HomeDeep ReportPotensi Pasar TikTok Menanjak, Menyaingi Instagram dan YouTube

Potensi Pasar TikTok Menanjak, Menyaingi Instagram dan YouTube

Published on

Eksistensi TikTok dalam meraih pasar global terus meningkat. Jumlah pengguna aktif TikTok telah mengalahkan Instagram yang jauh lebih dulu eksis. Tidak hanya itu, pendapatan rata-rata bulanan Tiktok juga menyalip Youtube.

2022 tampaknya akan menjadi tahunnya TikTok, aplikasi buatan perusahaan asal Cina bernama ByteDance itu kini makin populer. Hingga semester-I (Januari-Juni) 2022 berdasarkan laporan Sensor Tower, TikTok menjadi aplikasi non game yang paling banyak diunduh dan berpenghasilan tertinggi di dunia.

Jumlah unduhan TikTok pada semester-I 2022 sebanyak 373,2 juta kali. Sedangkan secara keseluruhan sejak aplikasi itu diluncurkan 2016, total unduhan telah mencapai 3,7 miliar.

Pada paruh pertama tahun ini TikTok tetap menjadi aplikasi dengan unduhan terbanyak mengalahkan deretan aplikasi media sosial milik Meta Grup (Instagram, Facebook, dan WhatsApp). Bahkan TikTok yang dipasarkan di negara asalnya dengan nama Douyin itu telah mengalahkan jumlah unduhan per kuartal Meta Grup sejak kuartal-I 2021.

Meningkatnya jumlah unduhan berbanding lurus dengan pengguna aktif. Berdasarkan laporan We Are Social bertajuk “Digital 2022: Another Year of Bumper Growth” jumlah pengguna aktif TikTok maupun Douyin per Januari 2022 mencapai 1,6 miliar.

Tiktok menjadi aplikasi media sosial dengan pengguna aktif terbanyak nomor 3 di dunia setelah Facebook, Youtube dan Whatsapp. TikTok mengalahkan jumlah pengguna aktif Instagram, aplikasi yang diluncurkan sejak 2010 itu hanya memiliki 1,47 miliar pengguna aktif.

Laporan terbaru Sensor Tower pada kuartal-II (Maret-Juni) 2022 juga menunjukkan TikTok memiliki basis pengguna yang cukup aktif. Sebanyak 29% penginstal TikTok menggunakannya setiap hari. TikTok menguntit Instagram yang memiliki 39% penginstal pengguna setiap hari.

Namun TikTok telah mengungguli aplikasi media sosial lain. TikTok unggul dari Facebook yang hanya memiliki 27% penginstal pengguna setiap hari. Kemudian Snapchat di posisi 26% dan Twitter sekitar 18%.

TikTok juga jauh mengungguli YouTube yang hanya 20% penginstal menggunakannya setiap hari. Meskipun YouTube tidak sepenuhnya jejaring sosial, fungsinya mirip dengan Instagram dan TikTok dengan menyediakan platform untuk streaming langsung dan video sesuai permintaan. 

Selain itu pengguna TikTok juga lebih betah dibandingkan dengan yang lain, di kuartal-II 2022 pengguna rata-rata menghabiskan 95 menit per hari untuk membuka TikTok. Catatan waktu itu lebih dari empat kali durasi rata-rata yang dihabiskan di Snapchat (21 menit), lebih dari tiga kali waktu yang dihabiskan di Twitter (29 menit), dan hampir dua kali lipat dari Facebook (49 menit) dan Instagram (51 menit).

Sedangkan YouTube mencatat waktu rata-rata tertinggi kedua yang dihabiskan setiap hari oleh penggunanya dengan 74 menit.

Banyaknya waktu yang dihabiskan untuk menggunakan TikTok oleh para penggunanya ini tidak terlepas dari kekuatan algoritma TikTok yang mampu menyajikan konten sesuai dengan minat penggunanya. TikTok juga secara cerdas menargetkan video dari influencer paling populer ke banyak umpan atau For You Page (FYP) penggunanya.

Inilah yang kemudian membuat TikTok menjadi aplikasi dengan tingkat interaksi tertinggi dibanding dengan kompetitornya seperti Youtube, dan Instagram.

Penghasilan TikTok

Makin banyak pengguna TikTok juga menghasilkan cuan melimpah. Pendapatan Tiktok dari belanja pengguna jadi yang nomor satu di dunia untuk kategori aplikasi non game. Tercatat belanja pengguna TikTok pada paruh pertama tahun ini mencapai 1,7 miliar US Dolar atau 283,3 juta US Dolar per bulan. Angka itu naik 85% dari 920,7 juta US Dolar pada periode tahun lalu. Belanja pengguna tersebut untuk membeli atau mengirim emoji tertentu.

Pendapatan dari belanja pengguna itu jauh mengungguli YouTube. Layanan video yang websitenya dirilis pada 2005 itu berada di posisi kedua. Pada semester-I 2022 YouTube yang bernaung di bawah perusahaan induk Alphabet mencatatkan pendapatan dari belanja pengguna sebesar 693,6 juta US Dolar atau 115,6 juta US Dolar per bulan. Pendapatan TikTok lebih banyak lantaran YouTube hanya mengandalkan pemasukan dari iklan dan langganan akun premium.

Kemudian aplikasi dengan belanja pengguna tertinggi ketiga adalah Google One. Aplikasi penyedia layanan penyimpanan data yang bernaung di bawah perusahaan induk yang sama dengan YouTube itu mencatatkan belanja pengguna sebesar 614 juta US Dolar. Sedangkan posisi keempat dan tiga diduduki platform streaming Tinder dan Disney+.

Resep TikTok Ungguli Pesaingnya

Melejitnya TikTok merusak dominasi aplikasi buatan Amerika Serikat macam Instagram, Facebook, maupun YouTube di pasar global tak lepas dari berbagai inovasi yang mereka kembangkan. TikTok dalam beberapa hal memiliki fitur yang satu langkah lebih maju dibanding para pesaingnya. 

Penelitian Yuchen Wang pada tahun 2021 bertajuk “A Review of Reasons for TikTok’s Global Surge” mengungkap tiga aspek yang membuat TikTok menjadi media sosial yang sukses di pasar global.

Pertama, personal preference atau preferensi pribadi. Dengan algoritmanya TikTok mampu menayangkan video sesuai dengan preferensi pribadi dari penggunanya. Sehingga video yang ditayangkan lebih bersifat personal dan sesuai dengan minat pengguna TikTok. Tak hanya itu, algoritma TikTok juga akan mendistribusikan video yang banyak ditonton dan disukai ke banyak akun pengguna lainnya. Distribusi tayangan yang akurat dan bersifat pribadi tersebut mampu membuat pengguna TikTok betah berlama-lama berselancar di aplikasi tersebut.

Selain itu, TikTok menjadikan kalangan remaja sebagai target pasar. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh TikTok untuk merancang aplikasi yang dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan pengguna mereka sebagai media rekreasi, interaksi sosial, dan ekspresi diri.

Hal itu terbukti, berdasarkan laporan Influencer Marketing Hub, demografi pengguna TikTok memang didominasi usia muda. Sebanyak 40% usia 18-24 tahun dan 13-17 tahun sebesar 27%. Kedua rentang demografi tersebut didominasi bergender perempuan. 

Kedua, strategi marketing. Untuk mendongkrak popularitasnya TikTok terus memperluas iklan dan promosinya. TikTok juga memasang banyak iklan di berbagai acara TV. Tak hanya itu, TikTok juga memanfaatkan para selebritas yang menggunakan platformnya sebagai media promosi.

TikTok juga memanfaatkan aktivitas pengguna yang membagikan video dengan jejaring sosial mereka. Melalui aktivitas tersebut TikTok dapat meningkatkan eksposur dan tren. Tak hanya aktivitas online penggunanya TikTok juga memanfaatkan komunikasi offline untuk meningkatkan popularitas. Sehingga TikTok dapat menambah jumlah klien yang solid dalam komunitasnya. Sedangkan untuk mencapai pasar Internasional perusahaan TikTok melakukan penelitian mendalam tentang karakteristik pasar dan menggabungkan karakteristik pasar yang berbeda.

Ketiga, teknologi artificial intelligence (AI). Teknologi AI yang diterapkan oleh TikTok maupun Douyin mampu meraih popularitas di pasar global. Algoritma yang digunakan oleh ByteDance dapat menyediakan konten yang personal. Kecanggihan AI tersebut mampu menganalisis preferensi pengguna dan interaksi konten. Sehingga algoritma tersebut dapat menemukan konten yang sangat akurat yang disukai pengguna. 

Dengan demikian TikTok mampu menunjukkan bahwa teknologi dapat memodulasi bentuk konten, menurunkan hambatan bagi pengguna, dan memastikan kesinambungan konten. Hal ini kemudian menyebabkan terjadinya peningkatan keterlibatan dari pengguna TikTok.

Memantau Konten Branding di TikTok

Dengan popularitas yang mampu mendobrak pasar global dan model platform yang unik membuat TikTok meraup banyak pengguna. Performa tersebut membuat sebagian orang memanfaatkan platform ini untuk memasarkan produk mereka.

Tak jarang berbagai perusahaan global termasuk asal Indonesia atau yang memiliki pangsa pasar di Indonesia kini juga memanfaatkan TikTok untuk mengenalkan produk.

Indonesia sendiri adalah salah satu pasar paling potensial, sebab Indonesia merupakan negara pengguna aktif TikTok terbanyak kedua di Dunia. Berdasarkan laporan Statista pada April 2022 Indonesia memiliki 99,07 juta pengguna aktif, terbanyak kedua setelah Amerika Serikat dengan 136,42 juta pengguna. Lalu nomor tiga Brazil 73,58 juta pengguna; diikuti Rusia 51,3 juta pengguna; dan Mexico 50,52 juta pengguna aktif.

Selain itu di Indonesia TikTok berada di urutan keempat sebagai aplikasi yang paling banyak digunakan dengan persentase sebesar  63,1% setelah WhatsApp 88,7%, Instagram 84,8%, dan Facebook 81,3%. Sementara di urutan setelahnya terdapat Telegram dengan persentase sebanyak 62,8%.

Melihat jumlah pengguna yang banyak di Indonesia, kesempatan untuk meraih pasar melalui TikTok sangat terbuka lebar. Namun keunikan TikTok dengan algoritma dan berbagai macam inovasinya perlu melakukan pemantauan yang detail untuk mendapatkan gambaran dalam memasarkan produk atau melihat tren tertentu.

Laporan TikTok 2022 menyebut ada tiga kategori konten TikTok yang paling tinggi popularitasnya di Indonesia yakni kategori makanan, kecantikan dan keuangan. Pada kategori kecantikan misalnya La Roche Posay, brand perawatan kulit atau skincare berbahasa Prancis ini melakukan kerja sama dengan TikTok dengan membuat konten pelafalan nama brand.

Kampanye La Roche Posay disebut TikTkok menghasilkan hampir 11 juta impresi dan 10 juta tayangan video. Namun bagaimana memantau brand lain atau topik tentang skincare secara umum di TikTok?

Netray Media Monitoring melakukan pemantauan mengenai topik skincare di TikTok secara umum untuk mengetahui bagaimana lanskap isu dengan menggunakan kata kunci skincare. Dari kata kunci itu, selama pemantauan 30 hari yaitu sejak 29 Mei 2022 sampai dengan 27 Juni 2022, Netray kemudian menjaring seluruh postingan hingga perbincangan seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Infografik monitoring Netray

Hasil pantauan menunjukkan jumlah postingan terkait topik skincare mencapai 225 unggahan dengan impresi mencapai 10,7 juta. Adapun total tayang dari unggahan terkait skincare mencapai 114,4 juta kali dan dibagikan ke 223,1 ribu pengguna. Konten-konten dengan kata kunci skincare tersebut pun mendapat 10,4 juta like dan 77 ribu komentar pengguna TikTok.

Dari hasil pantauan itu kemudian dapat dilihat bagaimana potensi pengguna TikTok dalam merespons postingan tentang skincare. 

Selain itu juga dapat diketahui bagaimana demografi pengguna TikTok dari segi jenis kelamin, sehingga dapat menentukan strategi yang tepat dalam menyampaikan informasi ataupun mengambil keputusan.

Berdasarkan pantauan topik skincare, terdapat 183 pengguna yang turut mengunggah konten terkait skincare di akunnya. Dari 183 pengguna tersebut terdapat 84 laki-laki, 46 perempuan, dan 53 akun tidak teridentifikasi secara gender.

Gambar 2. Total pengguna
Gambar 3. Tagar populer

Selain itu dalam mempopulerkan suatu konten warganet biasanya menggunakan tagar terkait isu atau produk yang akan dibicarakan. Tagar ini kemudian memudahkan pengguna untuk menemukan konten serupa atau mempopulerkan konten yang diunggah dengan tagar tersebut. Pada topik skincare, Netray menemukan beberapa tagar populer yang dominan digunakan oleh warganet dalam unggahan kontennya.

Tagar utama yang populer digunakan pada topik ini tentu tagar #skincare kemudian beberapa tagar terkait #skincareroutine, dan #skincaretips. Selain itu, terdapat #fyp sebagai tagar yang hampir selalu digunakan agar konten dapat menjangkau lebih luas pengguna lainnya. Kemudian kita juga dapat menemukan tagar #beauty yang menunjukkan topik skincare berkaitan dengan perbincangan terkait produk kecantikan.

Gambar 4. Pengguna populer dan lagu populer

Lalu Netray juga dapat menemukan delapan akun paling populer dalam konten terkait skincare. Beberapa akun tersebut di antaranya, @Sandra Trevino dan @Ha Linh Official. Selain itu, dalam video pendek yang menjadi konten pengguna juga menyematkan lagu untuk membuat konten semakin menarik.  Kemudian pada topik ini terdapat beberapa lagu yang populer digunakan warganet, seperti lagu Love You So yang dipopulerkan oleh The King Khan & BBQ Show.

Gambar 5. Konten populer

Menariknya, melalui monitoring ini juga dapat menemukan konten populer dalam topik seputar skincare dan menemukan detail informasi dari konten terkait. Seperti konten milik akun @skincareranyuk yang merupakan akun dengan konten terkait tips beauty dan lifestyle. Dalam satu kontennya tersebut tampak respon pengguna lainnya dengan komentar yang didominasi bersentimen negatif. Akun tersebut mengunggah tips untuk mengurangi jerawat dengan menjaga pola makan.

Kemudian, tampak warganet turut mengomentari konten didominasi oleh komentar bersentimen negatif. Selain itu, melalui Word Cloud tampak beberapa kata yang kerap digunakan oleh warganet dalam mengomentari konten tersebut, seperti jerawatan, pantes, gorengan, dan lain sebagainya.

Gambar 6. Konten populer

Salah satu konten populer lainnya yaitu milik akun @dermdoctor. Sebagaimana tampak pada keterangan Detail Account yang menunjukkan pemilik akun merupakan seorang ahli dermatologi yang turut mempopulerkan konten terkait skincare. Konten tersebut tampak dikomentari oleh warganet lainnya dengan didominasi oleh komentar bersentimen netral. Selain itu, juga dapat mengamati berbagai kosa kata yang kerap muncul dalam komentar warganet, seperti doctor, dermatitis, eczema, dan lain sebagainya.

Editor: Irwan Syambudi

More like this

Popularitas Partai Politik di Media Massa Online dan & Media Sosial Periode Desember 2023

Netray melakukan pemantauan media massa online dan Twitter untuk melihat popularitas partai politik (parpol)...

Speech Analysis Debat Capres 7 Januari: Agresif, Normatif, hingga Solutif

Debat capres yang diselenggarakan KPU pada tanggal 7 Januari lalu, meninggalkan banyak ruang untuk...

Analisis Speech to Text Debat Cawapres; Apa yang Jadi Perhatian Muhaimin, Gibran, dan Mahfud?

Usai menggelar debat perdana capres pada 12 Desember 2023 lalu, KPU kembali menggelar debat...