Berebut suara NU dalam momentum Pemilu seakan menjadi hal yang cukup lumrah terjadi. Seperti halnya saat ini, mendekati Pemilu dan Pilpres 2024 muncul sejumlah tokoh NU yang digadang-gadang maju mendampingi para capres. Mereka seperti Erick Thohir, Mahfud MD, Khofifah, Kiai Said Aqil Siradj, Ketum PB NU Yahya Cholil Staquf, hingga Yenny Wahid dinilai menjadi nama-nama yang potensial untuk mendongkrak suara capres yang berasal dari warga Nahdliyin.
Dengan lebih dari 50 juta anggota aktif, NU menjadi lumbung suara terbesar di Indonesia dan menjadi barometer kekuatan aktor politik. Hal ini juga menyebabkan NU diseret-seret, diatasnamakan, hingga diperdaya oleh para politikus. Netray mencoba mengamati sejumlah nama yang dominan muncul saat menggunakan kata kunci NU && Pilpres 2024 dan PBNU di media massa online dan kanal YouTube. Berikut hasil pengamatan Netray selengkapnya.
Netray memantau isu ini di media pemberitaan online selama sepuluh hari, yakni sejak 28 September 2023 sampai dengan 7 Oktober 2023. Hasilnya, Netray menemukan 520 artikel terkait yang berasal dari 103 media dengan sembilan puluh persen pemberitaan berkategori politik. Hal ini menunjukkan pada periode ini kemunculan NU dalam berbagai media didominasi oleh perbincangan yang berkaitan dengan isu politik di Tanah Air. Berikut intensitas pemberitaan terkait topik ini.
Secara intensitas dapat diamati selama periode pantauan pemberitaan terkait topik ini muncul setiap harinya secara fluktuatif. Puncak pemberitaan tampak terjadi pada 06 Oktober 2023 dengan total sebanyak 102 artikel. Salah satu topik yang memicu meningkatnya intensitas pemberitaan pada tanggal tersebut adalah pertemuan Ganjar Pranowo dengan KH Said Aqil Siroj yang merupakan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dua periode.
Selain itu, tampak PPP sebagai partai pengusung Ganjar yang mengaku tak khawatir jika suara Nahdliyin direbut oleh partai lain karena menurutnya Ganjar dan Sandiaga yang diusung PPP untuk mendampingi Ganjar cukup representatif untuk mewakili tokoh NU.
Tokoh Media Darling Dalam Arus Pembahasan NU dan Pilpres 2024 di Media Massa
Untuk dapat meraup suara potensial dari organisasi Islam terbesar ini, para capres mau tak mau harus mengambil tokoh yang berisisan dengan NU atau minimal disukai oleh warga Nahdliyin. Dari 520 artikel, Netray menemukan sepuluh nama yang paling banyak disebut dalam kata kunci topik ini. Nama-nama tersebut menjadi media darling dalam arus pembahasan media terkait NU dan Pilpres 2024, berikut di antaranya.
Di urutan teratas tampak nama Ganjar Pranowo yang disebut dalam 117 artikel menempati tokoh yang paling banyak dibahas bersama dengan NU. Diikuti oleh Prabowo Subianto disebut dalam 71 artikel yang berada pada urutan kedua. Kedua calon presiden yang akan berkontestasi ini pun digadang-gadang akan mengambil tokoh dari Nahdlatul Ulama sebagai wakilnya untuk maju pada Pilpres 2024 mendatang. Demikian halnya dengan Anies yang telah lebih dulu menentukan sikap politiknya dengan menjadikan Abdul Muhaimin Iskandar (Ketum PKB) sebagai wakil yang tak lain tak bukan bertujuan untuk merebut suara kelompok ini di Jatim.
Keempat nama tersebut pun masuk dalam jajaran tokoh yang paling banyak disorot bersama organisasi Islam terbesar di Indonesia. Selain keempat nama tersebut tampak sejumlah nama lainnya, seperi Khofifah Indar Parawansa, Erick Thohir, dan Moh Mahfud MD, turut menjadi pemberitaan dalam topik ini. Ketiganya dinilai merupakan tokoh NU yang diperebutkan oleh para capres untuk meraup suara. Berikut beberapa sampel pemberitaan temuan Netray.
- Khofifah Indar Parawansa
Salah satu tokoh populer yang paling banyak disebut oleh media pada topik ini adalah sosok Khofifah Indar Parawansa. Gubernur Jatim tersebut dinilai sebagai primadona bagi dua capres, yakni Ganjar dan Prabowo karena representatif sebagai tokoh NU serta memiliki taktik politik yang kuat di Jatim. Tak heran bila kemudian namanya berseliweran di jagat media meski belum tampak komunikasi politik yang jelas di antara keduanya.
Disebut dalam 67 artikel selama peiode ini membuat Khofifah menjadi tokoh politik yang popule. Namanya kian santer terdengar baik di kubu PDIP maupun kubu Gerindra. Bahkan isu bahwa politikus asal Jatim tersebut diperebutkan oleh kedua capres pun kini semakin menguat di publik. Baik PDIP maupun Gerindra menilai Khofifah sebagai sosok yang representatif dari kalangan NU. Terlebih dirinya merupakan Gubernur Jatim yang jelas memiliki pengaruh politik di provinsi yang menjadi lumbung suara tersebut.
- Erick Thohir
Kemudian, di urutan kedua terdapat Erick Thohir. Sebagai tokoh yang memiliki kedekatan dengan warga NU, Erick Thohir dinilai memiliki potensial untuk mendulang suara dari Nahdliyin. Namanya juga tampak berseliweran dalam bursa cawapres, seperti survei terbaru Indikator Politik Indonesia (IPI) dengan responsden di Jawa Timur, Erick Thohir menduduki posisi teratas. Dalam simulasi 19 nama, Erick meraih 17,2 persen. Dalam simulasi lima nama, Erick menduduki posisi pertama dengan raihan 24, 7 persen suara. Menanggapi hasil survei tersebut, Ketua DPP PAN Viva Yoga Mauladi merasa tidak heran elektabilitas Erick Thohir tinggi di Jawa Timur. Sebab, Erick Thohir ini memiliki latar belakang keluarga NU yang mempunyai massa besar di Jawa Timur.
Demikian halnya dalam forum tokoh muda Nahdlatul Ulama yang menyebut dua nama idaman kalangan muda NU adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sekaligus Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid. Erick Thohir masih ranking pertama karena Ia dinilai berhasil membenahi BUMN dan juga mampu menjadi Ketua Umum PSSI dengan kinerja yang menjanjikan. Sementara Yenny Wahid, harus diakui memang berasal dari kalangan Nahdliyin. Meski kerap disebut, sayangnya nama Yenny tidak masuk dalam jajaran tokoh terpopuler pada periode ini. Nama lainnya yang justru masuk dalam jajaran topik ini adalah Moh Mahfud MD.
- Mahfud MD
Tokoh politik lainnya yang populer di kalangan Nahdliyin adalah sosok Menteri Polhukam Mahfud MD yang disebut dalam 41 artikel pada periode ini. Namanya cukup populer setelah disebut oleh petinggi partai sebagai tokoh yang berpotensi mendampingi para capres, termasuk disebut oleh KH Ma’ruf Amin. Seperti halnya Khofifah nama Mahfud MD juga dijagokan untuk maju mendampingi Ganjar Pranowo.
Meski belum mengerucut kemunculan nama Mahfud MD dan Khofifah untuk maju mendampingi Ganjar tampak semakin jelas. Hal ini masih tentu masih menjadi teka-teki meski PDIP menyebut nama kedua tokoh Nahdlatul Ulama tersebut. Nama Khofifah dan Mahfud MD belakangan ini memang ramai diwacanakan akan berduet dengan Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto sebagai bakal cawapres. Melihat itu, petinggi PBNU mempersilakan para capres untuk memilih kader-kader NU yang dianggap baik dan bisa memenuhi harapan masyarakat.
4. Yahya Cholil Staquf
Nama tokoh NU yang populer berikutnya dalam arus pembahan media terkait NU dan Pilpres adalah Yahya Cholil Staquf atau yang dikenal dengan Gus Yahya. Menjabat sebagai Ketua Umum PBNU membuat dirinya erat berdialektika dengan tokoh politik di Tanah Air. Di jagat media pemberitaan Ia disebut dalam 30 artikel, berikut beberapa sampel pemberitaan terkait dirinya.
Pertemuan Gus Yahya dengan Putra Bungsu Presiden RI yang kini menjabat sebagai Ketum PSI pun menjadi sorotan media. Mendekati tahun politik ini membuat berbagai komunikasi antar tokoh politik menjadi topik pembahasan media. Sebagai ormas Islam terbesar tak heran suara potensial Nahdliyin dimanfaatkan oleh tokoh politik Tanah Air. Para tokoh politik tersebut pun mendatangi Ketum PBNU Gus Yahya untuk meraih simpati kelompok Nahdliyin.
Sementara itu, isu keretakan antara PKB dan PBNU pun berhembus ke publik usai deklarasi Cak Imin yang maju mendampingi Anies Baswedan. Keretakan ini pun membuat kabarnya suara Nahdliyin terpecah. Meski menjadi partai yang lahir dari rahim NU, Cak Imin memiliki catatan sejarah buruk dengan Gus Dur, tak heran bila kemudian langkah PKB dan Cak Imin berkoalisi dengan Anies di Pilpres 2024 menjadi problematik. Terlebih sejak Pilkada, Anies didukung kelompok Islam yang berbeda spektrum dengan NU.
Sementara itu, berdasarkan peta pemberitaan tampak isu ini pun berkembang di sejumlah provinsi. Sebagaimana dapat diamati melalui peta Top Locations berikut ini.
Berdasarkan Gambar 9 dapat diamati Jawa Timur memiliki warna yang lebih mencolok dibanding dengan warna pada wilayah lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai artikel yang menyebut Jawa Timur dalam pemberitaannya terkait isu ini. Sebagai salah satu lumbung suara potensial Jatim menjadi provinsi kunci yang menjadi wilayah perebutan suara. Untuk memenangkan suara tersebut Nahdliyin yang dinilai berbasis di Jatim memegang peranan penting. Tak heran bila kemudian Jatim menjadi provinsi populer pada topik ini, sebagaimana dapat diamati melalui beberapa sampel pemberitaan berikut.
Pengamat politik menyarankan untuk memenangkan suara Nahdliyin Jatim para capres harus mengambil Khofifah atau Mahfud MD. Sebab keduanya dinilai memiliki suara dan pengaruh yang besar terhadap warga jatim. Keberhasilan Khofifah dalam memimpin Jatim dinilai memiliki pengaruh kuat. Sementara figur Erick istimewa bagi kalangan warga Jatim lantaran kerap menyambangi para kiai di sana. Keduanya pun cukup populer dan memiliki poros politik yang didukung oleh NU tak heran namanya menduduki posisi teratas dalam arus pembahasan media terkait NU dan Pilpres 2024 pada periode ini.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Ananditya Paradhi