LGBT yang merupakan akronim dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender masih menjadi isu yang sarat akan perdebatan. Pembahasan terkait topik LGBT seringkali menyasar pada legalitas keberadaan komunitas tersebut, khususnya di Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menolak dan mencekal segala bentuk dukungan terhadap keberadaan komunitas tersebut. Namun sebagian lain justru meyuarakan dukungan untuk memperjuangkan legalitas keberadaan kaum LGBT. Seperti yang terjadi baru-baru ini, Unilever resmi mengumumkan dukungannya untuk kaum LGBT. Sontak, isu LGBT pun kembali mencuat dan ramai diperbincangkan di media.
Sebenarnya, sejauh mana isu LGBT berkembang dan menjadi perbincangan di media sosial? Terlepas dari dukungan Unilever untuk LGBT, bagaimana pandangan publik terhadap LGBT? Seperti apa sentimen dan arah pembahasan media untuk topik ini? Berikut hasil penelusuran Netray.
Topik LGBT di Media Berita Daring
Selama periode Januari-Juni 2020, Netray menemukan seribu artikel dari 94 total portal media yang membahas topik LGBT. Pembahasan topik ini menyasar pada sejumlah kategori, seperti Government (16,5%), Entertaintment (17%), Law (15,6), Religion (10,5%), Parenting (8,5%), hingga Helth & Lifestyle (8,1%).
Pemberitaan topik LGBT yang menyasar pada ranah pemerintahan selama 6 bulan terakhir adalah soal Wacana Razia LGBT (Januari), Kontroversi RUU Ketahanan Keluarga (Februari), Aturan Terkait ASN LGBT (Maret), dan Dukungan Unilever untuk Komunitas LGBT (Juni). Sementara di ranah Entertainment, media menyoroti sejumlah kartun dan film yang menampilkan karakter maupun simbol terkait LGBT. Netflix dan Disney banyak dibahas dalam hal ini. Sementara menyangkut ranah Hukum, kasus Reynhard Sinaga pada Januari lalu juga turut meramaikan pembahasan topik LGBT.
Selain banyak dibahas dari segi Pemerintahan, Hiburan, dan Hukum, topik LGBT juga kerap masuk dalam ranah Agama, Pengasuhan Anak, hingga Kesehatan. Sejumlah fatwa dan larangan dari tokoh ataupun lembaga keagamaan terkait komunitas LGBT banyak ditemui. Begitupula dikaitkan dengan Pengasuhan dan Kesehatan. Stigma negatif terhadap LGBT paling banyak ditemui dalam sejumlah kasus tersebut.
Topik LGBT di Twitter
Dengan menggunakan kata kunci lgbt, lesbian, gay, biseksual, dan transgender, Netray menemukan 53 ribu cuitan terkait topik ini. Perbincangan topik LGBT didominasi oleh sentimen negatif dengan total 31 ribu akun yang turut terlibat. Diskusi terkait topik LGBT di Twitter mulai signifikan pada bulan April dan mencapai puncaknya pada akhir Juni 2020.
Pada bulan Juni, topik LGBT ramai diperbincangkan di Twitter dengan isu terkait dukungan Unilever untuk komunitas LGBT. Narasi boikot Unilever pun sempat naik ke Twitter sebelum akhirnya justru diserang oleh warganet yang tidak sependapat dengan ekspresi yang dinilai berlebihan tersebut.
Dalam perbincangan topik terkait LGBT di Twitter, akun @ianhugen merupakan akun yang paling populer. Dari pantauan Netray, Ian Hugen merupakan salah satu transwoman yang gencar mengomentari isu-isu LGBT. Ia menyuarakan kebebasan untuk menjadi diri sendiri dan saling menghargai perbedaan pendapat tiap manusia.
Dari Kumpulan Kosakata di atas, dapat dilihat bahwa kata hadiri, kill, positif, corona, dan lgbt berada dalam baris pertama. Artinya, frekuensi kemunculan kosakata tersebut sangat tinggi dibanging yang lain. Dari penelusuran Netray, kosakata tersebut mengacu pada pembahasan warganet soal pesta gay di Miami, Florida AS yang berujung pada penularan virus corona.
