Home Blog Page 83

Feminisme: Melawan Patriarki hingga Tuai Kontroversi

Feminisme merupakan istilah yang tidak lagi asing terdengar dewasa ini. Menurut KBBI, feminisme adalah gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara laki-laki dan perempuan. Persamaan hak tersebut dapat meliputi apa saja, seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, kesempatan bekerja, hak untuk bersuara, dan kesetaraan lainnya. Hegemoni patriarki dalam masyarakat dan tatanan hukum menyebabkan dominasi, subordinasi, serta ketimpangan gender pada wanita. Hal ini kemudian menyebabkan aturan hukum menjadi tidak objektif karena ideologi pembuat keputusan dibuat tidak untuk kepentingan wanita. Salah satu tokoh feminisme yang terkenal di Indonesia yaitu R.A Kartini. Beliau turut bersuara mengkritik keadaan perempuan Jawa yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mengecap pendidikan yang setara seperti halnya kaum laki-laki.

feminisme

Berdasarkan Top Words di atas terlihat beberapa kosakata populer yang kerap digunakan warganet dalam membicarakan topik terkait feminis, seperti anti, ideologi, childfree, liberal, patriarki, lgbt, surogasi dan beberapa kosakata lainnya. Feminisme bagi warganet agaknya menjadi topik hangat yang memantik diskusi dan berbagai opini bahkan tak jarang menjadi perdebatan.

Gerakan feminisme pun semakin populer di era modern saat ini, tidak sedikit dari masyarakat yang turut menyuarakan isu terkait gender yang terus bergulir. Dengan berkembangnya paham ini, feminisme pun memiliki beragam aliran seperti feminisme liberal, feminisme radikal, feminisme post modern, feminisme anarkis, feminisme marxis, feminisme pascakolonial, feminisme nordik, maupun feminisme sosialis. Namun tidak sedikit dari masyarakat yang tidak setuju dengan gerakan feminisme. Media Monitoring Netray mencoba merangkum opini warganet terkait feminisme, simak selengkapnya hasil rangkuman Netray berikut.

Bila diamati melalui grafik di atas terlihat total tweets pada topik ini mencapai 1,733 dan meningkat secara signifikan sejak 17 Agustus 2021. Adapun jumlah impresi pada topik ini mencapai 61.9 ribu dengan potensi jangkauan sebesar 4.3 juta. Menariknya perbincangan terkait feminisme justru didominasi oleh tweets bersentimen negatif, mengapa demikian?

Feminisme dan Patriarki yang Menghantui

Berbicara mengenai feminisme tentu tak lepas dari patriarki yang merupakan perilaku yang mengutamakan laki-laki daripada perempuan dalam masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Ketimpangan terhadap gender biasanya terjadi akibat masyarakat yang terhegemoni oleh patriarki. Hal ini yang kemudian menimbulkan perdebatan hingga saat ini.

Melalui beberapa tweets di atas terlihat perdebatan warganet terkait feminisme yang selalu berkaitan dengan patriarki. Sebagian warganet terlihat menolak paham feminisme dan menilai kesetaraan yang dimaksud oleh penganut feminisme tidak logis. Bahkan penolakan terhadap paham feminisme kerap terjadi dalam lingkungan terkecil tempat tinggal, yakni keluarga yang tak jarang menganut patriarki dan menempatkan perempuan untuk mengurus persoalan domestik dalam rumah tangga.

Feminisme dan Islam

Dalam memperbincangkan topik ini, warganet kerap mengaitkan paham feminisme dan Islam. Sebagian dari warganet tersebut berusaha menyuarakan tafsir yang menurut mereka benar terkait pandangan Islam tentang feminisme.

Berbagai pandangan terkait paham feminisme agaknya masih terus bergejolak dengan pemahaman masyarakat. Terlebih saat mengaitkan feminisme dengan islam. Terlihat melalui beberapa tweets di atas warganet yang menolak feminisme dan menganggap Islam melarang keras paham ini. Namun, terdapat juga warganet yang menilai Islam justru menjunjung tinggi kesetaraan dengan memuliakan perempuan melalui ajarannya. Perdebatan ini pun terus berlanjut dengan mengaitkan sejarah anti feminisme di tanah air yang dinilai berkaitan dengan narasi Ali Moertopo dan Hilmi Aminuddin pada tahun 70an yang memandang gerakan PKI berkaitan dengan feminisme.

Feminisme Radikal

Perbincangan terkait feminisme juga tak lepas dari paham radikal yang dianggap saling berkaitan. Sebagaimana feminisme radikal yang juga menjadi salah satu aliran dari paham feminisme. Aliran ini bertumpu pada pandangan bahwa penindasan terhadap perempuan terjadi akibat sistem patriarki. Tubuh perempuan merupakan objek utama penindasan oleh kekuasaan laki-laki. Oleh karena itu, feminisme radikal mempermasalahkan antara lain tubuh serta hak-hak reproduksi, seksualitas (termasuk lesbianisme), seksisme, relasi kuasa perempuan dan laki-laki, dan dikotomi privat-publik.

Pandangan my body is mine and my sexuality is my authority dianggap sebagai semboyan dari feminisme radikal. Aliran ini muncul sebagai reaksi atas kultur seksisme atau dominasi sosial berdasar jenis kelamin di Barat pada tahun 1960-an, untuk melawan kekerasan seksual dan industri pornografi. Namun, hal ini tak lepas dari berbagai perdebatan, Terlihat melalui beberapa tweets di atas sebagian warganet tidak setuju terhadap feminisme radikal. Bahkan dalam opininya warganet mengaitkan dengan ajaran agama yang menganggap paham ini menyalahi kodrat manusia sebagai hamba. Meski demikian tidak sedikit warganet yang setuju dengan pandangan ‘tubuhku adalah otoritasku’ dan menilai perempuan bebas dalam menentukan pilihan hidupnya.

Feminisme Menurut Pandangan Warganet Instagram

Agaknya perdebatan terkait feminisme tidak hanya terjadi di media sosial Twitter melainkan juga di Instagram. Opini terkait feminisme juga diunggah oleh para pemilik akun Instagram yang menilai feminisme menarik untuk menjadi pembahasan. Untuk itu Netray juga mengamati laju pembahasan warganet Instagram terkait penggunaan tagar feminisme dalam unggahan mereka. Melalui gambar di atas terlihat beberapa tagar lainnya yang berkaitan dengan feminisme menurut pandangan para pengguna media sosial Instagram.

Netray melakukan pemantauan terkait topik ini sejak 21 Agustus 2021 sampai dengan 27 Agustus 2021, selama periode tersebut terlihat total postingan warganet Instagram terkait topik ini mencapai 513 Total Post yang menjangkau 4.6 juta akun. Berdasarkan grafik di atas juga terlihat kenaikan grafik secara signifikan terjadi sejak 21 Agustus 2021. Berikut beberapa unggahan warganet Instagram terkait feminisme.

Pembahasan topik feminisme mengalami kenaikan setelah beberapa waktu lalu topik childfree mencuat dan ramai diperbincangkan di media sosial. Seperti diketahui, hal ini bermula dari unggahan seorang influencer Gita Savitri yang memutuskan untuk childfree. Sontak hal ini pun menjadi perbincangan hangat di media sosial yang menimbulkan pro dan kontra. Beberapa warganet yang sepakat pun mengunggah opini mereka terkait topik ini dan menilai memiliki anak itu merupakan pilihan bukan sebuah kewajiban.

Pembahasan feminisme dan childfree pun tidak terlepas dari pandangan agama yang bagi sebagian masyarakat feminisme bertolak belakang dengan ajaran islam. Hal ini kemudian memantik perdebatan mendalam terkait feminisme yang sebenarnya menentang paham patriarki yang mengakar kuat dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai negara yang didominasi oleh masyarakat yang memeluk agama Islam hal ini menjadi topik yang menarik untuk dibahas.

Terlihat melalui salah satu unggahan warganet yang menyampaikan usul terkait tiga faktor penting yang membentuk perubahan hubungan antara feminisme dan Islam, pertama wacana transisi dari budaya patriarki menjadi penyebaran egalitarianisme gender. Kedua, reformasi hukum untuk mengakhiri praktik-praktik diskriminatif terhadap perempuan, dan ketiga reinterpretasi teks-teks agama yang lebih manusiawi dan lebih akomodatif terhadap perempuan.

Top Categories Topik Feminisme

Pada kategori Top Accounts Instagram terlihat @dokterid menempati urutan teratas kategori ini. Melalui unggahannya akun tersebut terlihat kerap bersuara dan memberikan dukungannya terhadap perempuan. Sementara itu, pada kategori Top Accounts di Twitter terlihat akun @evylagi menempati urutan teratas kategori ini. Berbeda halnya dengan Top Account Instagram, akun teratas Top Account Twitter justru menyuarakan ketidaksepakatannya atas feminisme.

Pembahasan terkait feminisme memang selalu menjadi topik hangat yang menuai perdebatan, baik di media sosial Twitter maupun Instagram. Melalui akunnya masing-masing pemilik bebas beropini dan mengkritik. Menariknya topik ini pun melahirkan kerangka berpikir yang berkaitan dan akan selalu menuai perdebatan seperti, paham patriarki, feminisme dengan liberal, feminisme dengan Islam, dan beberapa kaitan lainnya. Agaknya perdebatan dan perbedaan pendapat menjadi suatu hal yang akan selalu terjadi. Namun bukankah sebaiknya kita dapat saling menghargai setiap manusia dalam menentukan pilihannya?

Demikian hasil analisis Netray simak hasil analisis lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Akibat Cognitive Learning Loss, Wacana PTM Kembali Menjadi Sorotan

Pembelajaran Tatap Muka atau PTM kembali dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim. Dalam rapat bersama Komisi X DPR RI (23/08/2021) tersebut, Nadiem mengatakan bahwa kondisi psikologis dan cognitive learning loss pelajar saat ini telah memasuki fase kritis sehingga wilayah PPKM level 1-3 dipersilahkan untuk melakukan PTM. Hal ini berbanding terbalik dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengatakan bahwa PTM boleh digelar apabila seluruh pelajar telah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Dua pernyataan ini tentu saja menuai sorotan publik, terutama bagi mereka yang menantikan keputusan terbaru di sektor pendidikan ini.

Pada artikel-artikel sebelumnya, Media Monitoring Netray sempat membahas terkait wacana PTM per tanggal 1 Juli 2021 yang dicanangkan oleh Kemendikbud (klik di sini). Keputusan tersebut diambil setelah adanya target vaksinasi yang akan selesai pada bulan Juni bagi guru dan tenaga kependidikan. Namun, kondisi di lapangan ternyata tak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah. Hingga kebijakan ini pun kembali hanya menjadi wacana di beberapa daerah yang belum tersentuh vaksinasi.

Pada artikel kali ini, Netray akan kembali mengintip kawalan media berita daring Indonesia terkait dengan ‘keinginan’ Mendikbud Nadiem dalam menggelar PTM di seluruh penjuru Tanah Air. Lantas, seperti apa pemberitaan media berkaitan dengan wacana tersebut? Berikut pantauan Netray.

Dukungan Penyelenggaraan PTM

Kebijakan yang baru saja diumumkan pada Senin, 23 Agustus lalu ini mendapat berbagai respons dari beberapa pihak. Salah satunya pihak yang mendukung keputusan ini ialah Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani. Dikutip dari Detik, Zita mendukung Pemprov DKI Jakarta menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada akhir Agustus mendatang. Zita menilai tidak ada alasan lagi untuk anak-anak tak belajar di sekolah. Sebagaimana diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggelar pembelajaran tatap muka terbatas di masa PPKM level 3 dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, salah satunya ialah kapasitas 50%. Keputusan ini berdasarkan dengan Kepgub DKI Jakarta Nomor 1026 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3 COVID-19.

Selain itu, seperti yang diungkapkan oleh Nadiem terkait cognitive learning anak-anak yang memasuki tahap kritis, beberapa pendidik pun mendukung keputusan PTM lantaran hal tersebut dapat membantu perkembangan kognitif pelajar. Seperti yang diberitakan oleh Media Indonesia, Kepala Sekolah Murid Merdeka Laksmi Mayesti menilai bahwa pertemuan tatap muka secara langsung antara pelajar dengan guru dan juga teman-temannya merupakan kebutuhan pokok. Serta, hal ini dapat juga menjadi penyeimbang kebutuhan sosial dan kognitif bagi pelajar.

Di balik dukungan penyelenggaraan ini, sejumlah pemerintah daerah pun juga mendesak pemerintah pusat untuk memberikan dan mengoptimalkan pengadaan vaksin, terutama bagi pelajar dan tenaga pendidik. Dilansir dari Suara, Pemerintah Kota Bandung meminta pemerintah pusat memprioritaskan tambahan stok vaksin COVID-19 untuk vaksinasi remaja guna mempercepat pelaksanaan PTM. Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan bahwa saat ini Bio Farma sudah menerima tambahan stok vaksin COVID-19 Sinovac. Sehingga ia meminta Dinas Kesehatan agar berupaya mendapatkan prioritas vaksin itu untuk remaja atau siswa SMP dan SMA yang ada di Kota Bandung.

Menunggu Surat Resmi

Meski mendapat berbagai dukungan, beberapa wilayah justru menunggu kepastian resmi terkait keputusan ini. Seperti yang terjadi di daerah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah meskipun telah memasuki level 2, Pemda menunggu keputusan gubernur untuk melaksanakan PTM pada jenjang SMA. Dalam artikel yang dimuat Medcom, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Jepara, Udik Agus, menyatakan bahwasannya saat ini Pemda tengah mempersiapkan PTM di jenjang SMA sederajat. Seperti mengecek kembali sarana penunjang protokol kesehatan, serta menyusun administarsi dan pola PTM.

Sama halnya dengan Pemda Kota Batu yang belum berencana untuk menyelenggarakan pendidikan tatap muka dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh status Kota Batu yang belum memasuki zona hijau. Melansir dari Surya Online, Walikota Batu, Dewanti Rumpoko mengatakan bahwa saat ini pemerintah daerah masih memprioritaskan keselamatan anak-anak, terutama bagi pelajar yang belum mendapatkan vaksin.

Alasan Dibukanya Sekolah

Kurangnya fasilitas penunjang sekolah daring hingga adanya berita KDRT menjadi alasan Mendikbud memutuskan untuk menyegerakan sekolah tatap muka. Sarana dan prasarana pendidikan ataupun kemampuan ekonomi penduduk Indonesia tidaklah sama rata. Oleh karena itu, banyak faktor yang menjadi kendala dari sekolah daring. Seperti yang dibahas Netray sebelumnya dalam artikel Keluhan Warganet Soal Sekolah Daring, banyak warganet yang merasa stres akibat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Hal ini juga dituliskan oleh Republika yang memberitakan terkait segera dilaksanakannya PTM bagi madrasah. Pengamat Pendidikan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jejen Musfah menilai bahwa sebagian madrasah tidak efektif menjalankan PJJ karena beragam alasan, seperti kendala internet, laptop, dan literasi digital guru dan siswa. Berdasarkan hal tersebut, PTM terbatas itu perlu dimulai bagi madrasah yang berada di zona hijau dan atas izin orang tua.

Top Entitas

Dalam topik ini siapakah entitas yang paling banyak disoroti media dan portal media mana yang paling banyak menyumbang artikelnya? Sosok Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan tentu saja menjadi entitas pertama yang disoroti oleh media sedangkan yang kedua ialah Menteri Dalam Negeri. Tito Karnavian menjadi sorotan setelah memberikan pernyataan terkait perizinan penyelenggaraan PTM di wilayah DKI Jakarta. Hal ini menyusul dengan status DKI Jakarta yang turun menjadi level 3. Lalu, berdasarkan pantauan Netray dengan kata kunci pembelajaran tatap muka, Kompas menduduki peringkat pertama dengan total 81 artikel. Disusul dengan portal media Suara dan Detik.

Keputusan penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bagi wilayah PPKM level 1-3 menjadi PR tambahan bagi pemerintah untuk menyegerakan dan meratakan pendistribusian vaksin, terutama bagi anak didik dan tenaga pendidik. Fasilitas sarana dan prasana yang dinilai tidak merata sehingga menjadi kendala bagi sekolah daring juga merupakan salah satu faktor disegerakannya PTM ini. Juga seperti yang diungkapkan oleh Mendikbud Nadiem, pandemi yang berkepanjangan ini telah menyasar pada cognitive learning loss anak-anak. Yang tentu saja, hal ini akan berpengaruh pada prestasi generasi penerus bangsa.

Demikian pantauan Media Monitoring Netray terkait wacana PTM. Simak analisi isu terkini lainnya hanya di https://analysis.netray.id/

Produk Sunscreen Pilihan Warganet, Mana Favoritmu?

Sunscreen menjadi salah satu produk yang wajib dimiliki oleh siapa saja yang beraktivitas di bawah sinar matahari. Tak hanya itu, kini sunscreen menjadi salah satu rangkaian skincare yang harus gunakan sebelum beraktivitas. Hal ini guna mengurangi efek buruk dari paparan sinar matahari yang dapat merusak kulit. Produk sunscreen pun cukup beragam dan beredar luas di pasaran. Lalu apa saja produk sunscreen yang menjadi andalan warganet? Simak hasil pantauan Media Monitoring Netray berikut.

Netray mengamati laju perbincangan warganet terkait produk sunscreen. Hasilnya, terlihat melalui Top Words di atas terdapat beberapa merek yang mendominasi perbincangan warganet seperti, Wardah, Aqua Skin, dan Azarine. Bagaimana impresi warganet terkait ketiga produk ini?

  • sunscreen
  • Azarine
  • Wardah
  • Skin Aqua

1. Sunscreen Azarine

Salah satu merek sunscreen paling populer dan paling banyak menjadi perbincangan warganet yaitu Azarine. Azarine Hydrasoothe Sunscreen Gel mengandung SPF 45 PA++++ yang dapat melindungimu dari efek buruk sinar UVA dan UVB. Tabir surya ini diperkaya ekstrak-ekstrak alami yang bermanfaat bagi kulit wajah seperti propolis, aloevera, green tea dan pomegranate. Tekstur gel ini dingin dan ringan, sehingga mudah diserap kulit dan tidak meninggalkan whitecast pada kulit.

Melalui beberapa tweets di atas terlihat antusiasme warganet terkait brand satu ini. Mereka yang merasa cocok pun menyarankan warganet lainnya untuk mencoba Azarine. Tekstur gelnya dinilai mudah menyerap dan tidak membuat kulit terlihat kusam. Itulah mengapa produk ini banyak diminati oleh warganet.

Meski demikian, tidak sedikit dari mereka yang maju mundur untuk menggunakan sunscreen Azarine. Sebagian dari mereka menilai produk ini terlalu mahal. Tak hanya itu, bahkan sebagian warganet meragukan kandungan SPF dari produk ini karena dinilai memiliki finish terlalu ringan.

