Aksi boikot produk dari perusahaan yang disinyalir mendukung agresi Israel terus disuarakan oleh masyarakat di seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Gerakan boikot ini santer diserukan masyarakat melalui media sosial X dan TikTok. Topik tersebut semakin ramai diperbincangkan warganet saat MUI mengeluarkan fatwa baru sebagai bentuk dukungan kepada Palestina. Alih-alih mendapat sentimen positif, warganet justru mengkritik perihal keberadaan label ‘halal’ yang sebelumnya telah disematkan oleh MUI di produk-produk tersebut.
Gerakan Boycot, Divestment, and Sanctions (BDS)
Genosida Israel terhadap Palestina sejak 7 Oktober lalu telah menelan lebih dari 11 ribu korban jiwa. Meski menuai kecaman dari berbagai negara, namun hingga saat ini serangan tetap gencar diluncurkan Israel ke Palestina. Warga sipil, terutama anak-anak dan perempuan banyak menjadi korban.
Agresi ini sontak menyedot perhatian dunia. Berbagai aksi telah dilakukan, mulai dari demo hingga doa bersama, agar gencatan senjata segera dilaksanakan. Hanya saja dukungan kepada Pelestina ini tak serta merta membuat agresi ini berhenti. Kini publik beralih melakukan aksi boikot produk yang disinyalir pro terhadap Israel. Di Indonesia, aksi ini mulai ramai digaungkan berbagai kalangan, salah satunya ialah warganet media sosial X dan TikTok.
Boikot produk Israel ini bertujuan untuk meruntuhkan ekonomi Israel. Gerakan ini disebut dengan Boycot, Divestment, and Sanctions (BDS). Melansir dari laman BDS Movement, kampanye global ini ditujukan untuk mengakhiri dukungan internasional terhadap penindasan yang dilakukan Israel kepada Palestina serta menekan Israel agar mematuhi hukum internasional.
Statistik Perbincangan & Akun Terpopuler
Aksi serupa juga disuarakan warganet Indonesia. Seruan boikot produk Israel terus diperbincangkan dan terlihat ramai di bulan ini. Netray Media Monitoring memantau topik ini melalui kata kunci boikot && produk dan boikot && brand. NMM menemukan sebanyak 56,4 ribu unggahan naik selama periode 7-14 November 2023. Topik yang diunggah oleh lebih dari 20 ribu akun ini bahkan mendapat 340,7 juta impresi dengan potential reach mencapai 150,6 juta akun.
Perbincangan topik ini terlihat tampak ramai di linimasa media sosial X. Dilihat dari gambar di bawah, topik ini sungguh menyita perhatian warganet. Bahkan dalam satu hari pemantauan, yakni ketika mencapai peak time di tanggal 11 November, ditemukan lebih dari 10 ribu unggahan. Sedangkan hari ketika intensitas terpantau paling sedikit, masih berada di atas 2000 unggahan.
Di puncak perbincangan tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara resmi mengumumkan fatwa baru, yakni Fatwa No.83 Th.2023 yang berisi hukum dukungan kepada Palestina. Fatwa ini menegaskan jika mendukung agresi Israel atau pihak yang mendukung negara tersebut baik secara langsung atau tidak langsung haram hukumnya.
Untuk menyuarakan hal tersebut, warganet pun berbondong-bondong menggaungkan tagar #fatwaharamprodukzionis. Selain itu, warganet juga ramai menyerukan aksi boikot produk ini dengan menggunakan beberapa tagar lainnya, seperti #tolakdanoneaqua, #freepalestinefrimisrael, dan #ceasefiregazanow.
Berdasarkan pantauan Netray, tagar ini pertama kali diunggah oleh akun @nuelsuhar. Aksi #tolakdanoneaqua ini ramai diunggah setelah adanya pemberitaan tentang brand air mineral ini menyumbang sebesar 1 miliar rupiah ke Palestina. Tindakan perusahaan tersebut justru mendapat kritik dari warganet. Bantuan tersebut dinilai warganet sebagai “Palestina Washing” agar brand mereka terselamatkan dari gerakan boikot.
Namun, aksi ini ternyata juga mendatangkan pro dan kontra di kalangan warganet. Boikot produk juga dianggap memiliki sisi negatif bagi Indonesia. Seperti dalam jajaran Top Word terlihat kosakata pekerjaan, pegawai, dan dirumahkan mendominasi topik ini. Dari kosakata tersebut, terlihat perbincangan warganet merujuk kepada nasib karyawan yang disinyalir akan terkena imbas dari aksi boikot ini.
Seperti yang diungkap oleh akun bernama Christopher Andrew di bawah ini. Aksi boikot produk yang dilakukan oleh masyarakat dinilai akan berdampak buruk kepada karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Christopher berpendapat jika aksi ini akan memberikan imbas, seperti pengurangan kompensasi ataupun pemutusan kontrak kerja.
Gelombang PHK efek boikot ini ternyata dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Seperti yang diunggah oleh akun Ivan Irwansyah yang membagikan cuitan tentang kisah tetangganya yang hampir terkena PHK akibat aksi ini. Senada dengan Ivan, akun bernama Kiko juga menceritakan perusahaan EO milik saudaranya yang terkena imbas hingga harus kehilangan event dan pegawainya.
Gelombang PHK yang disuarakan oleh warganet ini dianggap sebagai salah satu dampak dari peresmian fatwa MUI. Aksi boikot produk yang kemudian mendapat dukungan dari MUI ini dinilai warganet justru berdampak pada pengurangan kompensasi atau karyawan dari sebuah perusahaan pro Israel. Meski mendapat dukungan dari publik fatwa ini ternyata juga mendapat kritik dari warganet. Tak sedikit warganet yang meminta MUI untuk mencabut cap ‘halal’ dari produk-produk yang dinilai haram tersebut.
Lantas siapa saja yang santer mengunggah konten terkait boikot produk pro Israel ini? Dari gambar di bawah ini terlihat akun bernama @ForRezim membagikan unggahan sebanyak 140 cuitan yang mengandung kata kunci. Unggahan-unggahan dari akun ini didominasi dengan unggahan bersentimen positif yang berisikan dukungan kepada Palestina dengan ajakan memboikot produk Israel. Dalam unggahan-unggahan tersebut @ForRezim juga menautkan beberapa tagar, antara lain #PrayForPalestine, #FreePalestine, dan #SaveChildren.
Sedangkan dua akun terpopuler dengan raihan impresi tertinggi berasal dari akun menfess, seperti @tanyakanrl dan @tanyarlfess. Sementara itu, akun personal lainnya yang mendapat impresi tertinggi dari unggahan terkait kata kunci ini ialah akun @ImanAbdulRahim dan @Hilmi28. Kedua akun ini sama-sama menyerukan untuk tidak membeli produk yang disinyalir pro Israel.
Aksi Boikot Produk Israel Diserukan Warganet TikTok
Boikot produk Israel ini juga santer dikontenkan oleh pengguna TikTok. Dalam periode pemantauan melalui kata kunci yang sama dengan kanal media sosial X, Netray menemukan sebanyak 183 unggahan dengan total pemutaran sebanyak 11,1 juta kali. Konten-konten tersebut menarik perhatian warganet lainnya, terlihat dari total impresi yakni sebanyak 486,9 ribu reaksi dengan rincian 29,1 ribu komentar, 400,8 ribu likes, dan telah dibagikan ulang sebanyak 57 ribu kali.
Akun yang paling banyak mendapat impresi terkait kata kunci ini ialah akun bernama SHOW DALAM BILIK. Akun tersebut merupakan akun penggunanya berasal dari Malaysia. Sedangkan akun Indonesia terpopuler ialah akun bernama Ummat Indonesia dengan perolehan total impresi mencapai 83,2 reaksi. Akun ini membagikan konten yang berisikan ceramah dari Ustaz Buya Yahya yang menyerukan agar menjauhi produk-produk yang perusahaannya disinyalir membantu Israel. Di dalam ceramah tersebut, Buya Yahya mengingatkan agar publik tidak menjadi ‘antek’ halus yang tidak peduli dengan nasib Palestina.
Tak hanya warganet media sosial X yang menyerukan ajakan untuk beralih produk, konten kreator TikTok juga ramai mengajak warganet untuk membeli produk non Israel. Seperti halnya konten dari akun-akun di bawah ini. Akun @nandajayaclasickm membagikan unggahan yang berisi ilustrasi bahwa dirinya telah beralih ke merek lain sebagai bentuk simpati dengan terhadap kondisi Palestina. Lalu, akun @albahri30 membagikan konten yang menunjukkan produk-produk dari perusahaan pro Israel. Sedangkan akun @dapurmamahalfa mengunggah konten yang mengajak warganet untuk menggunakan produk lokal yang dinilai tidak kalah kualitasnya.
Selain konten ajakan, konten kreator Tiktok menggunakan kata kunci ini untuk mengunggah beberapa kondisi publik yang diakibatkan oleh gerakan boikot produk ini. Akun @mayangseto membagikan unggahan yang menujukkan adanya demonstrasi dari karyawan perusahaan Nestle yang disinyalir terkena gelombang PHK. Sementara itu, akun @bellafe.mp4 membagikan unggahan yang menunjukkan dagangannya yang tengah sepi pembeli, sedangkan akun @frans.wijaya77 mengunggah konten yang menggambarkan kondisi resto cepat saji yang terlihat sepi pembeli.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Ananditya Paradhi