Home Blog Page 100

Utang Tembus Rp90 Triliun Waskita Karya Jual Sejumlah Aset

PT Waskita Karya (Persero) Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kini dikabarkan tengah mengalami permasalahan. Perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi ini menjadi sorotan karena memiliki utang mencapai Rp93,47 triliun. Akibatnya, untuk mengurangi beban hutang tersebut Waskita Karya harus melepas sejumlah aset atau asset recyling. Tersiarnya kabar ini pun meraih atensi dari media pemberitaan dan netizen yang turut mengomentari persoalan ini. Pasalnya kerugian yang tengah dialami oleh perusahaan yang telah berdiri sejak 1961 ini menambah deretan BUMN yang merugi, setelah sebelumnya turut dialami oleh PT Pertamina (Persero), PT Asuransi Jiwasraya (Persero), PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan lain sebagainya alami hal serupa.

Waskita Karya
News Statistics Report Netray

Merespons persoalan ini, Netray memantau pembahasan media terkait topik Waskita Karya sejak 22 September 2021 sampai dengan 06 Oktober 2021. Untuk dapat menjangkau pembahasan media terkait topik ini Netray menggunakan dua kata kunci, yakni Waskita dan Waskita Karya. Hasilnya tampak total artikel mencapai 330 yang berasal dari 53 portal media berita daring. Adapun kategori yang mendominasi pemberitaan tersebut tentunya berkaitan dengan kategori seputar keuangan dan pemerintahan.

Top Portal Categories

Sementara itu, berdasarkan hasil pengamatan Netray tampak sejumlah portal media berita daring yang paling banyak menerbitkan artikel terkait Waskita Karya. Salah satu pemberitaan tersebut dimuat oleh Kompas pada 01 Oktober lalu, tepatnya pada pukul 11:02 WIB.

Artikel terbitan Kompas, 01 Oktober 2021

Sebagaimana termuat dalam artikel tersebut, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa PT Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki utang mencapai Rp 90 triliun hingga akhir 2019. Hal itu disebabkan oleh banyaknya proyek jalan tol yang dikerjakan. Selain mencicil utang plus bunga ke bank, utang Waskita Karya timbul karena banyaknya tagihan dari para vendor (pemasok dan subkontraktor) yang belum juga dibayarkan.

Waskita Karya memiliki penugasan untuk menyelesaikan sejumlah proyek jalan tol, terutama Jalan Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera. Sebagian besar tol tersebut merupakan hasil akuisisi dari swasta yang pengerjaannya terkendala. Pengerjaan proyek-proyek tol tersebut membutuhkan pendanaan yang cukup besar, sehingga membuat keuangan Waskita Karya memburuk karena terus menambah utang. Akibatnya, utang perusahaan pelat merah ini meningkat sangat tajam di sepanjang 2017-2019. Hal ini juga diperparah oleh kondisi pandemi yang mengakibatkan pendapatan Waskita turun secara signifikan.

Artikel terbitan Republika, 27 September 2021

Dikutip melalui Republika Kartika Wirjoatmodjo memaparkan terdapat delapan tahap penyelamatan meliputi asset recycling inti, restrukturisasi Waskita induk, penjaminan pinjaman dan obligasi, restrukturisasi anak usaha, asset recycling khusus, penyertaan modal negara (PMN), restrukturisasi bisnis, serta perbaikan tata kelola dan manajemen risiko. Tiko menyebut Waskita telah melepas lima dari 16 ruas tol sejak 2019 yang meliputi ruas tol Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Kualanamu-Tebing Tinggi, Semarang-Batang, dan Cinere-Serpong. Selain itu, Waskita juga tengah menyelesaikan divestasi ruas tol Cibitung-Tanjung Priok serta rencana pelepasan ruas tol Pejagan-Pemalang, Kanci-Pemalang, dan Pemalang-Batang kepada Indonesia Investment Authority (INA) atau lembaga pengelola investasi (LPI).

Lilitan Utang Waskita Karya Menambah Deretan BUMN yang Merugi

Kondisi perusahaan milik negara Waskita Karya kini menambah deretan BUMN yang merugi. Sebagaimana diketahui beberapa BUMN sebelumnya juga alami hal serupa. Untuk mengetahui lebih jelasnya terkait laba tahun berjalan Waskita Karya, Netray juga menghimpun data melalui Lokadata yang dapat diamati melalui gambar berikut.

Laba tahun berjalan dan pendapatan BUMN Karya, 2019-2020

Melalui grafik di atas terlihat pendapatan BUMN Karya pada 2020 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Waskita Karya mencatat penurunan tertinggi yakni dari Rp31,39 triliun pada 2019 menjadi Rp16,19 triliun pada 2020. Laba tahun berjalan yang diperoleh Waskita Karya dan Hutama Karya pun mengalami kontraksi pada 2020. Sementara, Wijaya Karya dan PP Properti juga mengalami hal yang sama. Lalu seperti apakah indeks pendapatan dan laba dari perusahaan berplat merah ini?

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pendapatan BUMN karya seperti Waskita Karya, Wijaya Karya dan Hutama Karya menurun pada 2020 dibandingkan pendapatan 2019. Sementara, PP Properti mencatat kenaikan pendapatan sebesar 27,78 persen pada 2020 yakni Rp2,08 triliun. Tak hanya pendapatan yang menurun, BUMN Waskita Karya dan Hutama Karya juga mengalami kerugian pada 2020, yakni masing-masing sebesar Rp7,38 triliun dan Rp2,1 triliun. Sedangkan laba bersih Wijaya Karya dan PP Properti menurun. Tak heran bila pada tahun 2021 Waskita Karya alami peningkatan jumlah hutang hingga mencapai lebih dari Rp 90 triliun.

Lonjakan Utang Pembangunan Tuai Kritik

Pembangunan infrastruktur yang dibebankan pada Waskita Karya berakibat pada lonjakan utang yang dialami oleh perusahaan tersebut. Hal ini pun akhirnya menuai komentar dari berbagai pihak, seperti halnya kritik yang termuat melalui artikel milik Pikiran Rakyat berikut.

Pendapatan dan laba BUMN karya, 2019-2020

Dikutip melalui artikel tersebut lilitan utang Waskita Karya menuai kritik tajam dari Said Didu. Melalui kanal YouTube-nya Said Didu mengomentari pembangunan jalan tol yang tidak dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia justru menghasilkan utang yang dibebankan kepada seluruh rakyat Indonesia. Hal tersebut dinilai tidak adil oleh Said Didu. Mantan sekretaris Kementerian BUMN itu menyebutkan ada enam perusahaan yang menjadi sorotan dengan total utang mendekati Rp500 triliun. Perusahaan tersebut yaitu PT PLN, PT Garuda Indonesia, PT KAI, Waskita, PT Perkebunan Nusantara, dan PT Kraktau Steel. Alih-alih dilunasi, utang tersebut justru disebut serupa dengan utang pemerintah yang menjadi tanggungan rakyat.

Kritik terkait utang pembangunan ini juga terlihat melalui media sosial pantauan Netray. Di kanal Twitter Netray melakukan pemantauan terkait opini netizen yang turut mengomentari persoalan ini. Hasilnya sebagai berikut.

Grafik peak time dan sentimen trend

Tampak indeks perbincangan netizen terkait Waskita hanya menyentuh angka 369 total tweets dengan didominasi oleh opini bersentimen negatif. Hal ini menunjukkan topik Waskita kurang meraih atensi dari netizen karena jumlah angka yang tidak terlalu tinggi. Meski demikian sejumlah netizen turut mengunggah opini mereka terkait perusahaan BUMN satu ini. Berikut beberapa opini dari netizen.

Melalui beberapa tweets di atas terlihat beberapa netizen turut mengomentari persoalan ini. Sebagian netizen menyoroti pembangunan tol yang dibebankan kepada Waskita justru mengakibatkan utang yang melilit perusahaan tersebut. Tak heran bila sebagian netizen tersebut menanggapi sinis persoalan yang tengah dihadapi oleh perusahaan BUMN ini.

Pembahasan media berita daring pada topik seputar PT Waskita Karya (Persero) pada periode ini didominasi oleh topik seputar kerugian dan hutang yang melilit perusahaan milik BUMN ini. Hal ini diperkuat oleh indeks grafik pendapatan yang menunjukkan kerugian yang dialami Waskita sejak tahun 2019 dan terus mengalami penurunan hingga saat ini. Merespons persoalan ini pemerintah pun berusaha menyelamatkan Waskita salah satunya melalui pelepasan aset untuk meringankan beban Waskita. Meski demikian hal ini menuai kritik dari berbagai pihak, baik oleh pengamat politik maupun oleh netizen di Twitter hingga topik seputar Waskita didominasi oleh sentimen negatif.

Demikian hasil pantauan Netray, simak hasil analisis terkini lainnya melalui https://analysis.netray.id/ dan laman Twitter kami https://twitter.com/netrayID

Kabar Pariwisata Indonesia, Sudahkah Membaik?

Pandemi nampaknya telah memberikan pukulan keras bagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Dampak yang diberikan di sektor pun ini cukup memprihatinkan. Tercatat dari data Kemenparekraf sejak Februari 2020 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis. Dari rangkuman yang tertulis pada buku Tren Industri Pariwisata 2021, sepanjang tahun 2020 jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Indonesia hanya sekitar 4,052 juta orang. Total ini berarti hanya sekitar 25% dari jumlah data wisman yang masuk pada tahun 2019. Hal ini tentu saja juga berdampak pada pendapatan negara yang menurun hingga sebesar Rp20,7 miliar.

Pada bulan Agustus 2021, kunjungan wisman ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk berjumlah 127.314 kunjungan atau mengalami penurunan sebesar -21,19% dibandingkan bulan Agustus  2020 yang berjumlah 161.549 kunjungan. Perbandingan jumlah dan pertumbuhan kunjungan wisman pada bulan Agustus 2021 dan 2020 mengalami penurunan di beberapa wilayah, seperti yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta jumlah kunjungan menurun hingga 76,03%, yakni dari total 4.469 menjadi 1.071. Berikut ini jumlah kunjungan wisman di beberapa pintu besar di wilayah Indonesia.

Infografik diambil dari laman kemenparekraf.go.id

Nihilnya kunjungan wisman melalui pintu Ngurah Rai ini merupakan dampak dari pemberlakuan PPKM. Dilansir dari laman Badan Pusat Statistik, nihilnya kunjungan wisma di pintu Ngurah Rai ini terjadi sejak Juli 2021. Wisman yang berkunjung ke Pulau Dewata ini hanya berjumlah 43 selama Januari-Agustus 2021. Selain kunjungan wisman, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Bali mengalami penurunan sebesar 11,45 poin dari 16,68% pada Juni 2021 menjadi 5,23% pada Juli 2021. Penurunan terbesar terdapat pada TPK hotel bintang 5, yakni 16,94 poin dari 22,61% menjadi 5,67%.

Penurunan jumlah wisman yang berujung pada pendapatan warga lokal ataupun negara ini telah menjadi cambukan bagi pemerintah. Terpuruknya sektor pariwisata menjadi tantangan besar bagi jajaran Kementerian Pariwisata untuk membuktikan kinerjanya dalam membangkitkan sektor ini. Lalu bagaimana perkembangannya? Langkah apa saja yang telah dilakukan Menteri Sandiaga Uno dan jajarannya untuk bangkit dari keterpurukan ini? Berikut pantauan Media Monitoring Netray selengkapnya.

Pariwisata dalam Berita

Untuk melihat kabar terbaru pada sektor ini, Netray mencoba memantau pemberitaan media yang berlangsung pada tanggal 1-6 Oktober 2021. Dengan kata kunci pariwisata ditemukan sebanyak 1.685 artikel yang telah dimuat oleh 118 media berita daring Indonesia. Artikel-artikel ini masuk ke dalam beberapa rubrik dengan kategori yang paling dominan ialah Pariwisata dan Ekonomi. Lalu, apa yang menjadi sorotan media dari kata kunci ini?

Melalui fitur Word Cloud kita dapat melihat topik dominan yang menjadi pemberitaan media. Dari data di bawah ini, terlihat beberapa diksi terkait pandemi masih menjadi pembahasan media. Selain itu, juga ditemukan kosakata seperti wisatawan, dibuka, dan pengunjung yang menjadi sorotan media. Apa yang tengah diangkat media berita terkait kosakata tersebut?

Catatan Kunjungan Wisman

Yang menjadi pemberitaan di tanggal 1 Oktober, yakni perihal data atau jumlah wisman yang berkunjung di Indonesia selama Januari-Agustus 2021. Dua media berita di bawah ini memberikan informasi jumlah wisman yang tercatat dalam BPS di tahun 2021. Menurut Kepala BPS Margo Yuwono kunjungan wisman sangat berpengaruh terhadap perekonomian, terutama bagi daerah yang mengandalkan pariwisata sebagai penggeraknya.

Beberapa Wilayah Mulai Membuka Diri

Selain melihat jajaran Word Cloud, dengan fitur Top Entitas kita juga dapat melihat beberapa entitas yang menjadi pembahasan utama dari sebuah isu pemberitaan. Dari topik ini, kita akan menelusuri lokasi mana saja yang menjadi sorotan pada topik ini. Terlihat dari data di bawah ini, Bali menjadi wilayah utama yang disoroti oleh media. Hal ini tentu saja berkaitan dengan penurunan jumlah wisman yang mana Pulau Dewata ini merupakan salah satu destinasi utaman para wisman. Lalu apa saja yang menjadi pemberitaan media terkait Bali?

Bali Buka Pintu Wisman

Terpuruknya perekonomian Bali semasa pandemi menjadi hal yang sangat memprihatinkan. Mengapa? Hal ini disebabkan oleh mayoritas penduduk dan perekonomian wilayah ini bersandar pada pariwisata. Melansir dari laman bali.bps.go.id, total perekonomian Bali pada triwulan I-2021 yang diukur berdasarkan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp 52,88 triliun. Dengan besaran tersebut, ekonomi Bali triwulan I-2021 tercatat tumbuh negatif (kontraksi) sedalam -5,24 persen jika dibandingkan dengan capaian triwulan IV-2020 (q-to-q).

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemda Bali telah membuka beberapa destinasi wisata di saat Bali memasuki PPKM level 3. Dikutip dari Kumparan, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan bahwa rata-rata jumlah orang masuk ke Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencapai di atas 5 ribu orang per hari. Sementara itu, rata-rata jumlah orang masuk ke Pelabuhan Gilimanuk mencapai 7 ribu per hari. Dengan adanya pelonggaran ini pemda setempat berharap perekonomian Bali juga ikut merangkak naik.

Kabar terbaru lainnya ialah dibukanya pariwasata Bali bagi wisman. Setelah maju mundur dalam membuka pintu pariwsata bagi wisman, kini Sandiaga dan jajarannya resmi akan membuka Bali bagi Wisman pada Oktober 2021. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pemerintah telah merencanakan membuka Bandara Internasional Ngurah Rai Bali untuk penerbangan internasional per 14 Oktober 2021. Kebijakan ini pun disambut baik oleh Pemda Bali dengan memberikan persiapan matang sesuai prokes yang berlaku, seperti hotel karantian bagi wisman.

Papua dan Yogya Berdamai dengan Pandemi

Kabar wilayah lainnya datang dari Papua. Perehelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX nampaknya juga memberikan angin segar bagi perekonomian dan pariwisata di daerah tersebut. Ajang ini selain diyakini mampu mempercepat pembangunan di Papua, juga menjadi momentum untuk memberdayakan ekonomi rakyat Papua. Pembangunan venue, infrastruktur pendukung, dan ribuan atlet menjadi roda penggerak perekonomian di tanah Papua. Wisata Raja Ampat pun siap menyambut wisatawan domestik, terutama atlet PON XX.

Beralih ke wilayah lain, yakni Jogja. Dikutip dari Kompas, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Singgih Raharjo menyebutkan adanya peningkatan wisatawan pada akhir pekan lalu, yakni Sabtu dan Minggu (2-3 Oktober 2021). Hal ini merupakan bentuk dari revenge travel atau revenge tourism, yaitu bentuk pembalasan dendam karena telah lama tidak berwisata. Hingga saat ini wisata di DIY yang resmi dibuka hanya 7 tempat saja. Sementara itu, Dinas Pariwisata DIY mengusulkan seluruh pantai di DIY untuk dibuka dengan persyaratan khusus yang harus dipenuhi pengelola.

Dari pantauan seminggu terakhir, nampaknya kabar sektor pariwisata memberikan berita baik bagi Indonesia di tengah pandemi yang masih berlangsung ini. Upaya membangkitkan pariwisata telah digarap matang oleh jajaran menteri serta pemda setempat. Keinginan bangkit dari keterpurukan ekonomi yang disandarkan pada pariwisata nampaknya juga getol dilakukan oleh pelaku wisata. Dengan demikian, kabar baik sektor ini semoga mampu menggairahkan kembali bagi pelaku wisata, wisatawan, ataupun wisman.

Demikian hasil pantauan Media Monitoring Netray terkait kabar pariwisata Indonesia. Simak hasil analisis isu terkini lainnya hanya di https://analysis.netray.id/

Bahas Formula E, Beda Fokus Antara Media dan Netizen

ABB FIA Formula E World Championship atau Formula E merupakan ajang balap mobil listrik kursi tunggal yang digagas oleh Jean Todt pada tahun 2011. Musim perdananya dimulai di Beijing, Tiongkok pada September 2014. Sejak musim 2020 Formula E telah menyandang status kejuaraan dunia.

Formula E mulai menjadi perhatian masyarakat Indonesia secara luas setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengusulkan Jakarta sebagai salah satu tuan rumah balap mobil bergengsi ini. Tahun 2018 lalu Anies menyampaikan bahwa Jakarta akan menjadi tuan rumah pada pertengahan 2020. Sayangnya, keinginan tersebut harus tertunda karena pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia sejak awal tahun 2020 hingga saat ini.

Meski demikian, Anies tetap menginginkan Jakarta menjadi tuan rumah Formula E pada 2022 nanti. Ia bahkan telah menetapkan Formula E sebagai program prioritas. Rencana tersebut tertuang dalam Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 49 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Isu Prioritas Daerah Tahun 2021-2022 yang terbit pada 4 Agustus 2021 lalu. Penyelenggaraan Formula E yang ditargetkan pada 2022 berada di urutan kedua dari total 28 isu prioritas yang diminta Anies untuk diselesaikan di sisa masa jabatannya. Artinya skala prioritas untuk Formula E ini paling tinggi setelah isu Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022.

Keputusan yang hadir di tengah situasi pandemi ini membuat sejumlah pihak yang sebelumnya kritis terhadap anggaran Formula E semakin tergelitik. Politisi PDI-P digandeng fraksi PSI pun mengajukan interpelasi kepada Anies terkait hal ini. Lalu bagaimana perkembangan isu terkait Formula E selama setahun terakhir? Bagaimana media pemberitaan mengemas isu ini? Apa dan siapa yang paling banyak disoroti? Dan bagaimana masyarakat yang diwakili netizen Twitter memandang polemik ini? Simak hasil analisisnya berikut.

Mengawal Formula E dari Pembahasan Media

Netray melakukan pemantauan menggunakan kata kunci formula e selama periode 1 Januari 2021 sampai dengan 4 Oktober 2021 untuk melihat bagaimana media memberitakan topik ini selama setahun terakhir.

Gambar 1. Total Artikel dan Kategori Pembahasan Topik Formula E (Sumber: Netray)

Terdapat 3,5 ribu artikel dari 87 portal media yang membahas isu terkait Formula E selama periode pemantauan. Dari jumlah tersebut, sebesar 76% membahas Formula E dalam ranah Pemerintahan, 9% Politik, dan hanya sebesar 6% yang mengupasnya dari ranah Berita Olahraga. Ini menandakan bahwa Formula E kini tak lagi soal ajang olahraga tetapi menjadi isu nasional yang menyenggol ranah Pemerintahan dan Politik. Isu ini terlihat mengalami intensitas pemberitaan yang signifikan sejak Agustus 2021. Hal ini berkaitan dengan keputusan Anies menjadikan Formula E sebagai program prioritas yang harus diselesaikannya sebelum akhir masa jabatan pada 2022 mendatang.

Gambar 2. Perkembangan Isu terkait Formula E di Media Pemberitaan (Sumber: Netray)

Dari Top Entities dan Top Organizations yang dapat diamati dari Gambar 3. di bawah, terlihat sejumlah tokoh dan lembaga serta partai politik yang paling banyak diberitakan sehubungan dengan polemik ajang balap mobil listrik tersebut. Nama Gubernur dan Wakil Gubernur DKI mewakili pejabat penyelenggara yang menginginkan Jakarta tetap menjadi tuan rumah Formula E. Sementara Giring (PSI) dan Gembong (PDIP) mewakili pihak yang bersikeras mengajukan interpelasi kepada Anies. Berkaitan dengan polemik interpelasi ini, nama Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi pun turut terseret dalam pemberitaan.

Gambar 3. Top Entitas Topik Formula E di Media (Sumber: Netray)

Kita juga dapat melihat gambaran pembahasan topik Formula E di media secara umum dengan mengamati Gambar 4 di bawah. Kata interpelasi yang menonjol menunjukkan bahwa media pemberitaan paling banyak membahas isu terkait interpelasi yang berkaitan dengan rapat, paripurna, dprd, fraksi, giring, maupun pdip. Selain itu, media juga banyak mengangkat isu soal commitment fee atau dana komitmen yang belakangan turut diperdebatkan.

Gambar 4. Top Words Topik Formula E di Media (Sumber: Netray)

Alasan Interpelasi dan Kaitannya dengan Temuan BPK

PDIP dan PSI bertekad menggunakan hak interpelasi dengan fokus meminta penjelasan Anies soal dana komitmen atau commitment fee yang telah digelontorkan pemprov. Seperti diketahui, Pemprov DKI telah mengucurkan 53 juta poundsterling atau setara Rp983,3 miliar. Dengan rincian; commitment fee 2019 sebesar 20 juta pounds atau 360 miliar, commitment fee 2020 sebesar 11 juta pounds atau 200,310 miliar, dan bank garansi senilai 22 juta pounds atau 423 miliar.

PDIP dan PSI menilai dana sebesar itu seharusnya kembali ditarik demi menambah anggaran untuk penanganan pandemi covid-19. Fraksi PDIP pun sempat memaparkan potensi kerugian daerah senilai Rp106 miliar apabila Formula E dipaksakan jalan pada 2022 sampai 2024.

Sementara itu, temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) soal rencana penyelenggaraan Formula E juga menjadi pertimbangan. Ada tiga rekomendasi yang disampaikan BPK terkait persoalan itu. Pertama, penyusunan keterlibatan para pihak dalam kegiatan Formula E. Kedua, kelanjutan kegiatan Formula E untuk mengindentifikasi kendala-kendala yang mungkin timbul dari sisi finansial ekonomi dan aspek repotasional. Ketiga, evaluasi atas studi kelayakan (feasibility study) dengan memperhatikan kondisi pandemi covid-19. Namun hingga kini, studi kelayakan yang diminta BPK belum rampung. Jakpro, yang ditugaskan untuk menggelar acara tersebut, masih mengerjakannya. 

Rapat Paripurna Interpelasi Ditunda, Ketua DPRD Terseret Kasus Maladministrasi

Meski PDI-P telah mendapat dukungan dari PSI dan mengantongi suara 33 orang, upaya interpelasi tersebut masih terhalang tembok besar. PDIP- PSI nyatanya masih perlu melakukan lobi-lobi politik untuk meyakinkan anggota dewan lain agar mendukung interpelasi. Sebab, syarat untuk mewujudkan interpelasi adalah kuorum 50%+1 atau 53 anggota dewan. Hingga rapat paripurna dengan agenda penjelasan pengusul interpelasi pada Selasa 28 September kemarin, jumlah tersebut belum terpenuhi.

Dari total 106 anggota dewan, rapat hanya dihadiri 27 orang dari PDIP dan PSI. Sementara 7 fraksi penolak interpelasi boikot atau tak menghadiri rapat. Di sisi lain, pelaksanaan rapat tersebut belakangan berbuntut pada pelaporan Ketua DPRD, Prasetio Edi Marsudi kepada Badan Kehormatan. Prasetio dilaporkan oleh 4 wakil ketua dan 7 Fraksi di DPRD DKI Jakarta. Tujuh Fraksi itu yakni Gerindra, PKS, Nasdem, Demokrat, Golkar, PAN, PKB-PPP. Mereka menilai, Prasetio diduga telah melakukan malaadministrasi lantaran menyelipkan agenda paripurna hak interpelasi dalam rapat Bamus DPRD DKI padahal agenda tersebut tak ada dalam undangan rapat.

Dengan demikian, isu terkait Formula E saat ini berpindah lagi kepada kasus baru tersebut. Sementara jadwal interpelasi yang sempat ditunda kembali terkatung-katung. Lalu bagaimana dengan arah pembahasan ajang balap mobil listrik kursi tunggal ini di media sosial? Apakah netizen juga terpaku fokus pada proses interpelasi?

Membicarakan Ajang Balap Formula E di Media Sosial Twitter

Di Twitter kata kunci formula e didominasi oleh sentimen negatif. Terlihat pada Gambar 5 di bawah, bagaimana warna merah mendominasi perbincangan topik di setiap harinya. Dari total 57,9 ribu tweet yang terjaring Netray, 37,8 ribu di antaranya mengandung sentimen negatif. Setidaknya ada 13,5 ribu akun Twitter yang membicarakan topik ini selama periode pantauan Netray. Dari total akun tersebut, dihasilkan 25,7 juta impresi yang berpotensi menjangkau 137,5 juta akun di Twitter. Artinya, topik ini secara natural mengikat perhatian masyarakat, tidak hanya pada periode tertentu tetapi hampir setiap waktu. Lalu apa yang dibicarakan sepanjang waktu ini?

Gambar 5. Peak Time Perbincangan Topik Formula E di Twitter

Sepintas, apa yang dibicarakan warganet di Twitter tidak jauh berbeda dengan apa yang tersaji dari media pemberitaan. Dari Gambar 6 di bawah terlihat nama Anies, Jakarta, apbd, hingga interpelasi muncul paling banyak dalam pembahasan soal ajang balap Formula E. Meski demikian, arah perbincangan warganet yang sarat muatan sentimen negatif juga dapat terlihat jelas dari bagaimana kata korupsi, gagal, hingga kerugian mewakili opini warganet secara umum. Selain itu, kemunculan kata mandalika di Top Words juga menjadi temuan yang menarik.

isu formula e di Twitter
Gambar 6. Top Words Twitter (Sumber: Netray)
Gambar 7. Top Complaint

Dalam perbincangan ini Mandalika mengacu pada sirkuit yang akan digunakan dalam penyelenggaraan MotoGP 2022. Dari pantauan Netray, warganet kerap membandingkan kedua proyek ajang balap mobil ini, mulai dari masalah anggaran, hingga status perkembangannyaa saat ini. Hal ini mengingat bocoran Indonesia sebagai tuan rumah MotoGP 2022 telah termuat dalam kalender balap sementara sedangkan dalam artikel terkait kalender balap Formula E, tidak ada nama Jakarta di dalamnya.

Top Account; Siapa yang Paling Banyak Bersuara dan Menyuarakan Apa

Jika mengamati deretan Top 10 Account Popular atau akun yang paling banyak berpengaruh dalam perkembangan isu ini, kita bisa melihat deretan akun pribadi mulai dari @FerdinandHaen3 hingga @_ekokuntadhi dan 1 akun organisasi partai @psi_id. Berdasarkan pantauan Netray, akun Ferdinan paling banyak berkicau soal isu ini dengan kacamata kontra. Ia menyuarakan dugaan penyimpangan pelaksanaan Formula E dan mendukung KPK untuk memeriksa Gubernur DKI Jakarta tersebut dalam kaitannya dengan dugaan korupsi APBD DKI Jakarta. Selain mengundang banyak impresi, Ferdinan juga masuk dalam deretan akun yang paling banyak membahas isu ini.

Gambar 8. Top Account

Sama seperti Ferdinan, kesembilan Top Account di atas menyuarakan pandangan kontra ketika membicarakan isu ini. Maka tak heran apabila isu ini berkembang ke arah negatif di Twitter. Tak hanya menyoroti Formula E, sebagian besar juga mengkritisi KPK yang dinilai lamban dalam mengusut proyek Anies yang diduga kental dengan dugaan korupsi tersebut.

Dari hasil pemantauan Netray yang telah dipaparkan di atas, terlihat jelas bagaimana perbedaan fokus atau arah pembahasan media pemberitaan dengan media sosial Twitter. Dengan periode pemantauan dan kata kunci yang sama, Netray menemukan bahwa media mengawal perjalanan interpelasi Formula E yang saat ini bahkan kembali pecah fokus pada pelaporan Ketua DPRD Prasetio karna dugaan maladministrasi. Progres penyelenggaraan Formula E seolah terabaikan karena tertimbun isu interpelasi yang saat ini bahkan belum ada kejelasannya. Sementara di media sosial Twitter, warganet cenderung menyoroti dugaan korupsi pada proyek Formula E dan mempertanyakan kelambanan KPK ataupun BPK RI dalam mengusut kasus ini.

Demikian pantauan Netray. Simak analisis isu lainnya di analysis.netray.id.

Melacak Isu Normalisasi Sungai Ciliwung, dari Antisipasi Banjir hingga Mafia Tanah

Wacana banjir akan selalu menjadi konsumsi wajib setiap memasuki musim penghujan bagi sejumlah daerah di Indonesia. Kondisi iklim dengan curah hujan yang sangat tinggi membuat daerah-daerah ini secara alami tak mampu menampung seluruh volume air yang turun ke tanah. Apalagi jika daerah tersebut dihuni manusia dan tidak memiliki sistem penanggulangan bencana banjir secara komprehensif. Dan daerah yang paling sering disoroti terkait kondisi ini adalah cekungan (basin) Jakarta. Kondisi geografis wilayah ibukota negara ini menjadikannya dilalui sejumlah sungai berukuran sedang. Salah satu yang paling banyak mendapat perhatian adalah Sungai Ciliwung. Sungai ini kala meluap karena hujan kerap membanjiri wilayah di sekitarnya.

