Home Blog Page 102

Isu Peretasan Server BIN dan Bayang-Bayang Hacker Thanos

Media nasional ramai memberitakan terkait pembobolan situs resmi beberapa kementerian dan lembaga penting negara. Salah satu lembaga yang paling disorot adalah Badan Intelijen Negara (BIN) karena BIN merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas keamanan negara. Beredarnya rumor bahwa server BIN telah diretas oleh hacker dari China ini cukup menggemparkan masyarakat. Bagaimana tidak, masyarakat telah sering disuguhkan dengan pemberitaan seputar kebocoran data mulai dari BPJS, Bukalapak, dan baru-baru ini aplikasi eHac. 

Tertarik dengan perkembangan isu seputar hacker yang meretas BIN tersebut, Media Monitoring Netray melakukan pemantauan. Bagaimana media kembali menyoroti isu peretasan tersebut? Apakah isu kebocoran data dan peretasan yang cukup sering terjadi ini merupakan suatu gambaran lemahnya keamanan siber di Indonesia? 

Dengan periode 8-14 September 2021 Netray melakukan pemantauan pada media berita daring. Hasilnya isu seputar peretasan server BIN oleh hacker China telah diberitakan sebanyak 165 artikel dari 41 portal media. 

Dilihat dari grafik di atas, isu kebocoran server BIN mulai berkembang di media pada 12 September hingga memuncak pada satu hari setelahnya. Pemberitaan pun terdeteksi oleh Netray dengan sentimen negatif sebanyak 83 dan sisanya ialah jumlah artikel berita dengan sentimen positif dan netral.

Isu Hacker China Bobol Sistem BIN

Isu peretasan ini pertama kali diberitakan oleh media Kumparan dan Suara pada 12 September 2021. Dalam permberitaanya dugaan kronologi penyusupan tersebut ditemukan oleh lembaga non profit Insikt Group divisi penelitian ancaman Recorded Future yang berkaitan dengan Mustang Panda. Mustang Panda adalah sekelompok hacker dari China atau nama lainnya Thanos yang dikenal banyak melakukan aksi spionase dengan target negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Kemudian kabar tersebut mulai berkembang dan banyak diangkat oleh beberapa media daring setelah dikonfirmasi oleh peneliti keamanan internet The Record, yang merupakan bagian dari Insikt Group. Dilansir dari Suara, The Record Insikt Group pertama kali menemukan upaya peretasan tersebut pada April 2021. Peneliti Insikt Group tengah mendeteksi server pengendali dan kontrol malware PlugX yang dioperasikan oleh Mustang Panda. Dalam temuannya ini, server malware PlugX ternyata berkomunikasi dengan beberapa host pada jaringan pemerintah Indonesia. Jaringan yang tersambung dengan PlugX tersebut menyasar pada 10 kementerian dan lembaga negara, salah satunya BIN. Insikt Group sendiri belum mengetahui secara jelas mengenai metode atau target yang disasar dari upaya peretasan tersebut. Terkait hal itu, Mabes Polri akan melakukan koordinasi dengan Kemenkominfo untuk menentukan langkah lebih lanjut dalam menyikapi permasalahan ini. 

Apa sebenarnya malware PlugX tersebut? 

Menurut Alfons Tanujaya, pengamat keamanan siber dari Vaksincom, PlugX adalah Remote Access Trojan (RAT). Remote ini digunakan oleh hacker kelas dunia dan memiliki sejumlah kemampuan berbahaya. Dikutip dari laman Malpedia, kemampuan PlugX dapat mengambil informasi perangkat, mengambil gambar pada layar, hingga mengirim informasi yang diketik melalui keyboard atau mouse. Kemudian PlugX dapat mengelola windows, keylogging, reboot system, dan memodifikasi serta menghentikan layanan. 

Server BIN Aman dari Hacker 

Badan Intelijen Negara menanggapi isu yang tengah beredar. BIN mengklaim bahwa servernya dalam kondisi aman, tidak ada upaya peretasan dari hacker China sebagaimana yang ramai diberitakan. Menurut Deputi VII Badan Intelijen Negara Wawan Hari Purwanto, sejumlah serangan siber yang digencarkan terhadap BIN merupakan hal yang wajar terjadi sebagai institusi negara. Mengutip dari Kumparan, BIN secara berkala selalu melakukan pengecekan terhadap sistem dan server yang berjalan untuk memastikan server tersebut tetap berfungsi. Wawan juga menyampaikan kepada masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap informasi yang tersebar.

Sebenarnya seperti apa sih gambaran keamanan siber Indonesia? 

Sumber: National Cyber Security Indeks, 2021

Dilansir dari National Cyber Security Indeks, pada 2021 NCSI menempatkan Indonesia di peringkat 77 dari 160 negara. Posisi tersebut bergeser ke bawah satu angka dari tahun sebelumnya. Dilihat dari perkembangan grafiknya, Indonesia cukup baik dalam merespons tanda pengenal digital yang akan berupaya masuk ke dalam sistem jaringan Indonesia. Akan tetapi, indikator perlindungan data pribadi masih rendah yakni hanya mencapai persentase 25%. Penilaian tersebut mencerminkan realita lemahnya keamanan siber Indonesia, seperti yang terjadi pada data BPJS dan eHac telah lebih dulu mengalami kebocoran data.

Respons Warganet tentang Isu Server BIN Diretas Hacker 

Selain memantau perkembangan isu dalam media pemberitaan, Netray juga melakukan pemantauan pada media sosial Twitter. Bagaimana keramaian netizen menanggapi beredarnya isu tersebut? 

Perbincangan warganet seputar isu peretasan yang dialami oleh BIN mendulang sebanyak 688 tweets dalam sepekan. Hacker China yang diduga telah melakukan pembobolan pada server institusi negara ini sepertinya banyak meraup pendapat netizen dengan sentimen negatif. 

Tweet Populer Isu Peretasan BIN

Dilihat dari Tweet Populer, keramaian tweet isu peretasan banyak disumbang oleh tweet dari akun portal berita. Tweet tersebut berisikan beberapa judul artikel berita yang telah diterbitkan seputar isu peretasan server BIN oleh hacker Thanos dari China. Berikut beberapa contoh tweet tanggapan berupa opini murni dari warga Twitter. 

Netizen mengkritik kesigapan lembaga BIN dalam mengamankan server instansi mereka. Selain mengkritik, netizen juga mempertanyakan kinerja BIN apabila isu yang beredar adalah fakta. Sebab BIN merupakan lembaga yang bertugas secara rahasia melakukan penyamaran tetapi sistemnya malah mudah diretas.

Jajaran Top Akun

Dilihat dari Top Accounts by Popularity akun portal media @CNNIndonesia menempati urutan teratas. Hal ini sesuai dengan Tweet Populer yang terjaring oleh Netray di atas bahwa tweet dari akun portal media mendominasi perbincangan seputar topik di Twitter. Selain itu terdapat pula akun @OposisiCerdas yang juga turut menyuarakan tweet seputar perkembangan isu. Sisanya akun netizen @KRMTRoySuryo2 dan @ferizandra ramai mengaungkan kritikan berupa mudahnya sistem informasi kenegaraan diretas oleh negara lain. Sontak opini tersebut menggiring netizen lain untuk mengungkapkan keresahannya terkait isu tersebut.

Penutup 

Maraknya pemberitaan terkait kebocoran data, pembobolan sistem, serta peretasan server oleh hacker di Indonesia menjadi PR penting bagi pemerintah. Lemahnya keamanan siber di Indonesia berdasarkan National Cyber Security Index tahun 2021 memang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Persentase kontribusi keamanan siber dan perlindungan data pribadi menjadi masalah yang tidak dapat dianggap remeh, sebab ancaman siber dapat terjadi sewaktu-waktu. Oleh karena itu, peningkatan keamanan siber di Indonesia menjadi poin penting bagi pemerintah agar kerahasiaan negara aman terjaga. 

Polemik Harga Pakan Jagung dan Peternak Ayam dalam Insiden Poster Protes di Blitar

Kunjungan Presiden Joko Widodo ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur diwarnai sebuah insiden kecil yang meramaikan publik dalam negeri. Seorang peternak ayam membentangkan poster kecil yang berisi permohonan bantuan karena merasa kesulitan membeli harga pakan ayam dari bahan jagung yang melambung tinggi. Buntut dari aksi ini, pihak berwajib sempat mengamankan peternak tersebut ke dalam mobil polisi untuk selanjutnya dibawa ke kantor polres setempat. Sedangkan Presiden dan rombongan tetap melanjutkan kegiatannya.

