Home Blog Page 132

Unlimited Pass AirAsia, Menggoda Warganet

Berita mengenai promo tiket dari AirAsia, beberapa waktu terakhir ramai menjadi perbincangan publik. Unlimited Pass merupakan promo yang ditawarkan berupa terbang kemanapun selama 6 bulan dengan tujuan domestik hanya 1,5 juta. Penawaran bebas terbang ini berlaku mulai 23 November 2020-31 Mei 2021. Nah, untuk melihat seperti apa antusias masyarakat dalam menyambut promo AirAsia, Netray memonitoring selama satu minggu pada media sosial Twitter. Bagaimana impresi warganet membicarakan promo unlimited pass ini? Simak selengkapnya. 

Pantauan mulai 6 November-12 November 2020 topik ini dibicarakan sebanyak 313 akun dengan potential reach mencapai 843,5 ribu.

Selama satu minggu monitoring, dengan memasukan keyword airasia, airasia && unlimited pass memperoleh cuitan sebanyak 582 twit dengan puncaknya pada tanggal 10 November 2020. Mayoritas cuitan tersebut didominasi oleh cuitan bersentimen netral dengan kecenderungan cuitan mengarah pada sentimen bernada positif. Mari melihat keramaian warganet pada 10 November, melalui gambaran top word berikut.

Jajaran top word diatas memperlihatkan bahwa kata asia, unlimited, pass berukuran paling besar dari kata-kata lainnya. Hal itu menunjukkan bahwa tiga kata tersebut merupakan kata utama dalam pembahasan topik ini. 

Puncak 10 November

Keramain bermula dari portal media pemberitaan melalui akun media sosialnya yang memberitakan terkait promo unlimited pass AirAsia. Akun tersebut pertama kali menuliskan cuitan pada 9 November, namun warganet mulai ramai memperbincangkan satu hari setelahnya. 

Pada tanggal 9 November 2020, akun Twitter resmi portal media berita @detikcom menuliskan bahwa AirAsia meluncurkan produk baru berupa Unlimited Pass selama 6 bulan. Penawaran ini cocok untuk para traveller yang akan berencana keliling Indonesia hanya dengan 1,5 juta rupiah. AirAsia mengeluarkan produk Unlimited tersebut untuk meningkatkan keinginan berpergian masyarakat menggunakan pesawat di tengah pandemi seperti ini. Selain itu, program tersebut juga untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan dalam negeri. 

Penerbangan bebas kemanapun ini digunakan pada jangka waktu 6 bulan pada 23 November 2020-31 Mei 2021. Pembelian tiket Unlimited Pass dapat dimulai pada 9 November-15 November 2020. Sedangkan penukaran tiketnya pada rentang 9 November 2020-16 Mei 2020, artinya tiket tersebut dapat digunakan untuk penerbangan setelah 2 minggu pembelian. Sebelum membeli tiket sebaiknya mendaftarkan diri terlebih dahulu sebagai member AirAsia agar data diri juga segala informasi lebih aman dan mudah diakses oleh pihak AirAsia. Berikut kita lihat impresi positif dan negatif warganet untuk program tersebut. 

Cuitan bersentimen positif didominasi dengan rasa keinginan warganet untuk membeli tiket unlimited pass tersebut. Terdapat pula warganet yang masih seperti tidak percaya terhadap harga tiket yang ditetapkan AirAsia dalam program Unlimited Pass tersebut. Sedangkan cuitan dengan sentimen negatif, rata-rata warganet mengeluhkan bahwa harus menjalani rapid test dan juga swab test sebelum penerbangan. Berikut contoh media populer jepretan warganet yang mencoba membeli tiket program Unlimited Pass. 

Gambar tersebut menyiratkan keterangan bahwa program unlimited pass memang worth it karena dapat melakukan penerbangan tanpa batas berkali-kali di seluruh wilayah Indonesia yang dilalui rute penerbangan AirAsia selama 6 bulan dengan harga yang bisa dibilang murah. Berdasarkan paparan di atas, menutup pula analisis tentang program Unlimited Pass AirAsia kali ini. Semoga dapat memberikan informasi yang bermanfaat. 

DPR Kembali Berulah, Kontroversi RUU Minol

Setelah kontroversi UU Cipta Kerja mereda, kini masyarakat Indonesia kembali menyoroti sepak terjang DPR dalam melakukan fungsi legislasi mereka. Sebuah RUU baru sekarang sedang dibahas oleh wakil rakyat di Senayan. RUU ini akan mengatur peredaran minuman keras/beralkohol di masyarakat.

Banyak pihak memprediksi bahwa peraturan baru ini hanya akan mendatangkan masalah yang lebih besar jika diterapkan di kemudian hari. Seperti yang diterangkan oleh Institute for Criminal Justice Reform yang menyebutkan bahwa RUU Minol (Minuman Beralkohol) berpotensi besar untuk ‘overkriminalisasi’. Yang artinya tindakan tertentu bisa dikenakan pasal meskipun tidak penting dan hanya akan menghabiskan sumber daya hukum saja.

Contohnya dalam RUU Minol terdapat pasal yang menyebutkan bahwa peminum minuman beralkohol dapat dikenakan pidana dengan ancaman hukuman penjara hingga 2 tahun. Hanya ada sedikit prasyarat yang bisa membatalkan pasal ini. Tentu orang akan berusaha menghindari pidana ketika ia kedapatan mengkonsumsi minuman beralkohol. Dan itu akan memakan banyak biaya untuk kegiatan yang seharusnya cukup menjadi tanggung jawab individu.

Terlepas dari pendapat intelektual terkait rencana pembahasan RUU Minol, masyarakat yang diwakili oleh warganet, tentu memiliki caranya tersendiri dalam membahas isu publik satu ini. Untuk itu Netray Media Monitoring kembali melakukan pemantauan terkait wacana ini dalam kacamata warganet Twitter.

Warganet Ngobrolin RUU Minol

Dalam pemantauan kali ini, Netray mengambil sampel periode selama 8 hari, yakni sejak tanggal 5 November hingga 12 November. Sedangkan kata kunci yang digunakan adalah ruu dan alkohol. Hasilnya bisa dilihat dari grafik di bawah ini. Kata kunci alkohol sudah muncul dari awal periode pemantauan.

Perbincangan terkait alkohol pada periode ini masih seputar bagaimana pemanfaatan alkohol dalam berbagai bidang, termasuk juga untuk dikonsumsi sebagai minuman pada umumnya. Belum ada perbincangan yang mengutip rencana DPR RI membahas RUU Minol seperti saat ini.

