Kemunculan Ganjar Pranowo dalam tayangan azan Maghrib di salah satu stasiun televisi swasta sempat membuat heboh publik. Tak hanya kalangan tokoh politik, warganet pun menyoroti hal ini dengan berbagai opini, baik negatif maupun positif. Meski banjir sentimen negatif di kanal Twitter, berita positif terkait isu ini justru mendominasi di kanal news.
Untuk melihat seberapa besar atensi media berita dan warganet dalam membahas isu ini, Netray memantau dengan kata kunci Ganjar && adzan dan Ganjar && azan dengan periode pemantauan 7-13 September 2023. Hasilnya ialah sebagai berikut.
Pada kanal news, kata kunci tersebut telah tayang dalam 401 artikel. Isu ini telah diangkat oleh 78 media berita daring dalam sepekan pemantauan. Terlihat dari gambar di bawah ini, media berita Gelora dan Fajar.co.id menjadi media yang paling banyak mengunggah artikel terkait kata kunci tersebut dengan masing-masing berjumlah 32 artikel.
Menurut pantauan Netray, artikel terkait kata kunci ini pertama kali diunggah pada tanggal 8 Agustus 2023. Di tanggal tersebut, portal media Tangerang News tampak mengunggah artikel bertajuk “Ada Ganjar Pranowo di Adzan Magrib MNCTV dan RCTI” pada pukul 15.22 WIB. Pemberitaan yang memuat pernyataan warganet yang menilai Ganjar dan timsesnya melakukan praktik politik identitas ini memberikan sentimen negatif kepada mantan Gubernur Jateng tersebut.
Artikel bertajuk politik identitas santer diunggah media berita media di awal pemantauan. Hal inilah yang memberikan sentimen negatif kepada Ganjar Pranowo. Sentimen negatif terkait isu ini juga datang dari isu terkait kampanye terselubung yang dilakukan oleh timses Ganjar. Belum dimulainya waktu kampanye yang ditetapkan oleh KPU membuat tayangan azan ini digoreng oleh publik.
Meski mendulang sentimen negatif di awal pemantauan, berita positif terkait isu ini pun mulai unggul di hari keempat pemantauan. Berita negatif tentang Ganjar pun mulai berkurang di tanggal 11 September 2023. Terlihat dari grafik di bawah ini, berita positif terlihat unggul dibandingkan berita negatif sejak 11-13 September 2023. Berita positif pada isu ini juga terlihat lebih dominan, yakni sebesar 48%.
Berita positif ini berasal dari artikel-artikel yang memuat tentang tanggapan Partai PDI-P atas tudingan yang mengarah kepada Capres yang diusungnya serta pendapat dari beberapa kalangan tokoh politik hingga MUI yang justru mengapresiasi hal tersebut.
Seperti yang diungkap oleh Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto di artikel Pikiran Rakyat, kemunculan Ganjar Pranowo dalam tayangan azan tersebut bukan sebagai politik identitas justru Ganjar dinilai melakukan hal positif, yakni mengajak masyarakat untuk beribadah.
Senada dengan Hasto, dilansir dari Aktual, Waketum MUI Anwar Abbas yang juga menilai tayangan tersebut mengandung nilai positif lantaran memiliki nilai dakwah, yakni berupa ajakan beribadah. Sehingga Anwar Abbas pun mengapresiasi tayangan tersebut. Bahkan Anwar Abbas juga mengajak Bacapres lainnya untuk melakukan hal yang sama dengan Ganjar Pranowo karena dianggap dapat menjadi langkah positif untuk mendekatkan masyarakat dengan nilai-nilai agama.
Tayangan Azan Ganjar Pranowo Tuai Kritik Warganet
Isu ini juga santer diperbincangkan warganet Twitter. Dengan kata kunci dan periode pemantauan yang sama, Netray menemukan 18,6 twit dengan impresi sebanyak 11,9 juta reaksi. Twit tersebut diunggah oleh lebih dari 6,5 ribu akun dengan potential reach mencapai 112,2 juta akun.
Sama halnya dengan portal berita, isu ini juga mulai diperbincangkan warganet pada 8 September 2023. Di hari tersebut ditemukan sebanyak 290 twit yang mengandung kedua kata kunci. Lalu, perbincangan warganet tentang isu ini memuncak di tanggal 10 September dengan total 4,9 ribu twit dalam satu hari.
Jika isu ini mendulang sentimen positif di kanal news, berbeda halnya dengan perbincangan warganet di Twitter. Isu ini justru banjir sentimen negatif dari warganet. Terlihat dari gambar di atas (Gambar 6), jumlah sentimen negatif mendominasi sebanyak 50% dibanding sentimen positif yang hanya 14%.
Sentimen negatif warganet terkait isu ini juga berasal dari perbincangan tentang isu politik identitas. Dari jajaran Top Words di bawah ini terlihat perbincangan terkait hal tersebut mendominasi juga mendominasi di kanal Twitter. Warganet juga menilai jika kemunculan Ganjar Pranowo dalam tayangan azan tersebut dianggap sebagai politik identitas. Bukan hanya itu, tayangan ini juga dianggap sebagai politisasi agama oleh warganet.
Banyak warganet yang menganggap jika kehadiran Ganjar Pranowo dalam tayangan azan ini sebagai cara berkampanye dengan ‘jual agama’. Bahkan pembelaan beberapa kalangan untuk Ganjar pun balik mendapat kritikan dari warganet yang menilai hal tersebut terlalu berlebihan. Warganet berpendapat jika tayangan azan tidak boleh disisipi oleh kepentingan politik apapun.
Tak melulu tentang politik, sasaran kritik warganet juga datang dari penampilan Ganjar Pranowo saat memerankan sebagai model dalam tayangan azan tersebut. Adegan Ganjar ketika mengambil wudhu menuai sorotan netizen. Warganet pun menilai jika adegan tersebut menggambarkan sosok Ganjar yang tidak terbiasa mengambil wudhu ataupun sholat.
Isu ini tak hanya menyasar kepada sosok Ganjar Pranowo ataupun timsesnya, melainkan kepada Bawaslu. Organisasi yang bergerak dalam pengawasan pemilu ini juga menjadi sasaran kritik warganet atas hal tersebut. Pasalnya, pernyataan Bawaslu yang menyebut video azan ini bukan termasuk kampanye politik menjadi sorotan warganet. Hal tersebut bahkan dijadikan ajang warganet untuk mengkritik dan kembali mengungkit sikap Bawaslu yang sering menegur Bacapres Anies Baswedan.
Meski banyak mendapat kritik dari warganet, topik ini juga juga mendapat sentimen positif dari warganet yang tidak mempermasalah kemunculan Ganjar Pranowo dalam tayangan azan yang ditampilkan oleh stasiun TV milik Hary Tanoesoedibjo tersebut. Warganet justru memberikan twit kelakar bacapres lain juga turut serta tampil dalam tayangan yang berisikan ajakan ibadah.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time, Anda dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Ananditya Paradhi