Warganet dengan cepat merespon isu ini melalui sejumlah obrolan di linimasa Twitter. Netray Media Monitoring menemukan setidaknya 8.658 tweet yang mengandung kata kunci peternak, poster, dan jokowi. Volume perbincangan, yang dipantau melalui jumlah impresi, berada pada angka 58 juta kali interaksi dalam bentuk reply, retweet, dan favorites. Sedangkan secara potensial, perbincangan ini dapat menjangkau lebih dari 30 juta akun Twitter berbahasa Indonesia.

Secara garis besar, warganet memiliki persepsi yang buruk terkait insiden aksi pembentangan poster yang berujung penangkapan ini. Terlihat dari sentimen tweet warganet yang menunjukan sebanyak 3.714 tweet terindeks memiliki sentimen negatif. Sedangkan tweet dengan sentimen positif hanya berjumlah 133 tweet saja. Sisanya adalah tweet bersentimen netral yang biasanya berasal dari akun media massa daring.

Melihat besarnya animo masyarakat, yang secara tersirat mengecam tindakan aparat karena dinilai berlebihan, Netray ingin menganalisis lebih dalam lagi bagaimana nalar yang mendasari keberpihakan warganet terhadap tuntutan peternak. Apakah isu yang disuarakan peternak memiliki korespondensi faktual atau hanya luapan emosi semata? Dan seperti apa gambaran lebih luas tentang wacana agraria yang menjadi fundamen atas insiden penangkapan ini? Simak pemaparan lebih lanjut Media Monitoring Netray di bawah ini.

Memantau Isu Harga Jagung di Media Massa Daring

Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, terlebih dahulu Netray akan memantau bagaimana pemberitaan media massa daring kala mengemas isu tersebut. Selama periode pemantauan dari tanggal 4 September hingga 10 September 2021, ditemukan 143 berita yang mengandung kata kunci. Isu penangkapan seorang peternak yang membentangkan poster di saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Blitar hanya diterbitkan oleh 35 kantor berita daring saja.

Puncak pemberitaan terbanyak terjadi pada tanggal 8 September 2021 dengan total berita sejumlah 75 artikel. Netray juga mengumpulkan beberapa kata lain, di luar kata kunci pemantauan, yang paling kerap muncul dari seluruh berita. Kata dengan frekuensi kemunculan yang tinggi, ditunjukkan melalui grafik Word Cloud. Kata yang dimaksud antara lain adalah kata ayam, harga, jagung, dan beberapa kata lainnya. Kesimpulan sementara adalah protes peternak ayam tersebut terkait dengan fakta harga jagung yang digunakan untuk pakan.

Harga Pakan Jagung dan Biaya Produksi Peternak Ayam

Data dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, saat ini harga jagung sebagai bahan baku pakan unggas memang sedang mengalami kenaikan yang cukup drastis. Pada awal tahun 2021 saja, harga jagung dengan kadar air 15% tercatat sudah mencapai Rp 4.470 per kg. Padahal menurut acuan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 7 Tahun 2020, harga yang dipatok seharusnya hanya sebesar Rp 3.150 per kg. Dengan asumsi bahwa pembelian ayam ras dari peternak sebesar Rp 19 – 21 ribu per kg.

Yang tak terduga adalah harga jagung yang sudah tinggi ini malah terus merangkak naik. Lima bulan berselang, BKP mencatat bahwa harga jagung pakan ayam mencapai angka Rp 6.200 per kg pada bulan Mei 2021. Situasi ini tentu menyulitkan peternak yang sudah sangat berat untuk menaikkan harga jual, pasalnya akibat pandemi daya beli masyarakat juga melemah. Jika dipaksa menjual dengan harga yang tinggi guna menutup biaya produksi, dikhawatirkan masyarakat akan semakin enggan membeli ayam untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari.

Pakan ternak adalah komponen paling vital bagi pelaku budidaya komoditas protein ini. Sebagai gambaran sederhana, untuk 1 ekor ayam dibutuhkan 1.520 gram pada usia 0-4 minggu dan 3.829 gram di usia finisher, atau 5-8 minggu. Apabila dikalikan dengan harga jagung pada bulan Mei 2021, maka peternak ayam harus mengeluarkan uang kira-kira sebesar Rp 33.500 hanya untuk biaya pakan saja. Sehingga tidak mungkin peternak mau menjual ayam mereka seharga asumsi pembelian yang ditetapkan oleh Permendag.

Alasan Harga Jagung Pakan Ternak Ayam Mahal

Mungkin saja ada banyak solusi untuk mengurai masalah ini, akan tetapi yang paling utama tentu dengan menurunkan harga pakan, dalam hal ini jagung, guna menekan biaya produksi. Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa harga pakan jagung nasional melambung tinggi? Mengapa petani jagung “terpaksa” menjual komoditas mereka dengan harga yang tak diharapkan oleh peternak?

Netray menemukan setidaknya tiga alasan yang dihadapi petani jagung dalam negeri. Pertama adalah perbedaan waktu panen yang terjadi di beberapa kantong (enclave) petani jagung se-Indonesia. Alasan ini yang disampaikan Asosiasi Petani Jagung Indonesia ketika  terjadi kenaikan harga di bulan April-Mei tahun ini. Kedua adalah adanya monopoli yang dilakukan perusahaan pakan yang mengambil sebagian besar produksi petani sehingga peternak tidak kebagian. 

Dan terakhir adalah kebijakan impor jagung yang justru memberikan ilusi harga murah. Pemerintah menghentikan impor jagung karena harga di pasaran luar negeri juga sedang merangkak naik. Jadi ketika harus menggunakan produksi dalam negeri, harga komoditas jagung dalam negeri tidak bisa bersaing dengan produk impor. Kerap kali karena tata kelola produksi dalam negeri yang tidak mendukung.

Penutup

Kembali pada insiden poster peternak ayam di hadapan rombongan Presiden Joko Widodo yang mengharap bantuan agar pakan jagung balik normal lagi. Apa yang ia lakukan tak dapat dipungkiri mendapat dukungan baik dari sudut pandang pemberitaan maupun respons warganet. Pada dasarnya pemerintah diharapkan lebih proaktif dalam menanggapi masalah-masalah yang dihadapi rakyat hingga berbuah solusi yang mangkus. Kalau hanya menghalangi-halangi kebebasan berpendapat di ruang publik, itu namanya reaksioner.

Mengenal Istilah Overshare yang Kerap Digunakan Warganet

0

Overshare menjadi istilah yang belakangan marak digunakan oleh kaum muda pengguna media sosial. Overshare dapat diartikan sebagai tindakan yang terlalu banyak membagikan kehidupan pribadi di media sosial. Tahukah kamu bahwa overshare juga bukan merupakan hal yang baik sebab hal ini bisa menjadi salah satu tanda bahwa kamu tengah kecanduan bermedia sosial. Netray memantau opini warganet terkait topik ini, seperti apakah opini warganet terkait topik ini? Simak selengkapnya infografik Netray berikut.

Statistik Perbincangan Topik Overshare di Twitter

Berdasarkan hasil pantauan Netray terlihat setidaknya terdapat 241 tweets yang membicarakan topik seputar overshare dengan didominasi oleh tweets bersentimen negatif. Adapun jumlah impresi mencapai 1.449 ribu dengan potensi jangkauan sebesar 849.9 ribu.

Bila diamati melalui Top Words di atas terlihat beberapa kosakata terkait topik ini, seperti curhat, takut, nyesel, malu, dan beberapa kosakata lainnya. Kosakata tersebut memiliki intensitas yang cukup tinggi dalam perbincangan warganet terkait overshare.

Istilah yang belum lama digunakan ini mengacu pada tindakan saat seseorang merasa telah membagikan kehidupan pribadinya secara berlebihan di laman sosial media miliknya. Hal ini kerap terjadi saat seseorang secara tidak sadar telah mengalami kecanduan dalam bermedia sosial. Biasanya setelah pelaku sadar kemudian mereka akan menyesal karena merasa telah berlebihan dalam membagikan sesuatu di internet.

Melalui beberapa tweets di atas terlihat sebagian warganet yang merasa menyesal karena merasa telah berlebihan dalam membagikan sesuatu terkait kehidupan pribadinya. Biasanya hal ini terjadi saat curhat atau membagikan kegiatan kesehariannya.  Hal ini tentu dapat berdampak buruk, bukan hanya bagi pelaku namun juga lingkungan sekitar. Selain itu, overshare bahkan dapat memicu tindakan kriminal yang membahayakan. Meski demikian tidak semua warganet setuju akan beberapa opini di atas. Menurut mereka overshare tak selalu menjadi hal yang buruk.

