Home Blog Page 101

Kedekatan Entitas Giring dan Anies dalam Pantauan Netray

Dalam beberapa tahun terakhir, tidak sedikit musisi yang akhirnya memilih terjun ke dunia politik setelah memetik kesuksesannya di blantika musik Indonesia. Ada yang berjalan mulus, ada pula yang harus mendapat pil pahit kegagalan di langkah pertama maju ke gerbang legislatif. Anang Hermansyah, Pasha ‘Ungu’, hingga Krisdayanti termasuk di antara musisi yang melenggang mulus menduduki kursi legislatif di pencalonan pertamanya. Sementara Giring Ganesha, mantan vokalis Nidji harus menahan diri untuk menuntaskan ambisinya karena pada 2019 lalu ia gagal maju ke Senayan lantaran partai yang mengusungnya, PSI tidak cukup suara untuk menembus parliamentary threshold

Meski gagal maju ke legislatif, Giring tetap kukuh mengabdikan diri di politik. Bahkan kini ia diberi mandat untuk menjadi Plt Ketum PSI oleh Grace Natalie yang pada 2020 lalu memutuskan fokus menempuh S2 di Singapura. Namun, selama menjadi Ketum, tak sedikit sikap dan pernyataan Giring mengejutkan publik. Seperti kala ia mendeklarasikan diri hendak maju Pilpres 2024 atau yang baru-baru ini; melempar pernyataan ke publik bahwa Anies Baswedan adalah seorang pembohong. Apa maksudnya? Mengapa Giring begitu gamblang menyerang Anies? Demikian pertanyaan yang menyelimuti benak publik kala itu.

Jika kita mengingat kiprah PSI sebagai partai yang mewakili anak muda dan kerap memicu kontroversi sejak awal kemunculannya, mungkin apa yang dilakukan Giring bukanlah hal yang aneh. Atau mungkin memang hendak mengobarkan citra PSI yang semacam itu? Akan tetapi, mengingat Giring, seorang mantan vokalis band Nidji yang baru banting setir ke dunia politik pada 2017 lalu, pernyataannya tersebut terasa janggal dan tampak berani.

Untuk menjawab pertanyaan di atas, media monitoring Netray mencoba menelusuri jejak pemberitaan terkait Giring Ganesha di media pemberitaan dan melihat bagaimana media memberitakan sosoknya sejak setahun terakhir. Apa saja topik menarik yang memicu naiknya pemberitaan terhadap Giring? Bagaimana sentimen yang membingkai entitas Giring Ganesha? Siapa saja tokoh atau partai yang kerap muncul bersamaan dengan pemberitaan Giring? Simak analisisnya berikut ini.

Giring Ganesha dalam Pantauan Media Daring

Artikel terkait topik Giring sejak Januari hingga saat ini berjumlah 968 dari 98 portal media yang terjaring Netray. Jumlah ini terhitung sedikit untuk pemberitaan seorang politisi apalagi menyandang jabatan Ketum. Belum lagi, Giring digadang-gadang sebagai bakal Capres 2024 yang akan diusung PSI.

Sementara jika melihat kategori pemberitaan, Entertainment masih berada di urutan Top 3 selain Politik dan Pemerintahan. Artinya, 13% pemberitaan media masih mencatut Giring dalam kaitannya dengan dunia yang membesarkan namanya dahulu. Dari pantauan Netray, Giring masih sempat merilis single terbaru pada tahun ini, baik berkolaborasi dengan sang istri maupung dengan Dul Jaelani. Lalu, sebesar 40% pemberitaan Giring di ranah Politik dan Pemerintahan yang saling bersinggungan ini, apa yang terekam media? Jika dirangkum dalam Word Cloud, seperti berikut gambaran kosakata dalam pemberitaan Giring sejak Januari 2021.

Pemberitaan Giring Ganesha sejak setahun terakhir memang terlihat banyak disandingkan dengan entitas Anies Baswedan. Hal inilah yang menyumbang topik Politik dan Pemerintahan untuk Giring. Selain itu survei elektabilitas juga menghiasi pemberitaan untuk topik Giring selama periode terkait. Hal ini mengingat Giring telah diajukan sebagai capres andalan PSI yang tentu saja survei semacam ini perlu untuk ia dan partainya. Tak heran apabila nama sejumlah kandidat lain seperti Prabowo, Ganjar, Puan, hingga Ridwan Kamil masuk dalam sekumpulan artikel survei elektabilitas terkait Giring. Selengkapnya berikut hasil pantauan Netray yang lebih detail dan mendalam berdasarkan masing-masing topik yang berperan penting dalam pemberitaan Giring.

Interpelasi Anies Baswedan atas Banjir Ibukota

Pemberitaan untuk topik Giring cukup masif pada bulan Februari. Dari pemantauan, Giring nampak aktif mengkritisi Gubernur Jakarta Anies Baswedan terkait masalah banjir. Giring mengatakan bahwa Anies tidak pernah serius mengatasi banjir Jakarta. Lebih jauh lagi ia menilai Anies tidak punya kapabilitas dalam mengelola Jakarta. Pasalnya, alih-alih menjatahkan untuk pencegahan banjir, alokasi anggaran untuk hal-hal yang jauh dari kebutuhan mendesak warga.

Terkait hal ini, Fraksi PSI menggulirkan interpelasi untuk meminta jawaban Gubernur Anies Baswedan atas banjir besar yang menerjang Ibu Kota kala itu. Wakil Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, Justin Untayana bahkan menuding Anies tidak menjalankan amanah penanggulangan banjir, bahkan diduga dengan sengaja menghambat kerja di dinas-dinas Pemprov DKI untuk mencegah banjir.

Dengan tegas Justin menyampaikan bahwa interpelasi tersebut diambil sebagai jalan konstitusional terakhir. Ini adalah tanggung jawab moral dan politik PSI terhadap warga Jakarta, khususnya yang dirugikan oleh banjir akibat kegagalan dan ketidakseriusan Gubernur Anies mengelola penanggulangan banjir. Ia juga menuduh Anies tidak punya perencanaan yang jelas mengenai penangan banjir di Jakarta yang ia buktikan dengan nihilnya kemajuan atas normalisasi maupun naturalisasi. Sayangnya, interpelasi yang diajukan PSI justru dinilai naif dan banyak mendapat kritikan dari parpol lain.

Survei Elektabilitas

Selain soal kritik, pemberitaan untuk topik Giring paling banyak disumbang oleh survei elektabilitas. Hal ini mengingat Giring merupakan kandidat capres 2024 yang diajukan oleh PSI. Maka beragam survei baik terkait elektabilitas Giring maupun PSI menjadi penting bagi Giring. Berikut beberapa di antaranya.

Survei Voxpopuli: Elektabilitas Prabowo Subianto kembali unggul
This image has an empty alt attribute; its file name is elektabilitas-capres-pilihan-milenial-dan-gen-z-menurut-surv-86.jpg

Pada survei Voxpopuli Januari, elektabilitas Giring mencapai 2,4% naik 0,1% dari hasil survei Oktober. Jumlah ini menempatkan Giring pada urutan ke-9 di antara nama kandidat lain. Sementara hasil survei New Indonesia memberikan 2,1% dan menempatkan Giring di posisi 9. Indobarometer memberi skor 2,6% . Survei IndEX Research dan Y-Publica di angka 2,1%. Survei Center for Political Communication Studies (CPCS) di angka 2,5%. Survei Polmatrix Indonesia di angka 2,4%.

Jika diambil kesimpulan, rata-rata elektabilitas Giring berada di angka 2.3% atau termasuk 10 besar dalam survei kandidat capres yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survey sejak Januari 2021 hingga saat ini. Sementara rivalnya, Anies Baswedan hampir selalu aman di kursi 5 besar kandidat capres dari survei yang sama. Dengan demikian, jika melihat persentase elektabilitas kedua kandidat, Giring masih jauh di belakang Anies.

Interpelasi Anies Terkait Penyelenggaraan Formula E

Tak hanya masalah banjir, PSI juga mengajukan interpelasi kepada Anies soal pelaksanaan Formula E 2022 di Jakarta. Kali ini PSI tidak sendiri. Bersama PDIP, PSI meminta klarifikasi Anies terkait rencananya menggelar Formula E pada Juni 2022 dan menjadikan ajang balap mobil listrik bertaraf internasional itu sebagai program prioritasnya di masa pandemi Covid-19.

Pada Senin 6 September 2021 terjadi demo interpelasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di depan kompleks Balai Kota DKI Jakarta. Demo berlangsung ricuh dan awalnya akan dibubarkan aparat kepolisian dengan alasan pandemi Covid-19. Dalam aksi tersebut, massa menuntut DPRD DKI Jakarta segera menggelar interpelasi. Dari kabar terbaru, rapat paripurna itu akan diselenggarakan oleh Badan Musyawarah DPRD DKI Jakarta dan akan digelar hari ini Selasa, 28 September 2021.

Pernyataan Kontroversi ‘Anies Pembohong’

Seminggu yang lalu, tepatnya pada pertengahan September, pemberitaan untuk topik Giring melonjak drastis dengan sentimen negatif yang mendominasi. Hal ini terkait buntut pernyataan Giring yang menyebut Anies Baswedan sebagai pembohong. Ia membeberkan sejumlah alasan untuk menguatkan argumennya, yaitu catatan kinerja Gubernur DKI Jakarta dalam menangani pandemi dan penyelenggaraan Formula E. Oleh karenanya, Giring menegaskan kepada publik untuk mengingat rekam jejak ini pada 2024 nanti (Pilpres). Ia juga menegaskan bahwa Indonesia jangan sampai jatuh ke tangan Anies Baswedan.

Sayangnya, sikap kritis Giring terhadap kinerja Anies Baswedan justru kembali mendapat serangan balik dari sejumlah tokoh dan petinggi partai politik. Dari 358 artikel terkait sub topik ini selama periode 20-27 September 2021, 269 di antaranya bermuatan sentimen negatif. Artinya, 75% pemberitaan di media massa membingkai subtopik ini dengan sudut pandang kontra terhadap Giring. Sementara sisanya netral dan positif. Pemberitaan yang sejalan dengan Giring tentu saja paling banyak disumbang dari sudut pandang partainya, PSI atau dalam beberapa artikel media menyorot prestasi Giring dalam bermusik.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-57.png
This image has an empty alt attribute; its file name is image-58.png

Ada beragam spekulasi yang muncul dalam menanggapi pernyataan Giring, mulai dari tuduhan bahwa Giring hendak mematikan lawan politiknya hingga asumsi bahwa Giring sedang memoles citra PSI agar tetap menyala hingga 2024 nanti.

Perseteruan Giring-Anies di Twitter; Menang Siapa?

Hal yang sama juga Netray temukan di pembahasan topik Giring pada kanal Twitter selama periode terkait seperti berikut. Dari total 42 ribu tweet sejak periode terkait, 31 ribu di antaranya bermuatan tweet negatif. Perbincangan topik ini meraih 33 ribu impresi dari total 15 ribu akun Twitter yang turut bersuara. Artinya, topik ini menyedot perhatian publik hingga masyarakat Twitter.

giring soal anies pembohong

Sejalan dengan apa yang terlihat di media massa, perbincangan topik ini di Twitter juga banyak diisi oleh tanggapan kontra terhadap Giring, baik yang berbicara merupakan pendukung Anies ataupun bukan kedua duanya. Netray melihat bahwa netizen Twitter cenderung menyerang Giring di sini, mulai dari menuduh Giring stres, fitnah (tuduhan palsu), ngibul, goblok, hingga merusak stabilitas.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-63.png

Banyak warganet yang akhirnya mengungkit kembali kegagalan Giring Ganesha ketika nyaleg pada 2019 lalu. Kabar bahwa Giring sempat mengalami penurunan kesehatan mental kala itu kembali diperbincangkan sehingga sejumlah netizen menganggap apa yang dibicarakan Giring merupakan dampak dari masalah mental yang dideritanya sehingga tidak perlu didengar dan dipermasalahkan. Sementara itu ada pula warganet yang justru kasihan kepada Giring karena dinilai menjadi kambing hitam PSI. Impresi lain yang beredar adalah netizen menilai apa yang dilakukan Giring justru akan memmpersulit langkahnya dan PSI dalam mensukseskan Piplres 2024 nanti.

Netray pun mencoba mengamati deretan Top Account atau akun yang paling berpengaruh dalam perkembangan isu ini. Hasilnya, sebagaian besar merupakan pendukung Anies Baswedan. Dan seperti kita ketahui akun pro Anies sebagian besar merupakan akun yang juga kontra terhadap pemerintahan Joko Widodo. Maka tak heran apabila dalam perbincangan topik ini nama Joko Widodo turut terseret.

Warganet mengatakan bahwa pemimpin yang seharusnya disebut sebagai pembohong adalah Joko Widodo, bukan Anies Baswedan. Dari sinilah perbincangan topik ini di Twitter akhirnya meluas.

Dari pantauan ini dapat disimpulkan bahwa pernyataan kontroversial Giring soal ‘Anies pembohong’ bukanlah hal yang tiba-tiba atau terjadi begitu saja. Entitas Giring dengan Anies terlihat sangat dekat ketimbang entitas kandidat capres lainnya selama periode setahun terakhir. Untuk alasan kenapa Giring menyerang Anies, Netray melihat adanya latar belakang yang mendorong seperti bagaimana Giring begitu concern menyoroti kinerja Gubernur DKI tersebut.

Di tahun ini ia terpantau mengajukan dua interpelasi terhadap Anies, yaitu terkait masalah banjir pada Februari dan penyelenggaraan Formula E pada Agustus. Namun, keduanya belum mendapat jawaban dari sang gubernur hingga ia mengungkap masalah Formula E ini dan mengecap Anies pembohong pada September lalu. Sementara asumsi yang beredar soal pansos PSI atau menaikkan citra sendiri menuju Pilpres 2024 barangkali berangkat dari hasil survei Giring yang masih jauh di belakang Anies.

Demikian analisis Netray, simak analisis lainnya di analysis.netray.id.

Maraknya Ilmu Hitam Menjadi Kelakar Warganet

Masih ingatkah dengan fenomena babi ngepet dan  kasus kematian Aisyah yang diduga merupakan akibat dari ritual pesugihan? Isu pesugihan dan anak menjadi tumbal pun kembali menyeruak di Gowa, Sulawesi Selatan. Kejadian tragis ini diduga akibat dari ilmu hitam pesugihan yang dianut oleh orang tua korban. Beruntung, nasib bocah 6 tahun ini dapat diselamatkan oleh pamannya yang bernama Bayu. Atas kejadian ini, kedua orang tua korban beserta kakek dan pamannya yang telah membantu ritual tersebut dijadikan tersangka.

Ritual ilmu hitam tampaknya masih dilakukan masyarakat di tengah zaman modern ini. Fenomena santet, susuk, bahkan pesugihan pun terkadang masih kita dengar beritanya di sejumlah media. Ritual ilmu hitam seperti ini dinilai sebagai pemecah masalah oleh sebagian masyarakat. Seperti teori magic dari Frazer J.G. yang mengatakan bahwa manusia mempunyai akal dan sistem pengetahuan untuk memecahkan sebuah masalah. Namun, keduanya memiliki keterbatasan sehingga persoalan yang tidak dapat diselesaikan dengan akal tersebut akan dipecahkan dengan magic. Menurut Frazer, magic dapat dibedakan menjadi 2 berdasarkan tujuannya, yakni magic hitam dan magic putih. 

Adanya magic hitam dan putih ini juga diperkuat setelah adanya penelitian terbaru dari Tim Program Kreativitas Mahasiswa – Riset Sosial Humaniora Universitas Gadjah Mada (PKM-RSH UGM). Dalam penelitiannya tersebut, tim ini menyebutkan bahwa tak semua santet atau magic merupakan hal yang negatif. Contohnya ialah di dalam masyarakat Madura, piranti santet positif digunakan untuk menangkap ikan, memanggil hujan, bahkan menyembuhkan penyakit sehingga wujud santet tersebut bermanfaat bagi pelaku dan lingkungan sekitar.

Akan tetapi, seperti yang telah diberitakan sebelumnya, saat ini telah banyak orang yang telah menyalahgunakan magic yang bahkan bisa melukai orang lain. Dengan adanya fenomena ini, seperti apa warganet memandang ilmu hitam di era modernisasi?

Dalam satu minggu pemantauan, ditemukan 5.135 tweet yang menautkan kata kunci ilmu hitam, santet, dan pesugihan. Ketiga kata kunci ini telah di-tweet-kan oleh lebih dari seribu akun dengan potensi jangkauan mencapai 68 juta akun. Dengan jumlah tweet negatif yang mendominasi, apa yang tengah menjadi perbincangan warganet terkait kata kunci tersebut?

Kejadian Banyuwangi 1998

Dari fitur Top Words, ditemukan kosakata dukun menjadi salah satu diksi yang mendominasi perbincangan warganet. Dengan kata kunci ini warganet kembali mengingat kejadian tragis di Banyuwangi pada tahun 1998, yakni pembantaian masyarakat yang dituding sebagai dukun santet. Dalam kejadian ini ratusan nyawa pun melayang. Dari data tim Ad Hoc Komnas HAM terdapat 309 nyawa meregang akibat kejadian tersebut. 

Dikutip dari Wikipedia, kejadian ini bermula dari radiogram yang diperintahkan oleh Bupati Banyuwangi Kolonel Polisi (Purn) HT Purnomo Sidik pada 6 Februari 1998. Dalam perintahnya tersebut, Bupati meminta perangkat desa hingga camat untuk mendata penduduk yang ditengarai memiliki ilmu supranatural untuk selanjutnya dapat diamankan. Namun, setelah adanya perintah tersebut kejadian pembunuhan yang diduga sebagai dukun pun semakin meluas bahkan dalam sehari terdapat 2-9 nyawa melayang. Dari data yang terkumpul, yang menjadi korban pembunuhan oleh ninja (oknum asing/warga sipil yang melakukan pembunuhan) tersebut rata-rata ialah guru ngaji, dukun suwuk, bahkan perangkat desa, seperti ketua RT atau RW.  Dengan ini, peristiwa pembantaian warga sipil yang ditengarai sebagai dukun santet tersebut dinilai sebagai pengalihan isu yang terjadi pada tahun tersebut, yakni perihal lengsernya Presiden Soeharto.

Kasus Pesugihan; Congkel Mata

Kasus selanjutnya yang menjadi sorotan warganet ialah peristiwa pesugihan yang terjadi di Gowa, Sulawesi Selatan. Dugaan ritual pesugihan yang menumbalkan anak menjadi pembahasan warganet yang merasa ‘gemas’ atas kejadian tersebut. Kejadian ini cukup menyedot perhatian warganet karena penumbalan yang dilakukan oleh tersangka tak lain ialah darah dagingnya sendiri. Selain itu, cara menumbalkan yang dilakukan kepada anak 6 tahun tersebut terbilang sangat sadis. Beruntung, nasib buruk tak menimpa bocah berinisial AP tersebut setelah pamannya yang berada disekitar rumah sadar akan teriakan keponakannya tersebut.

Dalam peristiwa ini warganet juga menyinggung kejadian kakak AP yang diduga juga merupakan korban pesugihan dari kedua orang tuanya. Na’as, kakak AP yang berusia 22 tahun tersebut meninggal dunia diduga akibat cekokan air garam sebanyak 2 liter yang diberikan oleh kedua orangtuanya. Atas dugaan tersebut pun pihak kepolisian akhirnya melalukan autopsi kepada jenazah DS. Dilansir dari CNN Indonesia, Tim Forensik Polda Sulawesi Selatan menemukan sejumlah luka benda tumpul pada tubuh korban.

Ilmu Hitam menjadi Kelakar Warganet

Tak hanya dijadikan sebagai pembahasan suatu peristiwa, konsep magic di era ini memang dikenal sebagai hal yang berkonotasi buruk bagi masyarakat. Seperti kata santet yang sekarang ini sering digunakan warganet sebagai bahan candaan untuk mengomentari suatu hal yang dinilai membuat risih. Padahal seperti kita ketahui santet adalah upaya seseorang untuk mencelakai orang lain dari jarak jauh dengan menggunakan ilmu hitam.

Tak hanya santet, pesugihan pun juga menjadi pergunjingan warganet. Pesugihan yang diartikan sebagai suatu cara untuk memperoleh kekayaan secara instan tanpa harus bekerja keras layaknya orang bekerja pada umumnya pun menjadi bahan candaan warganet yang merasa kesuksesannya bukan dari hasil kerja keras mereka.

Atas peristiwa negatif yang merugikan bahkan melukai orang lain tersebut pun, magic yang awalnya memiliki dua konsep pun kini menyempit dan hanya dikenal sebagai sebuah hal yang buruk. Tak ayal, tim peneliti pun ingin mengembalikan konsep magic putih yang juga memiliki keuntungan dan manfaat bagi kehidupan masyarakat di tengah pesatnya teknologi yang berkembang.

Rentetan peristiwa atas kasus ilmu hitam yang terjadi di tengah masyarakat pun memberikan gambaran bahwa di era modern ini kekuatan supranatural tak dapat dipungkiri keberadaannya. Jalan pintas untuk memecahkan sebuah masalah dilakukan di luar nalar manusia. Perbincangan warganet yang membawa ilmu hitam sebagai kelakar semoga hanya menjadi gurauan semata.

