DKI Jakarta kembali menerapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) setelah sebelumnya sempat menjalankan aturan PSBB Transisi selama satu bulan lebih. Namun, sepertinya penyebaran Covid-19 sudah tak lagi dapat dibendung. Agar situasi tidak semakin memburuk, Anies Baswedan bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta memilih untuk melaksanakan PSBB jilid 2 yang akan berlangsung selama dua minggu, dimulai sejak tanggal 14 September 2020 kemarin.
Memantau Pemberitaan Media Massa
Agar masyarakat tidak gagap jika kebijakan ini tiba-tiba ditegakkan, wacana penerapan ini tentu saja telah diumumkan sebelumnya. Dan media massa mulai memberitakannya sejak sebelum tanggal pelaksanaan. Tepatnya pada tanggal 9 September petang.
Pernyataan Gubernur Anies Baswedan terkait alasan penerapan PSBB Jilid 2 kali ini adalah antisipasi penuhnya Rumah Sakit untuk merawat pasien Covid-19 bulan Oktober nanti. Sehingga saat ini persebarannya harus ditekan sedemikian rupa.
Dan hingga waktu pelaksanaan setidaknya sudah ada 12 ribu artikel yang sudah tayang. Sebagian besar pemberitaan ini bersentimen positif dengan nilai 5.608 berita. Wajar karena kebijakan ini sudah diharapkan keberadaanya sejak lama. Sedangkan laporan bersentimen negatif hanya muncul sebanyak 2.015 berita saja.
Temuan ini tidak jauh berbeda dengan apa yang Netray berhasil himpun pada penerapan PSBB pertama kali di DKI Jakarta sejak pandemi Covid-19 terjadi. Memang terjadi peningkatan berita dengan sentimen negatif. Tetapi hal itu tidak cukup signifikan jika dibandingkan dengan apresiasi media massa terhadap kebijakan Anies Baswedan. Pembaca bisa menengok kembali hasil pemantauan Netray di awal pandemi di sini.
Sejumlah isu menjadi fokus dalam pemberitaan dengan sentimen negatif. Antara lain menyoroti kepemimpinan Anies Baswedan hingga penolakan sejumlah pelaku usaha terkait kebijakan ini.
Pendapat Warganet yang Harus Lockdown Lagi
Melihat derasnya arus pemberitaan media massa melaporkan kebijakan PSBB Jilid 2, tentu akan berimbas pada animo masyarakat luas. Netray lantas memantau perbincangan di sosial media Twitter untuk melihat bagaimana reaksi publik terhadap kebijakan ini. Melalui kata kunci psbb, anies, dan jakarta, Netray melakukan pemantauan sejak awal bulan September.
Hasilnya sangat besar sekali, yakni terdapat 450-an ribu cuitan warganet Twitter yang merespon kebijakan Anies Baswedan. Nilai-nilai berikut bahkan tak kalah besarnya ketika impresi, atau interaksi terhadap cuitan antar pengguna Twitter, hampir menembus angka 2 juta interaksi. Dan perbincangan tersebut menjangkau hampir ke 498 juta akun Twitter.
Tentu saja sebuah kebijakan tak akan bisa lepas dari pro dan kontra. Hal ini dibuktikan dengan melihat besaran sentimen atas cuitan yang berhubungan dengan penerapan PSBB jilid 2 ini. Hasilnya warganet hampir terbelah menjadi dua. 158.050 cuitan memiliki sentimen negatif, sedangkan 101.499 cuitan lainnya memiliki sentimen positif. Sisanya memilih berada di posisi netral.
Mereka yang setuju dengan kebijakan, atau yang terindeks secara positif oleh Netray, memiliki sejumlah statement. Berikut adalah contoh sentimen positif dari warganet yang mendukung penerapan PSBB.
Sedangkan di bawah ini adalah contoh pendapat warganet Twitter yang mengkritik kebijakan Gubernur Anies Baswedan. Sentimen negatif juga dapat diekstraksi lagi menjadi top complaint atau kata keluhan terbanyak.
Kebijakan PSBB jilid 2 tentu menjadi pil pahit yang harus ditelan warga Jakarta dan kemungkinan kota-kota lain jika permasalahan pandemi ini tidak segera dapat diatasi. Untuk analisis isu nasional lainnya tetap pantau Netray.