Menurut sebagian warganet overshare tak melulu hal yang buruk. Mereka menilai overshare justru dapat melegakan bagi para pelaku karena telah membagikan kisah mereka dengan detail. Bahkan terdapat warganet yang beranggapan bahwa overshare merupakan hal yang baik dan mengingatkan warganet lainnya untuk tidak mudah terpengaruh oleh istilah overshare yang justru membuat orang lain takut untuk bercerita.

Penggunaan media sosial memang dapat menimbulkan berbagai polemik. Tanpa sadar kita justru seringkali membagikan hal-hal yang bersifat pribadi melalui akun media sosial milik kita. Hal ini tentu dapat menjadi berbahaya karena tidak semua orang di media sosial itu kita kenali, bahkan sebagian besar merupakan orang asing. Overshare memang dapat berdampak buruk karena apapun yang berlebihan memang bukanlah hal yang baik. Untuk itu kita seharusnya lebih bijaksana dalam bermedia sosial sebelum hal tersebut justru menjadi bumerang untuk diri kita sendiri. Simak infografik dan hasil analisis lainnya di blog Netray.

Dari Kritikan Soto Menjadi Jawa VS Sumatra

Jawa VS Sumatra menjadi bahan pembicaraan warganet hingga menduduki trending pada 8 September 2021. Seperti kata pepatah, tidak ada asap jika tidak ada api. Konon hal ini bermulai dari tweet salah satu warganet yang memberikan kritikannya terkait suguhan soto di Pulau Jawa. Dari tweet tersebut lantas perdebatan warganet pun dimulai, seperti apa keramaiannya? Dan sebagai perwakilan putra Jawa dan Sumatra apa yang dibela atau disanggah dari tweet ini?

Sebelum lebih lanjut membahas tentang perdebatan warganet membela makanan di daerahnya, sedikit kita akan membahas tentang makanan soto dalam data.

Soto telah menjadi representasi kuliner Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh pakar kuliner tradisional UGM, soto di Indonesia memiliki 75 jenis dari 22 daerah yang ada di Indonesia. Bahkan dalam satu daerah, seperti Jawa Timur terdapat 24 jenis soto yang dimiliki. Dengan keberagamannya ini, masih menjadi kesulitan untuk memilih jenis soto mana yang dipanggungkan di kancah internasional. Dilansir dari Lokadata, Sejarawan Universitas Padjajaran, Fadly Rahman mengatakan bahwa dengan adanya data tersebut patut ditindaklanjuti untuk menentukan soto yang akan dijadikan representasi kuliner Indonesia.

Berdasarkan data tersebut, bukankah sudah menjadi bukti bahwa kuliner di Indonesia memanglah beragam? Bahkan soto dalam satu daerah pun memiliki jenis yang berbeda. Lalu mengapa pembahasan soto yang berawal dari sebuah tweet keluhan bisa menarik animo netizen hingga berujung pada perdebatan Jawa vs Sumatera? Apa saja poin yang disorot dan diperdebatkan?

Soto menjadi Pemicu Jawa VS Sumatra

Diulik dari beberapa media berita, Laila Dimyati merupakan seorang Q Arabica Grader atau pencicip kopi profesional yang telah mendapat akreditasi bertaraf internasional dari Coffee Quality Institute (CQI). Laila yang juga merupakan barista pertama di Lampung ini menuai sorotan warganet setelah tweet yang diunggahnya pada 7 September 2021. Tweet kontroversi ini bermula dari akun @lailadimyati yang mengeluhkan tentang isian soto di Jawa yang dinilai kurang memuaskan bagi dirinya yang berlatar belakang orang Sumatra.

Berdasarkan kejadian tersebut, soto menjadi objek utama dalam pembahasan topik ini sehingga tak salah apabila diksi soto berada dalam jajaran Top Words Netray. Dengan menggunakan kata kunci soto, Media Monitoring Netray menemukan tweet-tweet yang terbagi menjadi dua kubu, yakni pro dan kontra atas tweet Laila. Di dalam kubu pro, beberapa warganet juga membenarkan tentang adanya porsi yang dinilai kurang memuaskan. Hal ini lantaran topping soto, yakni babat sapi disajikan dalam porsi yang sedikit bahkan menurutnya dapat ‘dihitung jari’. Selanjutnya, di kubu kontra yang mayoritas adalah orang Jawa tentunya memiliki argumen untuk mematahkan opini tersebut. Salah satu warganet berbalik mengkritik tweet tersebut dengan mengatakan kebiasaan makan mewah tersebut belum tentu terjadi kepada semua orang Sumatra.

Perpecahan Warganet Jawa dan Sumatra

Wait, tak berhenti di soto saja dong. Ternyata perdebatan ini masih berlangsung bahkan perbincangan terkait kata kunci Jawa dan Sumatera mampu menembus hingga 52 ribu tweet dalam 3 hari pemantauan. Bahkan 17 ribu di antaranya terdeteksi sebagai tweet bersentimen negatif. Meski kata kunci yang dibubuhkan terlalu umum digunakan, namun dapat kita lihat kembali melalui Top Words yang telah disajikan oleh Netray. Dari kedua kata kunci ini, yang menjadi pembahasan dominan ialah makanan, nasi, lauk, soto, ribut, padang, bahkan berantem. Jadi, mari kita lihat lebih detail lagi, apa sih yang diperdebatkan warganet?

Si Jawa

Pastinya, akibat dari tweet ini terjadi perpecahan antara warganet Jawa dan Sumatra. Hal ini lantaran secara alamiah manusia memiliki emosi yang salah satunya ialah marah. Dikutip dari Wikipedia, semua emosi berasal dari sistem limbik otak yang kira-kira berukuran sebesar sebuah kacang walnut dan terletak di batang otak. Orang-orang cenderung merasa bahagia ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif, begitu sebaliknya.

Perdebatan soto tersebut tak hanya memicu sanggahan makanan saja, tetapi warganet Jawa juga membela Tanah Jawa dengan memberikan opini terkait kultur budayanya. Salah satunnya ialah ‘nerimo ing pandum’ yang artinya ikhlas atau menerima segala pemberian dari Tuhan. Hal ini juga termasuk dalam budaya makan orang Jawa yang telah terbiasa menikmati apapun pemberian tanpa banyak bertanya.

Si Sumatra

Akibat ramainya serangan dari warganet Jawa, maka warganet Sumatra pun tak ingin diam saja. Salah satu warganet memberikan keterangan tambahan terkait banyaknya kondimen sebuah makanan yang terdapat di Sumatra sedangkan hal ini berbanding terbalik dengan makanan di Jawa. Bahkan warganet Sumatra pun membandingkan topping nasi Padang di Jawa dengan Sumatra. Namun, tak semua warganet Sumatra setuju atas hal tersebut. Salah satu akun mengatakan bahwa orang Batak pun terkadang hanya cukup makan dengan 2 jenis lauk, yakni panggangan dan sambal getah/gota.

Tweet soto dari warganet Sumatra tersebut tentu saja banyak mendapat respons negatif dari warganet lainnya, terutama warganet Jawa yang merasa ‘terhina’ kulinernya. Namun, tak hanya warganet Jawa bahkan warganet Sumatra pun ikut menyerang tweet tersebut. Salah satu warganet Sumatra mengatakan bahwa orang Sumatra telah diajarkan ‘di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung’. Dengan kata lain warganet ini memberikan nasihatnya bahwasannya sebagai perantau sebaiknya ia dapat menghormati adat atau budaya yang berlaku di daerah tersebut. Tak hanya itu, warganet Sumatra lain pun juga mengungkapkan kekesalannya karena tweet soto tersebut dapat memberikan citra buruk bagi orang Sumatra.

Top Accounts

Dari sekian puluh ribu tweet yang membicarakan Jawa dan Sumatra lantas siapa saja akun yang ikut meramaikan dan mendapatkan impresi tertinggi dari topik ini? Akun @mazzini_gsp menempati peringkat teratas dengan total impresi sebanyak 15.439. Tweet Mazzini yang paling banyak mendapat sorotan ialah tweet yang berisikan respons atas kejadian ini. Mazzini memberikan kritikannya dengan mengatakan bahwa tak heran apabila Indonesia pernah dijajah bahkan hingga ratusan tahun karena hanya perkara kecil saja dapat terjadi perpecahan suku. Selain itu, Mazzini juga berpendapat jika perdebatan perihal makanan Jawa dan Sumatra akan terasa ‘seru’ apabila tidak diselipkan unsur SARA. Hal ini disebabkan perdebatan budaya makanan tersebut dapat dilihat sebagai kekayaan yang dimiliki Indonesia.