Baru pada tanggal 11 November, saat kantor berita mengungkapkan rencana DPR, pembicaraan RUU Minol mulai mewarnai perbincangan warganet di Twitter. Pada tanggal tersebut, setidaknya terdapat 3.222 cuitan yang membahas kata kunci. Cukup signifikan pertambahan jumlah cuitan jika dibandingkan dengan hari-hari yang sebelumnya.

Puncak obrolan warganet di Twitter terjadi pada tanggal 12 November 2020, atau sehari setelah informasi tentang RUU Minol muncul ke permukaan. Pada hari itu, setidaknya warganet mengunggah cuitan sebanyak 9.610 kali. Hampir tiga kali lipat dari hari sebelumnya dan 1500 persen lebih banyak jika dibandingkan dengan hari sebelum wacana pembahasan RUU oleh DPR muncul ke permukaan.

Lantas apa yang warganet bicarakan selama dua hari pemantauan, atau lebih tepatnya mengomentari wacana RUU Minol ini? Ada sejumlah domain perbincangan yang muncul dari pemantauan Netray. Secara sederhana bisa ditengok dari diagram Top Words yang berisi rangkuman dari kata/term yang kerap muncul dari cuitan warganet.

Domain perbincangan pertama adalah domain moral yang direpresentasi dari kata dosa, agama, dan larangan. Dalan khasanah agama Islam disebutkan bahwa minuman beralkohol itu haram untuk dikonsumsi secara oral. Hal itu tentu sangat umum dan tak perlu dipertanyakan lagi.

Sebagai contoh atas domain moral adalah cuitan dari @Dennysiregar7 yang menyebutkan jika keharaman alkohol tidak perlu dibuat UU. Karena masih banyak barang yang haram buat satu agama tetapi tidak untuk agama lain. Sedangkan komentar dari @thomas_arvino yang mempertanyakan maksud pemerintah kenapa gemar mengurusi akhlak individu. Padahal urusan miras cukup dengan pembatasan saja.

Perbincangan warganet selanjutnya masuk ke dalam domain kesehatan. Warganet saling menyampaikan pendapat terkait efek kesehatan dari alkohol. Banyak penelitian baru yang menunjukan bahwa konsumsi alkohol pada level tertentu secara rutin dapat mengurangi resiko penyakit tertentu. Namun apa warganet percaya dengan hal ini?

Kalau akun seperti @syahrul99017296 akan dengan cepat menjawab bahwa alkohol sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh. Jadi tanpa dibenturkan dengan agama UU semacam ini harus ada. Berbeda dengan @rell_twt yang menyampaikan informasi bahwa negara dengan konsumsi alkohol cukup tinggi seperti Jepang dan Korea memiliki tingkat kematian karena alkohol yang kecil.

Domain perbincangan terakhir dari pemantauan Netray terkait RUU Minol adalah domain hukum. Bagaimanapun juga pebincangan terkait undang-undang akan berujung pada permasalahan hukum. Apakah keadilan, sebagai tujuan akhir dari undang-undang, dapat dicapai dari penerapan aturan tersebut.

Akun @petrvsdmt berpendapat bahwa ia setuju jika minuman racikan tak berizin mendapat sanksi berat. Begitu juga untuk pelaku kejahatan yang berada dalam pengaruh alkohol agar diberi pasal pemberat. Tetapi tak perlu juga melakukan penindakan kepada orang yang tak melakukan tindakan kriminal, semisal hanya minum saja. 

Salah satu influencer bernama Immanuel Kristo juga berpendapat dalam domain hukum. Ia bertanya mengapa UU PKS (Penghapusan Kekerasan Seksual) tidak segera dikerjakan padahal korbannya lebih jelas jika dibandingkan asumsi alkohol akan membuat orang mabuk lantas membunuh. Apakah pemerkosa karena mabuk alkohol akan dihukum karena mabuknya?

Masing-masing domain pembicaraan ternyata menghadirkan kontroversi. Ada yang sepakat dan ada yang tidak. Warganet saling bertukar argumen dan bersilang pendapat yang tercermin dalam jumlah impresi sebesar 11,3 juta kali interaksi. Sedangkan perbincangan RUU Minol ini secara potensial dapat menjangkau 63,2 juta akun. Apakah kalian termasuk pendukung atau penolak RUU ini? Tulis pendapatmu di kolom komentar.

Flash Sale iPhone XR Sulut Emosi Warganet: Bot atau Strategi Marketing?

Flash sale iPhone XR yang disuguhkah oleh Shopee mulai pukul 00:00 WIB dini hari tadi masih menyisakan sejumlah perbincangan panas di jagat maya hingga saat ini. Trending iPhone XR dan Promo 11.11 pagi tadi setidaknya membuktikan bahwa penawaran tersebut paling banyak menarik minat warganet dalam perburuan mengejar flash sale di hari belanja online nasional (harbolnas) 11 November ini.

Seperti diketahui, hari ini sejumlah marketplace mengadakan promo besar-besaran bertajuk Promo 11.11 dengan berbagai penawaran menarik. Di antaranya adalah potongan harga, gratis ongkir, hingga flash sale beragam brand unggulan dengan harga fantastis mencapai Rp 111.000 untuk iPhone XR yang harga pasarannya mencapai 11 jutaan.

Sejumlah kekecewaan dilontarkan warganet karena tidak berhasil mendapatkan Iphone XR yang sudah dinanti-nantikan. Dari kekecewaan bersama ini kemudian timbul sejumlah pertanyaan yang menggelitik rasa penasaran warganet. Mengapa penjualannya cepat habis dalam hitungan detik? Apakah flash sale ini hanya sebuah strategi marketing? Perbincangan soal bot yang turut berpartisipasi dalam flash sale pun sempat ramai dibahas. Ingin tahu seperti apa keramaiannya? Simak hasil pantauan Netray berikut.

Menjemput Flash Sale 11.11

Antusiasme warganet membicarakan Promo 11.11 di Twitter terpantau sejak 10 November 2020 sebelum akhirnya mencapai puncaknya pada hari ini.

Perbincangan topik seputar promo 11.11 di Twitter diramaikan oleh akun resmi marketplace @ShopeeID dan sejumlah akun fanbase hobi belanja seperti @RacunBelanja dan @BerburuSale. Dari pantauan Netray, perbincangan warganet dalam topik 11.11 kali ini diisi oleh sejumlah topik. Beberapa di antaranya adalah promo marketplace, flash sale, dan giveaway.

Promo paling gencar dilakukan oleh marketplace Shopee. Sementara flash sale yang paling banyak dikejar dan menjadi perbincangan adalah iPhone XR. Selain itu, warganet juga tertarik oleh giveaway saham yang diselenggarakan oleh Indo Premier Sekuritas dalam tagar IpotGiveAwaySaham.

