Home Blog Page 120

Drama BWF dan Bulu Tangkis Indonesia, dari Ancaman Netizen hingga Layangkan Permohonan Maaf

Berita mengenai atlet bulu tangkis Indonesia yang dipaksa mundur oleh Badminton World Federation (BWF) dari ajang All England 2021 masih menjadi perbincangan menarik. Walkover ini terjadi karena tim bulu tangkis Indonesia berada dalam satu penerbangan dengan penumpang yang dinyatakan positif Covid-19. Seluruh tim sudah melakukan test swab/pcr Covid-19 dan dinyatakan negatif. Namun, pihak BWF seakan mempersulit dengan memberlakukan aturan-aturan yang rumit. Hingga pada akhirnya, perselisihan antara PBSI Indonesia dengan Federasi Bulu Tangkis Dunia seperti belum menemui titik terang. Ungkapan kekecewaan para atlet dan penggemar bulu tangkis Indonesia memenuhi linimasa akun resmi media sosial BWF. Kemarahan netizen Indonesia atas sikap BWF semakin membawa buntut panjang permasalahan ini. Pasalnya, BWF mengaku mendapat ancaman teror dari netizen penggemar bulu tangkis Indonesia, meski BWF telah melayangkan surat permintaan maaf kepada negara Indonesia. Apakah yang sebenarnya terjadi?

Media Monitoring Netray melakukan pemantauan selama satu minggu untuk melihat keramaian warganet membahas topik tersebut. Bagaimana tanggapan warganet terkait drama ancaman teror tersebut? 

BWF Diancam Netizen Indonesia 

Kemarahan warganet Indonesia disebabkan karena tim bulu tangkis kebanggaan Indonesia harus walkover dari ajang bergengsi All England. Namun, Cara mengungkapkan rasa kecewa warganet yang tidak terkendali justru menimbulkan permasalahan baru. 

Beberapa waktu lalu, akun resmi BWF membagikan jepretan layar sebuah pesan yang ditujukan untuk jajaran organisasi dan petinggi Badminton World Federation tersebut. Pesan tersebut diduga berasal dari salah satu netizen Indonesia yang kecewa atas perlakukan BWF kepada para atlet bulu tangkis  Indonesia. Isi pesan tersebut berupa ancaman pengiriman teroris ke negara Inggris apabila pihak BWF tidak meminta maaf atas kejadian walkover tim bulu tangkis Indonesia. Kejadian tersebut sontak memicu perdebatan dan impresi dari warganet lainnya. Seperti apa statistik keramaiannya? 

Selama periode pemantauan pada 18-24 Maret 2021, dengan memasukan kata kunci bwf topik ini mendapat impresi warganet sebanyak 2M. Hasilnya topik BWF telah diperbincangkan warganet sebanyak 10,000 cuitan. Pada grafik di atas, cuitan perbincangan warganet dibanjiri oleh cuitan dengan sentimen negatif. Sebenarnya apa garis besar pembahasan warganet hingga menyumbang banyak sentimen negatif? 

Pada jajaran Top Word, terlihat bahwa pembahasan warganet secara garis besar seputar insiden mundurnya tim Indonesia dari turnamen All England 2021. Insiden tersebut muncul karena aturan covid yang simpang siur di kalangan pengurus turnamen. Hal itu dapat dilihat dari kata england, Indonesia, atlet, mundur, dan test. Kemudian terdapat pula kata permintaan, presiden, dan menpora. Kata-kata tersebut menggambarkan pembahasan lain, yakni seputar perselisihan antaran BWF dan Indonesia yang melibatkan netizen penggemar bulu tangkis. Berikut cuitannya. 

BWF Playing Victim? 

Cuitan warganet bermula dari unggahan akun @bwfofficial tentang pesan ancaman. Hal itu memancing perdebatan di media sosial hingga dipenuhi sentimen negatif.

Pada contoh cuitan tersebut warganet menilai BWF sedang memainkan drama. Berperan sebagai korban untuk menutupi kejanggalan karena telah memaksa mundur tim bulu tangkis Indonesia dari All England. Kenapa akun media sosial sebesar BWF tidak merespon tanggapan dari para atlet bulu tangkis? Sedangkan akun anonim yang tidak jelas justru direspon oleh pihak BWF sampai dipublikasikan kembali melalui story? Seolah BWF ingin mengungkapkan bahwa sikap warganet tidak pantas, padahal banyak komentar warganet lainnya yang sopan tetapi tidak diekspose oleh BWF. Tidak heran apabila warganet mengeluarkan kalimat pertanyaan tersebut. Sebab, sikap yang diambil oleh BWF sangat janggal. Pihak official tim bulu tangkis  Indonesia beserta atlet selama ini telah meminta kejelasan terkait keputusan BWF dan meminta pertanggungjawaban. Namun BWF tidak merespon sama sekali. Kemudian muncul di permukaan jagat maya dengan unggahan story sebuah pesan ancaman yang diduga berasal dari netizen Indonesia. Sontak hal tersebut membuat warganet mengambil kesimpulan bahwa BWF semakin terlihat tidak profesional. 

Warganet tidak setuju bahwa mengirimkan ancaman adalah sebuah tindakan yang benar. Akan tetapi, BWF juga tidak memperlihatkan iktikad baik dengan memberikan kejelasan kepada pihak Indonesia. 

Permintaan Maaf BWF 

Setelah beberapa drama keramaian warganet di media sosial terkait ancaman yang ditujukan kepada BWF tersebut. Akhirnya BWF mengambil tindakan. Tindakan yang diambil BWF yakni mengirimkan surat permohonan maaf kepada pemerintah Indonesia, atlet bulu tangkis  Indonesia, jajaran tim bulu tangkis, dan penggemar bulu tangkis Indonesia. 

Surat tersebut berisi tentang permohonan maaf Presiden BWF Poul Erik Hoyer Larsen atas kejadian yang tidak menyenangkan hati kepada seluruh tim bulu tangkis Indonesia pada turnamen Yonex All England 2021. Presiden BWF telah menjadikan insiden yang dialami tim Indonesia sebagai pelajaran berharga dan berharap agar hubungan antara Indonesia dan BWF akan tetap harmonis. Meski demikian, Warganet menyayangkan tindakan BWF yang hanya mengirimkan surat permohonan maaf tanpa memberikan pertanggungjawaban. 

Sekilas Top Complaints 

Berikut beberapa ungkapan keluhan warganet yang Netray rangkum dalam jajaran Top Komplain. 

Kata komplain kecewa menduduki urutan pertama dengan total sebanyak 178 cuitan. Lalu diikuti oleh kata susah, goblok, jelek, dan boikot. Ungkapan tersebut seolah merepresentasikan perasaan warganet yang sangat terluka akibat perlakuan BWF kepada tim bulu tangkis kebanggaan Indonesia. Berlandaskan rasa kecewa, warganet mendesak presiden BWF untuk mengundurkan diri dari jabatannya saat ini. Di sisi lain, warganet juga mengingatkan supaya tidak berlebihan dalam berkomentar terhadap kasus BWF. 

Jaringan Percakapan

Gambar jaringan di atas memperlihatkan akun @bwfmedia menjadi pusat utama sebagai akun yang paling banyak ditandai oleh warganet. Lalu diikuti akun @BadmintonTalk yang menyerukan cuitan terkait kejelasan atas sikap BWF. Pada gambar tersebut warganet juga menandai akun @Jokowi selaku presiden Indonesia dan akun perdana Menteri Inggris @BorisJohson yang dianggap mempunyai pengaruh dalam berlangsung ajang All England. Garis yang menyelimuti akun-akun tersebut didominasi oleh garis merah dengan sentimen negatif. Keempat akun yang terangkum dalam jaringan percakapan merupakan akun utama dalam perselisihan antara BWF dan tim bulu tangkis Indonesia. 

Penutup

Mengancam bukanlah sesuatu tindakan yang dibenarkan. Meski mempunyai hak berpendapat, terutama dalam bersosial media warganet dan masyarakat harus menggunakan hak tersebut dengan bijak. Drama perselisihan BWF dan Indonesia berakhir dengan surat permohonan maaf meski tidak diberikan pertanggungjawaban yang semestinya dari pihak BWF. Semoga dengan adanya kejadian ini BWF dapat menciptakan pertandingan yang lebih kompatibel. Demikian analisis Netray, semoga bermanfaat. 

Memantau Kebijakan Impor, Kelola Pangan untuk Siapa?

Kebijakan impor suatu komoditas bagi sebuah negara dewasa ini tidak dapat terelakkan. Impor menjadi faktor penting bagi kebutuhan pembangunan. Setiap negara dinilai tidak mampu memenuhi semua unsur penunjang pembangunan. Akan tetapi, masing-masing negara juga memiliki keunggulan dalam memproduksi komoditas tertentu.

Hanya saja tak selamanya kebijakan impor berimbas positif bagi perekonomian suatu negara. Tak jarang justru kebijakan impor yang salah bisa mendatangkan masalah. Kekhawatiran ini yang menyelimuti rencana pemerintah Indonesia mendatangkan sejumlah komoditas dari luar negeri beberapa waktu belakangan.

Pemerintah berdalih bahwa kebijakan ini adalah upaya pemerintah untuk mengamankan stok dan mengendalikan harga. Namun, upaya impor komoditas, seperti beras dan garam dari luar negeri juga disinyalir akan mengganggu perekonomian produsen lokal. 

Kedua pernyataan di atas adalah segelintir perspektif media massa daring kala memberitakan rencana impor pemerintah. Netray Media Monitoring ingin memperluas perspektif ini dengan memantau pemberitaan media massa.

Melalui kata kunci impor, pemantauan dilakukan selama periode 13 Maret hingga 21 Maret 2021. Apa saja sudut pandang pemberitaan media massa daring nasional? Lantas seberapa gencar wacana kebijakan impor dihadirkan dalam ranah publik? Mari simak hasil pemantauan Netray di bawah ini.

Laporan Statistika Wacana Kebijakan Impor Pemerintah

Pemantauan media massa dengan kata kunci impor menghasilkan setidaknya 886 artikel online. Jumlah ini terhitung cukup banyak mengingat pemantauan hanya dilakukan selama 9 hari saja. Terdapat 91 kantor berita yang membuat laporan terkait wacana impor. 

Oleh mereka, berita impor dimasukan ke dalam kategori pemberitaan yang cukup heterogen. Meskipun secara umum tergolong ke dalam kategori ‘finance and insurance’ dengan 387 laporan dan ‘government’ sebanyak 357 buah artikel. Keberagaman kategori ini menunjukan bahwa wacana impor sangat mempengaruhi kehidupan sosial di masyarakat.

Kehadiran wacana kebijakan impor komoditas dari pemerintah juga tidak mengenal waktu. Sejak dimulainya pemantauan hingga akhir periode, laporan media massa daring tentang isu impor tak pernah surut. Pada tanggal 15 Maret 2021 memang terjadi peningkatan jumlah berita yang cukup tinggi hingga mencapai 200 lebih artikel dalam satu hari. Namun, setelah itu hadir secara konstan di kisaran angka kurang lebih 100 artikel per hari.

Sedangkan sentimen analisis menunjukkan bahwa 415 artikel terindeks memiliki sentimen positif. Untuk sentimen negatif sendiri terdiri dari 283 laporan. Penjabaran lebih lanjut terkait sentimen analisis akan disampaikan pada bagian tulisan di bawah ini.

Mereka Bicara Wacana Impor Beras

Wacana impor komoditas beras memang sedang menanjak akhir-akhir ini. Akan tetapi, rencana pemerintah untuk membeli barang dari negara lain sebetulnya lebih banyak lagi. Dari grafik Top Words dapat dilihat sejumlah komoditas lain, seperti garam, cabai, dan daging juga masuk ke dalam pemberitaan. 

Impor beras memang terkesan lebih mendominasi karena komoditas ini merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Dampak yang dihasilkan pun lebih masih mengingat pertanian dalam negeri sebagian besar ditopang pertanian padi. Impor dinilai akan merugikan para pemilik sawah.

Menteri Perdagangan, Muhammad Luthfi menjadi aktor sentral dalam kebijakan impor kali ini. Pihaknya yang mengklaim bahwa cadangan atau stok beras pemerintah, yang berada di bawah pengawasan Bulog, dinilai tidak aman. Untuk itu Menteri Luthfi menyarankan pemerintah untuk mengambil cadangan beras dari luar negeri alias impor.

Berapa besaran impor yang ingin diajukan? Mengingat saat ini stok Bulog hanya berada pada level di bawah 500 ribu ton, maka untuk memperkuat cadangan dibutuhkan 1 juta ton lagi. Menteri Luthfi menjelaskan mengapa stok beras nasional tidak sesuai target karena serapan Bulog terhadap gabah petani lokal yang rendah.

Mendengar rencana ini, sejumlah penolakan muncul dari dalam dan luar pemerintahan. Komisi IV DPR adalah salah satu elemen dalam pemerintah yang melakukan penolakan. Ketua Bulog, Budi Waseso sendiri mengaku tidak akan gegabah melaksanakan kebijakan ini. Jika memang dirasa tidak dibutuhkan, pihaknya akan membatalkan rencana tersebut.

Sejumlah pemimpin daerah juga memprotes rencana impor beras oleh Mendag. Dua nama besar yang diliput media massa antara lain Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil. Ridwan mengaku bahwa daerahnya, Jawa Barat akan mendapatkan surplus pasokan beras setelah momen panen raya. Sedangkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta pemerintah pusat untuk membuat kebijakan yang tak menyinggung perasaan petani.

Gelombang protes dari luar pun seperti tidak dapat terelakkan. Mantan Menteri Kelautan, Susi Pudjiastuti meminta langsung kepada Presiden Joko Widodo untuk menghentikan rencana kebijakan impor beras tersebut. Melalui cuitan di Twitter ia melihat bahwa petani di Indonesia masih mampu memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.

Elemen mahasiswa, yang kerap dianggap elemen kritis, ikut merasa gerah dengan kebijakan impor. Media massa setidaknya menuliskan dua pernyataan penolakan dari dua organisasi mahasiswa, yakni GMNI dan Popmasepi. GMNI menyoroti keberadaan praktik pemburu rente dalam proyek pengadaan komoditas semacam ini, sedangkan Popmasepi melihat bahwa produksi pertanian semakin membaik dewasa ini.

Tak Melulu Impor Beras, Polemik Impor Merambah Komoditas Lain

Lantas bagaimana pemberitaan terkait kebijakan impor komoditas yang lain? Berdasarkan pemantauan Netray, garam menjadi isu impor kedua yang mendapat banyak perhatian. Narasi yang dibangun adalah kesangsian publik bahwa negara dengan garis pantai terpanjang di dunia ini justru malah mengimpor garam

Cara berpikir semacam ini terhitung cacat logika. Pasalnya tidak ada hubungan antara produksi garam dengan panjang garis pantai. Tinggi rendahnya hasil produksi garam tentu hanya dipengaruhi satu faktor, yakni bagaimana manajemen produksi garam nasional. Termasuk di dalamnya berapa luas lahan yang digunakan untuk mengolah garam hingga sistem distribusi. Pola konsumsi juga sangat berpengaruh, karena sebagian besar kebutuhan garam nasional adalah untuk industri.

Selanjutnya ada komoditas cabai yang juga menuai wacana kebijakan impor. Tingginya harga cabai dipasaran menjadi penyebab mengapa wacana ini muncul. Akan tetapi, pemerintah melalui Mendag Luthfi memastikan bahwa tidak akan ada rencana impor cabai merah untuk menstabilkan harga. Harga yang tinggi ini justru akan dinikmati oleh petani cabai.

Daging menjadi komoditas terakhir yang cukup banyak diberitakan. Kebutuhan menjelang hari raya membuat wacana impor kembali mencuat. Dari sekian banyak impor komoditas yang mendulang kontroversi, impor daging ini tidak dianggap bermasalah. Indonesia memang belum memiliki industri peternakan sapi yang memadai sehingga kebutuhan tahunan selalu dipenuhi dengan skema impor dari luar negeri.

Anekdot Soekarno menyebut petani sebagai “penjaga tatanan negara Indonesia” menjadi sangat relevan dengan kondisi saat ini. Bagaimanapun urusan pemenuhan kebutuhan konsumsi nasional adalah pangkal berdirinya negara. Termasuk di dalamnya menjamin kesejahteraan para petani yang menghasilkan komoditas dari dalam negeri dan memberantas mafia rente atas kebijakan impor. Semoga Indonesia kedepannya semakin sejahtera.

Melihat Perbincangan Warganet Seputar Vaksin Dalam Beberapa Waktu Belakangan

Tanpa terasa saat ini setahun sudah masa pandemi berlangsung. Wabah yang menyebar luas ke berbagai belahan dunia ini berimbas pada multisektor. Tidak hanya itu, setiap harinya jumlah kasus terus bertambah dengan jumlah kematian yang terbilang tidak sedikit. Saat ini proses vaksinasi di Indonesia tengah berjalanan. Vaksin merupakan bibit penyakit yang telah dilemahkan dan dapat digunakan sebagai vaksinasi sebuah virus. Vaksin ini diharap dapat memperkuat imun tubuh agar tidak lagi terserang Covid-19 sehingga aktivitas masyarakat pun dapat berangsur pulih. Lalu seperti apakah hasil dari pantauan Netray? Simak selengkapnya.

vaksin

Netray memantau perbincangan warganet terkait vaksin di media sosial Twitter sejak 08 Maret 2021 sampai dengan 22 Maret 2021. Terlihat impresi warganet terhadap topik ini mencapai 849.4M dengan jangkauan mencapai 452M. Apabila diamati melalui jumlah tersebut menunjukkan topik terkait vaksin ramai menjadi perbincangan warganet. Dengan jumlah yang terbilang besar tersebut apa saja kah yang menjadi perbincangan warganet?

Berdasarkan grafik di atas terlihat total cuitan terkait topik ini mencapai 367K dengan didominasi oleh cuitan bersentimen negatif. Sementara itu, intensitas perbincangan tampak muncul setiap harinya selama periode pemantauan. Namun, mengapa cuitan tersebut didominasi bersentimen negatif?

Polemik Vaksin Astrazeneca, dari Pembekuan Darah hingga Mengandung Unsur Babi?

Salah satu vaksin yang akan digunakan di Indonesia untuk menyetop penyebaran Covid-19, yaitu dengan menggunakan vaksin Astrazenecca. Namun sayangnya, vaksin ini masih diragukan oleh sebagian pihak dan menuai polemik. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, seperti halnya isu menyebabkan pembekuan darah hingga kandungannya yang masih diragukan. Hal ini kemudian menyebabkan berbagai perbincangan terkait vaksin ini mencuat di Twitter.

Salah satu alasan mengapa warganet ragu dengan vaksin ini ialah ditemukannya kasus pembekuan darah. Disebutkan pembekuan ini terjadi pada perempuan berusia di bawah 55 tahun. Namun, Badan Obat-obatan Eropa Eureopean Medicines Agency (EMA) memastikan manfaat vaksin ini lebih besar dibanding risikonya. Terlebih kemungkinan terjadi pembekuan sangat langka, hanya ditemukan 25 kasus dari 20 juta vaksinasi di Eropa. Bahkan Direktur Eksekutif EMA, Emer Cooke menyatakan vaksin AstraZeneca aman dan efektif digunakan. Lalu bagaimanakah perbincangan warganet terkait topik ini?

Terlihat pada 12 Maret 2021 akun @tempodotco mengunggah cuitan terkait kabar Norwegia dan Denmark yang menunda penggunaan vaksin AstraZeneca. Namun, berbeda halnya dengan Thailand yang melanjutkan penggunaan vaksin tersebut dengan Perdana Menterinya menjadi orang pertama yang disuntikan vaksin tersebut. Seperti halnya negara di Eropa, India pun ikut mengkaji ulang terkait keamanan AstraZeneca. Meski demikian, EMA telah membuktikan keamanan dan meyakinkan masyarakat dunia untuk menggunakan vaksin yang berasal dari Inggris ini. Selain faktor keamanan, keresahan warganet lainnya yakni berkembangnya isu terkait unsur babi yang dikabarkan terdapat dalam kandungan AstraZeneca.

Polemik kandungan haram dalam vaksin AstraZeneca nampaknya kian mencuat dan menjadi perbincangan publik. Hal ini didukung oleh pernyataan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI. Lembaga tersebut menyatakan terdapat kandungan tripsin dari babi. Hal ini pun kemudian menuai polemik di kalangan masyarakat muslim yang kemudian menimbulkan penolakan penggunaan vaksin tersebut. Berbeda halnya dengan MUI pusat, MUI Jatim justru menyatakan vaksin ini Halal dan Tayyib, seperti halnya disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. sebagai berikut.

Pihak AstraZeneca pun membantah isu yang berkembang tersebut, pihak AstraZeneca juga menegaskan bahwa dalam proses produksinya vaksin vektor virus ini tidak menggunakan dan bersentuhan dengan produk turunan babi atau produk hewani lainnya. Mereka juga menegaskan bahwa vaksin ini bahkan telah digunakan lebih dari 70 negara muslim lainnya, seperti Arab Saudi, UEA, Kuwait, Bahrain, Oman, Mesir, Aljazair, dan Maroko dan banyak Dewan Islam di seluruh dunia telah menyatakan sikap bahwa vaksin diperbolehkan untuk para muslim.

Terlihat Presiden Joko Widodo melalui akun Twitternya @jokowi mengkonfirmasi terkait hukum dari penggunaan vaksin yang banyak diragukan masyarakat ini. Sayangnya polemik ini justru memunculkan isu lainnya yang berkaitan dengan unsur politik dan berhembus kabar dalam upaya mengeluarkan fatwa halal vaksin AstraZeneca pengurus MUI disebut meminta posisi komisaris BUMN. Hal ini pun mengundang perhatian publik dan langsung dibatan oleh Stafsus Menteri BUMN, Arya Sinulingga. Ia menyampaikan hal tersebut tidak benar dan fitnah. Meski dikabarkan mengandung unsur haram, penggunaan vaksin AstraZeneca telah disepakati untuk tetap boleh digunakan. Hal ini dikarenakan keadaan darurat dan demi keselamatan seluruh masyarakat sehingga dalam keadaan mendesak seperti saat ini vaksin ini boleh digunakan.

Isu Berakhirnya Masa Penggunaan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca

Sementara itu, selain perbincangan terkait polemik penggunaan vaksin AstraZeneca warganet juga ramai memperbincangkan terkait berakhirnya masa penggunakan vaksin Sinovac dan AstraZenica. Akibat kabar yang berhembus tersebut sebagian warganet pun khawatir jika vaksin yang digunakan tersebut akan kadaluarsa sebelum sempat digunakan.

Beredarnya isu tersebut pun langsung mendapat tanggapan dari Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, ia menjelaskan bahwa vaksin yang akan kadaluarsa merupakan vaksin CoronaVac (produksi Sinovac) yang telah digunakan untuk para Nakes dan orang pelayan publik. Vaksin tersebut pun telah habis digunakan, sementara itu vaksin Sinovac yang berasal dari China tersebut memiliki masa kadaluarsa 2 tahun.

Top Kategori Seputar Vaksin

Pada kategori populer topik ini Top Accounts dan Top People diduduki oleh Presiden Joko Widodo. Selaku Presiden RI tak heran namanya menjadi populer dan banyak ditandai dalam cuitan warganet yang membicarakan seputar proses vaksinasi di Indonesia.

Sementara itu, pada kategori Top Organizations terlihat Kemenkes dan WHO tampak dalam top kategori tersebut. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh perbincangan seputar vaksin yang melibatkan organisasi kesehatan, baik nasional maupun internasional. Selain itu, pada kategori Top Complaints terlihat ‘Padahal Tidak Mengandung Babi‘ muncul sebagai top complaints. Hal ini berkaitan dengan polemik dan isu yang berkembang terkait kandungan babi yang dikabarkan terdapat dalam vaksin AstraZeneca.

Perbincangan terkait vaksin pada periode pemantauan Netray kali ini didominasi oleh perbincangan seputar vaksin AstraZeneca dan Sinovac. Adapun topik perbincangan terkait kedua vaksin tersebut, yakni pembekuan darah akibat vaksin AstraZeneca, hukum penggunaan vaksin AstraZeneca, hingga masa kadaluarsa vaksin tersebut. Beredarnya kabar kandungan AstraZeneca yang dinilai mengandung unsur haram membuat masyarakat resah akan penggunaan vaksin tersebut. Meski demikian MUI telah mengeluarkan fatwa terkait hukum penggunaannya di masa terdesak seperti saat ini, yakni diperbolehkannya penggunaan vaksin tersebut demi keamanan dan keselamatan umat.

Demikian hasil pantauan Netray, simak hasil analisis lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Account Monitoring Netray: Meneropong Eksistensi Ganjar Pranowo

Perkembangan teknologi yang semakin pesat membawa dampak yang signifikan kepada perilaku dan gaya hidup yang tidak lepas dari elektronik. Salah satu perkembangan teknologi yang memiliki pengaruh terbesar pada era ini ialah jaringan internet. Dikutip dari kominfo.go.id, berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) periode 2019-kuartal II/2020 mencatat jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 196,7 juta jiwa. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 8,9% dari tahun 2018. Hasil survey APJII juga menunjukkan sebanyak 51,5% pengguna internet memanfaatkan hal ini untuk bersosial media, lainnya sebanyak 32,9% untuk komunikasi lewat pesan dan 5,2% untuk hiburan.

Penggunaan internet sebagai sarana bersosial media telah digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia sebagai ajang untuk memperkenalkan diri dan berbagi informasi. Tak hanya khalayak umum, public figure seperti politisi pun kini sedang gandrung dengan media sosial, salah satunya adalah media sosial Twitter. Beberapa politisi telah dikenal warganet karena keaktifannya dalam bermain Twitter. Salah satunya kini ialah Ganjar Pranowo.

Seperti yang kita ketahui, Ganjar Pranowo yang merupakan Gubernur Jawa Tengah ini juga memiliki elektabilitas tinggi dalam pemilihan Pilpres 2024 mendatang. Menurut pantauan Netray sebelumnya terkait dengan survei Pilpres 2024, nama Ganjar Pranowo menduduki Top People fitur Media Monitoring Netray. Meski berbeda dengan hasil dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), media massa ternyata memiliki cara tersendiri untuk mengangkat nama Ganjar dalam topik tersebut. Sebagai kilas balik, berikut pantauan Media Monitoring Netray terkait dengan kata kunci Ganjar Pranowo dalam periode bulan ini. 

