Penyaluran THR pada lebaran 2024 ini diwarnai dengan cerita yang berbeda. Pasalnya warganet menemukan bahwa penghasilan mereka pada musim THR ini akan mendapat potongan akibat penerapan aturan PPh 21 yang baru. Warganet dibuat ‘heboh’ dengan besaran potongan pajak yang mereka terima dari aturan yang mulai diterapkan pada Januari lalu.
Netray lantas memantau isu ini di kanal Twitter dengan kata kunci pajak dan pph. Hasilnya ditemukan sebanyak 94,9 ribu unggahan dengan total impresi mencapai 68,5 ribu reaksi. Unggahan-unggahan tersebut dinaikkan oleh 34 ribu akun dan mampu menjangkau hingga 174,4 juta akun.
Perbincangan tentang kedua kata kunci ini tampak sepi di awal pemantauan. Terlihat dari grafik di bawah bahwa pada tanggal 25 hanya ditemukan sebanyak 244 unggahan. Akan tetapi di hari berikutnya, perbincangan tentang topik ini merangkak naik dan memuncak di tanggal 27 Maret dengan total lebih dari 25 ribu unggahan dalam sehari.
Sepanjangan periode pemantauan, unggahan bersentimen negatif tampak mendominasi perbincangan. Terutama jika dibandingkan dengan unggahan bersentimen positif. Sebanyak 65,3 ribu unggahan atau 69% merupakan unggahan bersentimen negatif.
Kritik Perilaku dan Gaya Hidup Pegawai Pajak Sebagai Imbas Aturan PPh 21
Perbincangan negatif dari unggahan warganet sebagian besar berisi tentang kritik bahkan ‘olokan’ kepada oknum petugas pajak. Terutama atas kasus-kasus perilaku oknum petugas pajak yang sempat menjadi sorotan media. Gaya hidup keluarga petugas pajak, terutama anak mereka telah menjadi sorotan warganet.
Kasus anak Kepala Bagian Umum DJP Kanwil Jakarta Selatan, Rafael Alun hingga kini masih menjadi sorotan warganet. Terlebih kebijakan skema Tarif Efektif Rata-Rata (TER) baru saja dirilis dan disahkan oleh pemerintah per Januari ini. Warganet merasa tidak terima apabila potongan pajak tersebut akan disalahgunakan oleh oknum-oknum ini, seperti hidup mewah para keluarga petugas pajak.
Tidak hanya menyoroti keluarga petugas pajak, warganet juga mengkritik perilaku oknum petugas pajak yang sering dikaitkan dengan ‘ani-ani’. Warganet juga merasa tidak terima jika hasil pajak tersebut digunakan untuk menghidupi ‘wanita simpanan’ para oknum pejabat pajak.
Perbincangan potongan pajak ini ramai menjadi sorotan warganet setelah beberapa akun menfess membagikan tentang isu kebijakan baru dalam PPh 21. Seperti yang telah diberitakan oleh beberapa media, peraturan baru dalam PPh 21 yang berlaku pada Januari 2024 akan mengimplementasikan TER yang telah ditetapkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2023. Meski diklaim sebagai penyederhanaan perhitungan dan tidak akan membebani penerima pajak, nyatanya publik banyak yang dibuat terkejut atas hal ini.
Tak sedikit warganet yang menyadari kebijakan baru ini. Banyak dari warganet yang merasa terkejut akan besaran potongan pajak yang mereka terima karena PPh 21. Seperti yang diungkap oleh akun @upilkelabu pada unggahannya, ia menyebut jika pemotongan pajak bonus yang diterima begitu besar. Hal senada juga diunggah oleh dua akun lainnya seperti gambar di bawah ini.
Tidak hanya memperbincangkan ‘kejutan’ potongan pajak PPh 21. Warganet juga santer mengunggah kritik atas layanan kepada publik yang dinilai tidak sepadan dengan besaran potongan pajak yang telah ditetapkan. Bahkan warganet menilai fasilitas negara hasil pajak masih kurang memadai.
Akun Resmi Ditjen Pajak Jadi Sorotan Warganet
Akun resmi milik Ditjen Pajak RI juga tampak ramai disoroti warganet. Terlihat dari pantauan Netray berikut ini. Akun bernama @DitjenPajakRI mendapatkan 2.913 mentions, 2.272 retweets, dan 1.242 replies selama periode pemantauan. Penyebutan akun ini paling banyak terjadi di tanggal 27 Maret 2024 dengan total 180 mentions dalam sehari.
Unggahan terpopuler dari Ditjen Pajak RI berisikan simulasi perhitungan PPh 21 terkait THR dan bonus. Unggahan yang dinaikkan pada 27 Maret tersebut mendapat ribuan impresi, seperti 795 komentar, 2.460 likes, dan telah dibagikan ulang sebanyak 904 kali.
Sementara itu, unggahan yang menandai akun ini didominasi oleh unggahan bersentimen negatif. Salah satunya ialah seperti yang diunggah oleh @AkuntanMilenial di bawah ini. Akun tersebut mengkritik tentang sistem TER yang dianggap kurang sesuai. Kritik lainnya juga datang dari beberapa akun di bawah ini yang menilai buruk tentang petugas pajak.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Atau untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang secara real time dapat menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Ananditya Paradhi