Kronologi Isu Penganiayaan Tersangka Penistaan Agama oleh Jenderal Polisi

Seorang narapidana di rutan Bareskrim Polri mengalami penganiayaan yang dilakukan oleh tahanan lain. Muhammad Kosman atau yang kerap disebut dengan Muhammad Kece, disiksa oleh napi Napoleon Bonaparte bersama beberapa tahanan lainnya hingga babak belur. Kece adalah tersangka kasus penistaan agama dan ujaran berdasar kebencian SARA yang ditangkap pada tanggal 24 Agustus 2021 silam. Sedangkan Napoleon Bonaparte adalah pejabat kepolisian Republik Indonesia berpangkat bintang dua. Irjen Napoleon merupakan terpidana kasus suap penghapusan nama Djoko Tjandra dari daftar red notice Interpol.

Dua orang bermasalah ini secara kebetulan berada dalam rumah tahanan yang sama. Hanya saja Napoleon sudah berada di tempat tersebut sejak ditahan pada tanggal 14 Oktober 2020. Tak berselang lama sejak Kece ditangkap, yakni hanya 2 hari setelahnya, pihaknya membuat laporan tentang aksi penganiayaan tersebut. Polisi lantas mendalami laporan tersebut dan membenarkan bahwa memang terjadi penganiayaan oleh Napoleon Bonaparte dan sejumlah tahanan lain. 

Tetapi fakta-fakta mengejutkan tidak berhenti di sini. Penganiayaan tersebut tak hanya dengan kekerasan fisik, pelaku bahkan melumuri wajah Kece dengan kotoran manusia yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Untuk menjustifikasi tindakannya, Napoleon menulis surat untuk publik bahwa ia melakukan tindakan kekerasan tersebut karena merasa tidak terima bahwa agama yang ia anut dinistakan oleh M Kece. Selain itu, Napoleon juga tidak sendirian dalam melakukan aksi penganiayaan ini. Ia bersekongkol dengan tahanan lain yang kebetulan adalah mantan anggota FPI.

Awal Mula Perkembangan Isu Penganiayaan Kace oleh Napoleon

Isu semacam ini sering menjadi magnet yang menarik perhatian publik dalam skala yang cukup masif. Hasil pemantauan Netray Media Monitoring dari kanal media massa menunjukan bahwa kata kunci muhammad kace dan napoleon bonaparte menghasilkan 1.024 artikel yang diterbitkan oleh 65 media massa daring. Pemantauan ini dilakukan selama sepekan yakni pada tanggal 16 September hingga 22 September 2021. Artikel-artikel ini masuk ke dalam beberapa rubrik dengan kategori Hukum, Agama, dan lain sebagainya.

penganiayaan

Berita penganiayaan ini pertama kali terbit pada tanggal 17 September 2021 pukul 17:49. Artikel tersebut belum banyak menampilkan fakta-fakta kasus seperti yang sudah dijelaskan pada awal tulisan ini. Berita dari laman Okezone tersebut hanya menyebutkan bahwa Muhammad Kece melayangkan laporan ke pihak kepolisian terkait adanya penganiayaan yang ia alami. Termasuk menunjukan sejumlah fakta bahwa M Kece masuk ke dalam rutan karena menjadi tersangka kasus penistaan agama.

Keberadaan Napoleon Bonaparte sebagai pelaku kekerasan baru muncul keesokan harinya sekitar pukul 10 pagi. Laman Detikcom mendapat keterangan tentang siapa pelaku penganiayaan dari Kabareskrim Komjen Agus Andrianto. Polisi lantas menginterogasi 3 orang saksi sebagai tindak lanjut laporan M Kece. Pemantaun pada hari yang sama, yakni 18 September 2021, hanya memunculkan fakta kasus yang menjerat Napoleon hingga mendekam di dalam jeruji besi. Apakah dengan fakta ini sudah muncul respons dari warganet dalam kerangka waktu yang sama untuk menanggapi isu ini? 

Fakta dan Respons Warganet

Dari pemantauan kanal media sosial Twitter, pada hari yang sama, terlihat sudah mulai banyak tweet yang mengandung kata kunci. Hanya saja sebagian besar tweet yang ramai mendapat respons pada kerangka waktu tersebut berasal dari akun Twitter media massa. Belum terlihat akun influencer yang mencoba berkomentar dengan isu ini. Meskipun secara statistik kata kunci yang merepresentasi kasus penganiayaan ini secara potensial sudah dapat menjangkau 47,9 juta akun Twitter berbahasa Indonesia. Perkembangan kasus yang masih minim fakta menarik kemungkinan menjadi penyebab mengapa animo warganet masih rendah di hari ketika isu ini mulai mencuat.

Ada kemungkinan fakta-fakta menarik dari kasus ini muncul di saat peak time. Netray kembali menggunakan fitur Top Words untuk menemukan isu baru atau spesifik yang muncul pada saat peak time. Dan seperti yang sudah diprediksikan sebelumnya, konteks surat publik dari Napoleon dan aksi melumuri wajah M Kece dengan kotoran manusia membuat jumlah pemberitaan melambung tinggi. Dua cerita ini dinilai menjadi hal yang sangat kontroversial di atas tindakan penganiayaan itu sendiri.

Respons warganet terbukti cukup linier dengan perkembangan isu di saat peak time. Selama sepekan pemantauan, volume perbincangan juga meningkat pesat di tanggal 20 September. Netray menemukan sebanyak 4.639 tweet dengan kata kunci yang terbit pada hari itu. Lebih dari empat ribu tweet ini mendapat respons yang tak kalah masif. Setidaknya Netray berhasil mengumpulkan 428,8 ribu interaksi dan perbincangan secara potensial dapat menjangkau 82,5 juta akun Twitter.

Berbeda pada saat awal kemunculan isu ini yang didominasi akun Twitter milik media massa daring, kal ini grafik Top Accounts dipenuhi dengan akun pribadi. Beberapa di antaranya adalah akun @PutraWadapi, @UmarChelsea_70, dan @DavidWijaya82. Kecuali @DavidWijaya82, dua akun ini mendukung aksi Napoleon atas nama Islam. Akun influencer @fullmoonfolks juga hadir dalam perbincangan ini. Akan tetapi, ia hanya membagikan link berita sembari berkomentar “kelakuan jenderal polisi di kantor polisi”.

UU Penistaan Agama dan Penutup

Pada tahun 2018, Setara Institute merilis hasil riset yang menunjukan bahwa kasus penistaan agama melonjak tinggi pasca reformasi. Dari tahun 1965 hingga 2017 terdapat 97 kasus penistaan agama dan hanya 9 perkara yang terjadi sebelum masa reformasi. 88 kasus sisanya terjadi setelah kebebasan berpendapat di Indonesia mulai terbuka lebar. Apakah hal ini menjadi konsekuensi yang harus dihadapi atas nama demokratisasi kehidupan sosial? Atau justru masalahnya terletak di produk perundang-undangannya.

Aturan yang digunakan untuk membatasi kebebasan berpendapat di Indonesia adalah Pasal 156(a) KUHP Indonesia, yang terhitung sudah ada sejak masa Presiden Soekarno dan mendapat aturan pelengkap pada kepemerintahan Presiden Soeharto. Tak sedikit publik Indonesia yang menilai aturan ini sangat kontraproduktif dengan agenda kebebasan berpendapat karena dapat memicu kasus persekusi hingga kriminalisasi. Hingga aturan ini dapat diubah nantinya, kasus pelecehan M Kece dan aksi kekerasan atas nama agama akan terus muncul di Indonesia.

Masyarakat Adat dan RUU yang Tak Kunjung Disahkan

Tahukah kamu bahwa hak-hak masyarakat adat kini tengah mengalami ancaman? Salah satu penyebabnya adalah RUU Masyarakat Adat yang tak kunjung disahkan oleh pemerintah. Sebagaimana diketahui bahwa Rancangan Undang Undang (RUU) Masyarakat Adat telah menjadi pembahasan sejak era SBY dan mandek hingga saat ini. RUU ini pun sempat menjadi program prioritas yang dijanjikan pada saat kampanye Joko Widodo di tahun 2014. Namun, hingga 2021 RUU ini justru seolah menghilang dari pembahasan. Menanggapi hal ini, Media Monitoring Netray turut memantau intensitas pembahasan media pemberitaan daring terkait masyarakat adat. Netray melakukan pemantauan sejak 22 Agustus 2021 sampai dengan 21 September 2022. Hasilnya sebagai berikut.

masyarakat adat

Berdasarkan pengamatan Netray, tampak wilayah Papua memiliki intensitas warna yang lebih pekat dibanding dengan wilayah lainnya. Hal ini menunjukkan wilayah tersebut merupakan wilayah yang paling banyak menjadi pembahasan media daring terkait topik masyarakat adat. Sebagaimana diketahui bahwa Papua merupakan kawasan dengan hutan terluas dibanding kawasan hutan di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Namun sayangnya, belakangan ini kawasan hutan yang menjadi tumpuan masyarakat adat tersebut terus tergerus akibat alih guna kawasan hutan menjadi lahan ekonomis yang menguntungkan segelintir orang.

Adapun jumlah artikel terkait pembahasan mencapai 482 artikel selama tiga puluh hari yang berasal dari 85 media berita daring. Pada Top Categories tampak pembahasan topik ini didominasi oleh artikel berkategori pemerintahan, budaya, gaya hidup dan kesehatan, politik, hingga pariwisata.

Tampak pada grafik di atas laju pembahasan media pemberitaan terkait topik ini yang muncul setiap hari selama periode pantauan Netray. Dikutip melalui laman Jurnal Hukum, masyarakat adat merupakan kesatuan masyarakat yang tetap dan teratur dimana para anggotanya bukan saja terikat pada tempat kediaman suatu daerah tertentu, baik dalam kaitan duniawi sebagai tempat kehidupan maupun dalam kaitan rohani sebagai tempat pemujaan terhadap roh-roh leluhur (teritorial), tetapi juga terikat pada hubungan keturunan dalam ikatan pertalian darah dan atau kekerabatan yang sama dari satu leluhur, baik secara tidak langsung karena pertalian perkawinan atau pertalian adat (genealogis).

Sebagai negara yang dihuni oleh ribuan suku, masyarakat adat juga merupakan bagian dari NKRI yang perlindungan atas hak-haknya wajib untuk dilindungi dan dipenuhi oleh negara. Belakangan keberadaan masyarakat semakin terancam akibat tidak adanya perlindungan hukum yang menjamin pemenuhan, penghormatan dan perlindungan hak-hak mereka. Akibatnya masyarakat adat kerap tersingkir karena wilayahnya diambil alih perusahaan-perusahaan untuk dibangun infrastruktur dan konservasi. Tak hanya itu, kebakaran hutan juga mengancam keberlangsungan hidup bagi masyarakat adat yang menggantungkan hidupnya pada hutan.

