Home Blog Page 124

Whatsapp Mod Menambah Deretan Kasus Keresahan Privasi

Isu keamanan privasi tengah menjadi perhatian serius para pengguna teknologi. Mungkin beberapa kasus peretasan atau pembobolan data pribadi dewasa ini menjadi alasan utama masyarakat semakin peduli terhadap isu ini. Sebagai bukti, lihat apa yang terjadi pada kasus aturan baru Whats App beberapa waktu lalu yang akhirnya mendapat respon negatif dari masyarakat. Permintaan persetujuan koneksi otomatis data WhatsApp dengan Facebook membuat pengguna Whatsapp khawatir terhadap keamanan privasinya. Meski akhirnya diurungkan, langkah Whatsapp ini sempat meninggalkan jejak negatif di mata warganet. Lebih buruk lagi, sejumlah pengguna bahkan berencana meninggalkan Whatsap dan beralih ke aplikasi pesan instan lain.

Kali ini publik dibuat berpikir kembali soal kemanan privasi. Studi kasusnya adalah aplikasi pesan Whatsapp Modifikasi (MOD) seperti GB Whatsapp. Karena merupakan pengembangan dari pihak ketiga, Whatsapp Mod ini ilegal dan tidak menjadi bagian tanggung jawab dari Whatsapp. Media Monitoring Netray mencoba memantau diskusi warganet Twitter yang sempat ramai membahas keresahan terhadap aplikasi ini beberapa waktu lalu. Dari pantauan ini, Netray bermaksud memberi gambaran seberapa besar isu ini menimbulkan keresahan publik? Apa saja kekhawatiran yang paling banyak disuarakan? Lalu bagaimana respon para pengguna Whatsapp Mod? Pihak mana yang mayoritas di sini?

Berikut adalah gambaran statistik pada dashboard Netray ketika kata kunci wa mod, whatsapp mod, wa gb, whatsapp gb, dan gb whatsapp dimasukkan selama periode 1-4 Februari 2021.

Sentimen negatif terlihat jauh mendominasi pembahasan topik ini di Twitter dengan perbandingan yang cukup tajam. Puncaknya terjadi pada 2 Februari 2021 dengan pembahasan mencapai 9 ribu twit. Terlihat kontras dengan pembahasan pada hari sebelum dan sesudahnya yang berada di bawah angka seribuan.

Diskusi seputar keresahan penggunaan aplikasi Whatsapp Modifikasi sebenarnya mulai terlihat sejak 1 Februari. Namun, topik ini menarik perhatian publik setelah akun @subtanyarl membagikan ulang keluhan yang disuarakan oleh akun @seugarr sekira pukul 22:30 di Twitter. Seperti diketahui, akun @subtanyarl merupakan akun fanbase yang memiliki ratusan ribu pengikut. Sementara akun @seugarr hanya memiliki seribu pengikut. Inilah yang menjadikan topik tersebut lebih banyak menjangkau partisipan ketika dibagikan oleh @subtanyarl. Seperti yang tertangkap pada fitur Social Network Analysis Netray berikut.

Terlihat bahwa pusat jaringan menumpuk pada akun @subtanyarl. Garis warna merah yang menunjukkan sentimen negatif pun terlihat dominan. Garis-garis tersebut merupakan jaringan percakapan warganet yang turut merespon diskusi yang dibagikan @subtanyarl. Selain @subtanyarl, berikut adalah beberapa akun populer yang berpengaruh dalam perputaran isu ini.

Sebagian besar akun-akun di atas memiliki opini negatif terhadap Whatsapp Mod, atau yang paling populer dibahas dalam hal ini adalah GB Whatsapp. Paling banyak menyuarakan soal keresahan privasi, baik secara langsung menilai pengguna GB Whatsapp ataupun semua jenis Whatsapp Mod lain menyalahi privasi hingga mengingatkan pengguna GB terhadap keamanan privasinya sendiri yang juga membahayakan. Sebagian lain bahkan mengharapkan adanya pemblokiran terhadap pengguna Whatsapp Mod ini. Secara umum, berikut hal-hal yang paling banyak disuarakan oleh warganet ketika membahas Whatsapp Modifikasi.

Dari fitur Top Words rangkuman Netray di atas, dapat langsung diamati dengan jelas hal yang menjadi fokus pembahasan pada aplikasi Whatsapp Mod kali ini, yaitu privasi. Sejumlah kosakata seperti meresahkan, anjir, ngeselin, ganggu, ngelanggar, blokir juga dapat menjadi jawaban mengapa diskusi topik ini sarat akan sentimen negatif. Selain privasi secara umum, hal-hal khusus yang paling banyak dipermasalahkan adalah fitur pesan/chat, story, dan status pengguna.

Soal Privasi

Seperti yang diulas sejak awal bahwa hal pertama yang menjadikan topik ini menarik adalah soal keresahan terhadap privasi dan keamanan data pribadi. Berikut beberapa twit populer terkait privasi pada topik Whatsapp Mod.

Secara garis besar, keresahan privasi yang dibicarakan dalam diskusi seputar Whatsapp Modifikasi ini terjadi kepada dua pihak. Pertama adalah pihak pengguna Whatsapp resmi yang merasa privasinya terganggu oleh para pengguna Whatsapp Mod. Kedua adalah pihak pengguna Whatsapp Mod sendiri yang keamanan data pribadinya juga tidak dijamin oleh pihak ketiga. Jadi, sebenarnya masalah privasi ini menyangkut kedua belah pihak. Lalu, apa saja yang menjadi poin penting dalam keresahan yang dirasakan oleh pihak pengguna Whatsapp resmi terhadap pengguna Modifikasi?

Mengambil kosakata populer seperti pesan, chat, status, dan story yang muncul dalam Top Words sebelumnya, Netray menemukan sejumlah cuitan di atas. Sebagian besar kekesalan pengguna WA resmi kepada pengguna WA GB adalah penyalahgunaan fitur ilegal dari aplikasi modifikasi mereka. Beberapa di antaranya adalah fitur membaca pesan atau menonton story yang telah dihapus, menyembunyikan status pengguna seperti online, sedang mengetik, dan fitur centang biru secara spesifik kepada pengguna WA tertentu. Hingga fitur menyimpan story tanpa melalui tangkap layar.

Respon Pengguna Whatsapp Modifikasi: Tema Melimpah, Fitur Banyak

Di antara arus negatif warganet yang menyerang para pengguna Whatsapp Modifikasi, Netray juga menemukan sedikit warganet yang tetap percaya diri menyuarakan tanggapannya sebagai pengguna Whatsapp Mod dan alasannya seperti berikut.

Dari pengakuan para pengguna Whatsapp Modifikasi, terutama WA GB di atas dapat diketahui sejumlah alasan mengapa mereka menggunakan aplikasi pesan modifikasi tersebut. Paling banyak adalah karena pilihan tema yang banyak dan menarik, pengelompokan pesan pribadi dengan pesan grup hingga fitur penyembunyian status pengguna yang bisa diatur secara spesifik. Para pengguna yang bersuara ini mengaku tidak bermaksud melanggar privasi para pemakai aplikasi resmi seperti yang tengah menjadi keresahan publik. Meski demikian, mayoritas suara dalam diskusi topik ini tetap diramaikan oleh mereka yang mengaku dirugikan oleh sejumlah fitur ilegal dari aplikasi Whatsapp Modifikasi tersebut. Demikian pantauan Netray, semoga menjadi bahan evaluasi.

Heboh Tagar #Uninstallshopee, Ada Apa?

Beberapa waktu lalu jagat maya Twitter dihebohkan dengan tagar #Uninstallshopee. Ramainya perbincangan terkait topik ini membuat e– commerce yang berasal dari Singapura ini membuat sebagian warganet bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi? Ternyata setelah diusut hal ini berkaitan dengan periklanan dan akun instagram Lambe Turah yang kabarnya mengundang kontroversi. Bagaimana perbincangan warganet terkait topik ini?

uninstallshopee

Media Monitoring Netray memantau topik terkait Shopee sejak 29 Januari 2021 sampai dengan 04 Februari 2021. Selama periode tersebut terlihat total cuitan mencapai 6.5K dengan didominasi oleh cuitan bersentimen negatif yang mencapai 3.1K. Cuitan negatif tersebut jelas dipengaruhi oleh impresi warganet melalui tagar tersebut yang bermuatan ajakan untuk tidak lagi menggunakan aplikasi e-commerce ini.

Apabila diamati melalui grafik, terlihat penggunaan tagar tersebut memuncak sejak 02 Februari 2021. Tagar tersebut terus ramai diperbincangkan bahkan hingga 04 Februari 2021. Apa yang menjadi perbincangan warganet?

