Beberapa tahun terakhir, industri sepatu lokal semakin meningkat dengan berbagai brand baru yang terus bermunculan. Suburnya industri sepatu lokal di Indonesia ini juga tak lepas dari dukungan masyarakat, khususnya para generasi muda yang mulai tertarik untuk menggunakan produk lokal. Netray menelusuri pembahasan sepatu lokal di Twitter sepanjang tahun 2020 (1 Januari-27 Mei 2020). Bagaimana tren pembahasan sepatu lokal di sepanjang tahun 2020 ini? Lalu, brand mana yang paling banyak diperbincangkan warganet Twitter pada periode tersebut? Berikut pantauan Netray.
Pembahasan Sepatu Lokal di Twitter
Netray menemukan 291 cuitan warganet yang membahas sepatu lokal di Twitter. Topik ini diperbincangkan oleh 202 warganet Twitter selama periode 1 Januari-27 Mei 2020.
Frekuensi pembahasan sepatu lokal di Twitter cukup padat pada bulan Februari, kemudian turun pada bulan Maret dan hampir jarang dibicarakan pada bulan April. Memasuki bulan Mei, topik ini kembali banyak diperbincangkan hingga memuncak pada pertengahan Mei 2020. Bagaimana tren pembahasan sepatu lokal di Twitter? Brand apa saja yang paling banyak disebut dalam pembahasan sepatu lokal di tahun 2020 ini? Simak kumpulan kosakata populer berikut.
Tren pembahasan sepatu lokal di Twitter merujuk pada dua brand sepatu lokal; Compass dan Ventela. Kedua brand ini paling banyak disebut oleh warganet Twitter dalam kaitannya dengan topik sepatu lokal. Sementara arah perbincangan warganet dalam topik sepatu lokal secara umum mengarah pada minat penggunaan dan jual-beli. Hal ini dapat diamati dari kemunculan kosakata populer seperti kata produk, beli, harga yang mengarah pada penawaran jual-beli sepatu lokal dan kata kalian, cari, pakai yang mengarah pada penjajakan minat warganet pada sepatu lokal.
Netray secara khusus menelusuri pembahasan kedua brand sepatu lokal tersebut untuk mengetahui tren pembahasan masing-masing brand sekaligus menjelaskan mengapa kedua brand tersebut ramai dibahas warganet di sepanjang awal tahun 2020 ini.
1. Compass
Pabrik sepatu asal Bandung yang didirikan pada tahun 1998 ini sempat mengalami kebuntuan sebelum akhirnya Aji Handoko Purbo masuk dan dipercaya untuk melakukan re-branding Compass. Seri Compass Gazele yang ia luncurkan pada tahun 2017 membuka jalan bagi Compass untuk kembali meraih sukses dan menjadi brand yang patut dipertimbangkan hingga saat ini.
Sepanjang pertengahan awal tahun 2020, Compass telah diperbincangkan sebanyak 6 ribu kali oleh lebih dari 4 ribu akun di Twitter. Topik ini ramai diperbincangkan pada bulan Februari hingga awal April. Dari pantauan Netray, pada bulan Februari Compass beberapa kali melakukan kolaborasi seperti berikut.
Selain itu, apa sih yang membuat Compass ramai diperbincangkan oleh warganet Twitter? Bagaimana sentimen untuk brand sepatu lokal Compass?
Sentimen negatif untuk Compass masih lebih tinggi ketimbang sentimen positif, yaitu 2 : 1,7 ribu. Sementara isu yang paling banyak diperbincangkan adalah soal penimbunan produk sepatu Compass dan masalah keterbatasan, kelangkaan, dan harga yang mahal.
Tren Compass; Sepatu Lokal Mahal dan Susah Dicari
Salah satu yang paling banyak mengisi sentimen negatif untuk pembahasan topik Compass adalah soal keberadaan sepatu Compass yang cukup terbatas sehingga sulit dicari. Banyaknya reseller yang kemudian memanfaatkan kondisi tersebut juga membuat harga sepatu Compass semakin melambung.
Citra Sepatu Compass di Mata Warganet
Peredaran jumlah produksi sepatu Compass yang terbatas tidak melulu menjadi persoalan yang dikeluhkan warganet. Beberapa warganet tetap bersemangat berburu sepatu lokal yang langka keberadaannya tersebut.
