HomeCurrent ReportPerbincangan Kasus Mutilasi di Sleman, Warganet Facebook Soroti Komunitas Menyimpang Pelaku dan...

Perbincangan Kasus Mutilasi di Sleman, Warganet Facebook Soroti Komunitas Menyimpang Pelaku dan Korban

Published on

Kasus mutilasi di Sleman, Yogyakarta membuat geger publik. Pasalnya bukan hanya mutilasi ini yang disoroti oleh publik, namun komunitas ‘tak wajar’ yang menaungi korban dan pelaku juga menjadi bahan pemberitaan dan perbincangan publik. Ramai menjadi sorotan media, kasus ini pun juga mendapat atensi warganet Facebook.

Kejadian ini terungkap ketika seorang pemancing menemukan potongan dua telapak kaki, tangan kiri, dan juga potongan daging di sekitar Jembatan Kelor, Turi, Sleman. Lalu, penelusuran dilakukan oleh pihak kepolisian dan hasilnya ditemukan potongan tubuh lainnya di lima titik berbeda. Tak berselang lama, jajaran kepolisian pun berhasil mengungkap pelaku kejahatan tersebut.

Netray Media Monitoring lantas memantau pemberitaan terkait topik menggunakan kata kunci mutilasi && sleman dan mutilasi && yogyakarta selama periode 12-23 Juli 2023. Hasilnya bisa disimak di bawah ini.

Netray menemukan sebanyak 746 artikel yang mengandung kata kunci. Artikel-artikel tersebut diterbitkan oleh 74 media berita daring Indonesia. Tribun Jogja menjadi portal media yang paling banyak memberitakan kedua kata kunci ini. Tak hanya Tribun Jogja, beberapa media lokal Yogyakarta, seperti Harian Jogja, Kedaulatan Rakyat, dan Suara Jogja juga santer memberitakan kejadian mutilasi di Sleman tersebut.

Gambar 1. Statistik pemberitaan
Gambar 2. Jajaran top portal media massa

Pemberitaan topik ini memuncak di tanggal 16 Juli 2023 dengan total mencapai 188 artikel dalam satu hari. Di hari tersebut, kepolisian merilis identitas pelaku mutilasi di Sleman yang berjumlah dua orang. Sebelumnya, pelaku telah ditangkap di daerah Jawa Barat pada hari Sabtu, 15 Juli 2023 kemudian digiring ke Polda DIY.

Gambar 3. Grafik peak time pemberitaan

Pelaku berinisial W (29) warga Magelang dan RD (38) warga Jakarta Selatan diringkus oleh kepolisian setelah sempat melarikan diri dan bersembunyi di Jawa Barat. Dari hasil penyelidikan tersebut, kepolisian berhasil mengungkap identitas korban mutilasi di Sleman yang merupakan seorang mahasiswa di perguruan tinggi swasta Yogyakarta.

Gambar 4. Artikel penangkapan tersangka mutilasi
Gambar 5. Artikel penangkapan tersangka mutilasi

Sempat munurun di hari berikutnya, pemberitaan tentang kasus ini kembali mencuat setelah kepolisian menggelar konferensi pers terkait motif pembunuhan tersebut. Dirreskrimun Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi menyebut bahwa tindakan sadis yang dilakukan kedua pelaku ini disebabkan oleh kepanikan lantaran mengetahui korban R meninggal setelah tindakan tidak wajar yang mereka lakukan. Untuk menghilangkan jejak, kedua pelaku berinisiatif memutilasi dan bahkan menguliti serta merebus potongan tubuh korban demi menghilangkan barang bukti atau sidik jari.

Gambar 6. Artikel pengungkapan motif mutilasi
Gambar 7. Artikel pengungkapan motif mutilasi

Isu ini semakin ramai menjadi pemberitaan media kala pelaku mengungkap tindakan tak wajar antara pelaku dengan korban tersebut. Disebutkan jika pelaku dan korban merupakan anggota dari grup ‘menyimpang’, yakni Bondage, Dominance, Sadism dan Masochism (BDSM). Dilansir dari wikipedia, BDSM adalah istilah sehari-hari yang berkaitan dengan individu yang bersedia terlibat dalam bentuk rasa sakit atau penghinaan yang disetujui, biasanya untuk tujuan seksual.

