Belakangan ini, publik kembali dikejutkan oleh kajian terbaru soal Covid-19 dan cara penyebarannya. Ratusan ilmuwan dari berbagai negara mengklaim penularan virus SARS-CoV-2 tersebut tidak hanya lewat droplet seperti yang sudah diyakini selama ini. Namun lebih luas lagi, Covid-19 dapat menyebar melalui udara atau airborne. Klaim tersebut disampaikan dalam surat terbuka majalah New York Times yang kemudian banyak dikutip oleh sejumlah media nasional. Lalu bagaimana Indonesia menyikapi hal tersebut? Bagaimana media menyoroti isu ini? Dan bagaimana respon warganet Twitter menanggapi isu ini? Berikut hasil pantauan Netray.
Topik Covid-19 Airborne di Media
Dari pantauan Netray, portal media yang pertama kali menaikkan isu penularan Covid-19 melalui udara adalah Detik. Pada 6 Juli 2020, Detik menerbitkan 3 artikel terkait klaim penularan Covid-19 melalui udara atau airborne. Isu tersebut bersumber dari surat kabar Amerika New York Times yang telah terlebih dahulu mengabarkan soal kemungkinan penularan Covid-19 tersebut. Kemudian portal media seperti IDN Times, CNN Indonesia, Tribun Sumsel, Sriwijaya Post, Kedaulatan Rakyat, hingga Kompas turut memberitakan topik ini keesokan harinya. Pembahasan soal Covid-19 dan penularan melalui udara ramai pada 10 Juli 2020. Istilah aerosol, droplet, dan airborne pun berulangkali dikutip dan dibahas oleh sejumlah media.
Hingga saat ini, total media yang telah membahas topik ini dalam artikelnya ialah sebanyak 57 media. Dari total 294 artikel yang terhimpun Netray, CNN Indonesia dan Kompas merupakan yang paling banyak membahas topik tersebut.
Klaim Ilmuwan Terkait Penularan Covid-19 Melalui Airborne
Dikabarkan New York Times, dalam surat terbuka kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 239 ilmuwan di 32 negara menyatakan virus Corona dapat menular tidak hanya melalui percikan liur atau droplet tetapi juga lewat udara. Para ilmuwan sepakat bahwa percikan kecil liur yang tertahan dan melayang di udara (airborne) tersebut bisa menularkan virus SARS-CoV-2 jika terhirup orang lain. Berangkat dari banyak kasus penularan yang terjadi di bar, kasino, restoran, pasar, dan perkantoran, para ilmuwan menilai virus corona kemungkinan bisa menular di ruangan dengan ventilasi yang buruk. Oleh karena itu, penggunaan masker di dalam ruangan diperlukan meski sudah melakukan pengaturan jarak sosial.
Sementara sebelumnya, WHO sempat mengatakan penularan virus Corona melalui udara hanya mungkin terjadi setelah prosedur medis yang menghasilkan aerosol. Pimpinan Teknis Pengendalian Infeksi WHO, Benedetta Allegranzi bahkan mengatakan bukti virus yang menyebar melalui udara tidak meyakinkan. Kini, para ilmuwan tersebut mendesak WHO untuk segera merevisi kebijakan mereka soal protokol kesehatan yang harus diterapkan dalam rangka pencegahan.
Pro Kontra Penularan Covid-19 Melalui Udara
Setelah isu tersebut naik ke media berita nasional, sejumlah pihak turut menanggapi. Berbeda dengan kebanyakan media daring yang mengangkat klaim ilmuwan soal penyebaran Covid-19 melalui udara, portal berita Sriwijaya Post justru mengangkat klaim bahwa Covid-19 tidak menular melalui udara.
Klaim tersebut bersumber dari Juru Bicara Penanganan Covid-19 Sumsel Yuwono yang mengatakan penularan Covid-19 bukan dari udara murni (airborne) tapi kemungkinannya adalah lewat aerosol yang terjadi di ruang perawatan pasien Covid-19. Penularan melalui aerosol artinya cairan yang muncrat atau menyembur kemudian menjadi menguap. Dia menjelaskan, proses penyemburan aerosol dimungkinkan terjadi di ruang perawatan yang terdapat proses intubasi atau metode memasukkan selang ke dalam rongga dalam tubuh manusia untuk manajemen jalan napas. Menurut Yuwono, desakan 239 ilmuwan agar WHO merivisi pernyataan bahwa penularan Covid-19 melalui airborne adalah sesuatu yang terlalu dilebihkan-lebihkan. Hal ini karena aerosol dan airborne adalah dua hal yang berbeda.
Konfirmasi WHO
Pihak WHO akhirnya membahas dan bekerja sama dengan para ilmuwan yang meneken surat terbuka terkait penyebaran Covid-19 melalui udara. WHO mengakui bukti-bukti di lapangan yang disampaikan dan terbuka terhadap temuan tersebut guna mengambil langkah atau tindakan pencegahan.
WHO secara resmi mengakui virus Corona COVID-19 bertahan di udara pada kondisi ruangan tertutup dan dipadati banyak orang. Kondisi ini bisa menjadi rute penularan virus Corona melalui udara atau airborne. Kamis, 9 Juli 2020 WHO merilis pedoman baru terkait rute penularan virus Corona. WHO menilai penularan virus Corona lewat udara atau airborne langka terjadi dan mungkin tidak signifikan. Namun, bukti ilmiah yang menunjukkan rute penularan Corona lewat udara atau airborne memungkinkan rute penularan ini memiliki peran penting dalam penyebaran virus Covid-19.
Beberapa kasus penularan yang terjadi dalam kerumunan di ruangan tertutup (indoor) menunjukkan kemungkinan penularan aerosol, dikombinasikan dengan penularan droplet. Aerosol adalah percikan pernapasan yang sangat kecil sehingga dapat bertahan di udara. WHO telah menyatakan bahwa penyebaran melalui udara hanya menjadi perhatian ketika petugas kesehatan terlibat dalam prosedur medis tertentu yang menghasilkan aerosol. Namun, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa di ruang tertutup yang padat, virus dapat tetap bertahan di udara selama berjam-jam dan menginfeksi orang lain, dan bahkan dapat menggambarkan apa yang terjadi pada peristiwa ‘super-spreader’.
Meski begitu, WHO masih menekankan rute penularan terbanyak terjadi lewat droplet atau percikan yang keluar saat batuk atau bersin dari seseorang yang terinfeksi dan melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.
Sikap Indonesia
Sejak isu tersebut naik ke media, pemerintah Indonesia, melalui Gugus Tugas Percepatan Covid-19 mengambil sikap untuk menunggu keputusan atau himbauan dari WHO terkait kebijakan dan langkah yang harus diambil dalam penanganan Covid-19. Pemerintah meminta masyarakat agar tidak panik menanggapi isu ini.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan, merujuk dari rilis yang diterbitkan WHO, penularan Covid-19 masih dominan melalui droplet. Kendati demikian, penularan Covid-19 melalui udara harus tetap diwaspadai.
Namun, sebagai langkah antisipasi, pemerintah terus menghimbau agar masyarakat tetap patuh dalam melaksanakan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, cuci tangan, dan melakukan jaga jarak fisik. Selain itu, ia juga meminta masyarakat agar tetap menjaga sirkulasi udara di ruang kerja atau di ruang-ruang tertutup lainnya.
Respon Warganet Menanggapi Isu Covid-19 Airborne
Di media sosial Twitter, isu penularan Covid-19 melalui udara mulai banyak diperbincangkan pada 8 Juli 2020, lebih lambat dari perkembangan topik ini di media berita daring. Sementara puncaknya terjadi 10-11 Juli 2020. Sebanyak 765 warganet Twitter memperbincangkan topik ini dengan dominasi sentimen negatif.
Sejumlah istilah terkait penyebaran virus Corona seperti airborne, aerosol, hingga droplet banyak diperbincangkan warganet. Tagar #CovidGanasDemoDilarangKeras dan #PakeMaskerHargaMati pun bersama-sama digaungkan warganet menanggapi klaim penyebaran Covid-19 melalui udara atau airborne tersebut. Dari pantauan Netray terkait perbincangan topik penyebaran Covid-19 di Twitter, tidak sedikit warganet yang sudah menduga kemungkinan penyebaran melalui udara tersebut. Namun, lebih banyak lagi warganet yang kemudian semakin takut dengan meluasnya persebaran virus SARS-CoV-12 ini.
Selain itu, menanggapi bahaya penyebaran virus Corona di ruangan tertutup dan berventilasi buruk sebagai konsekuensi penyebaran Covid-19 lewat udara, warganet pun beramai-ramai menyoroti rencana pembukaan bioskop di Indonesia.
Menurut warganet, rencana pembukaan bioskop yang akan dimulai pada akhir Juli mendatang perlu dikaji ulang. Hal ini mengingat potensi penularan secara airborne yang lebih mungkin terjadi di ruangan tertutup dan berventilasi buruk seperti bioskop.
Ujung Pangkal Isu Penyebaran Covid-19 Lewat Udara
Demikian pantauan Netray terkait isu penyebaran Covid-19 melalui udara atau airborne. Desakan ratusan ilmuwan kepada WHO untuk memperbarui rekomendasinya terkait pencegahan penyebaran Covid-19 disambut baik oleh WHO. WHO kemudian merilis rekomendasinya terkait kemungkinan penularan Covid-19 melalui udara berdasarkan sejumlah kajian dan bukti yang ada. Namun demikian, hingga saat ini pihak WHO sepakat bahwa rute penularan Covid-19 paling banyak ditemukan melalui droplet. Pemerintah Indonesia yang sejak awal berpedoman pada keputusan WHO pun mengambil langkah serupa, tidak panik namun tetap waspada. Di media sosial Twitter, isu penyebaran Covid-19 juga ditanggapi sebagai hal yang perlu diwaspadai. Rencana pembukaan bioskop yang sedianya akan dimulai pada akhir Juli menjadi persoalan yang perlu dipertimbangkan ulang mengingat ruangan bioskop yang tertutup dan berventilasi buruk.