Home Blog Page 126

Menyingkap Pembicaraan Warganet Seputar Kebijakan Baru WhatsApp

Berita tentang aturan baru yang dikeluarkan oleh WhatsApp menyita perhatian publik dan menjadi perbincangan. Kebijakan tersebut meminta pengguna menerima persetujuan privasi data untuk integrasi dengan Facebook. Seperti diketahui WhatsApp merupakan aplikasi pesan instan milik Facebook Inc. Perubahan privasi pengguna yang dimaksud ialah tentang bagaimana aplikasi memproses data pengguna. Selain itu, akun bisnis dapat menggunakan layanan hosting Facebook untuk menyimpan serta mengelola obrolan WhatsApp mereka.

Seperti apa tanggapan warganet tentang kebijakan baru tersebut? Apakah warganet antusias atau justru tidak mendukung? Netray melakukan pemantauan untuk melihat keramaian warganet dalam membahas kebijakan baru Whatsapp ini. Simak selengkapnya.

Selama satu minggu pemantauan pada 5-11 Januari 2021 melalui #whatsappnewpolicy dan aturan baru whatsapp sebagai kata kunci, Netray berhasil menemukan impresi sebanyak 11,3 K dengan potential reach mencapai 8,1 M

Hasilnya, kebijakan privasi baru dari WhatsApp telah diperbincangkan sebanyak 370 cuitan. Terlihat dari grafik peak time puncak perbincangan terjadi pada tanggal 8 Januari 2021 sebanyak 146 cuitan. Dengan garis sentimen negatif lebih menonjol daripada sentimen positifnya. Sentimen ini disumbang oleh perbincangan warganet yang menanggapi kebijakan baru dari aplikasi WhatsApp dengan mengungkapkan kekecewaanya. Termasuk di dalamnya adalah narasi untuk pindah menggunakan aplikasi pesan lain yang serupa dengan WhatsApp. 

Pada kumpulan kata-kata di atas terlihat bahwa kata whatsapp, whatsappnewpolicy, telegram, aturan, data, pengguna, dan pindah memiliki ukuran lebih besar daripada kata lainnya. Hal itu memperlihatkan bahwa perbincangan warganet tidak jauh dari ungkapan rasa kekecewannya atas kebijakan baru yang dikeluarkan oleh WhatsApp.

Munculnya brand aplikasi pesan Telegram dalam jajaran Word Cloud juga menunjukkan bahwa isu ini melebar pada wacana yang lebih luas lagi, yakni meninggalkan WhatsApp dan beralih menggunakan Telegram. Berikut pembahasan selengkapnya.

Kecewanya Warganet Atas Kebijakan Baru WhatsApp

Kebijakan yang dikeluarkan oleh WhatsApp membuat penggunanya merasa kesal. Beberapa tanggapan warganet menuliskan bahwa aplikasi WhatsApp terlalu dominan karena tidak memberi pilihan lainnya. Dengan kata lain, memaksa pengguna untuk menyetujui kebijakan baru ini. Warganet merasa aplikasi WhatsApp menjadi berbeda dan seakan tidak ada privasinya, seperti cuitan dari @charinsela3 berikut ini.

Selain itu, warganet merasa bingung akan kebijakan baru. Minimnya informasi membuat pengguna semakin takut akan dampak terbaginya data pengguna pada Facebook.

Beralih ke Aplikasi Pesan Lain

Munculnya kebijakan tersebut membuat warganet memilih opsi lain untuk meninggalkan WhatsApp dan beralih menggunakan aplikasi pesan instan lainnya. Mulai dari ingin kembali ke LINE, pindah ke aplikasi Signal, lalu mengunduh MiChat hingga menggunakan Telegram.

Akan Tetapi, banyak warganet yang ingin beralih menggunakan pesan instan Telegram. Tidak sedikit pula cuitan yang membandingkan WhatsApp dengan Telegram. Tindakan berupa ancaman warganet ini membuat aplikasi Telegram menjadi lebih banyak diunduh dan didaftari oleh banyak pengguna baru.

Seperti cuitan dari @Ryaantz yang menuliskan bahwa semenjak adanya #whatsappnewpolicy di media sosial, membuat pemberitahuan Telegram miliknya ramai dengan pengguna baru. Artinya beberapa pengguna WhatsApp mulai beralih dengan mengunduh dan mendaftarkan diri sebagai pengguna Telegram. Hal itu diperkuat dengan cuitan dari @subhanmhmad yang menuliskan pendapat serupa. Banyaknya cuitan warganet yang ingin beralih pada aplikasi Telegram, disambut oleh CEO Telegram.

Pavel Durov, pendiri Telegram memberikan tanggapan bahwa jutaan pengguna marah karena perubahan dalam persyaratan layanan WhatsApp terbaru yang mengharuskan pengguna berbagi semua data pribadi ke mesin iklan Facebook. Hal itu membuat pengguna WhatsApp beralih ke Telegram dengan sekitar 500 juta pengguna dan terus berkembang. Telegram telah menjadi masalah utama bagi perusahaan Facebook. Bahkan, Durov mengklaim bahwa Facebook tidak dapat bersaing dengan Telegram terkait kualitas dan privasi yang menyebabkan WhatsApp nampaknya beralih ke pemasaran terselubung, yakni menggunakan bot berbayar. Itulah tanggapan yang disampaikan oleh pendiri Telegram yang disampaikan @CNNIndonesia pada pemberitaan yang diterbitkannya.

Selain portal CNN Indonesia, pada puncak grafik 8 Januari 2021 juga terdapat beberapa akun media pemberitaan lain yang memberikan informasi seputar kebijakan baru WhatsApp.

Pada tanggal tersebut, akun media pemberitaan menyebutkan agar warganet lebih memahami dan tidak tergesa-gesa menerima persetujuan kebijakan privasi baru WhatsApp tersebut. Selain itu, media juga memberitakan apabila pengguna tidak menyetujui kebijakan tersebut, secara otomatis akun WhatsApp akan terhapus .

Berdasarkan cuitan @wartakotalive di atas, apabila pengguna akan menghapus akun WhatsApp atau akunnya terhapus langsung dari aplikasi, itu tidak berarti bahwa data pengguna juga telah terhapus. Itulah salah satu isi  kebijakan yang tertulis pada kebijakan privasi baru WhatsApp. Berikut gambaran media populer dari unggahan warganet.

Ilustrasi beberapa gambar dari media populer unggahan warganet tersebut juga berisikan ketidaksetujuan, serta ucapan selamat tinggal kepada WhatsApp dan selamat bergabung ke Telegram. Jadi kalian pilih mana? Bertahan pada WhatsApp atau ingin beralih ke media chat lainnya?

Demikian pantauan Netray terkait tanggapan warganet seputar aturan baru WhatsApp. Semoga dapat menjadikan informasi yang bermanfaat.

Menyoal PSBB Jawa Bali dalam Berita dan Media Sosial

Sekali lagi data tidak bisa berbohong. Setelah musim liburan Natal dan Tahun Baru, kasus penularan Covid-19 meningkat signifikan. Penerapan protokol kesehatan tidak akan pernah efektif jika intensitas interaksi sosial tidak pernah diminimalisir melalui pembatasan sosial (social distancing). Agaknya, alasan ini yang membuat pemerintah kembali menjadwalkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai tanggal 11 Januari hingga 25 Januari 2021.

Sedikit berbeda dengan PSBB sebelumnya, hanya beberapa wilayah yang dinilai pemerintah memiliki kriteria tertentu yang akan menerapkan aturan tersebut. Seperti namanya, kali ini PSBB Jawa Bali akan dilaksanakan di sejumlah wilayah di Pulau Jawa dan Pulau Bali saja. Daerah-daerah tersebut dinilai masih memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi.

Berdasarkan fakta tersebut, Netray Media Monitoring ingin memantau pemberitaan di media massa daring selama periode 3-10 Januari 2021. Dari pemantauan ini, Netray akan mencari tahu sejumlah sudut pandang media mengenai isu pokok dan aktor yang paling banyak diliput oleh media.

Selain itu, Netray juga ingin melihat bagaimana respon warganet Twitter menanggapi penerapan aturan ini. Pemantauan akan dilakukan dengan mencermati agregasi cuitan melalui fitur Issue Report dari Netray. Fitur ini akan mengelompokkan cuitan berdasarkan frekuensi kemunculan kata atau istilah yang sama dari sejumlah cuitan. Jadi bisa dilihat isu apa saja yang menarik bagi warganet untuk dibicarakan.

Isu PSBB Jawa Bali dalam Pemberitaan Media Massa Daring

Apa yang akan diberitakan oleh media massa menjelang hingga selama penerapan PSBB kali ini? Pertanyaan ini adalah yang paling tepat untuk menjadi fundamen kala menganalisis laporan atau pemberitaan yang dibuat oleh media massa daring. Alasannya adalah kebijakan PSBB bukanlah hal yang baru dalam penanganan pandemi. Pemerintah seharusnya sudah sejak lama menerapkan kebijakan ini sebelum angka penularan melonjak drastis.

Kebijakan PSBB bukanlah hal yang baru dalam penanganan pandemi. Pemerintah seharusnya sudah sejak lama menerapkan kebijakan ini sebelum angka penularan melonjak drastis. Sudut pandang ini nampaknya yang sedikit banyak digunakan oleh media massa. Selain memberitakan pendapat sejumlah ahli, media massa juga kerap menulis laporan dengan argumen bahwa penerapan PSBB kali ini adalah buah dari ‘penanganan setengah hati’ dari pemerintah.

Isu pokok kedua dari pemberitaan media massa adalah respon pemerintah daerah setempat lantaran PSBB kali ini diterapkan di wilayah Jawa dan Bali secara spesifik. Tentu saja setiap kepala daerah menerima kebijakan ini, tetapi dengan penyesuaian masing-masing. Tidak banyak konflik vertikal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang diberitakan oleh media massa. Meskipun konflik semacam ini tetap muncul, minimal tidak menjadi isu yang menyedot perhatian publik.

Media massa daring juga meliput pendapat sejumlah pihak terkait dampak yang dihasilkan oleh kebijakan PSBB Jawa Bali. Salah satu dampak penerapan PSBB yang paling sering dibicarakan adalah ekonomi. Media massa kerap menyoroti sejumlah indikator perekonomian seperti harga saham dan kebutuhan hidup. Bahkan salah satu berita menulis dampak PSBB pada sektor transportasi dengan menunjukan adanya peningkatan permintaan jet pribadi oleh masyarakat Indonesia.

Poin pemantauan pemberitaan yang terakhir adalah untuk mencari tahu siapa figur yang paling banyak disebut media massa. Data ini dapat dengan mudah dilihat dari tabel Top Person. Nama Airlangga Hartarto menempati posisi teratas dalam tabel tersebut sehubungan dengan pengumuman tentang rencana PSBB Jawa Bali yang ia buat sebagai ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). Setelah Airlangga, terdapat nama Presiden Joko Widodo, Tjahjo Kumolo, dan Ganjar Pranowo.

Respon Warganet dalam Kerangka Agregasi Cuitan

Netray Media Monitoring berhasil merangkum cuitan respon warganet terhadap kebijakan PSBB Jawa Bali ke dalam 9 topik perbincangan. Masing-masing topik berisi sejumlah kata yang kerap muncul dengan kesamaan sentimen. Beberapa kata tertentu mungkin masih muncul pada topik yang berbeda, tetapi mereka mengacu pada konteks yang berbeda pula. Kesembilan topik tersebut bisa dilihat dari tabel di bawah ini.

Sebagai contoh atas proses agregasi cuitan warganet adalah Topik 2, 4, 5, dan 7. Pada Topik 2 terdapat kata Sumatera, Jakarta, dan Madura. Topik ini mengagregasi cuitan yang menyebut kota atau tempat tersebut di dalamnya. Warganet memberikan pendapat mereka tentang situasi tempat mereka di bawah pengaruh PSBB Jawa Bali. Topik 2 memiliki sentimen negatif.

Topik 4 merangkum kata daerah, dibatasi, dan penerapan dengan sentimen positif sedangkan Topik 5 dengan sentimen negatif memiliki kata kunci antara lain Bali, provinsi, dan diperketat. Terdapat cuitan yang isinya meminta pemprov Bali untuk meninjau ulang kebijakan PSBB mereka.

Untuk topik contoh terakhir, yakni Topik 7 muncul kata bantu, perjuangan, dan kesehatan. Sejumlah cuitan dengan sentimen positif di topik ini menyuarakan ajakan untuk membantu para tenaga kesehatan dengan terus mematuhi protokol kesehatan.

Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang kembali dicanangkan oleh pemerintah memang terasa sudah sangat terlambat. Meskipun begitu, segala macam upaya untuk memperbaiki kualitas penanganan pandemi tetap harus dilakukan. Media massa yang kritis dan warganet yang tak hentinya mengajak khalayak untuk tetap menjaga diri dan lingkungannya perlu diapresiasi. Sebelum pandemi ini benar-benar melumpuhkan masyarakat dalam skala yang lebih besar lagi.

Menguak Arus Perbincangan #ruuciptaker di Media Sosial Twitter

Tagar #ruuciptaker menempati trending topik Twitter dalam beberapa waktu lalu. Seperti diketahui, pada 05 Oktober 2020 Dewan Perwakilan Rakyat telah mengesahkan Rancangan Undang-Undang yang menuai kontroversi ini. Pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja ini pun menjadi perhatian berbagai kalangan, termasuk warganet Twitter. Hal ini kemudian menimbulkan pro dan kontra dari kalangan pendukung dan penolak disahkannya RUU ini hingga perang tagar pun tidak dapat terhindarkan.

Media Monitoring Netray melakukan pemantauan terkait topik ini, mengapa topik ini kembali ramai diperbincangkan warganet meski telah disahkan?

#RUUCiptaker

Pemantauan dilakukan sejak 12 Desember 2020 sampai dengan 10 Januari 2020. Selama periode tersebut ditemukan cuitan sebanyak 21.5K dengan didominasi oleh cuitan bersentimen negatif yang mencapai 10.1K cuitan. Persentase ini menunjukkan bahwa #ruuciptaker masih menjadi perbincangan hangat di Twitter meski RUU tersebut telah disahkah sejak 5 Oktober 2020 lalu.

Melalui grafik di atas terlihat perbincangan terkait topik ini muncul setiap harinya meski dengan jumlah yang tidak sama banyak. Puncak perbincangan warganet terjadi pada tanggal 22 Desember 2020 dan 09 Januari 2021 lalu. Apa yang menjadi perbincangan warganet pada tanggal tersebut?

Perbincangan Warganet Pada 22 Desember 2020: #bisnisumkmbangkit

Pada 22 Desember 2020, perbincangan terkait #ruuciptaker mengalami peningkatan yang signifikan. Untuk dapat mengetahui apa yang menjadi perbincangan warganet simak grafik berikut.

Berdasarkan pantauan Netray, 22 Desember 2020 menjadi puncak perbincangan warganet terkait #ruuciptaker dengan jumlah cuitan mencapai 1.7K. Melalui word cloud pada tanggal tersebut, terlihat perbincangan warganet berkaitan dengan omnibus, dorong, umkm, hingga tagar #bisnisumkmbangkit.

Terlihat pada tanggal tersebut cuitan populer warganet didominasi oleh arus tagar #bisnisumkmbangkit. Beberapa cuitan dengan tagar tersebut terlihat menyuarakan dukungan mereka terhadap Rancangan Undang-Undang kontroversi ini yang dinilai dapat membangkitkan UMKM. Adapun akun yang turut menyuarakan dukungan pada tanggal tersebut, di antaranya adalah @BatikRiwa dan @gemilang06. Berikut monitoring account Netray.

Kedua akun tersebut terlihat menyuarakan dukungan mereka terhadap Omnibus Law Undang Undang Cipta Kerja yang dinilai akan memberikan banyak manfaat kepada para pengusaha atau pebisnis. Dukungan tersebut disuarakan melalui cuitan, retweet, dan arus tagar yang digunakan dalam cuitan mereka.

Perbincangan Warganet Pada 09 Januari 2021: #OmnibusBeriManfaatBaik

Belum lama ini, tepatnya pada 09 Januari 2021 perbincangan terkait #ruuciptaker kembali memuncak bahkan sempat menempati trending topik Twitter. Lalu, apa yang menjadi perbincangan warganet?

Grafik pada 09 Januari 2020 menunjukkan jumlah perbincangan mencapai 1.4K cuitan. Melalui Word Cloud dapat diketahui bahwa perbincangan warganet pada tanggal tersebut berkaitan dengan kosakata demo, omnibus, korelatif, presentasi, aktif, penambahan dan tagar #OmnibusBeriManfaatBaik.

Beberapa cuitan pada pukul 10:00-11.00 menunjukan suara penolakan terhadap Omnibus Law #ruuciptaker yang berkaitan dengan aksi demo penolakan yang terjadi beberapa waktu lalu di Ibu Kota semasa pandemi. Dalam cuitannya, akun @elisa_jkt mengatakan bahwa demo penolakan Omnibus Law tidak berkorelasi dengan penambahan kasus aktif Covid-19, tetapi yang justru berkorelasi adalah momen libur bersama. Cuitan tersebut setidaknya mendapat total retweet mencapai 2K.

Menariknya, pada pukul 13.00-14.00 di tanggal yang sama cuitan yang bermuatan dukungan terhadap #ruuciptaker justru mengalami kenaikan. Hal ini dapat diamati melalui gambar di atas, salah satunya oleh akun @AdhyasF. Melalui cuitannya, akun tersebut terlihat menyuarakan dukungannya dengan menggunakan tagar #OmnibusBeriManfaatBaik.

Terlihat akun @elisa_jkt mencuitkan kaitan demo penolakan Omnibus Law yang tidak berkorelasi dengan kenaikan jumlah kasus Covid-19, sedangkan beberapa waktu berikutnya terlihat terjadi pengusungan tagar #OmnibusBeriManfaatBaik salah satunya disuarakan oleh @AdhyasF yang menilai Omnibus dapat memberikan banyak manfaat.

Top Categories Dalam Topik #ruuciptaker

Dalam dua tanggal yang menjadi puncak perbincangan terkait #ruuciptaker ditemukan dua arus tagar yang berhembus, di antaranya adalah #bisnisumkmbangkit dan #OmnibusBeriManfaatBaik. Kedua tagar tersebut menyuarakan dukungan terhadap RUU kontroversi ini.

Tidak hanya itu, bahkan dalam Word Cloud selama periode pemantauan Netray juga menemukan beberapa tagar lain yang menyuarakan dukungan terhadap RUU ini, seperti halnya tagar #KesejahteraanUntukPekerja, #KesempatanUntukMaju, dan #BarisanProKerja. Ketiga tagar tersebut cukup populer digunakan sehingga dapat terlihat melalui Word Cloud. Selain itu, arus tagar penolakan yang terlihat pada periode ini hanya berjumlah satu, yaitu #BatalkanRUUCiptaKerja. Hal ini menunjukan, setelah RUU tersebut disahkan arus tagar penolakan tidak lagi banyak terdengar digantikan oleh suara dukungan dengan berbagai tagar yang menyuarakan kebaikan yang terkandung dalam Undang Undang tersebut.

Adapun kategori akun populer dalam topik ini ditempati oleh akun @Dandhy_Laksono dan beberapa akun lainnya, sedangkan dalam urutan berdasarkan jumlah, akun yang paling banyak mencuitkan terkait topik #ruuciptaker ditempati oleh @DonjuanX8.

Terlihat kedua akun tersebut saling bertolak belakang. Apabila diamati melalui cuitannya, akun @Dandhy_Laksono merupakan salah satu akun yang kontra terhadap RUU ini, sedangkan akun @DonjuanX8 dalam cuitannya bermuatan dukungan terhadap disahkannya Omnibus Law RUU Cipta Kerja.

Dalam kategori Top People, akun @BPrima777, @sulistyo_tantry, dan @Arypasetyo85 terlihat menempati kategori tersebut. Tidak hanya itu, bahkan akun @DonjuanX8 juga terlihat dalam sepuluh urutan teratas kategori Top People. Dalam kategori Top Organisasi terlihat DPR sebagai lembaga yang membuat Rancangan Undang Undang ini masuk dalam jajaran kategori Top Organisasi.

Beberapa cuitan di atas menunjukkan korelasi antara akun-akun dalam kategori Top People tersebut. Dalam cuitannya, akun-akun tersebut terlihat saling menandai sehingga membuat jumlah cuitan mention dalam cuitan mereka meningkat. Hal inilah yang membuat akun-akun tersebut masuk ke dalam kategori Top People. Terlihat akun-akun tersebut mempopulerkan muatan yang sama, yakni dukungan terhadap Omnibus Law Cipta Kerja. Tidak hanya itu, akun-akun tersebut juga muncul dalam analisis jaringan percakapan Netray dalam gambar berikut.

Hal ini semakin menguatkan bahwa selama periode 12 Desember 2020 sampai dengan 10 Januari 2020 perbincangan terkait #ruuciptaker didominasi oleh akun-akun yang mendukung disahkannya RUU ini. Hal ini tidak hanya diamati melalui kemunculan berbagai tagar dukungan, tetapi juga dalam jajaran Top People maupun akun-akun dalam analisis jaringan percakapan yang saling berhubungan.

Perbincangan Tentang Tan Malaka di Twitter: Siapa yang Meramaikan?

Nama pahlawan nasional Tan Malaka tiba-tiba menjadi trending topic di linimasa Twitter pada tanggal 6 Januari 2021 lalu. Sementara itu, tak ada momentum apapun yang biasanya menjadi pemantik perbincangan seperti hari kelahiran atau semacamnya. Lantas mengapa warganet ramai membicarakan Tan Malaka? Siapa saja yang terlibat dalam proses naiknya kata kunci ini di Twitter?

Guna menjawab pertanyaan tersebut, Netray Media Monitoring telah melakukan pemantauan terkait kata kunci dengan menggunakan metode social network analysis (SNA). Netray akan menelisik perkembangan volume perbincangan selama jangka waktu tertentu dan melihat bagaimana perubahan sudut pandang warganet ketika membicarakan subjek pemantauan.

Analisis SNA Perbincangan Tan Malaka

Sebelum memulai analisis jejaring sosial, data yang perlu dicermati terlebih dahulu adalah diagram peak time. Di sini terlihat bahwa perbincangan tentang Tan Malaka muncul mulai tanggal 5 Januari 2021 dan mencapai puncaknya pada tanggal 6 Januari 2020. Pemantauan sejak tengah malam hingga pukul 6 pagi menunjukkan bahwa akun @CNNIndonesia menjadi episentrum pembicaraan. Meskipun itu masih dalam skala yang sangat terbatas.

Laman CNN Indonesia memuat liputan yang berisi permohonan keluarga mendiang Tan Malaka agar perjuangan Tan Malaka dalam menggagas Republik Indonesia dituangkan ke dalam pelajaran sejarah. Karena di luar radar akun yang memiliki pengaruh besar, cuitan tersebut sangat rendah direspon warganet. Akan tetapi, laporan CNN Indonesia yang lain akhirnya menarik banyak perhatian, yakni kala menulis pernyataan Novel Bamukmin, anggota PA 212 yang menolak usulan keluarga Tan Malaka.

Terlihat dari gambar di atas, cuitan kedua mendapat reply hingga 430 kali. Jumlah ini melesat lebih jauh jika dibandingkan dengan cuitan tentang Tan Malaka sebelumnya yang hanya dibalas sebanyak 4 cuitan saja. Warganet lebih tertarik membaca kontroversi yang dimulai oleh anggota PA 212 daripada pendapat konstruktif dari keluarga Tan Malaka.

Karena laporan tersebut, sepanjang tanggal 5 Januari akun @CNNIndonesia menjadi simpul perbincangan warganet kala membahas pemberitaan terkait Tan Malaka. Hal itu berlangsung hingga petang hari.

Baru setelah masuk ke tanggal 6 Januari, episentrum perbincangan warganet mulai bergeser ke sejumlah akun lain. Dalam paruh waktu antara tengah malam hingga pukul 6 pagi, giliran akun @budimanjatmiko yang menjadi pusat pembicaraan.

Namun, dari diagram peak time di bawah dapat dilihat bahwa baru menjelang tengah hari cuitan yang mengandung kata kunci Tan Malaka meledak.

Setelah akun milik politisi PDIP tersebut, sudah tidak ada lagi akun tunggal yang menguasai pembicaraan. Akun-akun ini menjadi pusat perbincangan dalam waktu yang hampir bersamaan, yakni mulai tengah hari hingga malam. Mereka mendapat respon dalam jumlah yang cukup masif dari warganet. Di antaranya adalah @historia_id dan @Sketsa_Rasa. Ada juga beberapa akun yang cuitannya cukup banyak di-retweet oleh warganet, seperti @mazzini_gsp, @sansan_ntrl, dan @DesaKita2.

Dari kelima akun tersebut, sebenarnya tidak ada akun yang secara diametral terpisah dengan akun yang lain. Warganet terlihat kerap menandai dua atau lebih akun dalam cuitan mereka. Hal ini dibuktikan dengan adanya garis yang saling berpotongan dari diagram tersebut. Situasi ini dapat diartikan bahwa akun-akun tersebut berasal dari lokus audiens yang sama, yakni mereka yang mengenal sejarah Tan Malaka dan berani berpendapat di sosial media.

Yang Absen dari Pemantauan

Karena analisis social networking adalah untuk melihat aktor dan kelompok mana saja yang berbicara pada topik tertentu, pemantauan kata kunci Tan Malaka ini menunjukan fakta yang unik. Meski dipicu oleh komentar salah satu anggota PA 212, namun tidak ada cuitan dari kelompok mereka yang ikut terjun dalam arus pembicaraan.

Sebagai contoh, akun @ustadtengkuzul dan @maspiyu5 yang kerap meramaikan perbincangan di Twitter dari kubu tersebut, di sini malah sama sekali tidak ikut campur. Tidak ada penjelasan apapun terkait hal ini, kecuali komentar Novel Bamukmin di media massa adalah murni inisiatif pribadinya.

Tan Malaka adalah sosok pahlawan yang sangat kompleks. Meski ia sempat berafiliasi dengan partai yang dianggap paria di negeri ini, sosoknya yang religius dan berasal dari masyarakat agamis tak bisa dinafikan begitu saja. Selain itu gagasannya tentang Republik Indonesia jauh mendahului pemikiran founding father yang lain seperti Soekarno, Hatta, dan Sjahrir. Perlu proses yang besar dan lebih lama lagi untuk menempatkan nama Tan Malaka di tempat yang lebih layak lagi.

Kebiri Kimia Pelaku Pelecehan Seksual Anak; Kurang Memberi Efek Jera sampai Biayanya yang Mahal

Beberapa waktu lalu berita mengenai hukuman kebiri kimia bagi predator seksual anak ramai menjadi sorotan publik. Peraturan pemerintah tentang tata cara pelaksanaan tindakan hukuman kebiri kimia telah ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada 7 Desember 2020 lalu. Peraturan Pemerintah nomor 70 tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tindakan Kebiri tersebut juga berisi tentang pemasangan alat deteksi elektronik, rehabilitasi, dan pengumuman identitas pelaku kekerasan seksual anak. Untuk melihat seperti apa keramaian masyarakat dalam menanggapi hukuman kebiri, Netray melakukan monitoring pada media pemberitaan dan media sosial Twitter. Seperti apa media massa memberitakannya? Dan bagaimana tanggapan masyarakat terkait hukuman kebiri kimia ini? 

Kebiri Kimia dalam Media Pemberitaan

Netray melakukan pemantauan dengan menggunakan kata kunci kebiri kimia selama periode 1-7 Januari 2020. Hasilnya, topik ini diberitakan sebanyak 247 artikel oleh 63 portal media dengan mayoritas pemberitaan berkategori Hukum.

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa topik terkait hukuman kebiri kimia mulai ramai diberitakan pada 3 Januari 2020. Hal tersebut karena media pemberitaan membuka isi yang tertuang dalam peraturan pemerintah tentang kebiri. Kemudian media massa ramai mengangkat pemberitaan tersebut pada hari setelahnya tanggal 4 Januari hingga menjadi puncak grafik pemberitaan selama satu minggu pemantauan

Pemberitaan yang diterbitkan oleh media seputar penandatangan peraturan kebiri ini mendapat dukungan dari beberapa lembaga pemerintah. Namun yang menjadi sorotan media sehingga baru ramai menjadi perbincangan di media ialah pemberitaan terkait tata cara pelaksaan hukuman kepada pelaku.

Presiden menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 70 tahun 2020 untuk mengatasi dan mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak. Selain untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual, media juga menjelaskan isi peraturan tersebut berupa tindakan pemasangan alat pendeteksi elektronik dan rehabilitasi yang dikenakan terhadap pelaku pencabulan berdasar pada putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum. 

Respon Warganet tentang Kebiri Kimia

Melihat hukuman kebiri dalam media pemberitaan cukup menyita perhatian publik. Bagaimana dengan tanggapan warganet? Apakah warganet mendukung peraturan pemerintah tentang hukuman kebiri ini? Simak hasil pantauan Netray pada media sosial Twitter berikut ini. 

Hasil pantauan Netray, kebiri kimia di Twitter diperbincangkan sebanyak 1,981 cuitan dengan potential reach mencapai 90 juta. Pergerakan grafik memuncak di tanggal 6 Januari dengan garis sentimen negatif yang lebih unggul. Hal tersebut disebabkan oleh ramainya perbincangan warganet yang menanggapi pernyataan Komnas HAM yang menyatakan bahwa hukuman kebiri merupakan bentuk penyiksaan dan tidak sesuai prinsip HAM.  

Pendapat Komnas HAM tersebut diberitakan oleh kompas yang kemudian melalui akun Twitter resminya, @kompascom menuliskan cuitan tersebut pada tanggal 4 Januari dan 5 Januari. Cuitan dari kompas tersebut lantas mendapat banyak komentar dan retweet dari warganet.

Cuitan di atas merupakan beberapa respon warganet tentang pendapat Komnas HAM. Salah satunya datang dari akun @BersamaSahabat4 yang menuliskan sindiran dengan mempertanyakan apakah perbuatan pelaku sesuai prinsip HAM. Kemudian akun lain, @DiraPrajna juga mempertanyakan apakah pelaku pada saat memperkosa memikirkan HAM korban. Selain itu, @DiraPrajna juga menuliskan pendapatnya apabila kebiri tidak diperbolehkan, menyakiti kelamin pelaku bisa dijadikan pilihan. Tidak hanya cuitan dari akun @DiraPrajna saja yang berpendapat untuk melakukan tindakan menyakiti alat kelamin pelaku pelecehan seksual. Namun warganet lainnya juga menyarankan sejumlah opsi untuk menyakiti kelamin pelaku seperti cuitan di bawah.

Selain menanggapi pendapat dari Komnas HAM, warganet juga memberikan tanggapannya terhadap hukuman kebiri. Tidak sedikit warganet berpendapat bahwa hukuman kebiri ini dianggap tidak efektif dan kurang memberikan efek jera kepada pelaku. Berikut cuitan ketidaksetujuan warganet. 

Informasi yang didapat dari media pemberitaan bahwa suntik kebiri ini bertahan selama 2 tahun pada tubuh manusia. Rasanya kurang adil melihat trauma yang dirasakan korban selama bertahun-tahun. Seperti cuitan dari akun @sand_andri yang menuliskan ketidaksetujuannya sebab apabila kebiri tersebut sudah hilang, dikhawatirkan akan lebih menjadi-jadi melakukan tindak pelecehan seksualnya. Sementara itu cuitan dari @kimjongann menyebutkan bahwa kebiri kimia hanya menekan residivisme sebanyak 2%-5% saja. Padahal ekspektasinya dapat menekan residivis sampai 50% sehingga kebiri kimia dianggap kurang efektif posisinya sebagai hukuman atau rehabilitasi pelaku. Selain dianggap tidak mengurangi efek jera kepada pelaku, biaya untuk kebiri kimia ini terbilang mahal. 

Setelah efek dari suntik kebiri ini hilang, nafsu dan ereksi akan kembali normal. Tidak ada jaminan bahwa pelaku tidak akan melakukan pelecehan seksual lagi. Lalu akun @kimjongann juga menuliskan gambaran mahalnya biaya kebiri kimia, salah satu contohnya kebiri kimia di negara Korea Selatan sebesar 63 juta rupiah per tahun. Selain tanggapan ketidaksetujuan warganet, terdapat pula warganet yang menyetujuinya. Berikut contoh cuitannya.

Seperti cuitan akun @SahabatSaber yang mendukung peraturan pemerintah ini dan mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi. Cuitan lainnya dari @RangkumBeritaa yang menuliskan bahwa Pemerintah memberikan langkah pasti terhadap pelaku kekerasan seksual terhadap anak, melalui tindakan kebiri kimia. Tujuannya adalah kebiri kimia ini dapat mengganggu keseimbangan hormon, gairah seksual terganggu, dan beberapa bagian tubuh lainnya juga terpengaruh. 

Beberapa akun tersebut diatas termasuk pada jajaran top akun dalam hasil pantauan Netray. Akun @kimjongann dan @asumsico menjadi dua akun yang menduduki urutan paling atas sebagai akun yang paling banyak memperoleh retweet atau komentar dari warganet lain.

Pada jaringan percakapan di atas terlihat akun @KomnasHAM dan @Jokowi menjadi akun yang paling sering ditandai oleh warganet. Akun Komnas HAM menjadi sorotan terkait pendapat komisioner Komnas HAM dalam media pemberitaan tentang kebiri kimia yang dinilai tidak sesuai dengan prinsip HAM. Kemudian sorotan kepada akun Jokowi terjadi karena beliau pada topik ini menandatangani Peraturan Pemerintah tentang hukuman kebiri tersebut. 

Demikian analisis Netray terkait Peraturan Pemerintah tentang hukuman kebiri kimia kepada pelaku kekerasan seksual terhadap anak. Semoga dengan terbitnya aturan ini pelaku mendapat efek jera sehingga kekerasan seksual kepada anak dapat diminimalisir.

Belum Genap Sebulan Menjabat, Menteri Sosial Risma Dinyinyiri Warganet

Belum genap sebulan menjabat sebagai Menteri Sosial, Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma kini kembali menjadi sorotan. Namanya masuk dalam jajaran trending topik Twitter bersama kata mensos dan pencitraan pada 06 Januari 2021. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi perbincangan warganet, simak pantauan Netray berikut.

Seperti diketahui, pada 23 Desember 2020 lalu Presiden Joko Widodo secara resmi merombak susunan kabinet yang dipimpinnya. Salah satunya ialah Tri Rismaharini yang kini tengah menjabat sebagai Menteri Sosial menggantikan Juliari Peter Batubara yang terlibat skandal korupsi Bansos Covid-19 pada 6 Desember 2020 lalu.

Netray memantau topik terkait Risma sejak 01 Januari 2021 sampai dengan 07 Januari 2021. Selama periode tersebut ditemukan cuitan mencapai 33.5K dengan dominasi cuitan bersentimen negatif. Berikut gambarannya.

BU Risma

Sejak dilantik menjadi Menteri Sosial, mantan Wali Kota Surabaya ini terus mendapat perhatian publik. Hal ini dapat diamati melalui grafik di atas, terlihat topik seputar Risma muncul setiap harinya dalam perbincangan warganet dan mengalami kenaikan yang signifikan sejak tanggal 05 Januari 2021 hingga memuncak pada hari berikutnya. Sedangkan melalui grafik sentimen dapat diketahui bahwa topik seputar Risma mendapatkan jumlah sentimen negatif yang mendominasi meski tidak berbanding jauh dengan jumlah sentimen positif yang mendominasi pada beberapa waktu sebelumnya. Mengapa demikian? Apa yang menjadi perbincangan warganet sehingga sentimen negatif berhasil unggul? Berikut hasil analisis Netray.

Blusukan, Risma Tuai Kritik dan Dinilai Pencitraan

Setelah resmi diangkat sebagai Menteri Sosial Risma pun mulai melaksanakan kegiatan seperti halnya menyusuri kawasan Sudirman-MH Thamrin dan Pasar Baru untuk menemui sejumlah gelandangan dan pengemis. Namun, bukannya menuai pujian aksinya tersebut justru menuai pro dan kontra dari warganet. Hal ini dapat diamati melalui Top Words pantauan Netray yang menemukan kosa kata populer terkait topik Bu Risma, di antaranya blusukan, pencitraan, kritik, peduli, dan lain sebagainya.

Tanggapan Negatif Warganet; #RismaRatuDrama

Melalui beberapa cuitan di atas terlihat tanggapan warganet terkait blusukan yang dilakukan oleh Risma. Sebagian warganet mengomentari aksinya dan menganggap hal tersebut hanya drama dan pencitraan. Tidak hanya itu, bahkan warganet juga mengusung tagar #RismaRatuDrama yang mencuat dan menduduki trending pada 07 Januari 2020.

Melalui grafik di atas dapat diamati bahwa cuitan dengan tagar #RismaRatuDrama muncul pertama kali pada 06 Januari 2020. Hal ini sesuai dengan Peak Time topik Risma pantauan Netray yang memuncak pada tanggal yang sama. Berikut beberapa cuitan dengan penggunaan tagar tersebut.

Melalui cuitannya akun-akun tersebut menaikkan tagar #RismaRatuDrama hingga menempati trending topik Twitter. Adapun akun populer dengan penggunaan tagar ini adalah sebagai berikut.

Dukungan Terhadap Risma; #KamiAdaUntukRisma

Meski ramai kritik dan tudingan pencitraan terhadap dirinya, tidak sedikit juga warganet yang memberikan dukungan. Sebagian warganet turut mengapresiasi kinerja Risma sebagai Menteri Sosial. Hal ini dapat diamati melalui beberapa cuitan warganet berikut.

Sebagian warganet menganggap apa yang dilakukan oleh Risma adalah bentuk kinerja. Bahkan akun @AmienRouf11 menyampaikan bahwa hal tersebut adalah hal yang biasa Risma lakukan selama menjabat sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode. Adanya pro dan kontra terhadap kinerja Mensos tersebut memantik terjadinya perang tagar, hingga warganet yang pro terhadap Risma pun mencuatkan tagar #kamiadauntukrisma.

Meski dengan jumlah yang tidak sebanding dengan cuitan tagar #RismaRatuDrama dukungan melalui cuitan ini pun terus meningkat dengan didominasi oleh cuitan bersentimen positif. Berikut beberapa cuitan warganet dengan tagar #kamiadauntukrisma.

Media Populer Netray

Melalui media populer Netray terlihat tudingan pencitraan terhadap dirinya semakin menguat. Hal ini karena dugaan settingan tunawisma yang ditemukan oleh Risma di jalanan hingga Risma disebut tengah berdrama.

Dalam kategori Top People terlihat beberapa akun terkait topik Risma, salah satunya akun @Cobeh09 dan @Donihendarto. Kedua akun tersebut merupakan akun yang kontra dengan Risma dan banyak mencuitkan opininya terkait Risma di Twitter. Hal ini membuat kedua akun tersebut juga masuk dalam kategori Akun Populer dalam topik ini. Sedangkan dalam kategori Top Facilities terlihat beberapa fasilitas umum yang menjadi sorotan dan mendapat perhatian oleh Risma hingga banyak disebut dalam cuitan warganet.

Nama kedua akun di atas terlihat dalam beberapa Top Kategori, seperti dalam Top People maupun akun Populer. Berikut beberapa cuitan akun tersebut dan juga mention yang melibatkan akun kontra lainnya.

Melalui beberapa cuitannya terlihat akun-akun tersebut melayangkan ketidaksetujuannya dengan apa yang dilakukan oleh Risma hingga menilai hal tersebut hanyalah pencitraan. Namun tidak sedikit akun yang merespon cuitan tersebut hingga dalam satu cuitannya akun @Cobeh09 mendapat retweet mencapai 1.96K.

Dalam jaringan percakapan terlihat akun @aniesbaswedan, @fadlizon , dan @KemensosRI menjadi akun yang paling banyak ditandai oleh warganet. Akun Anies Baswedan mendapat sorotan karena lokasi Risma saat melakukan blusukan merupakan wilayah yang kini tengah dipimpin olehnya. Sedangkan akun Fadli Zon juga menjadi akun yang banyak ditandai karena Fadli Zon juga sempat menanggapi sinis kinerja Risma dan menilai apa yang dilakukan Risma hanyalah pencitraan. Namun sayangnya hal ini justru memantik warganet pendukung Risma dan semakin memperpanjang persoalan.

Demikian hasil pantauan Netray terkait Menteri Sosial yang belum genap sebulan dilantik ini. Tri Rismaharini memang dikenal kerap melakukan blusukan bahkan sejak ia menjabat sebagai Wali Kota Surabaya yang terpilih selama dua periode. Namun kini saat ia telah menjabat sebagai Menteri blusukan yang dilakukannya justru menuai kontroversi.

Pantau Analisis Netray lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Selayang Pandang Aplikasi PeduliLindungi hingga Isu Hoax yang Melingkupinya

PeduliLindungi merupakan sebuah aplikasi yang dapat memberikan informasi ketika kita berada pada zona merah Covid-19. Sempat diperbincangkan di awal masa pandemi, kini aplikasi buatan Kominfo ini kembali menjadi sorotan setelah adanya pemberitaan terkait vaksin gratis yang akan diberikan pemerintah kepada masyarakat Indonesia. Melalui aplikasi PeduliLindungi masyarakat dapat mengecek daftar calon penerima vaksin Covid-19 gratis tersebut.

Pemberian vaksin Covid-19 pada tahap pertama ini diutamakan kepada tenaga kesehatan baru kemudian berlanjut pada masyarakat luas secara gratis.

Untuk mengetahui apakah informasi terkait pengecekan vaksin melalui aplikasi Pedulilindungi diterima baik oleh masyarakat, Netray melakukan pemantauan media pemberitaan dan media sosial. Apa saja yang mendapat perhatian sehingga aplikasi ini kembali menjadi sorotan? Lalu seperti apa tanggapan masyarakat yang diwakili oleh warganet dalam membahas aplikasi ini? Simak selengkapnya. 

PeduliLindungi dari Pantauan Media Berita Monitoring 

Netray melakukan pantauan di media daring selama periode 30 Desember 2020-5 Januari 2020. Hasilnya, terdapat 131 artikel dari 56 portal media yang membahas platform PeduliLindungi yang berfokus pada ranah Kesehatan dan Gaya Hidup dan Teknologi.

Melalui grafik di atas dapat diketahui bahwa topik seputar aplikasi ini mulai ramai disinggung sejak 1 Januari 2020. Hal ini sehubungan dengan informasi pemerintah soal penerima vaksin gratis, termasuk tata cara pengecekan melalui aplikasi PeduliLindungi.

Seperti diketahui, cara mengecek daftar penerima vaksin Covid-19, ialah dengan memasukan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada laman PeduliLindungi yang kemudian akan muncul keterangan diri sebagai penerima vaksin tahap ini atau belum. Selain mengecek secara mandiri, media juga memberitakan bahwa Kementerian Kesehatan telah mengirimkan SMS secara serentak kepada penerima vaksin yang terdaftar pada tahap pertama. 

PeduliLindungi di Mata Warganet dan Isu Hoaks yang Melingkupinya

Media pemberitaan cukup intens memberitakan tata cara pengecekan vaksin melalui PeduliLindungi. Namun, apakah informasi tersebut sudah diterima dengan baik oleh masyarakat? Untuk mengetahui hal tersebut, Netray juga melakukan pantauan di media sosial Twitter. Berikut hasilnya.

Topik seputar aplikasi PeduliLindungi diperbincangkan dalam 205 cuitan dengan impresi sebanyak 1,335 dan potential reach mencapai 24,6 juta. Perbincangan warganet terlihat mencapai puncaknya pada 4 Januari 2020 dengan dominasi sentimen negatif. Hal ini karena pada tanggal tersebut banyak warganet meretweet cuitan dari beberapa akun resmi media pemberitaan yang menyebutkan bahwa aplikasi PeduliLindungi ini aman, tidak rawan pencurian data seperti isu yang beredar.

Melalui Top Words di atas dapat diketahui bahwa perbincangan warganet terkait topik ini ialah seputar pengecekan penerima vaksin melalui platform PeduliLindungi. Oleh karena itulah, kata aplikasi, pedulilindungi, vaksin, dan penerima memiliki ukuran yang lebih menonjol daripada kata lainnya.

Mayoritas cuitan berisi tentang pemberitaan terkait pengecekan daftar penerima vaksin dari akun resmi portal media dan masyarakat Twitter pada umumnya. Akun @venycellsa juga turut membagikan informasi tata cara pendaftaran tenaga kesehatan sebagai penerima vaksin. Dari pantauan Netray, isu terkait ketidakamanan data pribadi sempat menghiasi perbincangan warganet soal aplikasi PeduliLindungi.

Menurut akun @mutiara_sy parahnya penyebaran hoaks di Indonesia membuat masyarakat sulit untuk mempercayai berita atau fakta baru sehingga kebenaran suatu berita menjadi kabur dan terus dipertanyakan. Menjadi wajar apabila akun @Ciel_duke masih ragu untuk memasukan NIK pada aplikasi PeduliLindungi seperti berikut.

Menyikapi hal tersebut, pemerintah yang diwakili oleh Kemkominfo memberikan klarifikasi. Seperti halnya yang dicuitkan oleh akun resmi portal berita @kompascom dan @detiknet berikut. Kementerian Kominfo menegaskan bahwa aplikasi PeduliLindungi aman dari pencurian data pribadi sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. 

Seperti yang dijelaskan oleh @InfoPublikIP bahwa aplikasi PeduliLindungi telah ditetapkan dalam keputusan Menteri Kominfo sebagai aplikasi yang mendukung surveilans kesehatan. Jadi, aplikasi ini dijamin aman karena berada di bawah pengawasan pemerintah sehingga tidak perlu ragu-ragu untuk menggunakan aplikasi tersebut.

Berikut beberapa contoh gambar unggahan warganet ketika mencoba mengecek apakah terdaftar sebagai penerima vaksin atau belum, pada aplikasi PeduliLindungi.  

Sekian analisis Netray terkait aplikasi PeduliLindungi yang dikeluarkan untuk surveilans kesehatan selama pandemi sekaligus sebagai sarana untuk mengecek daftar penerima vaksin Covid-19. Semoga dapat memberikan informasi yang bermanfaat.

Efektivitas Aplikasi eHAC di Mata Warganet

Seperti diketahui, calon penumpang yang akan berpergian dengan pesawat diwajibkan untuk mengisi eHAC sebagai syarat bisa melanjutkan perjalanan udara di tengah pandemi. Electronic Health Alert Card atau eHAC adalah Kartu Kewaspadaan Kesehatan versi elektronik yang bisa diisi oleh calon penumpang melalui aplikasi eHAC Indonesia di Playstore atau Appstore. EHAC juga dapat diakses di laman inahac.kemkes.go.id. Seperti apa sambutan warganet menanggapi kehadiran aplikasi ini? Simak infografik Netray berikut.

Merangkum Wujud Permasalahan Sosial Bekal Resolusi 2021

Tahun 2021 masih baru berjalan beberapa hari saja. Sangat lumrah untuk berharap yang terbaik akan terjadi di tahun ini. Harapan di awal tahun kerap disebut dengan istilah resolusi. Resolusi membutuhkan keputusan yang biasanya dipengaruhi dengan keadaan tahun sebelumnya, semisal orang memiliki resolusi untuk berhemat karena di tahun lalu ia merasa sangat boros.

Selain berisikan pengalaman pribadi, harapan semacam ini juga muncul dalam level bernegara. Masyarakat tentu saja memiliki sejumlah kegelisahan dalam bentuk permasalahan sosial. Sejumlah masalah sosial begitu mengakar di tengah masyarakat sehingga terus menuntut perubahan setiap waktunya. Setidaknya ada tiga masalah sosial yang paling pelik, yakni kemiskinan, korupsi, dan intoleransi.

Meskipun ketiga masalah ini sangat penting dan harus segera mendapat perhatian dari pemerintah, setidaknya akan ada sejumlah masalah yang lebih mendapat prioritas. Untuk memahaminya adalah dengan mencari tahu masalah sosial mana yang mendapat perhatian paling banyak dari masyarakat. Dengan begitu dapat dibayangkan skala prioritas resolusi yang harus segera ditemukan pemecahannya.

Untuk merangkum perhatian masyarakat, Netray Media Monitoring melakukan pemantauan terhadap lini masa Twitter selama satu tahun ke belakang. Hasil pemantauan masing-masing masalah sosial akan dikomparasikan satu persatu untuk melihat seberapa besar perhatian warganet terhadap sebuah masalah sosial sehingga resolusi tahun 2021 dapat dimunculkan. Berikut ini adalah hasil statistika sebagai materi dasar proses komparasi.

Statistika Perbincangan Topik ‘Kemiskinan’

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang hampir dimiliki semua bangsa di dunia. Masalah ini begitu laten dan akan selalu ada standar tertentu bagi masing-masing pemerintahan untuk mengukur apakah kemiskinan di negaranya sudah membahayakan atau masih dapat dikelola. 

Preview in new tab(opens in a new tab)

Selama satu tahun periode pemantauan, kata kunci kemiskinan hadir dalam 30.429 cuitan dari warganet Twitter. Terdapat 33,9 juta kali interaksi terhadap kata kemiskinan dan secara potensial mencapai 132,2 juta pengguna Twitter berbahasa Indonesia. Apakah jumlah ini terhitung banyak jika dibandingkan dengan yang lain? Simak pantauan untuk kata-kata terkait permasalahan sosial selanjutnya di bawah ini.

Statistika Perbincangan Topik ‘Korupsi’

Permasalahan sosial yang paling pelik bagi masyarakat Indonesia ternyata masih dipegang oleh korupsi. Meski upaya reformasi dua dekade silam adalah untuk menggulingkan rezim yang korup, ternyata pergantian pemerintah tak membuat korupsi hilang dari Indonesia. 

Masyarakat sangat mengharapkan permasalahan korupsi agar bisa diselesaikan, maka dari itu muncul 346.592 kali cuitan yang mengandung kata kunci tersebut. Respon terhadap perbincangan ini juga sangat tinggi, hingga mencapai angka 693,3 juta kali interaksi berupa retweet, reply, maupun like. Dan perbincangan ini diketahui secara potensial bisa melibatkan 392,4 juta akun Twitter.

Statistika Perbincangan Topik ‘Intoleransi’

Intoleransi menjadi permasalahan sosial paling kontemporer di Indonesia. Meski begitu cikal bakal permasalahan ini sudah dipikirkan oleh para founding father bangsa Indonesia. Rumusan Pancasila sudah mengakomodasi gagasan pemecahan masalah ini. Jikalau Indonesia dewasa ini kembali berkubang ke dalam isu intoleransi, secara tersirat terdapat permasalahan yang lebih mendasar, yakni pemahaman Pancasila sebagai falsafah dasar berbangsa dan bernegara.

Kata kunci intoleransi hadir dalam 16.344 kali cuitan warganet. Cuitan tersebut mendapat respon berupa interaksi sebesar 3,2 juta kali dan menjangkau 82 juta akun Twitter secara potensial. Nilai ini tentu paling rendah jika dibandingkan dengan dua permasalahan sosial sebelumnya. Tetapi memiliki kualitas yang sangat fundamental karena berhubungan dengan norma kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pendapat Warganet Terhadap Permasalahan Sosial

Setelah mendapat perbandingan data kuantitas perbincangan warganet, sekiranya perlu studi komparasi ini dapat lebih luas lagi menyajikan problematika sosial di Indonesia dari kacamata warganet. Dengan begitu dapat dibayangkan bagaimana resolusi bangsa Indonesia untuk tahun 2021 berkaca dari permasalahan sosial tersebut. 

Metode yang digunakan adalah dengan mencermati diagram Top Account dan mencomot beberapa cuitan dari akun-akun yang mendapat respon paling banyak dari warganet. Selanjutnya temuan tersebut akan disilangkan dengan kata yang paling banyak muncul dalam periode pemantauan masing-masing permasalahan sosial.

Kemiskinan

Dari pemantauan kata kunci kemiskinan, ditemukan sejumlah kata atau istilah yang paling sering digunakan melalui diagram Word Cloud antara lain pengangguran, rakyat, dan desa. Temuan tersebut merupakan istilah yang paling jamak dihubungkan dengan isu kemiskinan.

permasalahan sosial

Namun, dalam diagram ini juga muncul beberapa kata atau entitas yang unik seperti papua dan corona. Terkesan bagi warganet Twitter bahwa permasalahan kemiskinan di Indonesia tahun ini diperparah oleh pandemi covid-19 serta kritik terhadap upaya pengentasan kemiskinan di Papua.

Sejumlah profil akun besar yang ikut berpendapat dalam perbincangan ini antara lain @agannyi yang membuat meme soal Nia Ramadhani bersama anaknya yang memiliki apapun, kecuali kemiskinan. Termasuk akun @Kejeffreyan dan @ainunrozi, mereka menjadikan isu kemiskinan sebagai lelucon di internet. Tindakan ini secara sosiologis menjadi sangat wajar di Indonesia karena masyarakat sudah sangat sulit keluar dari masalah ini dan akhirnya hanya bisa menertawakannya saja.

Perbincangan yang serius baru muncul dari akun @RamliRizal ketika ia mengkritik penguasa sekarang yang lebih bermental orang miskin dengan korupsi daripada orang miskin itu sendiri. Akun @patipadam juga menyebutkan bahwa selamanya masyarakat akan berada dalam jeratan kemiskinan dan tekanan rezim. Sementara @msaid_didu menyandarkan pendapatnya pada data yang menunjukan bahwa utang pemerintah melangit, kemiskinan meningkat, penegakan hukum yang memprihatinkan, keterpurukan demokrasi, hingga ketimpangan yang semakin melebar.

Korupsi

Isu yang paling banyak mendapat perhatian masyarakat ini membuat akun @ernestprakasa mengungkapkan rasa muaknya terhadap penyebutan korupsi sebagai sebuah musibah yang dialami pelaku. Sama seperti penggunaan istilah digagahi untuk memperhalus kejahatan pemerkosaan.

Akun @msaid_didu bahkan mengarahkan cuitannya pada keberadaan dinasti politik yang ia anggap sudah tidak seperti yang dulu disangkakan. Demikian pula akun @patipadam yang menambahkan sebuah cerita tentang bagaimana tindakan korupsi bisa terjadi. Baginya, koruptor sudah memiliki sebuah sistem untuk menjamin bahwa tak akan ada sosok yang berani menjadi whistle blower atau pelapor pelanggaran. Semua mendapat jatah dari para koruptor.

Cerminan utama mengapa isu korupsi menjadi yang paling penting bagi bangsa ini dapat dilihat dari akun Presiden Joko Widodo yang juga banyak berbicara tentang masalah tersebut. Selain tak akan melindungi siapapun yang terlibat dalam kasus korupsi, pada konteks korupsi bansos oleh Menteri Sosial Juliari Batubara, Presiden juga berharap pejabat negara dapat membangun sistem yang menutup celah praktik korupsi APBN maupun APBD. Beliau sangat mempercayai KPK dalam mengemban tugas mereka. Terakhir, Presiden Joko Widodo ingin mendorong tiga agenda besar pencegahan korupsi yang melibatkan pembenahan regulasi nasional, reformasi birokrasi, dan peningkatan kampanye literasi anti korupsi di tengah masyarakat.

Lantas bagaimana diagram Word Cloud menangkap pembicaraan dalam pemantauan kali ini. Hasilnya terhitung masih sangat dekat. Selain muncul kata bansos dan menteri, PDIP menjadi sasaran empuk warganet kala membicarakan masalah korupsi. Kasus yang menimpa salah satu kadernya ini tentu menjadi tamparan keras bagi partai berlambang banteng tersebut. Tak ayal oposisi begitu gencar menyerang pemerintah dengan membangun narasi bahwa rezim saat ini begitu bobrok dan Indonesia membutuhkan perubahan jika ingin lepas dari jeratan korupsi baik di tahun 2021 hingga seterusnya.

Intoleransi

Terakhir adalah permasalahan sosial intoleransi. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, wacana ini tak banyak mendapat perhatian dari warganet. Berkaca dari pemantauan Netray, kemungkinan karena isu ini sangat kental dengan muatan politis yang direpresentasi oleh cuitan Top Account di bawah ini. Sehingga publik yang lebih luas enggan turut campur.

Sebagai contoh cuitan dari @PutraWadapi yang merasa rezim sudah berlaku tidak adil untuk FPI. Ormas ini dinilai sudah banyak berjasa untuk bangsa dan kemanusiaan, tetapi justru malah dicap sebagai kelompok radikal dan intoleran. Ia menduga pemerintah sebenarnya sedang menutupi permasalahan bangsa yang lebih nyata dengan wacana islamofobia.

Begitu juga dengan pendapat @AzzamIzzulhaq yang menilai bahwa isu radikalisme dan intoleransi ini hanya untuk menutupi kasus korupsi yang terjadi di jajaran pemerintahan. Tetapi ada juga yang menganggap bahwa isu intoleransi seharusnya tidak perlu diselesaikan pada level pimpinan negara tertinggi. Cukup masyarakat sendiri sudah bisa menuntaskannya.

Bagaimanapun seperti yang ada dalam diagram Top Words, masalah intoleransi menjadi wajah utama Islam dalam konteks berbangsa saat ini. Sebagai agama yang paling banyak dipeluk warga negara Indonesia, tirani mayoritas kerap menjadi duri dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara. Perlu perhatian khusus agar permasalahan ini tidak berkembang menjadi konflik horisontal di dalam masyarakat.

Tahun 2020 telah rampung dan saatnya bangsa Indonesia menapaki tahun 2021. Meskipun permasalahan sosial masih memiliki potensi untuk terus ada, bangsa ini harus tetap optimis menghadapinya dengan belajar dari pengalaman di masa lalu. Masalah korupsi, kemiskinan, dan intoleransi sekiranya akan mendapat upaya pemecahan di tahun ini nanti.

Menhan Prabowo Kembali Menjadi Sorotan, dari Sea Glider hingga Pembubaran FPI

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kembali menjadi trending topik pada 04 Januari 2020 lalu. Namanya diperbincangkan warganet sehubungan dengan ditemukannya sebuah benda berupa drone bawah laut atau Sea Glider yang diduga milik China. Hal ini membuat warganet meminta Prabowo selaku Menteri Pertahanan dapat bertindak tegas. Tak hanya itu, selama periode pemantauan topik terkait Prabowo, Netray menemukan topik perbincangan lainnya yang tidak hanya berkaitan dengan penemuan drone tersebut melainkan juga topik perbincangan terkait pembubaran FPI. Simak pantauan Netray selengkapnya.

Statistics Report

Netray memantau perbincangan warganet terkait topik Prabowo sejak 29 Desember 2020 sampai dengan 04 Januari 2021. Selama periode tersebut setidaknya ditemukan 15.7K cuitan dengan dominasi cuitan bersentimen negatif mencapai 8K cuitan.

Melalui grafik di atas terlihat Prabowo muncul sebagai entitas yang menjadi perbincangan warganet setiap harinya selama periode pemantauan Netray. Apa yang menjadi perbincangan warganet? Mengapa sentimen negatif dapat mendominasi perbincangan warganet terhadap Prabowo?

Top Words

Penemuan Sea Glider, Warganet Minta Prabowo Tegur Keras China

Pada 04 Januari 2020 Netray menemukan Menhan Prabowo menjadi trending topik perbincangan warganet Twitter. Berdasarkan penelusuran tersebut ditemukan topik perbincangan warganet yang berkaitan dengan ditemukannya drone bawah laut atau Sea Glider oleh nelayan di pulau Selayar, Sumatera Selatan.

Peak Time Topik Prabowo

Drone yang diduga merupakan alat untuk memata-matai tersebut belum diketahui pasti siapa pemiliknya. Namun penemuan drone semacam ini bukan merupakan kali pertama. Drone pernah ditemukan nelayan pada Maret 2019 di perairan Bintan Kepulauan Riau dekat dengan Laut Cina Selatan atau perairan Natuna. Kedua, penemuan drone pada Januari 2020, di Pulau Tenggol Masalembu Flores, Sulawesi Selatan. Serta penemuan ketiga pada Desember 2020 di Pulau Selayar, Sumatera Selatan. Mengetahui hal ini, warganet pun beramai-ramai berkomentar dan menanggapi. Berikut beberapa cuitan warganet.

Warganet meminta Menhan Prabowo untuk dapat bertindak tegas dengan menegur China terkait penemuan alat yang diduga untuk memata-matai tersebut. Mengingat, penemuan drone tersebut berada di jalur-jalur pelayaran penting. Meski belum diketahui pasti siapa pemilik dari alat tersebut namun alat tersebut mirip dengan produk lembaga ilmu pengetahuan Cina yang dirilis 2017 lalu.

Media Populer Tanggapan Menhan

Menanggapi hal tersebut Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan Indonesia berpegang dengan pernyataan KSAL bahwa drone tersebut biasa digunakan untuk kepentingan Ilmu Kelautan atau Oseanografi. Oleh sebab itu,  Prabowo meminta kepada publik tidak perlu mempermasalahkannya terlalu serius.

Prabowo dan Pembubaran FPI

Selain perbincangan terkait ditemukannya drone bawah laut yang diduga milik China, nama Prabowo juga menjadi perbincangan terkait dengan dibubarkannya FPI. Seperti diketahui sebelumnya bahwa Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno merupakan pasangan Capres yang mendapat dukungan dari FPI. Namun keduanya kalah meraih suara dan saat ini telah merapat sebagai menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.

Media Populer

Setelah melakukan penelusuran, kemunculan nama Prabowo Subianto di trending topik Twitter tidak hanya berkaitan dengan penemuan drone bawah laut, melainkan juga terkait dibubarkannya FPI. Diketahui, Pemerintah secara resmi telah membubarkan Ormas ini pada 30 Desember 2020 lalu. Pembubaran ini disebabkan karena FPI dinilai tidak sejalan dengan falsafah Pancasila. Menanggapi hal tersebut warganet yang mendukung Ormas tersebut pun beramai-ramai mengomentari kebijakan Pemerintah ini.

Prabowo dinilai telah menggunakan jasa FPI untuk meraih suara pada Pilpres 2019 lalu namun tidak dapat berkutik saat Pemerintah memilih untuk membubarkan FPI yang dianggap sebagai kelompok intoleran. Hal ini yang kemudian membuat nama Prabowo dan Gerindra ikut dicatut dalam topik ini.

Tidak hanya itu, perbedaan pendapat antar kadernya menyebabkan Gerindra dinilai memainkan politik dua kaki agar pada tahun 2024 dapat maju dan meraih lebih banyak suara. Hal inilah yang menjadi penyebab Prabowo dibanjiri oleh sentimen negatif dari warganet.

Selain itu, melalui Top Categories terlihat nama-nama lain yang berkaitan dengan kedua topik perbincangan warganet, seperti Joko Widodo, Fadli Zon, Rahayu Saraswati dalam jajaran Top People serta FPI, Gerindra, dan China yang masuk dalam Top Organizations.

Sementara itu, melalui gambar di atas dapat diketahui beberapa akun populer dan akun yang paling banyak mencuitkan perbincangan topik terkait Menhan Prabowo, seperti @PutraWadapi, @Dennysiregar7, dan @geloraco. Berikut beberapa cuitan dan mention akun di atas.

Demikian hasil pantauan Netray terkait perbincangan warganet dengan topik Prabowo selama 29 Desember 2020 hingga 04 Januari 2021. Pada periode ini Prabowo diminta warganet untuk dapat bertindak tegas terkait ditemukannya drone yang diduga milik China dan juga ia dicatut dalam pembubaran FPI hingga diduga memainkan politik dua kaki. Kedua topik tersebut menyebabkan Prabowo kebanjiran sentimen negatif pada pekan ini.

Pantau analisis topik lainnya melalui https://analysis.netray.id/