HomeCurrent ReportSerba Salah Pernyataan Mahfud di Media, Sentimen Negatif Makin Tinggi

Serba Salah Pernyataan Mahfud di Media, Sentimen Negatif Makin Tinggi

Published on

Pernyataan pejabat negara baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan di media sosial selalu menarik perhatian masyarakat. Terutama di kondisi genting Indonesia menghadapi pandemi yang tak kunjung usai, sikap dan pernyataan pejabat publik akan lebih dicermati dan menjadi lebih sensitif. Dengan kata lain, mereka kini menjadi pusat perhatian publik. Baik masyarakat maupun media massa akan dengan mudah menilai dan menghakimi apabila dirasa sikap dan pernyataannya sensitif dan kontroversial. Seperti yang tengah dialami oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Moh Mahfud MD. Baru-baru ini, Mahfud menjadi sorotan baik oleh masyarakat Twitter maupun awak media. Namanya kerap disebut dan dibicarakan terkait dengan sejumlah tweetnya yang mengundang perdebatan.

Netray tertarik untuk memantau aktivitas Menko Polhukam tersebut di linimasa Twitter; pernyataan mana saja yang menarik perhatian warganet? Bagaimana muatan sentimen warganet yang mengomentari aktivitasnya? Lalu seberapa besar antusiasme warganet menyoroti dan membicarakannya di Twitter. Tak ketinggalan, Netray juga akan mengamati seberapa besar entitas Mahfud menjadi newsmaker media massa. Simak analisisnya berikut.

Menko Polhukam Mahfud MD di Linimasa Twitter

Untuk mengamati aktivitas Mahfud di linimasa Twitter dan bagaimana warganet menanggapinya, Netray menggunakan fitur Account Monitoring. Fitur ini memungkinkan kita melihat aktivitas akun, seperti tweet maupun retweet. Dengan filter Tweet by Popular, Oldest, Most Like, Most Replied, Most Reetwet, hingga Recent kita dapat dengan mudah menemukan apa yang kita cari.

Sejumlah tweet Mahfud yang paling banyak mendapat impresi dari warganet selama periode 1-27 Juli 2021 di antaranya adalah tentang sinetron Ikatan Cinta, temuan TP3 Terbunuhnya 6 Laskar FPI, vaksinasi, dan cerita haru kematian pasien Covid-19.

Peak Time dan Mentions Sentiment

Di fitur Account Monitoring Netray, kita juga dapat melihat waktu puncak atau Peak Time, baik berdasarkan aktivitas akun maupun aktivitas mention akun. Demikian pula fitur Mention Sentiment yang akan memudahkan kita untuk melihat bagaimana arah tanggapan warganet dilihat dari muatan sentimennya selama periode tersebut.

Dapat diamati bahwa selama periode 1-27 Juli 2021, akun @mohmahfudmd mendapat mention tertinggi pada 17 Juli dan 26-27 Juli 2021. Dilihat dari Mentions Sentiment, muatan sentimen negatif mendominasi pada waktu-waktu tersebut. Artinya, warganet menanggapi aktivitas Mahfud di media sosial Twitter pada periode tersebut lebih banyak secara negatif. Setelah ditelusuri, tweet Mahfud yang menarik perhatian warganet pada 17 Juli adalah permasalahan vaksinasi di Indonesia. Sementara pada 26-27 Juli 2021 berkaitan dengan tweet beliau yang membagikan kisah haru kematian pasien positif Covid-19.

17 Juli 2021; Soal Vaksinasi

Pada 17 Juli 2021, Mahfud membicarakan permasalahan vaksinasi, mulai dari latar belakang adanya vaksin gratis dan berbayar hingga masalah kurangnya vaksinator yang menyebabkan vaksinasi terhambat dan timbul antrean masyarakat untuk vaksin. Pernyataan tersebut sayangnya menimbulkan perdebatan. Banyak warganet yang tidak sepakat dengan pernyataan Mahfud. Mereka menyampaikan bahwa kejadian di lapangan bukan merupakan kekurangan vaksinator tetapi kurangnya stok vaksin sehingga banyak masyarakat yang harus berebut untuk mendapatkan kuota.

Warganet juga mempertanyakan penjelasan Mahfud soal ide vaksin berbayar yang dikaitkan dengan masalah vaksinator yang tidak mencukupi. Warganet menyarankan agar pemerintah membuka vaksinasi gratis di apotek, rumah sakit dan klinik swasta sehingga jangkauan lebih luas dan cepat bukan malah memunculkan ide vaksin berbayar sebagai solusi. Sementara soal kerumunan masyarakat akibat berebut vaksin warganet memberi solusi agar pemerintah meniru cara KPU melakukan pemungutan suara, mulai dari pendataan, penempatan petugas hingga penyesuaian data agar vaksinasi terdata dan efektif.

26-27 Juli 2021; Kisah ‘Haru’ Kematian Pasien Covid

Tweet Mahfud yang terbaru soal kisah haru kematian pasien Covid pada 26 Juli 2021 juga mengundang perdebatan di mata warganet. Mulai dari seorang kaya raya di Jatim yang meninggal ketika sedang menunggu antrean penanganan hingga kematian profesor kedokteran yang menyerahkan satu-satunya stok oksigen kepada juniornya karena sama-sama terserang Covid-19.

Pada kisah pertama mungkin Mahfud ingin menyiratkan pesan bahwa penanganan Covid sama rata pada semua kalangan bukan mengutamakan mereka yang kaya saja seperti yang beredar. Sementara di kisah 2 mungkin Mahfud pun ingin menyampaikan sisi haru dan heroiknya seorang profesor tersebut. Namun, lagi-lagi pernyataan Mahfud menjadi blunder dan mengundang sensitifitas warganet.

Warganet menilai apa yg disampaikan Pak Mahfud dalam tweetnya tersebut kurang tepat. Di kondisi yg memprihatinkan seperti saat ini, menyampaikan kisah ‘haru’ kematian pasien Covid karena kekurangan oksigen dinilai kurang tepat. Apalagi hal ini disampaikan oleh seorang menteri. Berkaca dari kisah ‘mengharukan’ yang disampaikan, warganet menilai Pak Mahfud dan para pejabat negara lainnya seharusnya meminta maaf kepada rakyat karena belum berhasil menangani pandemi

Statistik Topik Mahfud di Twitter

Selain memonitoring akun Twitter, Netray juga mengamati apa yang dibicarakan warganet secara luas ketika menyebut mahfud, baik yang menandai akun maupun membicarakannya secara bebas di Twitter.

Separuh dari total tweet yang membicarakan Mahfud selama 4 minggu terakhir berada pada indeks muatan negatif. Lonjakan sentimen negatif terlihat pada periode 17, 20, dan 26 Juli 2021. Hal ini seperti apa yang telah dijelaskan pada Account Monitoring berdasarkan waktu terbanyak warganet memention beliau. Berikut adalah beberapa poin yang menjadi pembahasan warganet.

Terlihat beragam kosakata yang mengacu pada beberapa topik pembahasan. Yang pertama tentu saja dibicarakan dalam kaitannya dengan isu pemerintahan dengan entitas Jokowi dan Fadli (Zon) yang melekat. Selanjutnya adalah soal sinetron ikatan cinta yang sempat menarik perhatian Mahfud, kebijakan ppkm, vaksinasi dan polemik tweet Mahfud soal cerita kematian pasien Covid-19 yang tercermin pada kata mengharukan, meninggal, hingga didramatisir.

Di sisi Top Account, topik terkait Mahfud MD paling banyak dipengaruhi oleh akun @fadlizon dan @temponewsroom. Seperti diketahui, Tempo menerbitkan karikatur Mahfud yang tengah menonton sinetron Ikatan Cinta yang kemudian banyak mendapat impresi dari warganet.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-73.png

Mahfud di Media Pemberitaan

Apa yang terjadi di media sosial Twitter tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di media pemberitaan. Entitas Mahfud muncul dalam seribu artikel dari 98 total media. Sentimen negatiff pun lebih tinggi ketimbang sentimen positifnya. Puncak pemberitaan terjadi pada tanggal 16 dan 24 Juli 2021. Adapun kategori yang paling banyak membingkai topik ini adalah Pemerintahan, Politik, Kesehatan dan Hiburan. Berikut gambaran statistiknya.

Demikian pantauan Netray. Semoga kita dapat lebih bijak lagi dalam menggunakan media sosial di masa pandemi seperti saat ini. Sebab banyak hal-hal yang mungkin di kondisi normal menjadi wajar namun dapat menjadi sensitif dan terkesan tidak berempati ketika muncul dalam situasi yang kurang tepat. Seperti sisi positif kebijakan PPKM yang dimanfaatkan seorang pejabat negara untuk menonton film yang akan menjadi sensitif bagi masyarakat yang terdampak PPKM dan kesulitan makan. Demikian pula dengan kisah heroik kematian pasien Covid-19 yang coba disampaikan Mahfud dan berakhir pada kritik warganet atas penanganan pandemi pemerintah Indonesia yang buruk.

More like this

Kenaikan PPN 12% dan Gelombang Protes Warganet X: Bantuan Pemerintah Dianggap Tak Sebanding

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk tetap menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada senin...

Tenggelam dalam Arus Sentimen Negatif, Gus Miftah Akhirnya Mundur

Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disebut Gus Miftah menjadi sorotan publik baru-baru ini...

Kebijakan Kenaikan PPN 12%, Gelombang Negatif Penuhi Linimasa X

Jelang akhir tahun 2024, kabar mengejutkan datang dari Menteri Perekonomian Sri Mulyani. Pajak Pertambahan...