Serba-serbi Ramadan tak lengkap tanpa cerita berburu takjil jelang berbuka puasa. Setelah seharian menahan lapar dan haus, mendekati waktu berbuka masyarakat yang menjalankan ibadah puasa menyiapkan menu untuk berbuka. Budaya berburu takjil tentu menjadi aktivitas yang tidak ketinggalan untuk dilakukan dan turut menyemarakkan atmosfer di bulan Ramadan.
Gorengan dan makanan manis menjadi menu yang identik dan mudah ditemukan saat berburu takjil. Perbincangan terkait kedua makanan ini pun mendominasi saat warganet memperbincangkan topik seputar takjil di jagat maya. Untuk melihat antuasiasme tersebut Netray memantau perbincangan terkait berburu takjil di jagat maya Twitter menggunakan kata kunci takjil sejak 22 Maret sampai dengan 27 Maret 2023.
Hasilnya, Netray menemukan setidaknya 44,8 ribu tweet terkait takjil dengan 18,9 ribu di antaranya bersentimen positif. Perbincangan ini pun mendapatkan sebanyak 15,6 juta total impresi yang berpotensi menjangkau 212,3 juta akun pengguna Twitter. Jumlah tersebut menunjukkan antusiasme yang cukup tinggi. Selama sepekan Ramadan, topik seputar takjil agaknya cukup ramai diperbincangkan oleh warganet.
Berdasarkan grafik di bawah, perbincangan seputar takjil mulai mengalami peningkatan signifikan sejak awal Ramadan yakni 22 Maret 2023. Perbincangan tersebut tentunya didominasi oleh sentimen positif sebagaimana tampak pada Gambar 2. Lalu apa saja yang menjadi perbincangan warganet?
Berdasarkan hasil penelusuran Netray terdapat berbagai kosakata yang dominan muncul dalam perbincangan terkait takjil di Twitter, seperti ngabuburit, gratis, sore, gorengan, dan manis. Munculnya kosakata tersebut tentu berkaitan dengan aktivitas di bulan Ramadhan, seperti halnya ngabuburit atau jalan-jalan sore jelang berbuka maupun aktivitas berburu takjil gratis.
Selain aktivitas tersebut, tampak kosakata manis dan gorengan menjadi jenis takjil yang banyak disebutkan oleh warganet. Netray kemudian, mengamati lebih rinci jumlah penyebutan dua kata ini dalam arus perbincangan warganet.
Hasilnya, tampak kata manis disebutkan sebanyak 664 kali dalam tweets warganet dan gorengan sebanyak 531 kali. Meski berbanding sedikit kata manis menjadi jenis takjil yang dominan dalam perbincangan warganet selama periode pantauan Netray.
Tim Takjil Manis vs Tim Takjil Gorengan
Berbukalah dengan yang manis, menjadi kalimat yang kerap didengar di bulan Ramadan. Kalimat ini seolah menjadi perintah yang kemudian mempengaruhi masyarakat dalam memilih menu untuk berbuka. Tak heran bila kata manis dominan muncul dalam perbincangan warganet saat membahas takjil.
Makanan dan minuman manis menjadi menu yang wajib bagi sebagian warganet. Dari mulai kolak, bubur, es pisang ijo, hingga es teh manis menjadi menu yang kerap dicari saat berburu takjil di sore hari. Bahkan terdapat warganet yang merasa bingung jika tidak menemukan jenis makanan manis tersebut saat berburu takjil.
Selain makanan manis, gorengan juga menjadi jenis makanan yang akrab dengan masyarakat Indonesia untuk berbuka. Gorengan bahkan menjadi makanan yang begitu mudah ditemukan dijajakan oleh para penjual takjil di sore hari.
Tampak dari berbagai tweet di atas warganet yang mencari gorengan untuk berbuka. Gorengan menjadi menu andalan untuk berbuka bagi sebagian warganet, dari mulai untuk berbuka di kantor maupun di rumah. Ragam pilihan, murah, dan rasanya yang gurih menjadi menu yang banyak disasar oleh warganet.
Meski demikian, beberapa warganet mengaku menghindari berburu takjil karena hanya merasa ‘laper mata’ sesaat. Rasa dahaga dan lapar setelah seharian berpuasa memang kerap menjadi tipu daya untuk menuruti rasa selera saat melihat berbagai jenis makanan. Padahal setelah waktu berbuka, perut pun sudah merasa cukup apabila berbuka dengan air dan sebuah takjil saja.
Sebagaimana warganet yang membagikan pengalamannya saat kalap membeli takjil dan mengaku hanya ‘lapar mata’ saja sehingga takjil yang terlanjur dibeli pun menjadi sia-sia. Itulah sebabnya puasa seharusnya juga dapat mengendalikan nafsu untuk tidak berlebih-lebihan saat berbuka.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time.
Editor: Winda Trilatifah