Membaca Trending iPhone XR yang Menyulut Emosi Warganet

Seperti yang telah diulas di awal, perburuan mengejar flash sale iPhone seharga Rp 111.000,- paling banyak menyita perhatian warganet. Sempat menjadi trending dan menimbulkan perbincangan panas, berikut pembacaan media monitoring Netray.

Sehari sebelum jadwal flash sale, warganet telah banyak memperbincangkannya. Sebagian besar cuitan warganet berisi antusiasme mereka menanti detik-detik flash sale. Mereka juga telah memasang pengingat agar tidak ketinggalan mengikuti promo unggulan Shopee ini. Setidaknya hingga menjelang pukul 24:00 WIB harapan dan semangat warganet masih bertebaran di Twitter.

Setelah momen flash sale yang dinanti-nantikan berlangsung pada pukul 00:00 WIB, warganet pun beraksi. Namun, tidak lama berselang warganet kembali ribut di Twitter melaporkan kegagalannya berburu sale karena stok sebanyak 25 buah iPhone telah habis diburu dalam hitungan detik. Kata iphone, abis, habis, sedetik, gercep, gadapet, gagal dan umpatan anjim, anjir pun ramai dicuitkan warganet.

Perbincangan pun melonjak pada rentang 00:00-01:00 dini hari dengan dominasi sentimen negatif. Terlihat sejumlah akun populer yang paling banyak mendapat impresi dalam topik seputar flash sale iPhone di tanggal 11 November ini. Di antaranya adalah @HanSubhh, @arbaintolen, @stanimmanuel, @aldima16, dan @HubertAris. Siapakah mereka? Apa yang dicuitkan?

Berhasil Checkout iPhone XR

Dari pantauan Netray, akun @HanSubhh dan @arbaintolen paling banyak mendapat impresi berupa like, retweet, maupun comment lantaran keduanya membagikan momen keberhasilannya dalam berburu flash sale seperti berikut.

Kesal Tidak Kebagian Stok

Sementara akun @stanimmanuel dan @aldima16 menyuarakan kekesalannya karena tidak berhasil mendapatkan flash sale kali ini. Keduanya mendapat banyak impresi karena mewakili ribuan orang yang tengah kecewa karena merasakan hal yang sama.

Mungkinkah Permainan Bot atau Strategi Marketing Marketplace?

Di sisi lain, akun @HubertAris menyampaikan pendapatnya soal permainan bot dalam perburuan harbolnas ini. Cuitan Hubert yang seolah menjawab kekecewaan warganet karena kehabisan stok dalam hitungan detik ini menarik perhatian warganet. Demikian pula dengan cuitan @AdiLukman dan @koerinx yang membahas soal strategi marketing dan pantauan terhadap akun-akun yang berbicara soal keberhasilan mendapati iPhone.

Maka, timbulah diskusi soal kemungkinan bot dalam topik ini. Warganet yang kesal karena tidak kebagian stok iPhone kemudian turut mempertimbangkan kemungkinan adanya bot dalam perebutan flash sale ini.

Ada pula warganet yang berpendapat bahwa flash sale besar-besaran ini hanyalah permainan atau strategi marketing dari marketplace. Tentu saja opini tersebut terbentuk karena banyaknya warganet yang gagal atau kehabisan stok dalam hitungan detik. Sementara di sisi lain, isu bot yang beredar seolah dapat menjawab kekecewaan warganet dan rasa kesalnya.

Sekali lagi, Netray hanya mengulas dan menganalisis apa yang terjadi di media sosial Twitter hari ini bukan bermaksud untuk menjawab kebenaran kemungkinan isu yang beredar. Demikian, semoga bermanfaat.

Gunung Merapi Siaga, Mitigasi Bencana dalam Laporan Media Massa

Menyandang status sebagai salah gunung paling aktif di Indonesia membuat Gunung Merapi selalu mendapat perhatian khusus. Gunung yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan DI Yogyakarta ini sudah berkali-kali meletus dalam kurun waktu satu abad. Namun, mitigasi yang maksimal membuat dampak dari letusan Gunung Merapi dapat diminimalisir.

Dan kali ini gunung tersebut kembali menunjukan aktivitasnya setelah terakhir meletus pada tahun 2010. Status Gunung Merapi kini ditetapkan dalam kondisi ‘Siaga’ mulai pada tanggal 5 November 2020. Dengan peningkatan status ini, maka setiap instansi yang terkait dengan mitigasi bencana gunung meletus harus segera menyiapkan diri. 

Ada sejumlah langkah mitigasi yang harus dijalankan oleh para pemangku pekerjaan. Yang pertama kali harus dilakukan adalah menentukan radius jarak aman ketika terjadi letusan. Kedua adalah memberi himbauan kepada warga untuk menjauhkan diri dari wilayah sungai dan melakukan evakuasi jika perlu. 

Selanjutnya adalah mempersiapkan kebutuhan dasar penanggulangan bencana, seperti masker dan pakaian tertutup bila mana terjadi peristiwa selanjutnya. Mengingat betapa pentingnya informasi terkait mitigasi bencana ini, Netray Media Monitoring ingin melihat bagaimana media massa meng-cover hal ini selama periode tertentu.

Situasi Pemberitaan Gunung Merapi Pra Status Siaga

Sebelum membahas bagaimana media massa di Indonesia menyampaikan informasi terkait mitigasi bencana atas penetapan status siaga Gunung Merapi, Netray akan menelusuri dinamika pemberitaan tentang situasi gunung tersebut. Dari pemantauan terlihat bahwa Gunung Merapi, meski tak berhubungan dengan aktivitas vulkanik, kerap menjadi magnet pemberitaan.

Salah satu topik yang dibicarakan adalah Merapi sebagai kawasan wisata yang populer bagi turis Indonesia. Wisata di kawasan ini secara spesifik disebut sebagai wisata alam. Yakni para turis mendapat pengalaman menikmati bentang alam Gunung Merapi yang menakjubkan. 

Sebagian contohnya ada di bawah ini. Selama libur cuti bersama kemarin, Puncak Ketep terhitung dikunjungi hampir 10 ribu wisatawan.Wajar jika akhirnya dilakukan penutupan lokasi-lokasi wisata di sekitar Merapi oleh pemerintah setempat yakni Pemkab Boyolali, Pemkab Magelang, Pemkab Sleman, dan Pemkab Klaten.

Meskipun keputusan penetapan status siaga baru dilakukan pada tanggal 5 November, pemberitaan terkait situasi Merapi sudah dilakukan sejak lama. Dari pemantauan Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), sudah dipastikan aktivitas Merapi akan semakin intensif dalam beberapa waktu yang akan datang.

Coverage Mitigasi Bencana dalam Media Massa

Mitigasi bencana merupakan tindakan yang wajib dilakukan pemangku jabatan terhadap rakyat yang terdampak bencana. Dalam upaya mitigasi pertama bencana Merapi kali ini adalah jarak aman atau radius terlarang dari prediksi pusat letusan sejak awal harus dipahami masyarakat di sekitar Gunung Merapi. Hal ini berfungsi untuk menentukan siapa saja yang wajib diungsikan ke lokasi yang lebih aman. Termasuk juga penghentian aktivitas ekonomi rakyat hingga wisata alam.

Setelah informasi terkait radius dampak dipahami oleh masyarakat, upaya mitigasi bencana selanjutnya adalah memastikan lokasi pengungsian nyaman dan berfungsi dengan baik. Sejumlah daerah sudah menyiapkan tempat ini jauh hari mengingat Gunung Merapi yang kerap meletus. Bahkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilik sendiri lokasi pengungsian di Magelang dan memuji kelayakan lokasi.

Kepala daerah juga memegang peran penting dalam proses mitigasi bencana. Selain tanggap dalam persiapan penanggulangan, membuat kebijakan yang sangkil dan mangkus, pemimpin daerah juga penting bagi psikologis rakyatnya. Maka dari itu, pemimpin seperti Gubernur Hamengku Buwono terus mengingatkan masyarakatnya agar tidak panik dalam menghadapi bencana ini.

Beberapa upaya mitigasi juga sangat menyesuaikan lokasi dan kebutuhan masyarakat sekitar. Mengingat komunikasi dan penyebaran informasi dianggap penting dalam menanggulangi dampak bencana letusan Merapi, salah satu yang disiapkan adalah mendirikan pemancar sinyal di sejumlah tempat.

Karena bencana letusan vulkanik sangat berbahaya bagi pernafasan manusia, seperti yang dijelaskan di awal tadi, pemerintah harus menyiapkan masker yang nantinya akan dikenakan oleh para pengungsi dan relawan yang terlibat. Kebetulan juga sekarang masih dalam masa pandemi, sehingga fungsi masker ini bisa berganda.

Keberadaan pandemi covid-19 memberikan dimensi lain atas upaya mitigasi bencana letusan Gunung Merapi. Selain memperhatikan kebutuhan, kelayakan, kesejahteraan, dan keselamatan pengungsi, pemerintah juga harus memperhatikan kesehatan mereka. Maka dari itu pemerintah dari setiap kabupaten yang terdampak masih menerapkan aturan penanggulangan pandemi covid-19 seperti uji tes dan social distancing.

Problematika di lapangan tentu saja masih merintangi upaya mitigasi ini. Covid-19 tadi salah satunya. Meski sudah berusaha dengan maksimal, penyebaran virus dikalangan pengungsi tidak dapat dicegah 100 persen. Beruntungnya penerapan protokol di lokasi mampu mengidentifikasi pasien dengan cepat dan segera memberi perawatan yang layak.

Permasalahan lain adalah di sejumlah tempat, seperti di Cangkringan, Sleman dan Srumbung, Magelang. Jalur yang semestinya digunakan untuk evakuasi ternyata mengalami kerusakan dan dapat menghambat proses. Gangguan mobilitas semacam sangat berpengaruh dalam proses mitigasi. Untuk itu PT Pertamina memastikan pasokan BBM dan LPG masih aman selama bencana.

Berikut tadi adalah gambaran upaya mitigasi bencana yang disarikan dari 950 liputan media massa selama periode 2-9 November 2020. Selain menjadi informasi untuk publik luas, penyajian laporan semacam ini juga penting bagi upaya mitigasi bencana itu sendiri. Mengingat bencana seperti letusan Gunung Merapi kerap muncul dan akan terjadi lagi selama gunung berapi masih aktif, laporan bisa menjadi rekam jejak untuk mengevaluasi proses mitigasi dan menemukan formulasi penanggulangan yang lebih baik di kemudian hari.

Di Balik Filter Stories PS5 Box: Warganet Merasa Bahagia Meski Hanya Sebatas Angan

0

Konsol game milik Sony, PlayStation 5 (PS5) tidak hentinya mencuri perhatian. Perilisan resmi PS5 ini dijadwalkan pada 12 November 2020 di Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Meksiko, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan. Lalu, akan disusul oleh negara lain pada tanggal 19 November mendatang. Namun, dunia maya sudah dihebohkan dengan hal ini. Apa yang membuat PS5 ramai diperbincangkan sebelum jadwal perilisannya? Simak infografik Netray selengkapnya.

Euforia Publik Kawal Pilpres AS 2020

Pilpres AS yang baru saja berlangsung memantik euforia publik. Pada 8 November 2020 Pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi mengumumkan kemenangan Joe Biden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2020 melawan petahana Donald Trump. Seperti diketahui, setiap empat tahun sekali Pilpres AS digelar pada Selasa pertama di bulan November. Oleh karena itu, sejak awal November media pemberitaan dan media sosial nasional turut diramaikan dengan hajat besar tersebut.

Pada perhitungan suara, Joe Biden selalu mengungguli Donald Trump. Hal itu membuat pendukung Joe Biden semakin percaya diri, dan pendukung Trump pun tidak mau berdiam diri. Nah, sebelum pengumuman kemenangan ini disiarkan, mari kita melihat seperti apa keramaian media daring dan media sosial Indonesia mengawal pesta pemilihan Presiden AS ini ya? 

Kilas balik pemantauan Netray mulai 1 November-9 November untuk melihat seberapa antusias media daring memberitakan topik ini dan seperti apa warganet berimpresi tentang pemilihan ini. Simak selengkapnya. 

Pilpres AS 2020 dari Kacamata News Media Monitoring Netray

Netray memonitoring seberapa banyak media daring memberitakan terkait topik ini. Lalu portal media pemberitaan mana yang paling sering mengangkat berita ini. Berikut gambarannya. 

Keyword yang dimasukkan yakni biden, trump, dan pilpres as, selama 8 hari pemantauan telah diberitakan sebanyak 5,661 artikel oleh 100 portal media berita. Artikel berita ini didominasi oleh kategori Politik, Pemerintahan, dan Ekonomi. Grafik persebaran artikel berita dengan puncaknya terjadi pada 4 November 2020 dan 8 November 2020.

