Pemerintah kembali menyita aset negara dari tangan keluarga Soeharto. Belum lama ini warganet dan media pemberitaan daring ramai memperbincangkan terkait aset negara yang direbut oleh Presiden Jokowi untuk kembali dikelola oleh negara, yakni TMII. Hal ini membuat warganet takjub dengan langkah yang diambil Jokowi tersebut, pasalnya beberapa dekade belakangan persoalan ini dibiarkan begitu saja oleh pemimpin negara sebelumnya. Media Monitoring Netray pun kembali melakukan pantauan terkait topik ini sejak 06 April 2021 sampai dengan 20 April 2021.
Sebelumnya Netray sempat memantau perbincangan publik terkait Opini Warganet Tentang Polemik Hak Kelola TMII yang ramai menjadi perbincangan. Kali ini pemerintah kembali merebut hak atas aset negara yang sebelumnya dikelola oleh keluarga Mantan Presiden Kedua RI, yakni Presiden Soeharto yang kembali menghebohkan jagat maya. Berdasarkan pantauan Netray terlihat jumlah pemberitaan terkait topik ini mencapai 147 total artikel yang berasal dari 50 media pemberitaan daring dan melibatkan lebih dari seribu delapan ratus total person entities.
Adapun pemberitaan seputar topik ini didominasi oleh pemberitaan berkategori pemerintahan dan politik. Berdasarkan grafik di atas terlihat pemberitaan topik tersebut memiliki intensitas yang cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh kemunculan artikel di setiap harinya selama periode pantauan Netray. Lalu isu apa sajakah yang mendominasi pembahasan media pemberitaan daring?
Melalui fitur issues report terlihat pembahasan media pemberitaan terkait topik ini didominasi oleh isu seputar pengambil-alihan aset negara, yakni TMII, Gedung Granadi, dan Villa Megamendung. Pengambil-alihan TMII menyebabkan isu ini ramai menjadi perbincangan dalam beberapa waktu belakangan. Tidak hanya itu, pemerintah juga telah menyita Gedung Granadi dan aset Megamendung milik Keluarga Cendana pada 2018 lalu. Penyitaan tersebut dilakukan guna menjalankan putusan Mahkamah Agung atas gugatan Kejaksaan Agung terhadap yayasan milik Keluarga Cendana yang telah terbukti menyelewengkan duit negara untuk pendidikan.
Jokowi Kembali Merebut Sejumlah Aset Negara dari Keluarga Cendana
Selama beberapa dekade belakangan perebutan aset negara dari keluarga Cendana belum pernah dilakukan. Langkah Jokowi untuk mengambil tindakan tersebut pun menjadi sorotan media pemberitaan daring. Adanya permasalahan terkait pajak, pengelolaan, dan penyalahgunaan anggaran membuat pemerintah akhirnya mengambil langkah tegas untuk menyita kembali aset negara yang telah dikuasai selama lebih dari 44 tahun tersebut.
Oleh karena itu, nyali Jokowi dalam merebut aset negara dari tangan keluarga Cendana pun menjadi sorotan media. Aset tersebut disita negara karena kasus Yayasan Supersemar. Bahkan sejauh ini PN Jaksel telah menyita aset senilai sekitar Rp 242 miliar dari total 113 rekening milik Yayasan Supersemar. Sementara Yayasan Supersemar diwajibkan membayar kerugian negara sebesar Rp 4,4 triliun.
Kembalikan Aset Negara, Jokowi Mendapat Apresiasi dari Warganet
Gedung Granadi dan Villa Megamendung disita dan diambil alih oleh negara setelah permasalahan Yayasan Supersemar pada 2018 lalu. Setelah TMII hal ini pun kembali ramai menjadi perbincangan baik pada media pemberitaan daring maupun pada media sosial Twitter.
Berdasarkan pantauan Netray pada media sosial Twitter terlihat total perbincangan terkait topik ini mencapai 205 total cuitan dengan didominasi oleh cuitan bersentimen positif. Adapun jumlah impresi mencapai 19.2K dengan potensi jangkauan mencapai 21.5K.
Berdasarkan Top Words terlihat beberapa kosa kata yang mendominasi perbincangan warganet seputar topik ini, seperti halnya pemerintah, disita, tmii, gedung granadi, megamendung, aset negara, dan beberapa kosa kata lainnya. Kosa kata tersebut mendominasi perbincangan warganet yang mengomentari tindakan yang diambil oleh Presiden Joko Widodo. Seperti apakah perbincangan warganet terkait topik ini?
Pengambil-alihan aset negara ini menuai respons positif dari warganet. Warganet mengapresiasi langkah Presiden tersebut. Jokowi dinilai serius dalam menyita kembali aset negara dan utang keluarga cendana yang dikabarkan dibayar oleh Tommy Soeharto senilai Rp 1,2 Triliun. Tak heran bila Jokowi kemudian mendapat apresiasi dari warganet karena dinilai berhasil melawan penguasa Orba.
Dukungan dan apresiasi dari warganet pun terus mengalir, terlebih tindakan ini dinilai sebagai keseriusan Jokowi dalam upaya merebut kembali aset negara. Sebelumnya Jokowi juga diketahui telah mengambil alih saham kepemilikan Freeport, Blok Rokan, hingga Blok Mahakam untuk dikembalikan kepemilikannya kepada negara. Itulah sebabnya sebagian warganet mendukung langkah dari Presiden ke-7 RI ini.
Top Entities
Pada kategori Top People terlihat nama Mantan Presiden RI ke-2, Soeharto menempati urutan teratas topik ini, diikuti oleh Pratikno dan Jokowi selaku Presiden RI saat ini. Sementara itu pada kategori Top Organizations terlihat Yayasan Harapan Kita dan Kemensegneg menempati urutan teratas diikuti oleh beberapa organisasi negara lainnya. Pada kategori Top Facilities dapat diamati aset negara TMII, Gedung Granadi, dan Vila Megamendung berada pada Top 5 kategori fasilitas negara yang juga menjadi topik pembahasan kali ini.
Adapun pada kategori Top Accounts terlihat @Jinggaviolet3 menempati urutan teratas kategori ini, diikuti oleh sembilan akun lainnya. Sementara itu, pada kategori Top Portal, Detik menempati posisi sebagai media yang paling banyak menerbitkan pemberitaan terkait topik ini.
Pemerintah kembali menyita aset negara dari tangan keluarga Cendana. Hal ini menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam merebut kembali aset negara yang disalahgunakan oleh kekuasaan keluarga Mantan Presiden RI Soeharto. Jokowi dinilai memiliki nyali yang cukup berani karena telah tegas mengambil tindakan tersebut setelah beberapa dekade hal ini luput dari pemerintah sebelumnya. Sementara itu, warganet merespons baik langkah Jokowi tersebut karena dinilai mampu melawan kekuasaan Orba dan dapat dengan tegas merebut kembali hak-hak negara.
Demikian hasil pantauan Netray simak analisis dan informasi terkini lainnya melalui https://analysis.netray.id/