Home Blog Page 104

Kabar Laju Pertumbuhan Perekonomian Indonesia

Kabar laju pertumbuhan perekonomian Indonesia selalu menjadi pembahasan yang menarik di media. Hal ini guna menyampaikan kabar terkini dari keadaan ekonomi di masa pandemi. Tidak dapat dipungkiri selama pandemi berlangsung kabar buruk dari perekonomian pun kerap menyelimuti Indonesia. Laju pertumbuhan yang sempat terpuruk di jurang resesi membuat badai dari pandemi semakin terasa. Akibatnya, tidak sedikit dari masyarakat yang kehilangan pekerjaannya dan mengalami PHK. Untuk dapat memperlambat penyebaran Covid-19 pemerintah pun menetapkan PPKM di berbagai wilayah. Sementara itu, hingga saat ini pemerintah juga berupaya untuk mempercepat program vaksinasi. Lalu bagaimanakah isu-isu terkini terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia? Seperti apakah media mengemas pemberitaan terkait hal tersebut?

perekonomian

Untuk dapat mengamati topik terkini terkait laju perekonomian Indonesia, Media Monitoring Netray melakukan pemantauan sejak 25 Juli 2021 sampai dengan 23 Agustus 2021. Hasilnya terlihat melalui Top Words di atas tampak beberapa kosakata terkait topik ini, seperti industri, umkm, pertumbuhan, bantuan, digital, dan beberapa kosakata lainnya. Perekonomian memang menjadi salah satu sektor yang paling parah terdampak pandemi. Tak hanya di Indonesia, hal serupa juga menerpa perekonomian global yang mengakibatkan semakin lambatnya laju pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan hasil pantauan Netray selama periode pemantauan terdapat 44.8 ribu pemberitaan terkait kabar perekonomian Indonesia yang berasal dari 151 total media. Dengan total tersebut setidaknya topik ini melibatkan 294.9 ribu total Person Entities. Adapun pada Top Categories terlihat topik ini didominasi oleh kategori terkait keuangan, pemerintah, dan kesehatan. Ketiga kategori tersebut tentu saja memiliki kaitan erat dengan pembahasan media terkait kabar perekonomian terkini.

Sementara itu, melalui grafik di atas dapat diamati intensitas pembahasan media terkait kabar perekonomian Indonesia yang muncul setiap harinya selama periode pantauan Netray. Di masa pandemi dan pemberlakuan PPKM saat ini pemerintah juga tengah berupaya untuk membuat ekonomi masyarakat tetap bergerak agar perekonomian negeri pun mengalami peningkatan. Hal tersebut tentu tidak mudah, mengingat merosotnya daya beli masyarakat akibat hilangnya mata pencaharian dan berbagai hal lainnya. Untuk itu, simak beberapa pemberitaan yang ramai menjadi pembahasan selama periode pantauan Netray.

Program Vaksinasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Pada 05 Agustus 2021 Netray menemukan kabar baik terkait pertumbuhan perekonomian yang dimuat oleh beberapa media pemberitaan daring. Dalam pemberitaan tersebut memuat kabar dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat perekonomian Indonesia berhasil tumbuh positif mencapai 7,07 persen pada triwulan II-2021, dibandingkan periode sama tahun lalu. Dilansir melalui laman Harian Singgalang Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan pertumbuhan tersebut dilatarbelakangi upaya pemerintah menjalankan program vaksinasi. Hal itu mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk melakukan mobilitas.

Tak hanya program vaksinasi yang tengah berjalan, pertumbuhan laju perkonomian tersebut juga disokong oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga dan perbaikan ekonomi global. Ekonom Universitas Indonesia Chatib Basri mengatakan kinerja positif ekonomi pada kuartal II/2021 dipengaruhi oleh mobilitas masyarakat yang mulai diperlonggar pemerintah. Di sisi lain, pertumbuhan 7,07 persen juga tak lepas dari rendahnya penurunan ekonomi pada tahun lalu, mengingat aktivitas pada kuartal II/2020 tidak selonggar tahun ini. Chatib berpandangan bahwa mobilitas yang aman menjadi kunci dalam merebut momentum pemulihan. Untuk menjamin mobilitas yang aman, Indonesia dihadapkan pada dua opsi, yakni kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi.

Optimisme Pemerintah Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 2022 Mencapai Batas Atas

Pada kesempatan pidato kenegaraan pada Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI, di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin 16 Agustus 2021 Presiden mengatakan pandemi tidak boleh menghambat proses reformasi struktural perekonomian nasional. Hal ini diwujudkan melalui fokus kinerja pemerintah untuk menciptakan sebanyak mungkin lapangan kerja baru yang berkualitas serta mempercepat implementasi Undang-Undang Cipta Kerja.

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan pada kisaran lima sampai 5,5 persen. Target ini berubah dari kesepakatan pemerintah dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR sebelumnya yang sebesar 5,2 persen sampai 5,8 persen. Ia juga mengatakan inflasi akan tetap terjaga pada tingkat tiga persen. Hal ini menggambarkan kenaikan sisi permintaan, baik karena pemulihan ekonomi maupun perbaikan daya beli masyarakat.

Serba-Serbi Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Sementara itu, dikutip dari laman CNBC Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah tampil memuaskan pada awal pekan, Senin 23 Agustus 2021. Indeks saham acuan nasional tersebut ditutup melesat 1,31% ke level 6.109,83 dan kembali menembus level psikologis di 6.100, tanpa adanya hambatan ke zona merah sepanjang perdagangan. Sentimen positif mendominasi pada perdagangan kemarin, setelah koreksi pekan lalu akibat kekhawatiran pengetatan likuiditas di Amerika Serikat (AS) dinilai berlebihan. Selain itu, Rupiah juga dilaporkan melaju mulus pada Senin 23 Agustus 2021, sepanjang perdagangan tidak pernah mencicipi zona merah. Artinya, dolar Amerika Serikat (AS) tanpa perlawanan sepanjang hari pertama pekan ini.

Untuk dapat bangkit dan menumbuhkan kembali laju perekonomian pemerintah pun berupaya dengan berbagai cara, termasuk menguatkan kerja sama negara ASEAN SEOM. Dilansir melalui Antara, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Djatmiko Bris Witjaksono mengungkapkan kerja sama antara ASEAN dan negara mitra ASEAN perlu ditingkatkan, terutama dalam mendukung implementasi prioritas ASEAN tahun 2021 dan mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Pertemuan tersebut pun diharap dapat memperkuat dan meningkatkan pemulihan ekonomi global.

Top Categories

Pada kategori Top Portal terlihat Antara dan Detik menjadi media pemberitaan daring yang paling banyak menerbitkan artikel terkait topik seputar perekonomian Indonesia. Pada kategori Top People terlihat nama Joko Widodo selaku Presiden RI menempati urutan teratas kategori ini, diikuti oleh beberapa nama menteri seperti Airlangga, Sandiaga, Luhut, dan Sri Mulyani. Sementara itu, pada kategori Top Organizations terlihat beberapa organisasi yang masuk dalam entitas yang berkaitan dengan kabar perekonomian Indonesia, seperti BPS, Bank Indonesia, dan BUMN.

Laju perekonomian Indonesia agaknya mengalami pertumbuhan yang cukup baik selama periode pantauan Media Monitoring Netray. Hal ini diamati melalui kacamata media pemberitaan daring yang memuat dan mengemas pemberitaan tersebut, mulai dari pertumbuhan perekonomian Indonesia yang berhasil tumbuh positif mencapai 7,07 persen pada triwulan II-2021. Hingga Rupiah yang dikabarkan melaju mulus pada Senin, 21 Agustus 2021 lalu. Kabar baik tersebut dipengaruhi oleh proses vaksinasi yang terus berjalan sehingga mobilitas masyarakat dapat meningkat. Meski di masa PPKM yang terus berlangsung pemerintah bahkan dikabarkan siap memasang target batas atas untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian secara maksimal pada tahun 2022 mendatang.

Demikian hasil analisis Netray, simak informasi terkini lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Pinjol Ilegal, dari Keresahan Warganet hingga Upaya Pemberantasannya

Maraknya usaha pinjaman online atau pinjol ilegal cukup meresahkan masyarakat. Pasalnya telah banyak masyarakat yang menjadi korban. Selain menawarkan prosedur dan persyaratan yang mudah, pinjaman online ini juga dapat memberikan uang secara cepat. Akan tetapi, bunga dari peminjaman uang ilegal ini dikabarkan bernilai cukup besar. Pemerintah melalui Kemenkominfo, Polri, serta lembaga penegak hukum lainnya berkomitmen akan memberantas usaha pinjam uang online ilegal ini. Lantas bagaimana media menyoroti upaya pemberantasan yang dilakukan pemerintah tersebut? 

Tertarik dengan upaya pemerintah dalam melakukan pemberantasan usaha pinjam uang online ilegal tersebut, Media Monitoring Netray melakukan pemantauan. Berdasarkan gambar Top Words di atas, kosa kata berantaspinjolilegal, pinjaman ilegal, kominfo, dan waspada memiliki ukuran paling menojol. Hal ini memberi gambaran bahwa selama periode pemantauan, media massa dan media sosial memperbincangkan topik seputar meningkatnya kasus penipuan melalui pinjol ilegal ini. Selain itu, pemerintah juga menghimbau agar masyarakat lebih waspada terkait adanya pinjol ilegal tersebut. Lantas seperti apa sudut pandang media massa terkait topik?

Sudut Pandang Media Pemberitaan pada Pinjol Ilegal

Selama sepekan dengan periode 18-24 Agustus 2021, pinjaman online ilegal diberitakan sebanyak 281 artikel dari 61 portal media. Pemberitaan yang diangkat media tidak jauh dari kategori finance & insurance. Tindakan tegas dari pemerintah untuk pinjol ilegal secara langsung ditangani oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kominfo akan memblokir segala akses yang berkaitan dengan usaha peminjaman uang online ilegal tersebut. 

Pinjaman Online Ilegal Kian Menjamur

Keberadaan pinjaman online ilegal terdeteksi Polri sejak beberapa tahun belakangan. Pihak Bareskrim Polri telah memproses sekitar 25 kasus aduan pinjaman online ilegal tersebut. Para tersangka kasus tersebut akan dijerat UU ITE Nomor 11 Tahun 2008 dan Pasal 378 KUHP terkait Penipuan, Penggelapan dan Pengancaman. Mengutip media IDN Times, terdapat beberapa ciri-ciri pinjaman ilegal yang harus diwaspadai. Biasanya pelaku pinjol ilegal memberikan beban yang dinilai merugikan masyarakat berupa penetapan suku bunga yang tinggi. Kemudian pinjol ilegal mengenakan denda di luar batas dengan cara penagihan yang dianggap mengintimidasi. Secara garis besar, pinjaman online ilegal dapat diidentifikasi dengan ciri-ciri tersebut. 

Tekad Kemenkominfo untuk Memberantas Pinjol Ilegal  

Dikutip dari Liputan6, Menteri Johnny G Plate menuturkan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika akan mengambil tindakan tegas atas pinjaman online ilegal maupun usaha peminjaman lainnya yang melanggar aturan. Adapun skema Kominfo dalam upaya pemberantasan pinjol ilegal salah satunya yakni melalui literasi digital. Pihaknya akan melakukan pemblokiran aplikasi pinjaman online ilegal yang telah terdaftar secara berkala.

Google Turun Tangan untuk Berantas Aplikasi Pinjaman Online Ilegal 

Upaya pemerintah dalam memberantas pinjol ilegal terus digalakan. Kabar baiknya Otoritas Jasa Keuangan menggandeng raksasa teknologi asal Amerika Serikat yaitu Google untuk turut memperketat persyaratan aplikasi pinjaman online di Play Store. Syarat kelayakan dari Google tersebut diharapkan dapat mengurangi jumlah pinjol ilegal di Indonesia. Selain melewati persyaratan yang diajukan Google, untuk membentuk usaha pinjaman online juga harus mengantongi surat izin dari Otoritas Jasa Keuangan. 

Respons Warganet untuk Pinjaman Online Ilegal 

Selain melakukan pemantauan pada media massa, Netray juga menyoroti perkembangan topik pada media sosial Twitter. Seperti apa keramaian warganet menanggapi upaya pemerintah dalam memberantas pinjaman online ilegal? 

Hasilnya topik pinjaman online ilegal telah diperbincangkan sebanyak 1,020 tweets. Meskipun potential reachnya tinggi, impresi yang muncul terlihat rendah. Artinya topik tersebut banyak disebarkan oleh akun dengan jangkauan luas tetapi sedikit menarik perhatian warganet.

Pergerakan grafik sangat fluktuatif dengan puncaknya terjadi pada 21 Agustus 2021. Kemudian sehari setelahnya mengalami penurunan yang sangat signifikan. Lantas apa yang menjadi perbincangan pada tanggal 21 Agustus tersebut?

Melalui fitur tweets by oldest pada tanggal 21 Agustus pembahasan warganet dipenuhi oleh pendapat mengenai cara kerja pinjol ilegal tersebut. Disamping itu warganet juga menyetujui tindakan pemerintah dalam memberantas pinjol ilegal. Kemudian pada fitur tweets by populer terlihat beberapa tweets yang berisikan keresahan warganet atas banyaknya pinjaman online ilegal.

Sumbangan Negatif Warganet 

Tweets negatif warganet mayoritas bernada kritikan dan sindiran. Salah satu tweets yang paling banyak menuai interaksi warganet yakni tweets dari @Dennysiregar7. Melalui tweet tersebut, Denny mengungkapkan kalimat bernada sindiran atas tindakan pemerintah yang dirasa tepat memblokir aplikasi pinjol ilegal. Selain itu warganet juga berpendapat bahwa WNA China berperan sebagai investor di balik berdirinya usaha pinjaman online ilegal tersebut. 

Dukungan Warganet untuk Pemberantasan Pinjol Ilegal 

Sumbangan tweets positif datang dari warganet yang mendukung sepenuhnya Kominfo dan pemerintah dalam upaya memblokir pinjol ilegal. Ungkapan apresiasi warganet tersebut turut menyemangati pemerintah menghapus usaha pinjaman online ilegal sampai pada akar-akarnya. 

Jaringan Percakapan

Jaringan percakapan by mention yang terbentuk dari topik pinjol ilegal dipenuhi garis berwarna merah dengan sentimen negatif. Kemudian akun @kemkominfo dan @DivHumas_Polri menjadi akun yang paling banyak ditandai oleh warganet. Hal ini karena kedua akun tersebut merupakan lembaga yang paling bertanggung jawab atas maraknya kasus penipuan dari pinjol ilegal dan pemberantasan seluruh aplikasi pinjaman online secara ilegal. 

Penutup 

Banyaknya kasus penipuan yang disebabkan oleh pinjol ilegal mendapat perhatian khusus. Pasalnya tidak sedikit masyarakat menjadi korban dari hadirnya usaha bodong tersebut. Warganet mengkritisi adanya usaha pinjol ilegal yang kian meresahkan. Pemerintah berupaya melakukan penekanan jumlah usaha pinjaman online ilegal dengan salah satu caranya memblokir akses aplikasinya. Upaya tersebut menuai dukungan warganet berupa ungkapan apresiasi atas kinerja pemerintah dalam membasmi seluruh oknum dan usaha pinjaman online ilegal. Demikian analisis Netray.

Serba Daring, Burnout Jadi Musuh Karyawan Hingga Pelajar

Efek pandemi yang berkepanjangan ternyata tak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga pada kesehatan mental individu, salah satunya ialah burnout yang dialami oleh pekerja atau karyawan. Perpanjangan PPKM hingga penurunan status Jabodetabek ke level 3 tentu saja tak memberikan angin segar bagi karyawan sektor non esensial. Hal ini disebabkan oleh kebijakan WFH masih berlaku 100% bagi perusahaan sektor non esensial.

Dikutip dari laman CNN Indonesia, sebanyak 77% netizen Indonesia mengalami burnout saat bekerja dari rumah. Suasana rumah, terhindarnya dari kemacetan, bahkan tidak adanya tuntutan berpakaian rapi ternyata tak menjamin WFH lebih menyenangkan. Justru, WFH di kala pandemi ini memberikan dampak tersendiri bagi para karyawan yang merasa semakin tertekan dengan jumlah pekerjaan yang semakin banyak dan jam kerja yang dirasa kabur atau tidak jelas. Benarkah demikian?

Media Monitoring Netray pun mencoba untuk menelisik seperti apa keluhan masyarakat yang diwakili oleh warganet terkait pekerjaan mereka?

