Home Blog Page 109

Ivermectin: Obat Terapi Covid Klaim Pejabat, Apakah Publik Masih Percaya?

Mencoba sejumlah cara untuk bisa sembuh dari penyakit yang disebabkan virus Covid-19 tentu saja tidak ada salahnya. Hanya saat ini saja belum ada formula yang paten dalam mengatasi gejala atau bahkan kerusakan yang terjadi pada tubuh pasien. Sejauh ini dunia medis masih mengandalkan imun tubuh guna mengembalikan kondisi kesehatan pasien.

Baru-baru ini muncul wacana terapi penyembuhan baru dengan menggunakan sebuah obat yang dikenal dengan nama Ivermectin. Obat buatan BUMN PT Indofarma (Persero) ini dianggap membantu terapi pencegahan Covid-19 bagi pasien yang kondisi ringan dan sedang. Menteri Erick Thohir sempat membuat pernyataan mendukung penggunaan obat ini.

ivermectin

Wacana tersebut tidak berjalan mulus. Di ranah publik, kontroversi berkembang di sekitar keberadaan obat ini. Sejumlah pihak menyangkal bahwa ivermectin dapat secara efektif menyembuhkan pasien Covid-19 tanpa adanya riset lebih lanjut. Melihat situasi tersebut Netray Media Monitoring lantas membuat pemantauan di ruang publik digital untuk melihat lebih jelas lagi bagaimana perkembangan isu ini. Simak pemaparannya di bawah ini.

Laporan Statistika Pemantauan Isu Obat Ivermectin Sebagai Terapi Covid-19

Wacana keberadaan obat ivermectin ternyata cukup lama bertahan sebagai headline pemberitaan nasional. Dengan menggunakan kata kunci “ivermectin”, Netray menemukan bahwa sejak tanggal 21 Juni 2021 sudah ada laporan yang membahas keberadaan obat tersebut. Pemantauan terus dilakukan hingga tanggal 4 Juli 2021 kemarin. Sejumlah data berhasil diekstraksi dari pemberitaan surat kabar online sebagai kerangka analisis.

Selama periode dua pekan ke belakang, terdapat 1.069 artikel daring yang diterbitkan oleh 96 kantor media massa baik nasional maupun lokal. Sebagian besar, atau sekitar 849 buah berita merupakan artikel yang tergolong ke dalam kategori Health & Lifestyle. Sejumlah rubrik lain yang membahas keberadaan obat ivermectin antara lain yakni Finance & Insurance, Entertainment, hingga Politics.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, topik ini bertahan cukup lama di ruang publik. Namun, tidak seperti kebanyakan isu yang menjadi subjek pemberitaan, frekuensi pemberitaan kata kunci ivermectin tidak membentuk kurva dengan satu puncak/peak time.  Selama dua minggu pemantauan, terlihat ada tiga puncak pemberitaan. Diasumsikan bahwa setiap puncak pemberitaan ini merupakan satu sudut pandang spesifik terhadap kata kunci.

Sebagai kontroversi, pro dan kontra hadir dalam rupa aksen penulisan narasi artikel yang kemudian diterjemahkan sebagai sentimen pemberitaan. Hasilnya 413 artikel terindeks menggunakan bahasa dengan tendensi sentimen positif. Sedangkan 259 artikel lainnya ditulis dengan sentimen negatif. Sisanya, lebih dari 400 laporan memiliki sentimen netral. Keberadaan sentimen ini sangat penting bagi topik kata kunci karena dapat membentuk persepsi publik terhadap keberadaan obat ivermectin.

Melacak Puncak Pemberitaan Topik Obat Ivermectin

Setelah pemaparan sejumlah grafik dalam laporan statistika, diketahui bahwa terdapat sejumlah puncak pemberitaan/peak time selama periode pemantauan. Biasanya setiap puncak pemberitaan memiliki isu spesifik yang membentuk sebuah diskursus di ruang publik. Netray melakukan penelusuran lebih dalam lagi guna membongkar wacana tersebut agar mudah untuk dirunut oleh khalayak.

Pada puncak pemberitaan terkait kata kunci pemantauan yang pertama, yakni pada tanggal 22 Juni 2021, media mencoba memperkenalkan obat ivermectin kepada khalayak publik. Sejumlah laporan membuat tulisan tentang siapa pencipta obat tersebut, siapa yang memproduksinya, dan bagaimana akses masyarakat terhadap obat ini. Ivermectin dikabarkan sudah mengantongi izin BPOM dan diproduksi oleh PT Indofarma, sebuah perusahaan negara di bawah Kementerian BUMN. Oleh sebab itu, nama Menteri Erick Thohir kerap menjadi rujukan media massa. Sejumlah pernyataan Erick terlihat mendukung penggunaan Ivermectin sebagai terapi penyembuhan Covid-19.

Pro dan kontra tidak butuh waktu lama setelah melihat posisi pemerintah dalam wacana ini. Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, mengapresiasi kerja cepat Menteri BUMN, Erick Thohir, dalam mengawal izin Ivermectin. Pihaknya menilai bahwa harga ivermectin yang hanya seharga Rp 5.000 hingga Rp 7.000 ini dapat menolong masyarakat untuk segera keluar dari pandemi. Sedangkan sudut pandang kontra menyebutkan bahwa belum ada bukti kuat efektifitas penggunaan Ivermectin. Menteri Erick sendiri mengingatkan bahwa obat ini tergolong keras dan harus menggunakan resep dokter.

Puncak pemberitaan selanjutnya terjadi pada tanggal 28 Juni 2021. Media massa daring serempak memberikan endorsement terhadap penggunaan ivermectin sebagai terapi penyembuhan Covid-19. Diawali dengan pemberian izin uji klinis BPOM hingga kesiapan PT Indofarma dalam menyediakan obat tersebut. Bahkan media massa dengan terang-terangan membuat klaim seperti menyebut ivermectin mempercepat penyembuhan pasien hingga sudah diaplikasikan oleh 33 negara.

Yang hampir absen dari puncak pemberitaan kedua ini adalah kritik publik. Terpantau hanya pendapat epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono yang membuat pernyataan melawan arus. Ia menyebut BUMN menekan BPOM untuk segera memberi izin peredaran obat tersebut. Hal ini tentu kontraproduktif dengan upaya pemerintah untuk membebaskan rakyat dari pandemi. Karena selain mengaburkan fakta, penggunaan kekuasaan untuk memberi tekanan adalah preseden buruk bagi demokrasi.

Pada tanggal 2 Juli 2021 terjadi lonjakan pemberitaan dan bahkan menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan peak time yang lain. Alasannya adalah pro dan kontra yang terjadi sebelumnya memuncak pada hari Jumat minggu lalu. Media massa daring merilis laporan yang sangat berimbang, baik endorsement terhadap obat tersebut atau kritik yang melawannya. Sebagian besar masih memiliki narasi yang sama hanya dengan subjek yang berbeda-beda. Media massa memang harus menyampaikan sesuatu dengan asas cover both side, namun untuk kasus ini justru bisa mendatangkan kebingungan di ranah publik.

Setelah melihat kontroversi obat ivermectin di atas, ada baiknya untuk menunda penggunaan obat tersebut sebagai terapi penyembuhan Covid-19 hingga dilakukan riset lebih lanjut. Sangat disayangkan jika sejumlah pihak malah terkesan mendorong peredaran hingga pemanfaatan ivermectin. Dan yang lebih disayangkan media tidak memberi gambaran yang clear terkait siapa yang bisa dipercaya. Netray hanya bisa berharap agar masyarakat Indonesia masih mendapatkan keselamatan dan segera terlepas dari pandemi Covid-19.

Akurasi Genose Menjadi Tudingan Lonjakan Kasus Covid-19

Di tengah laporan kasus angka terkonfirmasi Covid-19 yang terus membludak pasca lebaran, kini berita terkait akurasi Genose menjadi sorotan. Alat pendeteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini disinyalir menjadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia. Genose menjadi salah satu pilihan publik sebagai syarat perjalanan lantaran harga yang ditawarkan alat pendeteksi ini terbilang murah sehingga dapat dijangkau oleh beberapa lapisan. Dengan harga yang sedemikian, alat ini kini menjadi sasaran penyebab naiknya kasus Covid-19 di Indonesia.

Alat pendeteksi Covid-19 buatan UGM ini telah mengantongi izin edar (Kemenkes RI AKD 20401022883) dari Kementerian Kesehatan sejak Kamis, 24 Desember 2020. Genose ditetapkan sebagai syarat kesehatan bagi individu yang melakukan perjalanan melalui Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 No 5 Tahun 2021 dan Surat Edaran Kementerian Perhubungan No 11 Tahun 2021. Dengan bandrol harga mulai dari 20 ribu rupiah dan cara pengaplikasian alat yang hanya dengan tiupan lewat mulut, alat ini banyak diminati publik sebagai pendeteksi dini Covid-19. Namun, di balik kelebihan ini, kini akurasi Genose menjadi sorotan terkait lonjakan kasus pasca lebaran. Seperti apa media menyoroti hal ini? Berikut pantauan Media Monitoring Netray.