Bahkan, banyak warganet yang justru semakin tertarik untuk mengoleksi salah satu produk sepatu Compass karena citra limited-nya tersebut. Salah satu cuitan warganet berikut memperlihatkan betapa populernya sepatu Compass sehingga memiliki sepatu Compass seolah-olah menjadi sebuah nilai plus bagi warganet.
2. Ventela
Satu kota kelahiran dengan Compass, sepatu lokal Ventela ini juga berasal dari Bandung. Ventela mulai diperkenalkan pada tahun 2017 oleh William Ventela, seorang pemilik pabrik sepatu vulkanisir sejak tahun 1989.
Di sepanjang tahun 2020 ini, Ventela telah diperbincangkan sebanyak 1,5 ribu kali oleh lebih dari seribu akun di Twitter. Ventela mulai ramai diperbincangkan pada pertengahan April dan terus dibahas hingga memasuki bulan Mei. Pada pertengahan April, Ventela banyak diperbincangkan terkait gugatan perusahaan sepatu Vans Amerika Serikat yang menilai desain sepatu Ventela mirip dengannya.
Pada bulan Mei, brand sepatu lokal ini juga ramai dibahas warganet meskipun tidak terlihat adanya gejolak isu besar seperti pada pertengahan April. Lalu apa yang dibahas warganet dan seperti apa sentimen dan tanggapan warganet untuk brand sepatu Ventela? Berikut Kosakata Populer untuk topik Ventela.
Pembahasan topik Ventela di Twitter didominasi oleh sentimen netral-positif. Topik ini kerap muncul dikaitkan dengan brand sepatu lokal Compass dan brand sepatu luar seperti Converse dan Vans.
Tren Ventela; Sepatu Lokal Murah dan Nyaman
Harga sepatu Ventela yang lebih murah dibanding dengan beberapa sepatu lokal pesaingnya menjadi salah satu alasan mengapa sepatu lokal ini banyak diminati oleh warganet Twitter. Selain itu, warganet juga mengaku nyaman menggunakan sepatu Ventela tersebut. Bahkan, beberapa warganet turut membandingkannya dengan brand sepatu besar seperti Vans dan Converse.
Citra Sepatu Ventela di Mata Warganet
Di mata warganet sepatu Ventela memiliki kesan murah, nyaman, dan sederhana. Namun kesan ‘murah’ tersebut kadang digunakan sebagian warganet untuk menganggap dirinya rendah. Beberapa cuitan warganet berikut menilai dirinya rendah karena masih memakai sepatu Ventela.
Selain Compass dan Ventela, Masih Banyak Sepatu Lokal Lain Loh!
Persaingan Compass dan Ventela terlihat dari banyaknya akun di Twitter yang membicarakan kedua brand tersebut. Beberapa warganet juga sering membandingkan keduanya. Aroma persaingan kedua brand tersebut semakin terasa ketika adanya isu pemisahan resseler Compass dan Ventela.
Kedua brand tersebut juga kerap disandingkan dalam penjajakan minat warganet. Padahal, sepatu lokal di Indonesia cukup banyak. Namun, warganet Twitter seolah-olah turut latah dengan persaingan kedua brand tersebut sehingga beberapa warganet kerap mengecualikan keduanya ketika ingin menjajaki minat pemakai sepatu lokal.
Dari penelusuran Netray, brand sepatu lokal seperti Warrior, Piero, Patrobas, Brodo, Kasogi, Kodachi, Wakai, Nah Project, Rafheoo, Geoff Max, FYC, Eagle, hingga Tomkins juga beberapa kali disarankan oleh warganet.
Meskipun sama-sama merupakan brand lokal, baik Compass maupun Ventela memiliki strategi yang berseberangan. Keduanya membangun citra diri yang berbeda. Compass membangun citra ‘limited’ untuk menarik minat masyarakat yang kerap memburu barang-barang yang terbatas. Perjuangan warganet untuk mendapatkan sepatu Compass kemudian akan menaikan harga diri mereka. Sementara Ventela justru sebaliknya. Dengan harga yang murah, Ventela berusaha membangun citra ‘sederhana’ untuk menarik minat masyarakat kelas bawah yang ingin menikmati produk lokal tanpa mengesampingkan kenyamanan. Pada akhirnya, baik Compass maupun Ventela akan terus memiliki peminatnya sendiri sesuai dengan citra yang mereka bangun.
Demikian pantauan Netray terkait tren pembahasan sepatu lokal di Twitter.