Beberapa waktu belakangan kondisi di Indonesia tengah tidak kondusif. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai persoalan dan penolakan berbagai RUU yang dianggap tidak sesuai dengan asas demokrasi. Terlebih setelah disahkannya RUU KPK yang dianggap justru akan melemahkan KPK. Masyarakat yang kecewa akan pengesahan tersebut lantas kemudian melakukan aksi di depan gedung KPK. Tidak lama setelah pengesahan tersebut lantas muncul Rancangan KUHP dengan pasal-pasal yang dianggap kontroversial. Selain kedua Undang-Undang tersebut terdapat permasalahan lain yang juga begitu mendesak, seperti konflik HAM di Papua dan juga Kebakaran Lahan dan Hutan (Karhutla) yang telah berlangsung lama. Berbagai persoalan tersebut akhirnya menyebabkan masyarakat menggugat dengan berbagai aksi, baik bersuara melalui media sosial hingga aksi langsung turun ke jalan. Masyarakat menilai pemerintah tidak mendengar suara rakyat hingga menganggap reformasi telah dikorupsi dan melayangkan pernyataan bahwa Mosi tidak percaya. Berikut pantauan Netray terkait tagar #ReformasiDikorupsi yang sempat menjadi trending beberapa waktu lalu.
Melalui pantauan Netray pada tanggal 19 September-01 Oktober 2019 penggunaan tagar tersebut menjangkau sebanyak 848,9 ribu akun dan dilihat sebanyak 85,8 juta kali. Tagar tersebut lebih banyak dicuitkan akun dengan gender laki-laki dibanding perempuan dan penggunaan mobile lebih dominan dibanding penggunaan web.
Netray menemukan sebanyak 21.581 cuitan terkait tagar tersebut dengan didominasi oleh cuitan bersentimen negatif. Tagar tersebut memuncak pada tanggal 24 September 2019, diketahui pada tanggal 23 terjadi aksi mahasiswa di Yogyakarta dengan tagar #GejayanMemanggil yang kemudian disusul aksi di Jakarta depan gedung DPR RI pada tanggal 24 September 2019. Seminggu pasca aksi tersebut kemudian mahasiswa kembali menggelar aksi serupa pada tanggal 30 September 2019.
Aksi Tanggal 19 September 2019
Pada tanggal 19 September 2019 cuitan memuncak pada pukul 10:00-11:00. Terlihat beberapa cuitan penolakan warganet terkait RUU KPK dan RKUHP hingga memunculkan petisi untuk ditandatangani. Melalui word cloud dapat diketahui kata reformasi dikorupsi dan petisi tolak RUU mencuat sedangkan akun yang paling banyak ditandai oleh warganet adalah akun Jokowi.
Pada tanggal tersebut diketahui terjadi aksi oleh sejumlah mahasiswa di depan gedung DPR RI yang menuntut dibatalkannya RUU bermasalah dan tuntutan persoalan lainnya. Hingga akhirnya terjadi pertemuan antara 28 orang perwakilan mahasiswa dengan Indra Iskandar selaku Sekjen DPR RI. Mahasiswa akhirnya sepakat untuk mengawal sidang paripurna yang akan digelar pada 24 September 2019.
Aksi Tanggal 23 September 2019 Gejayan Memanggil
Aksi penolakan dan tuntutan masyarakat kembali disuarakan, kali ini aksi digelar di Yogyakarta. Aksi tersebut sempat menjadi trending di jagat maya Twitter dengan tagar #GejayanMemanggil. Aksi tersebut diikuti oleh mahasiswa dari berbagai Universitas di Yogyakarta. Selain itu, keadaan di Jakarta semakin memanas melalui cuitan yang disampaikan oleh BEM UI 2019 bahwa audiensi dengan perwakilan Komisi III DPR RI diketahui bahwa anggota dewan telah mengabaikan aspirasi dan tuntutan yang diajukan. Hal tersebut kemudian menyebabkan aksi mahasiswa kembali turun ke jalan menuju gedung DPR RI pada tanggal 24 September 2019.
Melalui gambar di atas dapat diketahui beberapa kosa kata yang populer pada tanggal 23 September 2019, kata reformasi dikorupsi masih menjadi top word, dan beberapa kata lain seperti gejayan memanggil, gejayan bergerak, mosi tidak percaya, diperkosa negara, mahasiswa bergerak, dan kosa kata lainnya.
Aksi Tanggal 24 September 2019
Pada tanggal 24 September 2019 aksi mahasiswa kembali digelar di depan gedung DPR RI. Menurut pantauan Netray pada tanggal ini tagar #ReformasiDikorupsi memuncak disebabkan terjadi aksi massa mahasiswa yang ramai dan cuitan warganet dengan tagar tersebut.
Menurut pantauan Netray pada 24 September 2019 terdapat 5.834 cuitan terkait topik tersebut. Adapun puncak cuitan terjadi pada pukul 17:00-18:00 hal tersebut dikarenakan terjadinya kerusuhan dan hingga malam massa belum membubarkan diri. Berikut hasil pantauan Netray.
Aksi yang terjadi di gedung DPR RI sempat berlangsung ricuh. Polisi menembakkan gas air mata dan water cannon untuk memukul mundur para demonstran. Hal tersebut menyebabkan bentrok antara aparat dan mahasiswa tidak terhindarkan. Sementara di Twitter warganet terus menyuarakan dukungan dan simpati untuk aksi perlawanan yang digelar oleh mahasiswa. Berikut beberapa cuitan warganet.
Aksi Tanggal 30 September 2019
Pada tanggal 30 September 2019 Aksi kembali di gelar oleh mahasiswa di depan gedung DPR dan di jalan Gejayan Yogyakarta. Aksi tersebut tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa melainkan juga pelajar Menengah Atas. Aksi yang dilakukan oleh Mahasiswa di Yogyakarta sama seperti aksi sebelumnya dengan tagar #GejayanMemanggil2 berlangsung aman dan damai. Berbeda dengan aksi yang digelar di depan gedung DPR RI yang kembali mengalami bentrok antara polisi dan massa demonstrans. Hal tersebut diketahui melalui pantauan Netray di media Twitter. Keadaan semakin tidak kondusif akibat tembakan gas air mata hingga gedung Atma Jaya. Diketahui Atma Jaya menjadi lokasi medis saat aksi berlangsung. Massa sangat menyayangkan aparat menembakkan gas air mata ke lokasi posko medis yang membantu para korban pada saat aksi.
Melalui gambar di atas dapat diketahui beberapa cuitan terkait aksi penyerangan ambulance dan tembakan gas air mata di posko Medis. Selain itu, terdapat juga konfirmasi dari pihak Polda Metro Jaya yang mengatakan tidak bermaksud untuk menembakkan gas air mata ke arah Universitas Atma Jaya.
Berdasarkan pantauan Netray, hingga tanggal 01 Oktober 2019 pukul 12:00-13:00 warganet Twitter masih membicarakan terkait topik Reformasi Dikorupsi. Hal tersebut dapat diamati melalui gambar di atas. Selain itu, pada tanggal tersebut juga merupakan hari pelantikan Anggota Dewan periode 2019-2024 setelah malam sebelumnya terjadi kerusuhan dan bentrok antara aparat dan mahasiswa.
Sekian pantauan Netray terkait #ReformasiDikorupsi dan beberapa gelombang aksi terkait topik tersebut. Aksi yang menjadi pantauan Netray di atas hanya merupakan beberapa aksi dari sekian aksi yang juga dilakukan di berbagai daerah lain dengan tuntutan yang sama. Dengan harapan tuntutan tersebut didengar oleh pemerintah sehingga tidak ada lagi suatu keputusan pemerintah yang justru merugikan kehidupan masyarakat.