Melalui beberapa pemberitaan di atas tampak sejumlah hutan adat yang turut diambil alih oleh sejumlah perusahaan sawit bahkan salah satunya yang sempat menggemparkan publik yakni hutan adat Kinipan Kalimantan Tengah. Hal tersebut menimbulkan konflik antara masyarakat adat setempat dan juga para pengusaha sawit. Akibatnya, tokoh adat dan beberapa warga dibungkus aparat saat melakukan protes karena hutan adat dirusak perusahaan sawit, PT Sawit Mandiri Lestari. Tak hanya di Kalimantan Tengah, konflik serupa juga terjadi di Papua Barat. Bupati kabupaten Sorong Johni Kamuru yang harus berususan dengan hukum di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN) Jayapura terkait gugatan perusahaan sawit yang izinnya dicabut.

Kebakaran Hutan Mengancam Wilayah Masyarakat Adat

Salah satu dukungan terkait RUU Masyarakat Adat disuarakan oleh greenpeace.org mereka mengkampanyekan aksi agar pemerintah segera mengesahkan RUU tersebut. Pembukaan dan perluasan kawasan hutan untuk dialihkan menjadi lahan perusahaan menyebabkan konflik antara masyarakat adat dan perusahaan menjadi tak terelakkan. Sayangnya masyarakat adat tidak memiliki hukum yang dapat melindungi mereka. Akibatnya, hak-hak mereka semakin terancam karena mudahnya izin pengusaha untuk berinvestasi di berbagai wilayah di Indonesia termasuk wilayah hutan adat yang menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat adat.

Pengambil alihan hutan menjadi lahan kelapa sawit pun dilakukan dengan berbagai cara, salah satu yang paling kerap digunakan yakni pembakaran. Pembukaan lahan dengan cara tersebut tersebut seolah tak memiliki dampak bagi keberlansungan hidup masyarakat. Karhutla memang bukan merupakan hal yang baru di Indonesia dan bahkan dapat dikatakan kerap terjadi di sejumlah wilayah. Sebagaimana dapat diamati melalui grafik di bawah.

Dihimpun melalui laman lokadata tampak sejumlah grafik data kebakaran hutan yang terjadi sampai pada tahun 2019. Malalui grafik tersebut luas kebakaran hutan dan lahan pada 2019 hingga Oktober yakni seluas 328.722 hektar (ha). Provinsi Nusa tenggara Timur merupakan provinsi dengan karhutla terluas yakni mencapai 108,4 ha. Diikuti oleh berbagai wilayah lainnya, seperti Kalimantan Tengah, Barat, hingga Selatan. Sementara itu, pada grafik kedua tampak luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) per 1 Januari hingga 15 September 2019 yakni 328,7 ribu haktar (ha). Sementara, luas karhutla tertinggi selama enam tahun terakhir terjadi pada tahun 2015 hingga mencapai 2,6 juta ha.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mecatat luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau seluas 27.683.74 hakter (ha). Luas ini jauh lebih besar dibandingkan provinsi lain yakni Sumatera Selatan (236,49 ha), Jambi (4,18 ha), Kalimantan Barat (2.273,97 ha), Kalimantan Tengah (27 ha), dan Kalimantan Selatan (52,53 ha). Dengan demikian, pada tahun 2019 Riau menjadi provinsi dengan kebakaran hutan dan lahan terluas.

Dilansir melalui laman kompas.com bahkan pada tahun 18 September 2019 lalu Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) disebabkan oleh manusia dengan motif land clearing. Motif pembakaran tersebut diterapkan karena lebih murah. Doni bahkan menyebutkan bahwa 80 persen lahan yang terbakar berubah menjadi lahan perkebunan. Sebesar 99 persen karhutla akibat ulah manusia, 80 persen lahan terbakar berubah menjadi lahan perkebunan.

Hal serupa juga belum lama ini kembali terjadi dan berhasil diungkap atas investigasi yang dilakukan oleh Greenpeace bersama Forensic Architecture. Dikutip melalui laman bbc.com perusahaan sawit milik grup asal Korea Selatan (Korindo) ‘sengaja’ membakar lahan untuk perluasan lahan sawit pada periode 2011-2016. Namun, perusahaan tersebut justru membantah seluruh hasil investigasi. Akibat hal ini, hutan di Papua kini alami ancaman yang serius. Tak sampai disitu, bahkan kini Omnibus Law telah disahkan saat konflik lahan antara masyarakat adat melawan pemerintah dan perusahaan masih berlangsung di berbagai daerah.

Negara dan Masyarakat Adat

Secara konsitusi, ada tiga pengakuan dan perlindungan yang dilakukan pemerintah, yaitu perlindungan bersifat politik, perlindungan bersifat tatanan hukum ulayat (wilayah daerah), serta perlindungan bersifat bahasa dan budaya. Pemerintah perlu memahami bahwa hak ulayat masyarakat adat tidak sekadar sebatas wilayah kediamannya, melainkan lingkungan keseluruhan yang memberikan pengaruh bagi keberlanjutan masyarakat tersebut. Dengan demikian, apabila aktivitas ekonomi yang disponsori pemerintah memberikan dampak bagi kelangsungan dan kesejahteraan masyarakat adat, maka itu tidak boleh dilakukan.

Sementara itu, dalam diskusi secara daring bertema “Masyarakat Adat Indonesia Belum Merdeka” yang digelar Forum Diskusi Denpasar Rabu 15 September 2021 Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong agar Rancangan Undang-Undang (RUU) Masyarakat Hukum Adat segera diselesaikan sehingga bisa disahkan menjadi undang-undang, untuk mengatasi tumpang-tindih permasalahan yang dihadapi masyarakat adat. RUU Masyarakat Adat sejak September 2020 sudah dibahas di Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dan disepakati untuk dilanjutkan ke paripurna sebagai RUU usulan dari DPR, tetapi hingga saat ini para pimpinan DPR belum juga merealisasikannya.

Dalam diskusi tersebut, Wakil Ketua Baleg DPR RI Willy Aditya menilai hambatan yang terjadi dalam proses pembahasan RUU Masyarakat Hukum Adat diduga disebabkan ada informasi yang disampaikan kepada Presiden bahwa RUU tersebut bertentangan dengan UU Cipta Kerja. Sementara itu, masyarakat adat memerlukan adanya payung hukum yang dapat melindungi hak-hak hidup mereka sebagai bagian dari Indonesia.

Pada kategori Top Portal tampak Antara menjadi media berita daring yang paling banyak menerbitkan artikel terkait masyarakat adat. Selain itu, sebagai Presiden RI nama Joko Widodo menempati urutan teratas kategori orang yang paling banyak disebutkan dalam seluruh artikel terkait masyarakat adat dan juga Bupati Sorong Johni Kamuru yang namanya belakangan viral karena pencabutan izin perusahaan sawit di wilayahnya. Pada kategori Top Organization tampak Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) juga menjadi organisasi yang paling banyak terlibat dalam pembahasan terkait RUU Masyarakat Adat.

Sebagai negara yang terdiri dari beragam etnis Indonesia memang tak hanya dimiliki oleh segelintir kelompok saja namun juga milik masyarakat ada yang jauh ada bahkan sebelum negara terbentuk. Itulah sebabnya negara harus melindungi keberadaannya, menjamin hak-haknya, dan juga memberi penghormatan dengan peraturan yang jelas. Itulah sebabnya dibutuhkan adanya RUU Masyarakat Adat yang menunjukkan keseriusan pemerintah untuk melindungi masyarakat adat yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Demikian hasil pantauan Netray, simak analisis lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Memantau Wacana Revisi UU ITE dan Alasan Kenapa Harus Disegerakan

Setelah sekian lama menjadi polemik lantaran pasal karet yang memakan banyak korban, akhirnya pada 15 September kemarin, Badan Legislasi DPR RI bersama dengan Pemerintah dan DPD RI menyepakati usulan perubahan terhadap Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (revisi UU ITE) masuk ke Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas 2021. Tentu hal ini menjadi angin segar bagi masyarakat terutama para korban UU ITE yang telah merasakan ganasnya pasal ini.

Sampel artikel kata kunci ‘revisi uu ite’ sumber Dashboard Netray

Sebelum jauh membahas poin-poin yang akan direvisi, Media Monitoring Netray akan mencoba menelusuri jejak wacana revisi UU ITE ini serta beberapa hal yang mendorongnya; termasuk bagaimana pasal-pasal UU ITE tetap memakan banyak korban meski sempat direvisi di tahun 2016 dan bagaimana korban akhirnya terbebas dari ancaman hukuman pasal sapujagad ini.

Menilik Statistik Kasus UU ITE Sepanjang 2016-2020

Disahkan oleh Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada 21 April 2008, UU ITE atau Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 ini berisi 13 bab dan 53 pasal. UU ini dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum akan informasi dan transaksi elektronik sehingga kejahatan siber yang sebelumnya begitu marak diharapkan dapat diberangus dengan UU ini. Sejak diundangkan, jumlah kasus UU ITE berdasarkan catatan SAFEnet hingga 2020 mencapai 350 kasus.

Namun, dalam perjalanannya UU ini laksana sapujagad yang dapat digunakan untuk menjerat siapa saja, khususnya terkait penghinaan dan pencemaran nama baik yang diatur dalam Pasal 27 ayat (3). Kasus Prita Mulyasari yang harus berurusan dengan pengadilan setelah menulis komplain terhadap layanan rumah sakit karena dianggap mencemarkan rumah sakit menjadi awal mula polemik pasal karet ini. Sejumlah lembaga pun meminta MK membatalkan Pasal 27 ayat (3) yang dinilai mengancam kebebasan berekspresi yang seharusnya dijamin konstitusi. Hingga revisi UU ITE tahun 2016, Pemerintah dan DPR tetap sepakat mempertahankan pasal pencemaran nama baik tersebut. Lalu bagaimana dengan statistik kasus UU ITE sepanjang 2016-2020? Masihkah pasal 27 ayat (3) menjadi momok kebebasan berekspresi masyarakat?

Berdasarkan data statistik yang Netray peroleh dari SAFEnet, terlihat bahwa sejak 2016, kasus UU ITE masih didominasi oleh laporan defamasi atau pencemaran nama baik yang merujuk Pasal 27 ayat (3) sebanyak 136 laporan dan Pasal 310-311 KUHP sebanyak 42 laporan, serta laporan ujaran kebencian yang merujuk Pasal 28 ayat (2) sebanyak 87 laporan. Artinya, keampuhan sejumlah pasal sapujagad tersebut bukanlah omong kosong belaka.

Bahkan, dari daftar profesi yang paling banyak diadukan dalam kasus ini mulai dari warga, aktivis, buruh, hingga jurnalis menunjukkan bahwa penilaian soal pasal UU ITE lebih banyak mengancam kebebasan berekspresi masyarakat ketimbang menjamin kepastian hukum akan informasi dan transaksi elektronik pada umumnya, dapat dibenarkan.

