Berbicara tentang percintaan menjadi hal yang menarik bagi kawula muda. Kisah romansa bak negeri dongeng pastinya menjadi harapan bagi semua pasangan kekasih. Namun, realitanya tidak semua individu dapat memiliki kisah fiktif tersebut. Perselisihan yang timbul karena adanya perbedaan pendapat ataupun sifat yang tidak dapat ditoleran menjadi batu sandungan bagi pasangan yang mengharapkan kisah romantis tersebut. Lalu, lambat laun hubungan yang dijalin menjadi tekanan bagi salah satu pihak. Hal ini lah yang disebut juga dengan toxic relationship.
Menurut kamu, apa sih toxic relationship itu? Bagaimana kamu mengetahui kalau hubungan kamu sudah masuk ke dalam kategori tersebut? Untuk berbicara topik ini, yuk kita lihat juga cerita warganet mengenai hubungan toxic melalui fitur-fitur yang dimiliki oleh Media Monitoring Netray!
Sekilas tentang Hubungan Toxic
Cinta menjadi salah satu kebutuhan manusia. Dikutip dari Wikipedia, konsep Hierarki Kebutuhan Maslow yang ke-3 ialah kebutuhan dimiliki dan cinta (belong and love). Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini adalah seperti bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. Dalam jalinan hubungan, tentunya manusia mengharapkan kebahagiaan. Namun, pada nyatanya tidak sedikit dari mereka yang mengalami hubungan yang tidak sehat.
Dikutip dari sbmi.or.id, menurut Catatan Tahunan Komnas Perempuan, kekerasan di ranah rumah tangga atau relasi personal menempati peringkat pertama, yakni sebanyak 6.555 kasus (59%), disusul kekerasan terhadap anak perempuan sebanyak 2.341 kasus (21%). Kekerasan terhadap anak perempuan di tahun ini meningkat dibanding tahun 2018, mengalahkan kekerasan dalam pacaran 1.815 kasus (16%%), sisanya adalah kekerasan mantan suami, kekerasan mantan pacar, serta kekerasan terhadap pekerja rumah tangga.
Dari data tersebut dapat kita buktikan bahwa dengan adanya hubungan toxic dapat membuat konflik batin hingga mengarah kepada kekerasan fisik dan psikis seseorang. Dikutip dari jurnal Persepsi Generasi Milenial Terhadap Toxic Relationship dari Pandangan Transactional Analysis, ciri-ciri dari toxic relationship yang ada dan sering terjadi bahkan dialami oleh anak-anak remaja di antaranya adalah tidak pernah merasa cukup, susah menjadi diri sendiri, direndahkan terus, tidak didukung oleh pasangan, lingkungan pertemanan yang semakin menyempit, cemburu yang berlebihan, dan komunikasi antar pasangan sangat tidak baik. Semua hal itu jika tidak disadari dan dikendalikan atau dikontrol maka akan berujung pada hal-hal yang kurang baik, seperti kekerasan, sakit hati, stres, tertekan dan bahkan hubungan akan berakhir atau terjadi perpisahan
Toxic Relationship Identik dengan Bucin
Bucin atau budak cinta seringkali dikonotasikan negatif. Hal ini disebabkan oleh kosakata bucin yang diterjemahkan sebagai situasi percintaan yang dinilai berlebihan. Seperti halnya seseorang yang rela melakukan apapun demi orang yang dicintainya meski hal itu dinilai kurang nalar. Istilah ini pun akhirnya disandingkan dengan sifat toxic yang juga sering menjadi penilaian buruk terhadap hubungan seseorang.
Gambar di atas merupakan beberapa contoh twit warganet yang berisikan cerita bahkan keluh kesah mereka terkait bucin dan toxic relationship. Dengan teknologi AI yang dimiliki oleh Netray, cuitan-cuitan di atas terindikasi sebagai twit bersentimen negatif. Opini yang berisikan kosakata berkonotasi negatif juga berhasil dibaca demikian oleh Netray. Seperti contoh di atas, cuitan dari akun @panoramaindomie yang mengomentari perihal hubungan toxic yang dipertahankan karena telah menjadi bucin.
Hubungan Toxic dan Kisah Sedih Warganet
Membicarakan hubungan toxic identik dengan kisah sedih atau tragis dari pasangan yang melaluinya. Dengan fitur Top Words yang dimiliki oleh Netray kita akan sedikit diperlihatkan gambaran apa yang menjadi dominasi perbincangan warganet terkait hal ini. Dari gambar di atas dapat kita lihat, selain kata toxic relationship juga terdapat kata terjebak, kejebak, salah, susah, bahkan takut. Yang apabila kita lihat secara sekilas kosakata tersebut mengarah ke hal negatif.
Dari filter words yang dimiliki Netray, kita dapat melihat lebih rinci twit-twit seperti apa yang diungkapkan warganet terkait kata kunci tertentu. Dari contoh di atas dapat kita lihat contoh twit yang berkaitan dengan kosakata terjebak, kejebak, dan takut. Secara garis besar, kisah hubungan toxic yang dialami atau diceritakan warganet ialah kisah pasangan yang terjebak hingga takut memberikan keputusan di saat dirinya sudah berada di hubungan yang dinilai tidak sehat.
Hubungan toxic ternyata bukan hanya datang dari pasangan kekasih, namun bisa jadi dari circle pertemanan. Seperti contoh cuitan di atas, beberapa warganet juga merasa terjebak dalam pertemanan yang dirasa kurang baik sehingga disebut sebagai toxic.
Seberapa Besar Impresi Warganet?
Dengan periode pemantauan yang dilakukan pada tanggal 1-12 Mei 2021, Netray menemukan 4.526 twit yang membicarakan tentang topik ini. Dengan impresi sebanyak 8.3 juta perbincangan ini diperkirakan dapat menjangkau hingga 10.8 juta akun. Dari data statistik di atas kita juga dapat mengetahui dominasi cuitan warganet yakni terlabeli sebagai sentimen negatif. Hal ini terlihat dari fitur Peak Time yang didominasi warna merah dan juga fitur Sentiment Trend yang menunjukkan garis merah menjulang tinggi dibanding garis hijau.
Lantas dari total 2 ribuan akun, siapa saja akun yang berhasil menyumbang suara pada topik ini hingga perbincangan toxic relationship berhasil mendapatkan jutaan impresi? Dengan fitur Top Accounts yang dimiliki Netray, kita dapat melihat akun-akun yang berhasil mendapatkan perhatian warganet (by popularity) dan juga yang paling banyak mencuitkan terkait kata kunci (by count). Dari gambar di atas dapat kita lihat akun @mardiasih menduduki peringkat pertama di Top Account by Popularity dengan jumlah impresi 9.043. Dengan fitur account monitoring, kita juga dapat melihat secara rinci twit @mardiasih yang telah berhasil menyita perhatian warganet (kolom account monitoring).
Sedangkan akun yang paling banyak mencuitkan kata kunci tersebut ialah akun @eventsurabaya dengan total twit sebanyak 8 buah. Akun ini memberikan informasti terkait adanya talkshow yang bertemakan toxic relationship yang diadakan oleh Fakultas Psikologi Ubaya.
Toxic relationship atau hubungan toxic tak hanya terjadi pada pasangan kekasih, namun juga bisa datang dari hubungan pertemanan. Dari pantauan yang dilakukan oleh Netray pada kanal Twitter dengan melihat jumlah twit dan jangkauan akun, topik ini memiliki intensitas perbincangan yang tinggi. Meski berkonotasi sebagai hal yang negatif, tetapi adakalanya kejadian ini telah memberikan pelajaran moral baru bagi mereka yang mengalaminya. Seperti halnya cara menyikapi serta mampu memilah hingga mendapatkan pasangan yang lebih baik.