Dari gambar di atas, terlihat kumpulan kosakata yang mendominasi perbincangan warganet perihal topik ini. Yang pertama ialah tabel Top Words, terlihat kata burnout dikelilingi oleh kosakata, seperti kerja, pekerjaan, online, kelelahan, bahkan stres. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena ini sering di-tweet-kan oleh warganet atas permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Selain kata tersebut, terlihat kata hustle, culture, bahkan mental. Dikutip dari laman FK Unair, Hustle Culture merupakan sebuah gaya hidup dimana seseorang merasa bahwa dirinya harus terus bekerja keras dan hanya meluangkan sedikit waktu untuk  beristirahat, dengan begitu ia dapat menganggap dirinya sukses.

Menilisik Hustle Culture

Hustle Culture pertama kali ditemukan pada tahun 1971, dan semakin menyebar dengan cepat, terutama di kalangan milenial. Dilansir dari Suara, keadaan hustle culture ini dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental dan emosional, seperti burnout, kelelahan, dan lebih berbahaya lagi bisa menyebabkan kematian. Psikolog dari Riliv, Graheta Rara Purwasono mengatakan tren hustle culture ini hampir dialami oleh sebagian besar pekerja di berbagai perusahaan, terutama kalangan generasi milenial yang fresh graduate.

Fenomena ini ternyata sudah dikenal dan banyak dikeluhkan oleh warganet. Terlihat dari pantauan Netray dalam sepekan belakangan ini, terdapat 115 tweets yang berisikan kata kunci hustle culture. Topik ini telah di-tweet-kan oleh 69 akun dengan jumlah impresi mencapai 210. Topik ini diperbincangkan secara fluktuatif selama periode pemantauan dengan puncak perbincangan pada tanggal 23 Agustus 2021.

Dari kumpulan Top Tweets di atas, terlihat beberapa warganet menceritakan tentang keadaaan dirinya yang mulai merasa dampak dari hustle culture bahkan dari mereka juga saling mengingatkan akan bahaya fenomena ini. Hustle culture juga dikaitkan dengan adanya toxic productivity. Menurut Dr. Julie Smith, seorang psikolog klinis dari Hampshire, Inggris, toxic productivity adalah sebuah obsesi untuk mengembangkan diri dan merasa selalu bersalah jika tidak bisa melakukan banyak hal.

Top Words keyword hustle culture

Di masa pandemi ini keinginan untuk melalukan yang terbaik tentu saja kian besar. Seseorang yang terbiasa dengan segala aktivitas dan mobilitas sebelum adanya pandemi akan selalu berusaha untuk tetap produktif bahkan tanpa mengenal waktu. Akhirnya, secara tidak sadar seseorang akan terjebak dalam toxic productivity yang berujung hustle culture.

Burnout juga Menyasar Pelajar

Kembali melirik tabel Top Complaint di atas, terlihat kumpulam kosakata yang terindikasi oleh mesin Netray sebagai komplain atau keluhan. Stres, susah fokus, bahkan merasa letih telah di-tweet-kan warganet yang merasa burnout di masa pandemi seperti ini.

Dalam kumpulan tweet pada periode pemantauan, ternyata keluhan terkait burnout tidak hanya dicuitkan oleh warganet yang menyandang status sebagai pekerja. Namun, juga menyasar pada warganet yang merupakan seorang pelajar atau mahasiswa. Dari contoh di atas, dapat kita lihat keluhan salah warganet yang merasa burnout saat menjalani kuliah online. Dalam tweet-nya tersebut akun bernama @surethingCB berkeluh kesah terkait sistem pembelajaran online di tengah pandemi ini.

Seberapa Burnout-kah Netizen Indonesia?

Dalam jejak pendapat yang dibuat oleh CNN, dari 321 partisipan diperoleh angka sebesar 77% netizen Indonesia merasa burnout dengan pekerjaan mereka. Lalu, dalam periode pemantauan yang dilakukan oleh Netray, seberapa banyak topik ini diperbincangkan oleh netizen Indonesia dalam sepekan pemantauan.

Dari pantauan yang dilakukan oleh Netray, topik ini telah diperbincangkan warganet dengan perolehan tweet sebanyak 1.494 dengan total impresi sebanyak 798 ribu. Burnout dan hustle culture di-tweet oleh 731 akun bahkan mampu menjangkau lebih dari 28 juta akun. Dan dengan jumlah sentiment negatif yang telah melebihi 50% dari total tweet menandakan bahwa fenomena ini telah menjadi momok bagi netizen Indonesia.

Kebijakan WFH 100% bagi sektor non esensial di kala pandemi yang berkepanjangan ini memiliki berbagai dampak bagi karyawan, salah satunya ialah burnout. Suasana rumah dinilai lebih rileks ternyata tidak memberikan jaminan bagi pekerja untuk bekerja lebih menyenangkan. Tekanan pekerjaan yang semakin besar serta jam kerja yang terasa longgar menjadi faktor adanya burnout yang berujung hustle culture. Bahkan, fenomena ini tak hanya menyasar pekerja atau karyawan, tetapi juga pelajar yang sedang di masa pembelajaran daring. Dengan adanya berita sekolah tatap muka dan menurunnya status PPKM di beberapa wilayah Indonesia semoga sedikit memberikan angin segar bagi masyarakat Indonesia. Karena pada dasarnya, kesehatan fisik seseorang juga berasal dari kesehatan mental.

Demikian analisis dari Media Monitoring Netray terkait topik burnout di mata netizen. Simak ulasan isu terkini lainnya hanya di https://analysis.netray.id

Melacak Topik Viral “Badai Sitokin” yang Hampir Mengancam Jiwa Deddy Corbuzier

Dengan persona yang dicitrakan dan sejumlah buku self-help, Deddy Corbuzier adalah penjelmaan gaya hidup smart, sehat, dan sukses. Hal tersebut menjadikannya panutan bagi penggemar berat yang kerap ia sebut sebagai “smart people”. Gambaran pria ideal sekaligus tangguh, seorang alpha male. Akan tetapi, citraan tetap saja hanya sekadar rekaan imajinasi pikiran semata. Ketika terbentur oleh realitas hidup, semua akan kembali tersadar bahwa manusia hanyalah makhluk fana.

Realitas yang sedang dihadapi oleh Deddy Corbuzier saat ini adalah dirinya sempat dalam kondisi kritis karena tertular virus Covid-19. Memang bukan tidak mungkin seseorang yang sangat sehat bisa tertular hingga jatuh sakit. Hanya saja kasus ini terdengar ironis karena yang membuat kesehatan Deddy kritis justru adalah imun tubuhnya yang terlalu kuat. Sistem kekebalannya tak hanya menyerang sel tubuh yang terinfeksi virus, tetapi juga sel-sel tubuh lain yang masih sehat. Kondisi ini yang dalam dunia kedokteran disebut sebagai badai sitokin.

Topik tersebut menjadi perbincangan warganet Twitter setelah kondisi Deddy Corbuzier ini ramai diberitakan oleh media massa. Media Monitoring Netray ingin melihat bagaimana topik tersebut berkembang di linimasa. Seperti apa respons warganet terhadap isu “badai sitokin” dan siapa saja yang memantik perbincangan. Simak hasil pemantauan Netray di bawah ini.

Laporan Statistik Topik Deddy Corbuzier Alami Badai Sitokin

Pemantauan topik kondisi badai sitokin yang dialami Deddy Corbuzier dilakukan dengan memanfaatkan kata kunci badai sitokin. Ada tujuan khusus dalam penggunaan kata kunci ini tanpa menyertakan deddy corbuzier sebagai kata kunci lainnya. Yakni untuk memberi gambaran apakah masyarakat, diwakilkan oleh warganet, sudah membicarakan hal ini sebelum kasus Deddy atau malah kasus ini yang menjadi pemantik. Logisnya tentu saja Deddy Corbuzier bukanlah pasien perdana badai sitokin.

Netray menemukan bahwa kata kunci pemantauan muncul di dalam 2.125 tweet yang diunggah oleh warganet. Pemantauan ini dilakukan selama periode 17 Agustus hingga 23 Agustus 2021. Rentang waktu sepekan ke belakang memang terkesan tidak memberikan banyak ruang untuk menemukan perbincangan ini di luar peristiwa jatuh sakitnya Deddy Corbuzier. Akan tetapi, setelah rentang pemantauan diperluas sejak awal bulan, hasilnya tidak banyak berbeda, hanya bertambah 63 tweet saja sehingga total yang didapat sebanyak 2.188 tweet.