Dalam daftar kasus yang diterbitkan SAFEnet, kita juga dapat melihat bahwa sebagian besar kasus UU ITE yang dilaporkan sepanjang 2016-2020 bersumber dari media sosial. Paling banyak adalah unggahan dari Facebook. Dalam kaitannya dengan produk jurnalistik, media online juga menjadi sasaran. Tak heran apabila pada awal diundangakan, Dewan Pers khawatir UU ini berpotensi mengancam kemerdekaan pers dan kemerdekaan berekspresi masyarakat. Oleh karena itu, revisi UU ITE beberapa kali diserukan termasuk salah satunya oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia karena UU ini kerap menjadi alat untuk mengkriminalisasi jurnalis.

Kekacauan sejumlah pasal UU ITE juga dapat dilihat dari bagaimana proses hukum dari kasus-kasus ini, di mana sebagian besar hanya mandek di kepolisian. Jika dilihat dari status penahanan/hukuman, sebesar 65% kasus UU ITE di 5 tahun terakhir hanya menggantung tanpa keterangan. Bukankah hal ini seperti lingkaran kesia-siaan; pasal karet, korban berjatuhan dan proses hukum mengambang? Demikian gambaran kasar alasan mendasar sejumlah organisasi dan perorangan meneriakkan revisi UU ITE.

Bahkan menilik aduan kasus dan cerita yang dibagikan para korban UU ITE di https://semuabisakena.jaring.id/, dapat diketahui bahwa sebagian besar korban yang tidak cukup dana untuk menyewa pengacara hanya mengandalkan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk melepaskannya dari jeratan UU ITE. Tak hanya memakan biaya, waktu, dan tenaga, terjebak dalam kasus UU ITE juga menyisakan trauma psikologis.

Meski pada beberapa kasus, Netray juga melihat tingginya dukungan netizen di media sosial Twitter dalam mengawal sejumlah aktivis hingga jurnalis yang terseret kasus ini. Seperti yang terekam media monitoring Netray dalam kasus Dandhy Laksono dan Ananda Badudu pada 2019 atau Jerinx pada 2020 lalu. Peran netizen dalam mengawal kasus UU ITE memang tak sedikit yang akhirnya menuai keberhasilan. Petisi yang digulirkan netizen melalui change.org merekam perjuangan mereka dalam hal ini. Ada yang memperoleh kemenangan ada pula yang masih bergulir dan belum mendapat hasil.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-39.png
Petisi permintaan amnesti kepada Joko Widodo untuk Baiq Nuril yang terjerat Pasal 27 ayat 1 UU ITE (sumber: change.org, status: Berhasil/Menang)
This image has an empty alt attribute; its file name is image-72.png
Petisi kepada Polresta Banda Aceh dan lainnya untuk Dosen Saiful Mahdi yang terjerat Pasal 27 Ayat 3 UU ITE (Sumber: change.org, Status; Masih Bergulir)

Namun, haruskah netizen turun tangan untuk setiap kasus UU ITE yang tidak sedikit memakan korban ini? Tentu saja pengkajian ulang terhadap UU ini menjadi alternatif terbaik.

Mengawal Topik Revisi UU ITE di Media

Dari pantauan media monitoring Netray, wacana revisi UU ITE terlihat deras sejak Februari 2021. Hal ini menyusul arahan Presiden Joko Widodo pada 15 Februari yang disampaikan dalam rapat dengan pimpinan dari TNI dan Polri. Jokowi meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo selektif dalam menerima aduan warga soal UU ITE serta membuat pedoman UU ITE agar pasal-pasal yang ada di dalamnya tidak multitafsir. Apabila Undang-Undang ITE tidak bisa memberikan rasa keadilan bagi masyarakat ia akan meminta DPR untuk bersama-sama merevisi UU ini.

Pemberitaan berkata kunci ‘revisi uu ite’ (1Januari- 20 September 2021) Sumber: Dashboard Netray

Kemenko Polhukam kemudian ditugaskan untuk membentuk tim kajian UU ITE. Di antaranya adalah tim penyusun kriteria implementasi pasal-pasal dalam UU ITE dan tim rencana revisi yang akan melibatkan sejumlah elemen masyarakat, seperti pakar dan LSM untuk mendiskusikan pasal-pasal yang dianggap karet dan diskriminatif.

Mengutip laman aptika.kominfo.go.id, Menko Polhukam mengatakan ada empat pasal yang akan direvisi yaitu pasal 27, 28, 29, dan 36. Empat pasal tersebut mengatur kesusilaan, fitnah dan pencemaran nama baik, ujaran kebencian, hingga ancaman secara elektronik. Selain itu, akan ada penambahan pasal 45C. Menurutnya revisi serta penambahan pasal berguna untuk menghilangkan multitafsir pada UU ITE.

Namun, sejak usulan revisi UU ITE disepakati masuk Prolegnas 2021 oleh Baleg DPR dan Pemerintah, belum ada perkembangan lebih lanjut mengenai topik ini. Media pemberitaan terpantau sepi, demikian pula dengan netizen di media sosial Twitter yang terlihat tidak begitu antusias mengawal isu ini.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-33.png
Peak Time topik ‘revisi uu ite’ di Twitter. Sumber: Dashboard Netray.

Kekhawatiran serupa diutarakan Damar Juniarto dalam tweet-nya menanggapi masuknya revisi UU ITE ke Prolegnas Prioritas 2021. Ia merasa senang sekaligus cemas apabila upaya revisi nantinya tidak seperti yang diharapkan banyak orang. Maka, ia meminta warganet untuk tetap mengawal revisi ini. Namun, tweet-nya tidak mendapat banyak impresi. Entah karena membicarakan isu ini terlalu dini atau masyarakat memang belum begitu tertarik untuk berkomentar.

Demikian pantauan Netray. Semoga upaya pemerintah menuju keadilan yang lebih beradab dapat kita rasakan nantinya. Jangan lupa, tetap kawal bersama.

Memantau Isu Dana Reses dalam Pemberitaan Krisdayanti dan Gaji Pejabat

Memiliki latar belakang sebagai seorang pesohor sebelum akhirnya terpilih menjadi anggota DPR, membuat sosok Krisdayanti kerap menjadi magnet publik. Pernyataan-pernyataannya di muka umum menjadi lebih menarik apabila dibandingkan dengan anggota DPR lain yang berasal dari kalangan politisi biasa. Jadi, ketika Krisdayanti buka-bukaan soal seberapa besar gaji para pejabat, termasuk para legislator, media massa nasional dengan cergas menggali kabar ini untuk kemudian disajikan ke khalayak umum. Ditambah lagi sangat jarang bagi para wakil rakyat untuk mau berbagi ke publik terkait seberapa besar pendapatan mereka.

Lantas apa yang mendorong Krisdayanti sudi membeberkan “rahasia” tersebut ke publik? Ternyata pada tanggal 13 September lampau, ia diundang politisi Akbar Faizal untuk menjadi bintang tamu di salah satu episode podcast di kanal YouTube pribadinya. Selain membicarakan sejumlah isu sosial politik, dalam salah satu sesi podcast tersebut Krisdayanti bercerita tentang pendapatan yang ia terima sebagai anggota DPR. Yang kemudian secara tidak langsung beresonansi dengan wacana kekayaan pejabat yang telah beredar sebelumnya.

Memantau Nama Krisdayanti di Dunia Politik

Dari hasil pemantauan media massa menggunakan kata kunci krisdayanti dan gaji, serta mengecualikan beberapa kata yang berhubungan dengan dunia infotainment, Netray Media Monitoring menemukan sejumlah fakta statistik. Data tersebut dapat memberi gambaran seberapa besar wacana ini hadir di muka publik. Hasilnya adalah 228 artikel dari 62 meja redaksi yang ditemukan selama periode 11 September hingga 17 September 2021.

Meski Netray berusaha mengeliminasi berita-berita hiburan dari pemantauan ini, grafik di atas menunjukkan bahwa masih banyak artikel yang terbit di kategori Entertainment, tepatnya di posisi kedua dengan 43 laporan. Kategori pemberitaan terbanyak adalah Government dengan 140 artikel. Sisanya terbagi ke dalam kategori Politic, Law, dan lain-lain.

Berita dengan kata kunci di atas mulai muncul pada tanggal 14 September 2021, atau sehari setelah podcast Krisdayanti di kanal YouTube Akbar Faizal mengudara. Isu ini sepertinya akan bertahan cukup lama melihat puncak pemberitaan terjadi empat hari setelah terbit berita pertama. Dan biasanya sebuah isu yang awet di ruang publik akan memiliki beberapa cabang perkembangan wacana. Untuk menelusurinya, Netray akan memanfaatkan grafik Top Words yang berisi sejumlah kata yang kerap muncul dalam pemberitaan.

Wacana Dana Reses

Netray menyoroti beberapa istilah spesifik yang muncul paling banyak dan terkesan berhubungan. Antara lain kata dana, reses, kunjungan, menyerap, aspirasi, dan rakyat. Isu dana reses, dana yang didapat anggota DPR RI setiap tahun guna menyerap aspirasi rakyat, mencuat setelah Krisdayanti mengungkap besaran anggaran yang diterima setiap legislator. Dalam podcast tersebut, Krisdayanti menyebutkan bahwa setiap tahun masing-masing anggota DPR akan mendapatkan dana sebesar 140 juta rupiah sebanyak 8 kali, atau 1,1 miliar per tahun.

Pemantauan kata kunci dana reses sendiri menghasilkan 100 artikel yang ditulis oleh 44 portal berita online. Isu ini juga khas dalam kategori politik dan pemerintahan. Isinya sebagian besar merupakan klarifikasi terhadap pernyataan Krisdayanti dari sejumlah pihak. Termasuk bahkan dari Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad yang mengatakan bahwa dana reses bukanlah gaji atau pendapatan. Dana tersebut diperuntukan bagi konstituen di masing-masing dapil Anggota DPR.

Merasa pendapatnya salah diartikan, Krisdayanti ganti memberikan klarifikasi yang mulai dimuat media massa pada Rabu pagi 15 September 2021. Pihaknya membenarkan apabila dana reses bukan bagian dari pendapatan pribadi sebagai wakil rakyat. Dana tersebut justru harus kembali ke rakyat, konstituen di daerah pemilihan, dalam bentuk penyerapan aspirasi. Sehingga penggunaan anggaran yang tidak sedikit tersebut harus dipertanggungjawabkan oleh setiap anggota DPR di masing-masing komisi mereka.

Kritik Publik, Absennya Pengawasan Publik

Akan tetapi, yang amat disayangkan adalah absennya mekanisme pengawasan publik atau peraturan untuk mengetahui seberapa efektif dan efisien dana reses tersebut dipergunakan. Dibutuhkan riset mandiri jika ingin melihat bagaimana masing-masing wakil rakyat memanfaatkan fasilitas dari negara ini. Sehingga hampir tidak mungkin publik mendapat informasi secara luas terkait penggunaan dana reses anggota DPR RI.

