Home Blog Page 7

Jelang Pilkada Serentak, Warganet Duga Kuat PDIP Berniat Usung Anies

Sebagai partai politik terbesar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tak henti-hentinya jadi perbincangan warganet. Baru-baru ini PDIP resmi mengumumkan 13 bakal calon kepala daerah untuk Pilkada Serentak ke depan. Namun PDIP nampaknya belum menentukan siapa yang bakal maju untuk Pilkada Jakarta. Sedangkan Koalisi Indonesia Maju telah memantapkan hatinya pada Ridwan Kamil. Lalu kira-kira apa perbincangan warganet akhir-akhir ini akan partai berlambang banteng tersebut?

Gambar 1. Statistik pemantuan X topik PDIP


Sementara menunggu keputusan partai yang dipimpin oleh Megawati tersebut, Netray mencoba memantau kata kunci pdip selama periode sepekan lalu, terhitung dari tanggal 8 – 14 Agustus 2024, melalui perbincangan warganet di jagad X. Dengan menggunakan kata kunci pdip, perbincangan warganet akan partai merah ini terpantau masif seperti yang dapat dilihat pada grafik (Gambar 1).
Selama sepekan terpantau kurang lebih 17,8 ribu unggahan membahas kata kunci. Perbincangan warganet X terkait PDIP ternyata didominasi oleh sentimen negatif sebanyak 54,5 persen atau 9,7 ribu unggahan lebih banyak dibanding pembahasan bernada positif hanya sejumlah 3,3 ribu unggahan atau hanya mendapat persentase 18,7 persen dari total unggahan.

Gambar 2. Jajaran kata populer

Dominasi percakapan warganet X terkait PDIP, tak jauh dari momen Pilkada 2024 yang bisa dilihat pada grafik top words. Kata seperti pilkada, pilgub, jakarta, jateng muncul cukup menonjol pada grafik ini. Hal tersebut erat kaitannya dengan hembusan isu bahwa PDIP akan mengusung Andhika Perkasa untuk maju dalam Pilgub Jateng 2024. Nama tersebut muncul dari Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto atau biasa dipanggil Bambang Pacul. Isu ini tampak digaungkan akun-akun oposisi pemerintah seperti @Anak__Ogi @Cintada16 @KakekHalal.

Gambar 3. Opini Warganet


Andika tampaknya juga mendapat dukungan dari mantan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo seperti yang tampak diunggah oleh akun @ch_chotimah2 turut menyambut baik dukungan ini. Unggahan tentang Pilkada Jateng sedikit banyak menyumbang sentimen positif pada kata kunci PDIP di X. Lantas bagaimana situasi partai tersebut di Pilkada Jakarta seperti yang sudah dibahas di awal tulisan?

Gambar 4. Opini Warganet


Pemantauan kata terpopuler yang merujuk pada Pilgub Jakarta adalah kemunculan kata anies terhitung paling menonjol dibanding kata lain. Hal ini terkait adanya sinyal bahwa PDIP akan mendukung Anies untuk maju menjadi orang nomor satu di Jakarta kembali. Bahkan kabarnya PDIP juga mengirim utusan ke PKB agar tetap mengusung Anies sebagai cagub DKI. Nantinya bila benar adanya isu ini Anies akan dipasangkan dengan kader PDIP sebagai wakilnya Hal ini tampak dituliskan bermacam akun mulai dari pemberitaan hingga aktivis seperti @tempodotco, @geloraco, @PartaiSocmed dan @faizalassegaf.

  • pdip


Isu tersebut membuat warganet bertanya-tanya akan kebenarannya seperti tertuang dari akun @Mdy_Asmara1701. Bahkan komentarnya turut memancing reaksi warganet X sehingga mendapat impresi berupa 133 komentar, 3,2 ribu likes serta 779 repost. PDIP sendiri sempat diisukan akan mendukung kembali Basuki “Ahok” Purnama, akan tetapi tidak begitu terasa gaungnya pada pemantauan kali ini.

Gambar 6. Opini Warganet


Selain marak akan perbincangan Pilkada, kata kunci jokowi turut mendominasi pembahasan warganet sekaligus memberi banyak sentimen negatif. Hal ini berhubungan dengan bahwa Jokowi dan PDIP dianggap berperan besar dalam merusak demokrasi beberapa tahun terakhir. Komentar tajam datang dari akun @ObiWan_Catnobi setelah apa yang mereka lakukan PDIP haruslah menebus dosanya 5 tahun ke depan.
Bahkan akun @eliswija getol merujak partai merah ini. Label yang datang dari akun ini seperti partai terkorup, anti islam hingga pendukung politik dinasti.

Gambar 7. Opini Warganet


Meski dihujat, PDIP masih mendapat pembelaan dari beberapa warganet. Seperti dari akun @timpenguinnas, akun pendukung Anies Baswedan, beropini bahwa PDIP justru konsisten menjaga demokrasi karena berani menjadi oposisi saat pemerintahan SBY, menolak wacana 3 periode Jokowi, hingga menolak revisi UU TNI karena rawan disusupi Dwi Fungsi ABRI. Pembelaan serupa datang dari akun @reyvanGali yang menilai Jokowi lebih busuk dari partai yang mengusungnya karena meminta jabatannya lebih dari 2 periode.

Gambar 8. Opini Warganet


Selain isu tersebut, pembahasan PDIP juga menyenggol fakta Airlangga mundur sebagai Ketum Partai Golkar. Melalui tagar #GolkardikudetaPKI yang digaungkan cukup sering hingga mencapai 893 unggahan. Tagar ini banyak dituliskan oleh akun @MichelAdam7__, @dancersejati07, dan @Srik4ndiMuslim2. Bahasan yang mereka ungkapkan pun hampir serupa bahwa ada PKI dibalik Jokowi. Bermula pada tahun 1950-an PKI berhasil menunggangi PNI dan NU yang mana PNI merupakan salah satu unsur pendiri PDIP.

Gambar 9. Jajaran tagar populer
Gambar 10. Sampel unggahan tagar populer


Kemudian jika dilihat berdasarkan akun populer, @Mdy_Asmara1701 menjadi yang paling banyak mendapat reaksi dari warganet sebanyak 4,273 impresi, disusul tipis @MasterAris5 dengan 4,231 impresi. Selanjutnya ada @DS_yantie dengan unggahannya yang mendukung PDIP sebagai partai paling waras di Indonesia mampu memperoleh 3,179 impresi.

Gambar 11. Jajaran akun poluler

Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang secara real time kunjungi percobaan gratis di netray.id.

Editor: Ananditya Paradhi

Sentimen Negatif PKS Usai Tinggalkan Anies dan Buka Opsi Merapat ke KIM

PKS meninggalkan koalisi partai yang mengusung Anies Baswedan untuk Pilgub Jakarta 2024. Partai pemenang pemilu di Jakarta ini telah mengumumkan akan membuka ruang untuk mendukung kandidat baru, termasuk kemungkinan merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM). Sebelumnya, PKS memang mengusung pasangan Anies-Sohibul Iman (AMAN). Namun, karena pasangan ini tidak mendapat dukungan koalisi, PKS memutuskan untuk berpindah haluan mencari potensi baru. Seperti diketahui, PKS membutuhkan 4 kursi lagi untuk dapat memenuhi ambang batas parlemen.

Usai pengumuman tersebut, PKS dibanjiri sentimen negatif. Pendukung Anies Baswedan bahkan menggaungkan aksi untuk meninggalkan PKS karena kecewa dengan keputusan tersebut. Tapi, sejujurnya gelombang kekecewaan warganet terhadap PKS tidak hanya sebatas meninggalkan Anies, tetapi karena PKS akhirnya menunjukkan sinyal untuk merapat ke KIM. Padahal, sebelumnya PKS merupakan oposisi yang teguh selama 15 tahun ke belakang. Bahkan, di Pilpres 2024, PKS mendukung Anies-Imin, berseberangan dengan KIM yang mendukung Prabowo-Gibran.

