Penceramah sekaligus aktris Oki Setiana Dewi baru-baru ini mendapat kecaman dari publik setelah potongan video ceramahnya viral di media sosial. Ceramah Oki Setiana ini disinyalir berisi pernyataan yang menormalkan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Linimasa Twitter sempat ramai membicarakan masalah ini.
Pemantauan linimasa Twitter oleh Netray Media Monitoring menunjukkan bahwa isu ini pertama kali mencuat melalui twit yang ditulis oleh akun bernama @bijikambing. Twit yang menyematkan video ini diunggah pada hari Rabu 2 Februari 2022 pada pukul 1 siang. Hingga akhir periode pemantauan, yakni pada tanggal 5 Februari 2022, twit dari akun @bijikambing,mendapat respon yang sangat masif dari warganet.
Topik ceramah Oki Setiana Dewi tentu saja tak hanya berputar-putar di sekitar twit dari akun @bijikambing. Ia membentuk sebuah medan perbincangan yang cukup riuh sehingga Netray berupaya untuk mengurainya. Untuk memberi gambaran atas keriuhan ini, sejumlah fakta data akan disajikan dan kemudian dianalisis lebih dalam lagi.
Statistik Pemantauan Topik Ceramah Oki
Netray menemukan 72.092 twit mengandung setidaknya satu dari kata kunci “kdrt”, “oki setiana dewi”, “komnas perempuan”, dan “istri”. Puluhan ribu twit ini mendapat respon dari warganet dalam bentuk impresi yang berjumlah 152,3 juta kali interaksi. Terdapat pula potensi jangkauan user Twitter sebesar 229,8 juta akun.
Netray menemukan bahwa 11,2 ribu akun yang membuat twit adalah akun yang terindeks dijalankan oleh user laki-laki. Sedangkan 7.228 akun sisanya dijalankan oleh user perempuan. Keterlibatan perempuan secara masif untuk isu-isu semacam ini membawa harapan yang sangat tinggi agar tidak terjebak dalam paradigma patriarki.
Dengan nilai statistik semacam ini, pembacaan tren sentimen menjadi cara masuk yang paling awal guna melihat bagaimana respon warganet. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa 33.456 twit terindeks memiliki sentimen negatif. Sedangkan untuk twit dengan sentimen positif hanya berjumlah 9.787 saja. Perbedaan jumlah yang sangat timpang ini menunjukkan bahwa warganet banyak yang tidak sepakat dengan ceramah Oki.
Mereka yang Terlibat Pro Kontra
Lantas bagaimana tanggapan secara lebih spesifik dan siapa saja yang merespon isu tersebut? Memanfaatkan fitur Top Accounts dan SNA dapat diketahui siapa saja yang terlibat dan yang paling banyak mendapat respon dari warganet. Sebagai pemuncak daftar ini adalah akun yang dikelola santri Gus Nadirsyah Hosen di @na_dirs dengan total impresi sebanyak 38.237.
Twit @na_dirs yang melambungkan kata kunci “kdrt” ke dalam perbincangan ini. Ketika terjadi perlakuan kasar dari suami/pasangan, jangan lantas dianggap sebagai aib. Justru hal ini yang harus dilaporkan ke pihak berwajib karena hanya akan mendatangkan kelakuan brengsek lainnya.
Dua akun lain dari daftar ini yang perlu mendapat sorotan adalah akun @haipep dan @NUgarislucu. Mereka termasuk yang paling awal mengangkat isu ini sehingga ramai diperbincangkan warganet. Tentu saja dengan lingkaran sosial masing-masing. Grafik SNA dapat memberi gambaran terkait kelompok mana saja yang terlibat ke dalam perbincangan ini.
Terlihat bahwa terdapat klik-klik sosial yang hampir terpisah-pisah dalam perbincangan ini. Baik dari yang menanggapi topik ceramah penormalan KDRT secara netral, negatif, maupun positif. Semisal dari kelompok netral terdapat akun @BincangSyariah, @karirmuid, dan @txtberseragam. Klik sentimen positif secara virtual hanya muncul dari akun @WidasSatyo. Sedangkan lingkaran yang memandang negatif antara lain dari akun @okkymadasari, @na_dirs, dan @haipep.
Ceramah yang dilakukan Oki Setiana Dewi sendiri ternyata bukan kegiatan yang terjadi baru-baru ini. Menurut pengakuan yang pihak bersangkutan, ceramah tersebut dilakukan sekitar 2 – 3 tahun lalu saat ia mengisi acara di Masjid Al-Muhajirin, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi ini tertangkap pemantauan dalam grafik Top Facilities.
Saat ini Oki Setiana Dewi memang sudah meminta maaf atas ceramahnya yang menormalisasi KDRT. Akan tetapi yang patut menjadi perhatian adalah selang waktu antara perbincangan ini viral di Twitter dengan kejadian awal.
Mengapa video yang dibuat 2 – 3 tahun lalu baru muncul pada saat ini padahal memiliki materi yang kontroversial. Sedangkan isu kekerasan domestik harus segera mendapat penanganan yang komprehensif mengingat frekuensi dan skala kasus yang masih memprihatinkan dewasa ini. Simak terus pemantauan isu-isu serupa di Blog Netray.
Editor: Irwan Syambudi