Dalam pantauan Netray selama periode 28 Juni-4 Juli 2021 ditemukan sebanyak 264 artikel yang mengandung kata kunci genose. Dari 264 artikel yang diterbitkan oleh 70 portal media tersebut, 94 di antaranya ialah artikel bersentimen positif dan 53 berita bersentimen negatif. Hal ini menandakan kata kunci ini masih diberitakan baik oleh media dalam periode pemantauan. Apa yang menjadi sorotan media terkait isu negatif terhadap topik ini sehingga sentimen positif masih mendominasi?

Genose Masih Dipercaya

Salah satu berita yang tertangkap sentimen positif oleh mesin Netray ialah berita terkait tepisan atas tudingan lonjakan kasus yang disebabkan oleh Genose. Seperti contoh gambar di atas, media berita Detik memberitakan tentang pernyataan Peneliti dan pencipta GeNose Dian K. Nurputra, PhD yang mengatakan bahwa isu terkait hal ini tidaklah benar. Menurutnya, penggunaan Genose sebagai syarat perjalan hanya 10 persen dan rasio kasus positif masyarakat terpapar yang terdeteksi mencapai 8-10 persen. Data inilah yang menjadi benteng atas tudingan Genose sebagai penyebab lonjakan.

Di balik isu yang beredar, alat deteksi C19 buatan UGM tersebut masih digunakan dan dipercaya oleh beberapa instansi. Hal ini tentunya turut memberikan sumbangan positif bagi kata kunci ini. Dilansir dari Suara, Pemerintah Kota Lampung memasang Genose di beberapa titik yang ada di Kota Bandar Lampung, seperti rumah sakit, pelayanan, dan Dinas Kesehatan. Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana mengatakan pemilihan GeNose C19 ialah GeNose dianggap lebih mudah dan cepat dalam mendeteksi Covid-19. Dengan upaya ini, Pemda Bandar Lampung berharap dapat meminimalisir jumlah kasus dengan deteksi dini.

Genose Tak Berlaku Bagi Syarat Perjalanan

Bertolak belakang dengan tepisan pencipta Genose, di saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, pemerintah telah memutuskan beberapa peraturan baru yang salah satunya ialah tidak memberlakukan Genose sebagai syarat perjalanan. Hal ini pun menjadi berita buruk dan menyumbang nada negatif bagi kata kunci ini.

PPKM Darurat di Pulau Jawa dan Bali telah dimulai pada Sabtu, 3 Juli 2021 hingga 20 Juli 2021. Pelaksanaan PPKM Darurat ini diatur dalam Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 14 yang berisi tentang ketentuan perjalanan. Dikutip dari Detik, dalam dokumen bertajuk Panduan Implementasi Pengetatan Aktivitas Masyarakat pada PPKM Darurat di Provinsi-Provinsi di Jawa Bali, disebutkan syarat kartu vaksinasi COVID-19 wajib bagi penumpang di seluruh moda transportasi, seperti pesawat, bus, dan kereta api.

Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi mengatakan bahwa pengguna transportasi udara atau pesawat, diwajibkan melampirkan hasil tes PCR yang diambil dua hari sebelum keberangkatan. Sementara, pengguna moda transportasi jarak jauh lainnya wajib melampirkan kartu vaksin dan hasil tes antigen yang diambil 1×24 jam sebelum keberangkatan. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa Genose kini tak berlaku bagi syarat perjalanan moda transportasi apapun.

Isu Akurasi Genose di Jagat Twitter

Tak hanya media yang menyorti isu terkait akurasi genose, warganet Twitter pun ikut meramaikan Topik ini. Dengan kata kunci dan periode pemantauan yang sama dengan kanal News, Netray menemukan sebanyak lebih dari 9 ribu tweets yang mengandung kata kunci tersebut.

Topik ini mencuri perhatian warganet, hal ini terlihat dari jumlah data impresi yang mencapai 8 juta dan berpotensi menjangkau hingga 87 juta akun. Dari data tersebut, Netray berhasil mengagregasi tweets yang condong memiliki sentiment negatif sebanyak 5.358 tweets. Dari sekian tweets yang memiliki sentiment negatif tersebut, apa yang tengah menjadi perbincangan warganet terhadap topik ini?

Dengan teknologi AI yang dimiliki oleh Netray, dapat ditemukan beberapa kosakata yang terdeteksi sebagai keluhan yang diungkapkan oleh warganet. Dari topik ini terlihat dari gambar di atas, kosakata yang berkaitan dengan isu akurasi genose mendominasi jajaran Top Complaint.

Dari contoh tweets di atas terlihat beberapa warganet mengeluhkan bahkan mengkritik terkait akurasi alat deteksi ini. Harga yang relatif murah dibanding alat deteksi lainnya menjadi sasaran kritikan warganet. Salah satu cerita ketidakakuratan hasil Genose dibagikan oleh akun bernama @tatriariseta. Dalam tweet-nya tersebut Tatria menceritakan kejadian yang dialami oleh temannya yang dinyatakan positif Covid-19 namun tetap melakukan perjalanan dengan menggunakan Genose. Hasilnya pun berbanding terbalik dengan tes Antigen yang dilakukan sebelumnya. Cerita ini pun ramai hingga mendapat ribuan impresi dari warganet.

Cerita serupa juga di-tweet-kan oleh akun @MFaizGhifari. Ketidakakuratan hasil Genose juga dialaminya saat temannya akan melakukan perjalanan menggunakan kereta. Beberapa cerita di atas menunjukkan beberapa warganet masih meragukan akan kevalidan alat deteksi ini sehingga tweets-tweets tersebut menyumbangkan sentimen negatif pada topik ini.

Murahnya Genose Menjadi Pertimbangan

Di sisi lain, kubu pendukung Genose sebagai alat deteksi dini yang murah juga masih menggema di jagat maya. Hal ini tentunya memberikan sentimen positif bagi topik ini. Murah, tidak sakit, dan proses yang cepat menjadi pertimbangan warganet memilih alat deteksi C19 tersebut. Meski dinilai kurang akurat, warganet menilai alat tersebut masih dapat digunakan sebagai alat deteksi dini yang selanjutnya dapat menggunakan swab atau PCR sebagai tindak lanjut penanganan.

Jajaran Top Account

Dari ribuan tweets yang membagikan kata kunci ini, berikut adalah akun-akun yang masuk ke dalam jajaran Top Account yang berhasil dihimpun oleh Netray.

Dari gambar di atas, terlihat selain akun portal media berita @detikcom terdapat akun @tatriariseta yang menduduki posisi tertinggi Top Accounts by Popularity dengan capaian total impresi sebanyak 5.966. Pada jajaran Top Account by Count terdapat akun-akun moda tranpsportasi seperti @KAI121, @CommuterLine, dan @angkasapura172 yang turut membagikan tweets yang mengandung kata kunci tersebut.

Isu terkait akurasi Genose yang sempat menjadi tudingan pelonjakan kasus Covid-19 di Indonesia telah ditepis oleh penciptanya dengan berdasarkan data yang telah terhimpun. Meski telah dinyatakan tak berlaku sebagai syarat perjalanan moda transportasi apapun, alat ini masih dipercaya dan digunakan oleh beberapa instansi untuk penunjang deteksi dini C19. Keraguan akan kevalidan alat inipun juga sempat dirasakan oleh warganet. Namun, kembali lagi dengan tawaran harga dan kemudahan penggunaan, Genose menjadi pilihan alternatif masyarakat. Dengan demikian, di balik isu yang berkembang, upaya dan kebijakan baru yang dicanangkan pemerintah semoga memberikan hasil baik bagi Indonesia ke depan.

Simak ulasan isu terkini lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Sepatu Lokal yang Lagi Ramai di Twitter; Ada Apa Aja, sih?

Produk lokal kini mulai banyak dilirik kaum muda. Kampanye bertajuk local pride kerap digaungkan di jagat maya, termasuk salah satunya di Twitter. Kali ini, Netray akan mengulas produk sepatu lokal yang paling sering direkomendasikan warganet atau mungkin menjadi bahan perbincangan karena satu dan lain hal yang dianggap menarik atau menyangkut isu yang sedang tren. Apa saja merek-merek sepatu lokal yang sedang naik bulan ini? Simak infografik berikut.

  • Sepatu Lokal yang Lagi Ramai
  • Tomkins
  • Ventela
  • Compass
  • Aerostreet
  • Ardiles
  • Sepatu Lokal Lainnya

1. Tomkins

Di bulan ini, Tomkins ramai disebut-sebut warga Twitter. Grafik untuk topik ini melonjak pada 11 Juni 2021. Warganet membahas model-model sepatu Tomkins yang pernah jaya pada masa sekolah dahulu. Tidak hanya mengeluarkan sepatu dewasa, Tomkins juga memproduksi rangkaian sepatu untuk anak kecil dengan harga mulai dari 150 ribuan.

