Pemberitaan seputaran pandemi seperti tidak ada habisnya meski sudah memasuki tahun kedua. Mulai dari berita jumlah kasus yang tak kunjung usai mereda, penggelapan dana bansos, eksodus WNA India, mafia bandara hingga yang terbaru kali ini ialah layanan Rapid Test di Bandara Kualanamu yang diduga menggunakan alat bekas.
Penggrebekan atas dugaan Rapid Test bekas yang dilakukan pada Selasa, 27 April 2021 ini telah dibenarkan oleh Excecutive General Manager (EGM) PT Angkasa Pura II Bandara Kualanamu, Agoes Soepriyanto. Dalam penyidikan ini tim Ditreskrimsus Polda Sumatera Utara telah mengamankan lima petugas Rapid Test dan alat-alat kesehatan pemeriksaan Rapid Test. Kejadian ini pun turut menggelitik tim Netray untuk memantau lebih lanjut terkait pemberitaan media serta seperti apa ungkapan kekecewaan masyarakat yang diwakili warganet atas kejadian tersebut?
Rapid Test Bekas Terendus Kepolisian
Dugaan penyalahgunaan alat deteksi Covid ini bermula dari laporan salah satu pengguna jasa tersebut. Dengan adanya laporan ini, Ditreskrimsus Polda Sumatera Utara melakukan penyamaran guna menyelidiki kebenarannya. Alhasil, laporan tersebut benar adanya, petugas Kimia Farma yang bertugas pada hari itu mengakui adanya penyalahgunaan pemeriksaan layanan Rapid Test Bandara Kualanmu. Alat yang digunakan dalam mendeteksi Covid ini dicuci dan digunakan kembali untuk pasien berikutnya. Dengan ini, hasil yang diberikan oleh alat tersebut menjadi tidak akurat.
Permintaan Usut Tuntas
Dikutip dari Detik, dengan adanya kejadian ini Kementerian BUMN mendukung upaya kepolisian dalam mengungkap layanan tes antigen yang diduga menggunakan peralatan bekas di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahwa masalah tersebut harus segera diproses secara hukum karena telah merugikan masyarakat dan juga PT Kimia Farma.
Penangkapan dan Penyandangan Status Tersangka
Praktik Rapid Test bekas ini berbuntut pada penetapan 5 orang yang menjadi tersangka. Dikutip dari iNews.id, Kasubid Penerangan Masyarakat Polda Sumut AKBP Mangantar Pardamean (MP) Nainggolan menyebutkan kelima tersangka masing-masing berinisial PM (45), SR (19), DJ (20), M (30 dan R (21).
PM yang merupakan Bussines Manager Laboratorium Kimia Farma Jalan R.A. Kartini, Kota Medan ini adalah otak atau dalang atas kasus tersebut. Lalu, pelaku berikutnya ialah SR yang berperan sebagai kurir pembawa cutton buds bekas untuk rapid test antigen dari KNIA ke Laboratorium Kimia Farma. Pelaku ketiga ialah DJ yang berperan melakukan daur ulang cotton buds untuk rapid test swab antigen bekas menjadi seolah-olah baru. Keempat, M yang merupakan tenaga admin di Laboratorium Kimia Farma Jalan RA Kartini. Pelaku terakhir ialah R karyawan tidak tetap Lab Kimia Farma yang merupakan tenaga admin hasil tes swab antigen di Posko Pelayanan Pemeriksaan Covid19 Kimia Farma Bandara Kualanamu.
Top Entitas
Pada fitur Top Entitas, Netray menemukan beberapa kosakata yang terjaring dalam kategori komplain pada beberapa artikel pemberitaan. Kosakata yang menjadi bagian kategori komplain pada topik ini ialah seperti berikut ini
Bentuk kecurangan yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab tersebut sontak menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat pengguna layanan dan juga PT Kimia Farma sebagai perusahaan yang menaungi. Pelayanan tes kesehatan, terutama di masa pandemi seperti ini bukan seharusnya menjadi ajang untuk mencari keuntungan.
Pantauan Twitter
Tak hanya media berita yang ramai membahas Rapid Test bekas, warganet Twitter pun juga dibuat geram dengan adanya kejadian tersebut. Lalu hal-hal apa saja yang menjadi pembahasan warganet? Berikut pantauannya.