Pantauan Perbincangan Topik PKS di Twitter (X)

Berdasarkan pantauan Netray selama seminggu terakhir (7-13 Agustus 2024), sentimen negatif untuk PKS meningkat signifikan terutama pada 12 Agustus 2024. Sebanyak 10 ribu dari 15,6 ribu tweet yang membahas PKS merupakan sentimen negatif. Jika diamati, sejak 9 Agustus atau ketika isu mulai dibicarakan, sentimen negatif untuk PKS mencapai 60% lebih dan naik hingga 64% pada 12-13 Agustus 2024.

Gambar 1. Peak time perbincangan topik PKS di Twitter
Gambar 2. Tren sentimen topik PKS di Twitter

Anies Baswedan menjadi tokoh yang paling banyak disebut ketika membicarakan topik ini. Alasannya adalah karena keputusan PKS tersebut berkaitan langsung dengan nasib Anies Baswedan dalam kontestasi Pilgub DKI Jakarta pada September mendatang. Jika PKS tidak jadi mendukung Anies maka Anies Baswedan harus mencari kendaraan lain.

Seperti diketahui, sebelumnya PKS telah memberikan karpet merah untuk mendukung Anies-Sohibul sebagai kandidat maju Pilgub dengan total 18 kursi terhitung sejak 25 Juni. PKS memberikan tenggat waktu kepada Anies untuk memastikan AMAN berlayar di Pilgub Jakarta hingga 4 Agustus. Namun, karena tenggat waktu habis, PKS akhirnya memilih mencari opsi lain, termasuk opsi bergabung ke KIM.

topik pks
Gambar 3. Perbincangan di Twitter
Gambar 4. Tokoh paling populer

Keputusan PKS tersebut membuat warganet terutama pendukung Anies merasa kecewa karena diputus di tengah jalan. Imbasnya, warganet mengaku tidak akan memilih PKS pada Pilkada mendatang. Warganet menilai Anies adalah tokoh penting yang seharusnya diperjuangkan untuk maju sehingga ketika PKS memutuskan untuk mundur dan mencari kandidat lain dianggap langkah yang salah.

Gambar 5. Mention Anies Baswedan dalam isu PKS
Gambar 6. Mention Anies Baswedan dalam isu PKS


Selain nama Anies Baswedan, perbincangan soal PKS ini turut menyeret nama Presiden Joko Widodo dan presiden terpilih Prabowo Subianto. Akun @msaid_didu termasuk yang populer membicarakan Jokowi dalam konteks isu PKS. Pasalnya, selama ini PKS seolah memiliki sikap anti dan oposisi kepada Jokowi, tetapi akhirnya berlabuh juga. Muhammad Said Didu menilai PKS kini menjadi pemuja dinasti Jokowi. Di sisi lain, jika melihat mayoritas pendukung PKS selama ini adalah mereka yang juga tidak suka terhadap Jokowi maka keputusan PKS yang hendak merapat ke KIM dinilai keputusan yang kurang tepat. Sebab, PKS akan kehilangan suara ke depannya.

Gambar 7. Mention Joko Widodo dalam isu PKS
Gambar 8. Mention Prabowo Subianto dalam isu PKS

Di sisi lain, terdapat nama partai PDIP dan Nasdem yang turut diseret dalam perbincangan ini. PDIP mendapat mentions salah satunya adalah karena jika PKS merapat ke KIM maka PDIP lah satu-satunya yang ada di luar koalisi KIM plus. Isu bahwa Anies diharapkan maju dengan kendaraan PDIP pun berhembus.

Gambar 9. Sampel tweet
Gambar 10. Sampel tweet

Sedangkan Nasdem kerap disebut bersama PKB lantaran keduanya merupakan partai koalisi yang mengusung Anies-Imin pada Pilpres 2024 kemarin. Seperti diketahui, sebelumnya Nasdem dan PKB telah mengambil sikap untuk merapat ke KIM. Jadi, jika PKS benar-benar merapat ke KIM maka sebetulnya ketiga partai tersebut mengambil jalan yang sama. Namun, langkah PKS kali ini lebih tajam disorot.

Gambar 11. Sampel tweet

Pemberitaan PKS di Media Massa

Netray juga memantau isu ini di media pemberitaan daring dengan periode yang sama. Hasilnya ditemukan sebanyak 1.863 artikel dari 204 media yang membicarakan topik ini. Dibandingkan dengan Twitter, jumlah ini jauh lebih sedikit. Bahkan, sentimen positif masih lebih tinggi daripada sentimen negatif. Namun, nama Anies Baswedan masih menjadi yang paling banyak disebut ketika membahas isu ini, sama seperti di media sosial.

Gambar 12. Pemberitaan topik PKS

Salah satu kekhawatiran publik yang tertangkap Netray setelah PKS meninggalkan Anies adalah bahwa Pilgub DKI Jakarta nanti akan memperlihatkan pertarungan melawan kotak kosong. Nama Ridwan Kamil, yang santer akan maju Pilgub Jakarta lewat Partai Golkar dinilai akan diuntungkan apabila hal tersebut terjadi. Namun, hal ini masih sekadar kekhawatiran akibat mundurnya PKS sebagai kendaraan Anies Baswedan.

Gambar 13. Isu soal PKS di media massa
Gambar 14. Tokoh populer dalam isu PKS

Di sisi lain, Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengaku berupaya untuk melawan potensi kotak kosong. Salah satunya dengan menawarkan PKS untuk bersama-sama mengusung Ahok. Hal ini karena PDIP tidak memiliki cukup kursi untuk mengusung calon kepala daerah sendirian. PDIP hanya memperoleh 15 kursi di DPRD DKI Jakarta pada Pemilu 2024. Sedangkan PKS masih membutuhkan 4 kursi lagi untuk dapat mengusung cagub.

Gambar 15. Sampel pemberitaan soal kotak kosong
Gambar 16. Sampel pemberitaan soal PDIP tantang PKS usung Ahok

Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang secara real time kunjungi percobaan gratis di netray.id.

Editor: Ananditya Paradhi

7 Alat Social Listening Canggih yang Perlu Diketahui Pebisnis

Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, keunggulan kompetitif tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk atau layanan, tetapi juga oleh kemampuan untuk memahami dan merespon kebutuhan pelanggan. Kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui teknik social listening atau kemampuan mendengar percakapan pelanggan. Social listening memanfaatkan alat dan teknik yang tepat sehingga pebisnis seperti Anda dapat menangkap setiap suara pelanggan, seperti pujian hingga kritik, lantas mengubahnya menjadi peluang untuk tumbuh.

Definisi social listening, lebih lengkapnya social media listening, adalah proses memantau media sosial untuk mengumpulkan data terkait dengan merek, produk, industri, atau topik tertentu. Fokusnya untuk memahami sentimen, persepsi, dan opini publik. Social listening bertujuan untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh audiens, baik pelanggan maupun calon pelanggan. Kini telah banyak tools untuk social listening tersedia dengan berbagai macam fitur. Berikut beberapa contoh tools yang bisa jadi pilihan:

  1. Brandwatch
Gambar 1. Tampilan dashboard Brandwatch

Brandwatch merupakan salah satu alat social listening yang paling populer di pasaran. Layanan dari perusahaan asal Inggris ini menyediakan fitur yang lengkap seperti pemantauan real-time, analisis sentimen, analisis topik, analisis audiens, dan lain sebagainya. Guna mendapatkan fitur Brandwatch, pengguna harus membayar dalam jumlah tertentu. Namun bisa juga mencoba terlebih dahulu dengan versi demo. 

  1. Sprout Social
Gambar 2. Tampilan dashboard Sprout Social

Sprout Social adalah platform manajemen media sosial yang juga menawarkan kemampuan social listening. Fitur yang diunggulkan antara lain fitur pencarian lanjutan, analisis sentimen, analisis topik, identifikasi influencer dan lainnya. Layanan ini berbayar, mulai $199 atau sekitar 3 juta rupiah per bulan dengan free trial

  1. Talkwalker
Gambar 3. Tampilan dashboard Talkwalker

Talkwalker adalah sebuah platform yang berguna untuk memantau dan menganalisis percakapan di media sosial. Social listening yang diunggulkan platform ini antara lain pemantauan multi kanal, analisis sentimen, analisis topik, analisis kompetitor, analisis influencer dan lainnya. 

  1. Mention
Gambar 4. Tampilan dashboard Mention

Mention.com sebuah alat atau platform yang dirancang khusus untuk memantau dan menganalisis percakapan yang terjadi di berbagai media sosial. Mention memiliki fitur andalan seperti pemantauan multi-platform, analisis sentimen, integrasi dengan social media management dan fitur canggih lainnya. Layanan Mention dapat digunakan mulai $49 atau sekitar Rp 782 ribu atau bila ingin mencobanya terlebih dahulu dapat gunakan demo atau free trial.

  1. Meltwalter 
Gambar 5. Tampilan dashboard Meltwalter

Meltwalter, perusahaan media monitoring yang juga bisa melakukan social listening. Fitur andalan Meltwalter diantaranya pemantauan dengan data yang luas. analisis sentimen, analisis kompetitor, analisis topik,  integrasi dengan tools lain, kustomisasi yang fleksibel dan lainnya. Di dalam situ Meltwalter terdapat versi demo jika ingin mencoba secara gratis terlebih dahulu.

  1. Brand24
Gambar 6. Tampilan dashboard Brand24

Brand24 merupakan sebuah platform atau alat yang digunakan untuk memantau apa yang sedang dibicarakan oleh orang-orang terkait dengan brand atau kata kunci tertentu. Lata ini memiliki berbagai fitur unggulan untuk memudahkan social listening seperti analisis sentimen, analisis topik, kostumisasi kata kunci, analisis kompetitor, laporan yang dapat dikustomisasi hingga integrasi dengan tools lain.

  1. Netray
Gambar 7. Tampilan dashboard Netray

Netray merupakan platform yang menggunakan teknologi Big Data dan Artificial Intelligence (AI) buatan dalam negeri. Sebagai platform analisis media sosial yang kuat, Netray sangat cocok social listening. Fitur yang diunggulkan antara lain pemantauan kata kunci spesifik dan real time, analisis sentimen, analisis topik, hingga dashboard yang interaktif dan mudah digunakan. Jika ingin mengetahui fitur-fiturnya, kunjungi website Netray lantas coba secara gratis terlebih dahulu.

Dengan berbagai alat dan teknologi yang kini melimpah tersedia secara online, pastikan memilih alat social listening sesuai kebutuhan dan anggaran yang dimiliki. Dengan menggunakan alat-alat tersebut, pebisnis bisa mendapatkan banyak keuntungan seperti memahami pelanggan dan pasar secara komprehensif, mendukung kampanye yang sedang dijalankan berdasarkan data, hingga mampu mewujudkan pengambilan keputusan yang lebih baik.

Jangan ragu untuk mencoba dan mengeksplorasi alat-alat ini. Setelah memilih alat yang tepat, coba terlebih dahulu fitur-fitur mereka sehingga dapat mengoptimalkan kehadiran merek di media sosial serta membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan. Temukan bagaimana sebuah brand diperbincangkan warganet yang akan menjadi input dalam pembuatan kebijakan bisnis.

Editor: Ananditya Paradhi

Airlangga Mundur dari Kursi Ketum Golkar, Bahlil dan Gibran Calon Pengganti Terkuat Warganet

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto secara resmi mengundurkan diri dari posisinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada Sabtu 10 Agustus 2024. Keputusan ini disampaikan ke publik melalui konferensi pers keesokan harinya yang bertempat di rumah dinasnya di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan. Kabar Airlangga mundur dari kursi ketum ini tak hanya mengejutkan publik dalam negeri, bahkan termasuk elit internal parpol berlambang pohon beringin itu.

Situasi seperti ini menarik dipantau di media massa dan media sosial guna melihat bagaimana wacana publik yang berkembang. Netray Media Monitoring telah menangkap sejumlah unggahan warganet X dan pemberitaan media massa yang menyebut kata kunci airlangga. Pemantauan linimasa dan headline berita ini dilakukan mulai hari Jumat 9 Agustus hingga Senin 12 Agustus 2024. Hasilnya bisa disimak pada uraian berikut ini.

Pemantauan Topik Airlangga Mundur di Linimasa X

Selama periode pemantauan di linimasa X, Netray menemukan sebanyak 16.591 unggahan yang mengandung kata kunci. Sebagian besar perbincangan warganet X didominasi unggahan dengan sentimen negatif, yakni sebanyak 8.751 unggahan berbanding 1.431 unggahan positif atau 52,7 persen dari total unggahan. Perbincangan warganet ini menyoroti keputusan Airlangga mengundurkan diri dengan berbagai macam opini dan sudut pandang.

perbincangan airlangga mundur
Gambar 1. Statistik pemantuan X topik Airlangga

Menilik skala luasan perbincangan, unggahan dengan kata kunci airlangga di X meraih impresi sebesar 60.137 kali dalam bentuk reply, repost, dan likes. Sedangkan secara potensial, kata kunci tersebut mampu menjangkau 131,6 juta akun berbahasa Indonesia. Meskipun keputusan pengunduran diri ini disampaikan pada hari Minggu, perbincangan warganet X baru meningkat tajam sehari setelahnya. Netray menemukan 14.178 unggahan muncul di hari Senin itu.

Gambar 2. Peak time perbincangan warganet X

Melalui fitur Top Words atau kata- kata yang paling sering digunakan oleh media massa, terdapat sejumlah topik atau sudut pandang perbincangan warganet. Seperti kata jusuf dan hamka yang merujuk pada berita terbaru bahwa pengusaha yang juga kader Golkar Jusuf Hamka juga ikut mengundurkan diri. Jusuf merasa ada tekanan dari eksternal partai yang mendorong keputusan Airlangga tersebut. Pasalnya tidak ada masalah internal yang sedang dihadapi Ketua Umum saat ini.

airlangga
Gambar 3. Grafik Top Words munculkan banyak nama

Selanjutnya terdapat kata yang merujuk nama Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Baik Bahlil atau Jusuf Hamka merupakan kader Golkar. Bedanya, Bahlil disebut-sebut yang akan menggantikan Airlangga Hartarto di posisi Ketua Umum. Berita bahwa kedua tokoh ini sempat bertemu di IKN menjadi perbincangan karena gurauan Airlangga seperti memberi kode.

Gambar 4. Contoh unggahan menyebut nama Bahlil
Gambar 5. Contoh unggahan menyebut nama Hamka
Gambar 6. Contoh unggahan menyebut nama Gibran

Banyak nama kader partai yang diprediksi akan menggantikan posisi Airlangga. Akan tetapi justru nama Gibran Rakabuming yang menyamai keramaian penyebutan nama Bahlil di grafik Top Words. Bedanya, kandidasi Gibran masih beredar dalam bentuk meme internet. Warganet menuding bahwa Gibran akan dinaikkan sebagai ketum partai meski harus menabrak AD/ART. Seperti yang dituduhkan publik ketika Gibran naik menjadi cawapres.

Gambar 7. Grafik Top People dan Top Organizations
Gambar 8. Contoh unggahan yang menyebut Jokowi
Gambar 9. Contoh unggahan yang menyebut KPK

Skenario menaikkan Gibran pada akhirnya akan bermuara pada nama sang ayah yakni Presiden Joko Widodo. Namanya menjadi sosok yang paling sering disebut dalam grafik Top People, yang bahkan melampaui penyebutan Airlangga sendiri. Airlangga mundur dari kursi jabatan seakan mendapat tekanan melalui instrumen hukum. Pasalnya, KPK diberitakan mulai menginvestigasi kasus korupsi minyak goreng yang sempat menyinggung nama Airlangga.

Pemantauan Berita Daring Topik Pengunduran Diri Airlangga

Selain memantau perbincangan warganet di linimasa X, Netray Media Monitoring juga memantau headline pemberitaan media massa daring dalam periode dan kata kunci yang sama. Hasilnya ditemukan 1.728 artikel digital yang sebagian besar merupakan artikel dalam kategori politik, membahas keputusan Airlangga mundur dari kursi Ketua Umum Partai Golkar. Setidaknya terdapat 167 nama kantor berita online yang memuat berita dengan topik tersebut.

Gambar 10. Statistik pemantauan media daring topik Airlangga mundur
airlangga mundur
Gambar 11. Peak time pemberitaan Airlangga mundur di media daring

Dari data yang disajikan oleh grafik Peak Time, pemberitaan yang menyebut nama Airlangga sempat tinggi pada hari Jumat 9 Agustus 2024. Intensitas pemberitaan sempat turun pada hari Sabtu 10 Agustus bahkan ketika pihak Airlangga mundur dengan mengirimkan surat secara senyap ke DPP Golkar. Pemberitaan Airlangga mundur naik pada hari Minggu 11 Agustus setelah pihaknya menggelar konferensi pers dan mencapai intensitas tertinggi pada hari Senin 12 Agustus 2024.

Pemberitaan media massa daring cukup berimbang dalam memberikan perspektif sentimen pada headline berita. Pada akhir periode pemantauan tercatat bahwa 711 artikel merupakan berita dengan sentimen positif. Sedangkan 605 artikel lainnya merupakan berita dengan sentimen negatif. Sisanya adalah berita dengan sentimen netral.

Gambar 12. Perbandingan jumlah dan peak time sentimen headline Airlangga mundur

Media massa daring juga belum mau masuk ke topik spekulasi siapa tokoh yang akan menggantikan Airlangga sebagai ketum seperti di linimasa X. Hal ini dibuktikan dari grafik Top People yang tidak menyertakan nama-nama seperti Bahlil dan Gibran. Nama Airlangga dan Presiden Joko Widodo menjadi yang paling sering disebut. Disusul oleh calon presiden terpilih Prabowo Subianto ketika Airlangga merasa bahwa dirinya banyak berjasa untuk kemenangan pasangan Prabowo-Gibran pada Pilpres lalu.

Gambar 13. Top People dan Top Organizations di media daring
Gambar 14. Contoh berita tentang Airlangga
Gambar 15. Contoh berita tanggapan Partai Golkar
Gambar 15. Contoh berita yang menyebut Jokowi

Media massa daring juga tidak banyak menyebut KPK seperti di X sebagai indikasi bahwa dugaan keterlibatan Airlangga pada kasus korupsi minyak goreng masih jauh panggang dari api. Media massa daring justru cukup banyak memberitakan bagaimana sikap Partai Golkar sendiri dalam merespons keputusan pengunduran diri Airlangga Hartarto.

Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang secara real time kunjungi percobaan gratis di netray.id.

Editor: Winda Trilatifah

Tips dan Trik Memperkaya Penelitian Ilmiah dengan Media Monitoring yang Tepat

Media monitoring seringkali digunakan oleh perusahaan, pemerintah, maupun organisasi non-profit. Namun media monitoring juga dapat difungsikan sebagai tools riset akademik atau penelitian ilmiah. Pasalnya metode media monitoring menawarkan solusi yang memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi tren, mengukur sentimen publik, dan mengungkap narasi yang dominan dalam berbagai isu. Lalu dari sekian banyak tools yang ditawarkan, media monitoring seperti apa yang paling cocok untuk riset akademik? Berikut adalah beberapa karakteristik tools yang perlu diperhatikan ketika merancang penelitian ilmiah dengan media monitoring.

Gambar 1. Penelitian ilmiah dengan media monitoring

Karakteristik Media Monitoring yang Tepat untuk Penelitian Ilmiah

  1. Cakupan Luas dan Relevan

Sistem media monitoring harus mencakup berbagai sumber media, seperti media cetak, online, televisi, radio, dan media sosial. Sistem juga harus mampu menjangkau media dari berbagai wilayah geografis yang relevan dengan topik riset. Jika riset Anda melibatkan data lintas bahasa, pastikan alat tersebut dapat memantau berbagai bahasa.

  1. Fitur Analisis yang Mendalam

Media monitoring harus memiliki kemampuan untuk mengukur sentimen positif, negatif, atau netral (analisis sentimen) sebab hal ini menjadi sangat penting untuk memahami persepsi publik. Selain itu, alat yang baik harus dapat mengidentifikasi topik utama yang dibahas dan mengelompokkan data berdasarkan topik. Kemudian, untuk memahami hubungan antara berbagai aktor atau konsep, diperlukan analisis jaringan atau bisa disebut SNA (social network analysis). Tak kalah penting, penelitian ilmiah dengan media monitoring membutuhkan fitur visualisasi yang akan membantu untuk menyajikan hasil analisis dengan lebih menarik dan mudah dipahami.

  1. Akurasi dan Kualitas Data

Tools yang tersedia harus menggunakan algoritma yang canggih untuk memastikan akurasi data yang dikumpulkan. Ditambah lagi, data yang muncul harus selalu up-to-date agar pengguna dapat memantau perkembangan isu secara real-time. Lansekap media digital kerap berubah-ubah sehingga perlu dukungan 24/7 dari pengembang untuk selalu memperbarui engine media monitoring mereka.

  1. Aksesibilitas dan Kemudahan Penggunaan

Media monitoring juga harus memiliki tools dengan antarmuka (interface) yang mudah digunakan. Semisal terdapat kemampuan untuk mengekspor data dalam berbagai format (CSV, JSON, XML) untuk analisis lebih lanjut perlu dipertimbangkan. Selain itu penelitian ilmiah dengan media monitoring akan dimudahkan dengan fitur yang mampu melakukan pencarian spesifik dengan berbagai filter (tanggal, sumber, kata kunci, dll.). 

  1. Kustomisasi yang Tinggi

Tersedianya alat yang dapat mengatur kata kunci dan frasa yang spesifik sehingga memudahkan penelitian. Adanya fitur filter untuk menyaring data berdasarkan waktu, lokasi, sumber, dan kriteria lainnya. Jika ingin mengintegrasikan data media monitoring dengan alat analisis lainnya, tersedianya API (Application Programming Interface) akan jadi sangat berguna.

Pilihan Tools Penelitian Ilmiah dengan Media Monitoring

Tak perlu khawatir melakukan penelitian ilmiah dengan media monitoring, karena kini sudah banyak tersedia tools yang begitu lengkap guna mendukung kelancaran penelitian Anda. Berikut beberapa contoh media monitoring yang cocok untuk riset: 

  • Netray: Platform lokal Indonesia yang menawarkan fitur analisis yang komprehensif dan fokus pada media sosial.
  • Brandwatch: Salah satu alat terpopuler di dunia, dengan fitur yang sangat lengkap dan fleksibel.
  • Mention: Alat yang mudah digunakan dan cocok untuk proyek riset berskala kecil hingga menengah.
  • Google Alerts: Meskipun lebih sederhana, Google Alerts dapat digunakan untuk memantau berita dan topik tertentu secara gratis.
penelitian ilmiah dengan media monitoring
Gambar 2. Tools Netray Media Monitoring

Penelitian ilmiah dengan media monitoring juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan sebelum Anda menjatuhkan pilihan. Berikut beberapa tips untuk memilih media monitoring agar tujuan penelitian Anda terpenuhi: 

  1. Tentukan tujuan penelitian: Apa yang ingin Anda ketahui dari data media monitoring?
  2. Buat daftar fitur yang dibutuhkan: Identifikasi fitur-fitur yang paling penting bagi Anda.
  3. Bandingkan beberapa alat: Cobalah versi demo dari beberapa alat untuk melihat mana yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.
  4. Pertimbangkan anggaran: Harga alat media monitoring sangat bervariasi, jadi pilihlah yang sesuai dengan anggaran Anda.

Dalam upaya memperkaya data riset, pemanfaatan media monitoring menawarkan berbagai kemungkinan. Melalui pemilihan kata kunci yang relevan, peneliti dapat menyaring informasi sesuai dengan  topik penelitian. Selain itu, peneliti dapat juga mengakses volume data yang besar, mengidentifikasi tren yang muncul, dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Dengan demikian, penelitian ilmiah dengan media monitoring hanya menghadirkan data kuantitatif yang melimpah, tetapi juga semakin kaya dengan kemungkinan analisis kualitatif yang mendalam.

Editor: Ananditya Paradhi

Pentingnya Penggunaan Media Monitoring bagi Politisi: Tips Hingga Keuntungan

Media memiliki peran yang signifikan dalam membentuk opini publik. Bagi seorang politisi, menjaga reputasi dan citra positif di mata publik adalah hal yang krusial. Media monitoring bagi politisi memungkinkan untuk memantau secara ketat pemberitaan tentangnya, mengidentifikasi narasi yang berkembang, dan melakukan langkah-langkah proaktif untuk mengelola reputasi.

Dengan adanya Pilkada serentak tahun ini, media monitoring juga bisa menjadi alat yang sangat krusial bagi para calon. Melalui pemantauan media massa secara intensif, politisi dapat mengidentifikasi isu-isu yang paling menarik perhatian publik, mengukur efektivitas kampanye, dan mengantisipasi serangan dari lawan politik. Untuk mengetahui bagaimana media monitoring bagi politisi, berikut beberapa tips yang bisa diikuti:

  1. Menggunakan Alat Analisis Media Sosial 

Ada berbagai alat dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk memantau media secara mandiri. Alat ini bisa digunakan untuk memantau seberapa sering namanya atau tagar kampanye muncul di media sosial. Tools populer yang tersedia online antara lain Hootsuite, Tweetdeck dan lainnya. Media monitoring bagi politisi juga bisa menggunakan alat analisis media sosial lokal seperti Netray yang tentunya lebih terjangkau dan mudah digunakan.

  1. Memanfaatkan Jasa Layanan Perusahaan Media Monitoring

Banyak perusahaan menawarkan layanan media monitoring yang mencakup pemantauan berita, media sosial, dan platform digital lainnya. Perusahaan ini biasanya bertugas mengumpulkan data dari berbagai sumber media (cetak, online, sosial media) kemudian dianalisis sesuai kebutuhan klien. Dengan menggunakan media monitoring biasanya data yang dihasilkan lebih komprehensif, akurat, dan terstruktur. Jika ingin mencoba layanan tersebut, Anda bisa menggunakan Netray Analysis Report.

  1. Membangun Tim Internal

Membentuk tim kecil yang bertugas memantau media secara manual atau menggunakan kombinasi alat-alat yang disebutkan di atas. Tim yang memiliki pemahaman baik tentang konteks politik lokal dan nasional akan dapat menginterpretasikan data dengan lebih akurat.

media monitoring bagi politisi
Gambar 1. Ilustrasi politisi bertemu dengan awak media Image by Ivča from Pixabay

Aspek yang Perlu Diamati dalam Media Monitoring bagi Politisi

Setelah mengetahui langkah-langkah tersebut, seorang politisi juga perlu mengetahui beberapa aspek yang harus diamati dalam menggunakan media monitoring agar memperoleh hasil yang maksimal. Berikut aspek-aspek yang perlu diperhatikan oleh politisi:

  • Sentimen Publik: Memahami sentimen publik terhadap politisi atau isu tertentu melalui analisis tonality (positif, negatif, netral) dari berita dan percakapan di media sosial.
  • Opini dan Isu Utama: Media monitoring bagi politisi membantu mengidentifikasi topik dan isu yang sering dibahas dan mempengaruhi pandangan publik serta kebijakan.
  • Eksposur Media: Memantau seberapa sering politisi atau isu tertentu muncul di media dan platform digital, termasuk analisis jangkauan (reach) dan impresi (impressions).
  • Kredibilitas Sumber: Menilai sumber berita atau media sosial untuk memastikan informasi berasal dari sumber yang kredibel dan terpercaya.
  • Kinerja Pesaing: Mengamati aktivitas dan strategi media dari politisi lain atau partai politik pesaing.
  • Respons Publik dan Engagement: Melihat bagaimana publik berinteraksi dengan konten yang terkait dengan politisi, seperti likes, shares, comments, dan lainnya.
  • Kebijakan dan Isu Terkini: Memantau perkembangan kebijakan, legislasi, dan isu terkini yang relevan dengan agenda politik dan platform kampanye adalah fungsi media monitoring bagi politisi.
  • Analisis Krisis: Mengidentifikasi dan merespons potensi krisis atau kontroversi sebelum menjadi masalah besar melalui pemantauan real-time.

Dengan memanfaatkan cara dan alat-alat tersebut, politisi dapat mengelola citra publik mereka dengan lebih efektif, merespons isu dengan cepat, dan mengarahkan strategi komunikasi mereka berdasarkan data yang akurat.

Keuntungan Politisi menggunakan Media Monitoring 

Lalu apa keuntungannya apabila politisi telah memperoleh data analisis dari media monitoring? Pastinya politisi dapat mengambil keputusan yang lebih baik karena bisa mengetahui opini publik dan tren yang sedang berkembang. Selain itu dapat meningkatkan efektivitas komunikasi dan tepat target audiens. Ditambah lagi, media monitoring bagi politisi dapat membantu mengidentifikasi potensi krisis sejak dini dan mengambil tindakan pencegahan. Termasuk memperkuat reputasi dengan mengelola citra diri di mata publik dari hasil analisis media monitoring.

Media monitoring merupakan alat yang sangat penting bagi politisi untuk memahami dinamika politik yang sedang berlangsung. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, politisi dapat melakukan media monitoring secara efektif dan efisien demi keberlangsungan kinerja dan karier.  

Editor: Ananditya Paradhi                                                                                                                                                                 

Memanfaatkan Media Monitoring untuk Penelitian Ilmiah

Kemajuan teknologi dewasa ini membuka cakrawala baru dalam dunia akademik. Peneliti kini lebih leluasa memilih tools dan metode yang ingin mereka gunakan. Salah satunya dengan memanfaatkan media monitoring untuk penelitian ilmiah. Media monitoring menjadi metode yang berkembang pesat karena kemajuan teknologi informasi dan digital.

Sebagai metode yang baru, masih banyak hal yang bisa digali dari media monitoring. Hal ini penting untuk menjawab keraguan dari peneliti atau periset ilmiah. Pasalnya, selain metode ini masih akan terus berkembang, banyak peneliti yang belum terbiasa menggunakannya. Padahal, media monitoring memiliki potensi untuk memperkaya metode penelitian akademik.

Manfaat Media Monitoring untuk Penelitian Ilmiah

Karena berhadapan dengan data digital yang berjumlah besar, manfaat utama media monitoring untuk penelitian ilmiah adalah peneliti dapat secara efisien mengakses dan mengumpulkan data dari berbagai sumber media, seperti berita online, media sosial, blog, dan forum. Data ini dapat mencakup berbagai topik dari opini publik.

Penggunaan alat media monitoring memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data dalam skala besar secara real-time, yang memungkinkan mereka untuk memantau perubahan dan tren secara lebih dinamis. Selain itu, media monitoring membantu dalam pengumpulan data yang lebih kaya dan beragam, mencakup berbagai perspektif dan suara yang mungkin tidak ditemukan dalam sumber data tradisional.