Ganjar Pranowo dalam Media Massa Indonesia

Berbekal tekonologi AI, Netray mampu membaca sentimen pemberitaan berdasarkan fitur sentimen analisis. Dalam 507 artikel yang memberitakan nama Ganjar, 291 artikel di antaranya memiliki label positit terhadap entitas Ganjar Pranowo, 47 artikel berlabel negatif, dan sisanya berlabel neutral. Lalu, seperti apa contoh pemberitaan yang memberikan impact positif dan negatif kepada entitas Ganjar Pranowo?

Berita Positif

Pada tanggal 1 Maret pemberitaan terkait Ganjar didominasi oleh berita tentang  peresmian KRL Jogja-Solo. Dapat dilihat dari gambar di atas, berita tentang manfaat KRL dan momen Ganjar dengan Jokowi memberikan sumbangan positif terhadap sosok figur ini. 

Berita Negatif

Hampir tidak memiliki pemberitaan bernada negatif, namun media massa bukanlah media yang tentunya tidak ingin lepas dari perhatian publik. Dengan memberikan judul yang mengundang ‘klik’ tentunya media berita harus memiliki strategi pemberitaan yang mampu mencuri perhatian. Salah satunya ialah pemberitaan yang ‘mungkin’ saja memberikan dampak negatif untuk sebuah subjek. Seperti halnya contoh di atas, di tengah pemberitaan terkait bursa calon Pilpres 2024, media Suara menyumbang artikel dengan judul Pengamat Politik Sebut Ganjar Pranowo Tak Miliki Peluang Jadi Capres 2024. Netray membaca negatif artikel tersebut. Selain memiliki kosakata yang berkonotasi negatif, ternyata pemilihan diksi tersebut juga memberikan gambaran negatif untuk sosok Gubernur Jateng tersebut. Dalam artikel tersebut dituliskan bahwa Ganjar Pranowo dinilai belum memiliki kans besar untuk dicalonkan menjadi Presiden RI pada Pilpres 2024 mendatang.

Top Entitas

Fitur di atas merupakan fitur Top Entities yang berisikan tentang entitas-entitas yang berkaitan dengan kata kunci. Dengan kata kunci Ganjar Pranowo, nama Joko Widodo menduduki kategori Top People dalam topik ini. Tentunya hal ini berkaitan dengan kepemerintahan yang dipimpin Ganjar Pranowo di bawah naungan Presiden Jokowi. Selain itu terdapat nama Anies Baswedan dan Ridwan Kamil yang menunjukkan pemberitaan terkait ketiga subjek ini ialah berita tentang Pilpres 2024.

Pada kategori Top Organizations, Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah sebagai lokasi kepemimpinan Ganjar menjadi urutan pertama. Disusul dengan PDIP sebagai partai yang menaunginya. Top Facilities diduduki oleh beberapa fasilitas-fasilitas yang berada di wilayah Jawa Tengah, seperti Stasiun Klaten hingga Stasiun Tugu.

Top Portal

Berita terkait Ganjar Pranowo tentunya banyak disumbang oleh media berita lokal, seperti Tribun Solo, Solo Pos, dan Jawa Pos. Hal tersebut juga dapat dilihat dari fitur Top Portal di atas. Tribun Solo menduduki tingkat pertama sebagai media yang paling banyak memberitakan kata kunci ini dengan jumlah 34 artikel

Ganjar Pranowo dalam Media Twitter

Selain media massa, kini media Twitter juga memiliki kekuatan untuk memperkenalkan seseorang atau bahkan memperkenalkan diri untuk khalayak umum. Media Monitoring Netray memiliki 4 wadah pemantauan, yakni News, Instagram, Facebook, dan Twitter. Kali ini, dengan subjek Ganjar Pranowo, Netray akan memantau eksistensi Ganjar dalam jagat maya Twitter. Sama halnya dengan media berita, fitur apa saja yang dapat disajikan Netray untuk memantau kata kunci ini pada kanal Twitter?

Statistik Ganjar di Kanal Twitter

Dengan kata kunci dan periode pemantauan yang sama dengan media berita, Ganjar Pranowo diperbincangkan warganet Twitter sebanyak 3 ribu lebih twit dengan total 1.271 twit positif dan 619 twit negatif.

Twit Positif dan Negatif

Gambar di atas merupakan beberapa twit yang memberikan impact positif terhadap entitas Ganjar Pranowo. Perbincangan yang memiliki makna pujian dan dukungan telah dilabeli positif untuk topik ini. Salah satu akun yang mengungkapkan dukungannya terhadap sosok ini ialah @AnakLolina2.

Contoh sumbangan negatif ditwitkan oleh akun-akun yang mengkritik kinerja atau perpolitikan yang menyangkut Ganjar dan partai yang menaunginya. Seperti contoh di atas, akun @ChusnulCh__ memberikan ucapan selamat yang memiliki makna sarkas atas dilantiknya Gibran sebagai walikota Solo. Dalam cuitannya, @ChusnulCh__ menyangkut pautkan dengan kader-kader parpol Ganjar yang berhasil menjadi pemimpin.

Top Account

Fitur Top Accounts Netray digunakan untuk melihat akun-akun yang memiliki interaksi tinggi terkait twit dengan kata kunci tersebut (sort by popularity) dan frekuensi akun-akun yang mencuitkan kata kunci tersebut (sort by count). Dapat dilihat dari gambar di atas, akun @ChusnulCh__ menduduki urutan pertama dalam fitur tersebut. Jika dilihat pada contoh di twit sebelumnya, akun tersebut memiliki intensitas yang cukup tinggi dalam mencatut nama Ganjar pada twitnya. Dan tak hanya itu, setiap twit yang diunggahnya juga memiliki impresi hingga ratusan.

Account Monitoring

Fitur Account Monitoring adalah salah satu fitur yang terdapat pada kanal Twitter yang dapat digunakan sebagai media untuk melihat seberapa tinggi intensitas suatu akun dalam bermedia sosial pada periode tertentu. Berikut akan kita simak keramah-tamahan sosok Ganjar Pranowo dalam bermedia sosial Twitter. 

 

Apabila melihat salah satu cuitan positif netizen di atas, akun tersebut menyatakan Ganjar Pranowo merupakan salah satu pemimpin yang memanfaatkan media sosial Twitter untuk membagikan informasi secara efektif kepada khalayak umum. Hal ini juga terbukti dari fitur Account Monitoring yang dimiliki Netray. Dilihat dari gambar di atas, selama periode 1-15 Maret 2021 Ganjar Pranowo telah mencuitkan sebanyak 43 ribu lebih twit dan 9.950 retweet. Berikut ini adalah grafik jumlah akun yang me-mention Ganjar, grafik pergerakan followers, serta Top Mentioners yang dihimpun Netray dari fitur Account Monitoring ini.

Top Tweets dan Top Mentions

Dari gambar di bawah ini dapat dilihat beberapa Top Tweets dan Top Mentions yang terjaring oleh Netray selama periode pemantauan terkait Account Monitoring milik Ganjar Pranowo.

Impresi yang diperoleh dari setiap twit yang diunggah oleh Ganjar mendapat puluhan hingga ratusan like dan retweet. Hal ini menunjukkan bahwa akun ber-followers 1,9 juta tersebut memiliki pengikut aktif. Hal ini dapat dibuktikan dari gambar grafik sebelumnya (account peak time) yang menunjukkan jumlah akun yang menandai Ganjar mencapai puluhan akun.

Demikian pantauan Media Monitoring Netray terkait salah satu public figure, yakni Ganjar Pranowo. Kekuatan media massa dan media sosial dalam bersosial pada era ini ternyata mempu memberikan dampak dan perubahan gaya hidup. Sebagai pemimpin daerah, Ganjar Pranowo telah memanfaatkan era digital ini untuk berbagi informasi yang dinilainya lebih efektif dan mampu diterima masyarakat digital dengan mudah. Hal ini terlihat pada fitur Account Monitoring Netray yang menunjukkan bahwa jumlah aktivitas berupa retweet hingga mencapai ribuan dan grafik jumlah followers yang terus bertambah pada periode pemantauan.

Bagaimana dengan public figure yang lainnya? Pantau Netray untuk ulasan sosok lainnya.

Keefektifan Dana Desa dalam Sudut Pandang Warganet

Dana Desa merupakan dana alokasi APBN yang diperuntukkan bagi desa. Pemerintah memberikan anggaran bagi dana desa dengan mengurangi APBN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota digunakan untuk membiayai penyelenggaran pemerintah, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Namun beberapa waktu lalu, perbincangan terkait dana desa sempat meramaikan jajaran trending pada media sosial Twitter. Apa yang sebenarnya terjadi? 

Media Monitoring Netray melakukan pemantauan selama seminggu terakhir terkait isu tersebut. Seperti apa tanggapan masyarakat yang diwakili oleh warganet Twitter terkait isu? Simak ulasan berikut. 

Memantau Dana Desa pada Media Sosial Twitter

Keramaian pembahasan dana desa hingga menduduki trending bermula dari unggahan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, Drs. A. Halim Iskandar, M.Pd

Melalui akun twitter pribadinya, @halimiskandarnu membagikan unggahan program Sustainable Development Goals (SDGs) Desa untuk memanfaatkan dana desa. SDGs Desa memiliki 18 tujuan, yakni seperti upaya terpadu mewujudkan desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, tumbuhnya ekonomi desa yang merata, desa yang peduli lingkungan, kesehatan, dan lain sebagainnya. Cuitan Menteri Halim yang berisi penjelasan program tersebut bertujuan untuk menunjang keefektifan pengelolaan dana desa. Selain itu, adanya program tersebut diharapkan bisa dirasakan oleh semua lapisan warga desa. Bagaimana statistiknya?

Selama sepekan dengan periode 13-19 Maret 2021, topik dana desa diperbincangkan sebanyak 3,393 cuitan. Pada grafik tersebut cuitan bersentimen positif mengungguli cuitan sentimen negatif. Apa saja pembahasan warganet hingga dipenuhi sentimen positif?

Melalui Top Words di atas selain kata dana desa, terdapat kata lain dengan ukuran yang menonjol seperti kata metode, kewenangan, swakelola, dimanfaatkan, optimal. Secara umum pembahasan warganet seputar kewenangan pejabat daerah dalam mengelola dana desa. Pengelolaan dana desa tersebut harus dilakukan secara optimal menggunakan beberapa metode yang telah dirujuk oleh Kemendes PDTT melalui program SDGs.

Sebanyak 2,011 cuitan pada tanggal 18 Maret, mayoritas cuitan warganet berisi tentang swakelola dana desa. Selain itu, penggunaan metode Padat Karya Tunai Desa (PKTD) sesuai kewenangan desa juga dinilai dapat memacu pembangunan ekonomi desa. Beberapa akun di atas menuliskan cuitan yang melampirkan poster Menteri Halim dengan menggunakan kalimat serupa. Sedikitnya cuitan yang berasal dari opini netral warganet pada tanggal 17-18 Maret, semakin menimbulkan dugaan adanya rekayasa buzzer untuk menaikan topik tersebut di Twitter.

Dana Desa, untuk Desa

Berdasarkan cuitan di atas, warganet mendukung pengelolaan dana desa untuk kemajuan dan kepentingan masyarakat desa. Berlangsungnya program tersebut juga harus ditunjang dengan peningkatan kapasitas kepala desa yang mumpuni. Dana desa yang akan dianggarkan tahun 2021, juga dapat menambah lapangan pekerjaan melalui program Padat Karya Tunai Desa

Sumbangan Negatif Warganet untuk Dana Desa

Disamping cuitan dengan sentimen positif, warganet juga mengungkapkan keresahannya terkait keefektifan dana desa. 

Keresahan warganet muncul karena selama ini dana desa sering disalahgunakan oleh pengurusnya. Alih-alih untuk kesejahteraan rakyat, tetapi justru untuk meningkatkan status sosial aparat desa beserta keluarganya. Kurangnya pengawasan dari pihak berwenang terkait pengelolaan dana menjadi tidak transparan karena pembuatan LPJnya pun selalu dimanipulasi dengan sedikit perubahan. 

Populer Media

Gambar di atas merupakan populer media yang diunggah warganet terkait topik dana desa. Mayoritas gambar unggahan warganet adalah poster Menteri Halim. Selain foto Menteri Halim Iskandar, dalam poster tersebut juga berisi penggalan pidatonya terkait program SDGs yakni “Mengentaskan desa tertinggal dan sangat tertinggal, menyumbang 65% pengentasan daerah tertinggal”. Unggahan gambar poster serupa tersebut mendominasi pembahasan warganet pada topik dana desa tanggal 17-18 Maret. Hal ini selaras dengan hasil gambaran top word dan cuitan pada puncak grafik yang telah dijelaskan di atas.

Penutup 

Pengelolaan dana desa memang harus terus dikawal oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk meminimalisasi terjadi penyalahgunaan oleh aparatnya. Dana desa untuk membangun kesejahteraan desa harus dipastikan tepat sasaran dan dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Semoga pembangunan desa terus berjalan sesuai program dan anggaran dana desa yang telah disediakan Pemerintah. Demikian analisis Media Monitoring Netray

iPusnas; Nikmati Perpustakaan dalam Genggaman!

Halo, para pecinta buku. Selama pandemi, sudah menjelajah berapa judul buku nih? Sebagian besar dari kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan iPusnas, aplikasi perpustakaan berbasis media sosial yang mewadahi ribuan koleksi buku digital. Namun, bagi kalian yang mungkin baru sempat mendengar namanya saja atau bahkan belum sama sekali, tidak perlu khawatir. Kali ini Netray akan menyajikan infografik tentang topik iPusnas di Twitter.

Selain untuk mengetahui seberapa banyak warganet yang tahu aplikasi ini, Netray juga akan merangkum ulasan dari warganet agar kamu tahu apa yang menarik dari aplikasi ini dan kenapa kamu harus mengunduhnya. Kuy, simak!

  • Tentang iPusnas
  • Statistik iPusnas di Twitter
  • Apresiasi untuk iPusnas
  • Kritik untuk iPusnas
  • Saran untuk iPusnas
  • monitoring ipusnas

Tentang iPusnas

iPusnas adalah aplikasi perpustakaan digital (e-Pustaka) hasil kerjasama antara Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan Aksaramaya sebagai pengembang aplikasinya. Diluncurkan sejak 16 Agustus 2016, iPusnas dilengkapi dengan eReader untuk membaca e-Book secara praktis. Dengan berbasis media sosial, kita juga dapat menjalin pertemanan dengan pembaca buku lain. Fitur pertemanan ini dilengkapi dengan sarana inbox untuk mengirim pesan, baik kepada sesama pengguna maupun kepada penulis buku yang sudah selesai kita baca.

Selama periode pemantauan (26 Februari sampai dengan 4 Maret 2021), perbincangan topik iPusnas di Twitter mengalami peningkatan tajam. Apabila dalam seminggu sebelumnya topik ini hanya dibicarakan di bawah angka 100, pada periode tersebut melonjak hingga mencapai 2,8 ribu perbincangan. Lonjakan terjadi pada periode 2-3 Maret dengan total tweet antara 600-1,800 tweet per hari. Sentimen positif pun turut melonjak selama periode ini. Ternyata banyak warganet yang bertukar rekomendasi buku bacaan di iPusnas selama periode tersebut. Inilah yang kemudian membuat perbincangan topik iPusnas kembali ramai di Twitter. 

Populer di Lingkup yang Kecil

Netray menemukan 1,5 ribu akun yang memperbincangkan iPusnas di Twitter. Menariknya, pada topik ini total impresi jauh lebih tinggi ketimbang potential reach. Atau dengan kata lain perbincangan topik ini mendapat banyak tanggapan, baik berupa like, comment, atau retweet namun tidak cukup besar menjangkau banyak akun atau tidak populer di banyak akun. Mengapa demikian?

Ternyata, topik ini hanya populer di kalangan beberapa akun pecinta buku seperti @anhtiss yang gemar membagikan utas seputar rekomendasi buku hingga komunitas sastra @literarybase yang terlihat paling banyak membicarakan topik ini. 

Kenapa iPusnas Menarik?

Hal pertama yang kerap dipertimbangkan ketika mengunduh sebuah aplikasi adalah manfaat, fitur, hingga akses apakah berbayar atau gratis. Tentu saja manfaat iPusnas adalah untuk membaca buku, baik untuk menunjang kebutuhan penelitian maupun sekadar mengisi waktu luang. Sebab di iPusnas kita dapat menemukan beragam genre buku, baik fiksi maupun nonfiksi dari bermacam kategori yang disediakan. 

Di iPusnas kita dapat meminjam beragam buku secara gratis. Namun, tidak bisa bebas mengunduh dan membaca buku kapan saja. Kita diberi waktu selama seminggu untuk masa pinjam. Jika belum selesai kita harus meminjam kembali. Sama seperti konsep perpustakaan pada umumnya, tidak setiap buku selalu tersedia. Untuk beberapa buku yang populer, kita diharuskan mengantre untuk dapat meminjamnya. Meskipun demikian, sensasi mirip perpustakaan inilah yang menarik.

Kurang-Kurangilah Error Wahai iPusnas

Meskipun iPusnas kerap direkomendasikan oleh para pecinta buku, namun ada beberapa hal yang kiranya perlu diperbaiki agar aplikasi ini terus diminati. Hal pertama yang muncul dalam Top Complaint adalah error, seperti keluar sendiri hingga layar blank. Warganet mengeluhkan hal ini dan meminta pihak iPusnas untuk meminimalisir gangguan teknis yang kerap mereka temukan ketika membuka aplikasi.

Dear iPusnas; Tambah Fitur Kategori Penerbit dan Wishlist Dong!

Sebagai masukan, warganet juga meminta agar iPusnas menambah fitur wishlist hingga pengkategorian berdasarkan penerbit buku. Dengan demikian, warganet dapat dengan mudah menemukan koleksi buku-buku bagus sebab dari pantauan Netray banyak warganet yang kebingungan mencari judul buku menarik di iPusnas karena tidak tahu harus mulai mencari dengan kata kunci apa. Impresi warganet yang tinggi terhadap utas-utas yang berisi rekomendasi judul buku di iPusnas membuktikan bahwa warganet kerap kebingungan menentukan judul buku yang hendak mereka baca.

Penutup

Aktivitas membaca buku bagi sebagian orang adalah hobi yang menyenangkan. Sebab, membaca buku adalah melakukan sebuah perjalanan; menjelajah dunia, menembus ruang tanpa batas. Dan kini di era yang serba digital segalanya semakin mudah. Kita dapat menjelajah kapan saja, di mana saja secara gratis. Dengan pengembangan yang serius, bukan tidak mungkin iPusnas semakin banyak dilirik. Cita-cita memajukan literasi masyarakat Indonesia pun dapat dicapai. 

Rekomendasi buku bacaan menarik dari kawan warganet bisa dicari di akun-akun di bawah ini yaa. 

https://twitter.com/bluefcy/status/1366645674335330304

Melihat Eksistensi 4 Uang Digital Melalui Netray

Uang digital atau e-money belakangan menjadi populer di kalangan generasi milenial Indonesia. Tidak sedikit dari masyarakat Indonesia yang memilih beralih untuk menggunakan uang digital sebagai alat transaksi. Terlebih saat ini telah tersedia berbagai penyedia layanan yang menawarkan mulai dari promo potongan harga hingga cashback. Tak heran bila banyak masyarakat tertarik menggunakan metode pembayaran ini. Lalu seperti apakah eksistensi berbagai penyedia layanan uang digital ini? Brand manakah yang paling banyak diperbincangkan? Simak pantauan Netray berikut.

  • ovo
  • shopeepay
  • gopay
  • link aja
  • uang digital

1. Ovo

Di urutan pertama layanan penyedia jasa uang digital yang paling banyak diperbincangkan yaitu Ovo. Didirikan pada tahun 2017 kini penyedia layanan ini telah menjadi unicorn yang bernilai sekitar $2,9 miliar pada Oktober 2019. Tak heran bila layanan ini banyak diperbincangkan oleh warganet dengan total cuitan mencapai 105.6K.

Tidak sedikit warganet yang berbagi hadiah atau pun bersedekah dengan menggunakan uang digital satu ini. Adapun beberapa hal yang dikeluhkan warganet terkait layanan Ovo yaitu kesulitan saat login hingga kesalahan saat ingin upgrade ke Ovo premier.

2. Shopeepay

Selain Ovo, dompet digital lainnya yang banyak diperbincangkan warganet yaitu Shopeepay. Banyaknya promo dan cashback yang ditawarkan membuat dompet digital satu ini ramai diminati, terlebih kemudahan saat bertransaksi dengan tanpa biaya admin saat top up menjadi satu kelebihan dari metode ini. Tidak hanya itu bahkan saldo Shopeepay lebih diminati dibanding dengan uang digital lainnya. Selama periode pemantauan Netray Shopeepay setidaknya dicuitkan sebanyak 91.1K. 

Sayangnya, masih terdapat warganet yang mengeluhkan tidak mengetahui cara penggunaan dompet digital satu ini. Tidak hanya itu, terlihat juga warganet yang melakukan kesalahan saat melakukan pembayaran hingga merasa mengalami kerugian. Bahkan melalui cuitan di atas terlihat salah satu warganet mengaku sempat hampir mengalami penipuan.

3. GoPay

Penyedia layanan dompet digital lainnya yang tak ketinggalan yaitu GoPay. Selain dapat digunakan untuk melakukan pembayaran di aplikasi Gojek, dompet digital satu ini juga menyediakan berbagai fitur menarik dan promo untuk transaksi lainnya. Layanan ini setidaknya cukup banyak diperbincangkan oleh warganet. Terlihat melalui grafik selama periode pemantauan total cuitan mencapai 91K.

Namun warganet menyarankan agar GoPay membuat aplikasi sendiri agar lebih memudahkan saat penggunanya ingin melakukan transaksi, seperti halnya dompet digital Ovo yang tidak terikat pada aplikasi Grab. Mengingat saat ini Gojek dan Tokopedia telah melakukan kerja sama, warganet berharap kerjasama ini dapat menciptakan inovasi baru.

4. LinkAja

Siapa yang tak kenal dengan layanan penyedia dompet digital satu ini. Sebagai layanan dompet digital milik pemerintah LinkAja tak ketinggalan menjadi perbincangan warganet. Selain menawarkan kemudahan saat bertransaksi dompet digital satu ini juga menawarkan banyak cashback dan promo menarik. Dengan menggunakan aplikasi ini kamu dapat melakukan transaksi apapun, mulai dari beli pulsa/data, bayar merchant, bayar tagihan, kirim donasi, kirim uang hingga bayar asuransi dan mengajukan pinjaman. Terlebih aplikasi ini tidak mengenakan biaya admin saat penggunanya melakukan Top up melalui bank. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa LinkAja menjadi cukup diminati oleh warganet.

Nampaknya persaingan antar dompet digital di era ini cukup meningkat, terlihat bagaimana warganet saling mengunggulkan brand layanan dompet digital pilihan mereka. Gangguan server saat aplikasi layanan tidak dapat diakses menjadi hal yang dikeluhkan oleh warganet. Hal ini juga menjadi pertimbangan saat memilih layanan dompet digital yang akan selalu digunakan.

Penggunaan uang digital belakangan memang semakin diminati, terlebih di masa pandemi ini masyarakat lebih memilih menggunakan uang digital untuk bertransaksi. Berbagai platform penyedia layanan pun hadir dengan beragam penawaran, mulai dari promo menarik hingga kemudahan bertransaksi menjadi hal yang cukup dipertimbangkan penggunanya. Meski demikian, hendaknya warganet tetap bijak dalam menggunakan uang digital saat bertransaksi. Mengingat, ‘kemudahan’ tidak hanya menjadi hal yang menyenangkan namun juga dapat menjadi tidak terkendali sehingga memicu terjadinya keborosan karena perilaku yang lebih konsumtif.

Bayang-bayang Jusuf Kalla dalam Kasus Bosowa; Peran Utama Keponakan, Lantas Kebal Hukum?

Kasus Bosowa merupakan kasus yang berkaitan dengan keuangan dan korupsi. Baru-baru ini media sosial Tanah Air diramaikan kembali dengan munculnya kasus tersebut. Kasus yang menyangkut Sadikin Aksa, mantan Dirut PT. Bosowa Corporindo ini menduduki jajaran trending Twitter pada 15 Maret 2021 melalui tagar “JK Di balik Kasus Bosowa”. Netizen menduga senyapnya kasus Bosowa ini lantaran perlindungan dari Jusuf Kalla yang merupakan paman dari Sadikin Aksa. Apakah rumor tersebut benar? Ataukah hanya permainan buzzer?

Netray melakukan pemantauan terkait isu tersebut pada media pemberitaan dan media sosial Twitter. Seberapa ramai isu tersebut dalam sudut pandang media massa dan media sosial? Simak selengkapnya. 

Media pemberitaan yang mengawal artikel terkait kasus tersebut, yakni Antara dan Bisnis Indonesia. Kedua artikel di atas memberitakan bahwa Bareskrim Polri telah menetapkan mantan Direktur PT. Bosowa Corporindo sebagai tersangka atas kasus dugaan tindak pidana sektor jasa keuangan. Lalu yang menjadi perbincangan netizen di jagat maya ialah mengapa Sadikin Aksa belum ditahan meski telah menyandang status sebagai tersangka?

Kasus Bosowa dalam Sudut Pandang Media Pemberitaan

Netray menarik mundur ke belakang selama sepekan untuk melihat keramaian media membahas kasus tersebut. Hasilnya selama sepekan pemantauan, topik ini diberitakan sebanyak 42 artikel dengan dominasi sentimen negatif. Puncak pemberitaan terjadi pada 15 Maret 2021 bertepatan dengan naiknya isu tersebut hingga menempati jajaran trending Twitter. Ada apa di tanggal 15? 

Pada tanggal 15 Maret, Sadikin Aksa diperiksa setelah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus tindak pidana perbankan karena dianggap sengaja mengabaikan perintah tertulis dari Otoritas Jasa Keuangan. Menurut keterangan Brigjen Helmy dari Bareskrim Polri perkara tersebut terjadi sejak Mei 2018 saat PT. Bank Bukopin ditetapkan sebagai bank yang masuk dalam pengawasan intensif OJK karena masalah likuiditas.

Akan tetapi, kondisi tersebut semakin memburuk sehingga untuk menyelamatkannya, OJK mengeluarkan kebijakan berupa pemberian perintah tertulis pada Direktur Utama PT. Bosowa Corporindo. Surat perintah nomor: SR-28/D.03/2020 tersebut berisi pemberian kuasa khusus kepada Tim Technical Assistance (TA) dari PT. Bosowa untuk menghadiri dan menggunakan hak suara di dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Bukopin. Namun, PT. Bosowa Corporindo justru mengabaikan dan tidak melaksanakan perintah tertulis tersebut. 

Seiring berjalannya penyelidikan, kepolisian menemukan fakta hukum mundurnya Sadikin Aksa sebagai Direktur Utama sesudah diterbitkannya surat tersebut. Brigjen Helmy juga menyebutkan bahwa Sadikin Aksa masih aktif dalam pertemuan pemegang saham Bank Bukopin, namun tidak memberikan informasi terkait pengunduran diri sebagai Direktur PT. Bosowa Corporindo. Oleh karena itu, atas perbuatannya tersebut Sadikin Aksa dijerat dengan Pasal 54 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dengan ancaman hukuman pidana penjara paling singkat dua tahun dan denda paling sedikit Rp5 miliar atau pidana penjara paling lama enam tahun dan pidana denda paling banyak Rp15 miliar.

Kasus Bosowa dalam Sudut Pandang Media Sosial Twitter

Selain menyoroti keramain pada media pemberitaan, Netray juga memantau antusias warganet memperbincangkan kasus Sadikin Aksa tersebut. 

Pada Issues Report terlihat bahwa kasus Bosowa ini hanya merangkum satu topik dengan beberapa kata kunci yang paling mendasar, seperti bosowa, mantan, kalla, jusuf, keponakan, corporindo, bareskrim, utama, dan aksa. Kata-kata tersebut mewakili seluruh topik perbincangan yang mengarah pada nada sentimen negatif dalam pemantauan di Twitter. Seperti apa statistiknya? 

Selama sepekan pemantauan, topik kasus bosowa ini ramai diperbincangkan hingga mencapai jangkauan 26,9 M. Namun, perbincangan warganet hanya ramai pada satu hari saja, yakni tanggal 15 Maret. Pada tanggal tersebut tagar “JK Di balik Kasus Bosowa” menduduki trending Twitter sebanyak 2,867 cuitan. Jumlah tersebut hampir memenuhi keseluruhan total cuitan hasil pemantauan, yakni sebanyak 3,326 cuitan. Grafik sentimen negatif pada tanggal tersebut menukik tajam daripada cuitan dengan sentimen positif. 

Akun pertama yang menuliskan cuitan terkait kasus Bosowa, yakni @RD_4WR1212 pada 11 Maret 2021. Cuitan yang dituliskan oleh akun tersebut mendapat banyak interaksi berupa like dan retweet dari warganet lain. Akun @RD_4WR1212 berupaya memancing untuk menaikan kasus Bosowa. Akan tetapi, cuitan tersebut ternyata kurang mendapat perhatian sehingga grafik data di tanggal 12 Maret justru menurun. Kemudian, topik kembali ramai menjadi perbincangan dan menempati puncak pada 15 Maret tepat saat Sadikin Aksa menjalani pemeriksaan oleh Bareskrim Polri. 

Sedangkan pada grafik puncak tanggal 15 Maret dipenuhi cuitan oleh akun @KatokSuekSuek1 yang mayoritas isinya ialah “JK Dibalik Kasus Bosowa”. Lalu kenapa kenaikan data terjadi tiba-tiba? dan hanya sehari di tanggal 15 saja? Padahal sebelumnya senyap dan tidak terjadi keramaian apapun di hari-hari sebelumnya. Hal tersebut dapat dikatakan permainan buzzer karena Netray mendapati dalam 3,326 cuitan, hanya sedikit warganet dengan opini netral yang tidak menggunakan kalimat “JK Dibalik Kasus Bosowa”. Permainan buzzer generasi merah putih terus menggemakan kalimat tersebut dan menggiring akun lain untuk menggunakan kalimat serupa hingga menduduki trending Twitter. Berikut beberapa contoh cuitan tersebut.

Beberapa contoh cuitan di atas, dapat dilihat mayoritas menggunakan kalimat serupa yakni “JK Dibalik Kasus Bosowa”. Selain menggunakan kalimat tersebut, dibumbui pula kalimat yang merujuk bahwa Jusuf Kalla turun tangan untuk melindungi keponakannya yang tersandung kasus. Oleh karena itu, cuitan-cuitan tersebut memang disengaja untuk menarik perhatian. Permainan buzzer tersebut sekaligus ditujukan kepada pihak berwenang agar mengusut tuntas kasus Bosowa dan tidak membiarkan keluarga Jusuf Kalla bebas dari jeratan hukuman. Selain itu, tujuan terselebung lainya ialah supaya warganet Indonesia mengetahui kasus korupsi Bosowa yang semula senyap.

Pemetaan Jaringan Percakapan 

Gambar jaringan percakapan yang telah dihimpun Netray di atas memperlihatkan beberapa akun yang berpengaruh dalam trending-nya kasus Bosowa. Akun @RD_4WR1212 sebagai akun yang paling banyak mendapat interaksi dari warganet lain sehingga membentuk lingkaran jaringan terbesar pada topik ini. Kemudian di sekitar lingkaran pusat tersebut terdapat akun lain seperti @KatokSuekSuek1 dan @elHurryKoRn_2 yang turut serta meramaikan tagar “JK Dibalik Kasus Bosowa”. 

Bagian Akhir

Kasus Korupsi yang melibatkan mantan Direktur PT. Bosowa Corporindo merupakan kasus yang senyap karena tidak banyak diketahui oleh publik. Asumsi yang digiring sebagai dugaan keterlibatan campur tangan mantan wakil presiden Jusuf Kalla yang merupakan paman dari pemeran utama Sadikin Aksa mantan Direktur PT. Bosowa Corporindo. Pada media sosial Twitter, keramaian topik ini dipicu oleh akun buzzer yang menggiring opini untuk mengusut tuntas kasus korupsi tersebut. Cuitan didominasi oleh sentimen negatif berupa sindiran bahwa penguasa selalu kebal hukum. Demikian analisis Netray, semoga dapat menambah informasi.

Perbincangan Ujian Masuk Kampus di Twitter: Portal LTMPT, Menfess, dan Keluhan Generasi Z

Batas waktu pendaftaran tahap kedua UTBK dan SBNMPTN, dengan cara membuat akun personal di portal Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), telah berakhir pada hari Jumat 12 Maret 2021 lalu. Bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, proses ini menjadi tahap terakhir registrasi agar bisa mengikuti ujian nasional masuk. Tentu saja kondisi semacam ini memberi tekanan tersendiri bagi calon mahasiswa andaikata terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Terlepas dari ada tidaknya permasalahan dalam proses pendaftaran secara daring tersebut, pengalaman semacam ini kerap berakhir di media sosial. Calon peserta UTBK dan SBNMPTN meramaikan perbincangan di Twitter dengan mengungkapkan bagaimana pendapat mereka kala menjalani proses tersebut. Apa yang mereka sampaikan bisa menjadi cerminan bagaimana pengelolaan tes masuk perguruan tinggi kali ini. 

Melihat situasi ini, Netray Media Monitoring ingin menangkap perbincangan terkait pengalaman mengikuti pendaftaran UTBK dan SBNMPTN tahap kedua ini. Apa saja yang warganet, diwakilkan oleh calon peserta ujian, rasakan dan alami selama menjalani proses? Topik apa saja yang muncul dalam perbincangan? Hingga bagaimana gambaran pengelolan ujian nasional masuk perguruan tinggi kali ini?

Statistika Perbincangan Pendaftaran Ujian Masuk Universitas

Melalui upaya pemantauan linimasa, Netray menemukan sejumlah data kuantitatif untuk memberi gambaran seberapa besar volume topik perbincangan. Pemantauan tersebut dilakukan sejak 1 Maret hingga 16 Maret 2021. Rentang masa ini dipilih karena akun resmi milik LTMPT di @ltmptofficial memberikan informasi pendaftaran gelombang kedua pada tanggal 2 Maret 2021.

Sejak dimulainya periode pemantauan, Netray menemukan 15,016 total cuitan dari warganet yang terlibat dalam perbincangan. Cuitan yang dirangkum oleh Netray ini mengandung setidaknya satu dari kata kunci “ltmpt” dan “sbmptn”. Interaksi warganet terhadap cuitan tersebut bisa dibilang tinggi, yakni mencapai nilai impresi sebesar 25,4 juta reply, retweet, maupun favorite. Sehingga secara potensial perbincangan dapat menjangkau 74,6 juta akun Twitter.

Yang menarik dari data ini adalah rangkuman sentimen perbincangan. Antara sentimen negatif dan positif terlihat tidak banyak kesenjangan. Yakni antara 1.863 sentimen positif dan 2.232 cuitan dengan sentimen negatif. Kedua sentimen tersebut jelas terlihat kalah banyak jika dibandingkan dengan sentimen ketiga, yaitu sentimen netral. Cukup dihitung dengan kasar saja terlihat hampir sepuluh ribu cuitan yang berhasil dirangkum memiliki sentimen netral. Mengapa bisa terjadi seperti ini? Penjelasannya dapat ditemukan di bawah ini.

Arus Utama Perbincangan, Popularitas Akun Menfess

Kebutuhan akan informasi yang definitif tentang ujian masuk perguruan tinggi mendorong akun Twitter milik calon mahasiswa merespons beberapa akun spesifik secara masif. Dari grafik Top Accounts dapat ditelisik bahwa akun dengan impresi tertinggi adalah akun resmi LTMPT karena sebagian besar cuitan dari akun ini bersifat informatif, maka sentimen yang dihasilkan adalah netral.