Unsur Pelecehan Dalam Periklanan dan Akun Instagram Lambe Turah, Warganet: #Uninstallshopee

Pada tanggal 02 Februari cuitan terkait Shopee memuncak hingga mencapai 3,674 total cuitan. Perbincangan tersebut pun memanas disebabkan iklan e-commerce ini yang diunggah oleh akun instagram Lambe Turah diduga mengandung unsur pelecehan.

Hal ini bermula dari laporan pelecehan seseorang di dunia maya dan diunggah oleh Lambe Turah di akun Instagramnya. Kemudian akun tersebut mengunggah chat seorang pria dan wanita dan diakhiri dengan video promosi dari Shopee. Hal ini kemudian memantik amarah warganet.

Warganet menilai konten periklanan tersebut mengandung unsur clickbait dan pelecehan. Hal ini berkaitan dengan muatan konten yang berisi tentang laporan dari salah seorang korban pelecehan seksual yang justru diakhiri dengan video iklan dari shopee. Menurut warganet konten tersebut pun tidak pantas dan menyayangkan peristiwa ini.

Pro Kontra Warganet Terkait #Uninstallshopee Hingga Mencatut Brand Kompetitor

Periklanan Shopee kali ini menuai kontroversi hingga menyebabkan aplikasi ini dibanjiri oleh sentimen negatif. Meski demikian, terdapat juga warganet yang memilih untuk tidak meng-uninstall aplikasi ini dikarenakan berbagai alasan, seperti halnya sebagai berikut.

Mulai dari aplikasi yang masih sangat dibutuhkan hingga saldo yang masih berada dalam aplikasi tersebut menjadi alasan warganet enggan untuk meng-uninstall Shopee. Tidak hanya itu, warganet juga menilai kelalaian ini bukan semata-mata merupakan kesalahan pihak Shopee tapi kesalahan pihak Lambe Turah yang membuat iklan kurang pantas tersebut. Namun, hal ini juga menjadi manfaat bagi para pengguna aplikasi kompetitor lainnya seperti halnya Tokopedia yang ikut mencuat karena ajakan warganet untuk beralih dan menggunakan aplikasi tersebut.

Melalui Top Organizations terlihat Tokopedia menjadi Top Organisasi dalam topik ini, diikuti oleh Shopee. Nama Tokopedia sebagai brand kompetitor ikut mencuat dalam topik ini. Hal ini dipengaruhi oleh ajakan warganet untuk beralih dari Shopee menuju Tokopedia. Selain itu, akun @jxnxt menjadi akun yang menempati kategori Top People pada topik ini, disebabkan oleh thread yang diunggahnya berisi kecaman terhadap pihak @ShopeeID .

Melalui Monitoring Netray, thread tersebut setidaknya telah di-retweet sebanyak 6.105 kali dan disukai oleh 16.517 akun. Menurutnya seks harassment bukan merupakan hal yang pantas untuk dijadikan lelucon. Ia pun mengecam iklan yang menurutnya tidak pantas tersebut hingga mendapat dukungan dari warganet sehingga tidak mengherankan jika kategori Top Complaint pada topik ini didominasi oleh diksi kecewa. Sebagian besar warganet merasa kecewa dengan terjadinya peristiwa ini. Terlebih Shopee merupakan e-commerce yang memiliki banyak pengguna di Indonesia.

Melalui jaringan percakapan pantauan Netray terlihat akun @ShopeeID dan @jxnxt menjadi akun yang paling ditandai oleh warganet dalam topik ini. Seperti halnya dalam kategori Top People dan Top Organization yang saling berkaitan dengan kedua akun ini.

Dominasi sentimen negatif yang membajiri e-commerce Shopee bukan tanpa sebab. Periklanan yang dinilai tidak pantas dan mengandung unsur pelecehan menyebabkan tagar #Uninstallshopee ramai digaungkan. Hal ini tentunya merugikan pihak Shopee yang akhirnya kehilangan pengguna akibat kelalaian kerja samanya dengan pihak Lambe Turah sebagai kreator iklan tersebut.

Demikian hasil pantauan dan analisis Netray. Simak pantauan Netray lainnya melalui link berikut https://analysis.netray.id/.

Ujaran Abu Janda; Menuai Pro Kontra yang Berbuntut Panjang

Beberapa waktu lalu, seorang penggiat media sosial Permadi Arya atau yang lebih dikenal dengan nama Abu Janda menjadi sorotan publik. Namanya menempati jajaran trending topik di Twitter karena bahasa komentarnya cukup mencolok dan dianggap rasis. Cuitan Abu Janda tersebut membawa buntut panjang permasalahan dan menimbulkan diskusi di antara warganet. Pro dan kontra terhadap Abu Janda menghiasi pembahasan warganet mengenai isu tersebut. Seperti apa awal mula cuitan tersebut sehingga menyulut diskusi publik? Dan bagaimana gambaran kubu pro dan kontra yang terbentuk dari isu tersebut?

Bermula dari Abu Janda mengomentari salah satu cuitan dari Tengku Zulkarnain yang secara garis besar berisi keresahannya yang meyangkut agama Islam. Pada cuitan tersebut @ustadtengkuzul menyinggung kaum minoritas yang arogan hingga adanya kejadian penghinaan terhadap Ulama Islam di Indonesia. Cuitan Tengku Zul mendapat interaksi dari warganet termasuk Permadi Arya atau Abu Janda. Melalui cuitannya, @permadiaktivis1 berpendapat bahwa Islam sebagai agama pendatang di Indonesia dapat dikatakan arogan, sebab menurutnya Islam telah menggeser kearifan lokal. Cuitan yang menyebutkan ‘Islam arogan’ tersebut yang membawa nama Abu Janda menjadi perbincangan hingga mengalami buntut panjang permasalahan. 

Berdasarkan isu tersebut, Media Monitoring Netray melakukan pemantauan seputar antusias warganet yang memperbincangkan Abu Janda selama 29 Januari-4 Februari 2021. 

Hasilnya, selama satu minggu pemantauan topik Abu Janda mendapat impresi warganet sebanyak 49,886 cuitan. Pergerakan grafik didominasi cuitan bersentimen negatif dengan puncak intensitas pada 1 Februari 2021. Perbedaan jumlah antara cuitan positif dan negatif sangat jauh sehingga kurva yang terbentuk ialah garis sentimen negatif mengungguli garis sentimen positif. Seperti Apa warganet menanggapi cuitan Abu Janda hingga menumpu cuitan bersentimen negatif? 

Secara garis besar, pada puncak grafik tanggal 1 Februari, terlihat beberapa warganet yang kontra menginginkan Abu Janda diproses secara hukum. Sebagian warganet mempertanyakan kembali terkait kabar pemeriksaan Abu Janda oleh penegak hukum, sebab tidak tersebar bukti autentiknya. Seperti argumen dari @RestyCayaaah yang menyebutkan Abu Janda seorang buzzer pro Pemerintah sehingga pihak polisi merahasiakan pemeriksaannya. Selain itu pada puncak grafik juga memperlihatkan suara warganet yang mendukung Abu Janda. Bagaimana gambaran kubu pro kontra yang terbentuk dari cuitan warganet bersentimen negatif dan positif? 

#SavePermadiArya Menggema pada Kubu Pro Abu Janda

Dukungan warganet untuk Abu Janda terhimpun dalam beberapa cuitan dengan mayoritas bersentimen positif berikut ini. Warganet menuliskan dukungannya di Twitter dengan menggaungkan tanda pagar berupa #SavePermadiArya dan #KamiBersamaPermadiArya.

Cuitan ajakan warganet untuk mendukung Abu Janda ialah dengan melambungkan tanda pagar. Sebab menurut beberapa cuitan di atas, Abu Janda telah memperjuangkan kaum minoritas NKRI. Hanya saja dalam penyampaian tulisannya Abu Janda sedikit keseleo lidah dan jempol sehingga penataan bahasanya menimbulkan multitafsir. Dukungan lain datang dari aktivis 98 yang telah menyiapkan 1000 pengacara untuk membela Abu Janda. 

Sumbangan Sentimen Negatif untuk Kubu Kontra Abu Janda

Seperti dilihat pada gambaran hasil statistik di atas grafik sentimen negatif lebih banyak daripada positif. Hal itu karena cuitan warganet yang kontra dengan argumen Abu Janda mendominasi.

