HomeCurrent ReportPendidikanWacana Sekolah Tatap Muka Semasa Pandemi, Memicu Pro dan Kontra

Wacana Sekolah Tatap Muka Semasa Pandemi, Memicu Pro dan Kontra

Published on

Setelah pandemi melanda, kini Indonesia mulai merangkak beradaptasi dan menyesuaikan segala kondisi untuk terus mempertahankan semua aspek yang terdampak pandemi. Salah satunya adalah aspek pendidikan. Seperti yang kita ketahui bahwa sistem belajar mengajar harus dilakukan secara jarak jauh atau online untuk mengurangi penularan virus. Proses belajar mengajar jarak jauh tersebut telah berlangsung hampir dua tahun seiring dengan virus corona di Indonesia. 

Kini pemerintah berencana memulai proses belajar mengajar di sekolah secara tatap muka. Wacana sekolah tatap muka akan dimulai pada 1 Juli 2021. Kabar wacana tersebut telah dikonfirmasi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim. Menteri Nadiem mendorong pembelajaran tatap muka untuk segera dilaksanakan dengan mengikuti panduan protokol kesehatan. Arahan tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Bersama 4 Menteri. SKB yang rilis pada 30 Maret 2021 menghimbau bahwa pemerintah pusat, pemerintah daerah, kanwil, atau kantor Kemenag mewajibkan satuan pendidikan yakni guru dan tenaga pendidik telah divaksinasi secara merata agar segera melayani pembelajaran tatap muka. 

Melihat ramainya kabar wacana sekolah tatap muka di media pemberitaan dan media sosial, Media Monitoring Netray melakukan pemantauan. Seperti apa media pemberitaan mengawal kabar wacana tersebut? Apakah wacana tersebut menuai pro kontra di kalangan masyarakat yang diwakili oleh warganet Twitter? Simak ulasan berikut ini. 

Gambaran perbincangan keramaian wacana sekolah tatap muka tersebut secara garis besar, yakni tentang vaksinasi dan prosedur. Hal itu terlihat dari jajaran Top Words di atas yakni adanya kata terbatas dan vaksinasi. Selain kata anak, tatap, sekolah, dan muka yang berukuran besar, kata terbatas dan vaksinasi juga tidak kalah menonjol dari keempat kata tersebut. Media pemberitaan dan warganet memperbincangkan tentang prosedur vaksinasi yang diterapkan oleh pemerintah kepada tenaga pendidik serta arahan presiden Jokowi terkait pembatasan jumlah siswa dalam proses pembelajaran tatap muka di masa pandemi.

News Media Monitoring untuk Wacana Sekolah Tatap Muka 

Pertama-tama Netray melakukan pemantauan pada media pemberitaan. Seberapa banyak media pemberitaan yang mengulas wacana sekolah tatap muka? 

Selama sepekan pemantauan dengan periode 3-9 Juni 2021, topik tentang kabar wacana sekolah tatap muka telah diberitakan sebanyak 316 artikel dari 84 portal media. Media terus memberitakan terkait rencana pemerintah yang akan segera melakukan pembelajaran tatap muka agar masyarakat lebih sadar sejak awal dan dapat mempersiapkan anak-anak sesuai protokol kesehatan untuk beradaptasi pada pembelajaran tatap muka tersebut. 

Arahan Presiden Jokowi Terkait Sekolah Tatap Muka 

Presiden Joko Widodo memberikan arahan tentang rencana penyelenggaran sekolah tatap muka. Dilansir dari iNews.id, arahan presiden yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tersebut meminta agar rencana sekolah tatap muka hanya dihadiri oleh 25 persen siswa dari total keseluruhan siswa. Kemudian jadwal sekolah tatap muka dalam sepekan hanya dilakukan dua hari dengan rentang waktu pembelajaraan masing-masing maksimal 2 jam. Arahan tersebut hanya berlaku pada sekolah atau lembaga pendidikan yang telah memenuhi syarat vaksinasi covid-19 bagi seluruh guru dan tenaga pendidik yang bersangkutan.  

Federasi Serikat Guru Indonesia, Layangkan Ketidaksetujuan Rencana Sekolah Tatap Muka

Rencana pemerintah terkait pembelajaran sekolah tatap muka semasa pandemi ini menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Salah satu pihak yang tidak setuju atas rencana pemerintah tersebut datang dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Dalam hal ini FSGI khawatir apabila pembelajaran tatap muka justru menambah klaster baru pada kasus covid-19. Selain itu, tidak sedikit pula anak-anak di seluruh negeri yang belum menerima vaksin. Oleh karena itu, FSGI meminta pemerintah pusat maupun daerah untuk melibatkan Epidemiolog dan Ikatan Dokter Anak Indonesia di setiap daerah supaya turut serta memberikan pertimbagan dalam memutuskan rencana sekolah tatap muka pada Juli 2021 mendatang.

Ikatan Dokter Indonesia, Rencana Sekolah Tatap Muka Harus Dipertimbangkan

Kekhawatiran atas rencana sekolah tatap muka tidak hanya diungkapkan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia, tetapi Ikatan Dokter Indonesia juga turut mengungkapkan kekhawatiran serupa. Dilansir dari media Jawa Pos, Ikatan Dokter Indonesia merasa bahwa rencana pembelajaran tatap muka harus dipertimbangkan kembali. Pasalnya, kepatuhan terhadap protokol kesehatan pada orang dewasa dinilai masih minim apalagi para peserta didik dengan usia yang terbilang sangat muda yakni anak-anak, pasti kurang menerapkan prokes secara ketat. Selain itu, rangkaian interaksi di sekolah berpotensi cukup besar dalam menimbulkan penularan virus pada sesama hingga dalam keluarga. Ikatan Dokter Indonesia menyarankan untuk lebih dahulu fokus terhadap pencegahan serta pengendalian virus corona dengan memperbanyak testing dan tracing dalam mencegah infeksi yang bergejala maupun tidak. 

Sekolah Tatap Muka dalam Sudut Pandang Media Sosial Twitter

Selain melakukan pemantauan pada media pemberitaan, Netray juga melakukan pemantauan pada media sosial Twitter. Bagaimana respons warganet terkait rencana sekolah tatap muka tersebut? 

Selama periode 3-9 Juni 2021, topik rencana pemerintah untuk menyelenggarakan sekolah tatap muka diperbincangkan warganet sebanyak 4,093 tweet. Perbincangan topik tersebut menyentuh jangkauan luas sebanyak 112,1 juta dengan angka impresi hanya 263,3 ribu. Artinya topik tersebut banyak dijangkau oleh akun-akun dengan platform besar tetapi sedikit menarik interaksi murni dari warganet. Seperti apa interaksi warganet atas rencana tersebut?

Pro pada Rencana Sekolah Tatap Muka

Warganet menanggapi dengan baik rencana pemerintah untuk kembali membuka sekolah tatap muka yang akan dimulai pada Juli mendatang. Berikut beberapa tweet warganet yang pro pada rencana tersebut. 

Melihat contoh tweet di atas, warganet merasa senang atas rencana pemerintah yang akan kembali menerapkan sekolah tatap muka. Beberapa warganet merasa kangen dengan teman-teman, para guru, serta situasi sekolah yang tidak dapat dirasakan pada saat pembelajaraan online. Akun twitter dari radio @Prambors turut menyuarakan kesenangan atas wacana pemerintah tersebut. 

Kontra pada Sekolah Tatap Muka

Selain mendapat sambutan baik dari warganet, rencana sekolah tatap muka tersebut pun mendapat sambutan yang kurang begitu baik. Kubu kontra warganet atas rencana pemerintah ini terbentuk atas dasar rasa kekhawatiran. 

Seperti beberapa contoh tweet di atas, warganet merasa resah atas rencana pemerintah dikarenakan kasus covid belum benar-benar selesai. Kemudian, warganet juga sangsi apabila sekolah tatap muka sudah kembali dibuka, tetapi para peserta didik belum menerima vaksin secara keseluruhan.  

Susunan Top Akun 

Dalam gambar jajaran Top Akun di atas, terlihat beberapa akun dengan platform jangkauan luas seperti akun @fadlizon dan @CNNIndonesia sebagai akun yang paling sering menyoroti isu rencana sekolah tatap muka. Sisi kiri merupakan jajaran top akun berdasarkan popularitas yakni akun-akun yang paling sering menarik interaksi warganet. Kemudian gambar sisi kanan merupakan jajaran top akun berdasarkan jumlah tweet terbanyak yang mengandung kata kunci. Akun-akun yang tertera dalam jajaran top akun berdasarkan jumlah merupakan akun-akun yang paling sering menuliskan tweet terkait topik.

Penutup 

Rencana pemerintah untuk membuka kembali sekolah secara tatap muka membentuk dua kubu respons pro dan kontra. Masyarakat yang pro pada rencana pemerintah tersebut menilai bahwa tatap muka sekolah dapat mendidik siswa agar tidak malas karena terlalu lama belajar online. Lalu masyarakat yang kontra pada rencana tersebut, khawatir apabila sekolah tatap muka nantinya justru menambah kasus baru pada klaster Covid-19. Namun, pemerintah terus memantau perkembangan rencana tersebut serta selalu menghimbau untuk menerapkan protokol kesehatan dan membatasi interaksi para peserta didik. Nantinya diharapkan rencana sekolah tatap muka dapat berjalan lancar sesuai arahan pemerintah. Demikian analisis Netray. 

More like this

Kenaikan PPN 12% dan Gelombang Protes Warganet X: Bantuan Pemerintah Dianggap Tak Sebanding

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk tetap menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada senin...

Tenggelam dalam Arus Sentimen Negatif, Gus Miftah Akhirnya Mundur

Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disebut Gus Miftah menjadi sorotan publik baru-baru ini...

Kebijakan Kenaikan PPN 12%, Gelombang Negatif Penuhi Linimasa X

Jelang akhir tahun 2024, kabar mengejutkan datang dari Menteri Perekonomian Sri Mulyani. Pajak Pertambahan...