HomeCurrent ReportGaya HidupWNA Promosikan 'Enaknya' Hidup Di Bali, Berakhir Dideportasi

WNA Promosikan ‘Enaknya’ Hidup Di Bali, Berakhir Dideportasi

Published on

Bali kembali menjadi sorotan, pulau dewata yang telah lama menjadi tujuan wisata ini memang selalu menarik perhatian wisatawan baik lokal maupun internasional. Bahkan tidak sedikit dari wisatawan tersebut tertarik untuk tinggal dan menetap di pulau ini. Seperti yang belum lama terjadi dan sempat menghebohkan jagat maya.

Kristen Gray seorang WNA asal Amerika Serikat mengunggah sebuah utas di Twitter pada Sabtu, 16 Januari 2021. Melalui utasnya Kristen Gray tersebut mempromosikan ‘enaknya’ hidup di Bali. Cuitan tersebut pun menjadi ramai diperbincangkan hingga menuai kontroversi. Netray memantau perbincangan warganet terkait topik ini. Apa yang menjadi perbincangan warganet? Mengapa cuitan yang viral ini menuai tanggapan negatif dari warganet Indonesia?

Bali

Netray memantau perbincangan terkait topik ini sejak 14 Januari 2020 sampai dengan 20 Januari 2021. Berdasarkan pantauan Netray ditemukan 35.3K total cuitan dengan didominasi oleh cuitan bersentiman negatif. Topik yang viral dan sempat menempati trending topik ini pun meraih impresi sebesar 327.8M dengan potential reach mencapai 184.9M.

Terlihat melalui grafik di atas, perbincangan terkait topik ini memuncak pada 18 Januari 2021 selang beberapa waktu setelah cuitan tersebut dibuat oleh Gray. Perbincangan tersebut pun terus memuncak hingga pada 19 Januari 2021 total cuitan terkait topik ini mencapai 18K. Hal ini dikarenakan pemberitaan terkait putusan pemerintah yang akhirnya mendeportasi Kristen Gray.

Diketahui Kristen Gray merupakan seorang Warga Negara Asing yang tinggal di Bali sejak 2019 lalu. Semula ia berniat untuk tinggal di Bali selama enam bulan, namun karena pandemi ia tidak dapat kembali ke kampung asalnya dan memilih menetap di Bali bersama pacarnya. Melalui akun Twitternya @kristentootie ia membagikan pengalamannya selama hidup di Bali. Ia menceritakan kesulitan yang ia alami di negara asalnya, sedangkan di Bali dengan biaya yang murah ia mendapat fasilitas hidup yang terbilang mewah. Tidak hanya itu, ia juga membandingkan biaya sewa tempat tinggalnya di Bali yang tidak sampai sepertiga dari biaya sewa tempat tinggalnya di Amerika.

Utas tersebut pun kemudian menjadi topik hangat yang diperbincangkan warganet. Tidak sedikit dari mereka yang mengomentari utas tersebut karena dinilai mengajak para pembacanya khususnya WNA untuk pindah dan menetap di Bali. Melalui utasnya ia seolah mempromosikan lingkungan Bali yang menjamin keuntungan terkait keamanan, kehidupan mewah, lingkungan yang ramah terhadap kelompok Queer, biaya hidup yang murah, dan terdapat komunitas kulit hitam. Lalu bagaimana tanggapan warganet terkait hal ini?

Promosikan Tinggal di Bali Kristen Gray Diserang Warganet dan Berakhir Dideportasi

Tidak sedikit warganet yang geram dengan apa yang telah dilakukan oleh Kristen Gray. Dalam utasnya tersebut ia mengajak pembacanya khususnya WNA untuk melakukan seperti yang ia lakukan. Bahkan ia juga menulis sebuah e-book yang berjudul Our Bali Life Is Yours . E-book tersebut dijual dengan harga 30 dollar AS. Dalam e-book tersebut ia membagikan informasi terkait cara masuk ke Bali di masa pandemi Covid-19 dan beberapa hal lain yang diperlukan untuk dapat tinggal di Bali.

Hal ini membuat warganet geram, selain dikarenakan masa pandemi bukan waktu yang baik untuk melakukan perjalanan terlebih WNA. Hal tersebut juga berpotensi sebagai penyalahgunaan hak tinggal. Selain itu, isu ini juga dianggap sebagai isu yang sejak lama telah meresahkan.

Kedatangan turis mancanegara dengan perbedaan besaran nilai tukar mata uang kerap kali menimbulkan persoalan. Mereka yang berasal dari negara maju dan berpendapatan tinggi dapat dengan mudah menikmati hidup murah di Bali tanpa memperdulikan dampaknya pada masyarakat lokal. Seperti halnya Gray yang memanfaatkan hal ini untuk mengatasi kesusahan yang ia hadapi di negara asalnya. Gray dianggap telah memberikan trik untuk mengakali peraturan yang ada di Indonesia. Tidak hanya itu, Gray juga dianggap telah mempromosikan Bali seolah-olah ramah terhadap LGBT.

Menanggapi hal tersebut pihak imigrasi Bali pun melacak dan mendatangi Gray. Pihak imigrasi memutuskan untuk mendeportasi Gray dan pacarnya. Meski dirinya memiliki izin tinggal yang sah dan tidak overstay namun ia dianggap telah menyalahgunakan hak tinggalnya.

Berdasarkan pantauan Netray terlihat beberapa akun populer dalam topik ini, seperti @nessiejudge dan @debyfloren yang namanya juga masuk dalam daftar kategori Top People. Berikut hasil dari Account Monitoring Netray.

Kedua akun tersebut melalui cuitannya terlihat menyayangkan apa yang telah dilakukan oleh Gray. Mereka juga menyampaikan adanya gap antara warga atau wisatawan lokal dengan turis asing. Bahkan, di masa pandemi ini menurut mereka tidak sedikit turis asing di Bali yang tidak taat akan protokol kesehatan.

Nilai tukar mata uang yang lebih tinggi membuat turis dari mancanegara dapat menikmati fasilitas mewah dengan biaya yang mereka anggap murah di Bali. Bahkan permasalahan terkait wisatawan asing yang berkunjung ke Bali dengan finansial yang kurang memadai kerap dijumpai. Tidak jarang dari mereka yang memilih menjadi gelandangan, peminta-minta, hingga melakukan tindak kejahatan. Meski Kristen Gray memiliki izin tinggal yang sah dan tidak overstay ia tetap dideportasi oleh pihak imigrasi Bali. Hal ini dikarenakan apa yang telah ia lakukan termasuk dalam penyalahgunaan hak tinggalnya.

Simak pantauan Netray terkait topik-topik terkini lainnya melalui https://analysis.netray.id/

More like this

Kenaikan PPN 12% dan Gelombang Protes Warganet X: Bantuan Pemerintah Dianggap Tak Sebanding

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk tetap menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada senin...

Tenggelam dalam Arus Sentimen Negatif, Gus Miftah Akhirnya Mundur

Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disebut Gus Miftah menjadi sorotan publik baru-baru ini...

Kebijakan Kenaikan PPN 12%, Gelombang Negatif Penuhi Linimasa X

Jelang akhir tahun 2024, kabar mengejutkan datang dari Menteri Perekonomian Sri Mulyani. Pajak Pertambahan...