2. Sunscreen Wardah

Tak hanya Azarine, salah satu brand sunscreen yang banyak dibicarakan oleh warganet yaitu Wardah. Menjawab kebutuhan para konsumennya Wardah hadir dengan beragam varian sunscreen yang sesuai dengan kebutuhan, seperti Wardah UV Shield Active Protection Serum SPF 50, Wardah Sunscreen Gel SPF 30, Wardah UV Shield Aqua Fresh Essence SPF 50, Wardah Sunscreen Gel SPF 30 Edisi Umroh dan Haji, dan Wardah UV Shield Essential Sunscreen Gel SPF 30. Ragam varian tersebut membuat para konsumennya bebas memilih produk dari Wardah yang sesuai dengan kebutuhan.

Beberapa tweets di atas menunjukkan ulasan dari sunscreen milik Wardah oleh para penggunanya. Mudah ditemukan dan harga yang affordable membuat para konsumennya tertarik untuk menggunakan produk ini. Selain itu, mereka juga menilai sunscreen dari Wardah tidak menyebabkan iritasi sehingga mereka tidak takut untuk menggunakannya.

Sementara itu, sebagian warganet yang kurang menyukai produk sunscreen dari Wardah mengaku mengalami iritasi dari beruntusan hingga perih. Akibatnya, mereka pun enggan menggunakan produk sunscreen dari Wardah lagi.

3. Sunscreen Skin Aqua

Produk berikutnya yaitu Skin Aqua. Produk sunscreen dari Skin Aqua juga belakangan banyak digemari oleh berbagai kalangan. Produk asal Jepang ini terkenal dengan harga yang terjangkau dan berkualitas. Skin Aqua memiliki beragam varian yang berbeda sesuai kebutuhan kulitmu. Tak heran bila produk ini kemudian banyak digemari oleh warganet yang telah mencobanya.

Mereka yang telah mencoba dan membuktikan produk sunscreen dari Skin Aqua mengaku puas dan cocok. Kandungan SPF 50+ PA+++ yang terdapat di dalamnya membuat para penggunanya merasa terlindungi oleh efek buruk sinar matahari. Selain itu, sebagian warganet juga menilai produk ini dibandrol dengan harga yang cukup terjangkau.

Meski memiliki banyak konsumen yang mengaku puas dengan sunscreen Skin Aqua tidak sedikit dari mereka yang mengaku tidak cocok hingga mengalami iritasi. Tidak hanya itu, sebagian warganet juga mengeluhkan harga yang dibandrol oleh Skin Aqua dan juga teksturnya yang dinilai terlalu cair.

Penutup

Sunscreen menjadi salah satu skincare yang wajib digunakan oleh siapa saja yang beraktivitas di bawah sinar matahari. Hal ini guna melindungi kulit wajah dari paparan buruk sinar UV A dan UV B yang dapat merusak kulit hingga menyebabkan kanker. Itulah sebabnya pengetahuan akan pentingnya perlindungan tersebut membuat produk sunscreen semakin ramai dicari dan digunakan oleh masyarakat. Berbagai brand pun menyediakan varian sunscreen yang disesuaikan dengan kebutuhan para penggunanya. 


Azarine, Wardah, dan Skin Aqua menjadi brand sunscreen yang paling banyak diperbincangkan warganet selama pantauan Netray. Meski berbagai merek tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan sesuai dengan kondisi kulit para penggunanya. Untuk itu pilihlah produk yang dirasa cocok dan mudah terjangkau agar kulit tetap sehat dan terlindungi.

Fenomena Krisis Iklim serta Kaitannya dengan Childfree

Krisis iklim adalah sebuah krisis yang dialami oleh seluruh manusia di bumi yang disebakan oleh perubahan iklim. Perubahan iklim terjadi karena adanya kenaikan suhu pada planet bumi. Kenaikan suhu tersebut, tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim. Iklim sendiri merupakan kebiasaan atau karakter cuaca yang terjadi pada suatu tempat atau daerah. Perubahan iklim tersebut mempengaruhi berbagai aspek perubahan pada alam dan kehidupan manusia. Seperti halnya, menurunnya kualitas dan kuantitas air bersih, perubahan ekosistem wilayah hutan, lahan pertanian, dan pesisir perairan.

ilustrasi klikhijau.com

Krisis yang disebabkan karena perubahan iklim menjadi kekhawatiran masyarakat seluruh dunia. Hal ini karena krisis iklim juga berdampak pada ketahanan pangan, kesehatan, hingga perkembangbiakan manusia. Merasa penasaran dengan pembahasan krisis iklim di media daring, Media Monitoring Netray mencoba melakukan pemantauan. Seperti apa media daring memandang dampak bahaya dari krisis iklim? Dan bagaimana kekhawatiran masyarakat yang diwakili oleh warganet terkait perubahan iklim tersebut? Simak uraiannya berikut. 

Sorotan Media Pemberitaan pada Krisis Iklim

Netray mencoba memonitoring perubahan iklim pada media pemberitaan untuk melihat seberapa ramainya pembahasan seputar krisis iklim. Lantas pemberitaan dengan kategori apa saja yang paling sering diangkat oleh media seputar krisis iklim?

Selama satu bulan pemantauan dengan periode 1-26 Agustus 2021, krisis iklim telah diberitakan sebanyak 199 artikel. Pembahasan terkait perubahan iklim ini diangkat oleh 49 portal berita dengan mayoritas pemberitaan berkategori pemerintahan, bencana, dan kesehatan & gaya hidup. Lalu apa saja topik bahasan yang diangkat oleh media daring? Dari ratusan artikel yang telah terjaring Netray, media paling sering menggaungkan topik pemanasan global sebagai pemicu adanya krisis iklim. 

Pemanasan Global dan Krisis Iklim Saling Berkaitan

Laporan dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyimpulkan bahwa emisi karbon dari aktivitas manusia telah memanaskan planet bumi sehingga berdampak pada mencairnya es di beberapa wilayah dan kenaikan permukaan laut. Dikutip dari Liputan6, pemanasan global meningkat akibat efek dari rumah kaca, yaitu gas-gas di bagian luar atmosfer yang menjebak panas matahari sehingga mengakibatkan suhu bumi memanas. Beberapa gas dari efek rumah kaca yang dinilai berkontribusi besar dalam perubahan iklim adalah karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Sementara itu, dalam laporan panel PBB diperlukan langkah ekstrem dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Sebab pencemaran karbondioksida sudah melampaui ambang batas dan mengakibatkan kenaikan suhu panas bumi sebesar 1,5 derajat pada beberapa dekade terakhir. 

Perspektif Tentang Limbah Medis yang Jadi Ancaman Baru Krisis Iklim

Seperti diketahui, dunia sedang berduka karena mengalami pandemi. Dilansir dari Detik, beberapa wilayah masih belum melakukan pengelolaan limbah medis secara memadai.  Pengelolaan limbah dari medis ini dianggap dilematis. Krisis limbah B3 medis ini, dapat diolah melalui pembakaran menggunakan alat insinerator. Permasalahannya yakni penggunaan alat tersebut dalam mengelola limbah medis dapat memperparah krisis iklim akibat polusi dan emisi yang dihasilkan oleh alat tersebut. Oleh karena itu, limbah medis masih menjadi PR bagi seluruh elemen masyarakat. 

Anak-Anak Alami Risiko Tinggi Terdampak Krisis Iklim 

United Nations Children’s Fund (UNICEF) merilis laporan terkait dampak krisis iklim terhadap anak-anak di seluruh dunia pada 20 Agustus 2021. Mengutip dari IDN Times, dari 2,2 miliar anak di dunia, sekitar 1 miliar dilaporkan tinggal di negara-negara yang menghadapi risiko tinggi terdampak krisis iklim. Negara-negara tersebut setidaknya mengalami empat bencana iklim dan lingkungan secara tumpang tindih. Menurut Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore, tubuh anak-anak lebih sulit beradaptasi dalam cuaca ekstrem dibandingkan oleh orang dewasa. Hal ini karena asupan makanan dan cairan yang dibutuhkan oleh tubuh anak-anak juga lebih banyak.  

Top Entitas Bencana dan Top Portal

Top Entitas Bencana
Top Portal

Berdasarkan entitas bencana di atas, media pemberitaan menyajikan beberapa bencana yang terjadi karena perubahan iklim. Kebakaran hutan dan banjir menjadi bencana yang paling sering terjadi di beberapa wilayah Indonesia, karena adanya krisis iklim. Kemudian portal media nasional yang paling banyak menyerukan isu krisis iklim di Indonesia adalah Liputan6, Detik, dan Kompas.

Kekhawatiran Warganet tentang Krisis Iklim 

Di samping memantau media pemberitaan, Netray juga melakukan monitoring keramaian warganet dalam membahas krisis iklim. Dengan memasukan kata kunci berupa krisis iklim, Netray menemukan perbincangan seputar topik tersebut menarik impresi sebesar 199,3 ribu.

Kemudian selama satu bulan pemantauan, krisis iklim diperbincangkan sebanyak 705 tweets. Kurva perbincangan warganet terlihat mulai ramai pada tanggal 21 Agustus dengan puncaknya terjadi pada 24 Agustus 2021. Apa yang menjadi bahasan warganet pada puncak kurva tertinggi tersebut? 

Melalui fitur tweets by populer, puncak perbincangan tanggal 24 Agustus didominasi oleh tweet dari akun @GreenpeaceID. Akun penggiat yang menaruh kepedulian penuh terhadap planet bumi tersebut menuliskan tweet berupa ajakan untuk bersama-sama mengakhiri krisis iklim. Selain tweet dari Green Peace, terdapat pula tweet dari beberapa akun yang peduli terhadap krisis iklim. 

Beberapa pendapat di atas, memperlihatkan bahwa manusia telah menyadari perkembangan krisis iklim yang kian mengkhawatirkan. Selain itu, skenario mitigasi krisis iklim juga harus diimbangi dengan kebijakan yang pro iklim agar tidak memperburuk keadaan.

Ungkapan Keresahan Warganet tentang Krisis Iklim 

Selain sikap optimisme yang ditunjukan beberapa warganet di atas, terdapat pula warganet yang merasa resah dan takut akan fakta terkait perubahan iklim di bumi yang semakin tidak menentu. 

Tidak sedikit warganet yang menilai bahwa perubahan iklim semakin kesini justru semakin parah. Ketakutan akan bencana alam yang siap menyergap kehidupan manusia di muka bumi ini menjadi rasa kekhawatiran yang terus mengikis pikiran manusia. 

Krisis Iklim Mempengaruhi Argumen Childfree? 

Pendapat mengenai krisis iklim yang ada kaitannya dengan argumen childfree pun tak kalah menuai sorotan warganet. 

Beberapa warganet mengungkapkan pendapat dengan sudut pandang masing-masing terhadap keterkaitan fenomena childfree dengan krisis iklim. Childfree merupakan sebuah keputusan atau pilihan hidup untuk tidak memiliki anak baik itu anak kandung, anak tiri, maupun anak angkat. Kaitannya dengan upaya mengurangi krisis iklim yakni tidak menambah populasi manusia.

Penutup 

Perubahan iklim harus menjadi perhatian khusus bagi seluruh manusia di bumi. Pasalnya dampak yang disebabkan dari krisis iklim menyeret segala elemen, mulai dari perubahan cuaca ekstrem hingga pola hidup manusia. Beberapa lembaga dunia terus berupaya untuk menekan dan mengurangi polusi, emisi gas yang dinilai dapat memicu parahnya krisis iklim. Mari lakukan perubahan dengan sedikit mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan polusi udara berlebihan. Demikian analisis Netray.

Menimbang Isu Booster Vaksin Ketiga Pejabat dalam Pemberitaan Media Massa dan Linimasa Twitter

Sebagai garda terdepan penanganan krisis pandemi Covid-19, tenaga kesehatan Indonesia mendapatkan booster vaksin ketiga. Program tersebut saat ini memang sedang berjalan, sehingga belum semua nakes mendapatkannya. Akan tetapi, rumor terbaru menyebutkan bahwa sejumlah kelompok kecil masyarakat justru mendapatkan booster vaksin ketiga yang seharusnya tidak diberikan kepada masyarakat umum. Rumor tersebut muncul saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kalimantan Timur.

Kelompok kecil masyarakat yang dimaksud adalah para pejabat pemerintah. Rumor tersebut berangkat dari sebuah video dari kanal Youtube Sekretariat Presiden yang berisi obrolan Joko Widodo dengan sejumlah pejabat. Yang sempat disebutkan namanya dalam obrolan antara lain Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, Walikota Samarinda Andi Harun, hingga Panglima TNI Hadi Tjahjanto. Presiden saat itu didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan 3 orang pejabat yang sudah disebutkan sebelumnya.

Untuk mendapat gambaran yang lebih lengkap terkait bagaimana rumor ini beredar di ranah publik, Netray Media Monitoring melakukan pemantauan terhadap topik booster vaksin Covid-19 ketiga yang diterima pejabat. Pemantauan akan melihat seperti apa isu ini dibicarakan di media sosial serta bagaimana peran media massa dalam mewacanakan topik tersebut. Hasil pemantauan Netray tersebut bisa disimak dalam laporan di bawah ini.

Laporan Statistik Pemantauan Topik Booster Vaksin Pejabat di Linimasa Twitter

Menggunakan kata kunci booster, vaksin, dan pejabat, Netray berhasil mengumpulkan sejumlah tweet yang membicarakan topik pemantauan. Data tersebut dikumpulkan selama periode 20 Agustus hingga 26 Agustus 2021. Sebanyak 13.096 tweet yang mengandung kata kunci telah terbit di linimasa. Dari grafik di bawah ini juga nampak bahwa perbincangan ini baru viral pada tanggal 26 Agustus 2021. Terpantau 8.217 tweet diunggah oleh warganet dalam kurun waktu 24 jam.

Kuantitas perbincangan yang melonjak tajam tentu saja berpengaruh pada impresi yang diterima seluruh tweet secara kumulatif. Terpantau 38,6 juta total impresi berupa reply, retweet, dan favorites yang diperoleh tweet dengan kata kunci. Dengan total impresi sebesar ini maka topik booster vaksin ketiga untuk pejabat secara potensial dapat menjangkau 107,6 juta user Twitter berbahasa Indonesia.

Sebagian besar tweet yang membahas topik ini memiliki sentimen negatif, yakni sebanyak 9.471 tweet. Angka tersebut tidak bisa disandingkan dengan tweet bersentimen positif yang hanya berjumlah 426 tweet saja selama tujuh hari masa pemantauan. Mengapa jauh lebih banyak sentimen negatif kala warganet membicarakan isu booster vaksin ketiga akan dibahas pada bab analisis nanti.

Laporan Statistik Pemantauan Topik Booster Vaksin Pejabat di Media Massa Daring

Wacana booster vaksin ketiga pejabat yang viral di media sosial ternyata minim gaung di meja redaksi laman berita daring. Dengan periode pemantauan yang sama, Netray hanya menemukan 173 laporan yang diterbitkan oleh 60 kantor berita daring. 107 artikel ini masuk ke dalam kategori “Health & Lifestyle”, 42 artikel berada dalam kategori “Government”, sedangkan 23 lainnya adalah laporan “Politics”. Lantas bagaimana jika periode pemantauan dimundurkan lebih jauh lagi tetapi dengan kata kunci yang sama?

Hasilnya cukup berbeda meski terlihat masih kurang signifikan. Netray menemukan setidaknya terdapat 477 artikel yang diterbitkan oleh media massa daring ketika pemantauan dilakukan sejak awal bulan Agustus ini. Itu pun dibuat oleh 84 kantor berita baik nasional maupun daerah. Meskipun rentang periode pemantauan sudah diperluas, puncak kuantitas pemberitaan ternyata masih terjadi pada hari Kamis tanggal 26 Agustus 2021. Hanya saja dari grafik Peak Time terlihat bahwa pada awal bulan ini media massa sudah ramai membahas wacana booster vaksin ketiga.

CNN Indonesia menjadi kantor berita yang paling banyak menulis artikel, yaitu sebanyak 12 buah dalam waktu satu pekan ke belakang. Disusul dengan laman Republika, Kumparan, serta Kompas yang sama-sama menulis 9 artikel yang mengandung kata kunci. Laman Galamedia News dan Bisnis Indonesia sama-sama membuat 8 artikel, sedangkan Detikcom hanya memuat 7 berita saja. Sisanya bisa disimak di grafik Top Portal di bawah ini.

Sudut Pandang Warganet atas Topik Booster Vaksin untuk Pejabat

Pada pemaparan sebelumnya sudah ditunjukkan bagaimana topik ini dipresentasikan di media massa dan media sosial. Antusiasme diantara dua platform ini seperti berjalan di atas rel yang terpisah. Seperti yang terjadi di linimasa Twitter saat isu ini mulai mendapat banyak atensi dari warganet, yakni pada tanggal 25 Agustus 2021. Tweet dari akun @febridiansyah menjadi unggahan yang paling banyak mendapat respons dari warganet Twitter. Ia berpendapat bukankah sebaiknya profesi guru yang mendapatkan booster vaksin setelah nakes, tetapi malah pejabat yang mengaku ke Presiden Joko Widodo bahwa mereka telah memperoleh suntikan.

Jika merujuk pada grafik Top Accounts, maka akun @dr_koko28 menjadi akun kedua yang memperoleh impresi tertinggi. Tweet dari dokter tersebut memang tak membahas booster vaksin untuk pejabat. Ia justru menyoroti keinginan nakes mendapatkan vaksin Sinovac sebagai booster ketiga daripada menggunakan Moderna yang memiliki kipi yang lebih buruk. Bagaimanapun juga nakes harus segera aktif bekerja setelah mendapatkan vaksin.

Wacana tentang pejabat baru kembali muncul dari tweet milik @ngabdul. Ia merasa heran mengapa pemerintah tidak terang-terangan membuat aturan vaksin ketiga untuk para pejabat. Alih-alih harus sembunyi-sembunyi mendapatkannya seperti maling. Akun lain dari grafik Top Accounts selanjutnya juga membahas wacana “pengambilan” booster secara tertutup, simak tweet tersebut dari galeri di bawah ini.

Yang menarik dari pemantauan di tanggal 25 Agustus adalah kemunculan akun @qronoz di dalam grafik Top People. Biasanya akun yang mendapat banyak impresi pada hari tersebut juga menempati posisi yang tinggi di dalam grafik ini. Akan tetapi, tweet @qronoz tidak ditemukan pada tanggal tersebut. Setelah dilakukan pelacakan sehari sebelumnya, diketahui bahwa akun tersebut memiliki sejumlah tweet yang cukup banyak mendapat respons dari warganet. Pasalnya tweet tersebut seperti menjadi whistle blower atas kasus pejabat yang mendapat booster vaksin ketiga yang seharusnya untuk nakes.

Dengan populernya tweet tersebut di linimasa, menempatkan akun @qronoz sebagai akun yang memperoleh impresi ketiga tertinggi selama periode pemantauan. Sedangkan posisi pertama dan kedua diisi akun @DGHisham dan @sofiesyarief. Kedua akun tersebut yang ternyata mengisi linimasa Twitter pada tanggal 26 Agustus 2021, atau saat perbincangan sedang mengalami peak time. Lantas bagaimana dengan wajah pemberitaan media massa terkait kasus booster vaksin ketiga para pejabat?

Media Massa Minim Antusiasme, Apa yang Mereka Beritakan?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, antusiasme perbincangan di Twitter tidak begitu terasa di pemberitaan media massa. Namun bukan berarti media massa sama sekali tidak mengangkat isu ini. Terlihat dari pemantauan Netray, sejumlah berita dengan sentimen negatif juga mengangkat isu tersebut. Hanya saja media massa seperti sengaja tidak melakukan klarifikasi langsung terhadap figur yang bersangkutan. Seperti kepada para pejabat yang hadir di acara, termasuk Presiden Joko Widodo.

Yang dipilih oleh media massa sebagai narasumber adalah mereka yang merasa harus berpendapat terhadap isu tersebut. Simak saja penggalan judul dari sejumlah berita di bawah ini. Seakan hanya menjadi pernyataan sikap dari para narasumber bahwa apa yang dilakukan oleh para pejabat ini tidak tepat. Serangan isu semacam ini tentu saja akan sangat mudah ditangkal oleh pemerintah dengan cukup membuat pernyataan yang sebenarnya tidak relevan dengan pertanyaan yang ada di benak publik.

Penutup

Pembaca laporan ini mungkin bisa menyimpulkan sendiri bagaimana seharusnya menyikapi wacana pejabat yang diam-diam telah mendapatkan vaksin booster ketiga. Tentu saja tidak menjadi masalah jika memang pejabat publik mendapat treatment semacam itu apabila memang diatur secara resmi. Tak perlu bermuka dua dengan menunjukan kepedulian terhadap penanganan pandemi kala mendahulukan sektor kritikal seperti tenaga kesehatan. Toh masyarakat umum juga paham bahwa pejabat negeri ini adalah kelompok sosial yang ingin mendapat “keistimewaan”.

Kabar Laju Pertumbuhan Perekonomian Indonesia

Kabar laju pertumbuhan perekonomian Indonesia selalu menjadi pembahasan yang menarik di media. Hal ini guna menyampaikan kabar terkini dari keadaan ekonomi di masa pandemi. Tidak dapat dipungkiri selama pandemi berlangsung kabar buruk dari perekonomian pun kerap menyelimuti Indonesia. Laju pertumbuhan yang sempat terpuruk di jurang resesi membuat badai dari pandemi semakin terasa. Akibatnya, tidak sedikit dari masyarakat yang kehilangan pekerjaannya dan mengalami PHK. Untuk dapat memperlambat penyebaran Covid-19 pemerintah pun menetapkan PPKM di berbagai wilayah. Sementara itu, hingga saat ini pemerintah juga berupaya untuk mempercepat program vaksinasi. Lalu bagaimanakah isu-isu terkini terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia? Seperti apakah media mengemas pemberitaan terkait hal tersebut?

perekonomian

Untuk dapat mengamati topik terkini terkait laju perekonomian Indonesia, Media Monitoring Netray melakukan pemantauan sejak 25 Juli 2021 sampai dengan 23 Agustus 2021. Hasilnya terlihat melalui Top Words di atas tampak beberapa kosakata terkait topik ini, seperti industri, umkm, pertumbuhan, bantuan, digital, dan beberapa kosakata lainnya. Perekonomian memang menjadi salah satu sektor yang paling parah terdampak pandemi. Tak hanya di Indonesia, hal serupa juga menerpa perekonomian global yang mengakibatkan semakin lambatnya laju pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan hasil pantauan Netray selama periode pemantauan terdapat 44.8 ribu pemberitaan terkait kabar perekonomian Indonesia yang berasal dari 151 total media. Dengan total tersebut setidaknya topik ini melibatkan 294.9 ribu total Person Entities. Adapun pada Top Categories terlihat topik ini didominasi oleh kategori terkait keuangan, pemerintah, dan kesehatan. Ketiga kategori tersebut tentu saja memiliki kaitan erat dengan pembahasan media terkait kabar perekonomian terkini.

Sementara itu, melalui grafik di atas dapat diamati intensitas pembahasan media terkait kabar perekonomian Indonesia yang muncul setiap harinya selama periode pantauan Netray. Di masa pandemi dan pemberlakuan PPKM saat ini pemerintah juga tengah berupaya untuk membuat ekonomi masyarakat tetap bergerak agar perekonomian negeri pun mengalami peningkatan. Hal tersebut tentu tidak mudah, mengingat merosotnya daya beli masyarakat akibat hilangnya mata pencaharian dan berbagai hal lainnya. Untuk itu, simak beberapa pemberitaan yang ramai menjadi pembahasan selama periode pantauan Netray.

Program Vaksinasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Pada 05 Agustus 2021 Netray menemukan kabar baik terkait pertumbuhan perekonomian yang dimuat oleh beberapa media pemberitaan daring. Dalam pemberitaan tersebut memuat kabar dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat perekonomian Indonesia berhasil tumbuh positif mencapai 7,07 persen pada triwulan II-2021, dibandingkan periode sama tahun lalu. Dilansir melalui laman Harian Singgalang Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan pertumbuhan tersebut dilatarbelakangi upaya pemerintah menjalankan program vaksinasi. Hal itu mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk melakukan mobilitas.

Tak hanya program vaksinasi yang tengah berjalan, pertumbuhan laju perkonomian tersebut juga disokong oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga dan perbaikan ekonomi global. Ekonom Universitas Indonesia Chatib Basri mengatakan kinerja positif ekonomi pada kuartal II/2021 dipengaruhi oleh mobilitas masyarakat yang mulai diperlonggar pemerintah. Di sisi lain, pertumbuhan 7,07 persen juga tak lepas dari rendahnya penurunan ekonomi pada tahun lalu, mengingat aktivitas pada kuartal II/2020 tidak selonggar tahun ini. Chatib berpandangan bahwa mobilitas yang aman menjadi kunci dalam merebut momentum pemulihan. Untuk menjamin mobilitas yang aman, Indonesia dihadapkan pada dua opsi, yakni kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi.

Optimisme Pemerintah Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 2022 Mencapai Batas Atas

Pada kesempatan pidato kenegaraan pada Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI, di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin 16 Agustus 2021 Presiden mengatakan pandemi tidak boleh menghambat proses reformasi struktural perekonomian nasional. Hal ini diwujudkan melalui fokus kinerja pemerintah untuk menciptakan sebanyak mungkin lapangan kerja baru yang berkualitas serta mempercepat implementasi Undang-Undang Cipta Kerja.

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan pada kisaran lima sampai 5,5 persen. Target ini berubah dari kesepakatan pemerintah dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR sebelumnya yang sebesar 5,2 persen sampai 5,8 persen. Ia juga mengatakan inflasi akan tetap terjaga pada tingkat tiga persen. Hal ini menggambarkan kenaikan sisi permintaan, baik karena pemulihan ekonomi maupun perbaikan daya beli masyarakat.

Serba-Serbi Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Sementara itu, dikutip dari laman CNBC Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah tampil memuaskan pada awal pekan, Senin 23 Agustus 2021. Indeks saham acuan nasional tersebut ditutup melesat 1,31% ke level 6.109,83 dan kembali menembus level psikologis di 6.100, tanpa adanya hambatan ke zona merah sepanjang perdagangan. Sentimen positif mendominasi pada perdagangan kemarin, setelah koreksi pekan lalu akibat kekhawatiran pengetatan likuiditas di Amerika Serikat (AS) dinilai berlebihan. Selain itu, Rupiah juga dilaporkan melaju mulus pada Senin 23 Agustus 2021, sepanjang perdagangan tidak pernah mencicipi zona merah. Artinya, dolar Amerika Serikat (AS) tanpa perlawanan sepanjang hari pertama pekan ini.

Untuk dapat bangkit dan menumbuhkan kembali laju perekonomian pemerintah pun berupaya dengan berbagai cara, termasuk menguatkan kerja sama negara ASEAN SEOM. Dilansir melalui Antara, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Djatmiko Bris Witjaksono mengungkapkan kerja sama antara ASEAN dan negara mitra ASEAN perlu ditingkatkan, terutama dalam mendukung implementasi prioritas ASEAN tahun 2021 dan mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Pertemuan tersebut pun diharap dapat memperkuat dan meningkatkan pemulihan ekonomi global.

Top Categories

Pada kategori Top Portal terlihat Antara dan Detik menjadi media pemberitaan daring yang paling banyak menerbitkan artikel terkait topik seputar perekonomian Indonesia. Pada kategori Top People terlihat nama Joko Widodo selaku Presiden RI menempati urutan teratas kategori ini, diikuti oleh beberapa nama menteri seperti Airlangga, Sandiaga, Luhut, dan Sri Mulyani. Sementara itu, pada kategori Top Organizations terlihat beberapa organisasi yang masuk dalam entitas yang berkaitan dengan kabar perekonomian Indonesia, seperti BPS, Bank Indonesia, dan BUMN.

Laju perekonomian Indonesia agaknya mengalami pertumbuhan yang cukup baik selama periode pantauan Media Monitoring Netray. Hal ini diamati melalui kacamata media pemberitaan daring yang memuat dan mengemas pemberitaan tersebut, mulai dari pertumbuhan perekonomian Indonesia yang berhasil tumbuh positif mencapai 7,07 persen pada triwulan II-2021. Hingga Rupiah yang dikabarkan melaju mulus pada Senin, 21 Agustus 2021 lalu. Kabar baik tersebut dipengaruhi oleh proses vaksinasi yang terus berjalan sehingga mobilitas masyarakat dapat meningkat. Meski di masa PPKM yang terus berlangsung pemerintah bahkan dikabarkan siap memasang target batas atas untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian secara maksimal pada tahun 2022 mendatang.

Demikian hasil analisis Netray, simak informasi terkini lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Pinjol Ilegal, dari Keresahan Warganet hingga Upaya Pemberantasannya

Maraknya usaha pinjaman online atau pinjol ilegal cukup meresahkan masyarakat. Pasalnya telah banyak masyarakat yang menjadi korban. Selain menawarkan prosedur dan persyaratan yang mudah, pinjaman online ini juga dapat memberikan uang secara cepat. Akan tetapi, bunga dari peminjaman uang ilegal ini dikabarkan bernilai cukup besar. Pemerintah melalui Kemenkominfo, Polri, serta lembaga penegak hukum lainnya berkomitmen akan memberantas usaha pinjam uang online ilegal ini. Lantas bagaimana media menyoroti upaya pemberantasan yang dilakukan pemerintah tersebut? 

Tertarik dengan upaya pemerintah dalam melakukan pemberantasan usaha pinjam uang online ilegal tersebut, Media Monitoring Netray melakukan pemantauan. Berdasarkan gambar Top Words di atas, kosa kata berantaspinjolilegal, pinjaman ilegal, kominfo, dan waspada memiliki ukuran paling menojol. Hal ini memberi gambaran bahwa selama periode pemantauan, media massa dan media sosial memperbincangkan topik seputar meningkatnya kasus penipuan melalui pinjol ilegal ini. Selain itu, pemerintah juga menghimbau agar masyarakat lebih waspada terkait adanya pinjol ilegal tersebut. Lantas seperti apa sudut pandang media massa terkait topik?

Sudut Pandang Media Pemberitaan pada Pinjol Ilegal

Selama sepekan dengan periode 18-24 Agustus 2021, pinjaman online ilegal diberitakan sebanyak 281 artikel dari 61 portal media. Pemberitaan yang diangkat media tidak jauh dari kategori finance & insurance. Tindakan tegas dari pemerintah untuk pinjol ilegal secara langsung ditangani oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kominfo akan memblokir segala akses yang berkaitan dengan usaha peminjaman uang online ilegal tersebut. 

Pinjaman Online Ilegal Kian Menjamur

Keberadaan pinjaman online ilegal terdeteksi Polri sejak beberapa tahun belakangan. Pihak Bareskrim Polri telah memproses sekitar 25 kasus aduan pinjaman online ilegal tersebut. Para tersangka kasus tersebut akan dijerat UU ITE Nomor 11 Tahun 2008 dan Pasal 378 KUHP terkait Penipuan, Penggelapan dan Pengancaman. Mengutip media IDN Times, terdapat beberapa ciri-ciri pinjaman ilegal yang harus diwaspadai. Biasanya pelaku pinjol ilegal memberikan beban yang dinilai merugikan masyarakat berupa penetapan suku bunga yang tinggi. Kemudian pinjol ilegal mengenakan denda di luar batas dengan cara penagihan yang dianggap mengintimidasi. Secara garis besar, pinjaman online ilegal dapat diidentifikasi dengan ciri-ciri tersebut. 

Tekad Kemenkominfo untuk Memberantas Pinjol Ilegal  

Dikutip dari Liputan6, Menteri Johnny G Plate menuturkan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika akan mengambil tindakan tegas atas pinjaman online ilegal maupun usaha peminjaman lainnya yang melanggar aturan. Adapun skema Kominfo dalam upaya pemberantasan pinjol ilegal salah satunya yakni melalui literasi digital. Pihaknya akan melakukan pemblokiran aplikasi pinjaman online ilegal yang telah terdaftar secara berkala.

Google Turun Tangan untuk Berantas Aplikasi Pinjaman Online Ilegal 

Upaya pemerintah dalam memberantas pinjol ilegal terus digalakan. Kabar baiknya Otoritas Jasa Keuangan menggandeng raksasa teknologi asal Amerika Serikat yaitu Google untuk turut memperketat persyaratan aplikasi pinjaman online di Play Store. Syarat kelayakan dari Google tersebut diharapkan dapat mengurangi jumlah pinjol ilegal di Indonesia. Selain melewati persyaratan yang diajukan Google, untuk membentuk usaha pinjaman online juga harus mengantongi surat izin dari Otoritas Jasa Keuangan. 

Respons Warganet untuk Pinjaman Online Ilegal 

Selain melakukan pemantauan pada media massa, Netray juga menyoroti perkembangan topik pada media sosial Twitter. Seperti apa keramaian warganet menanggapi upaya pemerintah dalam memberantas pinjaman online ilegal? 

Hasilnya topik pinjaman online ilegal telah diperbincangkan sebanyak 1,020 tweets. Meskipun potential reachnya tinggi, impresi yang muncul terlihat rendah. Artinya topik tersebut banyak disebarkan oleh akun dengan jangkauan luas tetapi sedikit menarik perhatian warganet.

Pergerakan grafik sangat fluktuatif dengan puncaknya terjadi pada 21 Agustus 2021. Kemudian sehari setelahnya mengalami penurunan yang sangat signifikan. Lantas apa yang menjadi perbincangan pada tanggal 21 Agustus tersebut?

Melalui fitur tweets by oldest pada tanggal 21 Agustus pembahasan warganet dipenuhi oleh pendapat mengenai cara kerja pinjol ilegal tersebut. Disamping itu warganet juga menyetujui tindakan pemerintah dalam memberantas pinjol ilegal. Kemudian pada fitur tweets by populer terlihat beberapa tweets yang berisikan keresahan warganet atas banyaknya pinjaman online ilegal.

Sumbangan Negatif Warganet 

Tweets negatif warganet mayoritas bernada kritikan dan sindiran. Salah satu tweets yang paling banyak menuai interaksi warganet yakni tweets dari @Dennysiregar7. Melalui tweet tersebut, Denny mengungkapkan kalimat bernada sindiran atas tindakan pemerintah yang dirasa tepat memblokir aplikasi pinjol ilegal. Selain itu warganet juga berpendapat bahwa WNA China berperan sebagai investor di balik berdirinya usaha pinjaman online ilegal tersebut. 

Dukungan Warganet untuk Pemberantasan Pinjol Ilegal 

Sumbangan tweets positif datang dari warganet yang mendukung sepenuhnya Kominfo dan pemerintah dalam upaya memblokir pinjol ilegal. Ungkapan apresiasi warganet tersebut turut menyemangati pemerintah menghapus usaha pinjaman online ilegal sampai pada akar-akarnya. 

Jaringan Percakapan

Jaringan percakapan by mention yang terbentuk dari topik pinjol ilegal dipenuhi garis berwarna merah dengan sentimen negatif. Kemudian akun @kemkominfo dan @DivHumas_Polri menjadi akun yang paling banyak ditandai oleh warganet. Hal ini karena kedua akun tersebut merupakan lembaga yang paling bertanggung jawab atas maraknya kasus penipuan dari pinjol ilegal dan pemberantasan seluruh aplikasi pinjaman online secara ilegal. 

Penutup 

Banyaknya kasus penipuan yang disebabkan oleh pinjol ilegal mendapat perhatian khusus. Pasalnya tidak sedikit masyarakat menjadi korban dari hadirnya usaha bodong tersebut. Warganet mengkritisi adanya usaha pinjol ilegal yang kian meresahkan. Pemerintah berupaya melakukan penekanan jumlah usaha pinjaman online ilegal dengan salah satu caranya memblokir akses aplikasinya. Upaya tersebut menuai dukungan warganet berupa ungkapan apresiasi atas kinerja pemerintah dalam membasmi seluruh oknum dan usaha pinjaman online ilegal. Demikian analisis Netray.

Serba Daring, Burnout Jadi Musuh Karyawan Hingga Pelajar

Efek pandemi yang berkepanjangan ternyata tak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga pada kesehatan mental individu, salah satunya ialah burnout yang dialami oleh pekerja atau karyawan. Perpanjangan PPKM hingga penurunan status Jabodetabek ke level 3 tentu saja tak memberikan angin segar bagi karyawan sektor non esensial. Hal ini disebabkan oleh kebijakan WFH masih berlaku 100% bagi perusahaan sektor non esensial.

Dikutip dari laman CNN Indonesia, sebanyak 77% netizen Indonesia mengalami burnout saat bekerja dari rumah. Suasana rumah, terhindarnya dari kemacetan, bahkan tidak adanya tuntutan berpakaian rapi ternyata tak menjamin WFH lebih menyenangkan. Justru, WFH di kala pandemi ini memberikan dampak tersendiri bagi para karyawan yang merasa semakin tertekan dengan jumlah pekerjaan yang semakin banyak dan jam kerja yang dirasa kabur atau tidak jelas. Benarkah demikian?

Media Monitoring Netray pun mencoba untuk menelisik seperti apa keluhan masyarakat yang diwakili oleh warganet terkait pekerjaan mereka?

Dari gambar di atas, terlihat kumpulan kosakata yang mendominasi perbincangan warganet perihal topik ini. Yang pertama ialah tabel Top Words, terlihat kata burnout dikelilingi oleh kosakata, seperti kerja, pekerjaan, online, kelelahan, bahkan stres. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena ini sering di-tweet-kan oleh warganet atas permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Selain kata tersebut, terlihat kata hustle, culture, bahkan mental. Dikutip dari laman FK Unair, Hustle Culture merupakan sebuah gaya hidup dimana seseorang merasa bahwa dirinya harus terus bekerja keras dan hanya meluangkan sedikit waktu untuk  beristirahat, dengan begitu ia dapat menganggap dirinya sukses.

Menilisik Hustle Culture

Hustle Culture pertama kali ditemukan pada tahun 1971, dan semakin menyebar dengan cepat, terutama di kalangan milenial. Dilansir dari Suara, keadaan hustle culture ini dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental dan emosional, seperti burnout, kelelahan, dan lebih berbahaya lagi bisa menyebabkan kematian. Psikolog dari Riliv, Graheta Rara Purwasono mengatakan tren hustle culture ini hampir dialami oleh sebagian besar pekerja di berbagai perusahaan, terutama kalangan generasi milenial yang fresh graduate.

Fenomena ini ternyata sudah dikenal dan banyak dikeluhkan oleh warganet. Terlihat dari pantauan Netray dalam sepekan belakangan ini, terdapat 115 tweets yang berisikan kata kunci hustle culture. Topik ini telah di-tweet-kan oleh 69 akun dengan jumlah impresi mencapai 210. Topik ini diperbincangkan secara fluktuatif selama periode pemantauan dengan puncak perbincangan pada tanggal 23 Agustus 2021.

Dari kumpulan Top Tweets di atas, terlihat beberapa warganet menceritakan tentang keadaaan dirinya yang mulai merasa dampak dari hustle culture bahkan dari mereka juga saling mengingatkan akan bahaya fenomena ini. Hustle culture juga dikaitkan dengan adanya toxic productivity. Menurut Dr. Julie Smith, seorang psikolog klinis dari Hampshire, Inggris, toxic productivity adalah sebuah obsesi untuk mengembangkan diri dan merasa selalu bersalah jika tidak bisa melakukan banyak hal.

Top Words keyword hustle culture

Di masa pandemi ini keinginan untuk melalukan yang terbaik tentu saja kian besar. Seseorang yang terbiasa dengan segala aktivitas dan mobilitas sebelum adanya pandemi akan selalu berusaha untuk tetap produktif bahkan tanpa mengenal waktu. Akhirnya, secara tidak sadar seseorang akan terjebak dalam toxic productivity yang berujung hustle culture.

Burnout juga Menyasar Pelajar

Kembali melirik tabel Top Complaint di atas, terlihat kumpulam kosakata yang terindikasi oleh mesin Netray sebagai komplain atau keluhan. Stres, susah fokus, bahkan merasa letih telah di-tweet-kan warganet yang merasa burnout di masa pandemi seperti ini.

Dalam kumpulan tweet pada periode pemantauan, ternyata keluhan terkait burnout tidak hanya dicuitkan oleh warganet yang menyandang status sebagai pekerja. Namun, juga menyasar pada warganet yang merupakan seorang pelajar atau mahasiswa. Dari contoh di atas, dapat kita lihat keluhan salah warganet yang merasa burnout saat menjalani kuliah online. Dalam tweet-nya tersebut akun bernama @surethingCB berkeluh kesah terkait sistem pembelajaran online di tengah pandemi ini.

Seberapa Burnout-kah Netizen Indonesia?

Dalam jejak pendapat yang dibuat oleh CNN, dari 321 partisipan diperoleh angka sebesar 77% netizen Indonesia merasa burnout dengan pekerjaan mereka. Lalu, dalam periode pemantauan yang dilakukan oleh Netray, seberapa banyak topik ini diperbincangkan oleh netizen Indonesia dalam sepekan pemantauan.

Dari pantauan yang dilakukan oleh Netray, topik ini telah diperbincangkan warganet dengan perolehan tweet sebanyak 1.494 dengan total impresi sebanyak 798 ribu. Burnout dan hustle culture di-tweet oleh 731 akun bahkan mampu menjangkau lebih dari 28 juta akun. Dan dengan jumlah sentiment negatif yang telah melebihi 50% dari total tweet menandakan bahwa fenomena ini telah menjadi momok bagi netizen Indonesia.

Kebijakan WFH 100% bagi sektor non esensial di kala pandemi yang berkepanjangan ini memiliki berbagai dampak bagi karyawan, salah satunya ialah burnout. Suasana rumah dinilai lebih rileks ternyata tidak memberikan jaminan bagi pekerja untuk bekerja lebih menyenangkan. Tekanan pekerjaan yang semakin besar serta jam kerja yang terasa longgar menjadi faktor adanya burnout yang berujung hustle culture. Bahkan, fenomena ini tak hanya menyasar pekerja atau karyawan, tetapi juga pelajar yang sedang di masa pembelajaran daring. Dengan adanya berita sekolah tatap muka dan menurunnya status PPKM di beberapa wilayah Indonesia semoga sedikit memberikan angin segar bagi masyarakat Indonesia. Karena pada dasarnya, kesehatan fisik seseorang juga berasal dari kesehatan mental.

Demikian analisis dari Media Monitoring Netray terkait topik burnout di mata netizen. Simak ulasan isu terkini lainnya hanya di https://analysis.netray.id

Melacak Topik Viral “Badai Sitokin” yang Hampir Mengancam Jiwa Deddy Corbuzier

Dengan persona yang dicitrakan dan sejumlah buku self-help, Deddy Corbuzier adalah penjelmaan gaya hidup smart, sehat, dan sukses. Hal tersebut menjadikannya panutan bagi penggemar berat yang kerap ia sebut sebagai “smart people”. Gambaran pria ideal sekaligus tangguh, seorang alpha male. Akan tetapi, citraan tetap saja hanya sekadar rekaan imajinasi pikiran semata. Ketika terbentur oleh realitas hidup, semua akan kembali tersadar bahwa manusia hanyalah makhluk fana.

Realitas yang sedang dihadapi oleh Deddy Corbuzier saat ini adalah dirinya sempat dalam kondisi kritis karena tertular virus Covid-19. Memang bukan tidak mungkin seseorang yang sangat sehat bisa tertular hingga jatuh sakit. Hanya saja kasus ini terdengar ironis karena yang membuat kesehatan Deddy kritis justru adalah imun tubuhnya yang terlalu kuat. Sistem kekebalannya tak hanya menyerang sel tubuh yang terinfeksi virus, tetapi juga sel-sel tubuh lain yang masih sehat. Kondisi ini yang dalam dunia kedokteran disebut sebagai badai sitokin.

Topik tersebut menjadi perbincangan warganet Twitter setelah kondisi Deddy Corbuzier ini ramai diberitakan oleh media massa. Media Monitoring Netray ingin melihat bagaimana topik tersebut berkembang di linimasa. Seperti apa respons warganet terhadap isu “badai sitokin” dan siapa saja yang memantik perbincangan. Simak hasil pemantauan Netray di bawah ini.

Laporan Statistik Topik Deddy Corbuzier Alami Badai Sitokin

Pemantauan topik kondisi badai sitokin yang dialami Deddy Corbuzier dilakukan dengan memanfaatkan kata kunci badai sitokin. Ada tujuan khusus dalam penggunaan kata kunci ini tanpa menyertakan deddy corbuzier sebagai kata kunci lainnya. Yakni untuk memberi gambaran apakah masyarakat, diwakilkan oleh warganet, sudah membicarakan hal ini sebelum kasus Deddy atau malah kasus ini yang menjadi pemantik. Logisnya tentu saja Deddy Corbuzier bukanlah pasien perdana badai sitokin.

Netray menemukan bahwa kata kunci pemantauan muncul di dalam 2.125 tweet yang diunggah oleh warganet. Pemantauan ini dilakukan selama periode 17 Agustus hingga 23 Agustus 2021. Rentang waktu sepekan ke belakang memang terkesan tidak memberikan banyak ruang untuk menemukan perbincangan ini di luar peristiwa jatuh sakitnya Deddy Corbuzier. Akan tetapi, setelah rentang pemantauan diperluas sejak awal bulan, hasilnya tidak banyak berbeda, hanya bertambah 63 tweet saja sehingga total yang didapat sebanyak 2.188 tweet.

Mungkin beberapa tweet dapat mengubah tampilan data ketika mendapat banyak impresi. Hanya saja hal tersebut tidak terjadi di sini. Berdasar data statistik yang Netray kumpulkan, pemantauan kata kunci ini menghasilkan impresi sebanyak 8,4 juta interaksi berupa reply, retweet, maupun favorites. Baik dari periode sepekan ke belakang maupun dari periode pemantauan sejak awal bulan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa wacana badai sitokin baru ada setelah berita tentang Deddy Corbuzier muncul di permukaan.

Lantas seberapa luas perbincangan tersebut merambah linimasa Twitter selama periode pemantauan? Netray menemukan bahwa kata kunci badai sitokin secara potensial dapat menjangkau 78,7 juta akun berbahasa Indonesia. Sedangkan ribuan tweet tersebut diunggah oleh 1.237 akun dengan pembagian 931 akun milik user pria dan 306 akun adalah milik user perempuan. Sebagian besar user, yakni sekitar 60% menggunakan perangkat Android untuk membuat tweet, sisanya terbagi-bagi ke dalam sejumlah device.

Data statistik lain yang perlu ditampilkan adalah hasil pengindeksan sentimen terhadap tweet warganet oleh Netray. Hasilnya adalah 1.603 tweet memiliki sentimen negatif, sedangkan tweet yang ditulis dengan sentimen positif hanya berjumlah 95 saja. Tentu saja ini merupakan perbedaan yang sangat mencolok, pasalnya tweet bersentimen netral pun akhirnya hanya berjumlah 490 tweet saja. Akan tetapi, apakah tweet dengan sentimen non negatif tersebut tidak berdampak pada perbincangan warganet? Penelusuran lebih lanjut akan menjawab pertanyaan ini.


Warganet Butuh Penjelasan tentang Badai Sitokin, Utas @DokterPodcast Viral

Ketika memantau grafik Top Accounts, perbincangan nampaknya berpusat di sejumlah kecil akun saja. Yakni antara akun @DokterPodcast, @ProfesorZubairi, dan akun base @hibooran. Bahkan akun milik Deddy Corbuzier di @corbuzier sendiri tidak muncul di dalam grafik ini. Setelah Netray memantau akun Deddy secara terpisah, terlihat bahwa pihaknya tidak membuat tweet dengan kata kunci. Terpantau ia hanya membuat pengumuman bahwa dirinya sempat sakit dan hampir meninggal dunia.

Akun @DokterPodcast membuat utas yang isinya menjelaskan kondisi badai sitokin yang menimpa Deddy Corbuzier beberapa waktu yang lalu. Karena tidak pernah ada pembahasan yang cukup dari warganet sebelumnya, begitu utas ini terbit langsung mendapat respons yang masif dari warganet dan menjadi viral. Hingga akhir periode pemantauan, tweet yang mengawali utas tentang badai sitokin mendapat respons sebanyak 124 kali reply, 8.138 kali favorites, dan 3.315 kali retweets.

Interaksi terbanyak selanjutnya datang dari akun @ProfesorZubairi milik ketua satgas penanganan Covid-19 IDI. Apa yang disampaikan oleh akun tersebut terhitung sangat penting karena berisi informasi yang meluruskan pemahaman publik yang salah. Yang sempat dipercaya oleh masyarakat adalah badai sitokin berasal dari vaksin Covid-19 sendiri. Masyarakat tidak perlu khawatir bahwa vaksinasi yang bertujuan menguatkan kekebalan tubuh justru balik menyerang badan pasien.

Akun dari diagram Top Accounts yang masih masuk radar analisis adalah akun base @hibooran. Tweet dari akun ini secara langsung mendoakan kesehatan Deddy Corbuzier dan teringat dengan kasus meninggalnya suami artis Joanna Alexandra, Raditya Oloan yang juga terkena badai sitokin. @hibooran kembali mengingatkan warganet untuk tetap menjaga kesehatan dan terus mematuhi protokol kesehatan karena pandemi Covid-19 sejatinya masih berlangsung.

Penutup

Kemunculan topik badai sitokin sebagai perbincangan publik tidak bisa dipungkiri didorong oleh keberadaan Deddy Corbuzier sebagai penyintas. Meski sebelumnya sudah banyak pasien yang meninggal karena kondisi ini, publik ternyata belum begitu memperhatikan topik ini. Sangat penting untuk mencari informasi yang valid untuk hal yang masih baru seperti ini agar tidak terjerumus pada berita palsu atau hoax. Sisi positifnya, masyarakat menjadi lebih waspada terhadap kondisi-kondisi khusus semacam ini dan tetap menjaga kesehatan selama pandemi Covid-19. 

Menelisik Alasan di Balik Ramainya Kritik Film Selesai

Sejak rilis pada 13 Agustus 2021, film Selesai yang disutradarai oleh Tompi menjadi perbincangan hangat di media sosial. Film yang ditulis oleh Imam Darto ini dibintangi oleh Ariel Tatum, Gading Marten, dan Anya Geraldine sebagai pemeran utama. Selain menyuguhkan konflik perselingkuhan, film ini juga turut membawa isu kesehatan mental. Beragam ulasan, baik yang disampaikan secara pribadi maupun dalam bentuk diskusi film membanjiri linimasa Twitter beberapa waktu terakhir. Sambutan hangat dan kritik pedas terhadap film ini ramai-ramai dibagikan sehingga topik ini menduduki trending topik pada 20 Agustus lalu.

Media Monitoring Netray pun tertarik untuk menelisik alasan di balik ramainya perbincangan film Selesai; mengapa film ini begitu menyedot animo publik? Apa saja poin yang paling banyak dikritisi warganet? Simak ulasannya berikut.

Sinopsis Film Selesai

Film ini dimulai dengan konflik perselingkuhan antara Broto (Gading Marteen) dan Anya (Anya Geraldine) yang membuat Ayu (Ariel Tatum) ingin memutuskan untuk bercerai dengan Broto. Karena ibu Broto, Sriwedari Hadisutejo (Marini) memutuskan untuk menginap di rumah mereka, Ayu dan Broto terpaksa mengurungkan niatnya dan berpura-pura tetap baik-baik saja. Selama menginap, Sri berusaha menyelidiki masalah yang tengah dialami anak-menantunya dengan bantuan si pembantu, Yani (Tika Panggabean).

Perbincangan Film Selesai di Twitter

Film Selesai tayang di Bioskop Online pada 13 Agustus 2021. Namun, perbincangan terkait topik ini dapat dikatakan sepi pada 5 hari pertama penayangan. Pembahasan mulai merangkak naik pada 18 Agustus dengan sentimen negatif yang dominan hingga memuncak pada 20 Agustus 2021. Mengapa demikian?

peak time film selesai

Pada 18 Agustus film ini mulai mendapat perhatian publik karena sejumlah warganet turut membagikan ulasan dan mengajak warganet lainnya untuk menonton. Kritik dan sambutan hangat masih terlihat imbang pada periode ini.

Diskusi Film di Space dan Naiknya Rasa Penasaran Publik

Kontras muatan sentimen negatif terlihat tinggi pada 20 Agustus hingga terekam dalam deretan trending topik Twitter pada tanggal tersebut. Hal ini terjadi setelah malam sebelumnya (19/8) sekumpulan warganet membahas film ini di Space Twitter. Sontak warganet yang belum menonton film ini pun tertarik untuk membuktikan sejumlah fakta dan kritik film yang dibahas dalam Space tersebut. Lalu apa saja poin-poin yang dikritisi warganet?

Ending Plot Twist yang Dipaksakan

Seperti yang disinggung di awal, film ini membawa beberapa isu seperti perselingkuhan dan kesehatan mental. Tanpa basa-basi, konflik perselingkuhan telah diperlihatkan sejak awal film dan menjadi pondasi konflik hingga akhir. Sementara isu kesehatan mental mulai muncul di seperempat jelang akhir film yang perlahan-lahan mengungkap gangguan mental yang diderita Ayu. Puncaknya adalah scene Ayu di rumah sakit jiwa yang menegaskan hal tersebut. Namun, konflik perselingkuhan yang sejak awal dibangun justru semakin kabur dan tidak ada penyelesaian. Justru sosok Ayu yang harus menerima nasib buruk, sementara Gading yang secara moral melakukan kesalahan sejak awal, berselingkuh justru tidak mendapat penghakiman sama sekali hingga akhir.

Hal tersebut membuat warganet kecewa. Film ini dinilai warganet seolah menyudutkan perempuan. Ending yang tidak tertebak atau plot twist dinilai sebagian warganet terlalu memaksakan. Bahkan warganet juga merasa isu yang hendak disampaikan dalam film ini tidak tereksekusi dengan baik.

Selain soal ending, warganet juga menyoroti porsi Tika dan Bambang yang merupakan asisten rumah tangga dan kekasihnya yang dinilai berlebihan. Pasalnya, tak hanya berpusat pada rumah tangga Ayu-Broto, film ini juga mengekspos percintaan Tika-Bambang yang menurut warganet tidak begitu penting. Unsur komedi yang coba diselipkan di sini juga dianggap memaksakan.

Sinematografi; Color Grading dan Audio

Kritik warganet tak hanya soal naskah dan penyampain cerita tetapi juga pada sinematografi film. Warganet merasa terganggu dengan color grading yang dominan warna kuning hangat karena mengesankan pada film-film horor. Audio yang tidak stabil juga mendapat bagian untuk dikomentari warganet.

Dianggap Seksis dan Patriarkat

Tak hanya filmnya, Tompi yang merupakan sutradara film ini juga menjadi bulan-bulanan warganet karena pernyataannya dalam menanggapi kritik publik soal filmya yang dinilai arogan. Warganet juga kecewa dengan pernyataan tompi yang merasa tidak perlu melibatkan perempuan dalam pembuatan film tersebut. Padahal menurut warganet film ini membahas tentang perempuan. Tak ayal, komentar yang menilai Tompi sebagai sosok yang seksis dan penganut paham patriarki bermunculan.

Apresiasi Terhadap Film Selesai

Meski demikian, tidak sedikit warganet yang mengapresiasi film kolaborasi Tompi-Darto ini. Salah satu yang paling banyak dibicarakan adalah soal akting Ariel Tatum dan Gading Marten yang dinilai bagus.

Berbeda dari warganet yang mengkritisi film ini, warganet yang menikmati film ini merasa apa yang disajikan Tompi dan Darto sukses menghibur dan memberi pengalaman yang unik. Warganet mengapresiasi produksi film yang hanya menggunakan 7 pemain namun berhasil memikat hati penonton. Menanggapi komentar soal pesan yang gagal disampaikan Tompi dari kubu kontra, warganet mejawab bahwa tidak semua film harus memenuhi ekspektasi penonton, memihak tokoh tertentu, atau menyampaikan pesan moral yang baik.

Promosi yang Sukses dan Bangkitnya Debat Perfilman

Film Selesai yang dibicarakan lebih dari 8 ribu tweet oleh 4 ribu akun Twitter selama dua minggu sejak penayangan ini membuktikan bahwa debat perfilman Indonesia masih hidup. Tak hanya dibicarakan dalam diskusi film oleh para pengamat film, Selesai juga dibicarakan dengan meriah oleh warganet awam secara umum. Meski sentimen negatif mendominasi percakapan warganet terkait topik ini, setidaknya kita dapat melihat bahwa masyarakat masih memiliki jiwa yang kritis dan apresiatif terhadap perfilman karya anak bangsa.

Sementara di sisi lain, ramainya diskusi soal film ini secara tidak langsung membawa keuntungan bagi Tompi dan kawan-kawan. Bagaimana tidak? Terlepas baik buruknya komentar warganet terhadap film ini, semakin banyak dibicarakan semakin banyak orang tahu dan penasaran dengan film ini. Demikian ulasan Media Monitoring Netray. Semoga diskusi perfilman Indonesia tidak pernah mati sehingga semakin banyak karya-karya berkualitas di masa mendatang.

Simak hasil analisis Netray lainnya di analysis.netray.id