Gambar 8. Artikel dugaan aktivitas tak wajar pelaku dan korban
Gambar 9. Artikel dugaan aktivitas tak wajar pelaku dan korban

Komunitas Tak Wajar Korban Mutilasi di Sleman Santer Diperbincangkan Warganet Facebook

Isu terlibatnya korban dan pelaku dalam komunitas tak wajar juga menjadi atensi warganet Facebook. Menelusuri dengan kata kunci mutilasi && sleman dan mutilasi && jogja, Netray menemukan sebanyak 142 akun membagikan unggahan dengan kata kunci tersebut. Topik ini juga ditemukan dalam 20 pages, 27 grup Facebook dan telah dibagikan sebanyak 441 kali dengan total impresi mencapai 13,2 ribu reaksi.

Impresi-impresi tersebut merupakan reaksi dari warganet terhadap unggahan atau topik berkaitan dengan mutilasi yang terjadi di Sleman. Terdapat 9,8 ribu likes, 61 love, 47 laugh, 113 wow, 743 sad, 169 angry, dan 21 support. Reaksi sedih dan marah menjadi emosi yang paling banyak diungkapkan warganet terhadap topik ini.

Gambar 10. Statistik total akun, pages, dan grup di Facebook

Dari 317 unggahan, sebanyak 248 unggahan bersentimen netral dan 43 unggahan bersentimen negatif. Adapun komentar yang ditemukan sebanyak 1,2 ribu dengan rincian 483 komentar bersentimen negatif dan 488 komentar bersentimen netral.

Gambar 11. Total unggahan dan komen di Facebook

Unggahan dari warganet sudah terlihat sejak awal pemantauan, namun komentar warganet baru muncul dua hari berikutnya, yakni pada 14 Juli 2023. Puncak unggahan terkait isu ini terjadi di tanggal 18 Juli 2023 dengan total unggahan mencapai 72 post dalam satu hari. Sedangkan komentar pada hari itu ditemukan sebanyak 281 komentar.

Gambar 12. Grafik peak time unggahan warganet di Facebook
Gambar 13. Garfik peak time komentar warganet di Facebook

Akun yang paling banyak mendapat impresi ialah akun Bangka Pos Update dengan total interaksi sebanyak 4.479 reaksi. Sedangkan grup yang paling banyak mendapat impresi adalah Info Cegatan dengan total impresi sebanyak 801 reaksi.

Gambar 14. Jajaran top akun dan grup di Facebook

Bangka Pos Update membagikan unggahan tentang perkembangan kasus mutilasi di Sleman ini. Unggahan tentang sosok Redho di mata Gudep 109-110 Pramuka SMA 4 Pangkalpinang menjadi unggahan dari Bangka Pos Update yang paling banyak mendapat impresi dengan total 1.072 reactions dan 161 komentar.

Komentar beragam pun disampaikan oleh warganet Facebook. Bahkan warganet Facebook mendesak kepolisian untuk secara terang-terangan mengungkapkan komunitas tak wajar seperti apa yang menyebabkan korban R meninggal sebelum dimutilasi. Warganet juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk membuat aturan yang tegas bagi kaum ‘pelangi’ lantaran dinilai meresahkan publik.

Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id

Editor: Winda Trilatifah

More like this

Pantauan Sidang MK Sengketa Pemilu, Penggugat dan Warganet Tak Terkejut dengan Hasil Putusan

Sidang putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa hasil Pilpres 2024 akhirnya digelar pada Senin (22...

Lifestyle Fancy Penerima KIP Kuliah Jadi Ajang Kritik Warganet

Program pemerintah Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah kembali menjadi sorotan warganet setelah sebuah akun...

Berharap Lanjutkan Kesuksesan, Film Siksa Kubur dan Badarawuhi Tuai Sentimen Negatif

Dua film horor kembali rilis tepat di hari kedua lebaran, 11 April 2024. Film...
%d bloggers like this: