HomeCurrent ReportBrandShopee Diserang Warganet, Ada Apa Sebenarnya?

Shopee Diserang Warganet, Ada Apa Sebenarnya?

Published on

Siapa yang tidak mengenal Shopee, market place yang bermarkas di Singapura ini telah dikenal luas oleh masyarakat. Akan tetapi, belum lama ini tagar #ShopeeBunuhUMKM menduduki trending topik Twitter. Aplikasi ini diserang oleh tagar provokatif yang dinilai dapat merugikan citra pihak Shopee. Ada apa sebenarnya? Mengapa warganet beramai-ramai menggunakan tagar ini? Simak hasil analisis Media Monitoring Netray berikut.

Shopee

Netray melakukan pemantauan terkait topik ini sejak 12 Februari 2021 sampai dengan 18 Februari 2021. Selama periode tersebut ditemukan total cuitan dengan tagar tersebut sebanyak 1.035 cuitan dengan didominasi cuitan bersentimen negatif.

Berdasarkan pantauan Netray terlihat grafik #ShopeeBunuhUMKM mulai muncul pada 17 Februari 2021 dan terus memuncak hingga 18 Februari 2021. Hal ini pun kemudian mengundang perhatian, apa yang sebenarnya menjadi persoalan? Mengapa tagar tersebut dapat muncul dan ramai digunakan oleh warganet Twitter?

Dari gambar di atas, dapat dilihat beberapa kosa kata yang muncul dan berkaitan dengan topik ini, seperti UMKM, marketplace, shopeebunuhumkm, sellerasingbunuhumkm, dan lain sebagainya. Kosa kata tersebut mengarah pada satu topik perbincangan warganet, yakni terkait Shopee yang diisukan secara tidak langsung dapat membunuh UMKM. Lalu bagaimanakah duduk persoalannya?

Polemik Shopee, antara UMKM dan Seller Asing

Kesejahteraan UMKM merupakan program yang sering dicanangkan oleh pemerintah. Berbagai langkah pun ditempuh, termasuk melalui dukungan pemanfaatan e-commerce di era digital ini. Sayangnya langkah yang diambil seringkali menimbulkan dilematik. Melalui aplikasinya, e-commerce memang menyediakan lapak yang memudahkan para penjual menjajakan barang dagangan mereka. Namun, kenyataannya jenis pasar ini justru memudahkan pihak asing ikut merambah pasar nasional dengan mudah bahkan tanpa adanya proses importir yang rumit. Hal inilah yang kemudian menjadi polemik.

Sebagai e-Commerce berbasis aplikasi market place, Shopee menyediakan berbagai kebutuhan dengan harga yang beragam pula. Shopee pun terbilang memiliki popularitas tinggi di Tanah Air. Namun sayangnya, belum lama ini media sosial dihebohkan dengan tagar yang mengandung unsur provokatif seperti #SellerAsingBunuhUMKM dan #ShopeeBunuhUMKM. Hal ini berkaitan dengan munculnya nama seller asing yang diduga dapat merusak UMKM lokal karena tidak mampu bersaing.

Mr. Hu, namanya kian ramai diperbincangkan oleh warganet, diduga ia merupakan seller asing yang menjual barang di Shopee dengan harga yang sangat murah. Barang tersebut berasal dari Tiongkok. Dengan harga yang terbilang murah, konsumen pun masih mendapatkan potongan ongkos kirim hingga Rp 0. Itulah sebabnya banyak konsumen yang tertarik dengan barang yang dijual oleh Mr. Hu. Namun sayangnya, hal ini pun menimbulkan kecaman dari berbagai pihak. Termasuk di antaranya ialah pegiat UMKM, dr Tirta dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang menilai persoalan ini perlu diselesaikan dengan serius. Hal ini dikarenakan eksistensi seller asing tersebut berbahaya bagi UMKM lokal di Tanah Air mengingat harga jual yang ditawarkan di bawah rata-rata.

Sambutan Warganet dan Gaungan Tagar #ShopeeBunuhUMKM

Menanggapi hal ini warganet pun beramai-ramai menggunakan tagar #ShopeeBunuhUMKM guna mendukung terciptanya regulasi yang dapat menyelamatkan UMKM di Tanah Air. Bagaimana tidak, saat ini konsumen hanya perlu menggunakan gadget dan berbelanja melalui e-commerce ini. Barang dari luar negeri pun sampai dengan selamat di depan pintu rumah dengan keuntungan harga yang sangat murah tanpa harus melalui proses importir.