Indonesia yang kaya akan budaya benar adanya apabila juga memiliki ribuan kuliner khas Tanah Air. Bahkan menurut Prof. Dr. Ir. Murdjiati Gardjito, seorang peneliti dan pakar kuliner senior, terdapat 3.259 kuliner yang ada di Indonesia. Dengan demikian, benar kata Mazzini bahwa perdebatan budaya makanan antar daerah seharusnya dilihat sebagai kekayaan dan banyaknya faktor yang memengaruhi kekhasan budaya makanan. Bukankah demikian, gais? Jadi, udahan dulu yaa debatnya. Yuk, perkenalkan kuliner daerahmu dengan komen di bawah ini!

Kartu Vaksin Jadi Syarat Administrasi, Warganet Usung Petisi

Gema penolakan kartu vaksin sebagai syarat administrasi belakangan ramai menjadi perbincangan. Vaksinasi menjadi salah satu upaya pengendalian virus Covid-19 yang hampir dua tahun hampir ke seluruh penjuru dunia. Indonesia menjadi salah satu negara yang tengah berjuang menghentikan penyebaran virus ini dengan melakukan berbagai upaya, mulai dari pengendalian mobilitas masyarakat hingga proses vaksinasi. Sebagaimana diketahui bahwa vaksinasi masyarakat saat ini tengah berlangsung di berbagai daerah. Namun vaksinasi yang seharusnya penting untuk meningkatkan kekebalan dalam melawan virus kini dinilai memiliki tujuan yang berbeda, yakni sebagai persyaratan administrasi. Adanya aturan syarat kartu vaksin untuk mengakses suatu wilayah menuai pro dan kontra di masyarakat. Sebagian masyarakat menilai adanya inkonsistensi pemerintah yang semula mengatakan bahwa vaksin tidak bersifat wajib. Hal tersebut justru tidak selaras dengan regulasi yang diberlakukan pemerintah selama masa pandemi.

Vaksinasi minimal dosis satu yang tercatat dalam kartu vaksin kini menjadi syarat wajib saat ingin bepergian ke suatu wilayah bahkan saat ingin memasuki pusat perbelanjaan di wilayah tertentu. Akibatnya, pemberlakuan regulasi tersebut kini mendapat penolakan dari sebagian masyarakat. Penolakan tersebut mulai disuarakan oleh Lis Sinatra melalui petisi di laman change.org yang hingga saat artikel ini ditulis telah ditanda tangani oleh lebih dari 27 ribu pendukung. Petisi tersebut pun kemudian dibagikan melalui berbagai platform media sosial, termasuk Twitter dengan mengusung tagar #batalkankartuvaksin hingga kemudian sempat menjadi trending topik.

administrasi

Dilansir melalui laman change.org Lis Sinatra memulai petisi tersebut dengan ditujukan kepada dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, Joko Widodo, Ketua dan Para Wakil Ketua DPR RI, dan Kemenkes RI. Menurutnya, aturan terkait persyaratan administrasi untuk dapat mengakses suatu tempat tidak berkeadilan. Petisi tersebut pun ramai menjadi perbincangan warganet yang turut mendukung aksi tersebut.

Melihat ramainya perbincangan warganet terkait topik ini, Netray melakukan pemantauan untuk melihat data statistik dari laju perbincangan warganet. Netray mengamati perbincangan warganet sejak 01 September 2021 sampai dengan 08 September 2021. Melalui grafik di atas terlihat perbincangan terkait kartu vaksin muncul setiap harinya dan puncaknya terjadi pada 07 September 2021. Perbincangan tersebut didominasi oleh tanggapan bersentimen negatif dari warganet.

Pada peak time yang terjadi pada 07 September 2021 ditemukan setidaknya 6.7 ribu tweets warganet yang memperbincangkan topik seputar kartu vaksin dengan intensitas tertinggi pada pukul 10:00-11:00. Warganet terlihat ramai mengomentari terkait syarat administrasi penggunaan kartu vaksin. Mereka yang merasa kurang setuju menilai regulasi ini membutuhkan evaluasi karena tidak semua orang dapat melakukan vaksinasi karena memiliki kormobid. Sementara bagi warganet yang setuju akan regulasi tersebut menilai pemberlakuan syarat kartu vaksin dapat menahan laju penyebaran Covid-19. Hal tersebut dikarenakan terbatasnya mobilitas masyarakat di tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan, seperti pusat perbelanjaan.

Secara keseluruhan selama periode pemantauan Netray ditemukan setidaknya impresi warganet sebanyak 3.9 juta dengan potensi jangkauan sebesar 72.2 juta. Hal ini menunjukkan topik seputar kartu vaksin menjadi isu hangat yang diperbincangkan oleh warganet. Petisi yang kemudian ramai menjadi perbincangan tersebut diusung karena Lis Sinatra menilai aturan terkait syarat kartu vaksin tidak cukup adil meski hal tersebut guna menekan angka penyebaran Covid-19. Namun, menurutnya tidak semua orang dapat melakukan vaksinasi karena adanya alasan tertentu, seperti komorbid. Itulah sebabnya Ia meminta agar pemerintah dapat mengevaluasi regulasi tersebut.

Sementara itu, di kanal Twitter ditemukan akun @FerdiPoniman menjadi akun paling populer topik ini. Melalui akunnya terlihat @FerdiPoniman turut menyuarakan ketidaksetujuannya akan aturan tersebut. Ia mengatakan bahwa vaksin merupakan hak dan bukan kewajiban. Bahkan Ia menyampaikan penolakan terhadap kartu vaksin tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan juga di New York. Lalu seperti apakah komentar warganet menanggapi hal ini?

Bila diamati melalui Top Words terlihat beberapa kosakata terkait topik ini, seperti menolak, petisi, administrasi, batalkan, perjalanan, dan beberapa kosakata lainnya. Beberapa kosakata di atas berkaitan dengan dominasi dan intensitas penggunaan kata dalam komentar warganet terkait topik ini.

Kartu Vaksin Jadi Syarat Administrasi, Warganet Menolak dengan Petisi dan Tagar #batalkankartuvaksin

Adanya syarat kartu vaksin dalam izin mengakses beberapa tempat membuat warganet justru merasa tak nyaman. Hal ini dikarenakan tidak semua masyarakat dapat melakukan vaksin karena tidak memenuhi syarat tertentu. Seperti halnya para penderita komorbid yang justru dapat membahayakan diri mereka saat memaksakan vaksin. Itulah sebabnya petisi penolakan kebijakan tersebut ramai menjadi perbincangan warganet.

Melalui beberapa tweets di atas terlihat sebagian warganet menyuarakan opini mereka terkait penolakan kartu vaksin. Mereka menilai apabila kartu vaksin menjadi syarat administrasi masyarakat justru melakukan vaksin karena membutuhkan kartu tersebut. Berbeda halnya bagi mereka yang setuju terhadap kebijakan ini, mereka justru menilai penolakan ini berasal dari masyarakat kelompok anti vaksin. Sementara itu, pada jaringan percakapan pantauan Netray terlihat akun @ChangeOrg_ID menjadi pusat dari perbincangan warganet terkait topik ini. Hal tersebut dikarenakan petisi penolakan kartu vaksin dimuat melalui laman akun tersebut.

Penggunaan kartu vaksin sebagai syarat administrasi mengalami penolakan dari warganet. Mereka menilai kebijakan tersebut tidak berkeadilan karena tidak semua masyarakat dapat melakukan vaksin. Selain itu, vaksin dianggap sebagai hak bagi masyarakat bukan sebuah kewajiban. Dengan demikian adanya kebijakan tersebut membuat vaksin terkesan dipaksakan karena jika tidak masyarakat tanpa vaksin akan memiliki keterbatasan dalam mengakses tempat tertentu. Padahal tidak semua masyarakat dapat melakukan vaknisani dikarenakan alasan tertentu, seperti para penderita komorbid. Itulah sebabnya sebagian warganet menolak regulasi ini dan meminta pemerintah untuk mengevaluasi meski vaksinasi menjadi salah satu upaya untuk menahan penyebaran virus Covid-19.