Berbagai macam proyek untuk meningkatkan kualitas penampungan air di sepanjang Sungai Ciliwung sudah dilakukan pemerintah DKI Jakarta. Yang paling sering didengar adalah proyek normalisasi, yaitu menyediakan alur sungai dengan kapasitas yang mencukupi saat debit aliran air meningkat, semisal saat hujan lebat. Bahkan proyek semacam ini sudah dilakukan sejak pemerintahan Hindia Belanda dibawah kepemimpinan Gubernur J.P. Coen. Terakhir kali, Ciliwung dinormalisasi pada tahun 2017, yakni pada masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

gbr 1
Data statistik pemantauan media massa daring (sumber: Dashboard Netray)

Melalui pemantauan Netray Media Monitoring selama bulan September 2017, wacana terkait normalisasi Ciliwung sempat ramai diberitakan oleh media massa. Netray menemukan 127 artikel telah diterbitkan oleh 47 media massa daring dalam periode pemantauan (lih. gbr 1). Artikel-artikel ini sebagian besar ditulis dalam sudut pandang pemerintahan dan bencana. Sedangkan puncak pemberitaan terjadi pada tanggal 20 September 2021 (lih. gbr 2). Mengapa topik normalisasi Ciliwung kembali meningkat akhir-akhir ini? Netray mencoba untuk menganalisis wacana tersebut pada bab di bawah ini.

ciliwung
gbr 2
Persebaran berita dengan kata kunci (sumber: Dashboard Netray)

Spektrum Isu dalam Wacana Normalisasi Sungai Ciliwung

Guna menjawab pertanyaan di atas, Netray menelisik seperti apa wacana yang berkembang pada saat kuantitas artikel mencapai jumlah tertinggi pada 20 September silam. Dari grafik Top Words dapat dilihat bahwa wacana normalisasi Ciliwung berhubungan erat dengan kata rusun, pasar, rumput, dan jokowi. Setelah dilakukan penelusuran, terpantau bahwa Presiden Joko Widodo pada saat itu meresmikan rumah susun baru di wilayah Pasar Rumput. Rusun tersebut rencananya dapat dimanfaatkan oleh penduduk Jakarta yang terdampak relokasi proyek normalisasi Sungai Ciliwung.

gbr 3
Term yang paling kerap muncul dalam pemberitaan media massa (sumber: Dashboard Netray)
gbr 4
Presiden Joko Widodo meresmikan rusun Pasar Rumput (sumber: Dashboard Netray)

Tidak disebutkan kapan proyek melancarkan arus air ini akan kembali dikerjakan setelah dihentikan oleh Gubernur Anies Baswedan pada tahun 2018. Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta sempat menyebutkan bahwa proyek ini terkendala karena komunikasi antara Pemerintah Pusat, melalui Kementerian PUPR, dinilai cukup buruk. Selain itu sejumlah masalah juga ikut andil dalam masalah penundaan ini. Seperti adanya kasus mafia tanah yang berujung pada sengketa lahan, serta hantaman pandemi Covid-19.

gbr 5
Komunikasi buruk penyebab mandeknya normalisasi sungai (sumber: Dashboard Netray)
gbr 6
Masalah makelar tanah dalam proses pembebasan lahan (sumber: Dashboard Netray)

Keberadaan mafia tanah di sekitar upaya pembebasan lahan ini cukup banyak menyita perhatian publik. Dari pemantauan persebaran pemberitaan di grafik Peak Time, isu mafia tanah banyak dibahas pada periode di dalam kotak merah di bawah ini. Isu ini terlihat banyak memberikan sentimen negatif terhadap kata kunci pemantauan. Meskipun dari grafik Sentiment Trend tampak bahwa sentimen positif lebih mendominasi pemberitaan normalisasi Sungai Ciliwung. Kemungkinan karena belum banyak media massa yang mempermasalahkan keterlambatan proyek dan ancaman bencana banjir yang kerap menyumbang sentimen negatif.

gbr 7
Berita mafia makelar tanah pembebasan lahan normalisasi sungai (sumber: Dashboard Netray)
gbr 8
Tren sentimen atas wacana normalisasi Ciliwung (sumber: Dashboard Netray)

Meski proyek ini dihentikan oleh Gubernur Anies, namun bukan berarti proyek normalisasi Ciliwung ini mandek total. Sejumlah upaya masih dilakukan pemerintah dan terekam dalam pemberitaan media massa dalam sebulan periode pemantauan. Selain mengurai benang kusut mafia tanah seperti yang sudah disebutkan di atas tadi, pemerintah telah menyiapkan hunian yang layak untuk warga terdampak normalisasi. Pemda DKI Jakarta sendiri telah menganggarkan dana sebesar Rp1 miliar untuk menormalisasi sejumlah sungai dan waduk di wilayah tersebut.

Penutup

Pembaca mungkin sudah bisa melihat apa saja isu yang berkembang di sekitar wacana normalisasi Sungai Ciliwung meski hanya dalam waktu sebulan pemantauan. Mulai dari penghentian proyek, mafia tanah, hingga rencana pemerintah untuk melanjutkan rencana tersebut. Bagaimanapun juga bencana banjir masih mengancam wilayah DKI Jakarta hingga saat ini. Tentu dibutuhkan kerja ekstra dari pemerintah guna mengurangi dampak bencana jika memang tidak bisa mengurai masalah hingga ke sumbernya.

Melihat Eksistensi Sekte Satanic dari Kacamata Netizen; Sejauh Mana Dikenal?

Satanic atau Satanisme belakangan ini berhasil mencuri perhatian publik. Aliran satanic pertama kali muncul serta booming di media karena pernyataan dari Mongol Stres dalam Podcastnya dengan Deddy Corbuzier yang tayang di Youtube pada 1 Juli 2021. Mongol menuturkan bahwa ia pernah bergabung menjadi anggota sekte satanic sejak usia belasan tahun dan kini telah keluar dari aliran tersebut. Sontak podcast yang mendapat view 18 juta kali itu diberondong oleh netizen yang penasaran dengan pengalaman Mongol dan eksistensi sekte satanic.

Sebelumnya keberadaan sekte satanic telah didokumentasikan melalui film dokumenter garapan Magnolia pictures tahun 2019 di Amerika Serikat. Film yang berjudul Hail Satan tersebut menceritakan sisi lain kaum The Satanic Temple dengan mengulas aliran satanisme. Dilansir dari Tirto.id para penganut TST justru tidak mempercayai hal-hal supranatural termasuk adanya setan itu sendiri. The Satanic Temple berfungsi sebagai organisasi advokasi yang mewadahi isu kebebasan beragama, berekspresi, dan pemisahan antara negara dan agama di Amerika Serikat. 

Film Dokumenter Hail Satan
Sumber: Tirto.id

Meski demikian setelah perilisan film dokumenter tersebut, TST mengklaim bahwa organisasi satanic berkembang pesat dan mengalami pertambahan anggota mencapai tiga ratus ribu pada tahun 2021. Hal itu berbanding jauh dengan perkembangan satanic di Indonesia. Keberadaan sekte satanic di Indonesia masih bergerak ‘underground’. Sampai saat ini belum ada penelitian yang mengungkapkan eksistensi satanic di Indonesia. Oleh karena itu, menjadi wajar apabila banyak netizen yang kemudian penasaran dengan sekte tersebut setelah mendengar pengalaman dari Mongol. Sebenarnya apa sih arti dari aliran satanisme ini? Dan seperti apa sejarah perkembangan aliran tersebut? 

Mengutip Wikipedia, satanisme dapat diartikan sebagai penyembahan setan. Menjadikan setan sebagai pemimpin, pembimbing dan Tuhan. Aliran ini menolak semua agama beserta nilai-nilai keagamaan dan melaksanakan hal-hal yang dianggap berdosa oleh agama. Aliran ini telah ada sejak zaman Mesir Kuno, Yunani Kuno, abad pertengahan hingga hari ini. Kemudian sekitar tahun 1880, Prancis, Jerman, Inggris serta berbagai negara di benua Eropa dan Amerika mengatur aliran satanisme dalam bentuk perkumpulan yang tersebar di kalangan orang yang mencari keyakinan dan agama lain. Kegiatan yang dilakukan satanisme berupa pengorbanan anak dan orang dewasa kepada setan, perayaan misa hitam, serta upacara penyembahan satanic tradisional lainnya yang telah diwariskan diam-diam secara turun temurun. 

Sekilas Eksistensi Satanic di Indonesia 

Di Indonesia perbincangan aliran satanisme belum sepopuler seperti di negara-negara benua Eropa maupun Amerika. Membahas pemujaan kepada setan, tidak jauh dari upacara pengorbanan, ritual penyembahan, pakaian identik dengan jubah hitam, dan masih banyak lagi ritual upacara lainnya. Selain itu gambaran masyarakat tentang satanisme dan ritual pemujaan setan banyak dipengaruhi oleh film-film horor, media hiburan, media sosial dan media massa. Hal tersebut akhirnya membentuk stereotip masyarakat terkait ajaran satanic. Namun apabila dikaji lebih dalam, apakah aliran satanisme seperti gambaran yang dibentuk oleh berbagai platform media tersebut? Bagaimana pendapat netizen tentang aliran ini? 

Statistik Perbincangan Satanic

Netray melakukan pemantauan selama sebulan dengan periode pada 1 September-1 Oktober 2021. Hasilnya perbincangan satanic oleh netizen Indonesia hanya mendulang sebanyak 200 tweets dengan dominasi opini bersentimen negatif. Angka impresi yang diperoleh seperti gambar di atas, memperlihatkan bahwa perbincangan satanic di Indonesia belum begitu populer dan bergerak secara tertutup seperti pernyataan Mongol.

Top Word Topik Satanic

Pernyataan Mongol agaknya menjadi pemantik perbincangan netizen tentang seluk beluk ajaran satanic. Hal itu terlihat dari Top Words di atas, terdapat kata sekte, satanic, dan mongol dengan ukuran lebih besar daripada kata lain disekitarnya. Berikut beberapa contoh tweet netizen yang membahas satanic karena cerita Mongol. 

Gambar Tweet Warganet karena Mongol

Setelah pernyataan tersebut booming di platform digital, tidak sedikit netizen yang semakin tertarik untuk mengenal dan mempelajari satanic. Oleh karena itu, sebagai masyarakat awam yang belum mengerti apa itu gereja setan, satanic, demonic angel, lucifer, dan lain-lain, tentu menimbulkan perspektif sudut pandang yang lain seperti tweet yang diungkapkan oleh akun @yameetteeee.

Opini Netizen tentang Sekte Satanic

Selain opini yang merasa penasaran dengan satanic, terdapat pula tweet opini netizen yang mengaku sudah mengerti tentang aliran satanic. Berikut beberapa opini netizen tentang ajaran satanic yang memberikan keuntungan berupa uang bagi setiap anggotanya. Contoh tweet dapat dilihat pada gambar bagian 1.

Gambar bagian 1

Kemudian pendapat netizen bernada negatif yakni menilai setiap ritual pemujaan satanisme selalu menggunakan darah. Dengan dalih menawarkan kemewahan, kesenangan dan kebebasan, satanisme berhasil merekrut remaja-remaja yang tengah mengalami krisis kepercayaan terhadap agama. Berikut contoh tweet dapat dilihat pada gambar bagian 2.

Gambar bagian 2

Menurut Fowler (Cremers, 1995) dalam jurnal penelitian UII, sistem kepercayaan yang ada pada remaja mencerminkan pola kepercayaan masyarakat pada umumnya, namun kesadaran kritisnya menjadikan para remaja melakukan kritik atas ajaran-ajaran yang diberikan oleh lembaga keagamaan. Meski demikian, kesadaran diri dan refleksi remaja belum memainkan peranan yang berarti karena adanya keterbatasan dalam penggunaan daya refleksinya. Sebenarnya seperti apa sih gambaran demografi masyarakat Indonesia tentang aliran kepercayaan? 

Demografi Penduduk yang Menganut Aliran Kepercayaan 

Melansir grafik Katadata.co.id dan data Dukcapil Kemendagri pada Juni 2021 terdapat 102.508 penduduk Indonesia yang menganut aliran kepercayaan. Apabila dilihat dari grafik di atas, Nusa Tenggara Timur memiliki jumlah penduduk paling banyak yang menganut aliran kepercayaan. Aliran kepercayaan tersebut telah ada sebelum enam agama resmi yang diakui pemerintah Indonesia. Dalam artikel Databoks tersebut menyebutkan bahwa demografi penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam sebanyak 86,87%. Penduduk yang beragama Kristen sebanyak 7,49%, beragama Katolik 3,09%, menganut Hindu sebanyak 1,71%, beragama Budha 0,75% dan sekitar 0,03% menganut agama Khonghucu. Artinya sebanyak 0,05% sisa penduduk Indonesia tidak menganut enam agama resmi tersebut. Hal ini dapat dikatakan bahwa sebanyak 0,05% masyarakat berada dalam fase krisis kepercayaan, menganut aliran kepercayaan lain atau agama lain. 

Akun Populer Topik Satanic 

Beberapa akun yang tertera dalam jajaran Top Akun by Populer di atas adalah akun-akun yang paling sering memperbincangkan satanic di Twitter. Akun @RefublikAteis menempati urutan pertama sebagai akun yang paling aktif berpendapat dan melakukan interaksi terkait tweet bahasan sekte satanic dengan netizen lain. 

Penutup

Pernyataan Mongol tentang satanic membuat ajaran tersebut banyak dibahas oleh netizen dan berbagai platform media digital. Berdasarkan data yang telah diulas dan juga opini netizen, hampir sebagian besar mengungkapkan bahwa satanisme identik dengan ritual pengorbanan. Keberadaan aliran satanisme dapat disebut sebagai media hiburan, yakni esensinya sama-sama berupa kenikmatan duniawi. Satanisme menuntun manusia pada kebebasan, mewajarkan hedonisme, dan mengedepankan hasrat. Aliran satanic ini mempercayai bahwa kodrat manusia memiliki nafsu dan sangat disesalkan apabila dalam mencapai pemuasan nafsu terdapat hal lain yang menahannya. Demikian analisis Netray.

Tren Artis Indo Mejeng di Billboard Times Square New York

Beberapa waktu belakangan Billboard Times Square New York tengah ramai menjadi perbincangan netizen Indonesia. Bukan tanpa sebab, hal ini berkaitan dengan beberapa artis Indonesia yang berhasil mejeng di persimpangan kawasan penting kota New York itu. Layaknya papan reklame, deretan gedung tinggi di kawasan tersebut pun menampilkan berbagai artis-artis kelas atas dan internasional yang mengiklankan baik acara, maupun produk mereka. Namun bagi sebagian netizen Indonesia ini seolah menjadi kebanggaan tersendiri. Tren mejeng di Billboard Times Square membuat seolah para artis tanah air tersebut mampu menembus pasar Internasional. Lalu, apakah netizen menanggapi hal ini dengan serupa?

billboard times square
Intensitas Perbincangan Netizen
Grafik Sentimen Topik Billboard

Netray memantau perbincangan netizen Twitter terkait tren Billboard Times Square sejak 21 September 2021 sampai dengan 30 September 2021. Melalui grafik di atas tampak sebaran laju perbincangan netizen dan indeks sentimen negatif yang justru mendominasi topik ini. Mengapa demikian? Bukankah Mejeng di Billboard Times Square merupakan hal yang patut dibanggakan?

Statistics Report Twitter: Billboard Times Square

Netray menggunakan kata kunci, artis indo && billboard, artis && times square, dan overproud untuk dapat menjaring perbincangan netizen terkait topik ini. Hasilnya, selama periode pantauan Netray perbincangan netizen terkait topik ini mencapai 2,444 total tweets dengan jumlah impresi mencapai 6,7 juta dan menjangkau 4.3 juta pengguna akun Twitter.

Mulai dari musisi, aktor, hingga model Indonesia tampak terpajang di baliho versi elegan kawasan penting di New York tersebut. Dikutip melalui laman fimela.com setidaknya terdapat 17 artis Indonesia yang pernah terpampang di Billboard Times Square New York. Beberapa diantaranya, Maudy Ayunda, Luna Maya, Gading Martin, Raisa, Weird Genius, Nadin Amizah, dan lain sebagainya. Wajah-wajah yang berhasil terpampang tersebut bukan tanpa alasan, seperti halnya baliho pada umumnya Billboard Times Square tersebut juga mengisyaratkan promosi suatu brand atau produk.

Dilansir melalui laman mojok.co khusus untuk Raisa, Nadin Amizah, dan Maudy Ayunda foto mereka bahkan terpajang di gedung Times Tower setinggi 25 lantai. Tarif pemasangan/Pasang billboard di sana yaitu sekitar 5.000 sampai 50.000 dollar AS atau kisaran Rp71 juta – Rp710 juta rupiah, tergantung berapa lama baliho raksasa tersebut terpasang. Hal ini tentu saja mendapat apresiasi dari masyarakat Indonesia yang turut bangga para penyanyi yang memiliki bakat tersebut berhasil menembus iklan berskala internasional. Namun mengapa belakangan tren ini justru mendapat tanggapan yang cukup sinis dari netizen hingga didominasi oleh sentimen negatif?

Top Words Topik Tren Billboard Times Square

Berdasarkan penelusuran Netray melalui beberapa kata kunci yang digunakan untuk menjaring percakapan netizen terkait topik ini justru didominasi oleh istilah overproud. Mengapa istilah ini justru mendominasi topik perbincangan tren artis Indonesia mejeng di Billboard Times Square?

Dari MS Glow Hingga Erigo Mejeng di Billboard Times Square, Netizen; Overproud

Dikutip melalui mojok.co Awalnya, di tahun 2019, orang-orang sempat kaget melihat musisi Timur Tengah Amr Diab tiba-tiba muncul di billboard Times Square. Wissam Khodur tim Spotify Dubai, pernah mengatakan pada media bahwa ini memang hasil kerjanya. Dia memilih musisi potensial yang sekiranya bisa go internasional dengan beberapa kriteria tertentu. Tujuan Khodur jelas, Ia ingin menciptakan momen membanggakan buat musisi lokal agar tampil di muka internasional.  Rumus ini akhirnya nggak hanya diterapkan di Timur Tengah, negara-negara kecil kayak Indonesia juga punya kesempatan secara bergantian untuk menampilkan musisi lokal.

Kini kesempatan tersebut juga turut diikuti oleh berbagai brand lokal Indonesia lainnya, seperti Erigo dan MS Glow yang juga turut memajang iklan mereka di Billboard Times Square tersebut. Menanggapi momen hal ini netizen justru banyak mengomentari dengan istilah overproud yang berarti membanggakan sesuatu atau seseorang secara berlebihan.

Agaknya sebagian Netizen menilai bahwa overproud merupakan stigma masyarakat Indonesia yang terbiasa takjub dan bangga akan produk atau seseorang yang populer di kancah Internasional. Hal ini dapat menjadi perhatian dan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Fenomena inilah yang ditangkap oleh para marketing untuk dapat membuat brand mereka semakin diminati oleh masyarakat seperti halnya yang disampaikan oleh akun @AgusMagelangan yang menilai brand Erigo dan MS Glow berhasil memanfaatkan overproud publik Indonesia.

Sebagai wilayah yang luasnya hanya 0,1 persen dari keseluruhan wilayah kota New York, Times Square justru mampu menghasilkan uang hingga 10 persen dari total penghasilan di sana. Hal ini disebabkan Times Square memiliki 238 billboard yang mampu menghasilkan pendapatan hingga Rp 3 juta dollar atau Rp42 miliar tiap bulannya.

Dikutip melalui salah satu artikel mudanesia.com sebanyak 380.000 orang berjalan kaki setiap harinya di Times Square. Artinya dalam sebulan ada 11,4 juta orang lalu-lalang. Sebanyak 47 persen diantaranya mengunggah kegiatan mereka di tempat tersebut ke media sosial. Hasilnya, iklan yang dipasang di Times Square bisa mendapat impresi dari 1,5 juta orang tiap harinya. Akibatnya, gambar-gambar yang beriklan di Times Square menjadi pembicaraan masyarakat. Semakin banyak dibicarakan, brand mereka semakin dikenal.

