Bukber alias Buka Bersama adalah kegiatan yang kerap dilakukan oleh masyarakat saat bulan Ramadhan tiba. Momen ini biasanya digunakan untuk mempererat tali silaturahmi dan ajang reuni di bulan yang baik. Fenomena sosial ini bisa ditangkap tak hanya secara langsung tetapi juga di linimasa Twitter. Belakangan bukber menjadi tema perbincangan yang cukup hangat di jagat media sosial.
Perbincangan tersebut dipicu oleh berbagai hal, mulai dari warganet yang merasa kehilangan esensi dari bukber hingga sambatan apabila bukber sekarang dinilai menjadi ajang pamer. Bahkan sebagian warganet lebih memilih untuk menghindari ajakan bukber di bulan Ramadhan ini.
Begitu memasuki bulan Ramadhan pada 03 April 2022 lalu, warganet seperti @FiersaBesari dan beberapa lainnya mengunggah opininya untuk memilih menghindari ajakan bukber. Hal tersebut tampak pada Gambar 1, melalui cuitannya mereka memilih menyiapkan berbagai alasan untuk menolak ajakan bukber.
Intensitas perbincangan terkait bukber pun tampak mulai muncul sejak memasuki bulan suci Ramadhan, yakni 03 April 2022 dan terus memuncak hingga memasuki minggu ketiga bulan Ramadhan. Monitoring perbincangan warganet ini pun dilakukan sejak 03 April sampai dengan 26 April 2022.
Dengan menggunakan kata kunci bukber, bukber && flexing, bukber && insecure Netray menemukan sebanyak 94.5 ribu total cuitan. Perbincangan ini didominasi oleh cuitan bersentimen positif dengan jumlah impresi sebanyak 622.3 juta dan menjangkau 244.6 juta.
Dengan jumlah tersebut menunjukkan bukber menjadi topik hangat yang cukup banyak diperbincangkan oleh warganet di bulan Ramadhan. Perbincangan populer terkait bukber yang kerap dicuitkan warganet di Twitter pun dapat diamati melalui kosa kata populer berikut.
Pencapaian, berkedok, ajang, males, pamer, reuni, menjadi kosa kata yang paling banyak disebutkan warganet dalam membahas topik seputar bukber. Hal ini pun berkaitan dengan esensi bukber yang kini semakin bergeser. Jika dulu bukber dianggap sebagai tempat untuk mempererat silaturahmi kini bukber justru dinilai sebagai wadah pamer bagi sebagian warganet.
Flexing Berkedok Bukber Bikin Warganet Ogah Ikutan
Sebagai momen yang dilakukan hanya setahun sekali, bukber dulu dimaknai sebagai tempat reuni dengan teman lama. Namun sebagian orang dinilai justru memanfaatkan momen ini untuk ajang menonjolkan diri atas pencapaiannya. Atau yang zaman sekarang dikenal dengan istilah flexing. Hal ini kemudian memicu komentar dari warganet yang juga sempat mengalami hal tersebut.
Akibat munculnya stigma terkait bukber tidak sedikit warganet yang kini memilih untuk tidak ikut hadir dalam kegiatan tersebut. Kini warganet menilai jika orang datang ke bukber yang cuma buat flexing, membandingkan hidup, dan juga pamer pencapaian.
Tampak pada Gambar 7 berbagai cuitan warganet yang sepakat terkait fenomena aksi flexing selama menghadiri acara buka bersama. Padahal bukber dapat menjadi momen baik untuk mempererat silaturahmi di bulan yang baik tersebut. Meski demikian, masih terdapat warganet yang mengaku tidak turut mengalami fenomena ini.
Di tengah arus perbincangan warganet yang mengaku mengalami pengalaman tak menyenangkan saat momen bukber sebagian warganet lainnya menjadi bersyukur tidak mengalami hal yang sama. Sebagian warganet mengaku tidak mengalami fenomena tak menyenangkan saat melakukan bukber dan menilai hal tersebut bergantung pada lingkaran pertemanan masing-masing.
Sementara dalam arus perbincangan terkait bukber tampak sepuluh akun paling populer pada topik ini. Salah satunya seperti akun milik @jagadhj. Melalui akunnya Ia membutar twit bernada opini terkait bukber yang bersentimen negatif dan menjadi cuitan yang ramai disukai, dikomentari, hingga di retweet oleh warganet Twitter.
Sedangkan akun yang mendapat impresi terbanyak, yakni akun @crankygvrl, juga menjadi akun yang paling di-mention oleh warganet. Salah satu cuitannya yang menjadi populer dan banyak di retweet oleh warganet yakni komentarnya mengenai bukber yang menilai pertemanan yang tidak begitu akrab seharusnya tidak perlu mengadakan bukber.
Bukber menjadi ramai diperbincangkan saat memasuki bulan suci Ramadhan. Namun sayangnya kini perbincangan terkait bukber didominasi oleh stigma negatif yang membuat warganet kesal. Bukber yang seharusnya menjadi ajang silaturahmi menjadi momen tak menyenangkan bagi sebagian warganet. Meski masih terdapat warganet yang menilai hal ini berkaitan dengan lingkungan pertemanan dari setiap personal.
Demikian hasil perbincangan warganet, simak analisis Netray lainnya melalui https://analysis.netray.id/ dan analisis mendalam Netray melalui https://medium.com/@netrayID
Editor: Ananditya Paradhi