Hanya saja masih ada cara lain untuk menilai apakah DPR RI memanfaatkan dana reses dengan tepat. Yakni dengan melihat performa legislasi DPR dalam membuat RUU. Perlu diketahui bahwa membuat RUU sama sekali berbeda dengan menetapkan UU. Karena RUU bisa datang dari mana saja, seperti diusung oleh masyarakat sipil atau akademisi. Dengan demikian, jika asumsinya semakin tinggi penyerapan aspirasi masyarakat dengan fasilitas dana reses, maka semakin banyak pula RUU yang dibuat oleh DPR sendiri.

Hal ini tampaknya menjadi sorotan Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi). Dengan besarnya anggaran untuk dana reses, ternyata performa pembuatan RUU dari internal legislatif terhitung sangat rendah. Selama 2 tahun bekerja, DPR RI baru mengesahkan 4 RUU prioritas yang masuk ke dalam prolegnas (Program Legislasi Nasional).

Penutup

Kembali pada wacana Krisdayanti yang membeberkan berapa banyak gaji yang ia dapatkan selama dua tahun menjabat anggota DPR RI di komisi IX dari fraksi PDI-P. Aksi tersebut justru menjadi bumerang bagi Krisdayanti. Dampak dari “nyanyian” Krisdayanti dalam sidang wakil rakyat kali ini adalah munculnya respons dari masyarakat umum. Respons tersebut berupa kritik dari publik atas penggunaan anggaran untuk menggaji anggota DPR, termasuk dana reses. 

krisdayanti

Kedua adalah Krisdayanti sendiri akhirnya dipanggil fraksinya di parlemen, yaitu fraksi PDI Perjuangan. Bersama Ketua Fraksi Utut Adianto dan Wakil Ketua Bambang Wuryanto, Krisdayanti meminta maaf karena telah membuat gaduh dan repot banyak pihak. Utut mengharap DPR RI mampu memberikan informasi yang lebih akurat kepada masyarakat umum tentang gaji anggota mereka agar tidak timbul mispersepsi lagi di kemudian hari.

Menyampaikan Kabar ‘Kita Tenggelam’ Akibat Krisis Iklim

0

Tenggelam menjadi ancaman sejumlah kota pesisir di Indonesia. Bukan tanpa sebab, krisis iklim menjadi salah satu ancaman serius yang kini telah menjadi nyata. Meningkatnya permukaan air laut, abrasi, perubahan iklim, dan menurunnya permukaan tanah menjadi beberapa faktor penyebab utama ancaman tersebut. Kabar ini sebenarnya telah lama berhembus, bahkan hasil penelitian telah menyampaikan prediksi kenaikan muka air laut yang dapat menenggelamkan kota/kabupaten pesisir di Indonesia dalam beberapa dekade mendatang. Namun sayangnya, tidak semua masyarakat memiliki kesadaran dan khawatir akan hal ini. Gerakan peduli lingkungan, nol emisi, dan regulasi pemerintah menjadi salah satu upaya untuk menghambat dampak buruk dari krisis iklim tersebut. Menghimpun data dari berbagai sumber, Media Monitoring Netray menyampaikan kabar buruk ini kepada para pembaca. Berikut hasil pantauan Netray.

Dilansir melalui platform media sosial Instagram milik Greenpeace Indonesia kabar buruk krisis iklim kembali disiarkan. Kali ini mereka menyampaikan beberapa kota di Indonesia yang terancam akan terendam di tahun 2050 mendatang. Beberapa di antaranya ialah Banjarmasin, Jakarta, Tanjungpinang, Palembang, Padang, Pontianak, dan Gorontalo. Naiknya permukaan air laut dan turunnya permukaan tanah menjadi perpaduan paling apik yang mengancam kota-kota pesisir Indonesia. Dikabarkan, sebanyak 199 kabupaten/kota pesisir di Indonesia bakal terkena banjir rob tahunan pada 2050. Sekitar 118.000 hektar wilayah akan terendam air laut dan ada 8,6 juta warga terdampak. Dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp 1.576 triliun.

Ibukota Jakarta juga tidak dapat terhindarkan dari ancaman yang akan merendam sejumlah wilayahnya. Seperti ditunjukkan pada data di atas 17% wilayah Jakarta akan berada di bawah permukaan laut pada 2030 yang menyebabkan 1,8 juta masyarakat terdampak. Akibatnya, banjir akan merendam sejumlah bangunan tempat tinggal, bangunan komersial, Monumen Nasional, hingga Balai Kota. Bahkan kerugian ekonomi akibat hal ini ditaksir akan mencapai 983 triliun.

Sementara itu, dihimpun melalui laman Lokadata terlihat beberapa data statistik terkait bencana banjir yang paling sering terjadi di Indonesia. Dari kesepuluh provinsi tersebut dua di antaranya menjadi daftar wilayah yang masuk dalam kategori terancam akan terendam di 2050 mendatang, yaitu DKI Jakarta dan Sumatera Barat. Selain itu, dapat diamati sejak tahun 2015 sampai dengan 2021 intensitas bencana banjir terbesar terjadi pada tahun lalu, yakni 2020 sebanyak 1,138 dan pada 2021 tercatat sebanyak 481 kali hingga pada September 2021. Jumlah tersebut belum menjadi jumlah akhir sebab Indonesia baru saja memasuki musim penghujan di tahun ini.

Krisis Iklim Menjadi Ancaman Nyata

Ancaman krisis iklim yang perlahan kini menjadi nyata membuat sebagian masyarakat mulai menyadari pentingnya memperbaiki kualitas hidup. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa regulasi pemerintah seharusnya dapat menjadi salah satu faktor utama untuk perbaikan kondisi alam. Penambangan fosil, pembangunan yang tidak kontekstual, pembabatan hutan, dan berbagai hal lainnya seharusnya menjadi fokus utama agar pemerintah memperhatikan regulasi terkait hal ini.

Untuk dapat menyebarluaskan kabar terkait ‘kita tenggelam’ akibat krisis iklim, Netray melakukan pemantauan terkait pemberitaan media daring dan perbincangan warganet terkait topik ini. Netray melakukan pemantauan sejak 17 Agustus 2021 sampai dengan 15 September 2021 dengan menggunakan beberapa kata kunci, yakni krisis iklim, kota tenggelam, dan kota terancam.

Berdasarkan pantauan Netray ditemukan total tweets 1,828 yang didominasi oleh sentimen negatif. Adapun impresi warganet mencapai 532,8 ribu dengan potensi jangkauan akun sebanyak 50.7 juta. Sementara itu, pada media pemberitaan daring ditemukan sebanyak 306 artikel terkait yang hanya berasal dari 71 portal media pemberitaan daring. Adapun Top Categories pada topik ini didominasi oleh kategori seputar bencana dan pemerintahan.

Pada peaktime kedua lini pantauan Netray, terlihat intensitas kemunculan perbincangan terkait topik ini selama periode pantauan. Melalui sebaran grafik tersebut terlihat baik perbincangan maupun pembahasan media pemberitaan daring terkait krisis iklim hampir muncul setiap harinya. Lalu siapa sajakah aktor media sosial dan portal yang paling banyak memperbincangkan topik ini?

Pada kategori Top Accounts terlihat @LiongkyTan menjadi akun paling populer pada topik ini, melalui akunnya ia menyindir terkait konsumsi listrik di negara maju yang dinilai lebih boros daripada negara dunia ketiga. Diikuti oleh beberapa akun lainnya, seperti @GreenpeaceID dan @mardiasih. Sementara itu, pada kategori Top Portal terlihat IDN Times menempati urutan teratas dengan menerbitkan 19 artikel terkait krisis iklim dan diikuti oleh beberapa portal media pemberitaan lainnya.

krisis iklim

Sementara itu, pada Top Locations tampak sejumlah wilayah yang menjadi lokasi utama pembahasan media daring. Tingginya intensitas tersebut dapat diamati melalui ketebalan warna yang menunjukkan semakin tebal warna biru pada gambar maka semakin tinggi intensitas pemberitaan terkait topik krisis iklim di lokasi tersebut. Beberapa di antaranya seperti, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur. Beberapa lokasi tersebut juga masuk dalam kategori wilayah dengan kejadian banjir terbanyak. Berikut beberapa artikel terkait titik lokasi pemberitaan terbanyak dengan topik krisis iklim.

Melalui artikel pemberitaan di atas tampak kabar banjir dari beberapa lokasi. Terjadinya bencana tersebut juga didukung oleh berbagai faktor lain, seperti rendahnya serapan akibat hutan yang dibabat hingga perubahan cuaca yang ekstrem. Hal ini menjadi dampak nyata dari krisis iklim yang tengah kita hadapi. Akibatnya bahkan akan semakin mengerikan bila setiap manusia tidak mengambil langkah untuk menjaga lingkungannya.

Pada Issues Report Twitter terlihat beberapa isu yang mendominasi perbincangan warganet terkait topik ini, seperti kota, tenggelam, terancam, punah, pemerintah, dan berbagai isu lainnya. Dilansir melalui laman greenpeace.org dalam satu artikelnya mengatakan bahwa dalam Laporan Kelompok Kerja 1 IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) memperlihatkan kontribusi aktivitas manusia sangat besar dalam perubahan iklim. Itulah sebabnya mengambil langkah ambisius diperlukan sesegera mungkin demi mencegah berbagai dampak buruk dari krisis iklim. Lalu seperti apakah respons warganet menanggapi persoalan ini?

Kabar mengenai akan tenggelamnya Ibukota DKI Jakarta tentu telah lama terdengar. Dengan sejumlah penelitian yang telah dilakukan hal ini pun kini menjadi semakin nyata dan bukan tidak mungkin pada tahun 2050 Ibukota akan menjadi kota yang terendam. Salah satu pencegahannya tentu dengan memperbaiki kerusakan yang telah terjadi dan berakibat pada semakin buruknya krisis iklim di masa mendatang. Dukungan untuk tindakan pencegahan ini salah satunya disuarakan oleh akun @GreenpeaceID yang menyuarakan dukungannya pada Bupati Sorong dalam membela hak-hak masyarakat adat untuk menjaga hutan di Papua.

Selain itu, warganet juga beropini terkait krisis iklim yang dinilai juga sebagai permasalahan sistem. Oleh karena itu, menindak tegas korporasi perusak lingkungan, mengontrol laju produksi-konsumsi dan distribusi kekayaan yang adil dan merata menjadi salah satu solusinya. Itulah sebabnya pemerintah sebagai pembuat regulasi berperan aktif untuk menjaga keseimbangan alam bukan justru membuat pembangunan bersifat tidak berkelanjutan, terlebih mengatasnamakan investasi.

Melalui beberapa tweets di atas justru tampak keraguan warganet akan komitmen pemerintah dalam mengambil langkah serius untuk mencegah berbagai dampak buruk dari krisis iklim. Keraguan tersebut salah satunya disebabkan oleh berbagai regulasi dari pemerintah yang justru memperparah kerusakan alam Indonesia. Seperti halnya, pembangunan di pulau Komodo yang menjadi kontroversi beberapa waktu lalu dan mendapat kritik keras dari berbagai aktivis lingkungan dunia. Tak hanya itu, penggunaan batubara yang menyumbang emisi gas rumah kaca masih menjadi pemasok utama sumber energi di Indonesia. Itulah sebabnya skema energi nasional dinilai berputar seperti lingkaran setan.

Bila pemerintah tidak segera mengambil langkah serius dalam memperbaiki dan menjaga keseimbangan alam bukan tidak mungkin dampak dari krisis iklim di masa mendatang akan semakin parah. Hal ini justru bukan suatu isu melainkan hal yang nyata. Itulah sebabnya peringatan akan krisis iklim semakin keras digaungkan agar tak hanya pemerintah namun juga masyarakat dapat mengambil peran aktif dalam menjaga keseimbangan alam.

Demikian hasil pantauan Netray, simak analisis lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Video Santri Tutup Telinga Menuai Aksi #GerakanTutupKuping

Sesuai dengan perkembangan zaman, media sosial memiliki fungsi untuk menciptakan ruang-ruang publik yang memungkinkan orang untuk bebas menyampaikan pendapat atau pandangannya. Namun, keberadaan media sosial kini juga dijadikan sebagai alat propaganda beberapa individu atau kelompok untuk mempengaruhi opini publik. Salah satunya ialah terkait isu beragama. Dalam buku Intoleransi dan Politik Identitas Kontemporer di Indonesia yang diterbitkan oleh LIPI Press, tertulis bahwa media sosial menciptakan ekosistem bagi berkembangnya masyarakat pasca-kebenaran (post-truth society). Yang artinya, kebenaran tidak lagi bersifat tunggal dan pelaku sosial dapat membangun narasi yang terkadang saling menegasikan.

Kebebasan beragama nampaknya belum seratus persen melekat di tengah budaya Indonesia. Meski hidup berasaskan Pancasila, namun sila Ketuhanan Yang Maha Esa sepertinya belum sepenuhnya dijiwai oleh masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari munculnya kasus ataupun fenomena intoleran beragama yang terjadi di tengah masyarakat. Fenomena yang baru-baru ini terjadi ialah viralnya video santri yang menutup telinga saat mendengarkan musik di ruang tunggu vaksinasi.

Video yang merekam aksi santri sedang menutup telinga saat menunggu vaksinasi tersebut menuai sorotan publik. Bahkan cap ‘radikal’ pun dilayangkan oleh warganet yang turut serta berkomentar atas kejadian tersebut. Bukankah ini telah melanggar asas Pancasila tersebut? Ya, benar saja, komentar negatif tersebut pun sontak mendapat balasan dari warganet yang kontradiktif terhadap pandangan tersebut. Hal ini pun lantas memicu perdebatan di dunia maya hingga topik ini mendulang trending Twitter.

Aksi santri tutup telinga yang berasal dari pondok pesantren tahfidz atau penghafal Al-qur’an ini menuai sorotan publik setelah mendapat komentar negatif dari warganet, seperti yang datang dari staf khusus Presiden Diaz Hendropriyono dan pesohor negeri yakni Deddy Corbuzier. Diaz mendapat sorotan dari warganet setelah mengunggah video santri tutup telinga di akun instagramnya dengan memberikan keterangan tentang pendidikan yang salah. Lalu, unggahan ini pun dikomentari oleh Deddy yang notabene merupakan publik figure. Deddy telah dinilai melukai hati para santri karena komentar candaannya tersebut.

Tak hanya menuai sorotan media, kedua sosok ini pun juga mendapatkan perhatian dari warganet Twitter. Deddy yang dinilai sebagai ‘smart people’ pun banjir bullying dari warganet. Selain itu, Deddy yang merupakan seorang mualaf dinilai tidak menghormati dan telah mencela agama yang kini disandangnya. Bahkan warganet yang merupakan penggemar Deddy pun kecewa atas komentar yang telah dilayangkannya di akun Diaz tersebut. Dengan adanya hal ini, media sosial kembali menjadi ajang bagi publik untuk adu argumen terkait fenomena intoleransi dalam beragama.

Intoleransi yang Masih Tinggi

Ragam agama yang ada di Indonesia sepertinya bukan menjadi patokan besarnya toleransi beragama di tengah kehidupan masyarakat. Fenomena intoleransi menggambarkan bahwa adanya relasi mayoritas dan minoritas keagamaan masih diwarnai kesenjangan sehingga memicu konflik. Berdasarkan data dari Setara Institute, sebanyak 422 tindakan pelaggaran kebebasan beragama terjadi di Indonesia pada tahun 2020 dan 62 di antaranya ialah terkait intoleransi.

Perdebatan Toleransi atas Video Santri Tutup Telinga

Topik ini semakin ramai setelah Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachamn memberikan pernyataan bahwa semua agama itu benar. Bahkan Ketua MUI Cholil Nafis pun ikut bersuara dan menanggapi pernyataan tersebut. Dalam tweet-nya Cholil mengatakan bahwa pernyataan semua agama benar merupakan pandangan beragama dalam hidup berasaskan pancasila, tetapi dalam keyakinan setiap pemeluk agama yang benar hanyalah agamanya. Sehingga dalam kehidupan sosial di Indonesia dilarang untuk menyalahkan apalagi menodai sebuah agama karena toleransi ialah memaklumi dan bukanlah menyamakan.

Toleransi beragama menjadi perbincangan warganet kala menanggapi fenomena ini. Pada tweet dengan filter keyword toleransi, Netray menemukan pembahasan yang merujuk kepada pendapat tentang toleransi dari kacamata warganet. Dari kejadian ini warganet menilai bahwa sikap toleransi dapat ditunjukkan dengan menghargai apa yang tengah diupayakan oleh santri dalam video tersebut. Warganet juga berpendapat bahwa apa yang dilakukan oleh santri tersebut merupakan salah satu sikap menghargai keadaan sekitar yang dinilai tak sesuai dengan prinsip hidupnya, yakni keyakinan jika musik haram bagi islam.

Tak hanya mendapat sanggahan dari warganet, video ini juga mencuri perhatian putri Gus Dur, yakni Yenny Wahid. Cap radikal yang disematkan publik menyentil Yenny untuk memberikan tanggapannya terhadap hal ini. Menurut Yenny, aksi tutup telinga yang dilakukan santri ini merupakan suatu hal yang wajar dilakukan oleh seorang santri saat mereka harus difokuskan untuk menghafal Al-qur’an. Lebih lanjut, putri sulung Gus Dur tersebut meminta semua pihak untuk bersikap bijaksana dalam menanggapi suatu fenomena atau peristiwa sehingga tidak mudah memberikan cap radikal dan kafir terhadap seseorang.

Trending Aksi #GerakanTutupKuping

Topik ini kembali memuncak setelah munculnya #GerakanTutupTelinga. Siapa yang menginisiasi tagar tersebut? Dan siapakah sosok yang meramaikannya? Berikut pantauan mendalam dari Media Monitoring Netray.

Dari hasil pantauan Netray dengan menggunakan fitur oldest tweet, ditemukan akun @DJ__07__ yang membawakan #GerakanTutupKuping dalam sejumlah tweet-nya. Akun dengan jumlah followers mencapai 6 ribu orang ini mengusung #GerakanTutupKuping dengan mengaitkan suatu kejadian yang berkaitan dengan fenomena santri tutup telinga tersebut. Salah satu yang paling banyak mendapat impresi ialah tweet yang berisikan gambaran Imam Syafi’i yang menyumpal telinga saat pergi ke masjid karena beliau tak ingin hafalan hadistnya tercampur dengan apa yang didengarkan selama perjalanan.

Statistik Perbincangan

Dengan kata kunci yang dibubuhkan, ditemukan sebanyak 83 ribu tweet yang mencatut kata kunci tersebut. Dari 30 ribu akun yang membahas topik juga ditemukan beberapa akun yang paling banyak mendapat impresi bahkan hingga mencapai 27 ribu impresi dalam sebuah akun. Dari jajaran akun di atas, terdapat beberapa contoh tweet dari tiga akun teratas yang paling menuai sorotan netizen. Bahkan tweet gurauan terkait pacaran perbedaan agama pada topik ini pun berhasil menyita perhatian hingga mencapai 14 ribu likes. Hmm, netizen butuh bercandaan juga ya.

Dengan adanya fenomena ini patut menjadi pembelajaran bagi kita semua yang tinggal di Indonesia, yakni menjunjung tinggi toleransi terutama dalam beragama. Keyakinan yang diambil oleh seorang individu patutlah kita hargai sebagai bentuk saling menghormati sesama atau antar agama. Demikian pantauan Media Monitoring Netray, simal ulasan isu terkini lainnya hanya di https://analysis.netray.id/

List Makanan Viral 2021 Siap Mengisi Masa PPKM mu

0

Masa pandemi agaknya tak mengurangi para food lovers untuk berburu makanan yang paling kekinian. Beberapa nama menu baru dari jajanan hingga makanan berat pun mulai dihiasi oleh para konsumen yang memamerkan menu andalan mereka. Meski di masa PPKM para penjual pun tak kehabisan ide untuk menjajakan jualan mereka melalui berbagai platform termasuk Twitter. Lalu makanan apa sajakah yang belakangan ramai menjadi perbincangan warganet? Simak hasil pantauan Netray terkait makanan viral 2021 berikut.

Infografik Makanan Viral 2021

  • Makanan Viral 2021
  • Crofle
  • Toast
  • Mentai

1. Croffle

Salah satu makanan kekinian yang tengah ramai diminati oleh warganet yaitu croffle. Makanan asal Negeri Gingseng ini dibuat dari adonan croissant yang dipanggang dengan menggunakan cetakan waffle.Croffle biasanya disajikan dengan berbagai topping yang membuatnya semakin menarik. Lalu seperti apakah impresi warganet terhadap makanan populer ini?

Selama periode pantauan Netray ditemukan setidaknya 2,018 tweets yang menjadikan croffle sebagai topik pembahasan mereka. Tweets tersebut pun didominasi oleh sentimen negatif dengan meraih impresi sebanyak 41.8 ribu dan potensi jangkauan sebesar 22.2 juta.

Ternyata tidak sedikit warganet yang belum pernah mencoba jajanan satu ini. Terlihat melalui tweets di atas terdapat warganet sangat penasaran dengan croffle dan baru saja mencobanya. Namun, karena baru saja viral jajanan manis ini belum tersedia di setiap daerah sehingga bagi mereka yang tinggal di kota kecil masih agak sulit menemukan croissant-waffle ini. Meski menjadi salah satu jajanan viral tidak semua warganet tertarik dengan croffle. Sebagian warganet justru menilai croffle tidak memiliki rasa yang spesial. Mereka lebih memilih croissant dalam bentuk kering bukan seperti waffle atau justru mereka lebih menyukai jajanan tradisional.

2. Toast

Toast atau dikenal dengan roti bakar tentu sebenarnya bukan makanan yang asing lagi. Namun, di tahun 2021 ini kehadiran toast yang lebih variatif justru dinilai lebih mirip dengan sandwich. Buat kalian pecinta jajanan gurih dan pedas mungkin toast akan lebih nikmat memanjakan lidah.

Selain croffle, agaknya roti bakar kekinian ini menjadi salah satu jajanan yang paling banyak diperbincangkan oleh warganet. Terlihat total tweets mencapai 1,683 dengan didominasi oleh sentimen positif. Adapun jumlah impresi mencapai 54.2 ribu dengan potensi jangkauan sebesar 12.1 juta.

Roti bakar kekinian yang menjadi favorit warganet didominasi oleh toast milik salah satu gerai kopi lokal, yakni Janji Jiwa. Gerai kopi yang tersebar di beberapa kota di Indonesia ini menyajikan salah satu menu toast yang belakangan ramai menjadi perbincangan warganet.

Sementara itu, meski toast milik Janji Jiwa meraih impresi yang cukup tinggi dari warganet terlihat brand satu ini tetap menuai komentar negatif. Hal tersebut dapat diamati melalui beberapa tweets di atas. Terlihat sebagian warganet kurang menyukai toast Janji Jiwa dengan berbagai alasan, seperti merasa enek atau kurang menyukai mayones dari toast tersebut.

3. Mentai

Selain croffle dan toast, saus mentai menjadi makanan yang hits pada beberapa waktu belakangan. Saus mentai merupakan makanan yang berasal dari Jepang, saus ini biasanya dibuat dari campuran telur ikan pollock atau yang biasa disebut mentaiko yang diasinkan dan ditambahkan mayones. Saus yang kerap dicampur dengan berbagai hidangan ini pun menjadi populer dengan beraneka ragam topping pilihan, seperti ikan tuna, crabstick, jamur, hingga ayam. 

Berdasarkan pantauan Netray terlihat perbincangan warganet terkait saus mentai mencapai 1,141 total tweets dengan didominasi oleh tweets bersentimen positif. Adapun jumlah impresi pada topik ini mencapai 7, 687 dengan potensi jangkauan sebesar 7.8 juta.

Rasanya yang gurih dan dapat dipadukan dengan topping yang beragam membuat saus mentai menjadi makanan yang belakangan banyak diminati. Hal tersebut terlihat melalui beberapa cuitan di atas yang menunjukkan respons positif warganet yang menyukai sajian dari Negeri Sakura ini. Sebagai kuliner baru yang ramai diperbincangkan tentu membuat warganet lainnya semakin penasaran dan ingin mencoba. Meski demikian ternyata tidak semua warganet menyukai makanan ini. Hal tersebut terlihat melalui beberapa unggahan warganet di atas yang justru merasa enek saat mencoba makanan satu ini.

4. Dessert Box

Nah buat kalian pecinta makanan manis kalian wajib nyobain dessert box kekinian yang ramai menjadi perbincangan warganet. Rasanya yang manis dan bentuknya yang menarik membuat makanan satu ini berhasil menjadi salah satu makanan yang viral di tahun 2021 ini.

Selama periode pantauan Netray ditemukan setidaknya 378 total tweets yang membicarakan topik seputar dessert box yang didominasi bersentimen positif. Adapun jumlah impresi pada topik ini mencapai 1,7 ribu dengan jumlah potensi jangkauan mencapai 2,2 juta.

Para pecinta rasa manis tentu menyambut dengan antusias sajian dessert box yang belakangan ramai menjadi perbincangan. Mereka yang penasaran pun tak sabar ingin mencoba dan menyukai makanan satu ini. Mereka juga menilai memakan satu dessert box juga dapat mengenyangkan bahkan tak jarang akan ketagihan.

Sebagai kuliner yang terbilang baru dessert box belum dapat ditemukan di setiap wilayah sehingga mereka yang belum mencoba pun cukup menjadi penasaran. Namun bagi mereka yang kurang menyukai makanan bercita rasa manis tentu dessert box bukan menjadi pilihan yang menarik. 

Penutup

Sajian kuliner tentu terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dengan bentuk dan berbagai varian yang menggugah selera. Hal ini juga didukung oleh media sosial yang turut serta dalam memasarkan hasil olahan tersebut dan dipasarkan secara luas. Croffle, toast, mentai, dan dessert box terbilang menjadi pendatang baru kuliner di Indonesia yang saat ini tengah digandrungi. Kalau kalian sudah mencoba belum? Mana yang jadi favorit kalian? Tulis di kolom komen ya.

Zodiak; Permainan Barnum Effect dan Kisah Mitologi di Baliknya

0

Pasti kalian sudah tidak asing lagi jika mendengar kata zodiak. Apa yang ada di pikiranmu ketika mendengarkan kata tersebut? Pasti tentang ramalan bukan? Konon, ramalan zodiak hingga saat ini masih digandrungi oleh publik, terutama kawula muda. Benarkah demikian? Yuk kita intip melalui Media Monitoring Netray.

  • Statistik Zodiak di Twitter
  • Alasan Zodiak Masih Digandrungi
  • Pisces dan Aries
  • Taurus dan Gemini
  • Cancer dan Leo
  • Virgo dan Libra
  • Scorpio dan Sagitarius

Dari statistik di atas terlihat perbincangan terkait kata kunci zodiak di kanal Twitter bahkan menyentuh hampir 17 juta impresi dari total tweets sebanyak 6.281 selama periode. Topik ini pun di-tweet-kan oleh lebih dari 3 ribu akun dengan jumlah potensi jangkauan mencapai 49 juta akun pengguna Twitter. Wow banyak juga ya.

Mengapa ramalan ini masih dipercaya bahkan ramai diperbincangkan? Meskipun terkesan abu-abu ternyata perbincangan tentang ramalan zodiak masih begitu menarik perhatian warganet. Apa sih yang membuat warganet masih antusias menge-tweet topik ini?

  1. Penasaran : Beberapa orang tentu saja penasaran dengan nasib mereka di masa datang. Jadi. ramalan adalah salah satu peredam penasaran ini.
  2. Barnum Effect : Fenomena psikologi ketika kamu menganggap akurat deskripsi mengenai diri kamu yang seolah deskripsi tersebut dikhususkan untuk kamu.
  3. Pembenaran atau disebut juga validasi subjektif. Dua peristiwa yang tidak terkait atau acak dianggap terkait karena keyakinan, harapan, atau hipotesis dari orang yang bersangkutan.

Setelah mengetahui alasan mengapa ramalan zodiak masih menjadi topik yang ramai diperbincangkan, sekarang yuk kita intip sejarah atau kisah mitologi di balik simbol 12 zodiak tersebut. Dan seperti apa zodiak tersebut dibahas warganet?

Zodiak Capricorn

Dewa alam Pan membantu Zeus melawan titans. Lalu dalam pertempuran tersebut, Pan melompat ke sungai untuk kabur dari kejaran Typhon. Tubuh bagian bawah Pan berubah menjadi ikan karena setengah badannya yang yang terendam.

Zodiak Aquarius

Ganymedes, pangeran tampan kesayang Zeus yang kemudian dijadikan juru minum pribadinya. Namun, Ganymedes kecewa dan mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap Zeus, yang akhirnya membuat Zeus murka dan hendak menghukumnya. Namun, Zeus sadar akan kejahatannya tersebut dan memberikan Ganymedes sebuat tempat di rasi bintang sebagai gantinya. 

Zodiak Pisces

Untuk lari dari kejaran Typhon, Dewi Aprodhite dan anaknya, Eros, menyelam ke dalam samudra dan menyamar sebagai ikan. Karena merasa tertolong, Aprodhite memberikan sebuah kehormatan dengan meletakkan sosok ikan dalam sebuah rasi bintang.

Zodiak Aries

Peri awan Naphele mengirim Chrysomallus (domba jantan berbulu emas) untuk menyelamatkan kedua anaknya, Phrixus dan Helle. Sebagai gantinya, Chrysomallus meminta Phrixus untuk menggantungkan bulu emasnya di hutan belukar dan ia pun terbang untuk mengorbankan dirinya bagi para dewa. 

Zodiak Taurus

Zeus yang sangat tertarik dengan putri cantik bernama Europa, mengubah dirinya menjadi banteng putih bertanduk emas. Karena tertarik, Europa pun menaiki banteng tersebut dan Zeus membawanya ke wilayah Crete. Namun, di sana Zeus mengubah dirinya menjadi elang lalu memperkosa Europa.

Zodiak Gemini

Ratu Sparta memiliki anak kembar dengan ayah yang berbeda, Pollux berayahkan Zeus dan Castor berayahkan Tyndorus. Dalam pertempuran, Castor gugur dan Polluz pun menjadi putus asa. Melihat hal tersebut, Zeus membuat Castor menjadi abadi dengan seperi Pollux di langit. 

Zodiak Cancer

Dewi Hera mengirimkan kepiting raksasa kepada Hercules untuk membantu Hydra. Meski kepiting tersebut sempat membuat kesakitan Hercules, namun ia kalah. Dan Hera memberikan tempat istimewa bagi kepiting tersebut di sebuah rasi bintang. 

Zodiak Leo

Seekor singa berbulu emas yang memiliki kulit kebal terhadap senjata tajam apapun, Nemean, berhasil dibunuh oleh Hercules. Zeus menempatkan Nemean di langit sebagai bukti penaklukannya

Zodiak Virgo

Dewi Astrea ditempatkan di rasi bintang sebagai bentuk peringatan hilangnya kesucian, kepolosan, dan kemurnian di bumi akibat ulah Pandora yang membuka kotak terlarang. 

Zodiak Libra

Dewi keadilan, Themis, ibunda Dewi Astrea diletakkan berdampingan dengan Virgo. Hal ini dilakukan untuk mengingatkan bahwa keadilan dan kebenaran adalah hal penting dalam kehidupan. 

Zodiak Scorpio

Orion, putra Poseidon, berniat untuk membunuh semua hewan di bumi. Gaia yang benci dengan hal tersebut pun mengirimkan kalajengking raksasa yang akhirnya mampu mengalahkan Orion. 

Zodiak Sagitarius

Chiron yang memiliki keabadian harus merasakan rasa sakit yang luar biasa akibat panah racun. Lalu, ia menggantikan posisi Prometheus, pencipta manusia yang terkurung. Atas sikap kepahlawannya ini, Zeus memberikan kehormatan baginya.