Manfaat lain dari media monitoring untuk penelitian ilmiah adalah kemampuan untuk melakukan analisis sentimen dan opini publik secara mendalam. Peneliti dapat menggunakan teknik analisis teks dan data mining untuk mengidentifikasi sentimen positif, negatif, atau netral terhadap topik tertentu. Ini sangat berguna dalam studi tentang persepsi publik, evaluasi kebijakan, atau analisis dampak media terhadap masyarakat

Dengan memahami sentimen dan opini yang beredar di media, peneliti dapat mengembangkan wawasan yang lebih akurat tentang bagaimana isu-isu tertentu diterima oleh publik. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk membangun teori baru, menguji hipotesis, atau memberikan rekomendasi yang didasarkan pada data yang kuat.

Langkah-langkah Menggunakan Media Monitoring untuk Penelitian Ilmiah

Berikut adalah langkah-langkah memanfaatkan media monitoring untuk penelitian ilmiah yang lebih rinci. Apabila peneliti ragu untuk mengadopsi media monitoring secara utuh, langkah ini bisa dijadikan petunjuk apabila dalam riset nanti peneliti membutuhkan metode yang lebih berkembang atau spesifik.

  1. Menentukan Tujuan Penelitian

Langkah pertama menggunakan media monitoring untuk penelitian ilmiah adalah menentukan pertanyaan penelitian atau hipotesis yang ingin dijawab. Misalnya, memahami bagaimana opini publik terhadap kebijakan tertentu berkembang dari waktu ke waktu.

  1. Menentukan Sumber Media 

Langkah kedua adalah memilih jenis media yang akan dimonitor. Ini bisa meliputi media tradisional (koran, majalah), media online (situs berita, blog), dan media sosial (Twitter, Facebook). Pemilihan ini berhubungan dengan data yang ingin didapatkan.

  1. Pengumpulan Data 

Langkah ketiga tentu saja memanfaatkan alat atau perangkat lunak media monitoring untuk mengumpulkan data. Cukup banyak layanan perangkat lunak media monitoring di luar sana. Tetapi kita menawarkan Netray Media Monitoring yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan kompetitor.

  1. Penyaringan dan Pembersihan Data 

Langkah keempat yakni setelah data dikumpulkan, lakukan penyaringan untuk menghilangkan data yang tidak relevan. Seperti data duplikat, koreksi kesalahan teks, dan memastikan format data konsisten. Jika menggunakan Netray Media Monitoring, langkah ini, termasuk langkah kelima dan keenam nanti, sudah termasuk di dalam layanan yang ditawarkan.

  1. Analisis Data 

Langkah kelima adalah melakukan analisis dari data yang sudah dirapikan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Beberapa teknik yang umum digunakan termasuk analisis sentimen, analisis jaringan sosial, analisis frekuensi kata, dan analisis konten.

  1. Visualisasi Data 

Langkah keenam membuat visualisasi untuk menyajikan temuan penelitian secara lebih intuitif. Alat seperti Tableau, Power BI, atau Python dengan pustaka seperti Matplotlib dan Seaborn dapat digunakan. Tentu saja akan lebih mudah jika menggunakan alat media monitoring yang sudah menyediakan visualisasi seperti Netray Media Monitoring.

  1. Interpretasi Hasil 

Langkah ketujuh adalah menginterpretasikan data yang telah dianalisis dalam konteks pertanyaan penelitian. Pertimbangkan implikasi dari temuan dan bagaimana mereka menjawab atau mendukung hipotesis penelitian.

  1. Pelaporan 

Langkah kedelapan adalah menyusun laporan penelitian yang merangkum seluruh proses, dari metodologi hingga hasil dan kesimpulan. Pastikan laporan disusun dengan jelas dan sistematis. Netray Media Monitoring juga menyediakan jasa pembuatan laporan dari pemantauan topik yang dikehendaki. 

Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Menggunakan Media Monitoring untuk Penelitian Ilmiah

Ketika menggunakan media monitoring, peneliti ilmiah harus memperhatikan validitas dan reliabilitas data yang dikumpulkan. Pastikan data benar-benar mewakili fenomena yang ingin dipelajari dan berasal dari sumber yang relevan dan kredibel. Reliabilitas memastikan konsistensi data yang dapat direplikasi. Alat media monitoring yang digunakan harus menghasilkan data yang konsisten dan kredibel.

Peneliti yang ingin menggunakan media monitoring untuk penelitian ilmiah, harus melakukan penyaringan dan pembersihan data untuk menghapus data yang tidak relevan atau duplikat. Teknik analisis yang tepat, seperti analisis sentimen atau analisis konten, harus dipilih berdasarkan tujuan penelitian dan jenis data yang dikumpulkan. 

Pertimbangan etis tidak boleh diabaikan dalam media monitoring. Peneliti harus menghormati privasi individu, terutama saat menggunakan data dari media sosial, dan memastikan tidak ada pelanggaran privasi atau hak individu. Transparansi dalam metode dan sumber data sangat penting untuk kredibilitas penelitian. 

Editor : Winda Trilatifah

Menilik Kinerja Buzzer dengan Metrik Media Sosial

Buzzer atau pendengung mungkin bukan lagi hal yang asing di era digital ini. Hasil karya dan kinerja buzzer sering ditemui ketika berselancar di internet, khususnya di media sosial. Bahkan eksistensinya hampir tidak dapat dibedakan lagi dengan pengguna media sosial secara umum atau organik.

Seara definisi, buzzer merupakan individu atau kelompok yang bertugas menyebarkan pesan, informasi, atau propaganda melalui media sosial dan platform digital lainnya. Mereka sering digunakan dalam kampanye pemasaran, politik, atau isu-isu tertentu untuk mempengaruhi opini publik. 

Tren buzzer sebagai bagian dari pemasaran digital mulai muncul sekitar awal hingga pertengahan tahun 2000-an. Kemudian istilah ini mulai lebih dikenal di berbagai negara, termasuk Indonesia, sekitar pertengahan 2010-an seiring perkembangan sosial media mulai Youtube, Twitter, Snapchat hingga TikTok. Barulah pada awal 2020-an, penggunaan buzzer dan semakin masif dan menjadi bagian penting dari strategi pemasaran digital.

Buzzer biasanya bekerja dengan cara membuat konten, menulis beragam komentar, atau menggunakan tagar untuk meningkatkan visibilitas akan pesan yang disebarkan. Keberadaan buzzer tentu saja didorong oleh permintaan pasar. Klien buzzer juga cukup beragam mulai dari bisnis, usaha, politik, pemerintah, hingga public figure.  

Apabila bisnis kalian menggunakan buzzer untuk memasarkan sebuah produk atau jasa, tentu perlu adanya perhitungan terkait kinerja buzzer. Apakah strategi yang digunakannya efektif, tepat sasaran, atau kurang perform. Untuk mengetahuinya, kalian dapat menggunakan metrik media sosial untuk mengetahui keberhasilan buzzer dalam menyebarkan informasi yang telah direncanakan. 

Mengukur Kinerja Buzzer

Seperti yang disebutkan sebelumnya, mengukur kinerja buzzer dalam kampanye pemasaran atau komunikasi melibatkan pemantauan berbagai metrik. Berikut adalah beberapa metrik utama yang harus dipantau:

  1. Jangkauan (Reach)

Jangkauan digunakan untuk melihat berapa banyak konten yang diunggah oleh buzzer dilihat oleh warganet atau biasa disebut impresi. Selain itu, aspek jumlah pengikut yang dimiliki buzzer dari waktu ke waktu juga perlu dilihat apakah ada penambahan atau pengurangan.

Gambar 1. Contoh tampilan analisis media sosial
  1. Keterlibatan (Engagement)

Engagement meliputi jumlah likes, komentar, dan shares yang ada pada setiap postingan yang dibuat. Juga perlu diperhatikan pada tingkat keterlibatan (Engagement Rate) yakni rasio antara jumlah total interaksi dengan jumlah pengikut.

Gambar 2. Contoh tampilan analisis media sosial
  1. Sentimen (Sentiment Analysis)

Mengukur kinerja buzzer selanjutnya dapat dilakukan melalui analisis sentimen. Seberapa banyak reaksi positif, negatif, atau netral terhadap konten dari buzzer. Kemudian amati pula kata atau frasa yang sering muncul (kata kunci populer) dalam komentar yang dihasilkan dari unggahan buzzer.

Gambar 3. Contoh tampilan analisis media sosial
  1. Konversi (Conversion)

Aspek ini guna melihat seberapa efektif unggahan buzzer dalam mencapai tujuan yang ditentukan semisal jumlah pengunjung situs web yang datang dari tautan yang diposting buzzer (click through rate). Selain itu amati pula Jumlah tindakan spesifik yang dihasilkan dari promosi buzzer, seperti pendaftaran, unduhan, atau pembelian.

  1. Frekuensi dan Konsistensi Posting:

Frekuensi ini terkait seberapa sering buzzer memposting konten yang telah ditetapkan semakin sering diunggah semakin besar potensi untuk meningkatkan visibilitas konten. Tak kalah penting yakni soal konsistensi sejauh mana buzzer tetap konsisten dengan jadwal dan tema konten yang disepakati.

  1. Reaksi dan Umpan Balik (Feedback)

Apabila buzzer telah memposting dalam kuantitas yang banyak perlu dilihat pula jumlah dan kualitas umpan balik warganet mengenai konten tersebut. Tak kalah penting juga seberapa sering dan bagaimana buzzer menanggapi komentar atau pertanyaan dari pengikutnya.

  1. Kredibilitas dan Otoritas

Untuk membangun kepercayaan audiens penting seorang buzzer memiliki pengaruh dalam komunitas atau industri tertentu. Garis bawahi pula soal pengalaman kerja sebelumnya serta kejujuran terutama yang terkait dengan kolaborasi berbayar.

Begitu penting memantau metrik tersebut karena melaluinya Anda dapat mengevaluasi kampanye yang sedang dijalankan, mengoptimalisasi anggaran apa yang perlu dan tidak perlu ketika menggunakan buzzer. Selain itu, dengan melihat hasil kinerja buzzer, dapat dilakukan penyesuaian strategi secara cepat, dan banyak manfaat lainnya.

Gunakan pula tools analisis media sosial untuk mengumpulkan dan menganalisis data kinerja buzzer secara lebih efisien. Anda dapat menggunakan Netray Media Monitoring dengan harga terjangkau. Jika Anda tak punya waktu untuk menganalisis sendiri, pilihlah Netray Analysis Report yang mudah dipahami dan menghemat waktu tentunya.

Editor: Ananditya Paradhi

Kelebihan dan Kekurangan Media Monitoring untuk Penelitian Ilmiah

Meski telah menunjukan perkembangan teknologi yang cukup pesat beberapa tahun belakangan ini, media monitoring masih minim dilirik oleh akademisi atau peneliti ilmiah. Metode ini bukannya tidak cocok untuk digunakan sebagai tools penelitian ilmiah, hanya saja masih butuh pengenalan yang lebih jauh lagi mengingat media monitoring memiliki kelebihan dan kekurangan yang memiliki nilai berbeda bagi setiap bidang studi.

Mencari tahu apa saja kelebihan dan kekurangan media monitoring untuk penelitian ilmiah merupakan langkah awal yang bagus untuk mengidentifikasi sejauh mana media monitoring dapat membantu penelitian ilmiah atau riset akademik yang akan dilakukan. Di sisi lain, hal ini juga bisa menjadi masukan yang berharga untuk pengembangan teknologi ini agar media monitoring dapat membantu akademisi menyelesaikan permasalahannya dengan lebih baik.

Kelebihan Media Monitoring untuk Penelitian Ilmiah

Media monitoring menjadi alat yang sangat berharga dalam penelitian ilmiah, khususnya dalam bidang yang membutuhkan analisis data besar, pemantauan isu terkini, dan pemahaman yang mendalam tentang opini dan perilaku publik. Berikut adalah beberapa kelebihan media monitoring untuk penelitian ilmiah yang dapat bermanfaat bagi akademisi:

  1. Real-Time Data: Media monitoring menyediakan data terkini mengenai berbagai peristiwa dan tren yang sedang terjadi. Hal ini memungkinkan peneliti untuk menangkap dinamika sosial, politik, dan ekonomi dengan cepat.
  2. Volume Data yang Besar: Teknologi media monitoring dapat mengumpulkan data dalam jumlah besar dari berbagai sumber media, termasuk media sosial, berita online, blog, dan forum. Volume data yang besar ini dapat digunakan untuk analisis statistik yang kuat.
  3. Analisis Sentimen: Media monitoring memungkinkan peneliti untuk melakukan analisis sentimen yang berguna untuk memahami opini publik, persepsi, dan reaksi terhadap isu tertentu. Ini dapat membantu dalam penelitian di bidang komunikasi, pemasaran, dan politik.
  4. Tren dan Analisis Perubahan: Peneliti dapat menggunakan media monitoring untuk mengidentifikasi tren jangka panjang dan perubahan dalam opini atau perilaku publik. Ini penting untuk studi yang membutuhkan pemahaman tentang dinamika sosial yang berkembang.
  5. Multisumber dan Multibahasa: Media monitoring dapat mengakses berbagai sumber media dari seluruh dunia dan dalam berbagai bahasa sehingga dapat memberikan perspektif yang lebih luas dan inklusif dalam penelitian.
  6. Efisiensi Waktu dan Biaya: Dengan menggunakan teknologi otomatisasi, media monitoring dapat menghemat waktu dan biaya yang diperlukan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dibandingkan dengan metode tradisional seperti survei atau wawancara.
  7. Penelusuran Isu dan Krisis: Media monitoring sangat efektif dalam mendeteksi dan melacak isu-isu dan krisis yang muncul di media. Ini memungkinkan peneliti untuk segera menanggapi atau mengkaji dampak dari isu tersebut.
  8. Komparatif Analisis: Dengan data yang tersedia dari berbagai sumber, peneliti dapat melakukan analisis komparatif antara berbagai media atau antara media dengan data lapangan lainnya. Hal ini tentu akan memberikan wawasan yang lebih holistik dan mendalam.
  9. Identifikasi Pengaruh dan Aktor Kunci: Media monitoring dapat membantu mengidentifikasi siapa saja aktor kunci dan opini leader dalam suatu isu serta bagaimana pengaruh mereka menyebar melalui media.
  10. Peningkatan Validitas Eksternal: Menggunakan data dari sumber media yang beragam dapat meningkatkan validitas eksternal penelitian karena data yang dikumpulkan mencerminkan berbagai perspektif dan sudut pandang.
kelebihan dan kekurangan media monitoring untuk penilitian ilmiah
Ilustrasi: media monitoring untuk penelitian ilmiah

Kekurangan Media Monitoring untuk Penelitian Ilmiah

Meski kelebihan media monitoring untuk penelitian ilmiah tampak beragam dan menggiurkan, terdapat kekurangan yang kerap menjadi batu sandungan bagi peneliti. Berikut ini adalah daftar kekurangan media monitoring untuk penelitian ilmiah yang biasanya menjadi pertimbangan bagi akademisi sebelum melakukan riset: 