Mungkin beberapa tweet dapat mengubah tampilan data ketika mendapat banyak impresi. Hanya saja hal tersebut tidak terjadi di sini. Berdasar data statistik yang Netray kumpulkan, pemantauan kata kunci ini menghasilkan impresi sebanyak 8,4 juta interaksi berupa reply, retweet, maupun favorites. Baik dari periode sepekan ke belakang maupun dari periode pemantauan sejak awal bulan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa wacana badai sitokin baru ada setelah berita tentang Deddy Corbuzier muncul di permukaan.

Lantas seberapa luas perbincangan tersebut merambah linimasa Twitter selama periode pemantauan? Netray menemukan bahwa kata kunci badai sitokin secara potensial dapat menjangkau 78,7 juta akun berbahasa Indonesia. Sedangkan ribuan tweet tersebut diunggah oleh 1.237 akun dengan pembagian 931 akun milik user pria dan 306 akun adalah milik user perempuan. Sebagian besar user, yakni sekitar 60% menggunakan perangkat Android untuk membuat tweet, sisanya terbagi-bagi ke dalam sejumlah device.

Data statistik lain yang perlu ditampilkan adalah hasil pengindeksan sentimen terhadap tweet warganet oleh Netray. Hasilnya adalah 1.603 tweet memiliki sentimen negatif, sedangkan tweet yang ditulis dengan sentimen positif hanya berjumlah 95 saja. Tentu saja ini merupakan perbedaan yang sangat mencolok, pasalnya tweet bersentimen netral pun akhirnya hanya berjumlah 490 tweet saja. Akan tetapi, apakah tweet dengan sentimen non negatif tersebut tidak berdampak pada perbincangan warganet? Penelusuran lebih lanjut akan menjawab pertanyaan ini.


Warganet Butuh Penjelasan tentang Badai Sitokin, Utas @DokterPodcast Viral

Ketika memantau grafik Top Accounts, perbincangan nampaknya berpusat di sejumlah kecil akun saja. Yakni antara akun @DokterPodcast, @ProfesorZubairi, dan akun base @hibooran. Bahkan akun milik Deddy Corbuzier di @corbuzier sendiri tidak muncul di dalam grafik ini. Setelah Netray memantau akun Deddy secara terpisah, terlihat bahwa pihaknya tidak membuat tweet dengan kata kunci. Terpantau ia hanya membuat pengumuman bahwa dirinya sempat sakit dan hampir meninggal dunia.

Akun @DokterPodcast membuat utas yang isinya menjelaskan kondisi badai sitokin yang menimpa Deddy Corbuzier beberapa waktu yang lalu. Karena tidak pernah ada pembahasan yang cukup dari warganet sebelumnya, begitu utas ini terbit langsung mendapat respons yang masif dari warganet dan menjadi viral. Hingga akhir periode pemantauan, tweet yang mengawali utas tentang badai sitokin mendapat respons sebanyak 124 kali reply, 8.138 kali favorites, dan 3.315 kali retweets.

Interaksi terbanyak selanjutnya datang dari akun @ProfesorZubairi milik ketua satgas penanganan Covid-19 IDI. Apa yang disampaikan oleh akun tersebut terhitung sangat penting karena berisi informasi yang meluruskan pemahaman publik yang salah. Yang sempat dipercaya oleh masyarakat adalah badai sitokin berasal dari vaksin Covid-19 sendiri. Masyarakat tidak perlu khawatir bahwa vaksinasi yang bertujuan menguatkan kekebalan tubuh justru balik menyerang badan pasien.

Akun dari diagram Top Accounts yang masih masuk radar analisis adalah akun base @hibooran. Tweet dari akun ini secara langsung mendoakan kesehatan Deddy Corbuzier dan teringat dengan kasus meninggalnya suami artis Joanna Alexandra, Raditya Oloan yang juga terkena badai sitokin. @hibooran kembali mengingatkan warganet untuk tetap menjaga kesehatan dan terus mematuhi protokol kesehatan karena pandemi Covid-19 sejatinya masih berlangsung.

Penutup

Kemunculan topik badai sitokin sebagai perbincangan publik tidak bisa dipungkiri didorong oleh keberadaan Deddy Corbuzier sebagai penyintas. Meski sebelumnya sudah banyak pasien yang meninggal karena kondisi ini, publik ternyata belum begitu memperhatikan topik ini. Sangat penting untuk mencari informasi yang valid untuk hal yang masih baru seperti ini agar tidak terjerumus pada berita palsu atau hoax. Sisi positifnya, masyarakat menjadi lebih waspada terhadap kondisi-kondisi khusus semacam ini dan tetap menjaga kesehatan selama pandemi Covid-19. 

Menelisik Alasan di Balik Ramainya Kritik Film Selesai

Sejak rilis pada 13 Agustus 2021, film Selesai yang disutradarai oleh Tompi menjadi perbincangan hangat di media sosial. Film yang ditulis oleh Imam Darto ini dibintangi oleh Ariel Tatum, Gading Marten, dan Anya Geraldine sebagai pemeran utama. Selain menyuguhkan konflik perselingkuhan, film ini juga turut membawa isu kesehatan mental. Beragam ulasan, baik yang disampaikan secara pribadi maupun dalam bentuk diskusi film membanjiri linimasa Twitter beberapa waktu terakhir. Sambutan hangat dan kritik pedas terhadap film ini ramai-ramai dibagikan sehingga topik ini menduduki trending topik pada 20 Agustus lalu.

Media Monitoring Netray pun tertarik untuk menelisik alasan di balik ramainya perbincangan film Selesai; mengapa film ini begitu menyedot animo publik? Apa saja poin yang paling banyak dikritisi warganet? Simak ulasannya berikut.

Sinopsis Film Selesai

Film ini dimulai dengan konflik perselingkuhan antara Broto (Gading Marteen) dan Anya (Anya Geraldine) yang membuat Ayu (Ariel Tatum) ingin memutuskan untuk bercerai dengan Broto. Karena ibu Broto, Sriwedari Hadisutejo (Marini) memutuskan untuk menginap di rumah mereka, Ayu dan Broto terpaksa mengurungkan niatnya dan berpura-pura tetap baik-baik saja. Selama menginap, Sri berusaha menyelidiki masalah yang tengah dialami anak-menantunya dengan bantuan si pembantu, Yani (Tika Panggabean).

Perbincangan Film Selesai di Twitter

Film Selesai tayang di Bioskop Online pada 13 Agustus 2021. Namun, perbincangan terkait topik ini dapat dikatakan sepi pada 5 hari pertama penayangan. Pembahasan mulai merangkak naik pada 18 Agustus dengan sentimen negatif yang dominan hingga memuncak pada 20 Agustus 2021. Mengapa demikian?

peak time film selesai

Pada 18 Agustus film ini mulai mendapat perhatian publik karena sejumlah warganet turut membagikan ulasan dan mengajak warganet lainnya untuk menonton. Kritik dan sambutan hangat masih terlihat imbang pada periode ini.

Diskusi Film di Space dan Naiknya Rasa Penasaran Publik

Kontras muatan sentimen negatif terlihat tinggi pada 20 Agustus hingga terekam dalam deretan trending topik Twitter pada tanggal tersebut. Hal ini terjadi setelah malam sebelumnya (19/8) sekumpulan warganet membahas film ini di Space Twitter. Sontak warganet yang belum menonton film ini pun tertarik untuk membuktikan sejumlah fakta dan kritik film yang dibahas dalam Space tersebut. Lalu apa saja poin-poin yang dikritisi warganet?

Ending Plot Twist yang Dipaksakan

Seperti yang disinggung di awal, film ini membawa beberapa isu seperti perselingkuhan dan kesehatan mental. Tanpa basa-basi, konflik perselingkuhan telah diperlihatkan sejak awal film dan menjadi pondasi konflik hingga akhir. Sementara isu kesehatan mental mulai muncul di seperempat jelang akhir film yang perlahan-lahan mengungkap gangguan mental yang diderita Ayu. Puncaknya adalah scene Ayu di rumah sakit jiwa yang menegaskan hal tersebut. Namun, konflik perselingkuhan yang sejak awal dibangun justru semakin kabur dan tidak ada penyelesaian. Justru sosok Ayu yang harus menerima nasib buruk, sementara Gading yang secara moral melakukan kesalahan sejak awal, berselingkuh justru tidak mendapat penghakiman sama sekali hingga akhir.

Hal tersebut membuat warganet kecewa. Film ini dinilai warganet seolah menyudutkan perempuan. Ending yang tidak tertebak atau plot twist dinilai sebagian warganet terlalu memaksakan. Bahkan warganet juga merasa isu yang hendak disampaikan dalam film ini tidak tereksekusi dengan baik.

Selain soal ending, warganet juga menyoroti porsi Tika dan Bambang yang merupakan asisten rumah tangga dan kekasihnya yang dinilai berlebihan. Pasalnya, tak hanya berpusat pada rumah tangga Ayu-Broto, film ini juga mengekspos percintaan Tika-Bambang yang menurut warganet tidak begitu penting. Unsur komedi yang coba diselipkan di sini juga dianggap memaksakan.

Sinematografi; Color Grading dan Audio

Kritik warganet tak hanya soal naskah dan penyampain cerita tetapi juga pada sinematografi film. Warganet merasa terganggu dengan color grading yang dominan warna kuning hangat karena mengesankan pada film-film horor. Audio yang tidak stabil juga mendapat bagian untuk dikomentari warganet.

Dianggap Seksis dan Patriarkat

Tak hanya filmnya, Tompi yang merupakan sutradara film ini juga menjadi bulan-bulanan warganet karena pernyataannya dalam menanggapi kritik publik soal filmya yang dinilai arogan. Warganet juga kecewa dengan pernyataan tompi yang merasa tidak perlu melibatkan perempuan dalam pembuatan film tersebut. Padahal menurut warganet film ini membahas tentang perempuan. Tak ayal, komentar yang menilai Tompi sebagai sosok yang seksis dan penganut paham patriarki bermunculan.

Apresiasi Terhadap Film Selesai

Meski demikian, tidak sedikit warganet yang mengapresiasi film kolaborasi Tompi-Darto ini. Salah satu yang paling banyak dibicarakan adalah soal akting Ariel Tatum dan Gading Marten yang dinilai bagus.

Berbeda dari warganet yang mengkritisi film ini, warganet yang menikmati film ini merasa apa yang disajikan Tompi dan Darto sukses menghibur dan memberi pengalaman yang unik. Warganet mengapresiasi produksi film yang hanya menggunakan 7 pemain namun berhasil memikat hati penonton. Menanggapi komentar soal pesan yang gagal disampaikan Tompi dari kubu kontra, warganet mejawab bahwa tidak semua film harus memenuhi ekspektasi penonton, memihak tokoh tertentu, atau menyampaikan pesan moral yang baik.

Promosi yang Sukses dan Bangkitnya Debat Perfilman

Film Selesai yang dibicarakan lebih dari 8 ribu tweet oleh 4 ribu akun Twitter selama dua minggu sejak penayangan ini membuktikan bahwa debat perfilman Indonesia masih hidup. Tak hanya dibicarakan dalam diskusi film oleh para pengamat film, Selesai juga dibicarakan dengan meriah oleh warganet awam secara umum. Meski sentimen negatif mendominasi percakapan warganet terkait topik ini, setidaknya kita dapat melihat bahwa masyarakat masih memiliki jiwa yang kritis dan apresiatif terhadap perfilman karya anak bangsa.

Sementara di sisi lain, ramainya diskusi soal film ini secara tidak langsung membawa keuntungan bagi Tompi dan kawan-kawan. Bagaimana tidak? Terlepas baik buruknya komentar warganet terhadap film ini, semakin banyak dibicarakan semakin banyak orang tahu dan penasaran dengan film ini. Demikian ulasan Media Monitoring Netray. Semoga diskusi perfilman Indonesia tidak pernah mati sehingga semakin banyak karya-karya berkualitas di masa mendatang.

Simak hasil analisis Netray lainnya di analysis.netray.id

Fenomena Childfree di Indonesia, Perspektif Agama hingga Budaya dari Warganet

Fenomena childfree belakangan ini marak diperbincangkan warganet di media sosial Twitter. Perbincangan mengenai keputusan childfree atau tidak memiliki anak tersebut ramai didiskusikan warganet mulai dari sudut pandang agama hingga budaya. Prinsip hidup tersebut masih dianggap tabu di Indonesia. Tentu saja hal ini disebabkan oleh perspektif kultur masyarakat yang masih menganggap pernikahan adalah keputusan untuk memiliki keturunan. 

Lantas, seperti apa keramaian warganet menanggapi fenomena ini? Adakah sudut pandang tertentu yang dijunjung warganet dalam berasumsi terkait hal tersebut? Berikut ulasan Media Monitoring Netray.

Pengertian dan Sejarah Childfree

Dikutip dari Wikipedia, childfree adalah sebuah keputusan atau pilihan hidup untuk tidak memiliki anak, baik itu anak kandung, anak tiri, ataupun anak angkat. Istilah childfree dibuat dalam bahasa Inggris di akhir abad ke 20. St. Augustine sebagai penganut kepercayaan Maniisme, percaya bahwa membuat anak adalah suatu sikap tidak bermoral, dan dengan demikian (sesuai sistem kepercayaannya) menjebak jiwa-jiwa dalam tubuh yang tidak kekal. Untuk mencegahnya, mereka mempraktikkan penggunaan kontrasepsi dengan sistem kalender.

Dalam buku No Kids: 40 Reasons For Not Having Children, Corinne Maier tertulis beragam alasan bagi seseorang yang memilih dan memutuskan untuk childfree. Mulai dari kurangnya finansial, masalah kesehatan, hingga kepedulian akan dampak negatif pada lingkungan yang bisa mengancam seperti over population dan kelangkaan sumber daya alam. 

Childfree di Tengah Budaya Indonesia

Fenomena ini mulai menjadi tren dan bahkan telah meningkat di Indonesia. Seperti yang tengah menjadi sorotan media yang mana seorang publik figur memutuskan dan memberitahukan kepada publik bahwa ia memilih hidup childfree. Hal ini pun menjadi bahan perbincangan publik yang mana gaya hidup ini masih dinilai tabu di tengah kultur Indonesia. 

Childfree dan Agama

Mayoritas masyarakat Indonesia yang menganut agama Islam, tentu saja memperdebatkan fenomena ini. Usut punya usut, topik ini mulai ramai diperbincangkan warganet setelah adanya thread dari akun Masjid Salman ITB yang membahas childfree dalam pandangan Islam. 

Childfree dan Overpopulation

Seperti yang dituliskan oleh Corinne Maier, salah satu alasan seseorang memutuskan untuk childfree ialah kepedulian akan dampak negatif pada lingkungan (over population). Hal ini ternyata juga disampaikan oleh beberapa netizen Indonesia yang memandang childfree sebagai salah satu cara untuk menyelamatkan bumi.

Childfree dan Masa Tua

Perdebatan gaya hidup untuk tidak memiliki anak pun tidak berhenti di sudut pandang di atas, bahkan persoalan masa tua seseorang penganut childfree pun menjadi topik diskusi warganet. Sentimen negatif muncul berkaitan dengan argumen warganet yang menilai masa tua penganut childfree akan terasa sulit karena tidak adanya anak yang mengasuh mereka. Namun, sentimen positif pun muncul dari warganet yang menilai seseorang yang memutuskan Childfree tentu saja telah memperhitungkan kehidupan mereka sejak dini. 

Gaya hidup childfree mungkin saja masih dianggap tabu oleh beberapa masyarakat di Indonesia. Budaya menikah dan memiliki keturunan hingga saat ini masih melekat di tengah kehidupan sosial. Namun keputusan untuk tidak memiliki anak atau menganut hidup childfree merupakan hak hidup seseorang. Semua tentu memiliki latar belakang alasannya masing-masing. Nah, bagaimana menurut kalian? 

Menelisik Kehadiran Kebijakan Pemerintah Turunkan Harga Tes Covid-19 dalam Pemberitaan Nasional

Sebagai salah satu instrumen guna membendung penyebaran virus Covid-19, keberadaan tes semacam PCR dan antigen tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain penerapan protokol kesehatan dan mengurangi interaksi langsung, melakukan tes secara rutin menjadi prasyarat wajib, terutama bagi mereka yang mendapat kelonggaran aturan karena bergerak di bidang esensial. Mengetahui kondisi kesehatan dengan cepat dan dalam skala masif untuk masyarakat, akan sangat membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan penanggulangan pandemi lebih jauh lagi.

Hanya saja akses terhadap tes Covid-19 sekiranya masih terbatas. Salah satu alasan yang membatasi ialah harga tes tersebut yang bisa dikatakan tidak cukup terjangkau. Sebut saja untuk tes dengan akurasi tinggi, yakni PCR bisa mencapai harga Rp 900.000 hingga Rp 1.500.000 atau lebih. Kondisi ekonomi masyarakat yang sedang lemah akibat pandemi ini tentu bisa menjadi alasan yang masuk akal untuk tidak melakukan tes mandiri. Meskipun pelaporan dan pelacakan persebaran virus adalah tulang punggung penanganan pandemi. Agar akses untuk tes Covid-19 secara mandiri terbuka lebih luas lagi, pemerintah kabarnya memotong harga tes Covid-19 yang disediakan oleh BUMN PT Kimia Farma.

Media Monitoring Netray ingin melihat bagaimana wacana ini beredar di media massa nasional. Transparansi informasi menjadi perhatian utama ketika berhadapan dengan kebutuhan keterbukaan akses. Masyarakat harus mendapat penjelasan terperinci dari kebijakan pemotongan harga tes PCR agar tidak terjadi praktik-praktik yang tidak diinginkan. Simak hasil pemantauan media massa yang dilakukan Netray atas topik tersebut di bawah ini.

Laporan Statistik Topik Turunnya Harga Tes Covid-19 PCR dan Antigen

Untuk mendapatkan data dari topik pemantauan, Netray memanfaatkan kata kunci harga dan tes pcr. Pemilihan kata kunci ini diketahui berhasil mendatangkan sejumlah data statistik sebagai pondasi analisis. Data pertama yang dapat ditampilkan di sini adalah kuantitas artikel yang terbit selama periode pemantauan. Periode pemantauan ditetapkan antara tanggal 12 Agustus hingga 18 Agustus 2021.

tes covid-19

Terpantau sebanyak 948 artikel yang mengandung kata kunci telah terbit dalam kurun waktu tujuh hari. Artikel tersebut diterbitkan oleh 92 kantor berita daring seperti Detikcom, Kumparan, Suara.com, dan lain sebagainya. Sebagian besar artikel, yakni sebanyak 822 tulisan, tergolong ke dalam kategori Health & Lifestyle. Sisanya terbagi-bagi dalam jumlah yang tidak signifikan di kategori Transportation, Finance & Insurance, hingga Government. Masing-masing kategori secara sederhana menjadi perspektif media massa saat menulis artikel tersebut.

Topik ‘turunnya harga tes Covid-19’ terhitung bergerak secara linier dengan titik kulminasi terjadi pada tanggal 16 Agustus 2021. Pada tanggal ini, publik disajikan 347 artikel selama 24 jam. Sedangkan pada satu hari sebelumnya, jumlah berita yang terbit sebanyak 238 artikel. Sehari pasca mencapai puncak tertinggi, kuantitas laporan berkurang secara drastis menjadi 98 artikel saja. Hingga nanti muncul isu baru terkait topik pemantauan, jumlah artikel yang terbit akan terus berkurang hingga tak lagi menjadi trending issue.

Diagram informasi statistik selanjutnya menunjukkan seberapa banyak laporan yang diterbitkan oleh masing-masing media massa. Dalam kasus tertentu, diagram Top Portal dapat menunjukan agenda dapur redaksi. Apakah mereka concern pada isu tertentu atau tidak. Bagaimana mereka membuat frame terhadap satu isu. Alaminya jika sebuah kantor redaksi memiliki minat khusus pada sebuah isu, mereka akan membuat banyak laporan untuk membentuk persepsi publik.

Dalam wacana ini, portal Detikcom menempati posisi tertinggi dengan 73 artikel selama periode pemantauan. Disusul dengan laman Kumparan dan Suara.com pada posisi kedua dan ketiga sebanyak 63 dan 57 artikel. Perbedaan yang tidak signifikan ini menunjukan bahwa tidak ada agenda khusus yang dimiliki oleh masing-masing dapur redaksi. Mereka membuat laporan sesuai dengan porsi keberadaan informasi terkait.

Grafik terakhir yang bisa diamati untuk menggali data statistik adalah grafik Sentiment Trend. Data ini bisa menunjukkan bagaimana sudut pandang media massa secara keseluruhan melihat isu tertentu.Secara garis besar media daring dalam negeri menilai wacana ‘turunnya harga tes covid-19’ sebagai sebuah hal yang positif. Terbukti bahwa dalam grafik terlihat sentimen positif cukup mendominasi dengan 532 artikel. Sedangkan sentimen negatif hanya muncul sebanyak 119 artikel saja.

Atlas Perkembangan Wacana Pemotongan Harga Tes Covid-19

Kebijakan pemotongan harga tes PCR dan antigen tidak muncul di siang bolong begitu saja. Terdapat proses pembangunan wacasna terlebih dahulu hingga mendorong pemerintah mengambil kebijakan. Sejauh pemantauan Netray, pembangungan wacana harga tes Covid-19 sudah muncul sejak di awal periode pemantauan. Sejumlah figur nasional, yang diwakili oleh dr. Tompi dan pengacara Hotman Paris, mempertanyakan harga tes covid-19 yang dinilai lebih mahal dibandingkan dengan negara lain seperti India.

Wacana serupa masih bertahan hingga dua hari kedepan. Sejumlah sudut pandang dan alasan ditampilkan ke ranah publik untuk membangun pemahaman masyarakat bahwa harga tes PCR dan antigen di Indonesia sangat mahal. Sedangkan negara-negara lain, kembali dengan contoh India, mampu menekan biaya kebutuhan tes sehingga lebih mudah diakses oleh warga. Impor perlengkapan tes disinyalir menjadi alasan mengapa tes Covid-19 di Indonesia mahal harganya.

Akhirnya di tanggal 15 Agustus 2021, Presiden Joko Widodo meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi untuk mengkaji ulang biaya tes PCR dan antigen. Tujuannya tentu untuk memangkas harga tes tersebut sehingga dapat diakses masyarakat lebih luas lagi. Kebijakan tersebut rencananya akan ditetapkan keesokan harinya, yakni pada tanggal 16 Agustus 2021. Jika sebelumnya tes PCR dikenakan biaya Rp 900.000 atau lebih, Presiden kini meminta harga tes di rentang antara Rp 450.000 hingga Rp 550.000, atau lebih murah 45 persen. Tak hanya itu, Presiden Joko Widodo juga meminta hasil tes diumumkan paling lama 1 X 24 jam.

Sesuai dengan arahan Presiden, harga tes PCR dan antigen akhirnya resmi dipangkas. Secara aturan, pemerintah menetapkan batasan tertinggi harga tes PCR yakni Rp 495.000 untuk wilayah Jawa-Bali. Sedangkan untuk luar wilayah tersebut akan dikenakan biaya sebanyak Rp 525.000 saja. Kemenkes juga menjelaskan dari mana aturan biaya tersebut didapatkan.

Selang satu hari setelah ditetapkan, sejumlah wilayah dilaporkan telah menerapkan aturan tersebut. Wilayah seperti Kota Tanjungpinang di Provinsi Riau dan Kabupaten Mimika telah menggunakan aturan yang baru guna melayani masyarakat di sekitarnya. Akses yang lebih luas terhadap instrumen tes Covid-19 ini diharapkan akan segera berdampak pada percepatan penanggulangan pandemi.

Penutup

Pemerintah diberitakan oleh media massa telah menepati janjinya untuk mempermudah akses masyarakat ke pelayanan tes Covid-19. Yakni dengan memangkas harga yang sebelumnya dinilai terlalu tinggi ketika dibandingkan dengan negara lain. Harga tes yang sejak awal mencapai angka di kisaran Rp 1 juta, kini berkurang 45 persen pada level Rp 495.000 hingga Rp 525.000 saja. Harapannya dengan keterbukaan akses ini permasalahan pandemi Covid-19 bisa segera diselesaikan, dengan menimbang protokol dan instrumentasi kesehatan lainnya.

Mural Kritik Pemerintah Dihapus Hingga Tuai Kontroversi

Mural merupakan lukisan pada dinding yang telah ada sejak 30.000 sebelum Masehi. Kerap digunakan sebagai sarana berekspresi, mural bukan merupakan hal yang asing bagi masyarakat. Belum lama ini perbincangan terkait mural menjadi topik hangat di media sosial. Hal ini dipicu adanya penghapusan beberapa mural yang dinilai mengandung kritik terhadap pemerintah oleh pihak kepolisian. Sayangnya penghapusan mural tersebut justru menuai kontroversi dan menimbulkan anggapan pemerintah yang anti kritik. Media Monitoring Netray melakukan pemantauan terkait topik ini untuk melihat perdebatan dari warganet. Simak hasil pantauan Netray berikut.

Mural

Bila diamati melalu Top Words di atas terlihat beberapa kosakata terkait topik ini, seperti dihapus, kritik, takut, jokowi404notfounf, kuhp, dan beberapa kosakata lainnya. Sebelumnya, media sosial ramai dengan mural bergambar wajah Presiden Joko Widodo bertuliskan ‘404: Not Found‘. Mural tersebut berlokasi di Batuceper, Tangerang, Banten. Tepatnya di terowongan inspeksi Tol Kunciran-Bandara Soekarno Hatta. Mural tersebut tidak diketahui siapa pembuatnya, kemudian viral dan dihapus oleh pihak kepolisian Tangerang.

Netray melakukan pemantauan sejak 11 Agustus 2021 sampai dengan 17 Agustus 2021. Berdasarkan pantauan Netray ditemukan sebanyak 35.4 ribu tweets warganet yang membicarakan topik ini dengan didominasi oleh tweets bersentimen negatif. Adapun jumlah impresi terkait topik ini mencapai 96.6 juta dengan potensi jangkauan sebesar 152.9 juta. Melalui grafik di atas terlihat perbincangan warganet pun meningkat secara signifikan sejak 13 Agustus 2021 hingga puncaknya terjadi pada 16 Agustus 2021. Meski telah dihapus oleh pihak kepolisan, jejak digital mural tersebut telah lebih dulu terekam dan tersebar di media sosial dan menjadi perbincangan masyarakat luas.

Pemerintah Hapus Mural dan Buru Pelaku, Anti Kritik kah?

Sebagai lukisan yang telah ada sejak sebelum Masehi, mural juga memiliki fungsi untuk mendokumentasikan peradaban. Mural pada zaman kuno juga memuat sejarah kehidupan manusia seperti cara mereka berburu, memperoleh makanan hingga berbagai tradisi yang terekam melalui mural. Memasuki era modern mural berkembang menjadi seni yang lebih kontemporer sebagai sarana menyampaikan ekspresi sosial.

Kita dapat menemukan mural di berbagai tempat dengan gambar dan makna yang beragam. Tak jarang mural-mural tersebut memuat pesan satire dan tidak diketahui siapa pembuatnya. ‘Jokowi 404: Not Found’ menjadi salah satu mural yang belakangan membuat kehebohan karena dinilai menghina kepala negara. Padahal bagian mata dalam mural tersebut ditutupi oleh pesan ‘404:Not Found’. Namun, hal ini tidak mengurangi sangkaan dari berbagai kalangan bahwa gambar dan makna dalam mural tersebut ditujukan kepada bapak Presiden Joko Widodo. Hal ini kemudian menimbulkan beragam respons warganet.

Mereka yang pro akan penghapusan mural tersebut menilai mural ‘404:Not Found’ tidak pantas. Mereka menilai gambar tersebut memiliki dalang intelektual dan mengingatkan siapa saja untuk boleh mengkritik namun jangan menghina seorang kepala negara. Saat ini dikabarkan pelaku kini tengah diburu oleh pihak kepolisian.

Menanggapi hal tersebut mereka yang kontra pun menilai bahwa penghapusan mural tersebut merupakan salah satu bentuk dari kematian demokrasi di Indonesia. Mereka menilai pemerintah menjadi anti kritik dengan memburu pembuatnya seolah teroris. Meski sebagai pembelaannya yang dilansir melalui laman Kompas TV Staf Khusus Mensesnag Faldo Maldini mengatakan bahwa Presiden tidak pernah marah saat dikritik. Namun, hal ini justru dipertanyakan oleh Sosiolog Politik UNJ, Ubedilah Badrun yang mengatakan bahwa jika Presiden tidak marah saat dikritik, lantas kenapa mural harus dihapus?

Padahal mural yang memuat sindiran terhadap elite penguasa kerap ditemukan di berbagai wilayah. Hal ini tak hanya menjadi sebuah karya seni namun juga sarana berekspresi bagi masyarakat. Sayangnya, tak hanya mural ‘404:Not Found’ saja yang mengalami penghapusan tetapi juga salah satu mural lainnya yang berada di Pasuruan. Mural tersebut bertuliskan ‘Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit’. Penghapusan mural tersebut dinilai menjengkelkan bagi warganet yang kontra akan tindakan pemerintah yang lagi-lagi menunjukkan sikap anti kritik.

Pembuat Mural Diburu Bukti dari Lumpuhnya Kebebasan Berekspresi dan Kritik yang Dibatasi

Mural dihapus dan pembuat diburu oleh pihak kepolisian menjadi tindakan yang justu menuai kritik tajam dari warganet. Kritik tersebut salah satunya disampaikan oleh akun @anggasasongko yang mengatakan politisi takut sama mural adalah secupu-cupunya politisi dan menurutnya berkesenian adalah setangguh-tangguhnya oposisi. Tak sampai disitu akun @BudiSetyarso juga mengingatkan sulitnya berekspresi di masa ini, mengingat mengkritik melalui meme dapat dijerat ITE, sementara kritik melalui mural juga dapat dihadang KUHP.

Salah satu warganet bahkan membandingkan hal ini dengan kebebasan berekspresi di negara lainnya, yaitu di Amerika saat Donald Trump menjadi bahan mural namun pembuatnya tidak pernah diburu dan dipersoalkan. Hal tersebut karena di Amerika menjunjung tinggi kebebasan dalam berekspresi. Menariknya lagi salah satu warganet juga menilai bahwa mural-mural tersebut lebih artistik dibanding baliho-baliho parpol yang kini mulai ramai menghiasi papan reklame jalanan di berbagai wilayah.

Top Categories

Pada kategori Top Accounts terlihat akun @mrcipage menempati urutan teratas kategori ini, diikuti oleh beberapa akun lainnya, seperti @sketsagram, @BudiSetyarso, dan beberapa akun lainnya. Selain itu, pada kategori Top People terlihat nama Presiden Joko Widodo menempati urutan teratas kategori ini. Tentu saja hal ini berkaitan dengan dirinya sebagai kepala negara Indonesia yang kini menjadi sasaran kritik masyarakat Indonesia.

Pada kategori Top Organizations terlihat KPK dan Demokrat menempati urutan teratas kategori ini. Hal ini berkaitan dengan tanggapan fraksi Demokrat yang mengatakan bahwa lebih baik polisi membantu KPK untuk menangkap Harun Masiku dibanding memburu pembuat mural Jokowi. Adapun pada ketegori Top Complaints terlihat beberapa kata keluhan dari warganet, seperti tidak punya peradaban, keterlaluan, otoriter, dan beberapa kosakata lainnya yang mewarnai keluhan warganet dalam menanggapi persoalan ini. Sementara itu, pada kategori Top Locations terlihat Tangerang dan Pasuruan menjadi lokasi utama perbincangan warganet. Hal ini berkaitan dengan dua wilayah tersebut merupakan lokasi dari mural yang dihapus oleh pihak kepolisian setempat.

Sebagai sarana berekspresi mural dapat menjadi media untuk menuangkan isi pikiran dari pembuatnya. Lahirnya kritik melalui berbagai media merupakan bentuk kekesalan masyarakat terhadap para penguasa yang dinilai mengecewakan. Terutama belakangan ini saat pandemi tak kunjung usai sementara kebijakan pemerintah justru dinilai menyengsarakan masyarakat kecil. Keadaan yang sulit tersebut melahirkan sebuah kritik atas kebijaksanaan seorang pemimpin yang seharusnya mampu melindungi dan memberi rasa aman terhadap rakyatnya. Tak heran bila akhirnya beberapa orang memilih melampiaskan hal tersebut melalui karyanya.

Demikian hasil pantauan dan pengamatan Netray, simak informasi lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Rekomendasi Aplikasi Edit Video ala Warganet

0

Kreativitas dalam bermedia sosial kini tak hanya terbatas pada cara kita mengolah teks menjadi kalimat yang menarik, namun juga pada bagaimana kita dapat membagikan sebuah foto dan video yang kreatif dan artistik. Hadirnya beberapa media sosial dengan fitur berupa konten video dapat menjadi wadah untuk berkarya. Nah tentu dalam mengambil video pasti dilakukan pengeditan untuk memotong atau merapikan bagian-bagian video tersebut. Dalam melakukan pengeditan tentu membutuhkan aplikasi edit video untuk menghasilkan video yang bagus sesuai keinginan. 

Kali ini Media Monitoring Netray akan mengulas beberapa aplikasi editing video yang paling banyak diperbincangkan oleh warganet. Apa saja aplikasi tersebut? Apakah kamu menggunakan salah satu aplikasinya? Yuk simak infografik berikut.