Sayangnya, tren artis dan brand Indo mejeng di Billboard Times Square kini justru mendapat respon negatif dari netizen bahkan dinilai norak. Mereka menilai semua orang dapat menyewa baliho elegan tersebut asal dapat membayar harga yang mahal. Hal ini serupa dengan opini yang ditangkap melalui salah satu artikel mojok.co yang khawatir kalau kebanyakan artis muncul di Times Square, momen bangganya tiba-tiba luntur. Berasa dikit-dikit Times Square. Unsur “mengiklankan” wajah asing agar bisa dikenali justru menjadi tidak efektif.

Demikian hasil analisis Netray terkait tren Billboard Times Square New York yang belakangan tengah marak dan menjadi ajang bergengsi di Indonesia. Namun sayangnya, justru kini mendapat tanggapan sinis netizen hingga topik ini didominasi oleh sentimen negatif. Simak hasil analisis Netray lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Soal Susu Kental Manis yang Tidak Boleh Diseduh

Beberapa waktu lalu, Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan instruksi tentang kesalahan dalam penyajian susu kental manis. BPOM tidak memperbolehkan susu kental manis disajikan dengan cara diseduh, apalagi digunakan sebagai pengganti susu formula atau ASI. Instruksi tersebut tertuang dalam regulasi Badan POM nomor 31 tahun 2018 tentang label pangan olahan. Netray tertarik untuk mengulas keramaian warganet terkait instruksi BPOM dan melihat merek susu kental manis apa saja yang paling banyak diperbincangkan. Simak infografik berikut.

  • Instruksi BPOM terkait Susu Kental Manis

Dikutip dari CNN Indonesia dalam penuturan ahli gizi rumah sakit Mayapada, Kuningan, Ika Setiyani, cara penyajian tersebut hanya membedakan jumlah asupan dan kadar gizinya. Susu kental manis dengan cara diseduh lebih banyak mengandung gula dan dinilai membahayakan. Berbanding jauh jumlah kandungan gulanya apabila susu kental manis hanya digunakan sebagai topping makanan.

Tweet pertama yang memantik diskusi warganet berasal dari akun @AREAJULID. Akun tersebut melemparkan pertanyaan retoris terkait instruksi BPOM yang melarang susu kental manis dikonsumsi dengan cara diseduh. Hal tersebut lantas mendapat respons dari warganet lain yang berasumsi bahwa kental manis bukanlah susu atau pengganti susu sehingga memang penyajiannya tidak diseduh melainkan sebagai bahan pelengkap.

Nah, penasaran gak sih, merek susu kental manis apa saja yang pilihan warganet dan paling banyak diperbincangkan? 

Frisian Flag Kental Manis

Varian susu kental manis dari Frisian Flag banyak disukai warganet karena susunya yang penuh krim dan rasanya manis sekali. Tetapi untuk yang tidak begitu menyukai manis sih akan berpendapat enek ‘terlalu manis’.

Indomilk Kental Manis

Rasa coklat dari Indomilk kental manis menjadi primadona warganet karena coklatnya yang manis cocok dipadupadankan dengan roti tawar. Sayangnya masih ada beberapa warganet yang baru mengetahui merek Indomilk ini.

Selain itu terdapat pula beberapa merek lain yang juga turut menjadi perbincangan warganet meskipun intensitas perbincangannya tidak sebanyak kedua merek di atas. Merek-merek tersebut yakni Dairy Champ dan Nestle Carnation. Keberadaannya di pasaran terbilang sudah cukup lama hanya saja warganet tidak ramai memperbincangkan dalam platform media sosial Twitter. Berikut beberapa contoh tweet seputar Kental Manis Dairy Champ dan Nestle Carnation. 

Penutup 

Nah, kamu sekalian penikmat merek kental manis yang mana nih? Terus masih minum susu kental manis dengan diseduh atau cuman mau dijadikan topping pemanis camilan aja ya setelah dengar instruksi dari BPOM? tulis pendapat kamu di kolom komentar ya 🙂 

Ancaman Limbah Medis Menjadi PR Besar

Kuartal III-2021 sepertinya belum memberikan angin segar bagi Indonesia di masa pandemi ini. Penambahan kasus Covid-19 masih menghantui mesti program vaksinasi gencar digalakkan pemerintah. Seperti data dari covid.go.id per 28 September 2021 penambahan jumlah terkonfirmasi dalam sehari mencapai 2.057 kasus dan kematian bertambah 124 kasus. Hal ini menandakan pandemi belum juga berakhir dan masih menjadi momok bagi Indonesia. Pandemi yang berkepanjangan ini tentu saja juga memberikan pengaruh untuk berbagai sektor, salah satunya ialah lingkungan hidup.

Salah satu pencemaran lingkungan yang disajikan olek Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia ialah terkait Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang ada di wilayah Indonesia. ISPU merupakan gambaran kondisi mutu udara ambien di lokasi tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika, dan makhluk hidup lainnya. Dari data di bawah ini terlihat nilai ISPU di wilayah Jakarta Timur hampir memasuki kategori tidak sehat.

gambar diambil dari menlhk.go.id

Lalu seperti apa gambaran pencemaran lingkungan lainnya yang diberitakan oleh media massa dalam satu bulan ini? Dan benarkah isu sampah medis mulai membanjiri dan mengancam kelestarian lingkungan dan keberlangsungan hidup manusia? Berikut pantauan Media Montoring Netray.

Pencemaran Lingkungan dalam Media Massa

Dengan menggunakan kata kunci sampah && meningkat dan pencemaran lingkungan, Netray ingin melihat seberapa besar andil media dalam memberikan informasi terkait hal ini. Dalam periode pemantauan 1-29 September 2021 ditemukan sebanyak 553 artikel yang membahas topik tersebut. Pemberitaan pencemaran lingkungan ini telah digencarkan oleh 96 media dengan dominasi kategori berita, yakni Kesehatan dan Pemerintahan. Meski mengalami pasang surut, berita tentang pencemaran lingkungan ini ternyata terus digaungkan oleh media dalam sepekan ini. Hal ini dapat kita lihat dalam grafik Peak Time dari pantauan Netray.

statistik topik pencemaran lingkungan
dalam pantauan Netray

Meski frasa pencemaran lingkungan memiliki konotasi negatif, lantas mengapa topik ini didominasi oleh berita positif? Selama periode pemantauan Netray tidak hanya menemukan pemberitaan tentang peningkatan ataupun bahaya pencemaran lingkungan. Akan tetapi, media pun terus menerus memberitakan berita terkait upaya dan penanganan dari beberapa pihak. Seperti apa pemberitaan-pemberitaan tersebut? Berikut ulasan selengkapnya.

Limbah Medis; PR Besar Pemerintah

Sampah plastik dan rumah tangga merupakan salah satu komponen penyumbang pencemaran lingkungan. Namun, yang menjadi PR tambahan masyarakat dan pemerintah di masa pandemi ini bukanlah kedua hal tersebut, melainkan sampah medis yang diklaim menjadi penyumbang terbesar dalam pencemaran lingkungan. Isu ini juga getol diberitakan oleh media massa. Terlihat dari Word Cloud Netray, masker dan medis menjadi kosakata dominan dalam pantauan topik ini.

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyebutkan bahwa Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) atau limbah medis meningkat hingga 200 persen sejak Juni 2021. Kepala Seksi Pengelolaan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Rosa Ambarsari menjelaskan kenaikan limbah medis tersebut terjadi ketika DKI Jakarta dilanda gelombang Covid-19 kedua pada Juni lalu. Selain itu, sampah vaksin seperti jarum suntik pun semakin meningkat lantaran kala itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga tengah gencar menjalankan program vaksinasi massal. Hingga saat ini Pemprov DKI pun masih berjibaku mengatasi permasalahan ini agar tidak berbahaya bagi lingkungan.

Artikel diambil pada dashboard Netray

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menjabarkan bahwa limbah medis Covid-19 hingga tanggal 27 Juli 2021 mencapai total 18.460 ton. Limbah tersebut berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan, rumah sakit darurat, wisma tempat isolasi dan karantina mandiri, uji deteksi, maupun vaksinasi. Limbah ini terdiri atas infus bekas, masker, vial vaksin, jarum suntik, face shield, perban, hazmat, APD, pakaian medis, sarung tangan, alat PCR Antigen, hingga alkohol pembersih swab. Menteri LHK juga mencatat adanya peningkatan yang terjadi di beberapa provinsi selama periode 9 Maret 2020 hingga tanggal 27 Juli 2021. Bahkan di Jawa Barat dalam rentang waktu tersebut limbah B3 medis meningkat dari 74,03 ton pada 9 Maret 2020, menjadi 836,975 ton pada 27 Juli 2021.

Kabar terbaru terkait jumlah limbah medis ini juga disiarkan oleh Media Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat terdapat 19.707 ton sampah medis yang dihasilkan dari fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, tempat isolasi terpusat, tempat testing Covid-19, dan tempat vaksin sejak awal pandemi hingga Agustus 2021. Dengan kata lain, limbah medis yang dihasilkan dari rumah sakit mengalami peningkatan hingga 30% per hari. Pada acara International Conference of Indonesia Forestry Researchers (INAFOR) ke-6, Direktur Evaluasi Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 KLHK Sinta Saptarina Soemiarno mengatakan bahwa saat ini pemerintah telah menyediakan pengolahan sampah sebanyak 20 tempat yang tersebar di sejumlah provinsi yakni Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Sulawesi, Kalimantan, dan Kepulauan Riau. Namun, pengadaan ini belum lah merata di seluruh Indonesia sehingga hal ini pun menjadi PR besar bagi pemerintah.

Penanganan Limbah Medis

Berdasarkan hasil rapat terbatas tentang pengelolaan limbah B3 medis Covid-19 yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo pemerintah telah menggelontorkan dana yang diproyeksikan sebesar Rp1,3 triliun. Berdasarkan jumlah anggaran ini Presiden meminta jajarannya untuk memberikan perhatian kepada pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) medis Covid-19 secara sistematis. Selanjutnya dalam  Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Percepatan Penanganan Limbah B3 Medis Covid-19 (Senin, 2/08/2021) Menteri Luhut menyampaikan untuk kondisi darurat terkait sampah medis ini, pemerintah akan bekerja sama dengan pabrik semen yang tersebar di berbagai wilayah. Hal ini dimaksudkan untuk dapat membantu pemusnahan limbah B3 medis mengingat tungku pembakaran/kiln semen bisa mencapai suhu diatas 1.200 derajat celcius.