Perbincangan warganet yang kontra dengan Abu Janda melambungkan tanda pagar di Twitter berupa #TangkapAbuJanda. Warganet merasa bahwa argumen Abu Janda sangat rasis dan dapat memancing provokasi. Dugaan Abu Janda sebagai seorang buzzer Pemerintah semakin diperkuat dengan tidak adanya himbauan dari Pemerintah untuk segera mengusut kasus tersebut. 

Menilik Top Organisasi dan Top Komplain

Berikut adalah jajaran Top Organizations dan Top Complaints yang termuat dalam fitur Netray.

Gambar di atas merupakan contoh cuitan warganet yang menyeret organisasi Nahdlatul Ulama dalam isu Abu Janda. Hal itu karena Abu Janda menyebut dirinya sebagai bagian dari NU. Lantas pada cuitan organisasi NU, terlihat cuitan dari Abu Janda yang menyampaikan klarifikasinya pada jajaran Kiai dan Ulama NU, bahwa cuitan tersebut hanya ditujukan pada Ustaz Tengku Zulkarnain dan tidak bermaksud menghina Islam. Berikut kumpulan keluhan warganet yang terangkum dalam Top Komplain. 

Kata goblok, susah, dan kecewa terlihat banyak muncul pada kumpulan top komplain. Mayoritas cuitan warganet yang terangkum merupakan cuitan yang kontra terhadap Abu Janda. Seperti cuitan dengan kata komplain kecewa yang berisi argumen kekecewaan warganet atas lambatnya sistem Pemerintah dan Kepolisian dalam merespons kasus Abu Janda. 

Jaringan Percakapan antara Kubu Pro dan Kontra Warganet

Gambar jaringan percakapan di atas memperlihatkan bahwa garis berwarna merah menyelimuti akun @jokowi @DivHumas_Polri dan @dppknpiofficial. Ketiga akun tersebut banyak ditandai warganet yang menyerukan untuk segera memproses hukum dan menangkap Abu Janda. Kemudian garis tipis-tipis berwarna putih dan hijau yang berada disekitar akun @permadiaktivis1 dan @Dennysiregar7 merupakan jaringan yang mendukung Abu Janda tidak bersalah.

Buntut komentar dari Abu Janda yang menyangkut agama, membawanya berada dalam masalah. Sensitivitas pernyataan yang disebutkan Abu Janda tentang Islam Arogan mendapat kecaman dari kalangan masyarakat. Warganet melambungkan tanda pagar #TangkapAbuJandaRasis sebagai bentuk ungkapan ketersinggungan atas ujarannya yang multitafsir. Namun disisi lain, warganet juga menilai bahwa Abu Janda tidak bermaksud menghina agama, hanya saja kalimat yang digunakannya tidak sesuai sehingga dinilai rasis. Sekian analisis Netray.

Menyimak Komentar Warganet Twitter atas Sistem Transportasi Kota Yogyakarta

Masyarakat adalah pengguna utama sistem transportasi yang disediakan oleh otoritas setempat. Merekalah yang secara langsung merasakan bagaimana bekerjanya sistem transportasi baik dalam rupa infrastruktur atau moda layanan angkut massal. Mendengar pendapat masyarakat merupakan hal yang wajib jika ingin mengetahui kondisi sistem transportasi yang berjalan di sebuah wilayah.

Netray Media Monitoring telah melakukan pemantauan terhadap pemberitaan tentang sistem transportasi Kota Yogyakarta oleh media massa beberapa waktu lalu. Kali ini Netray akan memantau pendapat warganet dari platform Twitter. Dari beragam pendapat yang muncul dalam perbincangan warganet pada topik ini, kita dapat melihat gambaran kondisi terkini seputar sistem transportasi di Kota Yogyakarta.

Celoteh Warganet Yogyakarta Perihal Sistem Transportasi

Selama satu semester, yakni sejak tanggal 1 Agustus 2020 hingga 31 Januari 2021, Netray memonitor perbincangan warganet Twitter. Kata kunci seperti kondisi jalan, lalu lintas, dan macet menjadi subjek utama dari pemantauan perbincangan di lini masa. Hasilnya antara lain sebagai berikut.

Terdapat 264 cuitan warganet yang menghadirkan salah satu atau lebih kata kunci di dalam kalimat mereka. Meskipun sedikit, cuitan ini mendapat respon sebesar 1,157 kali dan secara potensial dapat menjangkau 18,9 juta pengguna Twitter. Terlihat dari grafik di atas, sejak pertengahan Desember hingga sepanjang Januari 2021 frekuensi kemunculan kata kunci mencapai puncaknya. Kemungkinan besar karena bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru.

Grafik Top Words yang menyajikan kata dengan frekuensi kemunculan tertinggi, sama sekali tidak menyebutkan istilah yang berkaitan dengan musim libur. Warganet sepertinya lebih banyak membicarakan rute Trans Jogja yang baru dengan kemunculan kata halte, rute, dan jalur. Kata macet juga merepresentasikan keresahan warga atas kondisi jalan raya Kota Yogyakarta dewasa ini.

Wacana jalur baru Trans Jogja dibicarakan banyak akun Twitter. Mulai dari akun milik pemerintah hingga masyarakat umum. Akun @humas_jogja memberikan informasi penambahan jalur/rute Trans Jogja yang baru, antara lain di Jalan Godean, Kecamatan/Kapenawon Ngaglik, dan Ngemplak. Informasi ini juga disebarluaskan oleh akun Backpacker Indonesia di @idbcpr, Radio Star FM @starjogja, dan akun pribadi @coach_dhimas.  

Isu yang tak kalah populer di kalangan warganet tentu saja adalah isu macet. Untuk kota dengan skala seperti Kota Yogyakarta, gangguan lalu lintas seperti kemacetan bisa sangat mempengaruhi sistem transportasi. Hal ini karena warga Yogyakarta tidak terbiasa dengan kemacetan. Tidak seperti warga kota besar lain yang sudah terbiasa dengan fenomena ini. Maka dari itu, tak sedikit ditemukan keluhan warganet terkait situasi sistem transportasi Kota Yogyakarta.

Seperti cuitan dari @nthsyk yang merasa geram terhadap pernyataan pendatang yang merasa bahwa Jogja sekarang ini sangat macet. Baginya, para pendatang tersebut juga turut andil dalam menciptakan situasi dan kondisi jalan yang tidak menyenangkan. Cuitan ini mendapat banyak respons dari warganet dan menempatkannya sebagai Top Accounts.

Komplain terhadap kondisi jalan raya di Yogyakarta yang kerap macet cukup masif selama pemantauan. Bahkan dari grafik Top Complaints, kata macet menjadi kata terbanyak yang muncul dari perbincangan warganet. Berikut ini adalah contoh cuitan yang menunjukkan rasa kecewa terhadap sistem transportasi Kota Yogyakarta. Akun @catperku membagikan analisis mengapa jalanan di kota ini bisa macet. Atau @_donatttt yang menceritakan pengalaman keberangkatan yang terlambat.

Harapan atas Sistem Transportasi Kota Yogyakarta

Pada paruh analisis sebelumnya, sudah dibahas pembicaraan warganet yang sebagian berisi komplain terhadap sistem transportasi Kota Yogyakarta. Namun tak sedikit yang masih optimis memandang kondisi tersebut. Mereka meletakkan harapan atas sistem tersebut bahkan merindukan keberadaanya.

Cuitan akun @penggilaeskrim pada tanggal 16 Januari 2021 menyebutkan keinginannya untuk berkeliling Kota Yogyakarta dengan mengendarai Trans Jogja. Cuitan ini mendapat respons yang cukup banyak dari warganet. Artinya warganet masih mengapresiasi layanan yang disuguhkan oleh moda transportasi massal tersebut.

Termasuk akun @pancaphp yang merasa masih nyaman menggunakan Trans Jogja untuk menuju lokasi wisata. Apalagi sekarang Trans Jogja sudah didukung dengan sistem pembayaran e-wallet sehingga memudahkan pembelian karcis bus. Terdapat pula aplikasi mobile seluler untuk mengetahui rute secara praktis.

Harapan juga masih diletakkan oleh warganet seperti cuitan dari akun @LukyAntoryo. Ia berharap agar pemerintah DIY terus memperbaiki sejumlah aspek transportasi umum seperti perbaikan rute Trans Jogja agar lebih terintegrasi dan memiliki fasilitas yang ramah untuk difabel, lansia, maupun wanita hamil. Cuitan tersebut ia tautkan kepada akun @humas_jogja dan @dishubdiy.

Mengapresiasi pendapat warganet terkait sistem transportasi Kota Yogyakarta bukanlah hal yang berlebihan. Melalui cuitan, mereka dapat mengekspresikan pendapat mulai dari informasi, komplain, kerinduan, hingga harapan. Dari pemantauan ini Netray menemukan dua subjek perbincangan utama yakni kondisi jalan raya yang kerap macet dan keberadaan Trans Jogja yang cukup diharapkan pengguna transportasi di Kota Yogyakarta. Demikian, semoga bermanfaat.

Menyimak Perbincangan Warganet Terkait Ridwan Kamil

Ridwan Kamil atau yang kerap disapa dengan Kang Emil merupakan seorang Gubernur Jawa Barat yang dilantik sejak 05 September 2018 lalu. Namanya kian mencuat di kancah politik Indonesia sejak dirinya menjabat sebagai Wali Kota Bandung pada periode 2013-2018. Berbagai program yang dilaksanakannya membuat ia kerap menjadi perbincangan publik bahkan hingga saat ini. Nama Ridwan Kamil bahkan digadang-gadang oleh warganet untuk menjadi calon RI 1 pada 2024 mendatang. Lalu apa saja perbincangan warganet seputar topik Ridwan Kamil?

Ridwan Kamil

Media Monitoring Netray memantau topik seputar Ridwan Kamil sejak 03 Januari 2021 sampai dengan 01 Februari 2021. Selama periode tersebut terlihat topik seputar Ridwan Kamil dibicarakan hingga mencapai 2,092 cuitan. Menariknya, cuitan tersebut didominasi oleh cuitan bersentimen positif. Mengapa demikian?

Melalui grafik di atas terlihat puncak cuitan terjadi sebanyak dua kali dalam satu periode pemantauan. Pertama, pada tanggal 14 Januari 2021 kemudian pada 01 Februari 2021. Lalu apa yang menjadi perbincangan warganet pada tanggal tersebut?

Peak Time 14 Januari 2021

Pada tanggal tersebut ditemukan cuitan sebanyak 297. Adapun puncak cuitan terjadi pada sekitar pukul 15.00 WIB. Adapun topik yang menjadi perbincangan warganet yakni seputar vaksinisasi yang dilaksanakan oleh Ridwan Kamil dan beberapa tokoh lainnya di Jawa Barat, termasuk di antaranya Ariel Noah.

Peak Time 01 Februari 2021

Seperti halnya pada grafik di atas terlihat jumlah cuitan pada 01 Februari 2021 mencapai 312 cuitan dengan didominasi oleh perbincangan seputar penanganan Covid-19 di Jawa Barat. Sebagai kepala daerah, Ridwan Kamil mendapat sorotan publik terkait upayanya dalam menangani Covid-19 yang kian meluas, termasuk di Jawa Barat. Ia pun meresmikan program Puskesmas Terpadu guna memaksimalkan fungsi Puskesmas dalam menangani Covid-19. Tidak hanya itu, perbincangan terkait dirinya juga kian mencuat karena sebagian warganet menggadang-gadang Ridwan Kamil akan menjadi salah satu kandidat calon presiden RI di masa mendatang. Hal ini dapat diamati melalui beberapa cuitan berikut.

Melalui beberapa cuitan di atas terlihat nama Ridwan Kamil dianggap sebagai salah satu tokoh yang menarik perhatian publik untuk menggantikan Jokowi sebagai Presiden. Bukan tanpa alasan, kinerja dirinya selama menjabat sebagai Wali Kota Bandung dan Gubernur Jabar dianggap memumpuni oleh masyarakat.

Ridwan Kamil Cari 5000 Petani Pemuda

Selain perbincangan terkait penanganan Covid-19 dan kandidat calon presiden RI di masa mendatang, topik lainnya yang cukup ramai diperbincangkan yakni program Petani Muda. Ridwan Kamil mengumumkan kepada masyarakat Jawa Barat bahwa Pemprov Jabar tengah berupaya mencetak para petani muda yang akan mendapat fasilitas dari pemprov, seperti halnya lahan, modal, hingga distributor.

Dalam cuitannya tersebut terlihat Ridwan Kamil ingin mencari petani muda di era 4.0 saat ini. Hal ini dipengaruhi oleh minimnya minat bertani di era milenial saat ini hingga berbagai kendala lain, seperti ketersediaan lahan, mahalnya harga pupuk, tidak tersedianya distributor, hingga minimnya pengetahuan membuat pertanian tidak menjadi sektor yang dilirik anak muda pada masa ini. Padahal dengan kemajuan teknologi saat ini dapat menjadi salah satu manfaat untuk memajukan sektor pertanian hingga upaya ketahanan pangan.

Kebijakan ini pun mendapat berbagai tanggapan dari warganet, mulai dari antusiasme hingga saran sektor yang harus diperbaiki. Melalui program ini Pemprov Jabar akan meminjamkan lahan subur seluas 2.000 meter persegi dan pinjaman modal dari bank BJP. Tidak hanya itu, Ridwan Kamil juga menyampaikan bahwa hasil panen tersebut nantinya akan ditampung langsung oleh Agro Jabar.

Top Kategori

Berdasarkan pantauan Netray terlihat beberapa akun populer dalam topik Ridwan Kamil dan beberapa akun yang paling banyak mencuitkan nama beliau. Beberapa akun tersebut didominasi oleh portal pemberitaan daring dan beberapa akun lainnya, seperti @OposisiCerdas dan @geloraco.

Dalam cuitannya kedua akun ini terlihat membicarakan topik seputar tongkat estafet kepemimpinan RI yang memunculkan nama Ridwan Kamil sebagai salah satu kandidat. Tidak hanya itu, perbincangan seputar topik ini pun turut memunculkan nama lainnya dalam kategori Top People pantauan Netray, seperti halnya Anies Baswedan. Selain merupakan kepala daerah keduanya digadang-gadang menjadi calon terkait pada Pilpres mendatang.

Sementara itu, kemunculan sejumlah nama puskesmas dalam kategori Top Facilities disebabkan oleh adanya program Puskesmas Terpadu yang direalisasikan oleh Ridwan Kamil sebagai salah satu upaya penanganan wabah Covid-19 di Jawa Barat.

Ridwan Kamil menjadi sosok yang tak lepas dari sorotan publik hingga kerap diperbincangkan oleh warganet. Pembawaannya yang santai dan kerap guyon di media sosial pun membuat masyarakat antusias dengan kebijakan yang akan diterapkannya. Termasuk dua kebijakan yang belakangan menjadi perbincangan, yakni puskesmas terpadu dan 5000 petani muda yang mendapat respon positif dari masyarakat. Tak heran bila namanya kerap muncul sebagai calon Presiden RI yang dinilai cukup potensial bersanding dengan beberapa nama kandidat lainnya. Demikian hasil pantauan Netray.

Polemik Pungutan Pajak Pulsa, Kartu Perdana, dan Token Listrik pada Media Massa serta Kacamata Warganet

Baru-baru ini jagat media diramaikan oleh pemberitaan terkait pungutan pajak untuk pulsa, kartu perdana, dan token listrik. Peraturan pungutan pajak yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan ini disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati pada 29 Januari 2021. Peraturan tersebut sontak menuai polemik hingga tersiar di media massa dan menjadi perbincangan hangat di media sosial Twitter. Seperti apa media pemberitaan menyoroti isu tersebut? Dan bagaimana impresi masyarakat yang diwakili oleh warganet ketika mendiskusikan peraturan pajak pulsa, kartu perdana, dan token listrik tersebut? Simak selengkapnya. 

Media Pemberitaan Menyoroti Pungutan Pajak Pulsa

Netray melakukan pemantauan selama satu minggu pada periode 27 Januari-2 Februari 2021. Hasilnya topik tentang pungutan pajak diberitakan sebanyak 195 artikel oleh 58 portal media. Mayoritas pemberitaan didominasi artikel berita dengan kategori Pemerintah dan Teknologi. 

Berdasarkan grafik di atas, media mulai memberitakan tentang pungutan pajak tersebut pada 29 Januari 2021. Kemudian puncak grafik pemberitaan terjadi pada 30 Januari sebanyak 103 artikel. Garis sentimen negatif lebih tinggi daripada garis sentimen positif. Berikut gambar contoh pemberitaan di awal tanggal 29 Januari. 

Pemberitaan bermula dari portal media CNN Indonesia yang memberitakan bahwa Menteri Keuangan menetapkan peraturan untuk pemungutan pajak pulsa dan kartu perdana mulai 1 Februari 2021. Sontak berita tersebut menjadi sorotan publik dan memunculkan polemik. Peraturan pajak tersebut turut mendapat kritik dari beberapa pejabat pemerintah lainnya. Seperti pendapat dari pejabat ekonom INDEF yang terangkum oleh media CNBC Indonesia, menyebutkan bahwa peraturan pajak ini menjadi kontraproduktif karena dianggap merugikan masyarakat.