2. Ventela

Ventela mulai dikenal sejak tahun 2017, didirikan oleh William Ventela, seorang pemilik pabrik sepatu vulkanisir sejak tahun 1989 di Bandung, Jawa Barat. Ventela memiliki berbagai macam model sepatu seperti hi-top sneakers, low sneakers, dan slip on dengan kisaran harga 100-400 ribuan. 

3. Compass

Ciri khas sepatu buatan lokal ini terletak pada bagian list samping sepatu yang berbentuk serupa tanda checklist. Harga resmi sepatu Compass mulai dari 200 ribuan,  tetapi harga tersebut bisa berubah menjadi dua atau tiga kali lipat ketika sudah berada di reseller-nya. Sepatu ini kerap dijuluki barang gaib sehingga mendapatkan sepatu ini merupakan kebanggaan dan kenikmatan tersendiri bagi penggemarnya.

Beberapa tahun terakhir, sepatu Compass dan Ventela terpantau mendominasi perbincangan warganet ketika membahas sepatu buatan anak bangsa rekomendasi. Masing-masing memiliki ciri khas dan keunggulan sendiri. Dalam artikel Tren Sepatu Lokal di Twitter, Netray juga sempat menganalisis perbincangan warga Twitter ketika memandang sepatu Compass dan Ventela. Bahkan Netray menemukan beberapa pola citraan yang disematkan warganet terhadap dua brand sepatu lokal tersebut.

4. Aerostreet

Dengan tagline ‘Lokal Tak Gentar’, Aerostreet memiliki misi agar dapat dibeli semua kalangan masyarakat sampai ke pelosok Indonesia. Maka tak heran apabila harganya hanya berkisar mulai dari Rp 50-100 ribuan. Model sepatu Aerostreet sangat beragam, mulai dari model klasik hingga bernuansa streetwear

5. Ardiles

Sama seperti Tomkins, merk sepatu lokal Ardiles juga banyak disebut-sebut ketika warganet bernostalgia masa-masa sekolah di Twitter. Ardiles memang terkenal dengan brand sepatu yang banyak digunakan oleh anak sekolahan. Namun, seiring dengan tren sepatu yang terus berkembang, Ardiles kini menawarkan beragam model untuk semua umur, baik yang casual maupun sporty dengan berbagai macam variasi warna.

Masih Ada Lagi?

Selain kelima merk sepatu lokal di atas, warganet juga kerap menyebut beberapa merk sepatu lokal lain yang tak kalah menarik, seperti Patrobas, Brodo, Geoff Max, Kodachi, Warrior, Nah Project, Piero, Saint Barkley, hingga Poison Street

Nah, itu tadi beberapa brand sepatu lokal yang lagi ramai disebut-sebut warga Twitter di bulan Juni. Apakah brand favoritmu termasuk? Atau mungkin kamu punya rekomendasi brand sepatu lokal yang lain? Boleh dong kasih tahu di kolom komentar. 

Eksistensi Firli Bahuri dan Sentimen Negatif yang Menyelimutinya

Firli Bahuri, namanya kian santer di publik setelah dirinya resmi dilantik sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2019 lalu. Jabatan yang cukup mentereng tersebut pun terus menjadi sorotan publik karena dinilai memiliki implikasi tertentu yang berimbas pada KPK. Sebelumnya, nama Firli Bahuri menjadi perbincangan publik setelah memecat 51 pegawainya yang dinyatakan tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Hal ini pun menjadi polemik di publik yang menilai dipecatnya 51 orang tersebut merupakan bentuk dari pelemahan KPK dan buntut panjang dari disahkannya RUU KPK yang menuai penolakan oleh berbagai kalangan. Akibatnya, Firli kini pun dikenal sebagai sosok yang cukup kontroversial. Media Monitoring Netray mencoba memantau perbincangan warganet terkait Firli Bahuri, seperti apakah hasil pantauan Netray? Simak selengkapnya.

Firli Bahuri

Netray memantau perbincangan warganet di media sosial Twitter sejak 20 Juni 2021 sampai dengan 30 Juni 2021. Hasilnya, terlihat jumlah tweets warganet mencapai 15 ribu tweets dengan didominasi oleh sentimen negatif. Adapun jumlah impresi pada topik ini mencapai 32.2M dengan potensi jangkauan sebesar 63M. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa Firli Bahuri merupakan sosok yang tengah menjadi perbincangan warganet.

Apabila diamati melalui grafik di atas terlihat intensitas perbincangan warganet terkait dirinya yang muncul setiap harinya. Sejak dilantik sebagai ketua KPK pada 20 Desember 2019 lalu publik mencium aroma implikatif yang mengarah pada bentuk pelemahan terhadap KPK. Publik menganggap Firli sebagai titik temu dari para penghancur KPK. Sebagaimana dilansir dari laman Tempo.co yang menyampaikan bahwa Firli tak hanya menyingkirkan 51 pegawai lewat tes wawasan kebangsaan, namun ia juga dianggap telah merusak sistem kerja di KPK. Hal ini berpengaruh pada eksistensi dirinya yang kemudian dibanjiri oleh sentimen negatif dari warganet.

Berdasarkan Top Words di atas terlihat perbincangan warganet terkait Firli Bahuri didominasi oleh gratifikasi, mataram, tempo, prestasi, dan berbagai kosa kata lainnya. Sementara itu, beberapa tagar yang digunakan warganet dalam membahas topik ini seperti, reformasidikorupsi, reformasihabisdikorupsi, beranijujurpecat, pekanmelawan, mositidakpercaya, dan beberapa tagar lainnya. Melalui beberapa kosakata dan tagar populer tersebut terlihat arah opini warganet terhadap Firli, yang menunjukkan adanya penolakan dan perlawanan dari publik terhadap dirinya.

Aliansi Mahasiswa Universitas Mataram Tegas Tolak Kuliah Umum Anti Korupsi yang Akan Disampaikan Oleh Firli Bahuri

Perlawanan dan penolakan terhadap Firli Bahuri tidak hanya membanjiri media sosial namun juga oleh sejumlah aliansi yang menolak dirinya secara langsung, seperti halnya aliansi mahasiswa Universitas Mataram. Sejumlah mahasiswa UNRAM menolak pelaksanaan kuliah umum yang akan disampaikan oleh Firli Bahuri pada 28 Juni 2021 lalu. Penolakan dengan tegas dilakukan oleh para mahasiswa dan aksi penolakan tersebut justru mendapat apresiasi dari warganet.

Beberapa cuitan di atas terlihat warganet yang justru mengapresiasi sikap penolakan dari Aliansi Mahasiswa Universitas Mataram. Penolakan tersebut pun berhasil menggagalkan kuliah umum yang bertajuk Pendidikan Anti Korupsi yang akan dibawakan oleh Firli. Tidak hanya itu, mahasiswa Mataram tersebut pun mendesak Firli agar mundur dari jabatannya sebagai Ketua KPK. Peristiwa tersebut menjadi salah satu penyebab banjirnya sentimen negatif terhadap dirinya pada periode pantauan Netray.

Ada Thanos di KPK? Warganet Gaungkan #PekanMelawan

Pada 28 Juni 2021 lalu sejumlah aktivis gelar aksi dengan melakukan teatrikal di depan gedung KPK. Aksi tersebut merupakan salah satu rangkaian dari dimulainya gerakan #PekanMelawan. Dalam aksi tersebut terlihat salah satu peserta menggunakan kostum Thanos sebagai simbol penghancur KPK dan representasi dari oligarki yang memiliki kuasa di atas Firli Bahuri.

Aksi #PekanMelawan atau Week Of Resistance digelar untuk menyerukan rasa jengah rakyat Indonesia terhadap pemerintahan oligarki yang terus menyuarakan korupsi sebagai musuh utama bangsa. Namun, justru diam saat KPK dilemahkan. Dalam aksi tersebut para aktivis menjejerkan kasus-kasus korupsi yang justru mangkrak diduga karena melibatkan sejumlah aktor utama dalam di partai politik. Mulai dari sektor pertambangan (minerba), kehutanan dan sumber daya alam, KPK, hingga bantuan sosial Covid-19 dan ekspor benur. Hal tersebut yang membuat rakyat muak dan menyampaikan aspirasinya melalui #PekanMelawan.

Top Categories

Pada kategori Top Accounts terlihat akun @temponewsroom menempati urutan teratas kategori ini. Melalui monitoring account Netray dapat diamati hal ini dipengaruhi oleh beberapa unggahannya yang turut bersuara terkait sosok Firli Bahuri. Melalui tweets-nya akun @temponewsroom juga menyampaikan kepada publik terkait dugaan tekanan yang dilakukan oleh Firli Bahuri terhadap pemimpin KPK lainnya.