Pemberitaan terkait penanganan limbah medis ini juga gencar disuarakan media. Hal ini bertujuan agar publik mengetahui seperti apa penanganan yang akan atau telah dilakukan oleh pemerintah. Penanganan ini pun tentu saja menjadi tantangan baru bagi pemerintah dalam memberikan solusi terbaiknya. Dikutip dari Mongabay, menurut Head of Program Greeneration Foundation Fahrian Yovantra tantangan tata kelola limbah B3 di Indonesia dapat elaborasi melalui lima framework pengelolaan sampah yakni, kelembagaan, pembiayaan, regulasi, teknis operasional, dan partisipasi masyarakat.

hasil pantauan topik pencemaran lingkungan
artikel diambil pada dashboard Netray

Dari pemberitaan terkait topik ini siapa saja entitas yang paling banyak disoroti media? DKI Jakarta yang merupakan sentra kasus Covid-19 menjadikan Gubernur Anies Baswedan sebagai tokoh yang paling utama disoroti media. Selain terkait pemberitaan limbah medis, Anies menjadi tokoh utama dalam topik gugatan polusi udara. Hal ini juga dapat kita lihat dari beberapa nama entitas yang terkait, seperti Elisa Sutanudjaja yang merupakan salah satu penggugat dan Saifuddin Zuhri selaku Ketua Majelis Hakim penanganan kasus ini. Entitas lain yang menjadi pusat pemberitaan ialah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai jajaran tertinggi yang memiliki tanggung jawab terbesar dalam permasalan ini.

data diiambil dari dashboar Netray

Kebersihan dan kelestarian lingkungan bukanlah tanggung jawab pemerintah semata. Namun, sebagai warga negara kita juga memiliku andil dalam penanganannya. Bijak dalam memilah dan mengelola juga merupakan salah satu upaya penanganan yang dapat kita lakukan. Permasalahan limbah medis, seperti halnya pembuangan masker bekas pakai sepatutnya dapat kita kelola dengan benar. Sedikit aksi tersebut akan berdampak besar bagi Indonesia jika kita semua awas akan ancaman yang dapat ditimbulkannya.

Demikian hasil pantauan Media Monitoring Netray terkait isu pencemaran lingkungan, yakni limbah medis. Simak ulasan isu terkini lainnya hanya di https://analysis.netray.id/

Dugaan Kepemilikan Tambang di Papua, Aktivis Kontras Berseteru dengan Luhut

0

Salah satu akar konflik di bumi Papua adalah penguasaan hajat hidup orang banyak dalam rupa industri ekstraktif. Papua selama ini dipandang sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya alam. Kekayaan tersebut dikeruk oleh para pemilik modal besar. Akan tetapi, masyarakat Papua hampir tidak mendapat benefit dari keberadaan aktivitas ekonomi tersebut. Bahkan pada taraf tertentu, mereka tersingkir dari wilayah sendiri sehingga melahirkan perlawanan yang kerap berujung pada kekerasan dan konflik. 

Wajar apabila pembicaraan tentang Papua selalu menjadi topik yang sensitif bagi sejumlah orang. Tak terkecuali untuk Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Pihaknya dikabarkan melayangkan gugatan untuk dua orang aktivis bernama Haris Azhar, pendiri Lokataru, serta koordinator Kontras Fatia Maulidiyanti. Haris dan Fatia diketahui membuat sebuah diskusi yang menyebutkan bahwa Luhut terlibat dalam bisnis tambang di Papua. Diskusi tersebut direkam dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube milik Haris pada tanggal 20 Agustus 2021.

luhut
gbr 1
Luhut laporkan Haris Fatia. Sumber: Dashboard Netray

Gugatan ini menjadi yang pertama bagi Menteri Luhut meski ia kerap menjadi target celaan, kebencian, hingga ujaran yang menyudutkan. UU ITE menjadi senjata Luhut untuk mensomasi Haris dan Fatia agar mereka meminta maaf. Selain itu, Luhut juga melayangkan gugatan perdata dengan tuntutan ganti rugi Rp 100 miliar. Uang sebanyak itu rencananya akan Luhut kembalikan ke masyarakat Papua. Mungkin hal ini bisa dibaca sebagai sebuah gestur untuk merestorasi nama baiknya. Akan tetapi, Haris dan Fatia diberitakan tidak menggubris gugatan dari Menteri Luhut.

Memantau Perbincangan Warganet Twitter

Dengan memanfaatkan kata kunci luhut dan haris, Media Monitoring Netray ingin menangkap perbincangan warganet Twitter selama periode 21 September hingga 27 September 2021. Akan tetapi, hasilnya seakan tidak banyak tweet dengan kata kunci yang membentuk ruang-ruang perbincangan. Meski ditemukan 3.676 tweet yang mengandung kata kunci, persebaran tweet tampak tidak cukup merata (lih. gbr 2). Bahkan sejak Menteri Luhut mengirimkan gugatan melalui Polda Metro pada tanggal 22 September 2021, puncak waktu perbincangan justru terjadi di akhir periode pemantauan.

gbr 2
Jumlah tweet dengan kata kunci. Sumber: Dashboard Netray

Alasan yang kedua adalah jumlah tweet dengan sentimen netral yang tampak lebih mendominasi hasil pemantauan. Dari data yang ditampilkan Netray, tweet dengan sentimen negatif dan positif hanya berjumlah 1.374 dan 98 buah saja (lih. gbr 3). Sehingga terdapat 2.204 yang memiliki sentimen netral. Biasanya tweet dengan sentimen ini kerap berupa tweet dari akun media massa yang berisi tautan berita. Untuk membuktikannya, Netray akan menelisik grafik Top Accounts yang berisi 10 akun teratas yang memperoleh impresi tertinggi (lih. gbr 4).

gbr 3
Sentimen tweet warganet. Sumber: Dashboard Netray
gbr 4
Akun terbanyak mendapatkan impresi. Sumber: Dashboard Netray

Akun media massa Tempo di @tempodotco menempati posisi teratas dengan mengumpulkan impresi sebanyak 22.632 kali interaksi. Angka ini berbeda cukup jauh dengan posisi kedua, yakni akun pribadi @PutraWadapi yang mengumpulkan impresi sebesar 9.308 kali. Disusul oleh akun @FerdinandHaean3, @bachrum_achmadi, dan @maspiyuaja. Untuk angkanya bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Yang menjadi catatan Netray adalah hanya tweet dari akun @bachrum_achmadi yang memiliki muatan sentimen, yakni sentimen negatif.

gbr 5
Contoh tweet akun @tempodotco. Sumber: Dashboard Netray
gbr 6
Contoh tweet akun @tempodotco. Sumber: Dashboard Netray
gbr 7
Contoh tweet akun @PutraWadapi. Sumber: Dashboard Netray
gbr 8
Contoh tweet akun @FerdinandHaean3. Sumber: Dashboard Netray
gbr 9
Contoh tweet akun @maspiyuaja. Sumber: Dashboard Netray
gbr 10
Contoh tweet akun @bachrum_achmadi. Sumber: Dashboard Netray

Setelah ditelusuri lebih jauh lagi, sejak akun @PutraWadapi hingga @maspiyuaja, tweet yang memuat kata kunci ternyata tidak berisi pendapat atau opini pemilik akun (lih. gbr 7, 8, dan 9). Yang tertuang adalah pesan informatif tentang kasus tersebut, persis seperti tweet dari akun media massa. Bahkan dalam tweet tersebut juga terselip tautan yang mengarah ke artikel di portal berita. Sedangkan @bachrum_achmadi menyebut bahwa gugatan Luhut hanyalah gertak sambal, pihak tergugat ia sarankan untuk tidak menanggapi upaya mediasi tersebut karena hanya akan terlihat bodoh saja (lih. gbr 10).

Catatan UU ITE

Luhut tentu tidak main-main dengan gugatan ini, mengingat ini adalah kasus UU ITE pertamanya dan besaran uang ganti rugi yang ia minta. Akan tetapi memanfaatkan undang-undang tersebut untuk mempidanakan orang bukanlah manuver yang baik. Publik sudah cukup apatis apabila mendengar seorang dengan power memanfaatkan UU ITE demi kepentingannya. Pemantauan Netray terhadap wacana revisi UU ITE sudah sangat mendesak dan harus disegerakan.

Sebuah catatan dari koalisi masyarakat sipil yang terbit pada tanggal 15 April 2021 menunjukan bahwa aturan tersebut kerap menyebabkan kriminalisasi dan bahkan membatasi akses informasi masyarakat. Sejak tahun 2016 hingga 2020, pasal-pasal karet seperti 27, 28, dan 29 UU ITE menunjukan penghukuman (conviction rate) hingga  96,8% (744 perkara) dengan tingkat pemenjaraan yang sangat tinggi mencapai 88% (676 perkara) (Policy Paper Revisi UU ITE, 2021: 1). Tentunya Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti paham terkait ancaman yaitu UU ITE akan cenderung berpihak pada penguasa.