Berdasarkan isu tersebut, topik ini memuncak pada tanggal 30 Januari 2021. Pemberitaan yang disoroti oleh media terkait klarifikasi dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Beliau menegaskan dalam aturan tersebut tidak ada pemungutan pajak baru sehingga harga pulsa, kartu perdana, token listrik, dan voucer tidak terpengaruh.  Selain itu, media juga menyoroti pendapat dari pakar ekonomi dan politikus Rizal Ramli yang turut mengkritisi kebijakan pajak pulsa oleh Menteri Sri Mulyani.

Media terus memberitakan terkait perkembangan peraturan pungutan pajak tersebut. Penjelasan yang disampaikan oleh Menteri Keuangan bahwa pungutan pajak hanya diperuntukan distributor besar, bukan pengecer atau konsumen. Lalu, Ibu Sri Mulyani juga kembali menegaskan, PPN tidak dikenakan atas nilai token. Namun, hanya dikenakan atas jasa penjualan atau komisi yang diterima agen penjual.

Pungutan Pajak Pulsa dari Kacamata Warganet

Peraturan tentang pungutan pajak tersebut juga ramai menjadi sorotan pada media sosial Twitter. Netray juga melakukan pemantauan dengan periode yang sama seperti pada media massa, untuk mengetahui keramaian warganet menanggapi isu tersebut.

Hasilnya, peraturan pungutan pajak ini diperbincangkan warganet sebanyak 1140 cuitan dengan potential reach mencapai 62,4 M. Pada kurva sentimen terlihat perbedaan yang sangat jauh sekali. Garis sentimen negatif lebih unggul daripada garis positif dengan jumlah yang sangat berbeda. Hampir setengah dari jumlah keseluruhan cuitan warganet didominasi dengan cuitan bersentimen negatif. 

Gambar di atas merupakan cuitan populer dalam topik perbincangan peraturan pungutan pajak pulsa dan token listrik. Akun Twitter resmi portal media @CNNIndonesia menuliskan kembali berita tentang pernyataan Sri Mulyani yang akan mulai memberlakukan pemungutan pajak pulsa dan kartu perdana pada 1 Februari. Lalu cuitan selanjutnya datang dari akun @RamliRizal yang berpendapat tentang berita pemungutan pajak pulsa. Menurut, Dr. Rizal keputusan Sri Mulyani tersebut lebih memihak pada kreditor dan investor asing yang merasa diuntungkan, tetapi rakyat dirugikan dengan pajak pulsa serta token. Sontak cuitan tersebut mendapat respon dari banyak warganet yang merasa sependapat. Interaksi berupa like, retweet, dan komentar pada cuitan tersebut banyak menyumbang sentimen negatif pada topik ini.

Tanggapan Negatif dari Kacamata Warganet

Menyambung dari cuitan akun @RamliRizal yang memancing warganet untuk menuliskan pendapatnya terkait peraturan pajak pulsa ini. Berikut beberapa contoh argumen warganet bersentimen negatif.

Warganet merasa seperti tertekan oleh sistem Pemerintahan kali ini, apabila peraturan pajak pulsa diterapkan untuk semua kalangan. Kemudian argumen warganet lainnya, tidak hanya menanggapi isu pajak pulsa tetapi merembet pula pada peraturan wakaf yang juga disampaikan oleh Sri Mulyani beberapa waktu silam. Simpang siur peraturan wakaf yang disebutkan oleh Sri Mulyani, menambah sentimen negatif dalam perbincangan topik pajak pulsa ini. Seperti salah satu contoh cuitan dari akun @Diah_Dicky29 yang merangkum deretan kebijakan Pemerintah yang pincang. Seperti halnya, Pemerintah dianggap bokek karena mengemis wakaf dan mengais receh dari pajak pulsa. Sedangkan kasus korupsi banyak yang tidak diusut tuntas, dan utang negara menumpuk. Argumen ketidaksetujuan warganet tersebut, membentuk jajaran komplain yang terangkum pada Top Complaints berikut.

Pada gambar tersebut, kata susah, korupsi, bangkrut, dan dibebani mendominasi jajaran Top Complaints. Hal itu memperlihatkan bahwa banyak warganet keberatan dengan peraturan pajak pulsa yang dianggap semakin membebani rakyat. Padahal di sisi lain banyak kasus korupsi yang mengambil hak rakyat, tetapi justru dibiarkan terbengkalai.

Sumbangan Cuitan Bersentimen Positif

Selain cuitan dengan nada negatif, berikut cuitan netral bernada positif yang datang dari akun warganet dan portal berita berisi penjelasan tentang peraturan pajak pulsa tersebut.

Beberapa warganet mendukung adanya pajak pulsa tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh @in_my_dark_room yang menyatakan kenaikan pajak ini akan dikembalikan pemerintah untuk kesejahteraan rakyat. Selain itu, penjelasan lebih lanjut yang disampaikan oleh Menteri Keuangan bahwa peraturan pajak pulsa, kartu perdana, dan token listrik ini hanya diperuntukkan pada distributor sampai tingkat kedua saja. Artinya peraturan pajak tersebut tidak berlaku untuk pengecer dan konsumen. Penjelasan Menteri Keuangan tersebut dituliskan kembali oleh akun @republikaonline dan @MurtadhaOne1. Beberapa akun di atas menyumbang cuitan dengan sentimen netral dan positif pada pembahasan pajak pulsa di antara cuitan bersentimen negatif. Berikut gambaran jajaran top akun dan top people dalam topik pembahasan kali ini.

Pada Top Accounts terlihat bahwa @CNNIndonesia, @twitpos dan @RamliRizal menjadi akun populer yang paling sering berinteraksi dengan warganet lain. Cuitan ketiga akun ini paling banyak dibagikan ulang oleh warganet. Kemudian pada Top People, akun Ramli Rizal sebagai pakar ekonomi dan politikus menduduki urutan pertama karena cuitannya yang mengkritisi peraturan pajak tersebut sebagai penyumbang cuitan bersentimen negatif. Kemudian terdapat pula nama Herry Gunawan, Head of Research Data Indonesia yang namanya turut menjadi sorotan pada perbincangan topik ini. 

Peraturan pajak pulsa, kartu perdana, dan token listrik banyak menuai kontroversi. Tanggapan warganet mayoritas didominasi dengan sentimen negatif. Tidak sedikit yang menganggap bahwa peraturan pajak tersebut merugikan rakyat dan menguntungkan investor asing. Namun pihak Kementerian Keuangan telah memberikan kejelasan lebih lanjut bahwa peraturan pajak tersebut hanya berlaku untuk distributor besar sehingga pengecer dan konsumen tetap bebas dari pajak. Demikian hasil analisis Netray, terkait peraturan pungutan pajak pulsa. Semoga dapat memberikan informasi yang bermanfaat. 

Menguak Perspektif Media atas Fenomena Klitih di Yogyakarta

Seorang penulis pernah menyebutkan bahwa Jogja terbuat dari pulang, rindu, dan angkringan. Pernyataan ini tentu terdengar sangat romantis karena memang keluar dari seorang sastrawan. Tetapi, bagaimana kondisi nyata Kota Yogyakarta dewasa ini? Jawaban atas pertanyaan ini hanya bisa ditemukan dengan mencermati pemberitaan media massa. 

Ternyata realitas tak seindah untaian kata penyair. Kota Yogyakarta saat ini sedang menghadapi sebuah fenomena sosial yang tergolong sebagai tindakan kriminal. Fenomena tersebut biasa disebut dengan klitih. Istilah klitih memang tidak ditemukan di dalam Kamus Besar Berbahasa Indonesia. Pasalnya klitih adalah fenomena yang khas Kota Gudeg.

Tidak ada definisi pasti terkait apa dan bagaimana bentuk dasar dari klitih. Ada yang mengklaim bahwa awalnya klitih hanya merupakan kegiatan berkeliling Kota Yogyakarta di malam hari untuk mengusir kebosanan. Akan tetapi, istilah klitih kemudian bergeser menjadi aksi sekelompok anak muda berkendara roda dua setelah pulang sekolah. Mereka berkeliling kota mencari murid dari sekolah lain yang saat itu menjadi musuh tawuran. Hingga sekarang, makna klitih menjadi sekadar segerombolan pemuda beredar di jalanan sambil membawa senjata tajam lantas menyerang siapa saja yang mereka lewati.