  1. Bias Sumber Data: Media monitoring sering kali mengandalkan sumber media yang populer atau yang mudah diakses sehingga bisa menyebabkan bias terhadap informasi yang diambil. Dengan demikian, sumber-sumber kecil atau alternatif memiliki potensi terlewat padahal bisa memberikan perspektif yang berbeda atau lebih mendalam.
  2. Keterbatasan Data Historis: Karena sering kali membutuhkan data yang bersifat historis, media monitoring minim dilirik akademisi. Media monitoring biasanya fokus pada data yang terkini. Di sisi lain, penelitian akademik biasanya membutuhkan data yang lebih panjang untuk melihat tren atau perubahan dalam jangka waktu yang lebih lama, yang tidak selalu tersedia melalui layanan media monitoring. 
  3. Kualitas dan Validitas Data: Data yang diambil dari media monitoring bisa saja tidak terverifikasi atau kurang valid. Media, khususnya media massa, sering kali memiliki agenda atau sudut pandang tertentu, dan ini dapat mempengaruhi objektivitas informasi yang disajikan. Ditambah media sosial yang sudah barang tentu bias subjektif.
  4. Overload Informasi: Media monitoring dapat menghasilkan jumlah data yang sangat besar, atau istilah lainnya berhadapan dengan big data. Big data bisa sulit untuk dianalisis secara mendalam dalam konteks akademik. Kemampuan membaca big data adalah kelebihan dari media monitoring. Meski begitu memilah informasi yang relevan dari data yang berlebihan bisa menjadi tantangan tersendiri.
  5. Keterbatasan Kontekstualisasi: Media monitoring biasanya fokus pada kejadian atau berita terkini tanpa memberikan konteks yang cukup. Dalam riset akademik, memahami konteks dari data sangat penting untuk analisis yang lebih akurat dan mendalam.
  6. Keterbatasan Akses: Tidak semua platform menyediakan akses yang lengkap atau gratis sehingga media monitoring minim dilirik akademisi. Beberapa informasi mungkin tersembunyi di balik paywall atau memerlukan langganan khusus yang bisa menjadi hambatan bagi peneliti akademik dengan anggaran terbatas. Solusi dari masalah ini dapat ditemukan di akhir tulisan nanti.
  7. Kesulitan dalam Analisis Kualitatif: Media monitoring lebih mudah digunakan untuk analisis kuantitatif (seperti frekuensi kata atau tren topik), namun untuk analisis kualitatif yang mendalam, seperti analisis wacana atau konten, sering kali diperlukan metode yang lebih manual dan interpretatif yang tidak selalu didukung oleh alat media monitoring.
  8. Tergantung pada Teknologi dan Algoritma: Hasil dari media monitoring sangat bergantung pada teknologi dan algoritma yang digunakan. Algoritma pencarian dan analisis yang kurang canggih mungkin tidak dapat menangkap nuansa atau kompleksitas dari data yang dimonitor.

Dengan mempertimbangkan kekurangan-kekurangan di atas, penting bagi peneliti akademik untuk menggunakan media monitoring sebagai salah satu dari berbagai metode dalam penelitian mereka. Tidak ada salahnya untuk mengkombinasi metode agar mendapat data yang valid dan terpercaya.

Netray Media Monitoring hadir untuk meminimalisir kekurangan dari sudut pandang teknologi dan aksesibilitas. Termasuk menawarkan kustomisasi sesuai dengan kebutuhan dari peneliti akademik. Tidak perlu khawatir, cukup membayar langganan 350 ribu rupiah perbulan Anda dapat menikmati semua benefit yang ditawarkan. Melalui solusi dan penawaran ini, Netray berharap penggunaan tools media monitoring untuk penelitian ilmiah bisa meningkat. Anda bisa mencoba tools media monitoring kami secara gratis Netray Trial. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Kontak Netray.

Editor: Winda Trilatifah

7 Strategi untuk Memperkuat Branding di Media Sosial

Bagaimana cara membuat merek Anda diingat oleh jutaan pengguna media sosial? Bagaimana cara membangun hubungan yang kuat dengan audiens Anda secara online? Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut terletak pada strategi media sosial yang efektif. Tulisan ini akan mengungkap bagaimana merek atau perusahaan memanfaatkan media sosial untuk memperkuat branding mereka.

Gambar 1. Ilustrasi social media marketing

Branding merupakan proses membangun dan mengelola persepsi konsumen terhadap suatu produk, layanan, atau perusahaan. Di dalamnya juga termasuk menciptakan identitas unik guna membedakan suatu merek dari pesaingnya dan menciptakan nilai emosional bagi konsumen. Dengan kata lain, branding adalah upaya agar merek lebih dikenal dan diingat oleh konsumen, membangun citra positif dan konsisten tentang merek serta membangun loyalitas konsumen terhadap merek.

Branding melalui sosial media merupakan hal yang wajib di era sekarang. Apalagi adanya perubahan perilaku konsumen dengan adanya teknologi, sosial media menjadi tempat kedua untuk berjejaring termasuk mencari, produk dan layanan selain dunia nyata. Maka dari itu diperlukan strategi branding khusus di media sosial agar menarik mata konsumen. 

7 Strategi Memperkuat Branding di Medsos

Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan bila ingin memperkuat branding melalui sosial media: 

  1. Menetapkan Identitas Merek yang Kuat
  • Pastikan semua pesan yang disampaikan di media sosial selaras dengan misi, visi, dan nilai merek Anda.
  • Kembangkan gaya bahasa atau karakter kata-kata (tone of voice) yang unik dan konsisten untuk merek Anda, sehingga mudah dikenali oleh audiens.
  • Gunakan desain logo, warna, dan tipografi yang konsisten di semua konten media sosial.
  1. Mengetahui Target Audiens
  • Gambarkan karakteristik audiens ideal, seperti demografi, minat, dan perilaku online.
  • Pilih platform media sosial yang paling relevan dengan audiens. Misalnya, jika target audiens adalah generasi muda, maka Instagram dan TikTok bisa menjadi pilihan yang baik.
  1. Membuat Konten yang Menarik dan Relevan
  • Konten yang informatif, menghibur, atau inspiratif wajib untuk memperkuat branding di media sosial.
  • Gunakan gambar dan video berkualitas tinggi untuk menarik perhatian.
  • Ceritakan kisah di balik merek Anda untuk membangun koneksi emosional dengan audiens.
memperkuat branding
Gambar 2. Wajib membuat konten semenarik mungkin untuk memperkuat branding Image by Marie from Pixabay
  1. Konsistensi adalah kunci
  • Buat jadwal posting yang teratur untuk menjaga engagement audiens.
  • Buat tema konten bulanan atau mingguan untuk memberikan struktur pada konten Anda.
  1. Interaksi dengan Audiens
  • Tanggapi komentar dan pesan yang masuk secara responsif. Menunjukkan bahwa merek Anda peduli dengan audiens.
  • Buat kuis, kontes atau giveaway untuk meningkatkan engagement dan kesetiaan audiens.
  • Gunakan tagar/ hashtag untuk meningkatkan visibilitas dan partisipasi dalam percakapan yang relevan.
  1. Bangun Komunitas
  • Ciptakan kolaborasi dengan influencer atau merek lain untuk memperluas jangkauan.
  • Buat grup atau komunitas online untuk memfasilitasi diskusi dan interaksi dengan pelanggan.
  1. Ukur dan Analisis
  • Pantau metrik seperti jumlah followers, engagement, dan traffic website untuk mengukur keberhasilan strategi.
  • Cobalah berbagai jenis konten dan strategi untuk melihat apa yang paling efektif.
  • Gunakan dan analisis data yang ada untuk mengoptimalkan strategi di masa mendatang.

Ingat, memperkuat branding di media sosial membutuhkan waktu dan konsistensi. Jangan ragu untuk bereksperimen dan menemukan strategi yang paling efektif untuk merek Anda. Selain itu, perhatikan pula tren media sosial yang terus berubah, serta maksimalkan fitur-fitur baru untuk menarik perhatian audiens.

Jika Anda ingin mengetahui kinerja media sosial produk/perusahaan Anda dengan mudah dan cepat, Anda dapat gunakan Netray Analysis Report. Data media sosial anda akan dianalisis secara ringkas dan mudah dipahami, sehingga dapat dijadikan evaluasi untuk menentukan langkah selanjutnya dalam mengelola media sosial.