Di tengah laporan kasus angka terkonfirmasi Covid-19 yang terus membludak pasca lebaran, kini berita terkait akurasi Genose menjadi sorotan. Alat pendeteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini disinyalir menjadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia. Genose menjadi salah satu pilihan publik sebagai syarat perjalanan lantaran harga yang ditawarkan alat pendeteksi ini terbilang murah sehingga dapat dijangkau oleh beberapa lapisan. Dengan harga yang sedemikian, alat ini kini menjadi sasaran penyebab naiknya kasus Covid-19 di Indonesia.
Alat pendeteksi Covid-19 buatan UGM ini telah mengantongi izin edar (Kemenkes RI AKD 20401022883) dari Kementerian Kesehatan sejak Kamis, 24 Desember 2020. Genose ditetapkan sebagai syarat kesehatan bagi individu yang melakukan perjalanan melalui Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 No 5 Tahun 2021 dan Surat Edaran Kementerian Perhubungan No 11 Tahun 2021. Dengan bandrol harga mulai dari 20 ribu rupiah dan cara pengaplikasian alat yang hanya dengan tiupan lewat mulut, alat ini banyak diminati publik sebagai pendeteksi dini Covid-19. Namun, di balik kelebihan ini, kini akurasi Genose menjadi sorotan terkait lonjakan kasus pasca lebaran. Seperti apa media menyoroti hal ini? Berikut pantauan Media Monitoring Netray.
Dalam pantauan Netray selama periode 28 Juni-4 Juli 2021 ditemukan sebanyak 264 artikel yang mengandung kata kunci genose. Dari 264 artikel yang diterbitkan oleh 70 portal media tersebut, 94 di antaranya ialah artikel bersentimen positif dan 53 berita bersentimen negatif. Hal ini menandakan kata kunci ini masih diberitakan baik oleh media dalam periode pemantauan. Apa yang menjadi sorotan media terkait isu negatif terhadap topik ini sehingga sentimen positif masih mendominasi?
Genose Masih Dipercaya
Salah satu berita yang tertangkap sentimen positif oleh mesin Netray ialah berita terkait tepisan atas tudingan lonjakan kasus yang disebabkan oleh Genose. Seperti contoh gambar di atas, media berita Detik memberitakan tentang pernyataan Peneliti dan pencipta GeNose Dian K. Nurputra, PhD yang mengatakan bahwa isu terkait hal ini tidaklah benar. Menurutnya, penggunaan Genose sebagai syarat perjalan hanya 10 persen dan rasio kasus positif masyarakat terpapar yang terdeteksi mencapai 8-10 persen. Data inilah yang menjadi benteng atas tudingan Genose sebagai penyebab lonjakan.
Di balik isu yang beredar, alat deteksi C19 buatan UGM tersebut masih digunakan dan dipercaya oleh beberapa instansi. Hal ini tentunya turut memberikan sumbangan positif bagi kata kunci ini. Dilansir dari Suara, Pemerintah Kota Lampung memasang Genose di beberapa titik yang ada di Kota Bandar Lampung, seperti rumah sakit, pelayanan, dan Dinas Kesehatan. Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana mengatakan pemilihan GeNose C19 ialah GeNose dianggap lebih mudah dan cepat dalam mendeteksi Covid-19. Dengan upaya ini, Pemda Bandar Lampung berharap dapat meminimalisir jumlah kasus dengan deteksi dini.
Genose Tak Berlaku Bagi Syarat Perjalanan
Bertolak belakang dengan tepisan pencipta Genose, di saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, pemerintah telah memutuskan beberapa peraturan baru yang salah satunya ialah tidak memberlakukan Genose sebagai syarat perjalanan. Hal ini pun menjadi berita buruk dan menyumbang nada negatif bagi kata kunci ini.
PPKM Darurat di Pulau Jawa dan Bali telah dimulai pada Sabtu, 3 Juli 2021 hingga 20 Juli 2021. Pelaksanaan PPKM Darurat ini diatur dalam Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 14 yang berisi tentang ketentuan perjalanan. Dikutip dari Detik, dalam dokumen bertajuk Panduan Implementasi Pengetatan Aktivitas Masyarakat pada PPKM Darurat di Provinsi-Provinsi di Jawa Bali, disebutkan syarat kartu vaksinasi COVID-19 wajib bagi penumpang di seluruh moda transportasi, seperti pesawat, bus, dan kereta api.
Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi mengatakan bahwa pengguna transportasi udara atau pesawat, diwajibkan melampirkan hasil tes PCR yang diambil dua hari sebelum keberangkatan. Sementara, pengguna moda transportasi jarak jauh lainnya wajib melampirkan kartu vaksin dan hasil tes antigen yang diambil 1×24 jam sebelum keberangkatan. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa Genose kini tak berlaku bagi syarat perjalanan moda transportasi apapun.
Isu Akurasi Genose di Jagat Twitter
Tak hanya media yang menyorti isu terkait akurasi genose, warganet Twitter pun ikut meramaikan Topik ini. Dengan kata kunci dan periode pemantauan yang sama dengan kanal News, Netray menemukan sebanyak lebih dari 9 ribu tweets yang mengandung kata kunci tersebut.
Topik ini mencuri perhatian warganet, hal ini terlihat dari jumlah data impresi yang mencapai 8 juta dan berpotensi menjangkau hingga 87 juta akun. Dari data tersebut, Netray berhasil mengagregasi tweets yang condong memiliki sentiment negatif sebanyak 5.358 tweets. Dari sekian tweets yang memiliki sentiment negatif tersebut, apa yang tengah menjadi perbincangan warganet terhadap topik ini?
Dengan teknologi AI yang dimiliki oleh Netray, dapat ditemukan beberapa kosakata yang terdeteksi sebagai keluhan yang diungkapkan oleh warganet. Dari topik ini terlihat dari gambar di atas, kosakata yang berkaitan dengan isu akurasi genose mendominasi jajaran Top Complaint.
Dari contoh tweets di atas terlihat beberapa warganet mengeluhkan bahkan mengkritik terkait akurasi alat deteksi ini. Harga yang relatif murah dibanding alat deteksi lainnya menjadi sasaran kritikan warganet. Salah satu cerita ketidakakuratan hasil Genose dibagikan oleh akun bernama @tatriariseta. Dalam tweet-nya tersebut Tatria menceritakan kejadian yang dialami oleh temannya yang dinyatakan positif Covid-19 namun tetap melakukan perjalanan dengan menggunakan Genose. Hasilnya pun berbanding terbalik dengan tes Antigen yang dilakukan sebelumnya. Cerita ini pun ramai hingga mendapat ribuan impresi dari warganet.
Cerita serupa juga di-tweet-kan oleh akun @MFaizGhifari. Ketidakakuratan hasil Genose juga dialaminya saat temannya akan melakukan perjalanan menggunakan kereta. Beberapa cerita di atas menunjukkan beberapa warganet masih meragukan akan kevalidan alat deteksi ini sehingga tweets-tweets tersebut menyumbangkan sentimen negatif pada topik ini.
Murahnya Genose Menjadi Pertimbangan
Di sisi lain, kubu pendukung Genose sebagai alat deteksi dini yang murah juga masih menggema di jagat maya. Hal ini tentunya memberikan sentimen positif bagi topik ini. Murah, tidak sakit, dan proses yang cepat menjadi pertimbangan warganet memilih alat deteksi C19 tersebut. Meski dinilai kurang akurat, warganet menilai alat tersebut masih dapat digunakan sebagai alat deteksi dini yang selanjutnya dapat menggunakan swab atau PCR sebagai tindak lanjut penanganan.
Jajaran Top Account
Dari ribuan tweets yang membagikan kata kunci ini, berikut adalah akun-akun yang masuk ke dalam jajaran Top Account yang berhasil dihimpun oleh Netray.
Dari gambar di atas, terlihat selain akun portal media berita @detikcom terdapat akun @tatriariseta yang menduduki posisi tertinggi Top Accounts by Popularity dengan capaian total impresi sebanyak 5.966. Pada jajaran Top Account by Count terdapat akun-akun moda tranpsportasi seperti @KAI121, @CommuterLine, dan @angkasapura172 yang turut membagikan tweets yang mengandung kata kunci tersebut.
Isu terkait akurasi Genose yang sempat menjadi tudingan pelonjakan kasus Covid-19 di Indonesia telah ditepis oleh penciptanya dengan berdasarkan data yang telah terhimpun. Meski telah dinyatakan tak berlaku sebagai syarat perjalanan moda transportasi apapun, alat ini masih dipercaya dan digunakan oleh beberapa instansi untuk penunjang deteksi dini C19. Keraguan akan kevalidan alat inipun juga sempat dirasakan oleh warganet. Namun, kembali lagi dengan tawaran harga dan kemudahan penggunaan, Genose menjadi pilihan alternatif masyarakat. Dengan demikian, di balik isu yang berkembang, upaya dan kebijakan baru yang dicanangkan pemerintah semoga memberikan hasil baik bagi Indonesia ke depan.
Simak ulasan isu terkini lainnya melalui https://analysis.netray.id/