Sebagai topik utama pembahasan kali ini, pada kategori Top People terlihat nama Firli Bahuri menempati urutan teratas. Selain itu, terlihat nama aktivis @Dandhy_Laksono yang merupakan salah satu pentolan dari Watch Doc yang sebelumnya merilis film bertajuk KPK Endgame. Sementara itu, pada kategori Top organization terlihat KPK selaku lembaga yang diketuai oleh Firli menempati urutan teratas kategori ini, diikuti oleh BEM Unram yang sebelumnya melakukan penolakan terhadap kedatangan Firli. Pada kategori Top Complaints terlihat kalimat merusak sistem kerja KPK menjadi keluhan yang mendominasi perbincangan seputar Firli Bahuri.

Firli Bahuri menjadi sosok kontroversial yang belakangan kembali menjadi perbincangan publik. Sosoknya bahkan dinilai merusak sistem kinerja KPK. Tak heran, bila perbincangan terkait dirinya di media sosial Twitter dibanjiri oleh tweets bersentimen negatif dari warganet. Sejumlah aksi pun digelar sebagai buntut panjang dari direvisinya UU KPK yang kemudian berimbas pada pemecatan 51 pegawai. Hingga belum lama ini gaungan #PekanMelawan pun menggema di dunia maya sebagai bentuk perlawanan dari rakyat yang jengah dan meminta Presiden tidak diam dan memecat Firli Bahuri dari jabatannya.

Demikian hasil pantauan Netray, simak hasil analisis lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Paranoid Suara Ambulans hingga Rumor Ambulans Kosong Mondar-Mandir

Hampir 3 tahun virus corona mendiami Indonesia, masyarakat pun mulai terbiasa hidup berdampingan dengan virus berbahaya ini. Media pemberitaan terus membagikan informasi terkait jumlah kasus terkonfirmasi positif hari demi hari. Dengan jumlah kenaikan pasien positif yang terus meningkat, masyarakat pun dihimbau agar peduli dan sadar dalam memperketat protokol kesehatan demi menekan penyebaran virus. Upaya ini digalakkan lantaran mutasi virus tersebut tidak terkendali sehingga rumah sakit penuh, suara ambulans terdengar dimana-mana, tenaga kesehatan mulai kewalahan dengan membludaknya jumlah pasien positif covid beberapa pekan terakhir. 

Di sisi lain, ketakutan dan kekhawatiran mulai berkembang di tengah-tengah masyarakat. Terlalu sering mendengar suara sirine ambulans menjadi salah satu pemicu munculnya rasa takut tersebut. Ditambah lagi beredarnya berita hoaks di media sosial terkait ambulans kosong yang sengaja keliling untuk menakut-nakuti warga. Seperti apa keresahan warganet yang sering mendengar suara ambulans? Dan bagaimana curahan hati warganet terkait fenomena ambulans kosong tersebut? Simak ulasan Netray berikut. 

Pada gambar Top Words di atas, dapat terlihat perbincangan warganet paling banyak seputar fenomena ambulans yang sering mondar-mandir. Selain itu, suara sirine ambulans juga dinilai memicu kekhawatiran warganet. Hal ini terlihat dari kata muter, mondar-mandir, dan sirine yang berukuran lebih menonjol. Lantas seperti apa statistik perbincangannya? 

Selama sepekan periode pemantauan pada 23-29 Juni 2021 perbincangan keresahan warganet seputar ambulans mendulang sebanyak 3,136 tweets. Topik ini mencapai jangkauan yang luas karena banyak dibagikan oleh akun yang berpengaruh. Namun sedikit menarik interaksi warganet. 

Berdasarkan grafik di atas, puncak keramaian perbincangan terjadi pada 24 Juni 2021. Garis tweet dengan sentimen negatif terpaut jauh dari garis tweet sentimen positif. Garis grafik negatif mengalami penurunan di tanggal 24 Juni sedangkan garis positif justru mengalami kenaikan di tanggal puncak tersebut.

Puncak Perbincangan Paranoid Suara Ambulans

Puncak perbincangan 24 Juni dipenuhi dengan tweets keresahan warganet terkait suara sirine ambulans yang terus bergulir. Bahkan hampir tiap jam ambulans berlalu lalang di jalan raya. Selain itu terdapat pula tweets dari @mEiZARo yang membagikan video perbedaan bunyi sirine ambulans dengan tujuan meredam kepanikan warganet.

Suara Sirine Ambulans Semakin Mencekam  

Sirine ambulans yang berbunyi hampir tiap jam, menciptakan suasana mencekam di benak warganet. Sebab, banyaknya ambulans berseliweran menandakan situasi corona semakin tak terkendali. 

Ungkapan warganet yang justru merasa semakin panik dan sedih setelah mendengar suara sirine ambulans memenuhi linimasa twitter. Bahkan tidak sedikit warganet merasa suara sirine ambulans lebih menyeramkan daripada mimpi buruk atau sesuatu hal yang buruk. 

Warganet Stres Dengar Sirine Ambulans 

Bermula dari rasa panik, takut, dan khawatir setiap mendengar sirine ambulans berujung pada paranoid sampai akhirnya stres. 

Ketegangan setiap mendengar suara sirine ambulans hingga timbul perasaan stres tersebut dapat menurunkan imun tubuh. Padahal di masa pandemi seperti sekarang kekebalan imun dan kesehatan mental serta emosional merupakan hal yang sangat penting.

Hoax Ambulans Kosong Sengaja Mondar-Mandir Ciptakan Gaduh 

Di tengah ketegangan warganet mendengar suara sirine yang terus berseliweran di jalan raya, menyebar kabar fenomena terkait ambulans kosong. Kabar tersebut beredar di media sosial dengan tujuan untuk menciptakan kegaduhan di masyarakat supaya bersedia melakukan swab test. 

Seperti tweets yang diunggah oleh @kumparan bahwa isu ambulans kosong sengaja berlalu lalang di jalanan untuk menciptakan rasa takut warga. Sontak tweet tersebut mendapat tanggapan dari warganet seperti halnya dari akun @ifanabila. Ifa Nabila menuliskan tweet terkait beredarnya screen capture percakapan Whatsapp dari sopir ambulans yang mengaku sengaja mondar-mandir tanpa pasien bertujuan untuk menakut-nakuti warga supaya melakukan tracing swab agar rumah sakit balik modal. Fenomena ambulans kosong yang muter-muter tersebut juga menimbulkan pendapat warganet dari sudut pandang lain. 

Dari kedua pendapat warganet di atas, menyebutkan bahwa ambulans berhak membunyikan sirine meskipun dalam keadaan kosong tidak membawa pasien. Kemudian setelah mengantar pasien corona, ambulans harus melakukan dekontaminasi sebelum digunakan kembali.

Top Akun dan Top Lokasi 

Top Akun by Count
Top Lokasi

Topik perbincangan seputar ambulans banyak diangkat oleh akun portal media seperti @kompascom, @VIVAcoid, dan @kumparan. Seperti terlihat dari fitur Top Accounts by count pada gambar bagian kiri di atas. Akun portal berita tersebut adalah akun yang paling sering menyoroti topik seputar paranoid sirine ambulans. Kemudian, pada Top Locations terlihat bahwa Daerah Khusus Ibukota Jakarta menempati urutan pertama. Artinya jumlah keresahan warganet karena sirine ambulans paling banyak terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. 

Penutup 

Melonjaknya kasus corona memang menjadi keprihatinan semua elemen masyarakat. Suara sirine ambulans yang berlalu lalang di jalanan membawa pasien corona ataupun pasien kritis lainnya tak disangka membawa dampak lain. Rasa ketegangan, ketakutan, hingga stres dirasakan masyarakat setiap mendengar sirine ambulans. Tak ayal apabila masyarakat merasa cemas berlebihan hingga mempengaruhi kekebalan imun. Semoga corona segera mereda dan pulih perlahan. Demikian analisis Netray. 

BEM UI; The King of Lip Service Menyeret Rektor yang Rangkap Jabatan

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) tengah menjadi perhatian publik. Hal ini lantaran unggahan poster berisikan kritik yang dilayangkan BEM UI dinilai tidak memiliki ‘sopan santun’. Pasalnya, organisasi taktis tersebut telah memberikan cap ‘The King of Lips Service‘ atau ‘Raja Pembual’ kepada Presiden Joko Widodo.

Gambar diambil dari akun @BEMUI_Official

Poster kontroversial tersebut diunggah BEM UI di akun Twitter @BEMUI_Official pada 26 Juni 2021. Sontak hal ini pun membuat geger warganet. Unggahan yang dilayangkan organisasi ini merupakan bentuk kritik terhadap pemerintah terutama Presiden yang dinilai hanya mengumbar janji dan tidak menunaikannya. Dalam keterangannya, akun tersebut menuliskan bahwa Presiden Jokowi hanya sering mengumbar janji manis namun pada kenyataanya hal tersebut sering kali tak selaras, seperti rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya.