Akun LTPMT tidak sendirian dalam menghasilkan sentimen netral dari topik perbincangan. Terdapat juga akun @EdukaSystem, akun yang memberi prediksi topik soal ujian. Jika dilihat dengan analisis SNA (Social Network Analysis), audiens yang dimiliki @EdukaSystem berpotongan dengan audiens milik @LTMPT. Yang artinya warganet biasanya mendapat informasi terkait ujian masuk dari kedua akun tersebut.

Akun lain yang juga ikut menyumbang perbincangan dengan sentimen netral adalah akun @ruangambis. Berbeda dengan kedua akun sebelumnya, dari peta SNA, @ruangambis memiliki audiens yang berbeda dengan akun @ltmpt. Melalui konten yang berisi tautan tentang tips dan soal belajar, akun ini juga ditemani sejumlah akun lainnya seperti @ahmadzakiyudin_ dan @Chemstud12.

Kembali merujuk pada diagram Top Accounts, terlihat akun menfess (mention confession) @sbmptnfess menempel dengan ketat di posisi kedua. Fenomena akun menfess memang meningkat semakin pesat beberapa waktu belakangan. Terutama di kalangan generasi z yang kebetulan saat ini memasuki dunia perkuliahan. Sangat masuk akal akhirnya perbincangan tentang ujian masuk universitas bermuara di akun semacam ini.

Selain @sbmptnfess, terlihat dari grafik tersebut bercokol akun menfess yang lain seperti @utbkfess. Dari akun semacam ini, perbincangan di linimasa Twitter menjadi lebih berwarna. Pendapat, pandangan, pengalaman, hingga keluh kesah calon mahasiswa tertuang di dalam modus interaksi sosial yang hampir anonimus ini.

Lantas apakah pengelolaan seleksi masuk perguruan tinggi kali ini berjalan dengan baik? Dari kolom Top Complaints bisa dilihat apa saja yang dikeluhkan oleh pengguna portal pendaftaran milik LTMPT. Di sana muncul kata susah, error, kecewa, down, dan lemot. Bisa ditebak jika kata keluhan ini tentu saja berkaitan dengan hal teknis, yakni peserta kesusahan melakukan pendaftaran lantaran portal tersebut bermasalah. Permasalahan yang dialami antara lain error, down (server), dan lemot (lambat).

Hanya saja keluhan ini sepertinya bukan menjadi wajah utama pengelolaan pendaftaran tahap kedua SBNMPTN oleh LTMPT. Secara kuantitas, keluhan tidak mendominasi perbincangan dari calon mahasiswa. Akun resmi ini juga tidak menjawab setiap keluhan yang disampaikan via mention. Jadi selama tidak terjadi peristiwa luar biasa, bisa dinilai pengelolaan tahun ini cukup sukses.

Sosial media, seperti Twitter, selalu menjadi medium yang disambangi warganet ketika datang momen semacam ini. Selain sebagai sumber informasi yang valid, jika mendapat sumber resmi, warganet bisa langsung mengungkapkan isi hatinya di tempat yang sama. Preferensi generasi dan perkembangan moda sosial juga sangat berpengaruh dengan pola interaksi warganet. Popularitas akun menfess menjadi bukti bahwa sosial media akan selalu menemukan caranya tersendiri untuk menarik perbincangan ke dalamnya.

KPI Dibanjiri Sentimen Negatif, Dari Gagasan Kontroversial Hingga Siaran Langsung Pernikahan

Belum lama ini Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) kembali menuai ragam komentar dari warganet akibat gagasannya yang dinilai kontroversial. Seperti diketahui KPI merupakan lembaga independen yang setara dengan lembaga negara lainnya. Lembaga ini memiliki tugas sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di Indonesia. Namun sayangnya, KPI kerap menuai tanggapan negatif dari warganet, seperti halnya belakangan terjadi. Lalu ada apa sebenarnya? Mengapa KPI dibanjiri sentimen negatif dari warganet?

KPI

Netray memantau topik seputar KPI sejak 09 Maret 2021 sampai dengan 16 Maret 2021. Selama periode tersebut ditemukan 3.6K total cuitan dengan didominasi oleh cuitan bersentimen negatif. Terlihat dari grafik di bawah, jumlah cuitan negatif berbanding jauh dari jumlah cuitan positif yang hanya 153 cuitan.

Berdiri sejak 2002, lembaga independen ini pun tak luput dari sorotan publik terkait kinerja dan kebijakan yang ditetapkannya. Bila diamati, perbincangan terkait topik ini mulai mencuat sejak 13 Maret 2021 dan puncaknya terjadi pada 15 Maret 2021. Lalu apa yang menjadi perbincangan warganet pada periode tersebut?

Melalui fitur Top Words ditemukan beberapa kosakata populer yang kerap disebut oleh warganet selama periode pemantauan, seperti pengawasan, penyiaran, siaran, Aurel, Atta, pernikahan, dan lain sebagainya. Mengapa kosakata tersebut memiliki intensitas kemunculan yang dominan? Apa topik yang menjadi perbincangan warganet?

Gagasan KPI Terkait Adanya Pengawasan Terhadap Media Baru, Perlu Gak Sih?

Belum lama ini KPI menggagas sebuah regulasi untuk diadakannya pengawasan terhadap media baru yang populer di Indonesia, seperti halnya medsos dan podcast. Hal ini pun menjadi wacana yang menuai ragam komentar dari warganet.

Mencuatnya perbincangan terkait topik ini pada 12 Maret 2021 pun sontak menyebabkan KPI kembali menjadi sorotan. Tidak sedikit dari warganet yang berkomentar terkait wacana kebijakan ini. Berikut beberapa di antaranya.

Terlihat beberapa tanggapan terkait wacana yang mencuat ke publik ini, salah satunya oleh akun @ernestprakasa yang menilai KPI bahkan belum berhasil mengawasi media lama. Terlebih permintaan pengawasan ini ternyata telah diserukan sejak 2019, namun menurut Kominfo pada saat itu internet bukan merupakan wilayah kewenangan KPI.

Kontroversi terkait wacana pengawasan media baru ini pun menuai pro dan kontra dari warganet. Sebagian warganet menanyakan terkait keperluan dan urgensi dari wacana regulasi ini. Terlebih, menurut warganet KPI bahkan belum mampu mengawasi kualitas siaran di media lama seperti televisi. Meski demikian terdapat juga warganet yang menilai regulasi ini diperlukan akibat adanya konten di salah satu medsos yang dinilai berbahaya dan tidak pantas ditayangkan.

Adakan Siaran Langsung Pernikahan Atta dan Aurel, KPI Panggil RCTI

Selain gagasan terkait wacana pengawasan media sosial, pada periode pemantauan kali ini KPI juga ramai diperbincangkan karena larangan penayangan secara langsung pernikahan Atta dan Aurel. Seperti diketahui, Atta dan Aurel telah melangsungkan pertunangannya pada 13 Maret 2021 lalu. Hal ini pun sontak menjadi perbincangan publik, terlebih saat munculnya pemberitaan pemanggilan RCTI oleh KPI karena menayangkan secara langsung acara tersebut.

Adanya pro dan kontra terkait penyiaran acara tersebut membuat KPI ambil tindakan. KPI pun kemudian memanggil RCTI sebagai stasiun penyelenggara. Sebagian warganet menilai acara tersebut tidak penting hingga harus ditayangkan di stasiun televisi nasional dan seharusnya KPI mengawasi konten siaran seperti ini.

Tak hanya publik, KPI pun menanyakan manfaat dari penyiaran acara ini kepada RCTI. Namun, warganet pun bertanya dan membandingkan antara penyiaran acara Atta-Aurel dengan sinetron yang tayang di televisi yang kebanyakan dinilai kurang bermanfaat. Tidak hanya itu, penyiaran secara langsung pernikahan artis bukanlah pertama kalinya terjadi. Inilah yang kemudian membuat warganet juga tidak memihak pada KPI.

Berdasarkan kategori Top Accounts dan Top People terlihat akun @ernestprakasa dan @uusbiasaaja menempati posisi teratas dua kategori ini. Hal ini dikarenakan cuitan mereka terkait KPI yang banyak mendapat respon dari warganet. Tak hanya itu bahkan akun @ernestprakasa juga terlihat dalam jaringan percakapan bersama dengan akun lainnya yang terlibat dalam perbincangan terkait topik ini.

Seperti diketahui, ramainya perbincangan warganet pada periode pemantauan kali ini disebabkan oleh dua persoalan, yakni wacana KPI terkait pengawasan media baru dan polemik siaran pernikahan secara langsung di stasiun televisi. Tak heran KPI kembali menjadi sorotan karena dua hal tersebut hingga menuai berbagai tanggapan warganet yang didominasi bersentimen negatif.

Demikian hasil pantauan Netray simak analisis terkini lainnya melalui https://analysis.netray.id/