Media Monitoring Netray tertarik untuk memantau bagaimana media massa melaporkan tindakan brutal ini setelah kerap muncul dalam pemberitaan. Pemantauan akan dilakukan selama periode 2 bulan ke belakang., yakni sejak tanggal 26 Januari 2021 hingga 31 Desember 2020. Pemantauan juga dilakukan di linimasa Twitter untuk mendengar komentar atau pendapat warganet.

Membedah Laporan tentang Klitih di Media Massa Daring

Untuk memulai pemantauan, Netray menyajikan diagram Peak Time yang menunjukan kapan isu ini ramai diberitakan oleh media massa. Bisa dilihat bahwa selama periode pemantauan hampir setiap hari media menulis laporan yang mengandung istilah klitih. Meskipun tak semua laporan merupakan berita tentang kejadian klitih.

Sebagai contoh, berita tentang aksi cowboy pemuda yang membawa pistol airsoftgun. Ia menembak orang yang dianggap mengganggunya di jalanan. Sang korban balas meneriaki pemuda tersebut dengan istilah klitih dan secara otomatis warga keluar untuk menangkap pemuda. Istilah ini telah menjadi alat yang yang mampu memicu sensitivitas warga. Atau contoh berita tentang revitalisasi kampung dengan tujuan mengurangi tindakan menyimpang pemuda setempat seperti narkotika dan klitih. Hal ini menunjukan bahwa istilah klitih sudah sangat mengakar di masyarakat Yogyakarta.

Lantas bagaimana pemberitaan tentang kasus klitih yang sebenarnya? Sudah berkali-kali Kepolisian Yogyakarta menangkap pelaku klitih. Namun, harus diakui bahwa permasalahan sosial dan kriminal ini seperti tak akan ada habisnya. Berikut adalah beberapa kasus klitih yang terjadi selama periode pemantauan.

Peristiwa pertama terjadi pada tanggal 5 Desember 2020. Situs Ayo Yogya melaporkan tindakan pengamanan warga Maguwoharjo terhadap 2 pemuda yang disinyalir akan melakukan aksi klitih. Keduanya kedapatan membawa clurit dan akhirnya dibawa ke pihak berwajib.

Berselang enam hari, yakni 11 Desember 2020, giliran warga Kasihan yang mengamankan seorang pemuda membawa senjata tajam berbentuk parang bergigi gergaji besar. Ia diamankan setelah terjatuh dari atas motornya karena gagal mencederai target klitih-nya. Berita ini dilaporkan oleh Tagar Id.

Aksi klitih selanjutnya lebih seram lagi, situs pewarta Harian Merapi melaporkan telah terjadi aksi klitih di Sleman yang mengakibatkan seorang korban luka bacok dan sempat dilindas kendaraan roda dua. Berita ini diterbitkan pada tanggal 15 Desember 2020. Pelaku sudah tertangkap dan diidentifikasi tergabung dalam sebuah geng bernama GNWS. Geng ini melakukan klitih dengan anggota sebanyak 30 orang.

Sebuah video viral menjadi bukti keberadaan aksi klitih di Jembatan Progo, Sedayu, Yogyakarta. Video viral ini diberitakan pada tanggal 24 Desember 2020 oleh laman Suara. Aksi tersebut dilakukan oleh sekelompok pemuda sembari membawa senjata tajam. Belakangan diketahui kelompok ini bernama SUDWAT yang kerap beroperasi di wilayah Kulonprogo.

Sayangnya polisi tidak menangkap semua anggota SUDWAT yang malam itu berkonvoi. Hanya pentolannya saja yang diamankan dari 12 orang. Alasannya tidak banyak bukti yang bisa menjerat sebagian besar anggota geng klitih tersebut. Mereka akhirnya diberi pembinaan oleh polisi dan dilepaskan.

Masih ada satu kasus klitih yang terjadi pada bulan Desember tahun lalu. Kali ini terjadi di kawasan Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Peristiwa ini terjadi pada pagi buta dan korbannya adalah dua orang pegawai bengkel. Mereka diserang 6 orang yang terlihat masih belia menggunakan senjata tajam dan tumpul. Pemilik bengkel merasa harus membawa masalah ini ke pengadilan dengan membawa Komnas Perlindungan Anak.

Masuk tahun 2021 permasalahan klitih tak kunjung mereda. Laman Kedaulatan Rakyat memberitakan penangkapan 3 orang pelaku klitih di wilayah Sedayu, Bantul, Yogyakarta pada tanggal 18 Januari. Menurut laporan, ketiga orang ini berencana untuk membalas dendam terhadap kelompok geng lain karena telah melukai teman mereka. Salah satu dari tersangka klitih ini tidak ditahan karena masih di bawah umur.

Sebagian besar kasus klitih seperti tidak mendapatkan peliputan yang cukup. Namun untuk kasus penyerangan terhadap 3 orang di Umbulharjo 20 Januari, Polisi bergerak cepat dan segera membekuk tiga orang pelaku. Laman Bernas pada tanggal 22 Januari 2021 melaporkan upaya penahanan ini. Sedangkan Harian Jogja menulis perkembangan kasus dan menyebutnya sebagai aksi klitih murni. 

Para penyerang tidak menarget korban, mereka memilih secara acak. Diketahui bahwa para pelaku adalah anggota geng Vascal (VSCL). Usia mereka masih belasan tahun. Aksi ini menjadi pelampiasan rasa kesal karena gagal tawuran dengan geng musuh sebab dibubarkan oleh Polisi pada siang harinya. Meski masih di bawah umur, Kapolsek Umbulharjo mengaku akan tetap memproses mereka. 

Analisis Entitas dalam Pemberitaan Isu Klitih

Pemantauan isu klitih mengungkap sejumlah data penting antara lain lokasi, fasilitas, dan produk hukum yang terlibat. Lokasi menunjukkan lokasi episentrum peristiwa selama pemantauan. Fasilitas memperlihatkan seberapa luas imbas yang dihasilkan isu terhadap infrastruktur dan otoritas. Data Regulasi menampilkan sejumlah produk hukum yang terlibat dalam kasus ini. Kebutuhan untuk menampilkan data regulasi dikarenakan isu klitih tergolong isu kriminal. Pemantauan subjek lain mungkin bisa berbeda.

Untuk kasus ini, entitas Lokasi yang berhasil dihimpun meliputi tiga kabupaten di Yogyakarta, yakni Bantul, Sleman, dan Kulonprogo. Alasan yang lebih spesifik mengapa ketiga kabupaten ini muncul dalam pemantauan entitas adalah karena peristiwa klitih terjadi di sejumlah tempat yang terkoneksi dengan mereka. Tempat tersebut antara lain Jalan Godean yang menghubungkan Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Sleman, Sedayu menghubungkan wilayah Bantul dan Kulonprogo, sedangkan Umbulharjo merupakan bagian Kota Yogyakarta yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bantul. Ketiga tempat ini merupakan tempat utama aktivitas klitih.

Entitas selanjutnya adalah produk fisik pemerintah dalam bentuk fasilitas dan infrastruktur. Aksi semacam ini tentu akan menyerap sumber daya pemerintah dalam taraf tertentu. Semisal untuk mengirim polisi ke lokasi kejadian dan memprosesnya di kantor. Sejumlah Polsek, seperti Polsek Godean, Polsek Sedayu, dan Polsek Umbulharjo harus turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Setelah tersangka klitih tertangkap, karena sebagian besar masih di bawah umur, mereka hanya akan dimasukan ke dalam Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja.

Terakhir adalah entitas produk hukum atau regulasi. Sejumlah undang-undang muncul dalam pembahasan media massa karena aksi klitih merupakan aksi kriminal. Tetapi menjadi semakin kompleks karena pelakunya sebagian besar merupakan pelajar sekolah menengah atas. Ada tiga pasal yang digunakan polisi sebagai panduan penanganan kasus ini. Pertama, Pasal 2 Undang-Undang Darurat No 12 tentang Penguasaan Senjata Tajam dengan ancaman 10 tahun penjara.

Kedua, Pasal 170 KUHP Subsider 406 tentang Tindak Kekerasan dan Penganiayaan di Muka Umum. Terpidana pasal ini dapat mendekam di dalam jeruji besi hingga 7 tahun lamanya. Terakhir adalah Undang-Undang Perlindungan Anak. UU ini yang menjadi kontroversi di belakang aksi klitih pelajar Kota Yogyakarta. Para pelaku dinilai hampir kebal dari ganjaran hukum yang adil meski dirasa sudah sangat meresahkan. Untuk itu Kepolisian Yogyakarta berencana menjalin kerjasama dengan Komnas Perlindungan Anak dalam menyelesaikan kasus ini.