Pemberitaan tanggal 4 November membahas hasil sementara penghitungan cepat untuk kedua calon presiden. Sedangkan tanggal 8 November merupakan pengumuman kemenangan Joe Biden sebagai Presiden AS mengalahkan Donald Trump.

Masing-masing calon presiden dan tim suksesnya mengklaim bahwa kemenangan sudah di genggaman. Dari pihak Trump berasumsi bahwa kemenangan kali ini jatuh pada dirinya. Kemudian dari pihak Biden, telah mempersiapkan pula pesta kemenangan untuk pemilihan ini. Hal itu yang membuat media daring ramai mengangkat topik tersebut.

Kemudian pada tanggal 8 November, Joe Biden meminta kepada pendukung Trump untuk ikhlas atas kekalahannya. Euforia kemenangan kubu Biden ini banyak diangkat oleh media pemberitaan.

Top Portal, Top People, dan Top Organization

Keramain media daring memberitakan topik Pilpres AS ini tidak terlepas dari portal berita yang berada di baliknya serta tokoh dan partai yang selalu menjadi sorotan.

Pada jajaran Top Portal berita diduduki oleh portal berita nasional yakni CNN Indonesia sebagai portal berita yang paling sering memberitakan hajat pemilihan presiden AS. Lalu urutan kedua ditempati oleh CNBC Indonesia, dan Sindonews di urutan setelahnya. 

Donald Trump dan Joe Biden tentu menjadi tokoh paling disorot sehingga menduduki jajaran Top People. Lalu Amerika Serikat sebagai Negara penyelenggara hajat sudah pasti menempati urutan pertama Top Organization. Kemudian pada urutan kedua terdapat Partai Demokrat milik Joe Biden dan diikuti Partai Republik milik Donald Trump pada urutan ketiga sebagai partai politik yang menaungi kedua calon Presiden AS.

Pilpres AS 2020 di Mata Warganet 

Setelah mengulas keramaian media daring mengawal topik Pemilihan Presiden AS 2020, mari beralih mengintip keramaian warganet dalam membahas pemilihan presiden Negara Adidaya ini.

Selama 8 hari pemantauan sejak awal November, intensitas perbincangan warganet tentang Pilpres AS sebanyak 281,553 twit oleh 105.000 akun. Cuitan tersebut didominasi cuitan bersentimen neutral dengan potential reach mencapai 560,8 juta kali. Pada grafik di atas puncak keramaian pembahasannya terjadi pada 4 November 2020 dan 8 November sama dengan puncak keramaian media daring. 

Ada Apa di Balik 4 November?

Intensitas perbincangan warganet pada tanggal tersebut dimulai dari twit tentang pengumuman sementara hasil perhitungan cepat perolehan suara untuk kedua calon presiden.

Beberapa cuitan tersebut adalah contoh cuitan yang mayoritas menginfokan hasil sementara perhitungan suara. Hasilnya Biden lebih unggul daripada calon petahana Trump. Sontak hal itu menimbulkan keramaian warganet, ada yang mendukung atas kemenangan Biden dan ada pula cuitan yang mendukung kubu Trump. 

Warganet Pro Trump

Cuitan di atas merupakan twit dukungan warganet Indonesia untuk Donald Trump. Banyak warganet Indonesia mendukung sepenuhnya Donald Trump untuk kembali memimpin Amerika. Terdapat pula twit warganet yang menyeret rival Trump yakni Biden untuk mundur dari kontestasi pemilihan. Besar keyakinan mereka bahwa Trump di periode kedua ini akan membawa Amerika semakin lebih baik. 

Warganet Pro Biden 

Cuitan dukungan untuk Biden juga menggema di media sosial Twitter Indonesia. Banyak yang mendukung Biden dengan harapan akan membawa perubahan untuk dunia. Sebagian dukungan Biden menyeret nama Trump selaku rivalnya yang tidak menyukai Trump. 

Siapapun Presidennya, yang Kalah jadi Menhan

Warganet berbondong-bondong menyuarakan gurauannya bahwa siapapun nanti yang tidak terpilih menjadi presiden Amerika Serikat sebaiknya dilantik menjadi Menhan. Semisal Donald Trump menang dalam kontestasi Pilpres AS 2020 ini, Joe Biden pasti menjadi Menteri Pertahanan. Begitu sebaliknya, jika Joe Biden memenangkan pemilihan presiden ini, Donald Trump diangkat menjadi Menteri Pertahanan. Hal itu seperti mengingatkan kembali situasi politik Pilpres Indonesia sewaktu Joko Widodo dengan Prabowo pada 2019 lalu.

Ada Apa di Balik 8 November?

Puncak 8 November, sama halnya dengan 4 November yakni tentang pengumuman. Bedanya puncak 8 November ini, intensitas perbincangan warganet lebih ramai karena membahas tentang kemenangan Joe Biden sebagai Presiden AS.

Mayoritas contoh cuitan di atas berasal dari akun media sosial portal pemberitaan yang memberikan pengumuman atas terpilihnya Joe Biden-Kamala Harris sebagai Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat. Beberapa twit lainnya menyebutkan bahwa Joe Biden berjanji untuk selalu menjunjung persatuan. Hal itu membuat warganet turut meramaikan percuitan pada 8 November tersebut.

Joe Biden Resmi Memenangkan Pilpres AS 2020

Gambar berita di atas adalah salah satu berita yang terbaru atas terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat periode 2020-2024. Biden dengan lantang dan optimis akan menjadikan Amerika sebagai negara yang dihormati dunia internasional. Selamat kepada presiden terpilih Joe Biden, semoga menjadikan Amerika semakin lebih baik.

Dengan mengetahui hasil pemilu presiden Amerika Serikat yang dimenangkan oleh Joe Biden-Kamala Harris ini, sekaligus menutup analisis tentang Pilpres AS 2020 ini. Media Monitoring Netray, menyajikan kilas balik hasil pemantauan dari awal November hingga delapan hari terakhir ini memperlihatkan bahwa warganet dan media daring ramai mengangkat isu tentang pemilihan presiden AS. Hal itu terbukti bahwasanya nama calon presiden Donald Trump dan Joe Biden adalah tokoh utama dalam setiap pembahasan yang paling sering disebut. Demikian pantauan Netray, semoga dapat memberikan informasi yang bermanfaat.

Boikot Produk Prancis, Aksi Protes yang Absurd dalam Kompleksitas Hubungan Internasional

Dalam bukunya yang berjudul Dibawah Bendera Revolusi, Soekarno menjelaskan pandangannya terkait alasan Turki di masa lalu memisahkan agama dengan proses bernegara. Dan secara sederhana pilihan tersebut menurut Soekarno agar agama dan negara bisa tumbuh tanpa masing-masing mempengaruhi dengan buruk.