Demikian hasil pantauan Netray simak informasi lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Reaksi Warganet Kala KPI Biarkan Stasiun TV Nasional Undang Saiful Jamil

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) saat ini sedang menghadapi sejumlah kasus yang membuat lembaga ini menjadi buah bibir masyarakat Indonesia. Kasus pertama adalah adanya dugaan tindakan perundungan yang dilakukan beberapa pegawai KPI terhadap seorang pegawai lainnya. Media Monitoring Netray telah membahas kasus tersebut di dalam artikel ini. Kasus selanjutnya adalah gugatan publik atas sikap KPI yang terkesan membiarkan stasiun televisi nasional merayakan bebasnya Saiful Jamil dari penjara.

Saiful Jamil adalah terpidana kasus kekerasan seksual terhadap anak usia minor atau pedofilia. Masyarakat marah karena dengan memberikan panggung terhadap pelaku pedofilia, maka itu berarti stasiun televisi sama sekali tidak berempati terhadap trauma korban. Sedangkan alasan mereka untuk mengundang Saiful Jamil tentu saja karena kontroversi akan meningkatkan jumlah tayangan acara. Yang pada pangkalnya akan mendatangkan sponsor dan iklan bagi stasiun televisi yang bersangkutan.

Netray sekali lagi ingin melihat seperti apa reaksi yang ditunjukkan warganet terhadap kasus yang dihadapi KPI ini. Bagaimana ungkapan rasa kesal warganet terhadap sosok Saiful Jamil yang tanpa rasa malu muncul di layar kaca pemirsa Indonesia? Kemana saluran atas gelombang penolakan dari warganet diarahkan? Siapa yang paling vokal membicarakan masalah ini dan mendapat respon terbanyak dari warganet? Simak pemaparan hasil pemantauan Netray di bawah ini.

Laporan Statistik Pemantauan Kasus Sikap Pasif KPI atas Kemunculan Saiful Jamil di Stasiun TV Nasional

Pemantauan kasus kemunculan Saiful Jamil di stasiun televisi nasional dan sikap pasif KPI dilakukan dengan menggunakan kata kunci Saipul Jamil, KPI, dan Komisi Penyiaran Indonesia. Sedangkan periode yang diambil yakni sejak tanggal 1 September hingga 7 September 2021. Hasilnya adalah Netray menemukan 46.481 tweet telah diunggah oleh warganet. Bersama fakta ini dapat dilihat pula kapan perbincangan ini mencapai puncaknya, yaitu pada tanggal 6 September 2021 sebanyak 14.785 tweet.

Dari puluhan ribu tweet yang dibuat warganet, menciptakan volume perbincangan yang tak sedikit pula. Hingga akhir periode pemantauan, Netray mendapati 456,5 juta total impresi sebagai buah atas sejumlah interaksi terhadap tweet yang mengandung kata kunci seperti reply, retweet, dan favorite. Dengan nilai sebesar ini, topik kemunculan Saiful Jamil di acara televisi dan sikap pasif KPI bisa dikategorikan sebagai perbincangan yang sedang trending. Apalagi ditambah fakta data bahwa perbincangan tersebut secara potensial dapat menjangkau 172,3 juta akun Twitter berbahasa Indonesia.

Warganet rupanya satu pemikiran dalam merespons permasalahan ini. Yaitu dengan menulis tweet bersentimen negatif. Sejauh pemantauan Netray, terdapat 34.536 tweet yang cenderung memiliki sentimen negatif terhadap kata kunci. Netray hanya menemukan 1.555 tweet dengan sentimen positif dan hanya 10.390 tweet memiliki sentimen netral. Sehingga dapat diasumsikan bahwa warganet memiliki pandangan yang buruk terhadap lembaga KPI dan sosok Saiful Jamil setelah keluar dari penjara.

Terakhir adalah melihat siapa yang paling banyak meraup impresi atau sambutan dari warganet. Fakta ini ditunjukkan dalam grafik Top Account tempat akun Twitter milik YouTuber Deddy Corbuzier, di @corbuzier berada di posisi pertama. Tweet yang ia buat memperoleh impresi sebesar 70.325 kali interaksi. Posisi kedua terdapat akun influencer yang kerap membuat tweet tentang sejarah di @mazzini_gsp dengan total impresi sebanyak 58.700 kali. Akun ketiga tertinggi, yang mengumpulkan 52.877 kali interaksi warganet, adalah akun @miraemiracle. Lebih lengkapnya dapat disimak pada gambar di bawah ini.

Rangkuman Pernyataan Warganet, dari Analogi Drakor hingga Seruan Boikot 

Pada bagian ini, Netray ingin melihat sejumlah pernyataan warganet yang menjadi arus utama. Sumber data yang diambil tentu saja dari daftar Top Account yang sudah disebutkan sebelumnya. Pernyataan warganet pertama adalah tweet dari Deddy Corbuzier. Pihaknya  bertanya dengan gaya retoris mengapa KPI hanya diam ketika rakyat protes atas stasiun televisi yang merayakan kebebasan Saiful Jamil. Jawaban Deddy menyiratkan internal KPI sendiri bermasalah.

Sedangkan akun @mazzini_gsp membuat sejumlah tweet yang memuat kata kunci. Sebagian besar tweet yang ditulis akun ini memaparkan sejumlah fakta dan pernyataan dari pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti saat Saiful Jamil terkesan menggiring opini dengan playing victim, tak acuh dengan narasi kontra, pengiklan yang tak sadar telah mendukung acara yang menyambut mantan napi kasus pedofilia dan penyuapan hakim, hingga KPI yang memberi pernyataan normatif.

Beralih ke akun @miraemiracle yang merasa heran mengapa Saiful Jamil mendapat perlakuan seperti itu oleh stasiun televisi. Akan tetapi mereka tidak melihat dampaknya terhadap korban pedofilia yang dilecehkan oleh Saiful. Ia menganalogikan masalah ini dengan drakor berjudul Mouse yang tokohnya menjadi korban kekerasan seksual lantas mengalami social anxiety disorder. Gangguan mental ini baru hilang setelah tokoh tersebut tahu bahwa pelaku telah meninggal dunia.

Akun @BNGPY menjelaskan bahwa kesalahan Saiful Jamil tak hanya sebagai pelaku pedofilia, ia juga sempat divonis bersalah karena menyuap panitera PN Jakarta Utara sebesar Rp 250 juta agar meringankan vonisnya. Dengan segudang problem hukum ini, wajar apabila akun @LVBelladona meminta Komisi Penyiaran Indonesia untuk memboikot Saiful Jamil, alih-alih malah memberi panggung kepadanya.

Penutup

Warganet Twitter tampak tidak setengah-setengah saat mengungkapkan rasa kecewa mereka terhadap Komisi Penyiaran Indonesia yang tak berbuat banyak saat stasiun televisi nasional masih memberi panggung untuk pelaku kekerasan seksual Saiful Jamil. Warganet meminta lembaga tersebut menindak tegas dengan memboikot Saiful Jamil. Tetapi harapan tersebut sepertinya akan sulit untuk diwujudkan lantaran KPI sendiri saat ini tengah tersandung masalah yang mengancam kredibilitas mereka. Terus pantau apa yang akan terjadi dalam kasus ini melalui blog Netray.

Rupa Baru RUU PKS; Masihkah Masyarakat Antusias?

Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) memasuki babak baru. Pada 30 Agustus 2021, Badan Legislatif (Baleg) DPR RI telah mengajukan draf anyar atau alternatif naskah saat Rapat Pleno Penyusunan RUU PKS. Ada sejumlah perubahan yang menonjol dan menarik perhatian masyarakat sipil. Selain penggantian nama RUU PKS menjadi RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), publik juga menyoroti perubahan krusial lainnya seperti jenis-jenis tindak pidana kekerasan seksual yang akan diatur hingga jaminan hak bagi korban yang mengalami penyusutan.

Lalu bagaimana media mengawal progres RUU PKS yang pengesahannya telah lama dinanti masyarakat ini? Bagaimana publik memandang perubahan nama dan aturan yang diajukan dalam draf terbaru dari Baleg? Masih antusiaskah masyarakat membicarakan isu ini mengingat telah lama pembahasannya ditunda dan sempat dikeluarkan dari Prolegnas Prioritas DPR pada 2020 lalu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut Media Monitoring Netray akan memantau pembahasan topik terkait ruu pks selama periode 30 Agustus 2021 sd 6 September 2021 di kanal media daring dan media sosial Twitter.

Laporan Statistik Pemantauan Topik RUU PKS di Media Berita Daring

Selama sepekan terakhir sejak draf baru RUU PKS diusulkan, Netray hanya menemukan 111 artikel terkait kata kunci ruu pks dari 29 portal media yang terjaring Netray. Jumlah ini terhitung sedikit untuk dapat dikatakan menyedot perhatian publik apalagi memicu kontroversi dan atau perdebatan di masyarakat. Maka tak heran apabila Komnas Perempuan menganggap literasi publik terhadap RUU PKS masih rendah. Belum banyak yang memahami apa yang diperjuangkan dalam RUU PKS sehingga perdebatan topik ini seringkali hanya menjadi perhatian sejumlah pengamat dan sebagian kecil masyarakat.