Demikian hasil pantauan Netray. Media massa seharusnya berperan penting untuk menyampaikan seberapa urgen kasus klitih terjadi di Kota Yogyakarta. Laporan yang komprehensif sangat dibutuhkan agar masyarakat tahu bagaimana seluk beluk upaya pemerintah dan kepolisian untuk menghapuskan tindakan kriminal yang khas hanya terjadi di Jogja. Sebagai bagian atas upaya preventif, laporan atas hukuman untuk menjerat tersangka juga harus dihadirkan agar masyarakat sadar bahwa aksi klitih pada akhirnya hanya akan merugikan diri sendiri.

Pengaruh Surat Keberatan Terhadap Citra Eiger dan Brand Kompetitor

Di masa pandemi seperti saat ini, peran media digital terasa jauh lebih besar manfaatnya, termasuk dalam hal marketing. Beragam strategi dilakukan untuk tetap mempertahankan bisnis dan peluang usaha yang makin tergerus ketidakstabilan ekonomi masyarakat. Ada yang semakin aktif melakukan strategi marketing melalui akun media sosial resminya, membayar sejumlah influencer atau endorser untuk mereview produk agar semakin menarik minat konsumen, serta ada pula marketing gratis yang bisa didapat oleh perusahaan dari para reviewer sukarela.

Namun, baru-baru ini media sosial Twitter diramaikan oleh polemik antara reviewer dengan perusahaan terkait yang menyita perhatian publik. Beredar sebuah Surat Keberatan yang dilayangkan oleh pihak perusahaan Eiger kepada pemilik akun @duniadian yang sempat melakukan review produk Eiger di kanal Youtube miliknya. Dalam surat tersebut, pihak Eiger memang mengucapkan terima kasih kepada pemilik akun yang telah mereview produk. Namun, Eiger menyatakan sejumlah keberatan terkait kualitas video dan sejumlah hal teknis dalam pengambilan video milik reviewer tersebut.

Beragam komentar membanjiri twit yang dibagikan Dian tersebut. Impresi yang cukup banyak diperoleh membuat topik ini menjadi trending selama beberapa waktu. Dalam kondisi seperti ini, tak ayal merek-merek lain yang serupa kemudian turut naik secara sukarela dari twit warganet yang kecewa terhadap Eiger. Hal inilah yang kemudian menarik perhatian Media Monitoring Netray untuk membagikan kepada publik bagaimana sentimen negatif yang tengah membanjiri citra suatu brand dapat dimanfaatkan oleh brand serupa lainnya untuk memperkenalkan citra positifnya dan menggaet konsumen. Berikut analisisnya.

Analisis Sentimen Topik Eiger; Positif ke Negatif?

Netray melakukan pemantauan dengan kata kunci eiger selama seminggu terakhir. Seperti yang telah disinggung di awal, topik ini naik signifikan per tanggal 28 Januari 2021 ketika akun @duniadian membagikan utas. Perbincangan yang mencapai angka 13 ribu pada tanggal tersebut didominasi oleh sentimen negatif dan terus memuncak di hari berikutnya. Hal ini tentu berbeda dengan perbincangan topik Eiger di Twitter pada tanggal 27 Januari ke belakang. Ratusan twit yang memperbincangkan topik ini masih diungguli sentimen positif.

eiger

Tidak main-main, sentimen negatif yang melesat tinggi mencapai angka 16 ribu dalam dua hari terakhir ini melibatkan 22 ribu akun Twitter yang menjangkau hingga 120 juta akun potensial. Impresi yang diperoleh pun mencapai 43 juta respon. Perolehan angka yang besar ini tidak lepas dari akun-akun yang berpengaruh. Lihat saja akun @fiersabesari dan @corbuzier yang memiliki jutaan pengikut turut bicara dalam isu ini. Wajar apabila twit keduanya menarik ribuan impresi dan membuat isu ini semakin ramai diperbincangkan hingga kini.

Salah satu tweet populer Fiersa Besari yang terindeks sentimen negatif di atas juga menjadi penyumbang sentimen negatif yang besar untuk entitas Eiger. Sementara akun @corbuzier dan @cursedkidd turut bersuara untuk menawarkan kerjasama klarifikasi. Seolah menjadi rahasia umum bahwa citra negatif individu atau lembaga akibat sebuah isu yang menjadi trending kerapkali hadir sebagai subjek dalam Podcast Dedy Corbuzier untuk membuat klarifikasi. Hal inilah yang mungkin dilihat oleh Dedy Corbuzier dan pemilik akun @cursedkidd dalam mengamati polemik yang tengah beredar.

Membaca Top Complaint

Dari sekian banyak sentimen negatif yang membanjiri topik Eiger, berikut adalah sejumlah Top Complaint yang terangkum Netray selama periode pemantauan. Kata-kata bernada negatif ini muncul paling banyak di antara kata-kata negatif serupa lain yang dikeluhkan warganet kepada akun @eigeradventure.

Beragam kekecewaan diungkapkan warganet dalam menanggapi isu ini, khususnya dari mereka yang mengaku sebagai pengguna dan pelanggan setia Eiger. Kata kecewa, goblok, hingga narasi boikot untuk tidak lagi membeli produk Eiger juga santer disuarakan oleh warganet. Warganet mengkritisi sikap Eiger dalam mengapresiasi reviewer produk mereka yang dinilai buruk sehingga banyak yang mengaku tidak ingin me-review produk lagi dan beralih menawarkan produk perlengkapan outdor dari brand lain seperti Arei dan Consina. Selain dari deretan Top Complaint, sentimen negatif yang membanjiri topik ini juga dapat dipantau dari deretan Tweet Populer yang terangkum Netray berikut.

Tweet Populer merupakan tweet yang paling banyak mendapat impresi, baik berupa like, comment, maupun retweet. Semakin banyak impresi yang didapat semakin besar pula pengaruhnya terhadap perolehan angka sentimen. Dalam hal ini, twit populer untuk topik Eiger didominasi oleh cuitan bernada negatif.

Impresi Positif untuk Brand Kompetitor: Consina, Arei, Kalibre

Selain sentimen negatif yang kemudian membanjiri entitas Eiger selama dua hari terakhir akibat isu ini, sejumlah brand lain yang muncul dalam perbincangan juga menarik untuk dibahas.

Hanya dengan menggunakan kata kunci eiger, Netray sekaligus mendapat perbincangan terkait consina, arei, dan kalibre dalam topik ini. Seperti kita tahu, ketiga entitas tersebut merupakan brand kompetitor perlengkapan outdor yang juga cukup poluler di Indonesia. Mengapa brand tersebut turut naik? Apakah ketiganya disinggung secara natural oleh warganet dalam topik ini ataukah ada upaya dari ketiga brand untuk memanfaatkan situasi ini? Berikut hasil analsisis Netray.

Melihat sejumlah twit warganet yang menyebut ketiga brand di atas tanpa menandai akun yang bersangkutan, dapat diketahui bahwa naiknya nama-nama brand perlengkapan outdor kompetitor tersebut murni terjadi secara natural. Hanya pihak Arei yang terlihat turut meramaikan isu dengan mengunggah postingan bertajuk Surat Keringanan seperti yang dibagikan oleh akun @TatankAdhi berikut.

Munculnya Surat Keringanan yang isinya berupa kebebasan me-review produk Arei seperti di atas dapat dilihat sebagai strategi untuk menaikkan nama brand dan meraih impresi positif ketika Surat Keberatan dari Eiger ramai dibanjiri impresi negatif. Meski demikian, pihak Consina dan Kalibre tidak terlihat begitu mengambil kesempatan dalam isu ini. Bahkan, meskipun akun resmi Eiger mendapat banyak mention, ketiga akun media sosial tersebut tidak mendapat jejak yang siginifikan. Hanya disinggung entitasnya saja sehingga sempat naik sebagai opsi atau alternatif lain ketika Eiger disoroti secara negatif.

Demikian pantauan Media Monitoring Netray terkait kontroversi Surat Keberatan dari pihak Eiger kepada reviewer produk. Meskipun pihak Eiger telah meminta maaf terkait hal ini dan memberikan apresiasi kepada mereka yang telah bersedia mengulas produknya dengan sukarela, isu ini tetap meninggalkan jejak sentimen negatif yang tak terbendung terhadap entitas Eiger. Secara otomatis citra negatif warganet terhadap Eiger pun tak dapat dihindari. Di sisi lain, fenomena ini memberi dampak positif terhadap brand-brand kompetitor yang kemudian namanya naik. Baik dengan menampilkan citra positif dari pihak internal seperti yang dilakukan Arei melalui Surat Keringanannya maupun terjadi secara natural dalam diskusi warganet soal produk ini.

Rumor Aplikasi BiP akan Gantikan WhatsApp; Bagaimana Respons Warganet?

Berita mengenai kebijakan baru WhatsApp masih terus menjadi perbincangan. Berita terbarunya ialah WhatsApp akan menunda kebijakan tersebut sampai beberapa waktu. Hal ini lantaran masyarakat yang mengkhawatirkan tentang keamanan data apabila menyetujui kebijakan baru yang dikeluarkan oleh WhatsApp. Tidak sedikit masyarakat yang sudah mulai mengunduh dan beralih menggunakan aplikasi pesan instan serupa, seperti Telegram, Signal, Line, dan sebagainnya. Selain beberapa aplikasi tersebut, muncul aplikasi baru yang diberitakan akan menyaingi WhatsApp. Aplikasi tersebut adalah BiP. Munculnya aplikasi BiP cukup menjadi sorotan warganet beberapa minggu terakhir. Seperti apa antusias warganet memperbincangkan aplikasi BiP ? Simak selengkapnya.

Media Monitoring Netray melakukan pemantaun selama periode 10-25 Januari 2021 untuk melihat keramaian warganet memperbincangkan aplikasi BiP. Hasilnya topik ini diperbincangkan sebanyak 824 cuitan dengan potential reach mencapai 12,6 M

Pergerakan grafik selama periode pemantauan sangat fluktuatif. Perbincangan seputar aplikasi BiP mulai intens pada 15 Januari 2021. Kemudian perbincangan warganet kembali memuncak pada 19-20 Januari 2021. Sedangkan pada kurva sentimen trend, puncak garis sentimen negatif terlihat lebih unggul daripada sentimen positif. Garis sentimen negatif mengalami puncak cuitannya pada 21 Januari 2021. Apa yang diperbincangkan warganet pada tanggal tersebut?

Gambaran sedikit tentang keramaian warganet dalam perbincangan topik ini dapat dilihat melalui Top Word di atas. Berdasarkan jajaran kata-kata tersebut, kata pengganti, whatsapp, aplikasi, pengguna, buatan, turki, pindah, dan aman menjadi pusat top word dengan ukuran paling menonjol dari kata-kata lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perbincangan warganet tidak jauh dari seputar munculnya aplikasi buatan Turki yang dinilai dapat menggantikan Whatsapp. Berikut contoh gambaran cuitan warganet pada puncak grafik tanggal 15 Januari 2021. 

Pada 15 Januari puncak grafik didominasi oleh intensitas warganet yang membagikan kembali cuitan dari akun @TofaTofa_id. Cuitan yang menyebutkan keunggulan aplikasi BiP sebagai pengganti WhatsApp ini menjadi sorotan warganet. Sontak cuitan tersebut mendapat banyak respon berupa suka, komentar, dan retweet oleh warganet lain. Selain gambaran isi cuitan warganet di puncak 15 Januari, mari kita lihat cuitan warganet di tanggal 19 Januari, apa yang dibicarakan warganet ya?

Pada tanggal 19 Januari 2021, puncak grafik didominasi oleh cuitan dari akun @MSApunya. Akun ini menuliskan sebuah cuitan tentang kelebihan aplikasi BiP dibandingkan aplikasi WhatsApp. Kemudian cuitan akun tersebut banyak mendapat impresi dari warganet lain berupa like, komentar, serta retweet. Berikut contoh cuitan pada puncak kurva sentimen negatif pada 21 Januari 2021.

Cuitan bersentimen negatif bermula dari cuitan akun @SaveMoslem1 yang mengungkapkan WhatsApp menangis karena BiP telah mencapai jutaan pengguna dalam satu hari. Kemudian cuitan tersebut mendapat banyak interaksi dari warganet lain. Cuitan dari akun @SaveMoslem1 yang banyak dibagikan kembali oleh warganet ini menyumbang sentimen negatif pada topik perbincangan aplikasi BiP di Twitter. Selain contoh cuitan di atas, warganet juga memberikan tanggapannya tentang aplikasi BiP ini.

Tanggapan positif dari warganet di atas memperlihatkan bahwa aplikasi BiP ini cukup menarik perhatian warganet pengguna pesan instan. Bahkan beberapa warganet menyebutkan keunggulan menggunakan aplikasi tersebut. Seperti salah satu akun @Yuni_renhoat dalam cuitannya disebutkan manfaat mengunduh aplikasi BiP seperti chatting mulus, suara dan video call jernih, serta kualitas Hi-Tech. Cuitan serupa yang menyebutkan kelebihan aplikasi BiP ini juga datang dari akun @adipatimusadad dan @peeeeeeeeee0. Kedua akun tersebut menuliskan untuk terus mendukung aplikasi buatan muslim. Selain tanggapan dengan cuitan bersentimen positif, terdapat pula tanggapan warganet dengan sentimen negatif. 

Tanggapan negatif warganet menyangkut tentang drama politik di Indonesia. Seperti cuitan dari @yana_udiyatna yang menuliskan bahwa kadrun mengkampanyekan untuk meninggalkan Whatsapp dan beralih pada BiP sebab BiP dibuat oleh Turki. Produk BiP merupakan buatan negara islam, maka muncul pertanyaan dari warganet berupa pemisahan pengguna laki-laki dengan perempuan. Menurut akun @GantarKasalo dalam syari agama Islam, laki-laki dan perempuan harus dipisah karena bukan muhrimnya. Kemudian tanggapan lain datang dari akun @TimurManusia yang mengabarkan bahwa aplikasi BiP tidak aman.

Berdasarkan pemaparan di atas, pada puncak grafik tanggal 15 Januari dan 19 Januari, Netray menemukan bahwa akun @TofaTofa_id, @MSApunya dan akun @SaveMoslem1 menjadi akun populer. Ketiga akun tersebut mendominasi isi cuitan pada puncak grafik. Interaksi untuk ketiga akun tersebut paling sering dilakukan oleh warganet dengan membagikan kembali cuitan yang ditulis oleh ketiga akun tersebut. Hal itu membuat akun tersebut menempati jajaran top akun dengan impresi paling banyak daripada akun lainnya. Berikut gambar populer tentang aplikasi BiP dari unggahan warganet.

Salah satu gambar unggahan warganet memperlihatkan ilustrasi perpindahan dari aplikasi WhatsApp ke aplikasi BiP. Kemudian gambar lainnya yang diunggah warganet yakni logo aplikasi BiP dengan latar belakang warna biru muda dan tulisan BiP warna putih. 

Hadirnya aplikasi BiP mendapat sambutan dari warganet. Tidak sedikit warganet memberikan tanggapan positif dengan menguraikan beberapa fitur keunggulan dan manfaat dari aplikasi ini. Selain itu, tanggapan warganet yang mengaitkan dengan syari Islam yang memisahkan antara pengguna laki-laki dengan perempuan pada aplikasi, menyumbang komentar bernada sindiran dengan kecenderungan kearah sentimen negatif. Demikian analisis Netray terkait aplikasi BiP. Semoga dapat memberikan informasi yang bermanfaat.

Resep Cantik Perempuan Indonesia; Purbasari, Mustika Ratu, atau Sariayu?

0

Perkembangan tren kecantikan di Indonesia semakin maju. Hal ini terbukti dengan munculnya berbagai brand lokal hingga brand luar negeri di pasar Indonesia. Maraknya fenomena beauty vlogger dan beauty influencer secara tidak langsung juga berdampak pada persaingan produsen kosmetik untuk terus berinovasi dengan produk terbarunya.

Meski terhimpit banyaknya brand kecantikan luar negeri yang kekinian, sejumlah brand lokal Indonesia berikut masih terus melegenda. Sebut saja brand lokal semacam Purbasari, Mustika Ratu, dan Sariayu yang telah menjadi sahabat cantik wanita Indonesia sejak dahulu. Dari pantauan Netray, ketiga brand tersebut masih eksis dan menjadi pilihan favorit warganet. Mengapa demikian? Simak infografik Netray berikut.

Selama periode pemantauan terhadap ketiga brand tersebut ditemukan sejumlah produk yang paling banyak diulas dari masing-masing brand. Perbincangan brand Purbasari diramaikan dengan ulasan lipstik. Kemudian brand Mustika Ratu dengan minyak rambut dan brand Sariayu dengan obat jerawatnya. Jadi pembaca pilih menggunakan brand kecantikan yang mana?