Pada 11-12 Januari 2024 lalu, Kadin menggelar dialog bersama ketiga calon presiden (capres) secara terpisah. Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo pada 11 Januari dan Prabowo Subianto menyusul pada 12 Januari. KADIN mengajukan sembilan pertanyaan, yakni soal ketahanan pangan, industri kesehatan, nilai tambah industri (ekspor-impor), UMKM, perpajakan, BUMN, transisi energi, tata ruang dan urbanisasi, serta biaya logistik nasional.
Menggunakan Netray Speech Analysis (NSA), Netray mengolah pembicaraan masing-masing capres dalam menjawab setiap pertanyaan dari Kadin. Kemudian dilakukan analisis sentimen guna menentukan apakah isi pembicaraan dalam tiap sesi bicara masing-masing capres bersifat positif, negatif, atau netral. Named Entity Recognition (NER) pada hasil transkripsi juga dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengekstrak entitas penting seperti nama orang, lokasi, organisasi, fasilitas, dan complaint. Berikut hasil analisis Netray.
Anies Paling Lama Bicara Ketika Berdialog Bersama KADIN
Dalam memaparkan dan menjawab 9 pertanyaan yang diajukan oleh KADIN, Anies Baswedan tercatat paling lama berbicara, yakni 63 menit 19 detik atau satu jam lebih. Sedangkan Prabowo hanya 45 menit dan Ganjar bahkan hanya 32 menit atau setengah dari waktu bicara paslon 01. Jika mengacu pada efektifitas waktu, Ganjar memimpin dengan menghasilkan 121 kata dalam 1 menit. Selisih tipis dengan Anies yakni 117 kata/menit. Prabowo tampak paling lambat, yakni hanya 82 kata/menit. Jadi, meskipun total waktu yang dibutuhkan Prabowo lebih banyak dari Ganjar, total kata yang dihasilkan lebih sedikit.
Nama | Sesi | Durasi | Jumlah Kata | Jumlah kata/menit |
01_Anies Baswedan | 11 sesi (visi misi, 9 pertanyaan, dan 1 pernyataan penutup) | 63 menit 19 detik | 7.396 | 117 kata/menit |
02_Prabowo Subianto | 8 sesi (visi misi, 6 pertanyaan, dan 1 pernyataan penutup) | 45 menit 27 detik | 3.713 | 82 kata/menit |
03_Ganjar Pranowo | 8 sesi (8 pertanyaan) | 32 menit 12 detik | 3.905 | 121 kata/menit |
Lamanya Anies bicara berkaitan dengan urutan waktu berdialog. Anies ada di urutan pertama sehingga memiliki waktu yang lebih bebas. Anies menjawab semua pertanyaan yang diajukan, yakni 9 pertanyaan ditambah satu sesi pernyataan visi misi dan satu sesi pernyataan penutup. Sehingga total Anies bicara dalam 11 sesi. Sedangkan Prabowo Subianto hanya berkesempatan menjawab 6 pertanyaan yang diajukan serta dua sesi pernyataan visi misi dan penutup sehingga bicara dalam 8 sesi. Di sisi lain, Ganjar Pranowo tidak memaparkan visi misi dan pernyataan penutup sehingga total hanya menjawab 8 pertanyaan.
Prabowo Dominan Bicara Positif, Ganjar Dominan Bicara Negatif
Dari 9 sesi dialog, ketiga capres memiliki kecenderungan sentimen yang berbeda-beda. Anies Baswedan cenderung lebih banyak berbicara secara netral (45,5%). Prabowo Subianto cenderung bicara dengan sentimen positif sebesar 50%. Hal ini terlihat ketika Prabowo memaparkan soal industri kesehatan, BUMN, visi misi, dan pernyataan penutup. Sedangkan Ganjar Pranowo justru dominan bicara secara negatif sebesar 50%. Kecenderungan negatif ini dikarenakan Ganjar memaparkan permasalahan ketahanan pangan, UMKM, pajak, dan BUMN yang kerap ia temui di lapangan.