Warganet sangat menyayangkan peristiwa ini, terlebih warganet menilai UMKM memiliki jasa untuk Indonesia. Bahkan warganet menilai hal ini merupakan imbas dari sebuah perjanjian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang pada masa itu di tanda tangani oleh SBY pada tahun 2006 terkait pasar bebas Asean.

Dengan adanya fenomena Mr. Hu warganet pun bertanya-tanya terkait regulasi ongkos pengiriman barang dari China yang dinilai lebih murah dibanding dengan pengiriman dalam negeri. Kemudahan akses, rendahnya harga pengiriman, dan barang yang menarik membuat barang dagangan dari luar negeri bersaing semakin ketat dengan produk lokal. Bahkan terdapat warganet yang tidak menyangka jika kebiasaan membeli produk dari luar negeri dapat menggerus eksistensi UMKM lokal.

Mencuatnya Brand Kompetitor; Tokopedia

Ramainya gaungan tagar #ShopeeBunuhUMKM justru memunculkan brand kompetitor yang diandalkan oleh para penggunanya, salah satunya yakni Tokopedia atau disebut juga ‘si hijau’ oleh warganet. Melalui tagar ini warganet pengguna Tokopedia pun mempopulerkan brand lokal yang dinilai lebih berpihak pada UMKM Tanah Air tersebut.

Tidak adanya regulasi yang jelas terkait e-commerce ternyata justru membahayakan pedagang lokal. Alih-alih mendapat keuntungan dengan akses penjualan yang mudah, hal ini justru dapat mematikan omset para pedagang. Itulah sebabnya pemerintah perlu membuat aturan ketat terkait e-commerce, khususnya yang menyediakan barang dagangan dari luar negeri. Hal ini berkaitan dengan harga dan aturan main yang jangan sampai justru akan merugikan pedagang lokal di tanah air.

Top Entities

Nama Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pun terlihat dalam kategori Top People pantauan Netray. Hal ini berkaitan dengan jabatannya yang mengurus dan mengelola kebijakan terkait UMKM di Tanah Air. Dengan adanya peristiwa ini ia pun memanggil pihak Shopee dan memastikan akan menyelesaikan persoalan ini. Selain itu, terlihat juga nama Mr. Hu yang diduga sebagai seller asing penjual barang dengan harga murah yang barangnya banyak merambah ke Tanah Air dan membahayakan UMKM.

Sementara itu, dalam kategori Top Organizations terlihat Shopee menjadi organisasi yang paling banyak dibicarakan. Hal ini tentu saja karena tagar yang dilayangkan oleh warganet beberapa waktu lalu yang juga mempengaruhi citra dari e-commerce ini. Selain itu, terlihat juga e-commerce milik lokal, yakni Tokopedia yang juga ikut mencuat sebagai brand kompetitor yang namanya banyak disebut warganet sebagai e-commerce yang juga populer di Tanah Air.

Merebaknya pasar online di era digital ini memudahkan masyarakat untuk dapat membeli atau menjual barang tanpa dibatasi oleh jarak. Hal ini pun menjadi bentuk upaya dukungan pemerintah agar bisnis UMKM dapat berkembang pesat. Namun sayangnya, tidak adanya regulasi terkait e-commerce ini justru membuat pedagang asing dengan mudah menjajakkan dagangan mereka. Akibatnya eksistensi UMKM pun menciut dan tergerus akibat persaingan yang sulit dilawan. Itulah sebabnya pemerintah perlu membuat regulasi terkait hal ini yang seharusnya lebih memihak pada produk dagangan milik lokal.

Demikian hasil pantauan Netray, simak analisis lainnya melalui https://analysis.netray.id/

More like this

Kenaikan PPN 12% dan Gelombang Protes Warganet X: Bantuan Pemerintah Dianggap Tak Sebanding

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk tetap menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada senin...

Tenggelam dalam Arus Sentimen Negatif, Gus Miftah Akhirnya Mundur

Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disebut Gus Miftah menjadi sorotan publik baru-baru ini...

Kebijakan Kenaikan PPN 12%, Gelombang Negatif Penuhi Linimasa X

Jelang akhir tahun 2024, kabar mengejutkan datang dari Menteri Perekonomian Sri Mulyani. Pajak Pertambahan...