Siapa yang tak kenal Pemuda Pancasila atau biasa disebut PP, organisasi masyarakat (Ormas) paramiliter ini didirikan oleh Jenderal Abdul Haris Nasution sejak tahun 1959. Hingga saat ini Pemuda Pancasila masih aktif di lingkungan masyarakat terlibat dalam berbagai kegiatan pemerintah hingga jadi perbincangan warganet.
Netray melakukan pantaun di Twitter untuk melihat bagaimana perbincangan warganet tentang ormas dengan seragam khas lorang hitam oranye ini. Berdasarkan pantuan sejak 20 Januari 2022 sampai dengan 07 Februari 2022 total ada 4.515 twit tentang Pemuda Pancasila.
Adapun puncak perbincangan warganet terjadi pada 7 Februari 2022. Netray memantau perbincangan warganet terkait Pemuda Pancasila dengan menggunakan beberapa kata kunci, seperti pemuda pancasila, ormas && pemuda pancasila, dan pemudapancasila. Meski menjadi perbincangan hampir setiap hari, topik ini agaknya dibanjiri oleh cuitan warganet bersentimen negatif. Perbandingan tersebut tampak melalui bagan berikut.
Dengan jumlah sentimen positif sebanyak 1,132 dan sentimen negative mencapai 2,442 cuitan menunjukkan perbandingan jumlah yang cukup signifikan. Lalu mengapa warganet menanggapi topik ini dengan opini bermuatan sentimen negatif?
Sementara itu, bila diamati melalui infografik pada Gambar 2 tampak jumlah cuitan warganet pada topik ini mencapai 4,515 tweets dengan jumlah impresi mencapai 25.1 juta. Adapun potensi jangkauan mencapai 40.2 juta dengan didominasi oleh pengguna akun bergender laki-laki.
Pada kategori kosa kata populer dapat diamati beberapa kata yang kerap digunakan warganet dalam membahas topik ini, seperti hajatan, preman, rendang, hafal, dan lain sebagainya.
Sementara melalui pantauan News Netray pada periode yang sama topik akan turut dipindahkannya kantor pusat Pemuda Pancasila ke Ibu Kota Negara Baru turut menjadi pembahasan.
Sebagaimana dimuat pada artikel akurat.co informasi tersebut disampaikan oleh Ketua MPR RI yang juga Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyoatyo. Ia menginginkan Pemuda Pancasila memiliki kantor pusat di wilayah Ibu Kota Negara (IKN) baru Nusantara yang berlokasi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim).
Bukan tanpa sebab Bamsoet ingin Pemuda Pancasila ikut menyukseskan proses pembangunan di IKN baru. Dengan begitu, keberadaan Pemuda Pancasila akan tetap dekat dengan pusat pemerintahan dan aktivitas kenegaraan.
Pemuda Pancasila, Warganet: Isinya Bapak-bapak dan Gak Hapal Pancasila
Berbeda halnya dengan pemerintah, keberadaan Pemuda Pancasila justru memiliki stigma hingga kerap menjadi guyonan warganet dengan berbagai twit satir. Berikut beberapa di antaranya.
Dari tidak hapal Pancasila, tidak pernah absen dari hajatan, hingga beranggotakan bapak-bapak seolah menjadi istilah yang melekat pada ormas ini. Warganet menilai ormas yang dipelihara oleh pemerintah ini tidak lagi memiliki esensi dan kinerja yang jelas perannya dalam masyarakat.
Seolah Pemuda Pancasila kini lebih akrab dengan hajatan masyarakat karena keberadaannya saat masyarakat menggelar hajatan. Hal ini pula lah yang menjadi identitas yang melekat pada ormas ini. Tak heran bila kemudian banyak warganet yang mempertanyakan kembali peran dan manfaat dari keberadaan ormas paramiliter ini.
Tentu bukan rahasia bila organiasi loreng oranye ini dipelihara keberadaannya oleh pemerintah, meski stigma terhadap ormas ini melekat seolah menjadi identitas Pemuda Pancasila. Keakraban tersebut telah lama dibangun, bahkan sejak masa Orde Baru.
Pemuda Pancasila diketahui memiliki peran penting dalam mendukung kudeta militer Suharto pada tahun 1965. Mereka ikut dalam ekskusi orang-orang yang dituduh komunis di Indonesia
Kemudian pada kategori Top Accounts ditemukan sejumlah akun yang populer dalam membahas topik seputar Pemuda Pancasila di media sosial mereka. Salah satunya akun @ridwanhr yang menjadi akun paling populer pada topik ini. Tampak melalui account monitoring Netray, @ridwanhr membuat guyonan terkait Pemuda Pancasila dan ikan koi yang memiliki warna loreng yang hampir sama. Unggahan tersebut kemudian menjadi populer hingga diunggah ulang sebanyak 7,529 kali.
Simak analisis Netray lainnya melalui laman https://analysis.netray.id/ dan analisis mendalam Netray melalui laman https://medium.com/@netrayID
Editor: Irwan Syambudi