Fenomena ini kian menjadi sorotan publik ketika rektorat UI melayangkan surat pemanggilan terhadap organisasi tersebut. Lantas kejadian ini pun menjadi isu hangat di tengah publik terkait adanya pembungkaman terhadap pengkritik pemerintah. Upaya pembungkaman ini pun justru dinilai sebagai pembrongsongan kebebasan pendapat.

Lantas bagaimana respons warganet menanggapi kasus ini? Dari sudut pandang mana media berita menyoroti hal ini? Untuk menemukan jawabannya, berikut hasil pantauan Media Monitoring Netray.

Statistik Kanal Twitter

Platform pertama yang menjadi sorotan Netray ialah Twitter yang menjadi wadah BEM UI mengunggah poster tersebut. Dalam pemantauan yang dilakukan pada periode 26-30 Juni 2021, Netray menemukan sebanyak 98.670 tweets yang mengandung 3 kata kunci yang telah dibubuhkan. Sebanyak 46 ribu tweets atau hampir 50% tweets terindikasi sebagai tweets bersentimen negatif. Apa yang tengah menjadi perbincangan warganet?

Dari gambar Top Words terlihat beberapa kosakata yang mendominasi perbincangan warganet terhadap topik ini. Selain kosakata terkait kata kunci pemantauan, terdapat kosakata lain yang menjadi sorotan warganet seperti rektor, rektorat, leon, kebebasan, demokrasi, menolak, bahkan berpendapat. Dari kosakata tersebut dapat sedikit kita simpulkan bahwa garis perbincangan warganet ialah komentar terkait kritik yang dilayangkan BEM UI hingga opini tentang kebebasan pendapat. Benarkah demikian?

Warganet Pro UI

Surat panggilan yang dilayangkan rektorat kepada BEM UI kian menjadi geger jagat maya. Beberapa aliansi hingga praktisi sontak memberikan dukungan moril terhadap organisasi ini. Bahkan akun @FPolitik menyatakan bahwa BEM se-Indonesia telah siap melawan pembungakaman berpendapat seperti yang dialami oleh BEM UI yang juga dinilainya dapat menyebabkan kebodohan.

Selain itu warganet juga ikut mengkritisi kejadian pemanggilan yang dilakukan oleh rektorat UI. Menurut YLBHI, fenomena ini mengindikasikan adanya pemberangusan kebebasan berpendapat. Larangan berpendapat tersebut nyatanya tak hanyak hanya datang dari pemerintahan, namun juga dari lapisan universitas. Akun @MCAOps men-tweet-kan ulang komentar seorang pengamat politik yang mengatakan bahwa upaya pemanggilan yang dilakukan oleh rektorat UI tersebut menandakan adanya intervensi kebebasan berpikir dan berekspresi mahasiswa, terutama terhadap isu yang terjadi di pemerintahan.

Dosen UI Serang BEM UI

Kejadian ini semakin ramai setelah adanya tweet yang berasal dari Ade Ermando yang tak lain ialah dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI). Dalam tweet-nya, Ade berbalik mengkritik hingga melontarkan pertanyaan sarkas terkait kredibilitas mahasiswanya tersebut. Serangan ‘orang dalam’ ini pun semakin membuat kisruh warganet yang mayoritas sudah geram terhadap kejadian ini. Bahkan tweets yang diunggah oleh dosen komunikasi tersebut mencuri perhatian warganet hingga mendapat ribuan komentar.

Bahkan Leon Alvinda, Ketua BEM UI mengomentari hal tersebut dan mengatakan bahwa kritikan seorang dosen haruslah ilmiah dan bukan serangan secara pribadi. Aksi serang-serangan komentar tersebut pun kian membuat warganet merasa tergelitik untuk ikut serta memberikan pendapatnya. Beberapa akun mengkritisi integritas Ade Ermando sebagai pendidik. Bahkan sindiran sarkas pun juga dilayangkan warganet yang menilai Ade sebagai dosen yang bergaji kecil sehingga ia juga dicap sebagai buzzeRP.

Namun serangan atas kejadian ini tak hanya datang dari dosen, beberapa warganet juga melayangkan hujatan yang menilai kritikan tersebut sebagai sebuah kebodohan yang dilakukan oleh mahasiswa. Warganet menilai aksi yang dilakukan oleh BEM UI sebagai tindak provokasi terhadap rakyat. Selain itu, warganet juga berpendapat bahwa tindakan ini merupakan hasil tunggangan salah satu parpol.

Statistik Kanal Media Berita

Di tengah keramaian isu ini di jagat maya Twitter, media berita juga turut serta membagikan artikel terkait hal ini. Dari pantauan Netray, dengan kata kunci bem ui dan kritik && jokowi ditemukan sebanyak 1.315 artikel yang memberitakan topik ini. Fenomena tersebut berhasil menyita perhatian 83 portal media berita daring Indonesia.

Dari penemuan ini, perbandingan antara artikel berlabel negatif dan positif tidak menunjukkan angka yang signifikan. Dapat dilihat dari gambar di atas, tabel Sentiment Trend menunjukkan 507 artikel terlabeli sebagai berita negatif, 443 artikel sebagai berita positif, dan sisanya sebagai berita netral. Lantas pemberitaan seperti apa yang telah dilabeli Netray dan terindikasi sebagai artikel negatif dan positif?

Pemberitaan BEM UI

Unggahan foto Jokowi yang telah diedit dengan latar belakang gambar bibir lengkap dengan mahkota raja, dianggap melanggar aturan oleh beberapa praktisi. Pemberitaan semacam inilah yang turut menyumbangkan artikel negatif terhadap topik ini. Penyampaian aspirasi yang dilakukan oleh BEM UI ini dinilai kurang tepat dan tidak sesuai dengan koridor yang berlaku. Dilansir dari SuaraIndoCom, Kepala Humas dan KIP UI, Amelita Lusia menjelaskan bahwa pihak UI sangat menghargai kebebasan menyampaikan pendapat. Namun, pendapat tersebut mestinya disampaikan sesuai aturan yang ada.

Atas kejadian ini, rektorat UI melakukan pembinaan dengan cara melayangkan surat panggilan kepada organsasi taktis ini. Sontak hal ini pun kian menjadi ramai, bahkan di hari pemanggilan tersebut Ketua BEM UI juga memberitahukan adanya peretasan akun yang dialami oleh beberapa anggota BEM. Dikutip dari Pojoksatu, dari kejadian peretasan akun tersebut Wakil Ketua Umum NasDem, Ahmad Ali menduga ada oknum yang sengaja berniat mengadu domba Presiden Jokowi dengan mahasiswa atau BEM UI. Ali menilai kejadian ini sebagai propaganda yang dilakukan oleh oknum di luar pemerintah.

Dosen Ramai di Twitter, Rektor Santer Diberitakan di Media Berita

Tak berhenti di berita tersebut, buntut pemanggilan yang dilakukan oleh Rektor UI menjadi berita buruk bagi Ari Kuncoro. Bagaimana tidak? Dirinya kian menjadi sorotan setelah dinilai sebagai pembungkam kebebasan berpendapat mahasiswa UI. Hal ini membuat Ari Kuncoro menjadi tokoh utama pemberitaan media. Tak hanya perihal aksi mahasiswanya, berita terkait rangkap jabatan yang dipegang rektor UI ini juga menjadi bahan pemberitaan media.

Selain pemberitaan petisi permintaan mundur sebagai rektor, Ari Kuncoro yang merangkap jabatan sebagai komisaris BRI dinilai sebagai maladministrasi. Dikutip dari Bisnis Indonesia, anggota Ombudsman Republik Indonesia Yeka Hendra Fatika mengatakan bahwa rektor dan wakil rektor dilarang merangkap sebagai pejabat pada Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah maupun swasta. Hal ini sesuai dengan Pasal 35 Peraturan Pemerintah No.68/2013 tentang statuta Universitas Indonesia.

Kebebasan Berpendapat Diperjuangkan

Intimidasi yang dialami oleh UI pasca kejadian ini mendapat dukungan dari beberapa pihak untuk tetap menyuarakan aspirasinya. Salah satunya datang dari Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dilansir dari Tribun Jogja, BEM KM UNY meminta pemerintah dan pihak kampus untuk tidak merepresi mahasiswa dari BEM Universitas Indonesia (UI). Ketua BEM KM UNY, Mutawakkil Hidayatullah menilai hal itu dapat mencederai kebebasan akademik.

Selain itu, Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi yang terdiri atas 34 organisasi/lembaga menyatakan sikapnya mendukung Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) dengan menuliskan tagar #KamiBersamaBEMUI. Bahkan, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau, Nofrian Fadil Akbar mendukung tindakan BEM UI tersebut.

