Pemerintahan Presiden Joko Widodo sepertinya sangat gemar menggabungkan sejumlah lembaga yang dulunya memiliki tugas yang berbeda dan independen. Setelah sejumlah direktorat dan kementerian menjadi satu, kini giliran salah satu lembaga riset dilebur ke dalam BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Yang dimaksud adalah Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (Lembaga Eijkman) yang dulunya berada di bawah koordinasi eks Kemenristek.
Peleburan lembaga ini dinilai pemerintah akan meningkatkan kompetensi periset biologi molekuler di Indonesia. Akan tetapi sejumlah kontroversi menyeruak sebagai ekses dari kebijakan. Salah satu yang paling banyak mendapat perhatian adalah adanya pemberhentian kerja (layoff) sejumlah besar pegawai non tetap. Hal ini mengingatkan publik dengan apa yang terjadi di Komisi Pemberantasan Korupsi pasca tes TWK.1
Netray Media Monitoring lantas memantau linimasa Twitter untuk melihat bagaimana perbincangan warganet terkait topik ini. Pemantauan dilakukan dengan menggunakan kata kunci “eijkman”, “brin”, dan “lipi” selama periode 28 Desember 2021 hingga 3 Januari 2022. Hasilnya bisa disimak di bawah ini.
Statistik Pemantauan Topik Lembaga Eijkman
Hasil pemantauan pertama adalah volume perbincangan, atau seberapa banyak tweet yang mengandung kata kunci. Hasilnya adalah selama 7 hari ke belakang, Netray mengumpulkan setidaknya 4.209 tweet yang memperbincangkan topik Lembaga Eijkman. Impresi yang didapatkan dari ribuan tweet tersebut adalah sebanyak 239,1 ribu. Yang berasal dari interaksi warganet seperti reply, retweet, hingga favorites.
Meski belum tergolong topik yang viral di linimasa Twitter, perbincangan tentang peleburan Lembaga Eijkman ke BRIN ternyata memiliki jangkauan pengguna yang cukup luas. Dari yang didapatkan Netray, setidaknya topik ini secara potensial menjangkau 96,3 juta akun Twitter berbahasa Indonesia. 986 akun pria dan 439 akun perempuan menuliskan kata kunci pemantauan ke dalam tweet mereka.
Lantas bagaimana respon warganet secara umum terkait topik ini? Diagram tren sentimen bisa sangat membantu guna menemukan pandangan yang jamak terlontar. Netray melihat dari empat ribuan sekian tweet, 2.175 tweet merupakan unggahan dengan sentimen negatif. Sedangkan pandangan positif hanya ditemukan dalam 648 tweet saja. Artinya warganet cukup sangsi dengan kebijakan pemerintah meleburkan Lembaga Eijkman dengan BRIN.
Kekecewaan Sejumlah Warganet
Sejumlah akun mendapatkan impresi terbesar melalui tweet dalam topik ini. Antara lain akun @aik_arif yang menceritakan pengalaman membuat tulisan tentan lembaga tersebut. Baginya peristiwa ini merupakan kehilangan terbesar bagi ilmu pengetahuan di Indonesia. Selanjutnya adalah akun @korriesalsa yang merupakan akun milik mantan pegawai Lembaga Eijkman. Ia mencurahkan perasaanya setelah mengabdi selama kurang lebih 6 tahun di lembaga tersebut. Tweet yang ia buat mendapat banyak dukungan dari warganet.
Akun @ribonk sedikit melempar kritik ketika ia menyebutkan bahwa banyak hasil kerja lembaga tersebut yang seharusnya bisa diangkat menjadi kebijakan publik. Sayang, kepentingan politik jauh lebih besar sehingga hasil kerja para ilmuwan tersebut banyak yang tersia-sia. Lembaga Eijkman dinilai memiliki andil yang cukup besar dalam upaya melawan pandemi Covid-19 ini.
Penutup
Gelombang rasa kecewa masyarakat, yang diwakili warganet, tentu harus dijawab dengan tepat oleh pemerintah. PR besarnya adalah bagaimana nasib para pegawai yang dipecat dan yang paling penting adalah masa depan penelitian biologi molekuler tanah air. Apabila kedepannya pemerintah, melalui BRIN, dapat memajukan bidang ini, anggapan bahwa peleburan ini hanyalah bagian dari kepentingan dan politik bisa dihapuskan. Seharusnya sih begitu.