Lonjakan hasil rekapitulasi suara PSI atau Partai Solidaritas Indonesia tengah mencuri atensi publik. Kenaikan angka yang signifikan dalam jangka waktu satu hari meninggalkan tanda tanya dan menimbulkan berbagai spekulasi negatif untuk KPU. Dugaan manipulasi hingga kecurangan terus tersiar di media bahkan dalam perbincangan warganet.
Berdasarkan laporan KPU per 5 Maret 2024, partai yang diketuai oleh Kaesang tersebut telah memperoleh hasil sebesar 3,13 % atau 2,4 juta suara. Dari perolehan tersebut, PSI menduduki peringkat 10 atau tepat di bawah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang memperoleh hasil 4,01%.
Berdasarkan perhitungan suara masuk yang masih dalam kisaran 65,89%, bukan tidak mungkin PSI masih bisa menembus ambang batas parlemen. Kenaikan signifikan dalam sehari tersebut pun saat ini menjadi perhatian dan ajang kritik bagi publik atas transparansi pemilu.
Netray Media Monitoring turut memantau isu hangat ini pada kenal news dan Twitter (X). Hasilnya ialah sebagai berikut.
Pemberitaan Media tentang Perolehan Suara PSI
Memantau dengan kata kunci PSI dengan periode pemantauan 29 Februari – 5 Maret 2024, Netray menemukan 1.125 artikel yang telah diterbitkan oleh 144 media daring Indonesia. Berdasarkan total unggahan, Tempo menjadi portal media yang paling banyak mengunggah artikel terkait kata kunci ini. Dalam periode pemantauan tersebut, Tempo telah menerbitkan sebanyak 82 artikel dan disusul oleh media Suara dengan unggahan sebanyak 72 artikel.
Pemberitaan media tentang partai ini terus merangkak sejak awal pemantauan dengan puncak pemberitaan di tanggal 4 Maret 2024. Di hari tersebut, kata kunci ini telah terbit dalam 342 artikel dengan artikel bersentimen negatif lebih dominan dibandingkan dengan artikel bersentimen positif ataupun netral.
Tiga hari di awal pemantauan, PSI masih mendulang pemberitaan bersentimen positif. Artikel-artikel yang memuat tentang peroleh suara tersebut mendominasi pemberitaan. Bertambahnya perolehan suara PSI dari 2,85% hingga tembus 3,13% ini menyumbang sentimen positif bagi partai.
Tak berselang lama, berita bersentimen negatif mulai mendominasi pemantauan. Isu tentang dugaan kecurangan terus mencuat di berbagai pemberitaan media. Melansir dari iNews.id, pakar telematikan Roy Suryo berpendapat jika kenaikan suara yang diperoleh PSI dinilai tidak normal sehingga ia mendesak agar Bareskrim Polri mengaudit Sirekap milik KPU tersebut. d
Perbincangan Warganet Twitter; Partai Salah Input
Ledakan suara PSI ini juga mencuri perhatian warganet Twitter, dengan kata kunci dan periode pemantauan yang sama dengan kanal news, Netray menemukan 220,3 ribu unggahan. Topik ini diperbincangkan oleh lebih dari 33 ribu akun dengan potential reach mencapai 166 juta akun.
Unggahan terkait kata kunci ini terlihat terus merangkak naik sejak awal pemantauan dan memuncak di tanggal 3 Maret 2024. Dalam satu hari tersebut ditemukan sebanyak lebih dari 66 ribu unggahan dengan dominasi perbincangan bersentimen negatif sebanyak 41,9 ribu atau 63,2%. Tidak hanya di tanggal tersebut, sepanjang periode pemantauan topik PSI di kanal ini didominasi oleh unggahan-unggahan bersentimen negatif seperti gambar di bawah ini.
Naiknya suara PSI dalam waktu yang singkat tersebut banyak mendapat sorotan negatif bahkan kritik dari warganet. Terlihat dari Top Complaints di bawah ini, kumpulan frasa negatif mendominasi jajaran tersebut. Sementara itu, jika dilihat dari jajaran Top Words Netray, perbincangan yang turut mendominasi perbincangan bersentimen negatif berasal dari kosakata penggelembungan, kecurangan, anomali, hingga salah.
Akun bernama @nabiylarisfa mengungkapkan pendapatnya tentang anomali perolehan suara PSI. Ia menilai bahwa lonjakan suara tersebut terlalu ‘ugal-ugalan’. Kritik lain berasal dari akun @inisifani yang memberikan pernyataan sarkas tentang hasil suara PSI yang menurutnya ‘tidak dapat dibendung’. Suara tersebut bukan murni dari TPS melainkan hasil perhitungan di tingkat PPK ke atas.
Perbincangan warganet tentang anomali hasil suara PSI tidak hanya diresahkan oleh akun Nabiyla, seperti kumpulan cuitan di bawah ini. Hasil suara yang diperoleh PSI menjadikan warganet sangsi terhadap keakuratan Sirekap milik KPU. Tidak hanya itu, anomali ini juga berbuntut pada dugaan ‘campur tangan’ Jokowi dalam mengentas partai yang diketuai oleh putra bungsunya tersebut.
Perbincangan sarkas semakin marak setelah adanya pendapat tentang ‘Partai Salah Input’ dan ‘sayang anak’. Dua istilah ini dinaikkan warganet sebagai bentuk kritik atas anomali tersebut.
Kelakar warganet tidak hanya sampai disitu. Beragam julukan baru disematkan warganet kepada partai yang pernah dipimpin oleh Grace Natalie tersebut. Akan tetapi, julukan baru ini justru mengarah kepada hal yang negatif, seperti Partai Salah Input, Partai Simsalabim Indonesia, hingga Partai Suara Ilegal.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Ananditya Paradhi