Dengan demikian, aksi penyampaian aspirasi yang dilakukan oleh BEM UI berbuntut panjang setelah adanya pro kontra dari beberapa pihak. Penggunaan foto kepala negara yang dijadikan meme sebagai wadah kritikan dinilai kurang sopan dan menyalahi aturan berpendapat. Namun, di/balik kejadian ini, publik justru menyoroti tindakan dosen bahkan rektorat UI yang seharusnya menjadi benteng bagi mahasiswanya. Meskipun demikian, kejadian ini telah direspons oleh Jokowi dengan memberikan pernyataannya melalui video yang diunggah oleh kanal YouTube milik Sekretariat Presiden. Sesuai pernyataan Presiden Jokowi dalam videonya, kritik tetap boleh disampaikan dan tidak lupa akan budaya sopan santun serta tata krama.

Demikian ulasan dan pantauan Media Monitoring Netray. Simak isu terkini lainnya hanya di https://analysis.netray.id/

Instagram Musik dan Reels; Fitur Baru Instagram yang Ikut Disemarakkan Warganet Twitter

Instagram kembali meluncurkan fitur terbarunya. Pada 23 Juni 2021 fitur Instagram Musik dan Reels resmi hadir di Indonesia. Sebelumnya, fitur ini telah dirilis secara global sejak 2018 lalu. Namun, fitur ini terbatas dan hanya dapat digunakan di beberapa negara. Meskipun demikian, kehadiran Instagram Musik di Indonesia ternyata tak hanya memberikan sukaria bagi penggunanya. Bahkan, pengguna platform Twitter pun ikut menyemarakkan kehadiran fitur baru ini. Seperti apa antusiasme warganet Twitter menyambut fitur terbaru Instagram ini?

Pantauan di Kanal Twitter

Dengan 3 kata kunci pemantauan, Media Monitoring Netray telah menghimpun sebanyak hampir 6 ribu tweets dalam 7 hari pemantauan. Perilisan fitur terbaru Instagram juga turut serta disemarakkan oleh pengguna Twitter yang juga memiliki platform digital tersebut. Bahkan topik ini berhasil menyita perhatian warganet Twitter dan diprediksi dapat menjangkau hingga 57 juta akun.

Selama periode pemantauan ditemukan sebanyak 6 ribu tweets dengan perbandingan sentimen negatif dan positif yang tidak berbeda jauh. Terlihat dari gambar di atas, puncak perbincangan topik ini terjadi pada 23 Juni 2021 dengan total tweets mencapai 4.323. Hal ini berkaitan dengan hari perilisan fitur Instagram Musik di Indonesia yang jatuh pada tanggal tersebut. Lalu, bagaimana impresi warganet terkait fitur baru Instagram tersebut?

Akhirnya Instagram Musik ada di Indonesia

Beberapa kosakata di bawah ini merupakan kumpulan kosakata dominan yang tercatut dalam topik perbincangan. Dengan fitur Top Words yang dimiliki oleh Netray, kita akan melihat garis besar perbincangan warganet terkait topik ini. Terlihat kosakata bernada positif mendominasi topik ini, seperti seneng, keren, cocok, dan available. Hal ini menandakan fitur ini mendapat sambutan baik dari penggunanya.

Setelah penantian lama, akhirnya Instagram Musik benar-benar hadir Indonesia. Kemeriahan akan hadirnya fitur baru ini pun diungkapkan oleh beberapa warganet Twitter yang ternyata telah lama menantikan fitur ini. Bahkan warganet juga mengungkapkan bahwa mereka tidak perlu menggunakan aplikasi lain untuk mengunggah fitur musik di snapgram milik mereka.

Seperti yang diungkapkan oleh Direktur Kemitraan Konten Hiburan untuk Facebook di Indonesia Revie Sylviana yang dilansir dari Suara.com bahwa Instagram ingin membawa musik sebagai bagian dari bagaimana pengguna membagikan momen, terhubung dengan komunitas, dan mengekspresikan diri. Selain itu, fitur ini juga dinilai dapat menjadi ruang interaksi bagi pengguna dan musisi favorit mereka.

Ig Stori Penuh dengan Musik

Meski banyak mendapat sambutan yang baik, topik ini juga tidak terlepas dari tweet bernada negatif. Hal ini terlihat pada gambar Sentiment Trend sebelumnya yang menunjukkan 1.092 dari 6.011 tweets terindikasi sebagai tweets negatif.

Beberapa tweets negatif tersebut berisikan tentang keluhan warganet mulai dari belum adanya fitur tersebut di akun mereka hingga belum adanya ‘feels’ dalam mengggunakan fitur baru tersebut. Bahkan lamanya perisilisan di Indonesia ini juga menjadi bahan kritikan dari warganet yang mana fitur ini telah lama hadir secara global sejak 2018 lalu.

Ig Reels Mirip TikTok

Keseruan berbagi lagu favorit di platform ini ternyata juga membuat warganet merasa kesal dengan hal ini. Keluhan warganet ialah terkait isi snapgram pengikut mereka yang berisikan fitur tersebut. Bahkan beberapa warganet merasa platform ini sudah seperti platform musik atau radio. Selain itu, fitur Reels yang dirilis bersamaan dengan Instagram Musik juga mendapat kritikan dari warganet yang menilai bahwa fitur ini memiliki kesamaan dengan aplikasi TikTok. Dengan adanya kedua fitur baru ini, warganet juga menilai Instagram telah memiliki fitur semua platform digital mulai dari musik, belanja, hingga telfon sehingga penggunanya akan terus berada di aplikasi ini.

Akun Twitter yang Ikut Meramaikan

Lantas siapa saja akun Twitter yang ikut meramaikan topik ini? Pada fitur Top Accounts Netray kita dapat melihat akun-akun yang ikut men-tweet-kan kata kunci yang berkaitan dengan topik ini. Dari gambar di bawah ini terlihat akun @skipberat menjadi akun yang mendapat impresi tertinggi hingga 31 ribu dan akun yang paling banyak men-tweet kata kunci ini ialah akun @bertanyarl dengan total tweets sebanyak 16.

Dengan demikian, kehadiran fitur baru Instagram ini mendapat ruang bagi penggunanya yang ternyata selama ini menantikan fitur tersebut. Selain dapat berbagi lagu favorit penggunanya, fitur ini juga dapat menjadi ruang berekspresi. Meskipun beberapa keluhan sempat dilontarkan pengguna lainnya, namun euforia akan kehadiran fitur Instagram Musik dan Reels di platform ini masih ramai diperbincangkan hingga saat ini.

Bagaimana denganmu? Sudahkah mencoba fitur ini? Lagu apa yang menjadi favorit kamu?

Yogyakarta Gagal Lockdown, Kok Sekarang Kasus Positif Covid Meningkat?

Dari sekian banyak wilayah yang mengalami lonjakan besar pasien positif virus Sars Covid-19, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bisa dibilang paling sering mendapat perhatian publik dalam negeri. Situasi sosial, politik, budaya, ekonomi, hingga geografis DIY menjadi faktor yang mempengaruhi ketertarikan masyarakat terhadap wilayah yang masih dipimpin oleh seorang raja.

Dengan besarnya magnet perhatian terhadap wilayah DIY, setiap kebijakan pemerintah daerah akan selalu mendapat tanggapan hingga kritik dari masyarakat. Apalagi kebijakan tersebut berdampak langsung dengan kehidupan masyarakat sekitar. Seperti kebijakan lockdown daerah untuk menghambat laju penularan yang diketahui urung dilaksanakan oleh pemerintah Yogyakarta.

Lantas bagaimana tanggapan publik terhadap situasi tersebut? Netray Media Massa telah melakukan pemantauan terhadap pemberitaan media massa selama periode tertentu. Tujuan pemantauan tersebut untuk melihat apakah ada narasi yang menghubungkan antara kebijakan lockdown yang urung dilakukan dengan kenaikan kuantitas pasien positif. Simak pemaparannya di bawah ini.

Lonjakan Kasus Covid-19, Situasi Yogyakarta Tak Banyak Berbeda dengan Situasi Nasional

Persebaran virus Covid-19 meningkat secara drastis di dalam negeri sejak beberapa pekan yang lalu. Penyebabnya ialah karena virus varian delta yang lebih mudah menyebar mulai masuk ke Indonesia. Tak jarang juga disebabkan oleh masyarakat yang mulai longgar menerapkan protokol kesehatan.

Dalam laporan yang dibuat oleh Netray Media Monitoring ini terlihat sejumlah fakta yang akhirnya menjadi narasi pemberitaan. Pertama adalah pertambahan pasien positif di wilayah DKI Jakarta menjadi sinyal adanya lonjakan kasus. Sejumlah data statistik menjadi bukti konkrit atas situasi ini, meski terdapat sedikit perselisihan atas validitas data dari pemerintah dan Satgas Covid.

Pada perkembangannya, media massa berfokus ke beberapa isu seperti kerentanan anak-anak terhadap varian baru dan penundaan sekolah tatap muka yang sebelumnya sudah direncanakan akan dilangsungkan kembali. Baik pemerintah dan masyarakat butuh kesiapan, atau malah lebih lagi, guna menghadapi kondisi tersebut. Lantas bagaimana dengan wilayah Yogyakarta? Apakah mengalami situasi yang serupa?

Dari pemantauan dengan kata kunci lonjakan covid, pemberitaan terkait Yogyakarta dapat ditemukan melalui daftar entitas location. Entitas Yogyakarta ditemukan dalam 653 artikel selama periode 15 Juni hingga 28 Juni 2021. Sebanyak 97 total media massa membuat laporan terkait wacana ini dan memang terjadi penambahan kasus secara signifikan. Pemerintah wilayah Yogyakarta bahkan melakukan pelacakan kepada sejumlah ASN karena terjadi cluster di dalamnya. Mobilitas warga Yogyakarta dituding menjadi penyebab meningkatnya kasus penularan.

Alasan Pemerintah Yogyakarta Tidak Terapkan Lockdown 

Anjuran hingga desakan kepada pemerintah untuk kembali memberlakukan kebijakan lockdown sangat masuk akal. Netray kembali melakukan pemantauan media massa dengan menggunakan kata kunci yang berbeda, yakni lockdown dan yogyakarta. Hasilnya selama periode pemantauan dari tanggal 17 Juni hingga 23 Juni 2021 ditemukan 294 artikel yang mengandung kata kunci.  Laporan dengan total tersebut diterbitkan oleh 61 laman berita daring baik lokal maupun nasional.

Saat awal lonjakan kasus terjadi di wilayahnya, Gubernur Yogyakarta Sri Sultan HB X sempat mewacanakan kebijakan lockdown. Pihaknya merasa kebijakan tersebut merupakan pilihan satu-satunya sementara pemerintah belum menemukan alternatif kebijakan. Selain itu kebijakan PPKM sudah tidak efektif lagi karena tetap tidak memunculkan kedisiplinan dari warga masyarakat. Padahal kebijakan tersebut baru diterapkan pada tanggal 15 Juni 2021. Pernyataan ini sendiri disampaikan kepada awak media pada tanggal 18 Juni 2021.

Kecemasan akan masa depan kebijakan PPKM semakin terasa pada tanggal 20 Juni 2021. Jajaran Pemerintah Yogyakarta membuat pernyataan di media massa yang isinya menghimbau warga dengan sangat untuk tidak menganggap enteng pandemi ini. Secara tidak langsung membuat bayangan akan ditetapkannya kebijakan lockdown semakin menguat. Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya. Sehari setelahnya, Gubernur HB X malah mengumumkan bahwa pemerintahannya tidak akan melakukan lockdown. Alasannya, pemerintah tidak sanggup untuk membiayai kebutuhan masyarakat jika kebijakan tersebut dilaksanakan.

Kecewa Tidak Jadi Lockdown, ‘Esuk Dele Sore Tempe‘ Ujar Warganet

Seketika respons masyarakat membanjiri perbincangan publik mendengar keputusan HB X ini. Netray lantas berganti memantau linimasa Twitter untuk mencari tahu bagaimana seperti apa respons dari masyarakat tersebut. Masih dengan kata kunci yang sama, pemantauan ini menghasilkan sejumlah data. Antara lain total tweets yang mengandung kata kunci berjumlah 1.522 buah yang diunggah oleh 949 akun Twitter.

Perbincangan ini dibentuk oleh 373,3 ribu interaksi dalam bentuk reply, retweet, dan favorite atas tweets original. Secara potensial, perbincangan tersebut dapat menjangkau sejauh 67,3 juta akun Twitter. Warganet banyak yang kecewa dengan keputusan kontroversial ini. Hal ini dibuktikan dengan tingginya sentimen negatif dari topik perbincangan ini jika dibandingkan dengan sentimen positif dan netral. Berikut termasuk contoh tweets kekecewaan warganet.

Penambahan kasus positif yang pesat membuat warganet tambah kecewa. Tentu saja mereka menyesalkan keputusan tetap membuka akses keluar masuk wilayah tersebut. Sektor wisata yang dianggap sebagai salah satu tulang punggung perekonomian masyarakat Yogyakarta masih dibuka. Warganet masih berharap alternatif kebijakan guna menghambat laju penularan Covid-19 di Yogyakarta. 

Jalin kelindan antara peningkatan kasus Covid-19 dan absennya kebijakan lockdown menjadi ramuan yang mujarab bagi rasa kecewa publik atas kondisi wilayah Yogyakarta. Memang belum ada riset yang menunjukan seberapa besar kerugian yang didapat pemerintah daerah untuk masing-masing situasi. Apakah kebijakan lockdown lebih merugikan daripada beban sistem kesehatan yang semakin berat karena penambahan pasien. Semoga yang terbaik untuk negeri ini.

Polemik Penyekatan Suramadu Menuai Penolakan dari Masyarakat Madura

Beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 21 Juni 2021 media ramai menyoroti isu yang berkembang di tengah regulasi penerapan pos penyekatan untuk tes usap antigen Covid-19 di ruas jembatan Suramadau. Akses yang menghubungkan kota Surabaya dengan pulau Madura ini disinyalir sebagai gerbang utama penyebaran virus corona. Oleh sebab itu, pemerintah daerah Surabaya menerapkan penyekatan berupa pos untuk pemeriksaan swab test bagi pengendara yang melintasi jembatan tersebut.

Jembatan Suramadu merupakan jalan utama perputaran roda ekonomi antar kedua kota. Pos penyekatan ini didirikan dengan tujuan sebagai pendeteksi awal orang-orang yang berlalu lalang untuk singgah pada kedua kota. Namun, hadirnya penerapan regulasi yang mengharuskan dilakukan swab test tersebut justru menjadi polemik. Pasalnya masyarakat Madura merasa keberatan dengan adanya pos penyekatan tersebut. Sebagai mayoritas masyarakat yang sering melewati jembatan Suramadu, warga Madura menilai regulasi ini terlalu berbelit-belit. Alhasil masyarakat Madura berbondong-bondong melakukan demo dengan tujuan penolakan pos penyekatan di ruas jembatan Suramadu. 

Seperti apa media pemberitaan mengawal polemik yang terjadi tersebut? Dan bagaimana tanggapan masyarakat yang diwakili oleh warganet Twitter terkait polemik pos penyekatan Suramadu? Berikut ulasan dari Media Monitoring Netray

Monitoring News Media 

Selama sepekan pemantauan, topik polemik penyekatan di jembatan Suramadu telah diberitakan sebanyak 134 artikel dari 33 portal media. Artikel pemberitaan tersebut terbagi atas beberapa kategori seperti kesehatan, hukum, dan pemerintahan. Jika dirunut, ketiga kategori tersebut memang masih selaras dengan isu polemik yang menuai aksi demo tersebut. 

Polemik Penyekatan Suramadu

Penerapan regulasi berupa pendirian pos penyekatan di jembatan Suramadu untuk deteksi awal tes usap antigen Covid-19 menuai aksi demo dari masyarakat Madura. 

Masyarakat Madura melakukan demo penolakan pos penyekatan tersebut karena dinilai menghambat perjalanan yang diburu waktu untuk segera bekerja. Prosedur rapid antigen dan swab test pada pos penyekatan di jembatan Suramadu ini dalam rangka menekan angka penyebaran Covid-19 yang belum menurun. Namun ternyata layanan tersebut justru menimbulkan permasalahan baru. Demo masyarakat Madura pun dipenuhi tindakan anarkis hingga kericuhan tak terbendung. 

Pembongkaran Pos Penyekatan Suramadu

Demo yang dilakukan masyarakat Madura berujung pembongkaran. Pihak pemerintah daerah akhirnya membongkar pos penyekatan yang berada di ruas jembatan Suramadu tersebut. Kini pos penyekatan dibagi menjadi 8 titik di daerah Desa Bangkalan, Madura. Dilansir dari Detik, berdasarkan analisa dan evaluasi yang dilakukan Forkopimda Jatim, terjadi penurunan kasus dari warga yang menjalani swab di penyekatan Suramadu. Oleh sebab itu pos layanan akan bergeser pada 8 desa di 5 kecamatan. 

Jajaran Organisasi 

News Media Monitoring merangkum beberapa organisasi yang terlibat dalam isu polemik penyekatan Suramadu. 

Pada gambar di atas, terdapat beberapa organisasi seperti Tentara Nasional Indonesia, Pemkot Surabaya, Polda Jatim hingga Pemkab Bangkalan. Jajaran organisasi tersebut merupakan organisasi yang paling berpengaruh terhadap polemik ini. Selain itu, beberapa organisasi yang tertera di atas juga merupakan organisasi yang bertanggung jawab atas kerusuhan di pos penyekatan. 

