Home Blog Page 10

Manajemen Krisis 101: Langkah Penting untuk Menyelamatkan Bisnis Anda

Dalam dunia bisnis, manajemen krisis sangat penting untuk menjaga kelangsungan perusahaan saat menghadapi tantangan besar. Krisis bisa berupa masalah keuangan, operasional, atau reputasi. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, dampaknya bisa menurunkan kepercayaan publik hingga menyebabkan kebangkrutan.

Sebagai contoh, beberapa bisnis besar di Indonesia menghadapi tantangan besar akibat kurangnya kesiapan menghadapi krisis. Salah satu kasus terbaru adalah eFishery, sebuah startup akuakultur yang sebelumnya sukses berkembang pesat tetapi kini tengah menghadapi dugaan pemalsuan data keuangan. Kasus ini menunjukkan bagaimana kurangnya pengelolaan risiko dan transparansi dapat berdampak buruk pada keberlanjutan bisnis.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa setiap bisnis harus siap menghadapi krisis. Artikel ini akan membahas langkah-langkah penting dalam manajemen krisis, dari identifikasi hingga pemulihan, agar bisnis tetap bertahan di tengah tantangan.

Gambar 1. Ilustrasi manajemen krisis dalam bisnis

Mengenali Krisis dalam Bisnis

Langkah pertama dalam manajemen krisis adalah mengenali jenis dan tanda-tanda krisis sejak dini. Krisis bisnis dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan kemampuan untuk mengidentifikasinya dengan cepat sangat penting agar dampaknya dapat diminimalkan.

Jenis-Jenis Krisis dalam Bisnis

  • Krisis Keuangan – Terjadi ketika perusahaan mengalami kesulitan likuiditas, penurunan pendapatan drastis, atau beban utang yang tinggi. Contohnya, kebangkrutan yang dialami beberapa startup akibat salah strategi investasi.
  • Krisis Reputasi – Muncul akibat skandal, berita negatif, atau ulasan buruk dari pelanggan. Contohnya, kasus Pertamax oplosan yang mencoreng citra Pertamina di mata publik.
  • Krisis Operasional – Terjadi ketika ada gangguan besar dalam proses bisnis, seperti kegagalan produksi atau gangguan rantai pasokan.
  • Krisis Hukum – Berkaitan dengan masalah hukum seperti gugatan, pelanggaran regulasi, atau penyelidikan pemerintah.
  • Krisis Teknologi – Timbul akibat kegagalan sistem IT, kebocoran data, atau serangan siber yang mengganggu operasional bisnis.

Tanda-Tanda Krisis Bisnis

Salah satu indikator utama krisis adalah penurunan kepercayaan publik, yang dapat terlihat dari meningkatnya keluhan pelanggan, ulasan negatif, hingga boikot terhadap produk atau layanan. Selain itu, masalah keuangan yang berulang, seperti kesulitan membayar hutang, penurunan profit, atau pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, juga menjadi tanda serius. 

Krisis juga dapat ditandai dengan gangguan produksi dan operasional, seperti keterlambatan distribusi, penurunan kualitas produk, atau kegagalan dalam memenuhi permintaan pasar. Di sisi lain, perhatian media yang negatif dalam bentuk pemberitaan buruk dapat memperburuk citra perusahaan, mengurangi kepercayaan investor, serta memicu reaksi negatif dari konsumen dan pihak berwenang. Mengenali tanda-tanda ini sejak dini sangat penting agar perusahaan dapat segera mengambil langkah mitigasi sebelum situasi semakin memburuk.

Gambar 2. Ilustrasi manajemen krisis dalam bisnis

Tahapan Manajemen Krisis yang Efektif

Untuk menghadapi krisis dengan baik, perusahaan perlu menerapkan strategi manajemen krisis yang sistematis. Berikut adalah tahapan utama dalam menangani krisis agar dampaknya dapat diminimalkan dan bisnis dapat segera pulih.

1. Identifikasi Krisis

Langkah pertama adalah mengenali tanda-tanda krisis sejak dini. Perusahaan harus memiliki sistem pemantauan untuk mendeteksi masalah, baik dari sisi keuangan, operasional, maupun reputasi. Sebagai contoh kasus seperti Pertamax oplosan menunjukkan pentingnya pengawasan internal agar potensi krisis dapat dicegah sebelum berkembang lebih luas.

2. Pembentukan Tim Krisis

Saat krisis terjadi, perusahaan harus segera membentuk atau mengaktifkan tim manajemen krisis yang terdiri dari pimpinan, divisi PR, hukum, dan operasional. Tim ini bertanggung jawab dalam mengambil keputusan cepat dan efektif guna mengatasi situasi dengan strategi yang tepat.

3. Perencanaan dan Respons Cepat

Setelah tim terbentuk, langkah selanjutnya adalah menyusun strategi penanganan. Ini mencakup penyelidikan akar masalah, koordinasi internal, dan penerapan tindakan darurat. Dalam kasus krisis reputasi, misalnya, perusahaan harus segera merilis pernyataan resmi untuk meredakan kepanikan publik dan menjelaskan langkah-langkah perbaikan yang diambil.

4. Komunikasi Transparan dan Terbuka

Salah satu aspek krusial dalam manajemen krisis adalah komunikasi yang jelas dan terbuka kepada publik, pelanggan, serta pemangku kepentingan. Perusahaan harus memberikan informasi yang akurat dan menghindari penyebaran informasi yang tidak jelas, yang dapat memperburuk situasi. Dalam kasus Pertamax oplosan, transparansi dalam menjelaskan penyebab masalah dan langkah perbaikan dapat membantu mengembalikan kepercayaan konsumen.

5. Evaluasi dan Pemulihan

Setelah krisis mereda, perusahaan perlu melakukan evaluasi untuk menganalisis penyebab utama dan efektivitas respons yang telah dilakukan. Dari evaluasi ini, perusahaan dapat memperbaiki kebijakan, meningkatkan pengawasan, dan memperkuat sistem mitigasi risiko agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Gambar 3. Ilustrasi manajemen krisis dalam bisnis

Alat dan Teknologi Pendukung Manajemen Krisis

Dalam era digital, teknologi memainkan peran penting dalam manajemen krisis, memungkinkan perusahaan merespons lebih cepat dan efektif. Berikut adalah beberapa alat dan teknologi yang dapat membantu dalam mengelola dan mengatasi krisis bisnis.

1. Sistem Pemantauan Media dan Sentimen Publik

Alat pemantauan media monitoring seperti Netray, atau Google Alerts, hingga Talkwalker, memungkinkan perusahaan memantau pemberitaan dan sentimen publik di media sosial serta portal berita. Dengan alat ini, perusahaan dapat mendeteksi potensi krisis sejak dini, seperti meningkatnya keluhan pelanggan atau tren negatif yang berkembang di media sosial.

2. Platform Manajemen Komunikasi

Komunikasi yang cepat dan terkoordinasi sangat penting dalam menangani krisis. Alat seperti Slack, Microsoft Teams, atau Zoom memudahkan koordinasi internal, sementara Hootsuite dan Sprout Social membantu dalam mengelola komunikasi dengan publik melalui media sosial secara lebih terstruktur.

3. Software Manajemen Risiko dan Keamanan Data

Krisis seringkali terkait dengan keamanan siber dan keamanan data. Perusahaan dapat menggunakan solusi seperti IBM OpenPages, Palo Alto Networks, atau Splunk untuk mendeteksi dan mengatasi ancaman siber yang berpotensi menimbulkan krisis.

4. Sistem Manajemen Krisis (Crisis Management Software)

Beberapa perusahaan menggunakan software khusus untuk menangani krisis, seperti Noggin, Everbridge, atau Crises Control. Software ini membantu dalam perencanaan respons krisis, pelacakan insiden, serta dokumentasi langkah-langkah mitigasi yang diambil.

5. Chatbot dan AI untuk Layanan Pelanggan

Saat krisis terjadi, perusahaan sering dibanjiri pertanyaan dan keluhan dari pelanggan. Chatbot berbasis AI seperti yang disediakan oleh Zendesk, Drift, atau Intercom dapat membantu merespons pertanyaan dasar dengan cepat, mengurangi tekanan pada tim layanan pelanggan.

6. Cloud Computing untuk Keamanan Data dan Operasional

Teknologi cloud computing dari penyedia seperti AWS, Google Cloud, atau Microsoft Azure memungkinkan perusahaan menyimpan data dengan lebih aman dan memastikan operasional tetap berjalan meskipun terjadi gangguan atau krisis teknologi.

Kesalahan Umum dalam Manajemen Krisis dan Cara Menghindarinya

Dalam menangani krisis, banyak perusahaan melakukan kesalahan yang justru memperburuk situasi. Berikut adalah beberapa kesalahan umum dalam manajemen krisis serta cara menghindarinya agar bisnis tetap dapat bertahan dan pulih dengan baik.

1. Meremehkan atau Mengabaikan Tanda-Tanda Krisis

Banyak perusahaan tidak menyadari atau bahkan mengabaikan tanda-tanda awal krisis, seperti meningkatnya keluhan pelanggan, penurunan penjualan, atau berita negatif di media. Hal ini dapat membuat krisis berkembang menjadi lebih besar dan sulit dikendalikan.

Solusi: Perusahaan harus memiliki sistem pemantauan krisis yang aktif, seperti pemantauan media sosial dan feedback pelanggan, agar dapat segera mengambil langkah pencegahan.

2. Lambat dalam Merespons

Terlambat memberikan pernyataan atau solusi saat krisis terjadi bisa memperburuk situasi dan merusak reputasi perusahaan. Publik dan pemangku kepentingan menginginkan respons yang cepat dan transparan.

Solusi: Perusahaan perlu memiliki protokol tanggap darurat dan tim krisis yang siap bergerak dalam waktu singkat untuk memberikan klarifikasi serta solusi yang tepat.

3. Komunikasi yang Tidak Transparan atau Bertentangan

Banyak bisnis berusaha menutupi masalah atau memberikan informasi yang bertentangan, yang justru dapat memperburuk kepercayaan publik. Ketidakkonsistenan dalam komunikasi juga dapat membuat pelanggan dan investor bingung.

Solusi: Perusahaan harus selalu mengedepankan komunikasi yang transparan dan jujur. Jika informasi belum tersedia sepenuhnya, lebih baik menyampaikan bahwa investigasi sedang dilakukan daripada memberikan informasi yang salah.

4. Tidak Memiliki Rencana Manajemen Krisis

Beberapa perusahaan tidak memiliki strategi atau rencana yang jelas dalam menghadapi krisis, sehingga respons mereka menjadi tidak terorganisir dan berpotensi memperburuk keadaan.

Solusi: Perusahaan harus menyusun dan memperbarui rencana manajemen krisis, termasuk skenario penanganan untuk berbagai jenis krisis, dari masalah keuangan hingga serangan siber atau skandal reputasi.

5. Mengabaikan Dampak Jangka Panjang

Beberapa perusahaan hanya fokus menyelesaikan krisis dalam jangka pendek tanpa memikirkan dampak jangka panjang terhadap reputasi, loyalitas pelanggan, dan kepercayaan investor.

Solusi: Setelah krisis mereda, penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh, memperbaiki kebijakan internal, serta melakukan perbaikan strategi agar kejadian serupa tidak terulang.

Manajemen krisis yang efektif memastikan bisnis tetap stabil di tengah tantangan. Mengenali tanda-tanda awal, merespons cepat, dan menjaga komunikasi transparan adalah langkah utama untuk meminimalkan dampak negatif. Evaluasi pasca-krisis juga penting untuk memperbaiki kebijakan dan mencegah masalah serupa di masa depan.

Jangan tunggu sampai krisis terjadi! Gunakan Netray Media Monitoring untuk memantau tren, sentimen publik, dan potensi risiko sejak dini. Dengan data dan analisis yang akurat, Anda dapat mengambil keputusan strategis lebih cepat dan menjaga reputasi bisnis tetap kuat.

Editor: Ananditya Paradhi

Skandal Korupsi Pertamax Oplosan: Warganet Kesal Kerugian Negara Fantastis

Skandal bahan bakar minyak (BBM) Pertamax mencuat setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap adanya praktik korupsi yang dilakukan oleh oknum di PT Pertamina Patra Niaga. Skandal ini melibatkan dugaan pencampuran (pengoplosan) BBM Pertamax dengan Pertalite, yang berpotensi merugikan negara hingga Rp 193,7 triliun.

Praktik koruptif ini terjadi antara tahun 2018 hingga 2023. Modus operandi yang dilakukan adalah mencampur Pertamax, yang memiliki harga dan angka oktan (RON) lebih tinggi, dengan Pertalite yang lebih rendah dan murah. Dengan mencampurkan kedua jenis BBM ini, pelaku korupsi mendapat untung dari selisih harga BBM dengan kualitas lebih rendah menggunakan harga Pertamax.

Beberapa pejabat telah ditetapkan sebagai tersangka skandal korupsi Pertamax oplosan ini, termasuk Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan. Kejagung masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap pihak-pihak lain yang terlibat.

Pemantau Media Korupsi Pertamax Oplosan

Untuk mengetahui bagaimana media massa melaporkan kasus ini. Netray memantau pemberitaan media online selama tanggal 25 Februari – 2 Maret 2025 menggunakan kata kunci ‘pertamax’. Hasilnya ditemukan 1033 artikel dari total 68 media. Dalam 5 hari pemantauan pemberitaan terkait korupsi ini begitu masif hingga mencapai ratusan berita per harinya. Puncak pemberitaan terjadi pada tanggal 27 Februari 2025. Hari itu pemberitaan dipenuhi dengan penangkapan tersangka baru Maya Kusmaya, serta jumlah kerugian negara akibat korupsi ini mencapai Rp 1 Kuadriliun jika dihitung sejak tahun 2018.

Gambar 1. Statistik pemberitaan kasus pertamax oplosan
Gambar 2. Intensitas pemberitaan kasus pertamax oplosan

Untuk mengetahui topik yang paling mendominasi media massa, Netray menggunakan fitur top words atau kosakata populer. Seperti terlihat pada grafik di bawah nama-nama tersangka tampak mendominasi. Nama yang paling banyak dibahas media massa adalah Riva Siahaan, sang Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, yang telah menjabat sejak Juni 2023. Riva diduga berperan mengarahkan pengoplosan bahan bakar minyak jenis Pertalite (RON 90) menjadi Pertamax (RON 92).

Gambar 3. Jajaran kata populer
Gambar 4. Sampel berita riva

Pertalite yang telah dibeli ini kemudian di-blending di Storage/Depo agar menjadi RON 92. Bersama Sani Dinar Saifuddin menjabat sebagai Direktur Optimasi Feedstock & Produk di PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) dan Agus Purwono sebagai Wakil Presiden Manajemen Feedstock di PT KPI diduga melakukan pengondisian dalam rapat optimasi hilir. Mereka sengaja mengatur jalannya rapat agar keputusan yang diambil mengarah pada impor minyak mentah dan produk kilang. Selain itu mereka menurunkan produksi di kilang minyak secara sengaja, sehingga kebutuhan minyak mentah dalam negeri tidak terserap. Produksi minyak metah dalam negeri oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS) pun ikut ditolak dengan alasan tidak memenuhi spesifikasi. Warta ini seperti yang dilaporkan portal Tribun News dan Tribun Tangerang.

Gambar 5. Sampel berita riva

Selain Riva, nama yang banyak dibahas media massa adalah Maya Kusmaya sebagai Direktur Pemasaran PT Pertamina Patra Niaga dan  Edward Corne selaku VP Trading Produk Pertamina Patra Niaga juga terseret dalam pusaran kasus ini. Keduanya diduga membeli bahan bakar berkualitas lebih rendah (RON lebih rendah) tetapi membayarnya seolah-olah setara dengan RON 92, yang menyebabkan kerugian besar bagi negara. Tak hanya itu, mereka juga melakukan blending ilegal, mencampur RON 88 dengan RON 92 di PT Orbit Terminal Merak untuk menghasilkan bahan bakar dengan kualitas yang lebih baik di atas kertas, tetapi tetap tidak sesuai standar.

Gambar 6. Sampel berita maya

Maya Kusmaya dan Edward Corne juga melanggar aturan dengan menggunakan metode pembelian langsung (spot) atau penunjukan langsung yang berlaku saat itu. Padahal, seharusnya mereka menggunakan metode pemilihan langsung dengan perencanaan jangka panjang agar bisa mendapatkan harga yang lebih wajar dan menguntungkan. Kabar ini tampak dituliskan portal Kompas dan Viva.

Gambar 7. Sampel berita edward

Nama Muhammad Kerry Adrianto Riza turut mencuri perhatian media massa dalam kasus ini. Sebagai putra dari Muhammad Riza Chalid, pengusaha yang kerap dijuluki “raja minyak”, Kerry menjabat sebagai pemilik manfaat (beneficial owner) PT Navigator Khatulistiwa dan diduga memainkan peran penting dalam operasi PT Orbit Terminal Merak, yang menjadi lokasi pencampuran bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax oplosan.

Gambar 8. Sampel berita riza

Tak hanya itu, Kerry juga diduga meraup keuntungan besar melalui mark-up biaya transportasi minyak mentah yang dilakukan oleh PT Pertamina International Shipping. Biaya ini dinaikkan secara sistematis hingga 13-15%, dengan kelebihan dana yang mengalir ke perusahaan-perusahaan yang terkait dengannya. Praktik ini semakin memperbesar kerugian negara dan memperlihatkan bagaimana skema ini dijalankan dengan rapi.

Skandal ini bahkan menyeret nama sang ayah, Riza Chalid. Rumah mewahnya di Jalan Jenggala 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, turut digeledah oleh penyidik Kejaksaan Agung, yang berhasil menyita setidaknya 144 bundel dokumen penting. Rumah tersebut diduga juga difungsikan sebagai kantor oleh Kerry. Penggeledahan ini menjadi langkah krusial untuk mengungkap benang merah antara kesaksian para tersangka dengan dokumen-dokumen yang ditemukan—membuka lebih banyak fakta di balik kasus yang mengguncang industri energi nasional ini. Hal ini terlihat dituliskan portal Tribun Surya Malang dan Tribun Warta Kota.

Gambar 9. Sampel berita riza

Menariknya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mantan Komisaris Utama Pertamina, turut bersuara dalam kasus ini. Ahok mengaku sangat mengenal sosok Riva Siahaan, bahkan Riva adalah salah satu Direktur Utama yang pernah memicu kemarahannya. Dalam beberapa kesempatan, Ahok tak segan mengancam akan memecat dan memarahi Riva, meskipun ia tidak memiliki wewenang langsung untuk memberhentikan seorang Direktur Utama.

Gambar 10. Sampel berita ahok

Salah satu ketegangan antara Ahok dan Riva terjadi ketika Ahok menuntut dihilangkannya transaksi tunai di seluruh SPBU. Ia juga mendorong penggunaan alat pengukur (gauges) digital untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi. Namun, alih-alih mengikuti arahannya, pihak terkait justru memilih bekerja sama dengan Telkom untuk mengukur kapasitas tangki.

Keputusan ini membuat Ahok heran. Menurutnya, mengetahui kapasitas tangki tidak terlalu bermanfaat dibandingkan aspek lain yang lebih krusial. Ia menilai bahwa jika bahan bakar hampir habis, pihak SPBU cukup menghubungi pemasok, tanpa perlu menghabiskan dana triliunan rupiah untuk proyek kerja sama dengan Telkom yang dianggapnya kurang relevan.

Gambar 11. Sampel berita ahok

Menanggapi kasus korupsi yang mencuat ini Pertamina Patra Niaga memastikan kualitas Pertamax yang beredar sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pemerintah yakni RON 92. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari menegaskan bahwa produk BBM di terminal Pertamina sudah sesuai dengan RON masing-masing, yakni Pertalite RON 90 dan Pertamax RON 92. Di terminal utama, juga dilakukan injeksi warna untuk membedakan produk serta injeksi aditif guna meningkatkan performa Pertamax.

Gambar 12. Sampel berita pertamina

Media yang paling aktif memberitakan kasus ini selama 5 hari ke belakang adalah Tribun News, yang telah menerbitkan 93 artikel, menjadikannya sebagai portal dengan jumlah pemberitaan terbanyak. Kompas menyusul di posisi kedua dengan 78 artikel, sementara Suara berada di peringkat ketiga dengan 73 artikel. Intensitas pemberitaan yang tinggi dari ketiga media ini mencerminkan besarnya perhatian publik terhadap skandal yang tengah berlangsung.

Gambar 13. Jajaran portal populer

Kekesalan Warganet atas Skandal Pertamax Oplosan

Selain dari media pemberitaan Netray ingin menjaring opini warganet melalui media sosial TikTok dengan menggunakan kata kunci pertama dan pertalite selama 5 hari kebelakang ditemukan 658 unggahan video dari 635 pengguna. Dari total video yang ada telah diputar sejumlah 121,8 juta kali dan dibagikan ulang sebanyak 561,7 ribu kali.

Gambar 14. Statistik unggahan TikTok kasus pertamax oplosan

Kasus ini memicu gelombang reaksi dari warganet, yang ramai mengungkapkan kekesalan mereka melalui video singkat di berbagai platform. Salah satu unggahan yang paling viral datang dari akun @alvinz217, yang menyoroti kemarahan para pengguna Pertamax oplosan yang merasa tertipu. Dalam videonya, ia menyindir bahwa Pertamax sebenarnya hanya Pertalite dengan jalur fast track. Unggahan ini mendapat 452,5 ribu likes, 5,8 ribu komentar, dan telah dibagikan ulang sebanyak 53,1 ribu kali, menjadikannya salah satu yang paling populer di media sosial.

Gambar 15. Sampel reaksi warganet

Reaksi lain muncul dari akun @sulisetiyaningrum6, yang mengungkapkan kekecewaannya dengan menulis, “Sebagai rakyat jelata, dari sekian banyak kasus korupsi, baru kali ini ikut jadi korban.” Unggahannya pun menuai perhatian besar dengan 335,6 ribu likes, 10,7 ribu komentar, dan dibagikan ulang sebanyak 38 ribu kali.

Tak ketinggalan, penyanyi Teuku Rizky melalui akun @teukuryzki turut menyuarakan keresahannya lewat sebuah parodi. Dalam videonya, ia mempertanyakan mengapa kebohongan seperti ini bisa terjadi dan sampai merugikan negara. Rizky bahkan membandingkan kasus ini dengan seorang nenek yang dihukum lima tahun penjara hanya karena mencuri kayu bakar, mempertanyakan apakah pelaku korupsi besar akan mendapatkan hukuman setimpal atau justru kebal hukum. Di akhir videonya, Rizky menambahkan sentuhan dramatis dengan menampilkan dirinya seolah menjadi sasaran sniper, menggambarkan betapa sensitifnya membahas kasus semacam ini di Indonesia.

Gambar 16. Sampel reaksi warganet

Bahkan akun Animasi Taarts @taarts_tok, tampak mengunggah dampak menipu dari Ustad Abdul Somad. Ia pun berpendapat sungguh rusak sekali moral para koruptor karena telah memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat untuk menipu. Masyarakat saja tidak bisa membedakan Pertamax dan Pertalite seperti apa.

Sementara itu akun @owner.garasiagan tampak mengeluarkan jokes sarkastik bahwa PERTAMAX adalah PERTALITE yang tidak antri. Akibat dari korupsi pertamina ini warganet @prajurittepar terlihat melaporkan bahwa kini pom bensin milik swasta yaitu Shell terlihat ramai oleh pembeli. Menurutnya shell kini berhasil naik daun karena menjaga kualitasnya sejak dulu. Lalu akun @adrifr70 justru tampak menampilkan bagaimana modus operandi pertamax oplosan yang dilansir dari TVOne. Bahwa tangki untuk Pertamax diisi dengan Pertalite kemudian diisi dengan zat pewarna yang menyerupai Pertamax.

Gambar 17. Sampel reaksi warganet
Gambar 18. Sampel unggahan @prajurittepar

Kasus korupsi Pertamax oplosan di PT Pertamina Patra Niaga merugikan negara hingga Rp 1 kuadriliun sejak 2018. Modusnya adalah mencampur Pertalite dengan Pertamax dan menjualnya dengan harga lebih tinggi. Beberapa pejabat tinggi, termasuk Direktur Utama Riva Siahaan, telah ditetapkan sebagai tersangka.

Pemberitaan media dan reaksi warganet di media sosial sangat masif, dengan banyak yang merasa tertipu dan mempertanyakan keadilan hukum. Skandal ini bahkan juga membuat masyarakat mulai beralih ke SPBU swasta seperti Shell.

Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di website Netray untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.

Editor: Ananditya Paradhi

Deteksi Berita Palsu dengan Media Monitoring: Strategi Cerdas di Era Informasi

Di era digital, berita menyebar dengan cepat melalui media sosial, situs web, dan aplikasi pesan. Sayangnya, banyak informasi yang beredar tidak benar dan mudah dipercaya karena kurangnya kebiasaan verifikasi. Algoritma media sosial sering menampilkan berita berdasarkan popularitas, bukan keakuratan, sementara banyak orang menyebarkan informasi tanpa mengecek sumbernya. 

Deteksi berita palsu menjadi krusial dalam menangkal penyebaran informasi menyesatkan. Berita palsu juga sering dibuat untuk kepentingan tertentu, seperti politik hingga ekonomi, yang dapat menimbulkan kepanikan dan menyesatkan masyarakat. Untuk mengatasi masalah ini, media monitoring diperlukan agar penyebaran berita palsu bisa dikendalikan. Seperti baru- baru ini terdapat berita hoaks bahwa Mie Gacoan disegel karena menggunakan minyak babi.

Definisi Berita Palsu (Fake News) 

Berita palsu atau fake news adalah informasi yang tidak benar atau menyesatkan yang disebarkan untuk mempengaruhi opini publik. Berita ini sering kali dibuat menyerupai berita asli agar terlihat meyakinkan meskipun tidak didukung fakta. Ada beberapa jenis berita palsu, yaitu:

  • Misinformasi: Informasi keliru yang disebarkan tanpa niat menyesatkan.
  • Disinformasi : Berita palsu yang sengaja dibuat untuk menipu atau memanipulasi.
  • Malinformasi :Informasi yang benar tetapi digunakan dalam konteks yang salah untuk menyesatkan.

Deteksi berita palsu sangat penting mengingat dampaknya yang merugikan di berbagai aspek kehidupan. Dalam ranah sosial dan politik, hoaks dapat memicu kebencian, memperburuk perpecahan, dan digunakan sebagai alat propaganda. Di bidang kesehatan, informasi palsu tentang pengobatan atau vaksinasi dapat membahayakan masyarakat dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit.

Selain itu, berita palsu dapat merusak reputasi bisnis, menyesatkan konsumen, serta digunakan dalam penipuan finansial. Kepercayaan publik terhadap media dan institusi juga menurun, membuat masyarakat lebih skeptis terhadap informasi, bahkan dari sumber yang kredibel. Hal ini memperburuk penyebaran disinformasi dan menyulitkan akses terhadap berita yang benar.

Gambar 1. Ilustrasi deteksi berita palsu Image by NoName_13 from Pixabay

Pengertian dan Mekanisme Media Monitoring

Media monitoring adalah proses pemantauan dan analisis berbagai sumber informasi, seperti media sosial hingga portal berita, untuk mengidentifikasi tren, opini publik, serta mendeteksi berita palsu. Tujuannya adalah memastikan informasi yang beredar dapat diverifikasi, membantu pengambilan keputusan, serta melindungi individu atau organisasi dari dampak hoaks. Dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan pemrosesan bahasa alami (NLP), media monitoring semakin efektif dalam menyaring informasi.

Media monitoring dimulai dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber menggunakan teknologi otomatis. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan AI dan NLP untuk mendeteksi pola penyebaran berita, mengevaluasi kredibilitas sumber, serta mengidentifikasi hoaks. Jika ditemukan berita yang mencurigakan, sistem akan memberikan peringatan dini agar pihak terkait dapat segera mengambil tindakan, seperti klarifikasi atau pemblokiran konten.

Selain menangkal hoaks, media monitoring juga digunakan untuk memahami opini publik dan menganalisis tren isu. Dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan pemrosesan bahasa alami (NLP), media monitoring semakin efektif dalam menyaring informasi dan mendukung deteksi berita palsu.

Peran Media Monitoring dalam Membendung Berita Palsu

Media monitoring memainkan peran penting dalam mendeteksi, menganalisis, dan mencegah penyebaran berita palsu. Berikut adalah beberapa cara bagaimana media monitoring dapat membantu:

  1. Deteksi Dini terhadap Berita Palsu sebelum Menjadi Viral

Media monitoring dapat melakukan deteksi berita palsu sejak awal dengan memantau berbagai sumber informasi. Teknologi AI dan NLP menganalisis kredibilitas berita, sementara machine learning mengenali pola hoaks berdasarkan data historis. Dengan cara ini, penyebaran berita palsu dapat dicegah sebelum menjadi viral.

  1. Identifikasi Sumber Penyebar Hoaks

Media monitoring membantu melacak akun atau situs yang sering menyebarkan hoaks dengan memantau media sosial, situs berita, dan forum diskusi. Selain itu, analisis jejaring penyebaran dapat menemukan sumber awal hoaks, lalu hasilnya disusun dalam laporan untuk tindakan lebih lanjut oleh pemerintah, jurnalis, atau platform media sosial.

  1. Analisis Tren dan Pola Penyebaran Misinformasi

Media monitoring tidak hanya dapat melakukan deteksi berita palsu, tetapi juga menganalisis pola penyebarannya. Dengan menggunakan analisis data, media monitoring dapat melacak bagaimana suatu informasi berkembang di berbagai platform. Selain itu, proses ini membantu mengidentifikasi kelompok atau komunitas yang rentan terhadap hoaks serta menganalisis pola waktu dan jenis konten yang sering menjadi target berita palsu.

  1. Kolaborasi dengan Platform Media Sosial untuk Moderasi Konten

Banyak platform media sosial bekerja sama dengan organisasi media monitoring untuk memfilter dan menandai berita palsu, memberikan peringatan pada konten yang meragukan, serta mencegah algoritma mempromosikan hoaks melalui manipulasi engagement.

  1. Edukasi Masyarakat melalui Hasil Monitoring

Selain deteksi berita palsu, media monitoring juga dapat meningkatkan literasi digital dengan merilis laporan tentang hoaks, mendukung program edukasi, serta membantu jurnalis dalam menghasilkan berita yang akurat dan berbasis fakta.

Tantangan dalam Media Monitoring

Meskipun media monitoring berperan penting dalam menangkal berita palsu, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah volume data yang sangat besar, mengingat informasi tersebar di berbagai platform dalam jumlah yang masif dan terus berkembang. Menyaring berita yang benar-benar hoaks di antara arus informasi yang cepat bisa menjadi tantangan teknis yang memerlukan teknologi canggih.

Selain itu, perkembangan teknologi penyebaran hoaks semakin canggih, termasuk penggunaan deepfake dan manipulasi informasi yang sulit dikenali. Pelaku hoaks juga sering mengubah strategi mereka untuk menghindari deteksi, membuat proses pemantauan menjadi lebih kompleks.

Tantangan lain adalah batasan kebebasan berekspresi. Dalam menekan penyebaran berita palsu, ada risiko pembatasan terhadap kebebasan berpendapat. Oleh karena itu, media monitoring harus dilakukan secara etis dan tetap menghormati hak individu dalam menyampaikan pendapat mereka.

Terakhir, kurangnya literasi digital di masyarakat membuat hoaks mudah tersebar dan sulit dikendalikan. Banyak orang masih kesulitan membedakan berita valid dengan informasi palsu, sehingga diperlukan upaya edukasi untuk meningkatkan kesadaran dalam memilah informasi.

Gambar 2. Ilustrasi deteksi berita palsu Image by memyselfaneye from Pixabay

Strategi untuk Meningkatkan Efektivitas Media Monitoring

Untuk menangkal hoaks dengan lebih efektif, media monitoring perlu menerapkan berbagai strategi dan teknologi. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Pemanfaatan Teknologi AI dan Machine Learning
    Untuk meningkatkan akurasi dalam mendeteksi berita palsu, media monitoring harus mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) dan machine learning. Algoritma ini dapat menganalisis pola penyebaran hoaks, mengenali berita mencurigakan, serta membedakan antara fakta dan disinformasi secara otomatis dan cepat.
  • Kolaborasi dengan Platform Media Sosial dan Pemerintah
    Penyebaran hoaks sering terjadi di media sosial, sehingga kerja sama dengan platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram sangat penting. Dengan berbagi data dan metode deteksi, hoaks dapat diidentifikasi lebih cepat dan diambil tindakan, seperti memberi label peringatan atau menurunkan konten berbahaya. Pemerintah juga berperan dalam menetapkan regulasi yang mendukung tanpa membatasi kebebasan berekspresi.
  • Peningkatan Literasi Digital di Masyarakat
    Edukasi kepada masyarakat harus diperkuat agar mereka lebih kritis dalam menerima informasi. Kampanye literasi digital, pelatihan cara memverifikasi berita, dan sosialisasi tentang dampak hoaks dapat membantu masyarakat lebih sadar akan bahaya berita palsu dan tidak mudah terpengaruh.
  • Pembuatan Database Berita Palsu dan Situs Hoaks
    Membangun database yang berisi daftar berita palsu, situs penyebar hoaks, serta pola penyebarannya dapat membantu media monitoring dalam melakukan deteksi berita palsu lebih cepat. Database ini juga bisa menjadi referensi bagi masyarakat dan jurnalis untuk memastikan kredibilitas suatu informasi sebelum menyebarkannya.
  • Penguatan Peran Jurnalisme Berkualitas
    Media berita yang kredibel harus terus didorong untuk menyajikan informasi yang akurat, berbasis fakta, dan bebas dari kepentingan tertentu. Masyarakat juga perlu didorong untuk lebih mengandalkan sumber berita yang terpercaya daripada informasi yang tidak jelas sumbernya di media sosial. Dengan begitu, hoaks dapat diminimalkan dan ekosistem informasi yang sehat dapat terjaga.

Media monitoring berperan penting dalam mendeteksi dan mencegah berita palsu dengan bantuan teknologi AI dan kolaborasi dengan platform digital. Strategi peningkatan literasi digital dan penguatan regulasi dapat membantu menghadapi tantangan seperti hoaks dan menciptakan ekosistem informasi yang lebih sehat. Untuk pilihan media monitoring dengan fitur terlengkap, Anda bisa mencoba Netray Media Monitoring secara gratis terlebih dulu di alamat ini.

Editor: Ananditya Paradhi

Urgensi Big Data dalam Memantau Brand Mention untuk Meningkatkan Strategi Bisnis

Peran big data dalam memantau brand mention sangatlah penting mengingat dewasa ini penyebutan merek (brand mention) dapat ditemukan di banyak tempat. Publik, terutama konsumen dari sebuah merek, kerap berbagi kesan (impresi) saat memakai produk atau jasa di berbagai platform seperti media sosial, berita online, dan forum diskusi. Jika pemilik brand mampu menggali feedback publik tersebut, data mengenai brand mention ini adalah harta karun yang sangat berguna bagi kelangsungan hidup dari produk atau jasa yang mereka pasarkan.

Namun, menggali penyebutan merek ini bukanlah hal yang mudah. Mereka yang membutuhkan harus menyelami samudra data di dunia maya yang sebagian besar belum tentu relevan. Data dengan jumlah masif di internet ini yang kerap disebut big data, sebuah lanskap informasi yang jika dikelola dengan baik bisa memberikan keunggulan di tengah kompetisi bisnis yang kejam.

Untuk itu, dibutuhkan satu atau lebih teknik analisis big data dalam memantau brand mention. Seperti menggunakan teknik media monitoring yang mampu menjelajah berbagai macam platform tempat user berbagi unggahan. Melalui artikel ini, kita akan berkenalan dengan relasi big data dalam brand monitoring, tools yang digunakan, serta manfaatnya bagi bisnis. 

Relasi Big Data dalam Media Monitoring

Usaha mengumpulkan informasi dan data media sebenarnya bukan hal yang baru. Sebelum era digital, media monitoring dilakukan secara manual, misalnya dengan mengumpulkan kliping koran atau merekam siaran berita untuk dianalisis. Ketika teknologi semakin canggih, pertumbuhan eksponensial informasi digital ini membuat upaya tersebut tidak mungkin lagi diproses secara manual. Media monitoring kini menghadapi fenomena big data. 

Big data mengacu pada kumpulan data berukuran besar, kompleks, dan terus berkembang yang sulit diproses dengan metode tradisional. Atau dalam bahasa teknisnya, big data biasanya memiliki karakteristik berdasarkan volume, variety, dan velocity (3V). Teknologi big data kemudian menjadi pendorong utama dalam perkembangan media monitoring modern, memungkinkan pengumpulan dan analisis data dalam skala besar secara real-time.

Dalam konteks media monitoring, approach yang dapat dilakukan terhadap big data antara lain adalah mengumpulkan data, analisis data, dan visualisasi data. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil informasi dari berbagai sumber seperti media sosial, portal berita, blog, forum, dan lainnya, di mana volume data yang sangat besar dapat diproses secara otomatis menggunakan teknik web crawling dan API dari platform digital.

Analisis data dilakukan dengan memanfaatkan teknik Natural Language Processing (NLP) dan machine learning untuk mengolah data guna memahami konteks dan makna brand mention, mengidentifikasi sentimen publik (positif, negatif, atau netral) terhadap merek tersebut, serta menemukan pola tren, kata kunci yang sering muncul, dan melakukan analisis kompetitor. Visualisasi dan pemanfaatan data dilakukan dengan menyajikan hasil analisis dalam bentuk dasbor, grafik, atau laporan yang mudah dibaca, memungkinkan perusahaan untuk mengambil keputusan berbasis big data dalam memantau brand mention.

Antara big data dan media monitoring dewasa ini seperti tak dapat dipisahkan. Apabila big data tanpa media monitoring, tidak akan ada proses spesifik untuk mengubah data menjadi sebuah insight sehingga data hanya menjadi tumpukan informasi tanpa arah yang sulit dimanfaatkan secara strategis. Sedangkan jika media monitoring tanpa big data maka proses pemantauan menjadi lambat dan terbatas, hanya bisa mengamati beberapa sumber dalam jumlah kecil, tanpa analisis mendalam. Untuk itulah keduanya saling berkaitan dan apabila dimanfaatkan secara maksimal akan memberikan keuntungan bagi bisnis.

Tools Brand Mention Monitoring yang Cocok untuk Bisnis 

Berikut adalah 5 tools brand monitoring yang memanfaatkan teknologi big data untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data sebutan merek. Kelima tools ini membuktikan bahwa urgensi big data dalam memantau brand mention ternyata sangat tinggi, yakni memungkinkan analisis skala besar yang tidak mungkin dilakukan secara manual.

1. Brandwatch

  • Menggunakan AI dan machine learning untuk menganalisis miliaran data dari media sosial, blog, forum, dan berita.
  • Memiliki fitur sentiment analysis dan trend detection untuk memahami opini publik tentang merek.

2. Talkwalker

  • Memanfaatkan big data analytics untuk mengumpulkan dan memvisualisasikan percakapan online dalam real-time.
  • Dapat mendeteksi emosi dalam teks, mengenali gambar dan logo dalam postingan media sosial, serta menganalisis sentimen audio dan video.

3. Meltwater

  • Menggunakan AI-driven media monitoring untuk melacak lebih dari 200.000 sumber berita, media sosial, dan influencer.
  • Fitur predictive analytics membantu memprediksi tren yang akan datang berdasarkan pola data historis.

4. Sprinklr

  • Platform customer experience management yang memanfaatkan big data untuk mengelola interaksi pelanggan di berbagai kanal digital.
  • Menggunakan NLP untuk memahami konteks percakapan dan menyarankan respons yang optimal.

5. Netray

  • Platform media monitoring berbasis big data di Indonesia yang menganalisis sebutan merek dari media sosial, portal berita, dan forum diskusi.
  • Menyediakan analisis sentimen, tren, dan influencer tracking dalam berbagai industri.

Manfaat Big Data dalam Memantau Brand Mention bagi Bisnis

Big data dalam memantau brand mention memberikan keunggulan besar bagi bisnis dalam memahami bagaimana audiens berbicara tentang mereka di berbagai platform digital. Dengan teknologi big data, perusahaan dapat mengumpulkan data dalam jumlah besar dari media sosial, portal berita, blog, dan forum secara real-time. Hal ini memungkinkan pemantauan yang lebih akurat dan cepat dibandingkan dengan metode manual tradisional.

Salah satu manfaat utama big data dalam memantau brand mention adalah analisis sentimen. Dengan menggunakan Natural Language Processing (NLP), bisnis dapat mengidentifikasi apakah opini publik terhadap merek mereka bersifat positif, negatif, atau netral. Wawasan ini sangat penting untuk mengelola reputasi merek, terutama dalam menangani krisis komunikasi. Jika terjadi lonjakan sentimen negatif, perusahaan dapat segera merespons dengan strategi yang tepat sebelum isu berkembang lebih luas.

Selain itu, big data dalam memantau brand mention memungkinkan bisnis untuk mengidentifikasi tren dan pola pasar. Dengan menganalisis jutaan percakapan online, perusahaan dapat mengetahui topik yang sedang populer di industri mereka, memahami kebutuhan pelanggan, serta mengantisipasi perubahan perilaku konsumen. Data ini juga membantu dalam analisis kompetitor sehingga bisnis dapat melihat bagaimana merek lain dibicarakan dan membandingkan strategi yang lebih efektif.

Manfaat lainnya adalah pengukuran efektivitas kampanye pemasaran. Dengan memantau brand mention sebelum, selama, dan setelah kampanye, perusahaan dapat menilai dampak strategi pemasaran mereka. Apakah kampanye menghasilkan buzz positif? Seberapa luas jangkauan percakapan? Big data memberikan metrik yang jelas sehingga bisnis dapat menyesuaikan strategi mereka untuk hasil yang lebih optimal.

Terakhir, pemanfaatan big data dalam brand monitoring meningkatkan pengambilan keputusan berbasis data. Alih-alih mengandalkan intuisi semata, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih akurat berdasarkan analisis mendalam dari data yang telah dikumpulkan. Dengan demikian, bisnis dapat lebih responsif, proaktif, dan kompetitif dalam menghadapi tantangan pasar yang dinamis.

Seperti yang telah disebutkan di atas. Netray juga termasuk salah satu tools media monitoring berbasis big data. Apabila Anda ingin memantau brand mention publik, baik itu merek sendiri atau merek orang lain, Anda bisa menghubungi Tim Netray untuk berlangganan media monitoring termurah se-Indonesia. Atau Anda ingin mendapatkan pengalaman terlebih dulu dengan mencoba Netray Trial secara gratis.

Editor: Winda Trilatifah

Terlihat Mirip, Ini Perbedaan Web Crawling dan Web Scraping

Di era digital yang serba cepat, data menjadi aset yang sangat berharga. Setiap hari, miliaran halaman web diperbarui dengan informasi terkini, mulai dari berita, harga produk, opini pengguna, hingga tren media sosial. Untuk mengelola data dalam skala besar seperti ini, banyak perusahaan, peneliti, dan pengembang teknologi memanfaatkan web crawling dan web scraping sebagai solusi dalam pengambilan informasi dari internet secara praktis dan otomatis.

Dalam berbagai industri, kedua metode ini digunakan untuk beragam keperluan, seperti meningkatkan akurasi hasil pencarian, menganalisis tren pasar, hingga membantu bisnis dalam mengambil keputusan berbasis data. Dengan kemampuan untuk mengakses dan mengolah informasi secara cepat, web crawling dan web scraping menjadi alat penting dalam dunia digital saat ini. 

Namun, tidak sedikit yang masih bingung atau belum memahami dengan jelas apa perbedaan web scraping dengan web crawling, bagaimana cara kerjanya, dan kapan memilih menggunakan web scraping atau web crawling. Artikel ini akan membahas perbedaan utama, cara kerja, dan manfaat dari kedua metode tersebut agar kita dapat memilih mana yang paling tepat digunakan untuk keperluan bisnis.

Apa itu Web Crawling dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Web crawling adalah proses mengunjungi, membaca, dan mengindeks halaman web secara otomatis menggunakan program khusus yang disebut web crawler, spider, atau bot. Gunanya adalah untuk mengumpulkan informasi dari internet, biasanya untuk keperluan mesin pencari, analisis data, atau pemantauan web.

Web crawling mengunjungi halaman web dengan mengikuti tautan dari satu halaman ke halaman lain. Crawler dapat memulai dari daftar URL tertentu atau dari halaman populer yang sering dikunjungi. Setelah mengakses halaman, crawler akan menyalin konten dan menyimpannya dalam database. Data ini digunakan untuk membuat indeks yang memungkinkan pencarian informasi lebih cepat dan efisien. Perlu diingat, sebelum mengakses suatu situs, crawler biasanya memeriksa file robots.txt untuk mengetahui halaman mana yang boleh atau tidak boleh dijelajahi.

Web crawling berperan sebagai fondasi utama dalam pengindeksan halaman web. Teknologi ini memungkinkan mesin pencari seperti Google untuk mengunjungi, membaca, dan menyimpan halaman-halaman web dalam database mereka. Dengan begitu, informasi dapat ditemukan dengan cepat ketika seseorang melakukan pencarian. Selain itu, web crawling juga berguna dalam media monitoring dan analisis tren, di mana bot dapat menjelajahi berbagai situs berita dan media sosial untuk memahami isu-isu yang sedang berkembang. Dalam skala besar, crawling juga membantu dalam pengumpulan data secara otomatis, seperti saat mengorganisir direktori web atau membangun sistem rekomendasi.

Dalam kehidupan sehari-hari implementasi web crawling dapat Anda rasakan ketika menjelajah di peramban. Google, misalnya, menggunakan Googlebot untuk mengindeks halaman web agar muncul dalam hasil pencarian. Jika Anda pernah menggunakan media monitoring Netray, maka di situ juga dimanfaatkan web crawling untuk menganalisis tren media sosial atau berita online. Selain itu, web scraping juga digunakan oleh perusahaan atau peneliti untuk mengumpulkan data dari berbagai situs web.

web crawling dan web scraping
Gambar 1. Ilustrasi web crawling dan web scraping Image by Gerd Altmann from Pixabay

Apa itu Web Scraping dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Web scraping adalah teknik untuk mengambil data dari halaman web secara otomatis. Proses ini biasanya dilakukan dengan menggunakan script atau alat khusus untuk mengekstrak informasi yang terstruktur dari sebuah situs web. 

Web scraping menargetkan elemen tertentu dalam halaman web, seperti harga produk, ulasan pelanggan, atau daftar artikel. Data yang diambil biasanya berbentuk teks, gambar, atau tautan yang relevan. 

Web scraper dapat berupa kode program yang dibuat dengan bahasa pemrograman seperti Python (menggunakan pustaka seperti BeautifulSoup atau Scrapy). Ada juga alat otomatis seperti ParseHub, Octoparse, atau Import.io yang memudahkan proses scraping tanpa perlu coding. Data yang diambil bisa disimpan dalam format CSV, JSON, atau database untuk dianalisis lebih lanjut.

Dengan teknologi ini, ribuan data dapat dikumpulkan dalam hitungan menit, membuat proses lebih efisien dan akurat. Perusahaan maupun individu dapat memanfaatkan waktu yang sebelumnya digunakan untuk pencatatan data menjadi fokus pada analisis dan pengambilan keputusan yang lebih bernilai.

Dalam dunia bisnis, web scraping menjadi alat penting untuk menganalisis kompetitor. Data seperti harga produk, ulasan pelanggan, dan strategi pemasaran pesaing dapat dikumpulkan dengan cepat, memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan strategi mereka agar tetap kompetitif.

Selain itu, web scraping juga berguna dalam riset pasar dan analisis data, membantu perusahaan serta peneliti memahami tren pasar, preferensi pelanggan, dan pola perilaku konsumen dengan lebih akurat. Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data yang lebih tepat dan strategis.

Tantangan Penggunaan Web Crawling dan Web Scraping

Meskipun sangat bermanfaat, web crawling dan web scraping tetap menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait batasan legal dan kebijakan website. Banyak situs web memiliki aturan dalam file robots.txt atau Terms of Service yang mengatur apakah bot diperbolehkan mengakses dan mengambil data dari situs tersebut. Selain itu, penggunaan bot yang tidak terkendali dapat membebani server situs web, menyebabkan kinerja yang lambat atau bahkan gangguan layanan.

Untuk mengatasi tantangan ini, ada beberapa praktik terbaik yang perlu diterapkan, seperti menghormati aturan robots.txt, membatasi jumlah permintaan dalam waktu tertentu (rate limiting), serta menghindari scraping berlebihan yang dapat merugikan pemilik situs.

Pada akhirnya, memahami etika dan batasan dalam pengambilan data menjadi hal yang sangat penting. Menggunakan teknik ini dengan bertanggung jawab tidak hanya menghindari masalah hukum, tetapi juga memastikan bahwa pengumpulan data dilakukan dengan cara yang adil dan berkelanjutan. 

Kapan Menggunakan Web Crawling dan Web Scraping?

Web crawling dan web scraping adalah dua teknik yang berbeda namun saling berhubungan dalam pengelolaan data dari internet. Web crawling lebih berfokus pada menjelajahi dan mengindeks halaman web, sementara web scraping digunakan untuk mengambil data spesifik dari halaman tertentu.

Kapan harus menggunakan crawling dan kapan scraping? Jika tujuan utama adalah mengindeks dan menemukan halaman baru, maka web crawling adalah pilihan yang tepat. Namun, jika fokusnya adalah mengambil informasi tertentu seperti harga produk atau ulasan pelanggan, maka web scraping lebih sesuai.

Jika masih bingung, diskusikan kebutuhan Anda dengan Netray. Selain menyediakan media monitoring yang mudah dan praktis untuk kebutuhan pemantauan sosial media Anda, Netray juga menyediakan layanan web crawling dan web scraping untuk kebutuhan Anda yang lebih luas. Hubungi Kontak Netray sekarang!

Editor: Ananditya Paradhi

Media Monitoring dan Media Intelligence, Apa Bedanya dan Kapan Harus Digunakan?


Perkembangan dunia digital yang semakin pesat mempengaruhi bagaimana bisnis mengambil langkah dalam menentukan strategi komunikasi dan pemasaran yang tepat. Salah satunya adalah dengan mengelola dan memanfaatkan data menjadi sebuah insight berharga. Dalam hal ini, media monitoring dan media intelligence memiliki peran penting untuk membantu bisnis memahami lanskap digital. 

Arus percakapan yang terus berkembang setiap detik di media sosial, portal berita, maupun platform digital lainnya bisa menjadi peluang sekaligus tantangan. Tanpa pemantauan yang tepat, pemilik bisnis akan melewatkan berbagai isu yang dapat mempengaruhi reputasi merek, baik secara positif maupun negatif. Namun, sekadar mengetahui apa yang dibicarakan publik tidak cukup. Bisnis juga perlu memahami konteks, tren, serta sentimen yang berkembang di balik data tersebut. Inilah yang membedakan antara media monitoring dan media intelligence. 

Jadi, apa itu media intelligence dan apa bedanya dengan media monitoring? Kapan kita perlu menggunakan media monitoring dan kapan kita memerlukan media intelligence? Dengan memahami perbedaan serta manfaat dari kedua konsep ini, bisnis dapat lebih siap menghadapi dinamika dunia digital. 

Apa itu Media Monitoring dan Bagaimana Cara Kerjanya

Media monitoring adalah proses pemantauan dan pengumpulan data dari berbagai sumber media, seperti media sosial, portal berita, blog, dan forum online. Tujuan utama dari media monitoring adalah melacak penyebutan merek, produk, atau kata kunci tertentu yang relevan dengan bisnis. 

Dengan melacak penyebutan ini, bisnis dapat memahami bagaimana audiens melihat dan membicarakan merek mereka, mengidentifikasi peluang atau ancaman, serta merespons dengan cepat terhadap isu yang muncul. Pemantauan ini juga membantu dalam mengukur efektivitas kampanye pemasaran dan menyusun strategi komunikasi yang lebih tepat sasaran. Media monitoring biasanya dilakukan menggunakan alat otomatis atau layanan profesional yang mengumpulkan dan menganalisis data berdasarkan kata kunci yang ditentukan. 

Cara media monitoring bekerja adalah dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber media, kemudian data yang terkumpul akan disaring atau disortir untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan kebutuhan bisnis. Selanjutnya adalah analisis dasar. Media monitoring akan mengidentifikasi tren sederhana seperti jumlah penyebutan, platform asal percakapan, dan sentimen secara umum. Setelah dikumpulkan, disaring, dan dianalisis, media monitoring akan menyajikan data dalam bentuk laporan atau dasbor yang mudah dipahami. 

Gambar 1. Ilustrasi media monitoring dan media intelligence

Manfaat Media Monitoring

Media monitoring berperan dalam mendukung strategi bisnis. Tools sederhana ini memberikan wawasan berharga guna memahami persepsi publik terhadap merek. Berikut beberapa manfaat utama media monitoring bagi bisnis.

  • Pemantauan Brand Mentions: Media monitoring membantu bisnis mengetahui bagaimana merek mereka disebut di berbagai platform. 
  • Krisis Manajemen: Dengan pemantauan real-time, perusahaan bisa segera menanggapi potensi krisis dan mengambil tindakan terkait langkah apa yang harus diambil.
  • Analisis Kompetitor: Mengamati strategi pesaing dan bagaimana mereka disebut di media sangat penting dalam dunia bisnis. Wawasan ini berguna untuk mengidentifikasi tren industri, menemukan peluang baru, dan mengantisipasi langkah kompetitor.
  • Feedback Pelanggan: Memahami opini pelanggan tentang produk atau layanan dapat berguna dalam meningkatkan kualitas produk, menyesuaikan strategi pemasaran, serta mengembangkan inovasi yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar.

Dengan memanfaatkan media monitoring secara optimal, bisnis dapat lebih proaktif dalam mengelola reputasi dan menyusun strategi komunikasi yang lebih efektif.

Apa itu Media Intelligence

Media intelligence adalah langkah lebih lanjut dari media monitoring. Tidak hanya sekadar mengumpulkan data, media intelligence juga menganalisis informasi yang diperoleh untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam. Tujuan utama dari media intelligence adalah menghasilkan keputusan berbasis data dengan menggunakan analisis tren, sentimen, dan pola komunikasi.

Sama seperti media monitoring, media intelligence juga mengumpulkan data dari berbagai sumber digital dan tradisional seperti media sosial, portal berita, blog dan forum diskusi, serta data internal perusahaan (feedback pelanggan dan survei). Pengumpulan ini dilakukan secara otomatis menggunakan teknologi web scraping, API, atau alat pemantauan media lainnya yang berbasis AI.

Setelah data terkumpul, sistem akan menyaring dan mengkategorikannya berdasarkan relevansi (sesuai kata kunci atau topik), sumber (sosial media atau berita), dan format (teks, gambar, video, atau audio). Selanjutnya data yang sudah difilter akan dianalisis menggunakan teknologi AI seperti analisis sentimen, identifikasi pola/tren, Natural Language Processing (NLP), dan analisis jaringan. 

Setelah dianalisis, data dikemas dalam bentuk dashboard interaktif atau laporan yang mudah dipahami, yang kemudian akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan bisnis. 

Manfaat Media Intelligence

Media intelligence memiliki manfaat yang lebih krusial bagi strategi bisnis. Media intelligence tidak hanya memberikan data mentah, tetapi juga wawasan yang dapat langsung diterapkan oleh pemilik usaha. Berikut manfaat media intelligence untuk bisnis:

  • Analisis Sentimen: Menentukan apakah opini publik terhadap merek bersifat positif, negatif, atau netral. Ini berguna untuk mengetahui bagaimana citra merek di mata publik.
  • Identifikasi Tren: Mengenali tren industri yang sedang berkembang, pola konsumsi, dan bagaimana dampaknya terhadap bisnis. Dengan informasi ini, perusahaan dapat menyesuaikan strategi agar tetap relevan di pasar.
  • Strategi Kampanye yang Lebih Efektif: Memahami preferensi audiens berdasarkan data analitik memungkinkan bisnis merancang kampanye pemasaran yang lebih terarah, personal, dan berdampak besar.
  • Prediksi Krisis: Dengan analisis data yang mendalam, bisnis dapat mengantisipasi potensi masalah sebelum berkembang menjadi krisis besar, memungkinkan respons proaktif yang lebih cepat dan efektif.

Kapan Perlu Menggunakan Media Monitoring dan Media Intelligence

Dengan pendekatan yang lebih mendalam dan berbasis analitik, media intelligence memungkinkan bisnis mengambil keputusan strategis berdasarkan pola dan wawasan yang lebih luas. Keputusan untuk menggunakan media monitoring atau media intelligence bergantung pada kebutuhan dan skala bisnis Anda. 

  • Bisnis Kecil & Startup → Media monitoring cukup untuk memahami bagaimana merek disebut di media.
  • Perusahaan Menengah & Besar → Media intelligence diperlukan untuk analisis yang lebih strategis dan pengambilan keputusan berbasis data.
  • Industri dengan Reputasi Sensitif (misalnya perbankan, kesehatan, pemerintahan) → Media intelligence sangat penting untuk manajemen krisis dan pengelolaan opini publik.
Gambar 2. Ilustrasi media monitoring dan media intelligence Image by Tung Nguyen from Pixabay

Daftar Media Monitoring dan Media Intelligence di Indonesia

Media monitoring dan media intelligence adalah dua konsep yang saling melengkapi. Jika media monitoring berfokus pada pengumpulan data, media intelligence membawa langkah lebih jauh dengan menganalisis data tersebut untuk menghasilkan wawasan strategis. Bagi bisnis yang ingin lebih dari sekadar memantau, mengadopsi media intelligence dapat menjadi langkah yang cerdas untuk tetap kompetitif di era digital. Berikut daftar media monitoring dan media intelligence yang ada di Indonesia.

Media Monitoring di Indonesia

  1. NoLimit – Alat pemantauan media sosial dan berita online untuk melacak brand mentions serta analisis sentimen dasar.
  2. Drone Emprit – Platform analisis media sosial yang digunakan untuk memantau tren isu di Twitter, media online, dan forum.
  3. Kazee – Layanan monitoring media online dan media sosial yang digunakan untuk pemantauan reputasi merek dan analisis kompetitor.
  4. Netray Media Monitoring – Menyediakan pemantauan media sosial, berita, forum, serta analisis sentimen dan tren percakapan.

Media Intelligence di Indonesia

  1. NoLimit Dashboard – Mengembangkan layanan beyond monitoring dengan insight lebih dalam, termasuk analisis tren dan segmentasi audiens.
  2. Drone Emprit Pro – Versi lanjutan dari Drone Emprit yang menyediakan analitik berbasis AI untuk memahami pola komunikasi dan penyebaran isu.
  3. Kazee Intelligence – Menawarkan analisis media yang lebih mendalam, termasuk prediksi tren dan strategi berbasis data.
  4. Netray AI – Selain monitoring, Netray juga menawarkan media intelligence dengan fitur analisis sentimen, tren, dan pola penyebaran isu di berbagai platform.

Sudah siap memanfaatkan media monitoring atau ingin melangkah lebih jauh dengan media intelligence? Kami siap membantu Anda mengoptimalkan data media untuk strategi bisnis yang lebih efektif. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut atau coba Netray Trial dan rasakan manfaatnya.

Editor: Ananditya Paradhi

Kontroversi Danantara: Warganet Duga Jadi Ladang Korupsi Baru

Presiden Prabowo mengumumkan bahwa pada 24 Februari 2025 mendatang, pemerintah akan meluncurkan lembaga baru bernama Badan Pengelola Investasi Danantara (Daya Anagata Nusantara). Lembaga ini merupakan superholding BUMN yang akan mengelola investasi negara, khususnya dari aset yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Peluncuran lembaga, yang memiliki makna ‘kekuatan masa depan Nusantara’ ini, disampaikan Prabowo saat berbicara di forum World Government Summit secara daring, pada Kamis (13/2/2025).

Gambar 1. Logo Danantara

Tujuan utama pemerintah mendirikan lembaga ini adalah untuk mengoptimalkan aset negara dan BUMN agar bisa memberikan keuntungan yang lebih besar dan berkelanjutan bagi Indonesia. Meski begitu pembentukan lembaga ini sudah jauh direncanakan sebelumnya. Isu keberadaan Danantara sendiri sudah menyeruak sejak November 2024 tak lama setelah pergantian kepemimpinan di Indonesia.

Pemantauan Topik Danantara di Media Massa Daring

Netray memantau isu lembaga baru ini melalui media massa untuk melihat berbagai sudut pandang yang disajikan. Dengan menggunakan kata kunci danantara selama periode sepekan ke belakang 13 – 19 Februari 2025 ditemukan 359 artikel. Intensitas pemberitaan sudah mulai muncul sejak Prabowo membicarakan hal tersebut di forum internasional meski jumlahnya masih sedikit. Hari – hari berikutnya pemberitaan semakin meningkat dan puncaknya terjadi pada tanggal 18 Februari 2025 muncul 78 artikel. Pada tanggal ini pemberitaan sangat beragam mulai dari respon berbagai pihak hingga dampak yang terjadi baik positif maupun negatif.