Agama yang dimaksud Soekarno di sini adalah agama sebagai simbol semata, yang tidak mencerminkan nilai. Pemimpin muda Turki pada masa itu berharap bahwa tanpa harus mengadopsi cara agama dalam bernegara, jika para pemangku kebijakan memiliki jiwa keagamaan yang kuat maka akan tercermin ke dalam negara dengan sendirinya.

Namun, cara pandang Turki ini tidak lagi hadir ketika pemimpin mereka saat ini mencibir keras Presiden Prancis Emmanuel Macron. Menurut Macron, yang dilakukan Prancis adalah menjaga ideologi republik mereka. Prancis tidak mau mencampurkan urusan beragama dengan bernegara. Baginya memberi ruang bagi majalah karikatur nyinyir adalah sama dengan memberi kebebasan masyarakat untuk menjalankan ibadah keagamaan mereka. Persis seperti yang diharapkan Kemal Ataturk terhadap negara Turki.

Lantas bagaimana dengan Indonesia? Apakah gagasan semacam ini dipahami oleh masyarakat umum? Sedangkan ketika negara menjamin kebebasan beragama masyarakatnya, sama sekali tidak tercantum dalam UUD 45 bahwa negara ini merupakan negara agamis. Apakah masyarakat masih mengimplementasikan cara pandang tersebut dalam setiap perilaku dan bahasa mereka?

Untuk mencoba menjawab pertanyaan ini, maka media monitoring Netray melakukan penelusuran perbincangan masyarakat melalui platform Twitter. Penelusuran dilakukan dengan mengekstraksi kata kunci boikot. Mengingat kata ini menjadi semacam seruan ke masyarakat Indonesia untuk menjadi simpatisan aksi menentang pemerintahan Macron.

Siapa yang Diboikot?

Memang terdengar janggal ketika masyarakat negara lain harus memprotes sebuah kebijakan negara lain pula. Tetapi hal ini bisa wajar oleh dua hal. Pertama adalah Islam sebagai ideologi transnasional. Islam tak mengenal sekat antar bangsa yang disebut negara. Bagi sesama Muslim, identitas mereka dipersatukan dalam sebuah bentuk persaudaraan (brotherhood/ichwanul).

Kedua adalah tentu saja karena internet. Seruan boikot terhadap Prancis menggema di antero jagat dunia maya. Tak luput lini masa Twitter dibanjiri dengan pernyataan mengutuk dan seruan untuk boikot. Mereka kecewa karena menilai Macron sudah mengolok Islam sebagai agama separatis.

Hanya saja tak semua orang sepakat dengan aksi boikot yang sempat dilakukan. Ketidaksepakatan ini bukan berasal dari perbedaan cara pandang dalam melihat masalah. Hanya saja bagaimana aksi boikot tersebut dilakukan. Yang paling sering mendapat sorotan adalah aksi boikot produk asal Prancis, dengan asumsi akan mempengaruhi perekonomian negara tersebut. Aksi ini dilakukan dengan terlebih dahulu membeli produk buatan perusahaan tersebut, lantas membuang-buang isinya.

Bagi sebagian besar warganet Twitter, aksi ini tentu saja merupakan tindakan yang mubazir. Jika memang ingin memboikot, tak perlu membeli produk bersangkutan. Berapa banyak uang yang sudah dikeluarkan untuk membeli produk tersebut yang akhirnya malah dibuang demi sebuah protes. 

Belum lagi pertanyaan apakah aksi tersebut efektif dalam mempengaruhi tingkat perekonomian negara Prancis. Skala kerjasama antar negara, semisal Indonesia dan Prancis biasanya tidak direpresentasikan oleh komoditas kecil yang dapat dengan mudah diakses oleh pendemo yang akhirnya dibuang sia-sian. Namun, dilakukan dalam level transaksi yang sangat besar. Sebagai contoh adalah kerjasama Prancis dengan negara lain dalam pengadaan pesawat Airbus buatan negara tersebut.

Boikot semacam ini tentu saja sangat salah sasaran. Apalagi sampai ada yang berdemo di depan kantor les bahasa Prancis untuk mendemonstrasikan kekecewaan. Wajar jika akhirnya warganet berbalik mengomentari keabsurdan ini. Mereka menyebut tindakan ini sangat tidak bijak (atau dalam bahasa warganet Twitter, ini adalah tindakan yang goblok.)

Lantas pertanyaannya, setinggi itukah level pemahaman masyarakat yang melakukan aksi protes dalam memaknai hubungan internasional?  Atau setinggi itukah pemahaman masyarakat terhadap agama dan bernegara, sehingga mendapat tudingan miring dari warganet. Mungkin apa yang dialami Turki di masa lalu, untuk melepaskan agama dan negara, harus kembali diingat oleh bangsa ini agar dapat belajar lebih dalam lagi.

Secercah Harapan untuk Warganet

Melihat cuitan warganet yang saling melemparkan kritik atas praktik bernegara, rasa optimisme bisa kembali mengudara. Salah satunya ketika melirik diagram sentimen dalam wacana ini. Tingginya sentimen negatif bisa dibaca sebagai tingkat kekritisan warganet saat menghadapi sebuah isu, tanpa sekedar terhanyut begitu saja.

Level partisipasi juga sangat tinggi. Tercatat cuitan dengan karakter boikot selama sepekan pemantauan muncul sebanyak 20.618 kali dengan 15 ribu lebih diantaranya bersentimen negatif. Cuitan tersebut juga mendapat respon dari warganet lainnya sejumlah 230 ribu lebih interaksi baik melalui likes, retweet, maupun reply. Dan hasilnya secara potensial menjangkau 240 juga lebih akun Twitter.

Setidaknya dari isu boikot Prancis ini publik bisa kembali belajar bagaimana reaksi terhadap isu tertentu bisa menjadi kontraproduktif terhadap apa yang diperjuangkan. Kompleksitas bernegara, dan juga hubungan antar negara, tak bisa direspon secara parsial saja. Ada diplomasi dalam hubungan internasional dan jika permasalahan tersebut sangat genting, mendesak negara untuk berdiplomasi bukanlah pilihan yang absurd.

Roti’O Vs Rotiboy

0

Masih ingat dengan keramaian publik memperdebatkan harga makanan di kereta beberapa waktu lalu? Dalam perdebatan ini, ternyata sejumlah warganet punya saran alternatif agar tetap dapat menyantap makanan lezat dengan harga ramah di kantong. Yap, kudapan roti dengan merek Roti’O. Pada rentang waktu ini perbincangan untuk Roti’O melonjak. Isu kemudian bergeser menjadi nostalgia naik kereta bersama Roti O. Namun, kata warganet yang lain Rotiboy lebih menggiurkan ketimbang Roti’O. Benarkah demikian? Mari kita cari tahu bersama Netray. Kira-kira mana yang paling banyak jadi pilihan warganet dan apa alasannya?

Nonton Bioskop di Tengah Pandemi: Bagaimana Tanggapan Pengelola dan Masyarakat?

Perizinan bioskop di tengah pandemi Covid-19 menimbulkan pro dan kontra. Beberapa bioskop mulai buka secara bertahap di berbagai kota di seluruh Indonesia meski pandemi belum dinyatakan selesai. Beberapa jaringan bioskop seperti XXI, CGV dan Cinépolis mulai kembali menayangkan film dengan mengutamakan protokol kesehatan seperti cek suhu tubuh, memakai masker serta membatasi jumlah penonton di dalam studio guna mencegah terjadinya penyebaran virus Covid- 19.

Di sisi lain, sejumlah kota masih melarang pembukaan bioskop hingga kasus pandemi dirasa dapat dikendalikan demi menghindari terjadinya klaster baru penyebaran virus Covid-19.

Mari kita simak, melalui hasil penelusuran Netray, bagaimanakah topik terkait pembukaan bioskop di tengah pandemi Covid-19 dalam media pemberitaan daring? Serta bagaimanakah respon warganet Twitter terhadap isu ini?

Pembukaan Bioskop di Tengah Pandemi dalam Media Daring

Netray memantau topik mengenai pembukaan bioskop selama bulan Oktober 2020 mengingat beberapa bioskop mulai kembali menayangkan filmnya secara bertahap di berbagai kota di Indonesia setelah sekitar tujuh bulan tutup. Berdasarkan hasil pemantauan Netray terdapat 690 artikel berita yang dipublikasikan oleh 85 portal media terkait topik ini selama periode 1-31 Oktober 2020.

Berikut grafik pemberitaan media daring terkait pembukaan bioskop di tengah pandemi Covid-19 selama bulan Oktober 2020.

Berdasarkan grafik tersebut, pemberitaan terkait topik ini didominasi sentimen positif dengan puncak pemberitaan pada tanggal 12 Oktober 2020. Hal itu dikarenakan pada tanggal tersebut Pemprov DKI Jakarta mulai menerapkan PSBB transisi dan mulai membahas mengenai perizinan operasional bioskop dengan syarat protokol kesehatan serta pembatasan kapasitas jumlah penonton.

Kemudian disebutkan dalam pemberitaan media daring bahwa sejumlah bioskop di DKI Jakarta mulai dibuka pada Rabu, 21 Oktober 2020. Salah satu jaringan bioskop yang mulai beroperasi kembali adalah CGV.

Minat Penonton Bioskop

Dalam beberapa artikel pemberitaan terkait topik ini, minat masyarakat dalam menonton di bioskop di masa pandemi cukup beragam. Beberapa pengusaha bioskop mengaku penonton bioskop dirasa masih kurang karena beberapa faktor seperti film lokal dan asing yang belum masuk serta peraturan dari pemerintah yang membatasi kuota penonton. Di sisi lain, dalam beberapa artikel pemberitaan, beberapa pengusaha bioskop merasa jumlah penonton bioskop di tengah pandemi cukup bagus dan antusiasme masyarakat cukup tinggi.

Respon Pemerintah Terkait Pembukaan Bioskop di Tengah Pandemi

Sejumlah pemerintah daerah di Indonesia mulai memperbolehkan bioskop beroperasi kembali di tengah pandemi Covid-19 dengan ketentuan protokol kesehatan dan juga pembatasan jumlah penonton di dalam studio. Salah satunya adalah Pemprov DKI Jakarta yang mengeluarkan izin bioskop XXI, CGV dan Cinépolis kembali beroperasi di tengah masa PSBB Transisi.

Walaupun sejumlah pemerintah daerah mulai mengizinkan bioskop beroperasi, pemerintah daerah seperti Kabupaten Sleman dan juga Kota Pekanbaru masih belum mengeluarkan izin operasional bioskop. Hal ini untuk mencegah klaster baru di kota-kota tersebut mengingat masih tingginya angka penyebaran virus Covid-19 saat ini.

Meski mendapatkan izin dari pemerintah, beberapa pengusaha bioskop seperti XXI belum berani membuka beberapa cabang bioskop khususnya di DKI Jakarta. XXI masih mencoba menyesuaikan dengan peraturan yang baru soal pembatasan kapasitas penonton menjadi sebanyak 25% yang dianggap merugikan pihak bioskop. Alasan lain yaitu masih banyak film lokal maupun internasional yang belum masuk dan dikhawatirkan dapat mengurangi minat penonton.

Respon Warganet Twitter Terkait Kembali Dibukanya Bioskop

Tanggapan warganet Twitter terkait kembali dibukanya bioskop di tengah Pandemi Covid-19 pada bulan Oktober 2020 didominasi dengan sentimen negatif. Dalam beberapa cuitan, banyak warganet yang masih menunda untuk menonton film di bioskop karena takut berpotensi tertular virus Covid-19 ditambah dengan isu virus tersebut dapat menyebar melalui udara atau airborne. Kurangnya koleksi film-film menarik juga menjadi alasan warganet enggan untuk menonton bioskop di masa pandemi.

Beberapa komentar warganet Twitter terkait topik ini juga menyasar ke arah kebijakan pemerintah salah satunya Pemprov DKI Jakarta yang dirasa terburu-buru untuk memperbolehkan bioskop beroperasi tetapi berbagai sektor vital seperti sekolah, tempat ibadah, serta perkantoran masih ditutup.

Walaupun didominasi dengan sentimen negatif ada beberapa cuitan warganet Twitter yang menyambut baik dibukanya kembali bioskop di masa pandemi Covid-19. Beberapa warganet Twitter berpendapat bahwa kembali bukanya bioskop merupakan salah satu hiburan yang ditunggu-tunggu setelah masa pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak sekitar bulan Maret 2020.

Demikian pantauan Netray terkait pembukaan bioskop di masa pandemi Covid-19 yang merujuk pada kebijakan pemerintah di sejumlah daerah yang mulai memperbolehkan bioskop kembali beroperasi dengan mengutamakan protokol kesehatan. Meski demikian, kebijakan tersebut masih menimbulkan pro dan kontra baik dari kalangan masyarakat maupun dari pengusaha bioskop itu sendiri.

Buntut Panjang Pidato Presiden Macron terkait Separatisme Islam di Prancis

Prancis menjadi perbincangan panas beberapa pekan terakhir. Seperti diketahui pada 2 Oktober 2020 lalu, Presiden Macron dalam pidatonya menyampaikan pandangannya terkait ‘separatisme’ Islam dan islamisme radikal di Prancis. Ia menekankan aturan yang lebih tegas untuk melawan separatisme Islam, termasuk pengawasan masjid, ceramah, dan imam yang lebih ketat untuk mencegah islamisasi Prancis. Kecaman Macron dilatarbelakangi oleh dukungannya terhadap majalah Charlie Hebdo yang menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk kebebasan berekspresi. Pernyataannya mengenai islamisme radikal yang menyudutkan Muslim juga turut menimbulkan islamfobia dan keterasingan lebih lanjut bagi minoritas Muslim di Prancis.

Serentetan kejadian-kejadian pun terjadi usai pernyataan kontroversial Presiden Macron tersebut. Dua minggu setelah pidato Macron dalam rangka memperingati penyerangan di kantor majalah Charlie Hebdo pada 7 Januari 2015 lalu, seorang guru bernama Samuel Patty tewas dipenggal oleh remaja bernama Abdullah Anzurov. Peristiwa ini terjadi di Conflans-Sainte-Honorin, wilayah Val d’Oise, barat laut Paris. Pelaku ditembak mati oleh polisi sekitar 600 meter dari lokasi pemenggalan. Guru tersebut dipenggal setelah memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad pada saat mengajar. Sebelum membunuh, tersangka meneriakan takbir Allahu Akbar. Serangan ini pun disebut  Presiden Macron sebagai aksi teror Islam.

Terdapat sekitar dua ribu lebih artikel terkait topik yang terbit pada awal Oktober hingga awal November. Berita-berita ini paling banyak terbit antara 27 Oktober hingga 2 November 2020. Sentimen terhadap berita yang memuat pernyataan kontroversial Presiden Macron terhadap separatisme Islam ini lebih banyak didominasi sentimen negatif. Hal ini disebabkan berita yang termuat merupakan berita-berita seputar pembunuhan, aksi teror, kecaman, dan boikot. Oleh sebab itu, wacana yang terdapat dalam artikel berita tersebut memuat pemberitaan-pemberitaan yang negatif.

Topik ini mulai banyak dibicarakan pada 27 Oktober 2020, setelah terjadi peristiwa pemenggalan terhadap Samuel Patty. Patty merupakan guru sejarah yang memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad terbitan majalah Charlie Hebdo tahun 2015 lalu sebagai bentuk kebebasan berekspresi. Sebelumnya, Patty telah meminta siswa muslimnya untuk keluar apabila tidak menyukai pelajarannya. Setelah melewati berbagai protes dari orang tua murid, Patty tewas di tangan seorang remaja berusia 18 tahun. Pembunuhan ini menjadi topik panas di Prancis dan dihubungkan dengan aksi teror Islam.   

Penerbitan kembali dan aksi menunjukkan karikatur Nabi Muhammad saw tidak dapat dibenarkan oleh negara-negara Muslim. Hal ini dianggap sebagai bentuk penistaan agama. Meskipun demikian, aksi pemenggalan terhadap Patty juga tidak dapat dibenarkan. Macron merespon dengan menyampaikan pembelaan penuh terhadap kebebasan berbicara dan nilai-nilai sekuler yang berlaku di Prancis dan bersumpah akan melanjutkan kebebasan berpendapat. Prancis memang dikenal dengan negara sekuler, yang keras membedakan agama dan pemerintahan. Akan tetapi, kebijakan sekularisme di sana tidak jarang merugikan minoritas Muslim dan menimbulkan islamfobia terhadap keberadaan masyarakat Muslim di Prancis.

Kecaman dari Berbagai Negara Kepada Presiden Macron

Pernyataan Macron terkait Islam radikal hingga pernyataannya bahwa Islam merupakan agama yang mengalami krisis menuai beragam respon dari negara-negara Muslim di dunia. Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Macron membutuhkan pemeriksaan kesehatan mental dan menuduhnya menjalankan agenda anti-Islam. Pemimpin Turki ini juga mengawali pemboikotan produk-produk Prancis yang kemudian diikuti oleh negara-negara Islam lainnya. Meskipun mendapat beragam kecaman dan pemboikotan terhadap produk-produknya, Prancis tetap memperoleh dukungan dari negara-negara Eropa lainnya seperti Italia, Jerman, dan Belanda atas dasar kebebasan berpendapat.

Bagaimana Sikap Indonesia terhadap Pernyataan Presiden Macron?

Indonesia sebagai negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam juga turut menyuarakan kecamannya terhadap terhadap Perancis. Melalui akun Twitternya, @jokowi menyatakan bahwa Indonesia mengecam keras terjadinya kekerasan di Prancis yang menyebabkan korban jiwa dan pernyataan Presiden Macron yang melukai perasaan umat Islam di dunia.

Presiden Joko Widodo juga menyampaikan beberapa pernyataan berkaitan dengan toleransi, terorisme, dan Prancis yang memecah umat beragama. Beberapa ormas Islam di Indonesia pun turut mengecam Prancis dan mengajak untuk memboikot produk-produknya. Sejumlah warga Indonesia termasuk publik figur juga menyuarakan kritiknya terhadap Presiden Macron. Kebebasan berpendapat dengan mencontohkan karikatur tokoh yang diagungkan dalam sebuah agama merupakan hal yang tidak dapat dibenarkan dan dapat menuai perpecahan umat beragama.

Berdasarkan data yang disajikan Netray, beberapa Top People dari topik ini merupakan tokoh-tokoh yang memang berkaitan dengan topik sekularisme di Prancis. Posisi pertama yang menduduki frekuensi paling banyak disebut dalam topik ini adalah Emmanuel Macron. Posisi kedua dan keempat sebetulnya merupakan orang yang sama, yang merujuk pada Presiden Prancis tersebut. Selanjutnya, nama yang paling banyak disebut adalah Nabi Muhammad. Hal ini berkaitan dengan karikaturnya yang dibuat dalam majalah Charlie Hebdo.

Nama Samuel Patty menjadi salah satu nama yang banyak disebut dalam pemberitaan. Kematiannya yang tragis merupakan salah satu penyebab topik ini banyak diberitakan sehingga namanya sering muncul dalam pemberitaan-pemberitaan tersebut. Sedangkan, pada Top Organisation, AFP atau Agence France-Presse termasuk salah satu organisasi yang paling banyak disebutkan sebab AFP banyak memuat pemberitaan seputar topik yang sedang memanas ini di Perancis.