Temuan kasus Covid-19 varian Omicron terus meningkat sejak pertama kali diumumkan teridentifikasi di Indonesia pada 16 Desember 2021. Peningkatan kasus Omicron ini juga diiringi dengan lonjakan kasus Covid-19 secara nasional yang angkanya merangkak naik, dari awal Januari tak sampai 300 kasus per hari, kemudian pada 30 Januari 2022 menembus 12.422 kasus.
Berdasarkan data yang diunggah ke Global Initiative for Sharing All Influenza Data (GISAID), inisiatif sains global dan sumber utama yang menyediakan akses terbuka ke data genom virus influenza dan Corona yang bertanggung jawab atas pandemi COVID-19, kasus Omicron per 31 Januari 2022 di Indonesia sebanyak 2.507. Rata-rata penambahan dalam sepekan lebih dari 150 kasus, penambahan terbanyak terjadi pada pekan kedua Januari yakni 17-24 Januari sebanyak 937 kasus.
Kasus Omicron pertama ditemukan 15 Desember 2021 pada petugas kebersihan Wisma Atlet. Dalam konferensi pers 16 Desember 2021, Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan penularan tersebut belum diketahui dari mana asalnya. Namun diketahui kasus pertama itu terjadi pada Orang Tanpa Gejala (OTG).
Laporan terbaru yang dirilis oleh Kemenkes, gejala dari varian ini ialah seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa varian Omicron dapat mudah menginfeksi orang yang pernah tertular virus corona sebelumnya, atau pun orang yang udah mendapatkan vaksin COVID-19 penuh. Berikut gejala yang timbul dari varian ini;
Omicron dalam Berita
Penambahan kasus Omicron yang signifikan hingga adanya penemuan gejala baru yang ditimbulkan menjadi bahan pemberitaan dalam beberapa waktu terakhir.
Berdasarkan pada pantauan Media Monitoring Netray dengan menggunakan kata kunci “omicron” telah ditemukan sebanyak lebih dari 32 ribu artikel yang mencatut kata kunci tersebut. Sebanyak 131 media massa berbondong-bondong menuliskan berita terkait kata kunci omicron sejak tanggal 15 Desember 2021 hingga 27 Januari 2022.
Selama periode pemantauan, arus pemberitaan Omicron mengalami pasang surut. Puncak pemberitaan terjadi pada tanggal 16 Desember 2021 dengan totalan berita mencapai 1.528 artikel. Hari tersebut bertepatan dengan pengumuman resmi terkait penemuan kasus Omicron pertama di Indonesia.
Lalu, apabila dilihat dari gambar 6 terkait grafik sentiment trend, perbandingan berita bersentimen negatif dan positif tidak jauh berbeda. Bahkan di beberapa tanggal tertentu topik ini didominasi oleh pemberitaan positif. Mengapa demikian?
Pada 16 Desember 2021 merupakan hari ‘buruk’ bagi publik lantaran adanya pengumuman resmi terkait masuknya varian baru Covid-19. Namun, media tak ingin hanya memberitakan hal tersebut. Demi meredam keresahan tersebut beberapa media justru menampilkan pemberitaan yang membawa angin segar.
Pemberitaan mengenai peringatan untuk lebih patuh prokes ataupun imbauan agar tidak panik diunggah beberapa media online pada saat itu. Tak hanya itu, informasi mengenai vaksin yang ampuh melawan varian Omicron juga tak lupa diberitakan oleh media. Hal inilah yang membuat topik ini juga diselubungi sentimen positif.
Pemberitaan Positif
sumber dashboard Netray
Omicron dalam Perbincangan Warganet
Dengan menggunakan kata kunci dan periode pemantauan yang sama dengan kanal news, ditemukan sebanyak 181.262 twit dengan totalan impresi mencapai lebih dari 280 juta. Namun, berbeda dengan kanal news, pada perbincangan warganet di Twitter topik ini mengalami kenaikan pesat di beberapa tanggal, seperti 18 dan 21 Januari 2022. Apa yang menjadi perbincangan utama di tanggal tersebut?
Pada tanggal 18 Januari perbincangan Omicron di kanal Twitter masih didominasi dengan perbincangan kasus kenaikan tajam yang terjadi di Indonesia. Hal ini terlihat dari kumpulan kosakata yang ditemukan pada fitur top words ditemukan kata kenaikan, melonjak, penularan, hingga naik.
Selain itu, yang menjadikan topik ini dibanjiri hingga belasan ribu twit dalam satu hari di antaranya karena adanya tagar #wajibpatuhiprokes yang digaungkan oleh akun resmi jajaran kepolisian.
Lalu, yang menarik pada perbincangan di tanggal ini adalah jajaran top account by popularity yang diduduki oleh akun-akun nama besar dan resmi, seperti Jokowi, Susi Pudjiastuti, hingga akun resmi kepolisian. Pernyataan Presiden Jokowi mengenai klarifikasi adanyak kenaikan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian Omicron mendapatkan ribuan respons dari warganet.
Twit imbauan Presiden Jokowi
sumber dashboard Netray
Sama halnya dengan tanggal 18 Januari, pada tanggal 21 Januari topik Omicron di kanal ini dibanjiri dengan tagar #ayovaksinbooster. Tagar ini mulai dinaikkan akun resmi jajaran kepolisian mengingat program vaksin booster telah digencarkan pemerintah.
Selain itu, dengan adanya kegiatan PTM yang mulai berlangsung twit peringatan agar melaksanakan vaksinasi untuk anak-anak juga mendominasi perbincangan topik Omicron pada hari tersebut.
Kritik & Kecurigaan Wargaet Soal Pembatasan
Kasus awal Omicron diduga dibawa pertama kali oleh WNI yang melakukan perjalanan ke luar negeri. Warganet kemudian mengkritik kebijakan pemerintah soal pembatasan pelaku perjalanan luar negeri lantaran diduga menjadi penyebab munculnya Omicron di Indonesia
Tidak ditutup atau dibatasi dengan ketat jalur penerbangan ke luar negeri, terutama negara yang diduga sebagai pusat penyebaran, menjadi bahan kritikan warganet. Terlebih lagi adanya informasi bahwa beberapa kalangan artis hingga pejabat negara melenggang bebas melakukan perjalanan liburan ke luar negeri.
Twit komplain warganet
sumber dashboard Netray
Selain mengkritik, warganet juga banyak yang berkomentar soal lonjakan Omicron yang disebut sebagai skenario pemerintah untuk melakukan pembatasan jelang Hari Raya Idul Fitri. Tak sedikit warganet yang mencuitkan bahwa fenomena tersebut merupakan permainan elite pemerintahan. Sehingga kebijakan baru menjelang perayaan, seperti pembatasan mobilitas dijadikan alasan sebagai pengendalian laju pandemi.
Twit kritikan warganet
sumber dashboard Netray
Meski demikian, tak banyak warganet yang juga berharap agar kasus ini mereda sehingga kebijakan pembatasan tidak terjadi di hari raya tersebut. Peraturan larangan mudik yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya telah menjadi momok bagi warganet. Oleh karena itu, warganet pun saling mengingatkan kembali agar tetap mematuhi prokes dan menjalankan vaksinasi sesusai anjuran pemerintah.
Kenaikan kasus yang kembali melanda Indonesia patut menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat dan juga pemerintah. Kebijakan dan program pemerintah sebagai pengendali pandemi wajib digalakkan untuk meminimalisir laju kenaikan. Ribuan twit yang memberikan gambaran terkait keresahan bahkan kritikan juga patut dijadikan bahan pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan.
Demikian pantauan Media Monitoring Netray terkait isu kenaikan laju omicron di Indonesia. Simak ulasan isu terkini lainnya hanya di https://analysis.netray.id/
Editor: Irwan Syambudi