Gambar 2. Statistik pemberitaan danantara
Gambar 3. Intensitas pemberitaan

Untuk mengetahui bermacam pembahasan media massa online Indonesia, Netray menggunakan fitur Hot Issue. Hasilnya pembahasan soal ‘efisiensi anggaran’ serta ‘pemangkasan anggaran’ mendominasi pemberitaan media online. Penghematan ini dalam rangka efisiensi anggaran jilid II yang dilakukan oleh Prabowo. Bahkan ia menargetkan efisiensi hingga mencapai angka 750 Triliun. Ternyata efisiensi ini tak hanya untuk program Makan Bergizi Gratis namun juga untuk Danantara. Dengan target tersebut separuhnya akan diinvestasikan ke Danantara sejumlah Rp 324,3 triliun. Berita ini seperti yang disampaikan oleh portal Detik dan Katadata.

Gambar 4. sampel berita efisiensi anggaran

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara pun kemudian menjelaskan bahwa total Rp 750 Triliun itu merupakan akumulasi dari yang telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Nominal efisiensi anggaran yang disebut Prabowo itu termasuk penyisiran anggaran-anggaran yang bisa diefisiensikan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Gambar 5 Sampel berita

Dengan adanya lembaga ini bahkan ada yang berspekulasi rawan akan korupsi. Opini ini datang dari Pengamat ICW Wana Alamsyah. Ia berpendapat bahwa peluang terjadinya korupsi cukup besar. Sebab terdapat klausul dalam UU BUMN bahwa lembaga auditor baru dapat memeriksa Danantara setelah ada persetujuan dari DPR. Ia menduga dengan adanya aturan tersebut membuat seolah ada upaya memproteksi Danantara agar tak disentuh lembaga penegak hukum dan lembaga auditor.

Gambar 6. Sampel berita

Wana pun juga memaparkan data bahwa dari tahun 2016 hingga 2021 menunjukan cukup banyak korupsi di BUMN. Ada sekitar 119 kasus korupsi dengan nilai kerugian negara lebih dari Rp40 triliun yang muncul pada periode tersebut. Hal ini menunjukan bahwa kondisi tata kelola di BUMN sedang tidak baik. Warta ini terlihat yang dilaporkan oleh BBC Indonesia

Selain itu pembahasan media didominasi soal ‘uang’ dan ‘bank mandiri’ Hal ini terkait dengan deretan Bank BUMN yang akan bergabung dengan Danantara. Bank-bank tersebut antara lain, Bank Mandiri Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Negara Indonesia. Akibatnya hal ini membuat gaduh warganet X. Muncul ajakan untuk memindahkan dana simpanan yang berada di bank-bank BUMN. Karena publik khawatir lembaga ini bisa memunculkan skandal seperti 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Gambar 7. Sampel berita

Kasus tersebut terjadi tahun 2015, 1MDBb menjadi sumber skandal yang mengguncang Malaysia. Adanya penyalahgunaan kekuasaan, pencucian uang, dan korupsi yang dilakukan Najib Razak-Perdana Menteri Malaysia kala itu-dan komplotan yang dananya bersumber dari 1MDB. 1MDB sendiri merupakan badan sovereign wealth fund yang didirikan Najib Razak pada 2019. Dari dana ini sudah mampu menghasilkan pembangkit listrik hingga aset energi di Malaysia dan Timur Tengah, dan real estate di Kuala Lumpur. Namun keuntungan dari SWF ini malah dimanfaatkan untuk foya-foya para pejabat tinggi. Najib Razak sendiri atas kasus ini dihukum selama 12 tahun penjara. 

UU BUMN juga menjadi pembahasan yang mendominasi terkait isu ini. Hal ini terkait dengan perubahan pasal UU BUMN No 19 Tahun 2003 yang dianggap kebal hukum. Terutama pada pasal Pasal 9F yang mengatur bahwa anggota direksi, komisaris, dan dewan pengawas BUMN tidak dapat dimintai pertanggungjawaban hukum atas kerugian BUMN jika mereka dapat membuktikan bahwa kerugian tersebut bukan akibat kesalahan atau kelalaian mereka, telah menjalankan tugas dengan itikad baik dan kehati-hatian, tidak memiliki konflik kepentingan, dan telah mengambil tindakan untuk mencegah kerugian.

Gambar 8. Sampel berita

Kemudian pasal Pasal 4B yang menyatakan bahwa modal dan kekayaan BUMN merupakan milik BUMN sendiri, sehingga keuntungan atau kerugian yang dialami BUMN tidak dianggap sebagai keuntungan atau kerugian negara. DPR sebagai lembaga legislatif pembuat Undang-Undang. Namun, proses pembahasan UU BUMN cenderung tertutup. Ditambah lagi, DPR belum mengungkap draf final UU BUMN yang telah diparipurnakan awal bulan Februari. 

Selain itu ternyata Ketua Badan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, juga banyak merespon terkait Danantara. Terkait pendanaan awal, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Danantara memerlukan sekitar Rp327,2 triliun dengan dividen yang ada.  Ia menjelaskan bahwa lewat BPI Danantara, banyak proyek yang akan diobral ke investor. Proyek ini termasuk dari rekomendasi DEN mengenai 53 program percepatan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk menyelesaikan berbagai permasalahan ekonomi Indonesia.

Gambar 9. Sampel berita

Terkait banyaknya kritik publik terhadap lembaga ini, Luhut menilai wajar tidak ada hal yang sempurna dan semua membutuhkan proses apalagi masih awalan. Dibutuhkan pula baik pemerintah maupun perusahaan BUMN yang terlibat di dalamnya harus kompak untuk mengoptimalkan fungsi lembaga tersebut.

Gambar 10. Sampel berita

Luhut juga dikaitkan dengan isu bahwa keponakannya akan menjadi Bos Danantara. Keponakan Luhut ini adalah seorang pengusaha dan investor bernama Pandu Sjahrir. Pandu sendiri ketika dikonfirmasi tentang jabatan tersebut mengaku belum tahu. Informasi ini datang dari Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait setelah pertemuan mereka Kantor BI, Jakarta, Selasa lalu (11/2/2025).

Gambar 11. Sampel berita

Meski masih memunculkan perdebatan, pemberitaan media menyebutkan bahwa sudah ada yang investor asing yang tertarik dengan Danantara, yakni perusahaan asal Abu Dhabi. Mereka ingin membuat usaha patungan untuk pengadaan kapasitas energi baru terbarukan 10 gigawatt melalui Danantara. Perusahaan Abu Dhabi siap memasukkan modalnya senilai USD 10 miliar ke Danantara. Kabar ini tampak dituliskan oleh portal Detik. 

Gambar 12. Sampel berita

Kemudian untuk portal media yang paling banyak memberitakan terkait Danantara jatuh pada Detik yang menerbitkan total 29 artikel selama periode pemantauan. Diikuti Fajar co. id dengan 22 artikel dan Kompas serta CNN Indonesia masing-masing dengan 19 artikel

Gambar 13. Jajaran portal populer

Warganet TikTok Khawatir Danantara Suburkan Korupsi

Netray juga menjaring opini warganet melalui kanal TikTok dengan kata kunci dan periode yang sama. Hasilnya ditemukan 150 unggahan video TikTok yang telah diputar sebanyak 5,6 juta kali. Dari total unggah tersebut mampu memperoleh reaksi atau impresi dari warganet sejumlah 202,5 ribu kali. 

Gambar 14. Statistik unggahan tiktok

Unggahan TikTok terkait Danantara rata-rata masih diisi oleh akun informasi dan pemberitaan seperti Liputan6, Tempo, Asumsi dan lainnya. Namun tak sedikit pula warganet yang mengungkapkan responnya terhadap lembaga investasi baru ini. Opini terpopuler sekaligus menjadi unggahan terpopuler selama periode pemantauan datang dari akun @subhannursobah ia tampak menjelaskan bagaimana Danantara berjalan dengan bahasa yang santai. Ia juga menekankan mengenai fakta mengerikan bahwa Ketua Pakar dan Inisiator Danantara, Burhanudin Abdullah pernah terlibat dalam kasus korupsi aliran dana BI. 

Gambar 15. Opini warganet

Pendapat tajam lainnya datang dari aku @malakaproject.id. CEO Malaka Project, Ferry Irwandi yang juga pernah menjadi ASN memiliki beberapa spekulasi. Pertama, apabila Danantara berhasil dalam mengelola investasi negara akan menjadi game changer untuk ekonomi Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mampu mencapai angka 6-7%. Kedua, namun apabila gagal, Indonesia akan menghadapi masalah besar seperti krisis ekonomi berkepanjangan, APBN yang terus defisit, trust issue terhadap pemerintah, investor yang tak mau lagi menyumbang modal dan lainnya. Ia pun memiliki saran bagaimana Danantara ini bisa berjalan dengan baik apabila dikelola oleh orang-orang yang kompeten bebas dari agenda politik, berfokus pada ROI, dan tentunya transparan serta independen. 

Gambar 16. Opini warganet

Opini warganet lainnya datang dari @albahri30_5 yang memperlihatkan ketidakpercayaannya pada pemerintah. Pasalnya lembaga ini tidak diawasi oleh KPK, ia khawatir apabila terjadi penyelewengan dan oleh pemerintah, siapa yang akan bertanggungjawab. Bahkan ia juga menyoroti Prabowo yang menunjuk Jokowi sebagai pengawas. Ia menyangsikan Jokowi sebagai orang terpercaya karena pernah dinobatkan sebagai orang terkorup versi OOCRP.

Gambar 17. Opini warganet

Kemudian dari akun @misu.han tampak mengungkapkan kekesalannya akan pembuatan lembaga baru ini. Ia menjabarkan bagaimana efisiensi anggaran mempengaruhi anggaran pendidikan dan kesehatan hingga pegawai honorer yang dilay-off. Kekesalannya bertambah ketika mengetahui bahwa Jokowi ditunjuk menjadi pengawas Danantara. Ia pun mempertanyakan apakah Jokowi mampu sebagai pengawas atau hanya sekedar untuk bagi-bagi untung. Di akhir video, ia mengajak warganet untuk memprotes pemerintah baik demo turun ke jalan maupun mengunggah kritikan di media sosial.

Gambar 18. Opini warganet

Pembentukan Badan Pengelola Investasi Danantara memanas setelah Prabowo membahasnya di World Government Summit. Melalui pemberitaan media masa tampak Danantara dikaitkan dengan efisiensi anggaran Rp 750 triliun, di mana Rp 324,3 triliun dialokasikan ke lembaga ini. Namun, publik khawatir akan potensi korupsi, terutama karena terbatasnya pengawasan auditor dan sejarah kerugian BUMN Rp 40 triliun.

Bergabungnya bank BUMN memicu kekhawatiran hingga seruan menarik simpanan, dengan perbandingan ke skandal 1MDB Malaysia. Sorotan juga tertuju pada kabar Pandu Sjahrir, keponakan Luhut, yang diduga akan memimpin. Di sisi lain Investor asing, termasuk dari Abu Dhabi, siap menanamkan USD 10 miliar. Luhut menyebut kritik wajar dan meminta waktu agar Danantara beroperasi optimal. Opini publik di TikTok tampak skeptis terhadap keberlangsungan lembaga ini karena telah memotong dana pendidikan dan kesehatan.

Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di website Netray untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.

Editor: Ananditya Paradhi

Cara Mengukur Dampak Strategi Pemasaran di Media Sosial

Di era digital, media sosial telah menjadi salah satu kanal utama dalam strategi pemasaran. Namun, keberhasilan strategi pemasaran di media sosial tidak hanya diukur dari jumlah pengikut atau likes semata. Diperlukan analisis data yang mendalam untuk memahami bagaimana dampak strategi pemasaran di media sosial terhadap keseluruhan tujuan bisnis. 

Analisis data tersebut bisa dikelompokkan menjadi dua klaster strategi bisnis, yakni yang bersifat internal dan eksternal perusahaan. Strategi yang bersifat internal menganalisis performa dari campaign pemasaran di media sosial yang dikerjakan oleh tim bisnis atau marketing. Sedangkan strategi eksternal adalah membaca kondisi pasar, tren, pesaing, hingga persepsi masyarakat. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai cara mengukur dampak strategi pemasaran di media sosial.

Pengumpulan dan Analisis Data Dampak Strategi Pemasaran di Media Sosial

Langkah pertama dalam mengukur dampak strategi pemasaran di media sosial adalah dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber, seperti dari platform populer X, Instagram, TikTok, dan YouTube.

1. Menentukan Key Performance Indicators (KPI)
Sebelum melakukan analisis, tentukan KPI yang relevan untuk mengukur performa konten marketing. Setidaknya terdapat lima KPI yang dapat kita manfaatkan. Pertama adalah Engagement Rate, yakni KPI untuk mengukur seberapa aktif audiens berinteraksi dengan konten marketing. Kedua adalah KPI Reach & Impressions yang menunjukkan sejauh mana konten kita tersebar di media sosial.

Selanjutnya Click-Through Rate (CTR) yaitu KPI untuk mengukur persentase pengguna yang mengklik tautan dalam postingan. Conversion Rate adalah KPI keempat untuk menghitung jumlah audiens yang melakukan tindakan sesuai tujuan kampanye, seperti pembelian atau pendaftaran. Terakhir yakni Sentimen Analisis guna mengukur reaksi positif, negatif, atau netral dari audiens terhadap konten marketing.

2. Mengumpulkan Data dari Platform Media Sosial
Manfaatkan alat analisis bawaan dari setiap platform media sosial seperti Facebook Insights untuk halaman bisnis Facebook, Twitter Analytics untuk mengukur kinerja unggahan di X, Instagram Insights yang menampilkan engagement dan reach di Instagram, LinkedIn Analytics untuk konten profesional, dan Google Analytics untuk melacak lalu lintas yang berasal dari media sosial ke situs web. Gunakan API atau tools media monitoring untuk mengumpulkan data dalam skala lebih besar, seperti Netlytics, Brandwatch, atau Netray.

3. Menganalisis Engagement dan Interaksi Audiens
Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah menganalisis pola interaksi audiens. Gunakan metode statistik deskriptif untuk melihat rata-rata engagement, like, share, dan komen. Selanjutnya lakukan analisis tren untuk memahami perubahan performa konten seiring waktu, serta bandingkan efektivitas berbagai jenis konten untuk menentukan mana yang paling efektif.

4. Menghubungkan Media Sosial dengan Konversi
Analisis dampak strategi pemasaran di media sosial tidak berhenti pada engagement. Kita harus mengukur apakah strategi marketing yang dipilih berkontribusi terhadap konversi dan penjualan. Gunakan tracking link UTM untuk melihat kontribusi media sosial terhadap traffic website. Kita juga bisa melakukan analisis data dari Google Analytics untuk melihat perilaku pengguna yang datang dari media sosial. Terakhir identifikasi sales funnel (saluran penjualan) untuk memahami perjalanan pelanggan (customer journey) dari media sosial ke tindakan yang diinginkan.

Mengumpulkan dan menganalisis data untuk mengukur dampak strategi pemasaran di media sosial
Gambar 1. Mengumpulkan dan menganalisis data untuk mengukur dampak strategi pemasaran di media sosial

Evaluasi dan Optimalisasi Strategi Pemasaran di Media Sosial

Setelah data terkumpul dan dianalisis, langkah berikutnya adalah mengevaluasi hasil dan mengoptimalkan strategi pemasaran. Evaluasi dan optimalisasi sebaiknya dilakukan secara berkala agar kontrol atas dampak strategi pemasaran di media sosial bisa lebih terukur.

1. Menggunakan Analisis Sentimen untuk Mengukur Persepsi Merek
Selain angka kuantitatif, penting untuk memahami bagaimana audiens memandang strategi pemasaran yang kita pilih. Analisis sentimen dapat membantu dengan memanfaatkan Natural Language Processing (NLP) yang mengkategorikan komentar dan reaksi sebagai respons positif, negatif, atau netral.
NLP juga membantu mengidentifikasi trending keywords yang sering dikaitkan dengan merek yang dipasarkan perusahaan. Termasuk mendeteksi potensi krisis reputasi ketika terjadi lonjakan sentimen negatif sebagai dampak strategi pemasaran di media sosial yang kita pilih.

  1. 2. Menganalisis Performa Kompetitor
  2. Untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas, lakukan benchmarking dengan pesaing. Tujuannya adalah agar kita bisa memahami posisi merek di tengah-tengah persaingan pasar. Bandingkan engagement rate dan growth rate dari akun yang menjalankan strategi pemasaran dengan akun yang digunakan oleh kompetitor. Analisis strategi konten yang mereka gunakan dan identifikasi peluang perbaikan. Gunakan tools seperti BuzzSumo atau Sprout Social untuk membandingkan performa media sosial secara keseluruhan.

3. Membuat Laporan dan Insights untuk Strategi Ke Depan
Setelah semua data dianalisis, membuat laporan yang ringkas namun informatif juga tak kalah penting dalam melihat dampak strategi pemasaran di media sosial. Gunakan visualisasi data (grafik, diagram) untuk mempermudah interpretasi hasil analisis. Berikan rekomendasi berbasis data untuk meningkatkan strategi pemasaran, dan lakukan evaluasi berkala agar strategi yang diterapkan tetap berjalan optimal.

Mengukur dampak strategi pemasaran di media sosial memerlukan pendekatan berbasis data yang komprehensif. Dengan mengumpulkan dan menganalisis data secara mendalam serta mengevaluasi strategi berdasarkan wawasan yang diperoleh, kita dapat mengoptimalkan pemasaran digital untuk hasil yang lebih baik. Pendekatan berbasis data tidak hanya meningkatkan efektivitas kampanye, tetapi juga memberikan wawasan berharga untuk pengambilan keputusan dalam pemasaran digital.

Jika pembaca ingin mendapatkan insight mendalam tentang bagaimana media sosial mempengaruhi strategi pemasaran, gunakan Netray Media Monitoring! Sebagai layanan media monitoring termurah di Indonesia, Netray dapat membantu melacak tren, menganalisis sentimen, serta mengukur efektivitas kampanye dengan mudah. Coba versi trial gratis sekarang dan tingkatkan strategi pemasaran digital dengan data yang akurat!

Editor: Winda Trilatifah

Tangkap Tren Media Online dengan Analisis Big Data Agar Anda Tetap Terdepan!

Di era digital, tren media online terus berkembang dengan cepat. Informasi yang tersebar luas dan cepat berubah membuat individu serta bisnis harus selalu waspada agar tidak tertinggal. Salah satu cara terbaik untuk memahami dan mengantisipasi tren adalah dengan memanfaatkan big data. Teknologi ini memungkinkan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data dalam jumlah besar untuk mengidentifikasi pola yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan strategis.

Analisis dan interpretasi data menjadi fungsi penting yang membedakan big data dengan model data besar lainnya. Pasalnya data yang dihimpun oleh big data bersifat kompleks, tidak terstruktur, bahkan terkesan tidak berkorelasi secara langsung. Big data mampu menginisiasi analisis dari data yang selama ini dianggap berseberangan untuk menghasilkan insight spesifik seperti tren media online.

Cara Big Data Mengidentifikasi Tren Media Online

Big data merevolusi cara tren media online dipantau dan dipahami. Dengan volume data yang besar dari berbagai platform seperti media sosial, portal berita, forum diskusi, hingga komentar pengguna, kita dapat mengenali pola yang muncul di masyarakat. Algoritma big data dapat mengumpulkan jutaan postingan, artikel, dan komentar dalam hitungan detik (real time).

Dengan memanfaatkan teknologi machine learning, algoritma big data dapat mengidentifikasi pola kemunculan kata kunci yang sering disebutkan secara bersamaan. Pola-pola tersebut menunjukkan adanya korelasi antar kata yang akhirnya menjadi klaster-klaster topik spesifik. Dengan menggunakan teknik visualisasi data, kita bisa melihat topik mana yang sedang meningkat popularitasnya di berbagai platform (heatmap).

Sebagai contoh, platform seperti Google Trends dan Netray Media Monitoring menggunakan big data untuk melacak tren pencarian dan diskusi publik. Hasil pelacakan ini bisa dengan segera diakses oleh publik karena real time ability dari algoritma big data. Hal ini pada akhirnya memungkinkan perusahaan dan individu untuk lebih cepat beradaptasi dengan perubahan di ranah digital.

Tidak hanya dalam memantau topik yang sedang naik daun, big data juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebaran informasi hoaks atau misinformasi di media online. Dengan algoritma deteksi anomali, big data dapat mengenali pola distribusi berita palsu berdasarkan karakteristik penyebarannya, seperti akun yang terlibat, waktu posting, serta reaksi dari audiens. Hal ini sangat penting dalam menjaga ekosistem informasi yang sehat di dunia digital.

Lebih lanjut, kombinasi big data dengan kecerdasan buatan memungkinkan otomatisasi analisis tren media online dalam skala besar. Sistem ini tidak hanya memberikan insight mengenai tren yang sedang berlangsung tetapi juga memberikan saran atau rekomendasi konten yang relevan bagi pengguna. Dengan demikian, perusahaan dan individu dapat membuat keputusan berbasis data yang lebih akurat dan strategis.

Selain memantau tren yang sedang berlangsung, big data juga memiliki kekuatan dalam prediksi tren di masa depan. Dengan menganalisis pola historis dan membandingkan dengan data terbaru, perusahaan dapat mengantisipasi perubahan sebelum terjadi. Berikut adalah metode prediksi tren media online dengan memanfaatkan algoritma big data.

  • Analisis Time-Series: Menggunakan data historis untuk melihat pola naik turunnya suatu tren dalam rentang waktu tertentu.
  • Natural Language Processing (NLP): Menggunakan teknologi AI untuk memahami makna di balik perbincangan online dan mengidentifikasi topik yang berpotensi viral.
  • Model Prediktif Machine Learning: Menggunakan algoritma seperti regression dan deep learning untuk memprediksi apakah suatu tren akan bertahan lama atau hanya bersifat musiman.

Cara Big Data Mengukur Engagement dan Performa Konten

Dalam dunia digital yang didominasi oleh tren media online, memahami efektivitas suatu konten sangat penting. Terutama jika kita ingin memproduksi konten yang relevan dengan audiens kiwari. Big data memungkinkan pengukuran engagement dengan lebih akurat dibandingkan metode konvensional. Berikut adalah indikator yang bisa digunakan untuk mengukur viralitas konten di media sosial:

  • Jumlah dan Pola Interaksi: Seberapa sering suatu postingan di-like, di-share, atau dikomentari di platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok.
  • Durasi Waktu Konsumsi Konten: Berapa lama pengguna menghabiskan waktu untuk membaca artikel, menonton video, atau mendengarkan podcast.
  • Tren Hashtag dan Topik Populer: Penggunaan big data dalam analisis hashtag memungkinkan identifikasi topik yang sedang booming dan berpotensi menjadi viral.
  • Jalur Penyebaran Konten: Dari mana asal lalu lintas konten, apakah berasal dari pencarian organik, media sosial, atau sumber lainnya.
  • Analisis Jaringan Sosial: Melihat bagaimana suatu konten menyebar dari satu kelompok pengguna ke kelompok lain dan siapa influencer yang berperan dalam menyebarkannya.

Dengan big data, pemilik bisnis dan pembuat konten dapat memahami elemen apa yang membuat sebuah postingan menjadi viral, serta bagaimana audiens mereka bereaksi terhadap berbagai jenis konten di media sosial. Analisis ini juga membantu dalam menyusun strategi pemasaran digital yang lebih efektif dengan menyesuaikan konten berdasarkan tren media online yang sedang berkembang.

Sebagai contoh, platform seperti TikTok dan Twitter memiliki algoritma yang sangat responsif terhadap tren. Dengan memanfaatkan big data, brand dan kreator konten dapat mengidentifikasi challenge atau format video yang sedang viral dan menyesuaikan strategi konten mereka untuk mendapatkan jangkauan yang lebih luas.

Tantangan dan Etika dalam Penggunaan Big Data di Media Online

Meskipun memiliki banyak manfaat, penggunaan big data dalam tren media online juga menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait dengan privasi, akurasi, dan etika penggunaan data. Ada sejumlah isu yang harus kita perhatikan dalam menggunakan big data untuk menangkap tren di media sosial.

Salah satu isu utama dalam penggunaan big data adalah privasi data pengguna. Pengumpulan data yang tidak sesuai dengan regulasi dapat melanggar hak privasi individu. Regulasi seperti GDPR di Eropa dan UU Perlindungan Data Pribadi di Indonesia mulai mengatur batasan dalam pemanfaatan data.

Selain itu, ada juga risiko penyalahgunaan algoritma. Algoritma yang digunakan untuk mendeteksi tren juga dapat dimanipulasi, misalnya melalui clickbait atau bot yang meningkatkan engagement secara tidak alami.

Tantangan lainnya adalah ketepatan data. Tidak semua data yang dikumpulkan akurat, sehingga analisis yang buruk dapat menghasilkan kesimpulan yang salah. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan individu untuk menerapkan etika dalam analisis big data dengan memastikan transparansi dalam penggunaan data dan memastikan bahwa hasil analisis benar-benar bermanfaat bagi publik.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan individu untuk menerapkan etika dalam analisis big data dengan memastikan transparansi dalam penggunaan data dan memastikan bahwa hasil analisis benar-benar bermanfaat bagi publik. Sebagai profesional atau pemilik bisnis, apakah Anda sudah mulai memanfaatkan big data untuk memahami tren media online? Jika belum, sekarang adalah saat yang tepat untuk mulai menggunakan Netray Media Monitoring. Netray adalah tools berbasis algoritma big data yang mudah digunakan dan terkenal sebagai media monitoring termurah se-Indonesia. Coba sekarang!

Editor: Winda Trilatifah

Tugas Besar Media Monitoring dalam Krisis Kesehatan

Media monitoring dalam krisis kesehatan sangat penting untuk mendeteksi hoaks, menganalisis sentimen publik, dan menyediakan data akurat untuk respons cepat dan efektif. Kita tahu bahwa krisis dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, termasuk dalam dunia kesehatan yang memegang peran vital dalam kehidupan masyarakat. Dalam situasi semacam ini, waktu menjadi faktor yang paling krusial—setiap detik yang berlalu dapat memperburuk keadaan dan menimbulkan dampak yang tak terduga. Oleh karena itu, respons yang cepat dan tepat sangat diperlukan untuk meminimalkan risiko.

Di tengah krisis kesehatan, media berperan sebagai penghubung utama dalam penyebaran informasi, pembentukan opini publik, serta pengaruh terhadap kebijakan. Dampaknya bisa bersifat positif, seperti meningkatkan kesadaran, memberikan edukasi, dan membantu mitigasi hoaks. Namun, media juga dapat memicu kepanikan, menyebarkan misinformasi, atau bahkan memperburuk polarisasi di masyarakat.

Di sinilah pentingnya media monitoring. Dengan memantau tren percakapan, menganalisis sentimen publik, dan melacak penyebaran informasi, media monitoring membantu mengidentifikasi hoaks, memahami respons masyarakat, serta menyediakan data akurat bagi pemangku kebijakan. Dengan informasi yang tepat, keputusan strategis dapat diambil untuk meredam krisis secara efektif.

Fungsi Utama Media Monitoring dalam Krisis Kesehatan

Berikut ini adalah penjelasan yang lebih detail mengenai apa saja fungsi utama dari tools media monitoring dalam krisis kesehatan. Melalui pemaparan ini dapat diketahui seberapa penting media monitoring guna menghadapi krisis pada era digital.

  1. Pemantauan Tren Percakapan Publik

Fungsi dasar media monitoring adalah mengidentifikasi dan menganalisis topik yang sedang viral terkait krisis kesehatan. Pemantauan tren percakapan ini memberikan gambaran objektif mengenai situasi yang berkembang di masyarakat, termasuk isu-isu yang paling banyak dibicarakan serta persepsi publik terhadap krisis yang terjadi.

Dalam banyak kasus, dampak terbesar dari krisis kesehatan bukan hanya berasal dari penyakit atau ancaman itu sendiri, tetapi juga dari respons masyarakat terhadapnya. Misalnya, kepanikan massal dapat memperburuk keadaan, seperti yang terjadi dalam berbagai krisis kesehatan di masa lalu ketika lonjakan permintaan akan obat atau alat kesehatan tertentu justru menciptakan kelangkaan yang tidak perlu. Dengan media monitoring, kekhawatiran utama masyarakat dapat diidentifikasi lebih awal sehingga langkah-langkah mitigasi dapat dilakukan secara proaktif.

ilustrasi media monitoring dalam krisis kesehatan
Gambar 1. Ilustrasi media monitoring dalam krisis kesehatan (source)

2. Analisis Sentimen Publik

    Selain memantau percakapan, media monitoring dalam krisis kesehatan membantu menganalisis sentimen publik terhadap kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. Sebagai contoh, dalam pandemi COVID-19, berbagai kebijakan seperti lockdown dan pembatasan sosial mendapatkan beragam respons dari masyarakat. Dengan analisis sentimen, pemerintah dan otoritas kesehatan dapat memahami tingkat penerimaan masyarakat terhadap kebijakan tersebut serta mengidentifikasi potensi resistensi atau ketidakpercayaan.

    Selain itu, media monitoring dapat mengukur tingkat kepercayaan publik terhadap institusi kesehatan. Dalam kasus pandemi COVID-19, misalnya, ditemukan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap otoritas kesehatan sangat bervariasi. Sebagian masyarakat masih ragu terhadap informasi yang disampaikan pemerintah atau organisasi kesehatan, yang pada akhirnya memengaruhi tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Dengan memahami pola sentimen ini, strategi komunikasi yang lebih efektif dapat dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan kepercayaan masyarakat.

    1. Deteksi dan Mitigasi Hoax

    Dalam setiap krisis, informasi adalah aset yang sangat berharga. Sayangnya, krisis kesehatan sering kali diiringi oleh penyebaran hoaks dan misinformasi yang dapat memperburuk keadaan. Media monitoring memungkinkan pemantauan real-time terhadap informasi yang beredar di media sosial dan berita online sehingga hoaks dapat dideteksi lebih cepat sebelum menyebar luas.

    Hoaks dalam krisis kesehatan dapat berdampak serius, seperti penyebaran informasi palsu mengenai pengobatan atau teori konspirasi yang melemahkan kepercayaan publik terhadap tenaga medis. Dengan data yang dikumpulkan melalui media monitoring, pemerintah dan pemangku kebijakan dapat segera memberikan klarifikasi dan meluruskan informasi yang keliru sebelum menimbulkan kepanikan atau tindakan yang merugikan masyarakat.

    1. Dukungan untuk Pengambilan Keputusan

    Media monitoring dalam krisis kesehatan berfungsi sebagai sumber data yang berharga dalam proses pengambilan keputusan. Dengan insight berbasis data, pemerintah dan lembaga kesehatan dapat menyusun kebijakan yang lebih tepat sasaran dan responsif terhadap dinamika yang berkembang di masyarakat.

    Contoh nyata dari fungsi ini terlihat dalam pandemi COVID-19, di mana media monitoring membantu pemerintah dalam mengkampanyekan kebijakan kesehatan yang efektif. Salah satu tantangan terbesar saat itu adalah munculnya narasi yang bertentangan dengan kebijakan kesehatan, seperti ajakan untuk tidak menggunakan masker di awal pandemi. Dengan pemantauan media, pemerintah dapat mengidentifikasi tren narasi semacam itu lebih awal dan meresponsnya dengan strategi komunikasi yang lebih baik, seperti edukasi berbasis sains yang mudah dipahami masyarakat.

    Gambar 2. Ilustrasi media monitoring dalam krisis kesehatan (source)

    Dampak Media Monitoring terhadap Penanganan Krisis

    Media monitoring telah menjadi alat yang sangat berpengaruh dalam menangani krisis kesehatan. Dengan berbagai macam fungsinya, media monitoring telah memberi dampak yang cukup signifikan ketika digunakan dengan tepat. Terutama beberapa waktu terakhir ini ketika dunia menghadapi krisis kesehatan berupa pandemi global.  

    Salah satu contoh nyata keberhasilan media monitoring dalam mengendalikan kepanikan publik terjadi selama pandemi COVID-19. Di berbagai negara, lonjakan kasus dan ketidakpastian awal pandemi menyebabkan kepanikan massal, yang berujung pada fenomena panic buying terhadap masker, obat-obatan, hingga kebutuhan pokok. Dengan bantuan media monitoring, pemerintah dan organisasi kesehatan dapat mengidentifikasi isu-isu yang paling banyak diperbincangkan, termasuk hoax yang beredar, serta meresponsnya dengan cepat melalui kampanye edukasi berbasis data.  

    Misalnya, ketika muncul narasi keliru bahwa COVID-19 dapat disembuhkan dengan ramuan herbal tertentu, media monitoring memungkinkan pemerintah mendeteksi penyebaran informasi ini dan segera mengklarifikasinya melalui kanal resmi. Langkah ini membantu mengurangi penyebaran misinformasi dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap informasi medis yang valid.  

    Sebelum adanya media monitoring yang canggih, strategi komunikasi dalam krisis kesehatan sering kali bersifat reaktif dan tidak terukur. Namun, dengan adanya teknologi pemantauan media, pemerintah dan stakeholder kesehatan kini dapat merancang strategi komunikasi yang lebih efektif dan berbasis data.

    Media monitoring memberikan wawasan mendalam mengenai bagaimana suatu kebijakan atau informasi kesehatan diterima oleh masyarakat. Misalnya, dalam kampanye vaksinasi COVID-19, analisis media sosial menunjukkan bahwa ada kelompok masyarakat yang ragu terhadap vaksin karena berbagai faktor, seperti ketidakpercayaan terhadap pemerintah atau hoaks yang beredar luas. Dengan memahami pola ini, strategi komunikasi dapat disesuaikan—misalnya dengan melibatkan tokoh masyarakat atau influencer yang lebih dipercaya oleh kelompok tertentu.

    Selain itu, media monitoring juga membantu dalam menyesuaikan format dan kanal komunikasi. Jika sebelumnya informasi kesehatan banyak disampaikan melalui konferensi pers dan media cetak, hasil pemantauan menunjukkan bahwa media sosial dan platform berbasis video seperti TikTok dan YouTube lebih efektif dalam menjangkau audiens yang lebih muda. Hal ini membuat strategi komunikasi pemerintah dan stakeholder kesehatan mengalami transformasi signifikan, dari sekadar menyampaikan informasi menjadi membangun komunikasi dua arah dengan masyarakat.

    Tantangan dalam Media Monitoring selama Krisis

    Meskipun media monitoring memiliki manfaat besar, ada beberapa tantangan yang dihadapi selama krisis kesehatan, terutama terkait validitas data dan cakupan analisis. Tantangan ini menjadi evaluasi bagi pemerintah dan stakeholder apabila suatu saat terjadi krisis kesehatan lagi.

    1. Kesulitan Memilah Informasi Valid di Tengah Arus Data Besar

    Di era digital, informasi mengalir dengan sangat cepat dan dalam jumlah yang besar. Salah satu tantangan utama dalam media monitoring adalah memilah informasi yang valid di antara ratusan ribu data yang beredar setiap hari. Hoaks dan misinformasi sering kali menyebar lebih cepat dibandingkan informasi resmi, terutama di platform media sosial yang memungkinkan viralitas tinggi. Oleh karena itu, penggunaan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan Natural Language Processing (NLP) menjadi krusial dalam mengidentifikasi pola misinformasi dan memfilter sumber yang kredibel.

    1. Perluasan Cakupan Analisis ke Berbagai Platform Digital

    Di masa lalu, media monitoring lebih berfokus pada media massa seperti televisi, radio, dan surat kabar. Namun, dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih ke platform digital, cakupan analisis harus diperluas ke berbagai kanal, termasuk media sosial, forum diskusi, aplikasi pesan instan, dan bahkan dark web.

    Platform seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan TikTok memiliki pola komunikasi yang berbeda, sehingga pendekatan analisis yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik masing-masing platform. Tantangan lainnya adalah bagaimana mengintegrasikan data dari berbagai sumber ini agar dapat memberikan insight yang holistik dan akurat bagi pengambil kebijakan.  

    Dengan memahami fungsi, dampak, dan tantangan media monitoring dalam krisis kesehatan, dapat disimpulkan bahwa media monitoring bukan hanya alat untuk mengamati tren percakapan publik, tetapi juga instrumen strategis dalam pengambilan keputusan yang cepat dan berbasis data. Oleh karena itu, optimalisasi media monitoring dengan teknologi yang lebih canggih dan analisis yang lebih komprehensif menjadi kunci keberhasilan dalam menangani krisis kesehatan di era digital.

    Netray Media Monitoring adalah tools pemantauan berita dan media sosial yang dapat membantu menangani krisis kesehatan untuk pengambilan keputusan lebih cepat dan terukur. Segera hubungi Netray untuk informasi lebih lanjut.

    Editor: Winda Trilatifah