HomeCurrent ReportLifestyle Fancy Penerima KIP Kuliah Jadi Ajang Kritik Warganet

Lifestyle Fancy Penerima KIP Kuliah Jadi Ajang Kritik Warganet

Published on

Program pemerintah Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah kembali menjadi sorotan warganet setelah sebuah akun menfess di X menguak gaya hidup mahasiswa penerima bantuan tersebut. Disinyalir, penerima program ini dinilai  banyak salah sasaran. Warganet pun menyayangkan hal tersebut lantaran bantuan ini seharusnya dapat dinikmati oleh mahasiswa yang benar-benar membutuhkannya. 

Memantau kericuhan ini, Netray Media Monitoring menggunakan kata kunci KIP dan KIPK untuk melihat seberapa besar atensi warganet atas isu ini. Hasilnya ialah ditemukan sebanyak 4,3 ribu unggahan tentang kedua kata kunci ini. Unggahan-unggahan tersebut memperoleh 114,7 ribu reaksi dari warganet lainnya.

Gambar 1. Statistik perbincangan warganet

Isu santer diunggah oleh lebih dari 2 ribu akun dengan potential reach mencapai 19,6 juta akun. Sementara itu, akun yang paling banyak menyuarakan dan mendapat impresi tentang hal ini ialah akun @UGM_FESS. Akun tersebut telah membagikan 135 cuitan dengan total 56,8 ribu impresi.

Gambar 2. Jajaran akun terpopuler berdasarkan impresi
Gambar 3. Jajaran akun terpopuler berdasarkan total unggahan

Tidak hanya mengunggah tentang kritik atau sindiran terhadap oknum penerima KIPK. Merasa geram dengan gaya hedon dan fancy para oknum, akun ini juga telah ‘me-spill’ sosok dan juga akun-akun medsos dari mahasiswa tersebut.

Gaya Hidup Penerima KIP Kuliah Dirujak Warganet

Perbincangan warganet tentang kedua kata kunci ini tampak memuncak di tanggal 22 April 2024 dengan total 2,9 ribu twit dalam sehari. Tampak unggahan warganet tentang isu ini didominasi dengan cuitan bersentimen negatif sepanjang pemantauan. Unggahan warganet tersebut banyak didominasi dengan ungkapan kritik terkait gaya hidup penerima KIPK. Terlihat dari jajaran top words di bawah ini, kosakata hedon, gayakaya, mahal, branded, bahkan iphone.

Gambar 4. Grafik intensitas perbincangan warganet
Gambar 5. Jajaran kosakata dominan di isu KIPK

Gaya hidup mahasiswa penerima KIP tidak hanya menjadi sorotan melainkan menjadi ajang kritik warganet. Tidak sedikit warganet yang mengunggah dan membongkar hal tersebut ke khalayak umum. Bahkan warganet tak segan ‘mengutuk’ perbuatan oknum mahasiswa tersebut dengan mendoakannya agar benar menjadi seorang yang miskin. 

Gambar 6. Sampel unggahan kritik warganet
Gambar 7. Sampel unggahan kritik warganet

Lifestyle serba fancy seolah-olah sudah melekat di kehidupan oknum mahasiswa ini. Banyak warganet yang mengungkap gaya busana, makanan, barang, hingga tempat nongkrong penerima KIP Kuliah ini semuanya serba mewah dan ‘bermerek’. Seperti halnya gadget para mahasiswa tersebut yang berasal dari merek ternama dan dikenal mahal. 

Gambar 8. Sampel unggahan kritik warganet
Gambar 9. Sampel unggahan kritik warganet

Warganet sangat menyayangkan kejadian-kejadian tersebut. Bantuan pemerintah berupa pembiayaan kuliah ini seharusnya tepat sasaran. Warganet pun merasa permasalahan beasiswa salah sasaran ini sudah bukan menjadi hal yang baru. Bahkan salah satu akun menyampaikan bahwa adanya permainan ‘monopoli’ administrasi tentang beasiswa ini di beberapa daerah. Oleh karena itu, informasi tentang beasiswa ini hanya bisa diakses oleh masyarakat kalangan menengah ke atas bahkan keluarga pejabat daerah. 

Gambar 10. Sampel unggahan kritik warganet
Gambar 11. Sampel unggahan kritik warganet
Gambar 12. Sampel unggahan kritik warganet

Program beasiswa pengganti bidikmisi ini tentu saja seharusnya menyasar mahasiswa dari kalangan kurang mampu dengan potensi akademik yang baik. Melansir dari laman Puslapdik Kemendikbudristek, tahun 2023 total penerima KIPK sebanyak 161.953 mahasiswa. Besaran bantuan biaya hidup yang diberikan dari beasiswa ini ialah terbagi menjadi 5 klaster, mulai dari Rp800.000 hingga Rp1.400.000 per bulan.

Meskipun memiliki persyaratan dan seleksi yang begitu ketat, beasiswa pengganti Bidikmisi ini nyatanya masih memiliki permasalahan yang sama dari tahun ke tahun. Banyak laporan dari publik yang menemukan fakta lapangan jika penerima beasiswa ini banyak salah sasaran. Bahkan mereka yang seharusnya mendapatkan beasiswa ini justru hingga saat ini harus berjuang membiayai pendidikan dan hidupnya di tengah keterbatasan.

Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Atau untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang secara real time dapat menggunakan percobaan gratis di netray.id.

Editor: Ananditya Paradhi

More like this

Pantauan Sidang MK Sengketa Pemilu, Penggugat dan Warganet Tak Terkejut dengan Hasil Putusan

Sidang putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa hasil Pilpres 2024 akhirnya digelar pada Senin (22...

Berharap Lanjutkan Kesuksesan, Film Siksa Kubur dan Badarawuhi Tuai Sentimen Negatif

Dua film horor kembali rilis tepat di hari kedua lebaran, 11 April 2024. Film...

Polemik Serangan Iran ke Israel, Isu Syiah Memecah Kubu Warganet

Konflik kontemporer di Timur Tengah memasuki babak baru. Pada 14 April lalu, Iran meluncurkan...
%d bloggers like this: