Kabupaten Cilacap mendadak trending di media sosial Twitter pada pekan lalu. Pemantiknya adalah perbincangan tentang kuliner khas Negeri Sakura yang ternyata diimpor dari daerah tersebut. Informasi soal unagi dari Cilacap ini mengejutkan banyak warganet yang tidak tahu jika ikan sidat, yang diolah menjadi unagi, selama ini dibudidayakan di Cilacap.
Perbincangan tersebut berhulu dari twit dari akun @PartaiSocmed yang mengunggah sebuah twit tentang ekspor unagi dari Cilacap ke Jepang.
Unggahan yang dibuat pada tanggal 24 Mei malam tersebut lantas trending keesokan harinya. Pemantauan linimasa Netray Media Monitoring selama sepekan antara tanggal 21 Mei hingga 27 Mei 2023 menunjukkan lonjakan drastis penggunaan kata kunci “cilacap”, “sidat”, dan “unagi” pada tanggal 25 Mei. Dari yang awalnya hanya puluhan twit menjadi 1.734 unggahan.
Perbincangan memang tak bertahan cukup lama. Di dua hari terakhir, 26 Mei dan 27 Mei intensitasnya menurun dan kembali normal. Akan tetapi selama periode tersebut, Netray secara total telah menemukan 2.639 twit dari warganet.
Ribuan twit ini juga menghasilkan respons yang besar. Total impresi twit yang mengandung kata kunci terpantau sebanyak 22,3 juta kali dalam bentuk reply, retweet, dan favorites. Perbincangan tersebut secara potensial dapat menjangkau hingga 15,1 juta akun berbahasa Indonesia.
Akun @PartaiSocmed praktis menjadi akun dengan total impresi terbanyak yakni sebesar 32.038. Selain berkisar di twit yang dibuat oleh @PartaiSocmed, perbincangan ini juga ramai di akun @jogmfs. Akun menfess tersebut meruap 7.278 total impresi melalui twit yang terindeks dengan sentimen positif.
Pemantauan Netray menunjukkan bahwa sentimen positif atas perbincangan ini terhitung cukup tinggi dengan 735 unggahan. Sedangkan twit dengan sentimen negatif terpantau sebanyak 173 unggahan. Twit netral pada dasarnya mendominasi karena perbincangan ini cenderung bersifat informatif seperti twit dari akun @PartaiSocmed sendiri.
Meski begitu, respons warganet dengan sentimen baik positif dan negatif cukup menarik untuk dicermati. Sebagai contoh dari twit dengan sentimen positif adalah unggahan dari akun @nikenV dan @jaretghosty. Kedua akun ini sama-sama membagikan informasi kekayaan kuliner dalam negeri yang digemari masyarakat mancanegara.
Akun @nikenV memaparkan bahwa Cilacap tak hanya memiliki ikan sidat yang populer di Jepang. Terdapat juga ekspor kuliner lain yang bernama katsuobushi yang berupa serutan ikan cakalang yang telah diawetkan. Katsuobushi biasanya digunakan sebagai topping kuliner Jepang yang sangat populer yaitu takoyaki.
Sedangkan akun @jaretghosty membagikan informasi dalam bentuk komik strip. Selain unagi, makanan Jepang yang ternyata dari Indonesia antara lain adalah wasabi yang banyak diproduksi di wilayah Dieng. Juga ada mie shirataki yang berasal dari Pasuruan Jawa Timur.
Respons berbeda dapat ditemukan dari twit dengan sentimen negatif. Contohnya dari unggahan yang dibuat akun @akutajirmlintir dan akun @kozirama. Sebagai warga Cilacap asli, @akutajirmlintir merasa sedikit malu karena ia tidak pernah tahu banyak tentang wilayahnya sendiri. Sedangkan @kozirama menyebut bahwa unagi Cilacap memiliki cita rasa yang berbeda dengan unagi Jepang. Twit tersebut membalas unggahan dari akun menfess @jogmfs.
Dengan kekayaan alam yang melimpah, sangat mungkin Indonesia bisa menjadi pengekspor kuliner baik bahan baku maupun barang siap konsumsi ke sejumlah negara. Sangat mungkin juga ekspor tersebut merupakan entitas yang sangat populer di tempatnya seperti cerita unagi Jepang dari Cilacap. Apakah ada kuliner daerah kalian yang juga diekspor ke luar negeri?
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Winda Trilatifah