Pandangan Warganet terkait Polemik Penyekatan Suramadu 

Selain memantau pada media pemberitaan, Netray juga memantau keramaian warganet di Twitter. Bagaimana impresi warganet tentang polemik yang terjadi di pos penyekatan jembatan Suramadu?

Polemik penyekatan Suramadu yang menuai aksi penolakan dari masyarakat Madura diperbincangkan sebanyak 1,757 tweets. Topik ini mencapai jangkauan yang luas tetapi tidak begitu menarik interaksi murni dari warganet. Hal ini karena topik tersebut lebih banyak berkembang di akun media berita daring.

Selama periode pemantauan pada 18-24 Juni 2021, alur perbincangan seputar topik mengalami kenaikan pada 22 Juni 2021. Secara garis besar perbincangan warganet didominasi oleh tweets bersentimen negatif. Lantas apa yang diperbincangkan warganet seputar topik?

Seperti gambar di atas, Top Words memperlihatkan seputar garis besar apa yang menjadi perbincangan warganet. Pada jajaran kata-kata yang telah terjaring di atas, terdapat kata madura dengan ukuran paling besar daripada kata lainnya. Kemudian terdapat pula kata warga, surabaya, lockdown, dan demo. Artinya perbincangan warganet tidak jauh dari aksi demo yang dilakukan oleh masyarakat Madura serta rujukan lockdown

Populer Tweet untuk Penyekatan Suramadu 

Perbincangan warganet tentang aksi tersebut terbingkai dari gambaran populer tweetsnya. Pada populer tweets yang disajikan Netray berikut, terlihat bahwa mayoritas tweets adalah pemberitaan yang dituliskan oleh akun portal berita. Artinya meluasnya polemik penyekatan di Suramadu paling banyak dieksplorasi oleh akun media pemberitaan yang mempunyai platform jangkauan luas.

Selain menyoroti isu utama terkait aksi penolakan masyarakat Madura pada pos penyekatan di ruas jembatan Suramadu, ada sejumlah warganet yang menyoroti masyarakat Madura secara khusus. Sorotan tersebut menyeret karakteristik masyarakat suku Madura. Akun @faizaufi berpendapat bahwa masyarakat Madura hanya dapat ditertibkan oleh masyarakat Dayak. Tweet tersebut merupakan salah satu tweet yang menyeret polemik dengan identitas kesukuan. 

Polemik Penyekatan Suramadu Menyeret Suku?

Opini yang mengaitkan dengan suku tersebut, lantas memancing opini warganet lain untuk mengutarakan opini serupa. Tidak sedikit warganet yang kemudian turut berpendapat dengan menyebut karakteristik masyarakat suku Madura.

Beberapa tweet di atas, memperlihatkan bahwa warganet seolah tidak heran apabila pulau Madura termasuk salah satu wilayah dengan jumlah kenaikan kasus Covid yang sangat tinggi. Hal ini karena karakteristik masyarakatnya yang dinilai abai terhadap protokol kesehatan. 

Pro Kontra Warganet Menanggapi Polemik

Selain tanggapan warganet yang membawa identitas suku, terdapat pula tanggapan warganet yang pro dan kontra pada regulasi pemerintah terkait penyekatan. 

Tweets Kontra

Seperti contoh cuitan di atas, gambar bagian sisi kiri memperlihatkan warganet yang mendukung upaya pemerintah untuk memperketat regulasi terutama pada jalur lalu lintas di jembatan Suramadu. Warganet menilai adanya pos penyekatan di jembatan dapat meminimalisir mutasi penyebaran virus corona. 

Kemudian, sisi kanan memperlihatkan komentar warganet yang kontra. Dari tweets tersebut, warganet mengkritik kebijakan pemerintah yang dinilai kurang tepat karena tidak adanya pendekatan secara persuasif kepada masyarakat Madura. Ditambah lagi, masyarakat dari arah Madura yang masuk ke Surabaya mengalami pencegatan sedangkan dari arah sebaliknya tidak dicegat. 

Top Complaints dan Top Accounts

Gambar di atas adalah fitur Top Complaints dan Top Accounts. Gambar bagian kiri merupakan rangkuman komplain yang banyak diperbincangkan warganet. Seperti yang terlihat, kata keluhan yang paling banyak digunakan warganet terkait topik ialah rasis dan ngamuk. Hal ini sesuai dengan isu polemik penyekatan yang merembet pada isu kesukuan. Kemudian pada jajaran Top Akun berdasarkan populer terdapat akun @faizaufi yang menempati urutan pertama. Akun ini merupakan akun yang paling sering disorot warganet terkait isi tweetnya yang cukup menarik perhatian. 

Penutup

Polemik yang terjadi pada pos penyekatan tes usap antigen Covid-19 di ruas jembatan Suramadu tersebut menjadi perhatian publik. Beberapa warganet lainnya mendukung upaya pemerintah untuk menekan penyebaran virus. Sedangkan beberapa warganet lainnya memahami keresahan masyarakat Madura tentang kesejahteraan hidup. Namun, pada akhirnya pos penyekatan pun di bongkar dan di pindah pada 8 titik di desa Bangkalan. Demikian analisis Netray. 

The Conjuring dan Cruella

Bioskop-bioskop di Indonesia kini akhirnya kembali beroperasi setelah ditutup selama beberapa waktu akibat pandemi Covid-19. Kini warganet pun dapat kembali datang ke bioskop untuk menyaksikan film-film yang telah lama mereka nantikan. Netray memantau perbincangan warganet terkait topik ini, lalu film apa sajakah yang menjadi perbincangan warganet?

Berdasarkan pantauan Netray ditemukan sebanyak 134.2K total tweets dengan jumlah sentimen negatif yang mendominasi. Sementara itu, jumlah impresi pada topik ini mencapai 72.3M dengan potensi jangkauan sebesar 291M.

Apabila diamati melalui Top Words di atas terlihat beberapa film yang menjadi perbincangan warganet, seperti Conjuring dan Cruella. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua film ini merupakan film yang paling banyak diperbincangkan oleh warganet.

The Conjuring: The Devil Made Me Do it

The Conjuring: The Devil Made Me Do it menjadi salah satu film yang dibincangkan oleh warganet di media sosial Twitter pekan ini. Film yang dirilis pada 02 Juni 2021 lalu mendapat jumlah tweets sebanyak 24.6K dengan didominasi oleh tweets bersentimen negatif. Film bergenre horor asal Amerika Serikat ini merupakan sekuel dari seri The Conjuring Universe.

Melalui beberapa tweets di atas terlihat sebagian warganet yang memberikan impresi positif terkait film yang seharusnya dirilis pada September 2020 lalu ini. Warganet yang merasa puas akan film ini pun memberikan rating 10/10 bahkan menjamin seramnya film horor yang berkisah tentang pengalaman sepasang cenayang ini.Meski demikian terdapat juga warganet yang tidak puas akan serial Conjuring kali ini. Hal ini dapat diamati melalui beberapa cuitan di atas, sebagian warganet menilai The Conjuring: The Devil Made Me Do This tidak seram dan bahkan membosankan.

Cruella

Sebagai salah satu film Disney yang paling ditunggu Cruella menjadi film yang paling banyak diperbincangkan warganet pada pekan ini. Film bergenre Crime Comedy ini pun mendapat impresi yang cukup baik dengan didominasi oleh tweets bersentimen positif. Film yang mengisahkan tentang asal-usul Cruella de Vil ini pun telah tayang di bioskop tanah air sejak Rabu 26 Mei 2021. Meski telah lama tayang film ini pun tetap ramai menjadi perbincangan warganet.

Melalui tweets di atas terlihat warganet yang puas setelah menyaksikan film garapan Craig Gillespie ini. Warganet pun dibuat kagum dengan gaya fashion yang ditampilkan dalam film yang dibintangi oleh Emma Stone ini dan merasa takjub dengan akting bintang papan atas tersebut.

Meski demikian terdapat juga warganet yang kurang menyukai film ini dan merasa Cruella tidak cukup bagus untuk disaksikan. Tidak hanya itu, terdapat juga warganet yang merasa bosan dan masih ragu untuk menyaksikan film tersebut di bioskop karena takut merasa kecewa.

Penutup

Perbincangan warganet terkait film pada pekan ini didominasi oleh film The Conjuring: The Devil Made Me Do This dan Cruella. Kedua film yang berbeda genre tersebut menjadi film yang paling banyak meraih impresi dari warganet. Meski di tengah pandemi Covid-19 warganet kini sudah dapat kembali menyaksikan film-film yang sempat mengalami pengunduran jadwal tayang di bioskop-bioskop tanah air. Meski demikian warganet yang menyaksikan film-film ini di bioskop diharap untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan.