Penyebaran Covid-19 ke berbagai wilayah menyebabkan lumpuhnya aktivitas masyarakat yang berimbas pada multisektor. Berbagai sektor yang terdampak mengakibatkan permasalahan sosial dan ekonomi. Tidak sedikit para pekerja yang harus kehilangan pekerjaan dan pendapatan akibat pandemi ini.
Netray memantau kabar dari salah satu sektor yang tengah ikut berjuang saat pandemi ini semakin meluas, yaitu sektor pertanian. Bagaimanakah kabar sektor pertanian di tengah pandemi saat ini?
Berdasarkan pantauan Netray, ditemukan pemberitaan terkait sektor pertanian sebanyak 1,373 artikel dengan didominasi 45% kategori pemerintahan. Topik seputar pertanian tersebut dipantau sejak 17 April 2020 s.d 22 April 2020. Selama periode tersebut terdapat 96 Media yang menerbitkan pemberitaan terkait pertanian.
Sektor pertanian menjadi salah satu garda depan dalam menangani Covid-19 hal tersebut berkaitan dengan ketersediaan pangan. Ketersediaan pangan menjadi sumber imunitas bagi masyarakat. Dengan demikian, apabila sektor ini mengalami kelumpuhan maka akan menimbulkan permasalahan sosial ekonomi yang semakin parah.
Menurunnya jumlah permintaan dirasakan oleh sebagian petani. Mereka meminta kebijakan pemerintah agar BUMN dapat menjadi offtaker. Sehingga hasil panen masih dapat terjual dan pemerintah telah menyetujui hal tersebut. Mengurangi dampak dari Covid-19 pemerintah berencana akan memberikan insentif untuk petani.
Meski di tengah kondisi pandemi para petani tetap memastikan ketersediaan pangan untuk masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat melalui pemberitaan terkait penyuluh dan petani NTT yang diapresiasi oleh Kementan. Hal tersebut menjadi bukti pertanian tidak berhenti meski tengah pandemi Covid-19. Di tengah kondisi saat ini ketersediaan pangan menjadi hal utama yang harus dipastikan oleh pemerintah. Demikian pentingnya peran dari lumbung pangan yang dapat menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Mengenai hal ini Menko RI menyiapkan kebijakan untuk memberikan stimulus bagi petani. Di tengah pandemi saat ini, pemerintah tidak hanya memastikan produksi untuk pangan melainkan juga keseimbangan supply dan demand bahan pangan. Dalam hal ini, stabilitas harga juga menjadi catatan yang harus diperhatikan oleh pemerintah.
Pemberitaan di atas menjadi kabar baik sektor pertanian. Bahkan dalam focus group discussion virtual Duta Petani Milenial Sandi Octa Susila menyampaikan, pandemi ini dapat menjadi kesempatan milenial untuk ikut terlibat menjaga ketahanan pangan dengan ikut mendistribusikan hasil dari sektor pertanian. Sebagai salah satu sektor yang dinilai paling tahan banting milenial dapat memanfaatkan momen ini dengan mengembangkan produktivitas berbasis IT dan e commerce dengan model pengemasan yang menarik dan aman dari Covid-19.
Terkait topik ini Republika menjadi Top Portal dengan menerbitkan 86 artikel selama periode pemantauan. Selain itu, Menteri Pertanian juga menjadi Top Person pada pantauan Netray terkait Kabar Sektor Pertanian di Tengah Pandemi. Menanggapi hal tersebut bagaimanakah tanggapan warganet Twitter?
Menanggapi isu tersebut, sentimen cuitan warganet Twitter didominasi oleh sentimen negatif. Melalui pantauan Netray setidaknya ditemukan total cuitan sebanyak 28.1K.
Terlihat cuitan populer dan cuitan terbaru warganet yang menanggapi isu terkait sektor pertanian. Melalui cuitan tersebut terlihat komentar warganet yang menilai pemerintah lelet dalam menangani sektor pertanian. Warganet juga menilai pemerintah mengabaikan sektor pertanian dan lebih memperhatikan Ojek Online. Namun terdapat juga warganet yang mendukung dan memberikan semangat pada Presiden.
Ketahanan pangan menjadi salah satu senjata utama dalam melawan Covid-19. Tidak sedikit warganet yang menyampaikan dukungan terhadap petani dan melayangkan tagar #BersatuJagaPangan. Dukungan ini juga disampaikan oleh Jangkung Handoyo Mulyo, sebagai Pengamat Pertanian ia menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Kementan.
Melalui pantauan Netray, dalam jaringan percakapan Twitter ditemukan akun @jokowi merupakan akun yang paling banyak ditandai oleh warganet terkait topik sektor pertanian.
Pandemi ini menyebabkan efek pada multisektor yang dapat berimbas pada permasalahan sosial dan ekonomi. Sebagai pembuat kebijakan pemerintah memiliki peran besar dan masyarakat sebagai pelaksana kebijakan tersebut harus dapat mendisiplinkan diri. Hal ini guna memutus rantai penyebaran dan dampak yang dapat berkepanjangan.