Dengan memasukan kata kunci aplikasi && edit video, Netray merangkum beberapa aplikasi yang paling sering menjadi perbincangan warganet. Dilihat dari Top Words di atas, terdapat kosakata capcut, kinemaster, inshot, dan filmora. Keempat aplikasi lantas dimasukan sebagai kata kunci mandiri. Bagaimana impresi warganet untuk masing-masing aplikasi tersebut.

1. Capcut

Perangkat lunak yang satu ini paling banyak mendulang tweet sebagai salah satu aplikasi edit video pilihan warganet. Selain mudah dioperasikan, CapCut juga banyak menyediakan template dan efek yang bagus lho. Akan tetapi, warganet juga mengeluhkan jenis font pada CapCut yang kurang bervariasi.

2. Inshot

Aplikasi Inshot dapat digunakan untuk mengedit video maupun foto. Warganet banyak menggunakan Inshot karena hasil akhir editan tidak memiliki watermark. Kemudahan pengaplikasian yang ditawarkan Inshot ini juga banyak direkomendasikan untuk pemula.

3. KineMaster

Aplikasi selanjutnya adalah KineMaster. Perangkat lunak yang pertama kali dikembangkan oleh NexStreaming ini memiliki fitur lengkap untuk keperluan pengeditan video. Selain mudah digunakan di smartphone, KineMaster juga langsung terhubung pada platform media sosial, seperti Youtube, Tiktok, dll. Wah, tidak kerja dua kali ya.

4. Filmora

Aplikasi yang satu ini dapat dikatakan sebagai aplikasi paling mudah dipelajari. Selain itu, ukuran aplikasi Filmora pun sangat ringan sehingga tidak sedikit warganet menempatkan Filmora sebagai solusi untuk mengedit video.

Beberapa aplikasi editing video yang telah dipaparkan di atas menawarkan keunggulannya masing-masing. Tergantung kalian mau memilih menggunakan aplikasi yang mana, atau justru sudah mengunduh aplikasi selain keempat aplikasi di atas? Apapun itu semua aplikasi bagus. Bagikan pengalaman kamu menggunakan aplikasi editor video pada kolom komentar di bawah ya. 

Perbincangan Warganet Terkait Tahun 2024, dari Baliho Parpol hingga Olympic

Beberapa waktu belakangan topik seputar tahun 2024 menjadi topik hangat yang diperbincangkan oleh warganet. Bagaimana tidak, tanpa disadari saat ini para aktor politik mulai gencar memasang foto mereka di baliho-baliho jalanan di berbagai wilayah. Menanggapi hal tersebut warganet pun bereaksi dengan mengunggah opini mereka di kanal Twitter. Tidak sedikit dari mereka yang menilai panggung politik 2024 telah dimulai. Sebagaimana diketahui, tahun 2024 mendatang merupakan tahun pemilihan presiden. Menariknya 2024 ternyata tak hanya persoalan pesta demokrasi, namun juga digelarnya kembali ajang olahraga internasional yakni Olympic Paris. Lalu bagaimana perbincangan warganet terkait topik ini? Simak hasil pantauan Media Monitoring Netray berikut.

tahun 2024

Netray mengamati laju perbincangan warganet terkait topik ini selama 30 hari, yaitu sejak 14 Juli 2021 sampai dengan 12 Agustus 2021. Selama periode pantauan tersebut terlihat beberapa kosakata terkait topik ini, seperti capres, pilpres, 2024, partai, baliho, olympics, dan beberapa kosakata lainnya. Beberapa kosakata populer tersebut berkaitan dengan topik perbincangan warganet terkait tahun 2024.

Sementara itu, berdasarkan statistik hasil pantauan Netray terlihat total tweets pada topik 2024 mencapai 60.5 ribu dengan didominasi oleh tweets bersentimen negatif. Adapun jumlah impresi warganet terkait topik ini mencapai 350.4 juta dengan potensi jangkauan sebesar 199.5 juta. Jumlah tersebut membuktikan bahwa tahun 2024 merupakan topik yang menjadi perbincangan hangat warganet. Padahal saat ini tahun 2021 masih belum berlalu. Lalu mengapa tahun 2024 menjadi begitu menarik? Apa yang memantik warganet untuk memperbincangkan topik ini?

Bila diamati melalui grafik di atas perbincangan terkait topik ini muncul di setiap harinya dan semakin meningkat secara siginifikan pada beberapa waktu belakangan. Tahun 2024 menjadi tahun pesta demokrasi kembali digelar. Meski 2024 masih beberapa tahun lagi euforia terkait pemilihan Presiden tersebut telah dimulai oleh para parpol.

Namun, sepertinya tahun 2024 tak melulu persoalan pemilihan Presiden namun juga digelarnya kembali pesta olahraga dunia Olympic pada 2024 mendatang. Hal ini diamati dari laju perbincangan warganet yang terlihat melalui Top Words sebelumnya dan pada Media Populer pantauan Netray.

Baliho Politisi Menghiasi Jalanan, Warganet: Ternyata 2024 Udah Mulai Gais

Agaknya perbincangan terkait tahun 2024 memang tidak dapat terlepas dari pesta demokrasi yang akan digelar pada tahun tersebut. Periode kepemimpinan Jokowi akan habis pada tahun 2024 dan akan dilakukan kembali pemilihan Presiden untuk Indonesia. Setelah dua periode menjabat Jokowi tidak dapat kembali mencalonkan diri. Itulah sebabnya pemilihan kali ini dinilai lebih menarik karena warganet mulai menduga-duga siapakah bakal calon presiden Indonesia di 2024 mendatang.

Namun beberapa waktu belakangan warganet mulai menyadari akan hadirnya baliho-baliho di bahu jalanan yang memuat foto tokoh dan partai politik naungan mereka. Menanggapi hal tersebut warganet pun ramai menyampaikan opini. Simak beberapa tweet berikut.

Terlihat warganet mengomentari baliho-baliho parpol yang mulai menghiasi jalanan. Sebagian warganet pun merasa kesal akan hal ini. Mereka menilai timing dari ‘kampanye’ tersebut tak tepat waktu. Pasalnya saat ini Indonesia masih mengalami masa sulit akibat pandemi yang terus berlangsung. Tak heran bila kemudian warganet menanggapi sinis hal ini, bahkan terdapat warganet yang berniat golput pada 2024 mendatang.

Tahun 2024 Tak Melulu Soal Politik, Warganet Juga Menanti Olympic Paris

Setelah Olimpiade Musim Panas Tokyo berakhir, kini warganet menantikan ajang olahraga internasional tersebut yang akan kembali digelar pada tahun 2024 mendatang di Paris. Sebagaimana diketahui, ajang olahraga yang digelar di Tokyo berlangsung pada 23 Juli 2021-8 Agustus 2021. Setelah ajang olahraga dunia tersebut selesai kini warganet Indonesia pun mengucapkan selamat tinggal dan bersiap menyambut Olympic Paris 2024. Mereka juga berharap Indonesia dapat tampil dengan lebih baik di ajang olahraga tersebut.

Top Categories

Pada kategori Top Accounts terlihat akun @kanyamary menempati urutan teratas kategori ini. Hal ini berkaitan dengan tweetnya yang menunjukkan foto baliho para politisi dan bersanding dengan papan reklame milik Traveloka yang menampilkan seorang aktor Korea. Ia pun beropini lebih memilih Han Ji Pyeong dibanding dengan dua foto di/belakangnya. Hal ini pun mencuri perhatian warganet hingga tweet tersebut ramai dengan like, komentar, dan re-tweet warganet lainnya.

Pada kategori Top People terlihat akun @kanyamary juga menempati urutan teratas kategori ini. Selain itu, terlihat beberapa nama lainnya, seperti Anies Baswedan, Ganjar, dan lain sebagainya. Pada kategori Top Organization terlihat Indonesia menempati urutan teratas, diikuti oleh akun @bulutangkisRI serta beberapa nama Parpol.

Perbincangan terkait tahun 2024 agaknya semakin hari semakin mengalami peningkatan secara siginifikan. Berdasarkan pantauan Netray hal ini dipengaruhi oleh dua hal; pertama terkait pemasangan baliho Parpol yang mulai mengkampanyekan tahun pesta demokrasi pada 2024 mendatang dan kedua perbincangan seputar Olympic Paris yang akan digelar pada tahun yang sama.

Demikian hasil pantauan Netray simak informasi terbaru lainnya melalui https://analysis.netray.id/