Pada periode pemantauan yang sama dengan media berita, Media Monitoring Netray menemukan topik Rapid Test bekas ini diperbincangkan oleh 4 juta akun dengan total impresi sebanyak 96 juta lebih yang berpotensi menjangkau 132 juta akun di Twitter. Dalam kurun satu minggu ini, total twit yang berhasil terhimpun oleh Netray ialah sebanyak 24.107 twit dengan didominasi twit bersentimen negatif sebanyak 10 ribu lebih twit. Dengan kata lain, hal ini mengindikasikan bahwa topik Rapid Test bekas Kualanamu ini telah menyita perhatian warganet, berbagai respons negatif telah dilayangkan warganet untuk ikut serta menyuarakan kasus ini.
Dilihat dari grafik di atas, topik Rapid Test bekas ini mulai mengalami kenaikan pada tanggal 28 April 2021, yakni satu hari setelah adanya penggrebekan yang dilakukan oleh Tim Ditreskrimsus Polda Sumatera Utara. Dengan fitur Oldest Twit, Netray menemukan akun @SINDOnews sebagai akun yang pertama kali memberikan informasi ini di media Twitter. Akun portal berita nasional ini telah membagikan tautan link berisikan berita atas kejadian dugaan penyalahgunaan Rapid Test di Bandara Kualanamu. Sontak twit ini pun berhasil mencuri perhatian warganet.
Kimia Farma = Babel Indonesia
Pada tabel Top Words, selain kata-kata yang berkaitan dengan kasus ini, seperti kimia, farma, antigen, rapid, kualanamu, dan lain sebagainya, Netray menemukan satu kata yang berhasil menarik perhatian, yakni kata babel. Apa yang menjadi perbincangan warganet dengan kosakata ini?
Apakah yang dimaksud dengan babel? Babel merupakan nama perusahaan yang terdapat di dalam drama Korea Vincenzo. Pada serial ini, Babel memiliki anak perusahaan yang disebut Bio Babel dan Kimia Babel. Kedua perusahaan ini digambarkan sebagai perusahaan yang memiliki citra buruk karena telah merugikan banyak orang. Kejadian ini pun disamakan dengan Kimia Farma terkait kasus ini. Babel yang juga merupakan perusahaan bidang farmasi dalam serial tersebut dinilai warganet sebagai gambaran Kimia Farma di kehidupan nyata yang terjadi di Indonesia.
Beragam respons warganet yang menyamakan Kimia Farma dengan Babel Group pun berhasil dihimpung oleh Netray dengan fitur filter keyword seperti gambar di atas. Dengan kata kunci vincenzo dan babel, ditemukan cuitan-cuitan sarkas yang diungkapkan beberapa warganet. Seperti yang diungkapan oleh akun @cecakgaksetia yang mengatakan Kimia Farma tidak memiliki adab dan hal ini sama dengan Babel Group dalam serial Vicenzo.
Kekecewaan Warganet
Meski Kimia Farma telah mendukung penyidikan atas dugaan penyalahgunaan tersebut stigma negatif atas perusahaan farmasi ini tidak dapat dibendung. Ungkapan kekecewaan atas kepercayaan masyarakat selama ini disampaikan beberapa warganet di akun Twitter mereka. Kejadian ini menjadi pukulan customer yang telah mempercayai perusahaan Kimia Farma selama ini.
Dukungan Pengusutan dari Warganet
Menteri BUMN Erick Thohir pun juga memberikan suara di akun Twitter miliknya. Pada twit tersebut, Erick Thohir menyatakan telah mengutuk keras tindakan oknum pertugas Kimia Farma yang menyalahi aturan SOP. Dalam cuitannya, Erick Thohir juga meminta oknum-oknum tersebut agar dipecat dan dihukum secara tegas.
Tak hanya dari Menteri BUMN, beberapa akun lainnya juga mendukung kepolisian untuk mengusut tuntas kejadian ini. Seperti yang diungkapkan oleh akun @kanguha_ yang meminta agar penyidikan ini dapat memberikan hukuman yang dapat memberikan efek jera pada pelakunya.
Masa pandemi seperti ini merupakan masa sulit yang dialami oleh berbagai lapisan masyarakat. Tidak selayaknya, pelayan kesehatan masyarakat menjadikan hal ini sebagai ladang untuk mencari keuntungan. Meski penyidikan telah sampai pada penetapan tersangka, diharapkan kejadian ini tidak ditemui lagi. Kecaman dan kekecawaan warganet atas kejadian ini semoga menjadi tamparan bagi mereka yang mencari celah untuk mengeruk ladang keuntungan di atas derita masyarakat.