Pandemi Covid-19 telah menyebar hampir ke setiap negara di dunia. Belum ditemukannya vaksin untuk wabah ini menyebabkan angka kasus dan jumlah kematian terus meningkat. Beberapa waktu belakangan warganet ramai membicarakan terkait topik Herd Immunity. Tidak hanya di Twitter, pembahasan tersebut juga dimuat oleh berbagai portal media pemberitaan online. Lalu apa itu Herd Immunity dan mengapa belakangan ramai menjadi perbincangan?
Netray memantau pemberitaan terkait topik tersebut sejak 02 Mei 2020 s.d 02 Juni 2020. Selama rentang waktu tersebut ditemukan sebanyak 568 artikel pemberitaan terkait Herd Immunity dengan didominasi kategori kesehatan dan gaya hidup.
Herd Immunity atau kekebalan kelompok merupakan kondisi ketika sebagian besar orang dalam suatu kelompok telah memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu.
Berdasarkan pantauan Netray, frekuensi pemberitaan terkait Herd Immunity terus meningkat saat adanya relaksasi aturan PSBB. Adanya kelonggaran aturan tersebut menyebab masyarakat berasumsi pemerintah Indonesia memilih jalan Herd Immunity untuk menghadapi Covid-19 dan hal tersebut dianggap sebagai langkah berbahaya. Terlebih, saat ini pemerintah tengah menyiapkan langkah untuk menerapkan wacana New Normal. Namun meski opini terkait herd immunity dengan kebijakan pemerintah kerap dikaitkan, mereka tetap menepis dugaan tersebut.
Herd Immunity atau kekebalan kelompok dapat dibentuk melalui adanya vaksinasi. Vaksinasi dapat membentuk kekebalan tubuh agar seseorang tidak terinfeksi suatu virus. Selain itu, herd immunity juga dapat dibentuk secara alami melalui orang-orang yang berhasil sembuh atau selamat dari suatu infeksi penyakit sehingga tubuhnya telah memiliki antibodi sendiri untuk melawan virus tersebut. Namun herd immunity tidak dapat dibentuk dengan mudah. Terlebih, dengan jumlah populasi manusia yang terdapat di Indonesia dan tersebar di berbagai pulau. Herd Immunity justru bukan langkah bijak karena dapat menyebabkan kematian dalam jumlah besar sebelum akhirnya mencapai kekebalan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyampaikan kritiknya. Ia beranggapan herd immunity bukan merupakan langkah yang bijak. Opini terkait hal tersebut semakin berkembang saat adanya wacana penerapan New Normal. Wacana tersebut menjadi salah satu pemicu meningkatnya frekuensi perbincangan terkait topik ini. Aturan New Normal merupakan wacana untuk menerapkan tatanan gaya hidup baru agar masyarakat dapat beraktivitas di luar rumah kembali diikuti dengan prosedur kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Sebelum ajakan untuk berdamai dengan Covid-19 atau New Normal, pemerintah telah lebih dulu melonggarkan aturan PSBB yang menyebabkan penumpukan penumpang di bandara Soetta. Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah tersebut menyebabkan warganet berasumsi bahwa New Normal sama bahayanya dengan Herd Immunity.
Menanggapi hal tersebut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional, Prof Wiku Adisasmito membantah dengan tegas terkait penerapan konsep herd immunity di Indonesia.
Tanggapan Warganet
Tidak hanya di media pemberitaan, perbincangan terkait topik ini meluas di media sosial Twitter. Melalui pantauan Netray terlihat topik Herd Immunity dibanjiri oleh sentimen negatif dengan total cuitan mencapai 36,1K.
Selama periode tersebut terlihat perbincangan topik herd immunity terjadi disetiap hari, dan mulai memuncak pada 12 Mei 2020.
Pada tanggal tersebut warganet mengomentari relaksasi aturan PSBB dan menilai hal tersebut mengarah pada konsep herd immunity. Namun terdapat warganet yang membela pemerintah dan mencuitkan bahwa berdamai dengan Covid-19 tidak sama dengan herd immunity.
Kritik terkait penanganan Covid-19 di Twitter terus mengalir seiring dengan berkembangnya isu herd immunity. Bahkan cuitan terkait konsep herd immunity dan kaitannya dengan genosida atau pembantaian menjadi salah satu cuitan populer yang diretweet sebanyak lebih dari 14ribu kali.
Terlihat Top Initiator topik tersebut di Twitter ditempati oleh akun @Faylasalle2 dan sembilan akun lainnya. Sedangkan Top Portal diduduki oleh Tribun News yang menerbitkan sebanyak 37 artikel. Selain itu Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menduduki kategori Top Organisasi dan beberapa fasilitas dan pusat keramaian yang menjadi pembahasan warganet menempati Top Facility.
Selain menjadi Top Organization pada topik ini WHO juga terlihat pada jaringan percakapan dan menjadi salah satu akun yang paling banyak ditandai oleh warganet.
Adanya ajakan untuk berdamai dengan Covid-19 sejak relaksasi aturan PSBB dan wacana penerapan New Normal menjadi pemicu asumsi kesamaan langkah tersebut dengan konsep herd immunity. Sebagian warganet menilai buruk kebijakan tersebut hingga menyebabkan kritik oleh berbagai pihak. Warganet menganggap adanya kesamaan konsep New Normal dengan Herd Immunity, keduanya sama-sama menyebabkan kematian dengan jumlah yang tinggi.