Bahkan, dari 111 artikel dengan kata kunci ruu pks tersebut, 35 di antaranya bersinggungan dengan kasus pelecehan seksual yang terjadi di internal Komisi Penyiaran Indonesia dan 7 di antaranya menyinggung kontroversi bebasnya napi kasus pedofilia Saipul Jamil. Kedua isu tersebut menjadi yang cukup banyak dijadikan landasan media dalam membahas topik terkini dan kaitannya dengan urgensi pengesahan RUU PKS. Sementara pembahasan RUU PKS sebagai fokus utama media hanya di angka 60-an artikel. Di antaranya adalah soal perubahan dalam draf baru RUU TPKS, alasan pengubahan, dan kritik publik terhadap poin-poin yang dianggap krusial namun hilang. Lalu bagaimana dengan pengamatan di media sosial?

Statistik Pemantauan di Media Sosial Twitter

Dengan kata kunci dan periode yang sama, Netray menemukan 2,7 ribu tweet dari 1,3 ribu akun di Twitter yang membahas isu ini. Terlihat lebih tinggi daripada apa yang terjadi di media pemberitaan daring. Namun, jika mengamati Peak Time di bawah, pembahasan RUU PKS sebenarnya juga nampak senyap pada 30 Agustus s.d. 2 September 2021 dengan angka tidak lebih dari 200 tweet perhari. Lalu apa yang memicu lonjakan perbincangan pada 3 September?

Dari pengamatan Netray, perbincangan seputar draf baru RUU PKS pada 30 Agustus hanya terjadi di lingkup kecil. Perbincangan ini dipantik oleh akun-akun terkait seperti Fraksi PKS DPR RI, Komnas Perempuan, dan sejumlah akun portal berita. Pembahasan bahkan terlihat menurun sejak 30 Agustus sampai 1 September 2021. Tidak lebih dari 100 akun membahas topik ini dengan impresi yang juga minim. Artinya, tidak banyak masyarakat Twitter yang benar-benar mengawal dan menyadari isu ini.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-21.png

Lonjakan perbincangan mulai menggeliat pada 2 September 2021 dan memuncak pada hari berikutnya hingga menyentuh angka 1,3 ribu tweets dalam sehari. Di sinilah Netray baru melihat geliat masyarakat mengkritik perubahan pada draf baru RUU PKS yang sebelumnya senyap. Dari penampang Top Account di bawah terlihat perbedaan sejumlah akun yang mempengaruhi intensitas perbincangan pada masing-masing periode.

Periode 30 Agustus-1 September
pemantik isu ruu pks di sosial media
Periode 2-6 September

Urutan pertama akun yang berpengaruh dalam perkembangan isu RUU PKS di Twitter adalah @SisterinDanger. Dari pantauan Netray, akun ini terlihat aktif mengawal isu RUU PKS termasuk menyoroti perubahan dalam draf baru RUU. Utasnya pada 2 September meraih ribuan impresi sehingga memantik naiknya isu ini di tengah masyarakat Twitter yang lebih luas. Demikian pula dengan akun @barijoe, @mardiasih, hingga @tunggall yang turut mengkritisi dan menjadi penarik diskusi masyarakat kembali melek terhadap perkembangan isu ini. Lalu apa saja poin-poin yang disorot dan dikritisi?

1. Penggantian Judul RUU Menjadi Tindak Pidana Kekerasan Seksual

Hal pertama yang menonjol dari draf baru usulan Baleg pada 30 Agustus adalah judul RUU yang semula RUU PKS menjadi RUU TPKS. Koalisi Masyarakat Sipil Antikekerasan Seksual (KOMPAKS) menilai terminologi ‘penghapusan’ dalam RUU PKS memuat elemen-elemen penting penanganan kekerasan seksual secara komprehensif yang bertujuan menghapus kekerasan seksual. Sedangkan, RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual menitikberatkan pada penindakan tindak pidana sehingga mengabaikan unsur kepentingan korban seperti pemulihan, perlindungan, dan akses terhadap keadilan secara umum.

Menanggapi hal itu Tim Ahli Baleg DPR, Sabari Barus beralasan bahwa kata penghapusan terkesan abstrak dan mutlak. Karena itu, ia menilai langkah mengganti judul tersebut akan membuat aparat penegak hukum lebih mudah dalam menegakkan aturan. Meski kerap disinggung, penggantian judul ini tidak terlalu banyak dipermasalahkan selama substansi dari RUU itu masih sejalan dengan apa yang selama ini diperjuangkan.

2. Penyusutan Pasal dan Bentuk Tindak Pidana Kekerasan Seksual

Selanjutnya adalah soal pemangkasan pasal yang semula berjumlah 128 pasal (per September 2020) kini menjadi 43 pasal (draf baru RUU TPKS per 30 Agustus). Berdasarkan temuan KOMPAKS, pada perubahan tersebut, perbedaan paling menonjol terlihat pada bentuk kekerasan yang semula sebanyak 9 jenis (pelecehan seksual, pemaksaan perkawinan, pemaksaan kontrasepsi, pemaksaan aborsi, perkosaan, eksploitasi seksual, pemaksaan pelacuran, perbudakan seksual, dan penyiksaan seksual) kini menyusut jadi 4 jenis (pelecehan seksual, pemaksaan alat kontrasepsi, pemaksaan hubungan seksual, dan eksploitasi seksual).

Dalam draf terbaru, nihilnya pengaturan kekerasan seksual berbasis online dan aturan untuk penanganan korban kekerasan seksual dengan disabilitas juga menjadi bagian yang dipertanyakan. Ketiadaan pengakuan dan pengaturan ragam bentuk kekerasan seksual tersebut dinilai sebagai bentuk invalidasi terhadap pengalaman korban kekerasan seksual serta pengabaian terhadap hak korban untuk mendapatkan keadilan dan pemulihan.

3. Hak dan Jaminan Bagi Korban

Poin jaminan hak, pemulihan, dan perlindungan juga mendapat perhatian serius dari koalisi masyarakat sipil dan warga Twitter. Pasalnya, dalam draf RUU TPKS, ketentuan hak korban hanya disebutkan pada bagian ketentuan umum yakni di Pasal 1 angka 12. Mengutip Tempo, Perwakilan KOMPAKS Naila menyoroti alpanya pengaturan lebih lanjut terkait pemenuhan hak korban atas penanganan, perlindungan, dan pemulihan yang menurutnya hal ini dapat menghilangkan jaminan pemenuhan hak korban selama proses peradilan pidana.

Penghalusan diksi perkosaan menjadi pemaksaan hubungan seksual juga dinilai akan berdampak negatif pada pemaknaan peristiwa tersebut sehingga menghambat pemenuhan hak bagi korban, dan melanggengkan praktik diskriminasi atau ketidakadilan bagi korban di proses peradilan dan masyarakat. Hal ini menjadi penting mengingat kasus kekerasan seksual selama ini kerap mandek di tengah jalan tanpa penyelesaian ataupun jaminan perlindungan bagi korban.

Perjalanan Panjang RUU PKS

Sebagai RUU yang dinanti-nantikan pengesahannya, tak pelak progres RUU PKS ini terus dikawal dan mendapat perhatian khusus. Hal ini mengingat perjalanan terjal RUU PKS sejak diinisiasi oleh Komnas Perempuan pada 2012 dan berhasil naik ke Prolegnas Prioritas DPR pada 2016. Namun dalam perjalanannya, DPR memutuskan mengeluarkan RUU ini dari Prolegnas DPR pada 2020 dan melemparkannya ke Badan Legislatif. Kali ini, di tangan Baleg, RUU PKS diusulkan akan berganti nama menjadi RUU TPKS dengan sejumlah perubahan aturan di dalamnya. Namun, lagi-lagi draf anyar yang diajukan Baleg pada 30 Agustus lalu masih belum dapat mengakomodasi harapan publik dan justru cenderung mengecewakan karena dalam rupa yang baru draf berjudul RUU TPKS ini justru semakin ramping dan kehilangan banyak kekuatan bagi perlindungan korban. Bagaimana pendapatmu?