Kecam LGBT, Boikot Unilever
Sementara di baris kedua muncul kata virus, festival, double, dukung, unilever, dan lesbi. Ini menyangkut pro kontra perayaan Pride Month atau bulan kebebasan komunitas LGBT untuk menjadi diri sendiri yang jatuh pada bulan Juni. Sejumlah warganet turut merayakan Pride Month dengan bangga menjadi diri sendiri dan menuntut hak untuk dihargai sebagai manusia. Namun, dukungan Unilever terhadap komunitas LGBT justru menimbulkan sejumlah perdebatan hingga muncul narasi boikot Unilever.
LGBT Juga Manusia
Meskipun tidak serta merta turut mendukung komunitas LGBT, banyak warganet yang tidak setuju dengan narasi boikot Unilever. Menurut warganet, tidak mendukung bukan berarti harus memboikot produk atau lembaga yang menyuarakan dukungan. Terlebih jika sampai harus membatasi/menghilangkan hak-hak mereka sebagai manusia.
Terlepas dari dukungan Unilever untuk kaum LGBT dan narasi boikot Unilever, warganet justru lebih banyak membahas kaum LGBT sebagai manusia. Perkara perilaku mereka menyimpang norma atau agama, warganet lebih mengutamakan sikap untuk menghargai hak sebagai manusia.
Topik LGBT di Instagram
Pembahasan topik terkait lgbt di Instagram tidak seramai pembahasan di media berita daring maupun media sosial Twitter. Selama periode Januari-Juni 2020, Netray hanya menemukan 2,3 ribu postingan dengan tagar terkait. Sentimen positif mendominasi penggunaan tagar #lgbt di Instagram.
(klik untuk melihat)
Di Instagram, penggunaan tagar #lgbt mulai signifikan sejak bulan April dengan kisaran post di bawah angka 100. Sementara puncak penggunaan tagar ini terjadi pada 29-30 Juni 2020 dengan total 200-700 postingan. Hal ini terkait perayaan Pride Month, berkumpulnya komunitas LGBT di dunia untuk merayakan kebebasan menjadi diri mereka sendiri.
Penggunaan tagar #lgbt didominasi oleh akun luar. Begitupula dengan perayaan Pride Month atau bulan komunitas LGBT yang juga diramaikan oleh akun-akun luar. Beberapa tagar terkait LGBT yang ramai digunakan adalah #gay, #pride, #lgbtq, #love, #pridemonth, #lesbian, #loveislove, #gayboy, #gaypride, #bisexualm #queer, hingga #transgender. Sementara kreativitas warganet dalam menyambut dan merayakan Pride Month tersebut juga dituangkan dalam #webtoon, #anime, #mangam #comic, hingga #digitalart.
Demikian pantauan Netray terkait pembahasan topik LGBT di media berita daring dan media sosial. Sentimen negatif masih menghiasi pembahasan topik LGBT di media berita daring dan media sosial Twitter. Sementara di Instagram, penggunaan tagar terkait LGBT didominasi sentimen positif, terutama di bulan Juni. Hal ini berkaitan dengan perayaan Pride Month atau bulan kebebasan komunitas LGBT untuk bangga menjadi diri sendiri. Perayaan Pride Month diramaikan oleh akun-akun luar negeri.
Sentimen negatif yang mendominasi pemberitaan topik LGBT di media daring berhubungan dengan status keberadaan komunitas LGBT di Indonesia yang masih belum dilegalkan hingga saat ini. Di Twitter sedikit berbeda. Meskipun banyak pihak yang menolak dan tidak mengakui keberadaan LGBT, baik dikaitkan dengan norma, agama, maupun legalitas status LGBT di tanah air, Netray juga menemukan sejumlah diskusi yang mulai longgar. Banyak warganet yang mengaku tidak menerima LGBT, namun menerima kemanusiaan kaum LGBT tersebut.