HomeCurrent ReportMengamati Narasi Tokoh Politik Dalam Menggaet Kaum Milenial Jelang Pemilu 2024

Mengamati Narasi Tokoh Politik Dalam Menggaet Kaum Milenial Jelang Pemilu 2024

Published on

Hasil sensus penduduk 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan dari total 270,2 juta penduduk Indonesia, sebanyak 25,87% di antaranya merupakan generasi milenial yang lahir 1981-1996. Generasi milenial yang kini berusia 27-42 tahun merupakan pemegang hak suara dalam Pemilu 2024, maka tak heran jika generasi milenial kerap muncul dan jadi subjek dalam narasi-narasi politik.

Pantauan Netray Media Monitoring di sosial media Twitter selama dua bulan terakhir (9 Desember 2022- 8 Februari 2023) dengan kata kunci “millenial && politik” dan “milenial && politik”, generasi milenial banyak disebut dan dinarasikan oleh para tokoh politik dalam setiap perbincangan di media sosial Twitter.

Total cuitan selama periode pemantauan berjumlah 173 cuitan dengan didominasi oleh sentimen positif. Adapun jumlah impresi pada topik ini mencapai 3.265 dan berpotensi menjangkau 637,2 ribu akun pengguna Twitter.

milenial
Gambar 1. Infografik perbincangan warganet

Secara grafik tampak perbincangan warganet selama periode pemantauan mencuat pada beberapa waktu, seperti pada 1, 27 Januari 2023, dan 8 Februari 2023. Perbincangan ini pun tak lepas dari kemunculan nama-nama sejumlah tokoh politik di Indonesia, seperti AHY, Prabowo, dan Anies Baswedan.

Gambar 2. Intensitas perbincangan warganet

Tokoh Populer Dalam Narasi Kaum Milenial

Suara milenial merupakan suara yang potensial, sebab jika dilihat dari data BPS generasi milenial merupakan generasi dengan pemilik hak suara terbanyak. Generasi milenial memang hanya menempati porsi kedua terbanyak dari total jumlah penduduk setelah generasi z yang memiliki porsi 27,97%, namun generasi yang lahir dari tahun 1997-2012 atau saat ini berusia 11-26 tahun ini tak semuanya telah memiliki hak suara dalam Pemilu 2024.

Oleh karena itu tak heran jika sejumlah politikus berupaya membangun narasi untuk menggaet suara dari generasi ini. Lalu apa sajakah kosakata populer yang kerap muncul dalam perbincangan warganet terkait topik politik dan milenial?

Gambar 3. Kosakata populer

Berdasarkan kosakata populer tampak sejumlah kata yang kerap muncul dalam perbincangan warganet, seperti pemimpin, representative, generasi, energik, dan berbagai kosakata lainnya. Sementara sejumlah nama tokoh yang muncul dalam perbincangan ini seperti Ridwan Kamil dan Prabowo Subianto.

Gambar 4. Cuitan terkait dua politikus Indonesia dan narasi milenial

Jelang Pilpres 2024 mendatang para tokoh politik tampak mulai membangun narasi untuk menggaet kaum milenial di media sosial. Narasi tersebut pun seolah membangun framing terkait pemimpin yang paling disukai oleh para milenial. Kerja-kerja tokoh politik ini kemudian adalah membangun citra atau gambaran realitas dunia menurut persepsi kita, yang mungkin justru tidak sesuai dengan realitas sesungguhnya (Lippman, 1965).

Dengan menggunakan kata kunci “millenial && politik” dan “milenial && politik” Netray menemukan beberapa tokoh terpopuler, di antaranya adalah sebagai berikut.

Gambar 5. Top people

Tampak beberapa nama tokoh politik yang populer pada topik seputar politik dan milenial. Salah satu nama tokoh politik yang pada urutan teratas yakni Prabowo Subianto, kemudian AHY, Anies Baswedan, dan Cak Imin. Keempat tokoh tersebut masuk dalam kategori tokoh politik yang terlibat dalam narasi seputar milenial pada periode ini.

Gambar 6. Narasi generasi milenial dan beberapa tokoh politik Indonesia

Tampak sejumlah opini warganet terhadap tokoh politik dan narasi kaum milenial. Beberapa warganet menyebutkan tokoh politik seperti Prabowo, AHY, Anies, dan Cak Imin sebagai representative kaum milenial. Bukan tanpa sebab, citra ini kemudian dibangun untuk meraup lebih banyak impresi dari kaum milenial. Citra pemimpin muda, memiliki ide dan karya, bersih, dan energik menjadi bangunan narasi yang ditawarkan kepada publik. Citra tersebut seolah menjadi tawaran dari masing-masing tokoh politik yang diidolakan oleh kaum milenial.

Untuk dapat menggaet suara dari kaum milenial tentu dibutuhkan komunikasi politik yang baik. Terlebih karena dua generasi ini dikenal mahir dalam menggunakan internet, baik untuk hiburan, belajar, maupun bekerja. Tidak hanya itu, dua generasi ini juga dikenal kreatif, mudah beradaptasi dengan teknologi informasi, inovatif, dan percaya diri. Tak heran bila generasi milenial juga dikenal dengan aktif bermedia sosial dan peka terhadap isu-isu terkini.

Terlebih saat jelang tahun politik 2024 narasi seputar generasi milenial dan politik mulai beredar di media sosial. Kaum milenial menjadi target suara yang dibutuhkan bagi politikus. Tak heran jika kemudian para politikus mulai membangun citra diri di berbagai kanal media sosial untuk mendapatkan image baik bagi kaum milenial.

Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.

Editor: Irwan Syambudi

More like this

Kenaikan PPN 12% dan Gelombang Protes Warganet X: Bantuan Pemerintah Dianggap Tak Sebanding

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk tetap menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada senin...

Tenggelam dalam Arus Sentimen Negatif, Gus Miftah Akhirnya Mundur

Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disebut Gus Miftah menjadi sorotan publik baru-baru ini...

Kebijakan Kenaikan PPN 12%, Gelombang Negatif Penuhi Linimasa X

Jelang akhir tahun 2024, kabar mengejutkan datang dari Menteri Perekonomian Sri Mulyani. Pajak Pertambahan...