Amerika Serikat kerap campur tangan dalam sejumlah perang atau konflik antarnegara yang terjadi di sejumlah belahan dunia. Seperti pada konflik di Vietnam (Vietnam Utara dan Vietnam Selatan), Korea (Korea Selatan dan Korea Utara), perang Teluk (Irak dan Kuwait), hingga Rusia dan Ukraina.
Perang Ukraina vs Rusia masih berlangsung hingga saat ini dan terus menjadi sorotan dunia, termasuk warganet Indonesia. Isu perang Ukraina dan Rusia telah bergulir sejak November 2021 sebelum puncaknya terjadi pada 21 Februari 2022 saat Presiden Russia Vladimir Putin memberi pengumuman mengakui kemerdekaan milisi Donbas, Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR).
Hingga pada 24 Februari, Putin tiba-tiba mengumumkan “operasi militer” dan melakukan serangan di sejumlah kota di Ukraina. Barat menyebutnya invasi, AS dan sekutu menyebut Rusia melanggar kedaulatan negara lainnya. Dilansir melalui laman kontan.co.id Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu (16/3/2022) mengumumkan kucuran dana 1 miliar dollar AS (Rp 14,3 triliun) untuk memasok senjata dan drone ke Ukraina.
Sikap Amerika tersebut tak luput dari perhatian warganet Indonesia yang ramai mengomentari persoalan ini. Akibatnya trend sentimen negatif terhadap Amerika pun semakin menguat. Hal ini dapat diamati melalui hasil penelusuran Netray berikut. Tampak pada grafik Peak Time perbincangan warganet terhadap Amerika dan perang tersebut mulai meningkat signifikan sejak operasi militer berlangsung.
Netray memantau perbincangan ini sejak 01 Februari 2022 sampai dengan 23 Maret 2022. Dengan menggunakan beberapa kata kunci seperti, amerika, amerika && perang, amerika && rusia, dan amerika && ukraina. Hasilnya, dari 64.8 ribu total tweet sebanyak 29 ribu diantaranya bersentimen negatif.
Hal berbeda justru ditemukan sebelum perang Ukraina dan Rusia berlangsung. Dengan menggunakan kata kunci yang sama Netray memantau perbincangan warganet terkait Amerika sejak 01 November 2021 sampai dengan 31 Januari 2022. Hasilnya tampak melalui grafik berikut.
Sebelum Rusia menyatakan operasi militer pada 24 Februari 2022 tampak total perbincangan warganet pada periode ini mencapai 19 ribu cuitan dengan didominasi oleh cuitan bersentimen positif. Dengan perbedaan dominasi sentimen tersebut seperti apakah cuitan warganet yang turut menyumbang sentimen negatif terhadap Amerika saat perang Ukraina dan Rusia berlangsung.
Perang Ukraina vs Rusia, Warganet: Amerika Provokator
Pada Top Words dapat diamati sejumlah kosa kata yang kerap digunakan warganet dalam perbincangan terkait Amerika, seperti invasi, menolak, biden, sekutu, minyak, dan beberapa kosa kata lainnya. Berikut beberapa opini warganet terkait Amerika saat perang Ukraina dan Rusia berlangsung.
Setelah Rusia melakukan serangan terhadap Ukraina perbincangan terkait Amerika pun turut mencuat. Amerika menjadi negara yang dinilai oleh warganet sebagai provokator dari meningkatnya suhu antar negara tersebut. Selain itu, Amerika juga dianggap mendapatkan keuntungan tertentu dari keadaan ini. Tak heran bila kemudian sentimen negatif terhadap Amerika pun meningkat.
Selain dianggap sebagai biang kerok dari perang Ukraina dan Rusia, Amerika dinilai selalu terlibat dalam perang yang terjadi di berbagai belahan dunia. Keberadaan Amerika Serikat disebut sebagai bagian dari upaya mempertahankan hegemoninya sebagaisatu-satunya negara adidaya di dunia pasca-perang dingin. Tak hanya itu, keterlibatannya Amerika cenderung terlibat dalam konflik untuk mengambil keuntungan atas ketidakstabilan Ukraina agar tidak sampai jatuh ke tangan Rusia.
Pada kategori Top Accounts Netray menemukan beberapa akun pengguna Twitter yang paling populer dalam perbincangan terkait topik ini, seperti @Mentimoen dan @yo2thok. Kedua akun tersebut menjadi salah satu akun yang populer dalam membahas Amerika dan hubungannya dengan Ukraina dan Rusia.
Demikian hasil pantauan Netray, simak informasi terkini lainnya melalui https://analysis.netray.id/ dan analisis mendalam Netray melalui https://medium.com/@netrayID
Editor: Ananditya Paradhi