama periode pemantauan mencapai angka impresi yang cukup mengejutkan. Yakni terpantau sebanyak 25 juta kali interaksi dalam bentuk reply, retweet, dan favorites hanya dari ribuan tweet yang diunggah. Nilai tersebut juga menjadi semakin janggal ketika diketahui hanya ada 1.666 user yang mengunggah tweet. Dengan proporsi 905 user laki-laki dan 761 perempuan.

Fanfict AU Ikut Ramaikan Perbincangan

Setelah ditelusuri, alasannya peningkatan impresi sebanyak itu ternyata bersumber dari fenomena jagat internet Indonesia lainnya. Yakni kata “cuddle” juga disinggung dalam tweet cerita fiktif alternate universe (AU).  Kepopuleran cerita AU di kalangan warganet Twitter disinyalir menjadi penyebab melonjakknya interaksi.

Di Ambang Praktik Ilegal Prostitusi Online

Di tengah riuh rendah perbincangan warganet tentang fenomena berpelukan secara  intim ini, tak sedikit tweet yang justru berisi promosi jasa “cuddle care”. Yaitu jasa kencan singkat dengan memberi layanan berupa cuddle (berpelukan dengan erat). Secara praktik, jasa ini mengadopsi sistem prostitusi online atau yang kerap disebut dengan “open BO”. Aktivitas ini tentu saja ilegal dan bisa bertentangan dengan hukum Indonesia. Penyedia teman kencan “cuddle” biasanya memanfaatkan bio Twitter, profil, hingga tagar untuk menawarkan jasanya.

Jasa Cuddlecare Tak Mau Disalahartikan

Batas tipis antara penyedia layanan cuddlecare dengan open BO akhirnya menimbulkan polemik. Meskipun banyak jasa cuddle yang juga melakukan prostitusi, tak semua jasa cuddle juga melakukan praktik tersebut. Mereka kerap memiliki aturan spesifik terkait aktivitas apa saja yang bisa dilakukan antara calon penyewa dan penyedia jasa.