Perkembangan Narasi Media Massa

Dengan minimnya ruang perbincangan di sosial media, Netray lantas melihat perkembangan isu ini dengan memantau pemberitaan di media massa. Netray menggunakan kata kunci yang sama dengan pemantauan linimasa Twitter dengan tambahan kata tambang. Hasilnya adalah ditemukan 783 artikel yang diterbitkan 68 total media massa daring. Sebagian besar pemberitaan, yaitu 503 artikel termasuk dalam kategori hukum. Dan sisanya terbagi lagi dalam kategori pemerintahan, politik, dan lain sebagainya (lih. gbr 11).

gbr 11
Data statistik pemantauan media massa daring. Sumber: Dashboard Netray
gbr 12
Distribusi tanggal dan kuantitas pemberitaan mengandung kata kunci. Sumber: Dashboard Netray

Apabila memantau grafik Peak Time, terlihat bahwa pada tanggal 22 September 2021 terjadi peningkatan jumlah berita yang mengandung kata kunci. Kuantitas pemberitaan lantas berkurang secara bertahap hingga akhirnya menanjak lagi pada tanggal 27 September 2021 (lih. gbr 12). Jika di awal wacana ini berkembang pemberitaan banyak didominasi upaya Luhut melaporkan Haris dan Fatia (lih. gbr 13), pada puncak pemberitaan kedua lebih banyak membahas kelanjutan kasus serta tanggapan kedua belah pihak atas anjuran upaya mediasi (lih. gbr 14).

gbr 13
Contoh laporan topik pemantauan pada tanggal 22 September 2021. Sumber: Dashboard Netray
gbr 14
Contoh laporan topik pemantuan pada tanggal 27 September 2021. Sumber: Dashboard Netray

Penutup

Kasus ini sepertinya masih jauh dari paripurna. Baik dari pihak Luhut serta pihak Haris dan Fatia merasa memiliki pendirian yang kuat terkait dugaan kepemilikan usaha tambang di Papua. Mereka menantang untuk saling membuka data yang mendukung pernyataan, jika perlu dilakukan di depan meja hijau. Netray Media Monitoring akan terus memantau kasus ini karena menyangkut nama besar dalam dunia politik dalam negeri. Termasuk konsekuensi hukum apabila gugatan Menteri Luhut mendapat pondasi yang kuat. Lantas bagaimana jika tudingan Haris dan Fatia akhirnya terbukti? Simak analisis Netray di kesempatan selanjutnya.

Kekerasan Seksual; Sebaran Data Hingga Kasus Terkini

0

Kekerasan seksual sejak lama menjadi momok menakutkan bagi semua orang. Tanpa disadari hal ini pun dapat mengancam siapa saja dan dapat terjadi di mana saja. Sayangnya, setiap tahun angka kekerasan seksual di Indonesia belum juga dapat mengalami penurunan. Korbannya pun beragam, mulai dari perempuan, anak-anak, hingga laki-laki turut mengalami berbagai macam kekerasan seksual yang tak jarang justru datang dari lingkungan terdekat para korban. Akibatnya, dampak yang dialami oleh para korban pun cukup beragam, mulai dari fisik hingga psikis yang membahayakan kesehatan mental para korban.

Lalu apakah yang dimaksud dengan kekerasan seksual? Menurut badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), kekerasan seksual dapat diartikan sebagai segala perilaku yang dilakukan dengan menyasar seksualitas atau organ seksual seseorang tanpa mendapatkan persetujuan, dan memiliki unsur paksaan atau ancaman.

Sebagai media monitoring, Netray melakukan pemantauan topik seputar kekerasan seksual yang menjadi pembahasan media pemberitaan daring sejak 29 Agustus 2021 sampai dengan 27 September 2021. Dengan menggunakan kata kunci kekerasan seksual dan pelecehan seksual, simak hasil pantauan Netray sebagai berikut.

kekerasan seksual
Hasil monitoring Netray dengan kata kunci kekerasan seksual dan pelecehan seksual

Selama periode pantauan Netray setidaknya ditemukan sebanyak 3,713 total artikel pemberitaan yang berasal dari 110 portal media pemberitaan daring. Adapun pemberitaan terkait kekerasan seksual didominasi kategori hukum dan entertaiment. Lalu mengapa selain kategori hukum, kategori entertainment justru turut mendominasi pemberitaan terkait kekerasan seksual pada periode ini?

kekerasan seksual
Peak Time 29 Agustus 2021 s.d 27 September 2021
Peak Time 06 September 2021

Berdasarkan grafik di atas tampak pemberitaan terkait kekerasan seksual muncul setiap harinya dengan kasus yang beragam. Salah satu puncaknya terjadi pada 06 September 2021 dengan jumlah pemberitaan mencapai 432 artikel. Setelah melakukan penelusuran hal tersebut berkaitan dengan bebasnya Saiful Jamil yang merupakan publik figur yang terjerat permasalahan terkait kekerasan seksual yang dilakukannya.

Gambar Peak Time 06 September 2021

Tak heran jika kemudian pada periode pantauan Netray tampak pemberitaan berkategori entertainment masuk dalam kategori yang mendominasi topik seputar kekerasan seksual. Pemberitaan terkait kontroversi bebasnya sang publik figur tersebut dapat diamati melalui salah satu artikel Netray yang berjudul Reaksi Warganet Kala KPI Biarkan Stasiun TV Nasional Undang Saiful Jamil.

Sebaran Data Kasus Kekerasan Seksual

Untuk dapat melihat dengan jelas data terkait kasus kekerasan seksual Netray menghimpun data dari berbagai sumber instansi terkait. Dilansir melalui laman lokadata.beritagar.id tampak sejumlah grafik yang menunjukkan indeks sebaran kasus kekerasan seksual yang terjadi dalam beberapa kurun waktu tertentu. Beberapa diantaranya dapat diamati pada gambar berikut.

Kekerasan seksual terhadap perempuan 2015-2019
sumber: Lokadata

Bila diamati melalui grafik kasus kekerasan seksual terhadap perempuan pada 2019 sebanyak 4.898 kasus. Jumlah tersebut tutun 11,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kekerasan seksual ini terjadi di ranah personal dan komunitas. Pada 2019, kekerasan seksual di ranah personal sebanyak 2.807 kasus dan 2.091 kasus di ranah komunitas.

Bentuk kekerasan seksual terhadap perempuan di ranah publik atau komunitas tahun 2019 sumber: Lokadata

Menurut Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2020, perkosaan merupakan jenis kekerasan seksual dengan jumlah tertinggi yang dialami di ruang publik dan komunitas, yakni 715 laporan sepanjang 2019. Istilah persetubuhan dan pencabulan masih digunakan terutama oleh Kepolisian, PN, dan lembaga layanan berbasis pemerintah, yang menggunakan dasar hukum KuHAP.

Pelaku kekerasan seksual di ranah publik atau komunitas 2019 sumber: Lokadata

Berdasarkan Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2020, pelaku kekerasan seksual terhadap perempuan sepanjang 2019 paling banyak dilakukan oleh orang tak dikenal, dengan jumlah 756 laporan. Adapun yang dimaksud dengan ranah komunitas adalah lingkungan bermasyarakat, sekolah, tempat kerja, dan sebagainya. Selain orang tak dikenal pelaku kekerasan seksual kerap kali datang dari lingkungan pertemanan, seperti halnya tampak pada urutan kedua grafik di atas. Sementara itu, kekerasan seksual terhadap perempuan menurut jenis pada tahun 2020 dapat diamati melalui grafik di bawah ini.

Kekerasan seksual perempuan menurut jenis tahun 2020, sumber: Lokadata

Pada tahun 2020 kekerasan seksual terhadap perempuan di ranah KDRt atau personal sebesar 2.806 kasus. Hal tersebut paling banyak yakni inses, kekerasan seksual yang dilakukan oleh keluarga dekat yakni sebanyak 822 kasus. Sementara, pada posisi kedua terbanyak yakni kasus perkosaan dengan 792 kasus. Lalu selain perempuan, ternyata anak-anak juga turut masuk dalam kategori rentan sebagai korban terhadap kekerasan seksual. Hal ini dapat diamati melalui laju grafik sebagai berikut.

Melalui grafik di atas Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mencatat bahwa kasus kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat. Pada 2019, ditemukan sebanyak 350 perkara. Jumlah ini meningkat 70 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menjadi cukup mengkhawatirkan mengingat jumlah kasus yang tercatat tersebut bukan merupakan jumlah yang sedikit. Untuk selengkapnya dapat diamati melalui Data Kasus Pengaduan Anak 2016 – 2020 yang Ditayangkan oleh KPAI R.N–18 Mei 2021.

Beberapa Kasus Terkini Kekerasan Seksual di Indonesia

Melihat sebaran data kasus kekerasan seksual di atas tampak sejumlah kasus memiliki intensitas tinggi, seperti inses, pemerkosaan, hingga martial rape. Pelakunya pun beragam, dan indesk kasus tertinggi pada tahun 2019 dilakukan oleh orang yang tidak dikenal dan teman. Tak hanya itu, pada tahun tersebut dosen juga tampak masuk dalam kategori pelaku kekerasan seksual di ranah publik atau komunitas pada tahun 2019. Lalu seperti apakah kasus terkini yang tengah menjadi pemberitaan media daring?

Salah satu kasus kekerasan seksual yang sempat menghebohkan jagad media beberapa waktu belakangan yakni kasus pelecehan seksual di ranah internal KPI yang kemudian menjadi viral di media sosial. Netray sempat memantau perbincangan publik terkait kasus tersebut dalam artikel berjudul Terungkapnya Pelecehan Seksual dan Bullying Di Lingkungan KPI. Selain itu, berdasarkan data pada tanggal 27 September 2021 terlihat beberapa pemberitaan terkait kasus kekerasan seksual, salah satunya yakni curhatan mahasiswi Unsri yang alami pelecehan seksual dari dosen pembimbingnya.

Berdasarkan pengamatan Netray, Suara menjadi media yang paling banyak menerbitkan artikel terkait kekerasan seksual yang mencapai 338 artikel selama periode pantauan Netray. Sementara itu, pada kategori Top Organizations tampak KPI dan Komnas HAM menjadi lembaga yang paling banyak dibahas terkait topik ini. KPI yang berada di/urutan teratas tentu berkaitan dengan kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan kantornya tersebut. Tak heran, sebab kasus tersebut cukup menggemparkan dan menjadi perhatian publik hingga saat ini.

Baik lingkungan kampus, tempat tinggal, maupun lingkungan kerja memiliki potensi untuk terjadinya kekerasan seksual. Hal ini tentu menjadi ancaman bagi siapa saja, terlepas dari gender maupun usia. Itulah sebabnya kekerasan seksual menjadi ancaman serius bagi masyarakat. Namun sayangnya pengesahan RUU PKS yang sebelumnya sempat menjadi harapan perlindungan bagi para korban kekerasan seksual justru melahirkan kekecewaan. Hal ini akibat adanya perubahan krusial seperti pada jenis-jenis tindak pidana kekerasan seksual yang akan diatur hingga jaminan hak bagi korban yang mengalami penyusutan.

Simak analisis Netray lainnya melalui https://analysis.netray.id/