Dominasi Kata dalam Bicara: Anies Soroti Regulasi, Prabowo Tegaskan Strategi Hilirisasi, Ganjar Bercerita
NSA juga melihat sejumlah kata dengan frekuensi kemunculan yang tinggi. Kemunculan ini menjadi indikasi akan topik atau kecenderungan isu yang dibahas oleh masing-masing capres ketika menjawab persoalan yang diajukan. Dalam hal ini, Anies paling banyak menyebut kata negara (44), indonesia (40), kota (39), usaha (30), dan pembangunan (26). Ia menegaskan bahwa paslon 01 akan mengembangkan lebih dari 40 kota. Selain itu, ia juga kerap membicarakan regulasi (2) atau kebijakan ketika menguraikan permasalahan di industri kesehatan, ekspor impor, UMKM, BUMN, transisi energi, dan urbanisasi
Sedangkan Prabowo, paling banyak menyebut petani (13) setelah indonesia (23), negara (22), dan persen (19). Kesejahteraan petani lokal menjadi hal yang dibahas Prabowo ketika menjawab masalah ketahanan pangan. Prabowo juga menegaskan soal strategi paslon 02 yakni hilirisasi (11) untuk menjawab persoalan industri kesehatan, ekspor impor, dan UMKM.
Sementara itu, Ganjar Pranowo paling banyak menyebut kata ekonomi (16), negara (12), bicara (12), kadin (11), dan energi (10). Ganjar beberapa kali menegaskan soal ekonomi kreatif, serta ekonomi hijau. Selain soal ekonomi dan transisi energi Ganjar juga melakukan pendekatan bicara dengan cara bercerita. Kata ‘cerita’ ia ucapkan sebanyak 8 kali. Ia bercerita ketika menjawab permasalahan ekspor impor, UMKM, pajak, dan transisi energi.
Prabowo Paling Banyak Sebut Jokowi, Ganjar Paling Banyak Ceritakan Dirinya
Berdasarkan entitas tokoh yang paling banyak disebut, tampak bahwa Prabowo Subianto paling banyak menyebut nama sejumlah tokoh ketika berbicara. Menariknya, Jokowi menjadi tokoh yang paling banyak ia sebut, yakni 10 kali ketika berbicara dalam pernyataan pembuka-penutup, serta permasalahan industri kesehatan dan BUMN. Bahkan, jika dilihat dari sentimennya, pembicaraan Prabowo ketika menyebut nama Jokowi cenderung positif. Prabowo kerap membicarakan program yang sudah dijalankan oleh Jokowi dan menegaskan akan melanjutkan apa yang sudah berhasil dilaksanakan pada pemerintahan Jokowi. Ia bahkan mengakui bahwa Jokowi berhasil mengelola ekonomi, berhasil mengelola negara, dan mengelola perdamaian.
Anies Baswedan tidak banyak merujuk tokoh ketika berbicara. Bahkan 13 nama yang ia sebut sebagian besar adalah penanya dari pihak KADIN. Di sisi lain, Ganjar Pranowo malah lebih banyak menyebut namanya sendiri, yakni sebanyak 8 kali. Hal ini terkait dengan pendekatannya ketika menjawab atau memaparkan permasalahan, yakni dengan menceritakan pengalamannya ketika menghadapi bagian dari permasalahan tersebut.
Anies dan Ganjar Menjawab dengan Pengalamannya sebagai Gubernur
Berdasarkan entitas lokasi yang paling banyak disebut, ketiganya kompak paling banyak menyebut Indonesia di urutan pertama. Namun, jika dilihat lebih banyak lagi Anies dan Ganjar menggunakan ‘previlege’nya sebagai mantan gubernur untuk menjawab permasalahan yang diajukan oleh KADIN. Anies menyebut Jakarta di urutan kedua sebanyak 16 kali dan Ganjar menyebut Jawa Tengah sebanyak 3 kali. Di sisi lain, Prabowo Subianto, selain menyebut Indonesia, ia menyebut Vietnam, Jerman, dan Thailand sebanyak 3-4 kali. Vietnam disebut ketika membicarakan soal impor beras pada tema ketahanan pangan dan pajak.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Ananditya Paradhi