HomeCurrent ReportFilm Yuni Dalam Pusaran Perbincangan Warganet: Memotret Realita Patriarki

Film Yuni Dalam Pusaran Perbincangan Warganet: Memotret Realita Patriarki

Published on

Film berjudul Yuni ramai diperbincangkan di lini masa media sosial Twitter setidaknya dalam dua bulan terakhir. Warganet menilai film ini membawa pesan penting tentang kritik terhadap budaya patriarki.

Film garapan sutradara Kamila Andini itu tayang di bioskop Indonesia mulai 9 Desember 2021 lalu. Tak hanya ditayangkan di bioskop konvensional, Yuni juga sempat ditayangkan dalam Jogja-NETPAC Asian Film Fest (JAFF).

Film yang berhasil mendapatkan setidaknya Rp 4,3 miliar pendapatan kotor hingga akhir penanyangannya itu juga menyabet penghargaan Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2021 untuk Pemeran Utama Perempuan. Sejak saat itu perbincangan warganet soal film ini mulai ramai.

Untuk dapat mengamati perbincangan warganet terkait topik ini Netray melakukan pemantauan sejak 01 November 2021 sampai dengan 10 Januari 2022. Dengan menggunakan kata kunci Yuni Netray menemukan geliat perbincangan warganet di media sosial Twitter.

Yuni
Gambar 1. Infografik film Yuni

Film yang diperankan oleh Arawinda Kirana sebagai Yuni ini menjadi salah satu film yang ramai diperbincangkan oleh warganet. Tampak melalui infografik pada Gambar 1 Total Tweets mencapai 6,206 dengan jumlah sentimen yang hampir setara. Adapun jumlah impresi pada topik ini mencapai 1.9 juta dengan potensi jangkauan sebesar 92 juta.

Gambar 2. Peak Time Film Yuni

Sementara melalui grafik pada Gambar 2 tampak perbincangan terkait film Yuni mengalami peningkatan secara siginifikan pada beberapa waktu lalu. Setelah dilakukan pengamatan hal tersebut berkaitan dengan digelarnya Piala Citra Festival Film Indonesia 2021 pada 10 November 2021 dan impresi awal penanyangan Yuni di bioskop konvensional pada 09 Desember 2021.

Tak tanggung-tanggung pada malam penganugerahan FFI, Arawinda Kirana berhasil meraih penghargaan pemeran utama perempuan terbaik. Selain itu, film ini juga masuk sebagai nominasi dalam berbagai kategori seperti, Penulis Skenario Asli Terbaik, Penata Suara Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik, Penata Efek Visual Terbaik, Penata Busana Terbaik, Penata Rias Terbaik, dan beberapa kategori lainnya.

Potret Menyedihkan Perempuan Indonesia

Banyaknya prestasi yang diraih oleh film ini lantas membuat warganet semakin penasaran. Lalu seperti apakah impresi warganet setelah menyaksikan film Yuni secara langsung?

Gambar 3. Impresi warganet

Film ini dianggap berhasil merekam potret menyedihkan dari perempuan di Indonesia yang tertindas oleh budaya patriarki yang diamini oleh masyarakat. Tak heran beberapa warganet menilai film ini sebagai kritik keras yang perih sekaligus menohok.

Melalui Yuni, Kamila Andini selaku sutradara berhasil mengemas film yang tidak hanya indah namun memuat persoalan yang begitu relevan dengan persoalan di Tanah Air, seperti bobroknya sistem pendidikan, pendidikan seks, pernikahan dini, dan lain sebagainya.

Gambar 4. Impresi warganet

Beragam tanggapan terkait film ini pun semakin ramai setelah ditayangkan di bioskop konvensional. Warganet memberi catatan yang menarik melalui akun pribadinya di media sosial dan mengapresiasi film yang mengangkat isu yang kerap menjadi perbincangan ini. Wacana dapur, sumur, dan kasur menjadi kritik yang disematkan oleh Kamila Andini pada tokoh Yuni dan berhasil ditangkap oleh warganet.

Gambar 5. Media populer Netray @Cinefoxxid

Yuni pun semakin menarik diperbincangkan setelah banyak warganet yang mengulas film ini dengan cukup serius. Hal ini tampak salah satunya melalui akun @Cinefoxxid yang masuk dalam kategori media populer. Melalui akunnya @Cinefoxxid mengulas terkait isu perempuan yang terdapat dalam film Yuni. Mulai dari pernikahan anak, poligami, edukasi seks, kekerasan terhadap perempuan dan isu lainnya berhasil dikemas dalam durasi 122 menit.

Yuni memang menjadi simbol yang ironi, alih-alih berhasil meraih mimpinya di usianya yang masih belia ia justru dihadapkan dengan persoalan pernikahan yang tidak ada dalam benaknya. Sebagai perempuan ia dihadapkan dengan perdebatan antara keinginan dan kenyataan yang memaksanya untuk tetap menjejak pada kenyataan. Ia dipaksa harus menyerah pada mimpinya dan mempercayai mitos-mitos dalam masyarakat patriarki.

Gambar 6. Media Populer @kineklub

Yuni menjadi film yang berhasil masuk dalam jajaran film terlaris Tanah Air tahun 2021 dengan memperoleh 117.160 penonton. Isu yang dikemas secara apik membuat masyarakat tertarik untuk menyaksikan film ini. Setelah menyaksikan Yuni agaknya penonton semakin menyadari bahwa ada banyak Yuni disekitar kita, yakni perempuan-perempuan yang terbelenggu oleh himpitan masyarakat yang mengamini dominasi dan patriarki.

Simak Deep Analysis Netray melalui https://medium.com/@netrayID

Editor: Irwan Syambudi

More like this

Kenaikan PPN 12% dan Gelombang Protes Warganet X: Bantuan Pemerintah Dianggap Tak Sebanding

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk tetap menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada senin...

Tenggelam dalam Arus Sentimen Negatif, Gus Miftah Akhirnya Mundur

Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disebut Gus Miftah menjadi sorotan publik baru-baru ini...

Kebijakan Kenaikan PPN 12%, Gelombang Negatif Penuhi Linimasa X

Jelang akhir tahun 2024, kabar mengejutkan datang dari Menteri Perekonomian Sri Mulyani. Pajak Pertambahan...