Terungkapnya Pelecehan Seksual dan Bullying Di Lingkungan KPI

1

Kasus pelecehan seksual menjadi satu persoalan yang sangat meresahkan. Terlebih kasus-kasus tersebut muncul dari para korban dan pelaku yang tidak terduga bahkan dari lingkungkan keseharian, seperti halnya tempat bekerja. Salah satu kasus pelecehan seksual yang kembali terungkap ke publik, yaitu pelecehan yang dialami oleh salah seorang pegawai di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Hal ini pun cukup menjadi perhatian publik dan sempat menjadi trending topik beberapa waktu lalu. Ramainya perbincangan tersebut membuat Media Monitoring Netray mencoba melakukan pemantauan terkait topik ini sejak 31 Agustus 2021 sampai dengan 02 September 2021. Berikut hasil pantauan Netray.

Bila diamati melalui grafik di atas terlihat perbincangan topik ini mulai naik secara signifikan sejak 01 September 2021 dan terus memuncak hingga 02 September 2021. Hal ini bermula dari MS yang merupakan salah seorang karyawan KPI mengungkap perundungan dan kekerasan seksual yang dialaminya di tempat kerja. Dalam rilis pers, korban mengaku tidak diperlakukan seperti manusia. Bahkan kejadian tersebut telah berlangsung sejak tahun 2011, akibatnya MS harus bolak-balik ke rumah sakit akibat stres dan trauma yang dialaminya.

Rilis pers yang tersebar melalui media sosial sejak 01 September tersebut pun sontak menjadi perbincangan publik secara luas. Hal ini dapat diamati melalui laju grafik yang meningkat pada tanggal yang sama dengan dominasi respons warganet bersentimen negatif.

pelecehan seksual

Jumlah tweets yang mencapai 23.9 ribu selama dua hari menunjukkan topik ini menjadi perbincangan hangat warganet. Tak heran bila kemudian kasus pelecehan seksual dan perundungan tersebut meraih impresi sebesar 70.1 juta dengan potensi jangkauan mencapai 125.3 juta. Salah satu hal yang membuat warganet semakin antusias dan geram dengan kasus pelecehan seksual ini adalah korban mengaku bahwa kolega kerjanya tersebut menelanjangi dan mencoret buah zakar MS dengan spidol. Tak sampai di situ, bahkan para pelaku sempat mendokumentasikannya. Sontak warganet pun bereaksi dengan mengutuk keras perbuatan tersebut.

Beberapa reaksi tersebut terekam melalui tweets populer pantauan Netray. Melalui tweets tersebut terlihat komentar warganet yang mengaitkan persoalan ini dengan lembaga yang memang dikenal cukup kontroversial. Warganet yang menganggap KPI sebagai lembaga yang menyensor tontonan publik justru memiliki lingkungan kerja yang tidak sehat. Bahkan warganet semakin dibuat geram akibat pihak kepolisian yang tidak cepat tanggap dalam menangani kasus pelecehan seksual. Sementara itu, melalui Top Words di atas terlihat beberapa kosakata yang kerap muncul dalam perbincangan warganet terkait topik ini, seperti kawal, bullying, korban, perundungan, lingkungan, dan beberapa kosakata lainnya.

Berdasarkan kategori Top Accounts terlihat beberapa akun populer terkait topik pelecehan seksual di KPI. Akun @odydc menjadi akun paling populer melalui beberapa unggahannya seputar topik ini. Hal tersebut dapat diamati melalui akun monitoring Netray, terlihat melalui akunnya ia turut mengutuk perbuatan para pegawai KPI yang melakukan pelecehan seksual dan perundungan terhadap MS.

Terungkapnya Kasus Pelecehan Seksual, Warganet Menyoroti Moral ASN KPI

Sebagai lembaga yang dikenal memiliki wewenang untuk menyensor kelayakan tontonan masyarakat, kasus pelecehan seksual ini cukup menggoyahkan citra KPI. Terlebih, kasus tersebut telah terjadi sejak 2011 hingga 2021 yang menunjukkan rentang waktu yang cukup panjang. Dalam rilis pers yang tersebar tersebut MS pun mengaku sudah dua kali melapor ke pihak kepolisian pada tahun 2019 dan 2020. Namun, pihak kepolisian justru membantah adanya laporan korban dengan kasus pelecehan seksual dari pegawai KPI.

MS mengaku sudah melaporkan permasalahan tersebut kepada atasannya, tetapi atasannya tersebut hanya memindahkan MS ke ruangan lain dan perundungan pun tetap berlanjut. Menanggapi persoalan ini warganet mengutuk keras dengan menganggap KPI gagal melindungi pegawainya dari perundungan dan pelecehan seksual. Warganet menilai kasus internal KPI tersebut menjadi contoh mudahnya mengurusi moral orang lain sementara kacau mengurus moral sendiri.

Pada kategori Top Complaints terlihat beberapa kosakata keluhan yang mendominasi perbincangan warganet, seperti anjing, pelecehan, bangsat, dan beberapa kosakata lainnya. Kata anjing dan bangsat menjadi reaksi makian yang paling banyak dilontarkan warganet yang geram terhadap kasus internal KPI tersebut. Sementara itu, pada kategori Top People terlihat @mazzini_gsp menempati urutan teratas kategori ini. Hal ini berkaitan dengan beberapa tweetsnya yang turut mengomentari perihal pelecehan seksual tersebut.

Pelecehan seksual menjadi permasalahan yang kerap terjadi tapi tidak semua korban berani untuk bersuara. Padahal persoalan ini menyisakan luka dan trauma yang mendalam bagi para korban. Bahkan dihukumnya para pelaku tak membuat luka para korban dapat teratasi. Itulah sebabnya perlindungan para korban menjadi satu hal yang penting untuk menjadi perhatian. Namun sayangnya, pihak-pihak terkait, seperti pihak kepolisian kerapkali dinilai kurang tanggap terkait kasus seperti ini. Hal serupa dialami oleh MS yang mengaku sudah dua kali melaporkan hal yang dialaminya tersebut kepada pihak berwajib hingga akhirnya kasus rilis pers korban menjadi viral. KPI pun akhirnya menanggapi persoalan ini dan mengakatakan pihaknya akan melaksanakan langkah-langkah investigasi untuk menindaklanjuti kasus tersebut serta memberikan perlindungan terhadap korban.

Demikian hasil analisis Netray, simak informasi dan analisis lainnya melalui https://analysis.netray.id/

Data eHac Bocor, Mengapa Kasus Serupa Terjadi Berulang Kali?

Masalah penyalahgunaan data privat sepertinya sedang menghinggapi dunia pengolahan informasi di Indonesia. Pada bulan November tahun lalu, tersurat kabar bahwa sebuah aplikasi menjual data penggunanya ke militer Amerika Serikat. Aplikasi bernama Muslim Pro ini banyak digunakan oleh warga Indonesia karena bukan kebetulan banyak umat Islam di negara ini. Beranjak ke bulan Mei tahun ini giliran data peserta BPJS yang bocor di internet. Data yang seharusnya dirahasiakan itu bahkan dijual di forum online oleh tangan tak bertanggung jawab.

Kasus serupa kembali terjadi ketika data pribadi dari aplikasi eHac (Electronic Health Alert Card), atau Kartu Kewaspadaan Kesehatan, yang tersimpan dalam server ternyata dapat dengan mudah diakses oleh siapapun. Tim pengembang aplikasi gagal membuat sistem yang aman dan dapat merugikan jutaan pengguna. Kebocoran data ini pertama kali ditemukan tim peneliti dari vpnMentor pada tanggal 15 Juli 2021. Mereka telah melaporkan masalah ini kepada pihak yang bertanggung jawab, akan tetapi respons yang diharapkan terkesan sangat lambat.

Karena sudah terjadi berkali-kali, Media Monitoring Netray ingin melihat bagaimana respons publik terhadap isu tersebut. Netray memantau linimasa Twitter guna mencari pendapat umum warganet dan siapa saja yang menjadi episentrum perbincangan. Simak hasil pemantauan dan analisis Netray di bawah ini.

Laporan Statistik Pemantauan Topik Kebocoran Data eHac di Linimasa Twitter

Dalam memantau perdebatan warganet Twitter terkait isu kebocoran data eHac, Netray menggunakan kata kunci eHac, data, dan bocor. Hal ini bertujuan untuk tidak hanya menangkap perbincangan tentang kebocoran data eHac, tetapi juga merangkum semua wacana yang berhubungan dengan kebocoran data pribadi secara umum. Kata kunci tersebut dipantau selama periode satu pekan antara 27 Agustus hingga 2 September 2021. Berikut ini analisis atas sejumlah data statistik yang berhasil dikumpulkan Netray.

Secara keseluruhan, tweet warganet yang mengandung kata kunci terakumulasi sebanyak 6.736 postingan. Jumlah ini terhitung cukup tinggi, meskipun bisa dikatakan belum masuk ke dalam kategori isu viral. Wacana keamanan siber semacam ini tentu bukan hidangan yang cocok untuk semua orang. Wajar apabila hanya sebagian kecil warganet yang terlibat di dalam perbincangan.

Melalui grafik Top Accounts, dapat dilihat siapa saja yang meramaikan perbincangan ini dan seberapa besar pengaruh mereka dalam perbincangan. Pada posisi pertama, terdapat akun @fschiko_ yang menulis tweet mengandung kata kunci perbincangan. Tweet ini memperoleh impresi sebanyak 33.231 berasal dari respons warganet. Posisi kedua adalah akun @sillysampi dengan total impresi sebesar 6.130 kali respons. Untuk lebih lengkapnya bisa disimak di bawah ini.

Akan tetapi, keterbatasan lingkup perbincangan ini tidak otomatis membendung fakta statistik yang justru menunjukan penerimaan masyarakat yang ternyata cukup masif. Hal ini dibuktikan dengan data impresi perbincangan sebesar 18,1 juta total reaksi warganet dalam bentuk retweet, replies, dan favorites. Terlebih lagi secara potensial perbincangan ini dapat menjangkau 113,2 juta akun di jagat Twitter berbahasa Indonesia.

Laporan statistik terakhir dari bagian ini adalah kecenderungan sentimen yang terkandung dalam perbincangan di linimasa. Netray menemukan 3.764 tweet ditulis dengan sentimen negatif. Sedangkan 1.299 tweet lainnya terindeks oleh mesin memiliki sentimen positif. Sisa dari total keseluruhan tweet merupakan unggahan dengan sentimen netral.

Tanggapan dan Komentar Warganet atas Kasus Kebocoran Data eHac

Merujuk grafik Peak Time pada pemaparan di atas, perbincangan terkait topik bocornya data pribadi pengguna eHac mulai meramaikan linimasa Twitter pada tanggal 31 Agustus 2021. Lantas siapa yang mulai memperbincangkan topik ini untuk pertama kalinya? Jika mengamati aktivitas kata kunci pada tanggal tersebut, terlihat bahwa topik mulai naik sejak pukul 08:00. Akun @FirdsAmri terpantau membuat tweet dengan mengutip tweet lainnya yakni dari Nuice Media di @nuicemedia. Hanya saja tweet tersebut tidak berbahasa Indonesia sehingga lepas dari pemantauan Netray.

ehac

Masih di tanggal 31 Agustus, akun dengan impresi tertinggi yakni @fschiko_ terlihat mulai meramaikan perbincangan pada hari tersebut, tepatnya pada pukul 11 siang. Sebagai pemerhati dunia digital @ismailfahmi juga turut serta dalam perbincangan dan dengan cepat merespons wacana kebocoran data eHac. Ia menyebut bahwa media luar negeri ternyata lebih dulu sudah membuat laporan atas keganjilan ini. Sementara itu baru dua akun tersebut yang aktif sejak tanggal 31 Agustus 2021.

Akun Top Accounts lain yang juga terlibat antara lain @secgron, @xvidgmbk, dan @DamarJuniarto. @secgron memberi penjelasan bagaimana lemahnya sistem keamanan eHac sehingga mudah diakses banyak orang, salah satunya seperti oleh VPN Mentor. @xvidgmbk menyoroti bagaimana orang-orang di pemerintahan kadang melakukan aksi dusta ke atasan mereka untuk menutupi sebuah kesalahan. Sedangkan @DamarJuniarto memberikan gambaran bagaimana informasi pribadi itu penting dengan contoh pemilu Amerika Serikat.

Memasuki tanggal 1 September 2021, yakni pada saat peak time, beberapa akun ikut mengangkat perbincangan ini. Yakni akun @sillysampi yang mengkritik program government 4.0 ketika masih banyak infrastruktur teknologi yang lemah dan @ezash yang membuat sebuah percakapan imajiner tentang betapa ironisnya keamanan data pribadi dalam aplikasi buatan pemerintah. Lantas kemana saja komentar dan tanggapan ini dilayangkan? Netray melihat warganet banyak menyebut akun Menkominfo Johnny G Plate di @PlateJhonny dalam cuitan mereka.

Penutup

Keamanan atas data pribadi seharusnya mendapat perhatian khusus dari para pemangku kepentingan. Apalagi di saat sejumlah aspek kehidupan semakin terintegrasi dengan dunia digital yang awalnya bertujuan untuk memudahkan hidup. Kasus kebocoran data eHac, PeduliLindungi, BPJS, hingga NIK sudah cukup menjadi bukti bahwa pemerintah masih belum menganggap penting masalah keamanan data pribadi. Apakah akan terulang kembali kasus serupa di kemudian hari apabila melihat situasi saat ini? Semoga saja tidak.

Awalan meng- sebagai Tren Bahasa Kekinian Netizen

2

Penggunaan awalan meng- sudah jamak kita temui dalm bahasa Indonesia. Namun bagaimana dengan kata mengsedih, mengcapek, dan mengkece? Pernahkah kamu membaca atau mendengar orang-orang menggunakan salah satu dari beragam variasi awalan meng- tersebut? Atau jangan-jangan kamu termasuk salah satu dari mereka yang gandrung dengan penggunaan diksi tersebut? Yaps, akhir-akhir ini memang penekanan awalan meng- pada sebuah kata tersebut sedang tren digunakan. 

  • Penggunaan imbuhan meng di Twitter
  • awalan meng + kata kerja
  • awalan meng + kata kerja

Penggunaan Awalan meng- di Twitter

Dari data yang dihimpun Netray selama seminggu terakhir, kata mengsedih dan kawanannya muncul dalam ribuan tweet dengan intensitas penggunaan yang tinggi. Artinya, tren penggunaan awalan meng- ini sudah menjadi bagian dari bahasa sehari-hari. 

Meskipun bahasa Indonesia memiliki imbuhan meng- sebagai pembentuk kata, imbuhan meng- pada mengcapek, mengsedih, dkk ini bukan merupakan imbuhan yang baku atau sesuai dengan struktur bahasa Indonesia. Coba saja cari dalam kamus, pasti tidak ada.

Pola Penggunaan meng- pada Kata Kekinian

Dalam bahasa Indonesia, kita tentu mengenal berbagai imbuhan (afiks), mulai dari prefiks (awal), infiks (tengah), sufiks (akhir), dan konfiks (awal dan akhir). Pada kasus mengsedih dkk, imbuhan yang digunakan adalah prefiks karena kita tahu bentuk dasar dari kata tersebut adalah sedih

Namun, selama ini kita menggunakan imbuhan meng- untuk membentuk kata kerja. Bentuk dasar yang disisipi imbuhan ini pun termasuk kelas kata kerja, seperti menggoreng, mengaduk, mengoceh dll. Sementara sedih kesal dkk merupakan kata sifat. Jadi, pola yang digunakan netizen dalam menciptakan kosakata kekinian ini adalah imbuhan meng+kata sifat yang sebenarnya tidak mengubah arti bentuk dasarnya.

Pola Penggunaan meng+Kata Sifat

Pola yang paling banyak ditemukan Netray di media sosial Twitter selama seminggu terakhir adalah imbuhan meng+kata sifat. Mungkin memang inilah yang menjadi ciri khas kosakata kekinian ini. Kebanyakan netizen ingin menegaskan ekspresi yang sedang dirasakan.

Pola Penggunaan meng+jeda+kata kerja

Tapi ada juga sih imbuhan meng- yang disisipkan pada kata kerja dari kreasi bahasa gaul ini. Namun, penggunaannya tidak sebanyak meng+kata sifat.  Serta untuk membedakan dengan imbuhan baku, penggunaan meng pada variasi kata kerja biasanya diberi pemisah.

Penutup

Bahasa gaul merupakan bahasa komunikasi yang bersifat nonformal. Penggunaannya pun biasanya terbatas pada kalangan tertentu dan dapat menghilang atau berganti dengan bentuk lain seiring berjalannya waktu. Penggunaan mengsedih dan kawan-kawannya muncul sejak akhir tahun 2020 di beberapa komunitas tertentu kemudian menyebar melalui beragam media sosial sehingga lebih cepat dikenal luas dan kini banyak digunakan. Tapi jangan lupa lihat situasi ya, kapan kamu bisa bebas mengekspresikan diri dengan bahasa gaul dan kapan harus menggunakan bahasa baku.